Kang Soo
dkk berjalan deng jas dan kacamata hitam, dua suami istir melihat mereka smeua
tukang antar jjajangmyeon tapi kenapa mereka berpakaian seperti itu. Si istri
pikir mereka mau pergi ke pemakaman atau apapun itu dengan pakai jas. Kang Soo
dkk menemui pemilik restoran yang memecat Tuan Baek dkk.
“Kami
membuat perusahaan khusus jasa kurir. Kami menerima biaya 2.000 Won per
pengiriman” ucap Kang Soo. Si Pemilik terlihat binggung dengan bayaran.
“Kurasa
Anda menyadari kalau harga ini memang wajar mengingat kita juga akan mengambil
mangkuk tiap harinya. Itu benar, tapi ... Akan lebih mudah bagi Anda daripada memberi
kami upah tiap bulannya. Itu juga akan sulit bagi Anda untuk menggaji kami saat
bisnis Anda sedang ada masalah.” Jelas Kang Soo
“Sajang-nim..
Kalau Anda ingin bekerja samadengan kami, maka kami akan mengupas bawang untuk
Anda dan mencuci piring Anda secara gratis!” ucap Tuan Baek. Si pemilik
terlihat masih memikirkanya dan ragu.
“Kami
dengar bisnis Anda tidak berjalan lancar dan tidak bisa mencari pegawai baru.
Serahkan pada kami. Kami akan membalas Anda atas apa yang telah kami lakukan
terhadap Anda.” Kata Kang Soo menyakinkan.
Sebuah
tanda berada di depan pintu restoran [Afiliasi Strongest Deliveryman: Restoran ini
dilengkapi jasa pengiriman dari perusahaan SD] Kang Soo dan pemilik saling
berjabat tangan dan Min Chan mengambil foto tanda kesepakatan.
Tuan Kim
dan temanya akan pergi mencari restoran, lalu dibuat panik saat melihat Kang
Soo dkk berjalan berjejer dan bertanya-tanya, mereka itu genk dari mana. Anak
buahnya mengaku tak tahu, tapi Tuan Kim merasa Mereka terlihat sangat familiar
dan harus cepat menghindarinya.
Kang Soo
pun kembali mendapatkan banyak restoran yang ingin berkerja sama dengan
perusahaan mereka, dan mereka bergantian untuk mengambil foto bersama. Didepan
toko pasti ada gambar logo [Afiliasi Strongest Deliveryman: Restoran ini
dilengkapi jasa pengiriman dari perusahaan SD]
Saat itu
beberapa anak kecil berjalan melewati Kang Soo Dkk, walaupun wajah sangat
mereka memegang pipi si anak yang terlihat gemas, bahkan Tuan Baek memberikan
ciuman di pipi. Si tiga anak kecil binggung melihat tingkah para pria.
Nenek
Jung pun menerima logo [Afiliasi
Strongest Deliveryman: Restoran ini dilengkapi jasa pengiriman dari perusahaan
SD] dengan Kang Soo yang menempelkanya.
“Mulai
besok, kalian akan digaji setelah mengantarkan pesanannya!” kata Nenek Jung.
Kang Soo seperti tak begitu berharap lalu mengajak semua untuk pergi. Nenek
Jung tak habis pikir dengan mereka yang terus membantu.
Di
restoran
Dan Ah
terlihat kaget. Tuan Jang memberitahu Mereka itu.telah memutuskan untuk
memercayakan pengiriman kami pada perusahaan Kang Soo karena hanya menagih
sekitar 1.000 Wo Dan sebagai gantinya, mebiarkan mereka memakai ruang penyimpanan
lantai atas sebagai kantor mereka.
“Lalu...
bagaimana denganku?” tanya Dan Ah bingung. Tuan Jang dengan sangat mengatakan
kalau Dan Ah dipecat. Dan Ah mengeluh dengan sikap Tuan Jang.
“Maaf... Tapi
kami ini juga pebisnis. Jadi Mana bisa kami menolaknya, ketika mereka
menawarkan diskon 50 persen? Cari saja pekerjaan lain.” Ucap Soon Ae.
Kang Soo
dkk akhirnya datang, mereka menyapa Tuan
Jang dan juga Soon Ae. Dan Ah melirik sinis pada Kang Soo karena membuatnya
dipecat. Kang Soo memberikan kartu nama dengan memberitahu mereka mencari
karyawan baru jadi berHarap bisa berkerja sama. Dan Ah yang kesal langsung
menendang kaki Kang Soo.
“Dan Ah ,
apa yang kau lakukan pada Presdir kami?” ucap Tuan Baek membela dan beberapa
yang lainya terlihat khawatir melihat keadaan Kang Soo, bahkan layaknya
pengawal Presiden meminta agar memanggil bagian Medis.
“Kalian
keluar!” ucap Dan Ah mengusir. Soon Ae menyuruh Dan Ah yang keluar karena sudah
dipecat.
“Kau akan
mendapat gaji pokok sekitar 2.3 juta Won per bulan tapi jumlahnya bisa berubah setiap
bulan tergantung keadaan tertentu. Dan perusahaan kami menawarkan asuransi
kepada pegawai.” Ucap Kang Soo. Dan Ah ingin kembali memukul dan semua langsung
melindunginya. Kang Soo dengan senyuman
memberikan gaya imutnya, Dan Ah pun tak bisa bersikap apa-apa.
Di lantai
atas, sudah dijadikan seperti ruangan kerja. Dengan Motto Perusahaan: Jadilah
orang yang baik, Strongest Deliveryman. Min Chan akan memulai rapat perdana
perusahaan publik Strongest Deliveryman. Semua pun tepuk tangan dengan wajah
bahagia. Dan Ah ikut duduk dengan wajah malas.
“Baiklah,
aku akan jelaskan seluk beluk perusahaan kita dulu. Perusahaan kami ini
memiliki tukang antar sekitar 381 orang, termasuk Kang Soo, di mana semuanya
menyumbang 100.000 won untuk membantu kami mengembangkan perusahaan ini. Itu
termasuk Dan Ah juga.” Ucap Min Chan
“Apa?
Siapa yang bilang?” ucap Dan Ah mengeluh kesal
“Itulah
aturan di perusahaan kami. Mereka yang bekerja di perusahaan kami itu menganggap
dia adalah pemiliknya. Kami mungkin mengurangi 100.000 won dari gaji pertama
Anda.” Jelas Min Chan. Dan Ah mengumpat Kang Soo itu gila.
“Mohon
hormatlah pada orang di depan Anda. Dia adalah Presdir perusahaan kami! Dia
adalah pemimpin kita, dan... ” Kata Tuan Baek,
Dan Ah hanya melirik sinis membuat Tuan Baek sedih
“Um,
terserah dari yang Anda mau, istri Presdir” kata Tuan Baek. Min Chan pun akan
melanjutkan kembali.
“Presdir
kami adalah Choi Kang Soo. Dan Gong Gi, adalah Direktur, lalu aku auditor
keuangan. Tapi tentu saja, kami melakukan pekerjaan yang sama Dan gaji kami
juga sama.” Kata Min Chan
Byung Soo
ingin diberikan jabatan, Tuan Baek mengataakn Byung Soos sebagai Wakil Kepala. Byung Soo terlihat bahagia. Ho
Young tak ingin kalah, meminta jabatan juga Tuan Bae memberi jabatan Ho Young jadi
Kepala Seksi. Young Taek juga ingin memilikinya, Tuan Baek memberi jabatan Deputi.
“Senioritasmu
tergantung pada siapa yang lahir lebih dulu.” Kata Tuan Baek. Young Tae
mengumpat karena seharusnya lahir bulan Januari.
“Kalau
begitu, Aku akan jadi notulis di setiap rapat dan menyerahkan pendaftaran
bisnis kami. Sekarang, sambutan dari Presdir kami.” Kata Min Chan. Kang Soo pun
siap memberikan sambutan perdana.
“Pertama,
terima kasih telah mempercayaiku dan melakukan ini bersamaku. Melakukan ini
telah menjadi impianku sudah lama sekali. Setiap kali aku memasukkan kotak
makanan dalam kontainer dan menyalakan motorku, maka aku menunggu saatnya
tiba.” Ucap Kang Soo. Dan Ah mendengar dengan tatapan seperti tak menyangka
Kang Soo bisa bicara layaknya Presdir.
“Kami
bukannya melakukan kejahatan atau semacamnya tapi terkadang orang-orang
memandang rendah kami hanya karena kami mengantar makanan. Tapi pekerjaan kami
sulit, dan kami bahkan tidak mendapatkan uang pensiun Atau biaya asuransi.”
Cerita Kang Soo.
“ Itu
sebabnya semua orang berpikir, "Aku akan tetap bertahan dan kemudian aku
harus berhenti." Aku sangat tidak suka bagian itu. Aku percaya kalau
kalian juga punya mimpi, bahkan saat kalian jadi tukang antar. Bermimpi untuk bekerja,
dan bersiap untuk menikah, lalu berencana untuk memiliki rumah sendiri.” Ucap
Kang Soo.
“ Tidak
selalu bekerja di perusahaan bagus yang memiliki mimpi. Kami semua juga
memiliki mimpi itu esok hari Dan aku ingin perlihatkan pada dunia. Itu sebabnya
aku mulai membuat perusahaan ini. Jadi mari kita semua tetap berusaha! Buatlah
perusahaan kami berkembang lebih besar dan mendapatkan teman-teman kami yang
lain juga. Masih tersisa 374. Atau bahkan lebih dari itu. Mari kita buat mimpi
mereka jadi kenyataan.” Jelas Kang Soo memberikan semangat.
Young Tae
mendengar pidato Kang Soo merasa terharu dan ingin menangis, Ho Young menyuruh
diam karena menurutnya itu tak sama, Byung Soo pun meminta mereka tak
bertengkar. Kang Soo pun mnegajak mereka mengembalikan pakaian yang di pinjam
dan mulailah bekerja. Tuan Baek mengajak mereka bersorak dan berdiri bersama
tanpa Da Ah.
“Semoga
sukses untuk perusahaan "Strongest Deliveryman!"” teriak Kang Soo dan
mereka pun berteriak sukses. Lalu segera keluar dari ruangan untuk berganti
pakaian dan mulai berkerja.
“Kalau
ada yang ingin kau katakan, katakan saja.” Ucap Kang Soo melihat Dan Ah seperti
menyembunyikan sesuatu
“Memangnya
kau akan dengar yang kukatakan? Bekerja keraslah.” Kata Dan Ah dengan nada
sedikit sinis.
Kang Soo
menganguk mengerti lalu memberitahu akan pergi menemui Ji Yoon sebentar karena
Sudah lama melihatnya. Dan Ah bertanya kenapa Kang Soo mengatakan hal itu
padanya, dengan sikap seolah tak peduli.
Kang Soo memberitahu kalau tidak menganggap Ji Yoon itu wanita.
“Lalu apa
dia itu laki-laki?” kata Dan Ah dengan nada cemburu. Kang Soo malah tersenyum
melihatnya. Dan Ah heran Kang Soo malah tertawa melihatnya.
“Karena
kau lucu dan Aku akan kembali.” Ucap Kang Soo mencubit pipi Dan Ah yang cemburu
lalu berjalan pergi. Dan Ah kesal sambil memegang pipinya.
Kang Soo
menemui Ji Yoon menanyakan kabarnya. Ji Yoon pikir Kang Soo tak perlu peduli
dan Kenapa tiba-tiba datang mengenakan setelan jas. Kang Soo ingin menjelaskan
tapi disela oleh Ji Yoon. Ji Yoon pikir Kang Soo tak perlu mengatakan karena tidak
penasaran sama sekali.
“Kenapa
kau kemari?” tanya Ji Yoon. Kang Soo mengaku
hanya penasaran.
“Kudengar
kau bertemu dengan Dan Ah... Maafkan aku.” Ucap Kang Soo
“Itu bukan
sesuatu untuk kau maafkan.” Kata Ji Yoon Sinis
“Tetap
saja aku mau melakukanya. Maaf karena telah membuatmu kesal. Kau juga orang
dewasa, tapi aku malah selalu memperlakukanmu seperti anak kecil.” Kata Kang
Soo. Ji Yoon heran ingin tahu apa maksudnya.
“Apa Kau...
suka padanya?” tanya Ji Yoon memberanikan diri. Kang Soo membenarkanya. Ji Yoon
makin kesal merasa seharusnya tidak bertanya.
Kang Soo
ingin bicara, tapi Ji Yoon pikir tak perlu lagi bicara dan sudah mengerti
sekarang jadi meminta untuk pergi. Kang
Soo akan perg dan menyuruh Ji Yoon kembali berkerja. Ji Yoon tiba-tiba menahan
Kang Soo dan mengambil gambar dari ponselnya. Kang Soo binggung apa yang
dilakukan Ji Yoon.
“Kau
hanya terlihat keren. Kau keren memakai setelan jas.” Ucap Ji Yoon bangga
memperlihatkan foto Kang Soo
“Hei,
jangan seperti itu., Kau malah mempersulit diri.” Kata Kang Soo. Ji Yoon pikir
Kang Soo tak perlu peduli karena Itu keputusannya. Kang Soo berteriak marah, Ji
Yoon malah berpura-pura bertanya ada apa.
“Haruskah
kau seperti ini? Aku akan marah padamu!” kata Kang Soo
“Jadi Apa
lagi yang harus kulakukan? Aku terlanjur menyukaimu. Dan kau tetap kelihatan
keren, meski kau suka dengan wanita lain” ucap Ji Yoon
“ Ini
malah membuatku kesal!” ungkap Kang Soon. Ji Yoon pikir itu bagus karena ia pun
juga marah karena Kang Soo jadi harus juga mencoba merasakannya.
“Lihat
saja... Aku tidak akan menyerah padamu... Choi Kang Soo... Aku memilikimu.”
Ucap Ji Yoon lalu kembali masuk ke cafe. Kang Soo pikir Ji Yoon itu memang
gila.
Saat itu
Dan Ah menelp. Dan Ah mengeluh Kang Soo yang belum juga datang dan lama
sekali mengobrolnya, padahal berpikir
cuma mampir saja. Kang Soo mengerti akan segara datang, setelah menutup telpnya
mulai mengeluh pada wanita seperti mengejar-ngejarnya membuat pusing.
Ji Yoon menatap
foto Kang Soo dengan sangat yakin pasti
akan jadi miliknya, menurutnya Itu bukan
ibarat gol yang tidak bisa dicetak karena ada kiper. Jin Kyu hanya heran
merasa tidak yakin dengan kemauan JI
Yoon sendiri dan menurutnya Cinta bertepuk
sebelah tangan itu sulit, bahkan Kiper bukanlah masalahnya.
“Meski
kau telah menghadangnya, maka kau tetap bisa membuat golmu sendiri.” Ucap Jin
Kyu
“Apa Kau
ini menyuruhku menyerah?” ucap Ji Yoon kesal. Jin Kyu mengatakan bukan seperti
itu
“Aku
hanya menyuruhmu untuk siap menjadi sengsara.” Kata Jin Kyu. Ji Yoon mengejek
Jin Kyu yang bicara seolah-olah sangat
hebat meski belum pernah menyukai seseorang sebelumnya.
“Baiklah,
akan kututup mulutku!” kata Jin Kyu kesal. Ji Yoon makin mengoda bertanya
apakah Jin Kyu marah. Jin Kyu mengelak. Ji Yoon melihat Wajah kelihatannya
marah.
“Itu
ekspresi wajah seperti apa? Apakah Memang hidung sebelah kiriku lebih besar dari
hidung sebelah kanan, atau sesuatu yang lain?!!” ucap Jin Kyu kesal. Ji Yoon
pun bertanya ada apa dengan Jin Kyu yang terlihat uring-uringan.
Jin Kyu
memberikan sebotol minuman dan menyuruh Ji Yoon agar menikamati makanya. Ji
Yoon tak percaya Jin Kyu membelikan minuman dan diberikan padanya. Jin Kyu
mengaku kalau membelinya untuk melihat sikap buruknya dan sangat suka dengan Ji
Yoon. Jin Yoon mengeluh Jin Kyu selalu
mengatakan hal seperti itu
“Kau bisa
tidak Seperti Ahjussi, untuk lebih diam lagi?” kata Ji Yoon. Jin Kyu kesal Ji
Yoon yang selalu membahas Kang Soo terus.
“Maaf
tapi aku bukan Ahjussi-mu jadi Aku pergi dulu.”kata Jin Kyu lalu berjalan
pergi.
“Kenapa
bawa mobil? Apa Kau mau pergi ke suatu tempat?” kata Ji Yoon melihat tak
seperti biasanya.
“Oh,
untuk bertemu dengan ayahmu. Aku ingin minta restu untuk menikahimu.” Kata Jin
Kyu lalu masuk mobil. Ji Yoon dibuat binggung. Jin Kyu dengan mudah mengatakan
Aku mencintaimu. Ji Yoon berusaha mengejar tapi mobil Jin Kyu sudah melesat
cepat.
Jin Kyu
datang menemui ayah Ji Yoon di pabrk dengan buku catatanya. Ayah Ji Yoon
menjelasan Sulit menggunakan barang dalam negeri untuk semua restoran itu Itu
sebabnya mereka hanya mendapatkan daging
dan sayuran dari vendor yang pernah ditangani sebelumnya dan menggunakan metode
kontrak keterlibatan sebelumnya maka dengan cara itu, mereka bisa menurunkan
harga barang sebanyak yang mereka bisa. Ji Yoon pun mengangguk mengerti
“Apa ada
cara untuk mendapatkan barang dengan harga lebih rendah?” tanya Jin Kyu
“Tidak,
pasti akan sulit.” Kata Ayah Ji Yoon. Jin Kyu pikir ternyata hanya harga segitu
saja yang paling rendah.
“Tapi kau
tidak harus datang jauh-jauh kemari. Aku yakin ini semua ada dalam Buku Manual
Jungga.” Kata Ayah Ji Yoon
“Kurasa
akan berbeda datang kemari atau hanya melihat dalam buku manual. Angka pada berkas
itu nampak begitu abstrak sehingga aku tidak bisa memahaminya dengan baik.”
Kata Jin Kyu
“Sepertinya
kau tidak belajar giat di sekolah” ejek Ayah Ji Yoon. Jin Kyu mengaku walaupun
hanya sedikit.
Keduanya
bertemu di ruangan sederhana, Ayah Ji Yoon langsung bertanya apakah hubungan
Jin Kyu dengan Ji Yoon berjalan lancar. Jin Kyu terlihat gugup dan langsung
mengangguk. Ayah Ji Yoon kembali bertanya
Apa sekarang Jin Kyu sudah pacaran dengannya. Jin Kyu mengaku itu juga
sedang berjalan.
“Dia
cukup cantik, kan? Dan sangat menyenangkan.” Ucap Ayah Ji Yoon. Jin Kyu mengaku
kalau itu sudah pasti.
“Kau
ingin memeluknya tiap kali kau melihatnya dan kau ingin mencubit pipinya karena
sangat imut, kan?” kata Ayah Ji Yoon. Jin Kyu mengaku memang seperti itulah adanya.
“Kalau
kau tidak bisa membuatnya bahagia, maka kau akan mati.” Ancam Ayah Ji Yoon. Jin
Kyu terlihat ketakutan.
Ayah Ji
Yoon memberikan sebuah amplop agar Jin Kyu membukanya, Jin Kyu kaget melihat
semua fotonya saat bertemu dengan Ji Yoon. Ayah Ji Yoon meminta agar Jin Kyu jangan
lupa kalau selalu mengawasi mereka. Jin Kyu melihat satu foto kalau itu bukan
wajahnya. Ayah Ji Yoon melihat foto Ji Yoon sedang bersama Kang Soo dan meminta
agar Jin Kyu berpura-pura tak melihatnya saja. Jin Kyu mengangguk mengerti.
Tuan Jang
sibuk masak dengan membawakan dua pesanan yang harus diantar. Kang Soo dan Dan
Ah terlihat sangat sigap memasukan ke dalam kotak. Soon Ae sibuk menerima
pesanan dari telp. Tuan Baek dkk sibuk mengantar pesanan dari semua restoran
yang mengunakan jasa mereka, cara kerja mereka pun cukup sigap untuk mengantar
makanan.
Beberapa
kurir masuk ke dalam restoran, dengan karangan bunga. Tuan Jang menunjuk ke
bagian depan tapi lama kelamaan banyak yang datag membawakan bunga untuk
perusahaan Kang Soo. Dengan tulisan [Kau pasti bisa, Kang Soo! Presdir Kim Deok
Bong] [Semoga tetap sukses!] [Kalian
pasti bisa!]
Kang Soo
kembali ke restoran dengan dikejutkan badan karangan bunga dan juga tatapan
Tuan Jang dan Soon Ae yang sinis. Tuan Jang menyindir apakah restoran ini taman
bunga, dan menyuruhnya segara pindahkan ke lantai atas. Kang Soo pun bergegas
memindahkan pot bunga satu persatu. “Di saat Presdir-mu bekerja, kau sedang
apa?” ucap Soon Ae. Dan Ah binggung. Tuan Jang menyuruh Dan Ah agar membantu
Kang Soo.
“Bukan
begitu caramu bersikap saat kerja di perusahaan.” Kata Tuan Jang. Dan Ah pun
mau tak mau membantu Kang Soo mengangkat bunga ke lantai atas.
Semua tim
SD beristirahat sambil menikmati sosis di pinggir sungai Han. Kang Soo mengoda
Dan Ah dengan menyoleknya untuk memperlihatkan sepatu yang digunakan. Dan Ah
ingin memukulnya. Saat itu Kang Soo terus mengodanya. Tuan Baek dkk melihatnya
dengan menahan senyum lalu memalingkan wajah pura-pura tak melihat. Kang Soo
hanya bisa tersenyum menatap Dan Ah yang memang menyukainya.
Min Chan
sedang membaca buku Panduan untuk Menulis Artikel dalam Anggaran. Byung So
berbicara di telp dengan penuh semangat memberitahu sekarang bekerja di sebuah
perusahaan. Sementara Young Taek menelp memberitahu sekarang jadi pekerja paruh
waktu.
“Kau tidak
perlu membayar asuransi lagi. Aku bisa menambahkan semuanya dalam rencana
perusahaan asuransiku.” Ucap Young Taek
“Ho Young.
Tentang posisiku sebagai Direktur, biasanya apa yang para wanita pikirkan
tentang itu?” tanya Tuan Baek
“Oh,
mereka tentu menyukainya! Apa Kau tak nonton TV? Mereka jatuh cinta pada
seorang pria yang jabatannya sebagai Kepala Seksi. Tapi, kalau kau seorang
Direktur, maka tidak ada yang perlu dikatakan lagi!” kata o Young
Saat itu
Min Chan melihat ponsel yang berdering dan itu telp dari ayahnya, lalu meminta
mereka untuk tak bersuara. Ayahnya langsung bertanya, Apa ada pengumuman
tentang pekerjaan anaknya. Min Chan memilih untuk segera bergegas keluar. Byung
Soo melihatnya merasa tidak enak dengan Min Chan. Young Taek tahu Min Chan
lulus dari kampus terbaik, dan keluarganya pasti tidak akan menyukai
pekerjanya.
“Kau bisa
menjalani kehidupan yang layak kalau kau dipekerjakan di perusahaan besar.
Tidak ada harapan bagi orang yang tidak dapat meraihnya. Ingatlah itu.” Ucap
Ayah Min Chan. Min Chan mengerti dan mengucapkan selamat malam pada ayahnya.
Min Chan
terlihat frustasi dan memilih untuk membeli bir di minimarket dan dikagetkan
dengan Yeon Ji baru pulang ingin membeli minum. Wajah Min Chan terlihat panik,
Yeon Ji mengambil minum dan menjatuhkanya., Min Chan ingin membantu tapi malah
membuat keduanya saling membenturkan kepala karena saling membungkuk.,
“Oh,
maaf. Aku hanya mau mengambilnya untukmu.” Ucap Min Chan.
“Kenapa
kepalamu keras sekali? Ini sakit sekali!” kata Yeon Jin. Min Chan pun hanya
diam saja.
Min Chan
berjalan dibelakang Yeon Ji dengan sama-sama minum. Yeon Ji melihat Min Chan
berpikir kalau sedang mengikutinya. Min Chan mengak hanya mau pulang ke rumah.
Yeon Ji tak percaya , Min Chan pikir akan berjalan lebih dulu saja.
“Oh, Apa sebelumnya
kita pernah bertemu?” ucap Yeon Ji mengenali wajahnya. Min Chan menyangkalnya.
“Aku merasa
pernah melihatmu sebelumnya.” Kata Yeon Jin, Min Chan pikir Yeon Jin suka
melihat di jalan lalu lalang Karena tinggal di wilayah yang sama.
“Bukan
itu.... Bukan begitu aku melihatmu.” Kata Yeon Ji. Min Chan balik bertanya
apakah Memangnya itu benar-benar penting. Yeon Jin pikir Tidak juga.
“Hanya
saja, aku merasa punya kesan baik saat bertemu. Hal seperti itu benar-benar
cenderung menempel denganku. Kau pasti tahulah, seperti orang yang membantuku saat
aku tersandung karena berlari, seperti anak kecil. Aku masih ingat pria itu.”
Cerita Yeon Ji, Min Chan pun mengerti merasa kalau Itu menarik.
“Ya, aku
juga demikian. Tapi, aku tidak bisa mengingat kata-kata bahasa Inggris untuk
menyelamatkan hidupku. Apa Kau tidak handal dalam belajar?” ucap Yeon Ji
“Tidak,
aku handal.” Kata Min Chan bangga. Yeon Jin tahu kalau Kepala Min Chan
sepertinya terlalu sulit untuk menerima pelajaran!
“Benar,
aku buruk dalam belajar dan Kau begitu hebat.” Ungkap Min Chan.
Yeon Jin
merasa kalau Min Chan mengangapnya sebagai playgirl. Min Chan menjelaskan bukan
seperti itu tapi Yeon Ji punya kepribadian yang cerah dan juga selalu senang.
Yeon Jin menatap Min Chan lebih dalam merasa u pasti pernah melihat sebelumnya,
lalu mengingat wajah Min Chan saat menemani di tempat karaoke bahkan merangkul
tanganya.
Yeon Jin
langsung buru-buru berlari kabur karena sangat malu. Min Chan berteriak kalau
ia sama sekali tidak mengingatnya.
Dan Ah
mengelap piring menyuruh Kang Soo agar Lebih baik sadarkan dulu dirinya,
karena Konglomerat besar memakan semua
orang yang hidup di negara ini dan Kora bukan negara yang dengan mudahnya
berbisnis seperti Kang Soo kalau memang tak seperti itu maka tidak ingin pergi.
“Tapi aku
sudah memulainya.” Kata Kang Soo
“Jadi
sebelum terlambat, lebih baik tutup saja. Kau pikir bisa menggaji pegawaimu, hanya dengan
melakukan pengantaran makanan jjajangmyeon? Dan gaji mereka bukanlah
masalahnya! Membayar semua premi asuransi kesehatan pegawaimu juga sangatlah
mahal!” kata Dan Ah khawatir.
“Lagi pula,
aku akan dapatkan investasi.” Kata Kang Soo yakin. Dan Ah ingin tahu ini dari
siapa.
“Seseorang.”
Kata Kang Soo tak ingin memberitahu. Dan Ah tetap ingin tahu siapa orangnya.
“Apa Kau
pikir bisa menggunakan uangmu sendiri
untuk ini?” kata Dan Ah
“Bukan
untuk apa-apa. Aku menginvestasikannya, pada pegawaiku.” Kata Kang Soo
Dan Ah
merasa itu sama saja, Kang Soo tetap yakin kalau itu lain karena Perbedaan antara investasi kelompok dan individu
itu sangat jauh berbeda. Dan Ah bertanya berapa uang yang dimiliki Kang Soo,
Kang Soo menjawab 115 juta Won dan bahkan tidak tahu mau digunakan untuk apa
uang itu.
“Maksudku,
aku makan dan tidur di sini, jadi...” ucap Kang Soo. Dan Ah kesal kalau itu jumlah
yang sangat besar!
“Aku
hanya menyimpannya dengan sabar, untuk hari ini.” Ungkap Kang Soo
“Siapa
lagi yang mengganggu? Aku merasa kalau kau telah memberikan uang pada
keluargamu.” Kata Dan Ah
“Aku
tidak punya keluarga untuk diberikan uang. Mereka sudah mati.” Kata Kang Soo
Dan Ah
kaget bertanya apakah dua-duanya, Kang Soo mengaku itu ayahnya. Dan Ah bertanya
bagaimana dengan ibunya. Kang Soo mengaku tidak punya. Dan Ah heran merasa
kalau Semua anak punya ibu. Kang Soo dengan santai kalau dirinya tak punya ibu
dan teman-temanya adalah keluarganya,seperti keluarga besar
Dan Ah
duduk berseberangan dengan Yeon Ji, lalu mengungkapkan merasa tidak enak hati dan jadi berpikir
lebih baik menjadi anak yatim piatu saja, Tapi saat menghadapi pria yang benar-benar
sendirian di dunia, maka merasa benar-benar aneh.
“Itu
membuatku penasaran, bagaimana rasanya tidak memiliki siapa pun. Dan apa yang
selalu dipikirkannya setiap malam, saat dia sendirian di dunia ini. Aku merasa
seolah ada kesepian yang datang darinya.” Ucap Dan Ah. Yeon Jin hanya diam saja
dengan wajah melamun.
“Hei, kau
dengar tidak?” ucap Dan Ah. Yeon Ji kaget bertanya apa yang dikatakan Dan Ah.
Dan Ah tidak percaya kalau sedari tadi Yeon Ji tak mendengarnya.
“Maaf.. Aku
berjanji akan mendengarmu besok.” Kata Yeon Ji. Dan Ah pun menyuruh Yeon Ji
untuk tidur saja dulu.
Yeon
Ji mendekati Dan Ah berpikir kalau
mereka pindah rumah. Dan Ah pun bertanya alasanya. Yeon Ji mengaku hany tidak
suka dengan wilayah ini. Dan Ah pikir Tidak perlu, menurutnya Yeon Ji bisa
pindah setelah itu pergi meninggalkan Korea dan tidak suka pindah-pindah rumah
lagi.
“Hei,
kenapa kau tiba-tiba begini? Kau suka mendengar para tetangga memanggilmu dewi!
Aku tahu kau suka saat berjalan di sekitar sini dan para pria berpaling darimu.”
Ucap Dan Ah. Yeon Ji seperti merasa tersindir dan marah
“Tidak
begitu! Siapa juga aku suka kalau para pria menatapku?” ucap Yeon Ji kesal .
Dan Ah binggung melihat Yeon Ji terlihat sedang sensitif sekali. Yeon Jin
mengatakan iytu Karena Dan Ah mengatakan hal yang konyol dan beranjak pergi.
Dan Ha benar-benar tak mengerti dengan tingkah Yeon Ji.
Kang Soo
terbangun setelah alarm berbunyi dengan posisi tertidur diatas meja, lalu
dikagetkan dengan Dan Ah sudah berdiri dibelakangnya. Dan Ah pun bertanya
Kenapabangun jam segini. Kang Soo mengaku baru saja bangun. Dan Ah tahu Kang
Soo mencoba mengikutinya ke tempat bimbel untuk membantu bersih-bersih, Kang
Soo membenarkan.
“Tidur
saja... Berani sekali kau mengikutiku di saat kau hampir tidak tidur!” ucap Dan
Ah mengancam.
“Tapi
tetap saja, semua akan cepat selesai kalau kita berdua yang melakukannya. Dan
itu juga menyenangkan.” Kata Kang Soo dengan senyumannya.
“Ini sama
sekali tidak menyenangkan.” Kata Dan Ah. Kang Soo merasa mereka bilang itu
menyenangkan.
Dan Ah bertanya Siapa yang bilang, Kang Soo
menunjuk bonek yang diberikanya yang mengatakannya. Dan Ah binggung. Kang Soo
pikir Dan Ah tidak tahu, kalau Boneka itu mata-matanya dan menceritakan
semuanya tentang Dan Ah, lalu mengajaknya segera pergi.
Dan Ah
langsung memelintir tangan Kang Soo. Kang Soo pun menjerit kesakitan, Dan Ah pun
mendorong masuk ke dalam kamar dan menyuruh Kang Soo membuka sepatunya. Kang
Soo binggung dengan yang dilakukan Dan Ah dan berjalan masuk kamar. Dan Ah
menyuruh Kang Soo segera berlutut dan saat itu juga ia memberikan jurus untuk
membuat Kang Soo jatuh pingsan.
“Berani
kau main-main! Sekarang Tidurlah.” Ucap Dan Ah membaringkan Kang Soo diatas
alas tidurnya.
“Apa aku
memukulnya terlalu keras?” ucap Dan Ah lalu mencoba untuk mendengar bunyi detak
jantung Kang Soo di dadanya, dan merasa nyaman. Beberapa saat kemudian ia keluar
kamar berbicara dengan boneka.
“Sepertinya
aku tidak terlalu khawatir. Kuharap aku bisa membawanya bersamaku. Kuharap dia
bisa pergi dari semua temannya dan mengikutiku. Jangan katakan itu padanya.”
Ucap Dan Ah berbicara malu-malu pada boneka pemberikan Kang Soo.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar