Tae Woon
masuk rumah dikagetkan dengan barang-barang X yang sudah ada diatas meja. Tuan
Hyun terlihat marah padahal sudah memperingatkan jangan melakukan hal bodoh dan
kali ini Tae Woon adalah X. Tae Woon terlihat sangat kaget.
Flash Back
Tuan Hyun
melihat Kepsek Yang sedann g mendorong Ibu Sa Rang, dan semua anak pun keluar
dari persembunyianya. Kepsek Yang makin panik karena ketahuan oleh Tuan Hyun.
Mereka
pun bertemu di ruangan, Tuan Hyun marah kalau nanti video itu akan tersebar
tentang makanan kadaluarsa. Kepsek Yang mengatakan kalau Ini bukan masalah serius. Tuan Hyun pikir
Inilah yang dinamakan tidak kompeten.
“Bapak
ingin aku melakukan apa lagi? Kau tidak tahu betapa sulitnya aku menemukan X.”
Ucap Kepsek Yang. Tuan Hyun terlihat binggung. Kepsek Yang memperlihatkan
barang yang diberikan oleh Sa Rang.
“Ini
adalah bukti nyata.” Tegas Kepsek Yang. Tuan Hyun ingin tahu siapa X itu.
“Aku
masih belum yakin, tapi aku mencurigai Ra Eun Ho. Masalahnya Tae Woon kelihatan
sangat dekat dengan tersangka, Ra Eun Ho.” Ucap Kepsek Yang. Tuan Hyun kaget
yang dimaksud Tae Woon adalah anaknya.
“Kelihatannya
selama ini dia melakukan semuanya dengan bantuan seorang siswa laki-laki. Aku
curiga kalau rekannya itu adalah Tae Woon. Aku sangat kaget saat pertama kali
menemukan ini.” Cerita Kepsek Yang.
Tuan Hyun
terdiam mengingat saat memarahi Tae Woon, Eun Ho datang mengajak anaknya untuk
pergi ke restoran baru yang enak. Lalu melihat Keduanya yang berjalan bersama
dan terlihat sangat akrab di sekolah.
“Tentu saja
Tae Woon tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu.” Ucap Kepsek Yang yakin
tapi membuatnya cemas. Tuan Hyun hanya diam saja.
Beberapa
petugas sudah mengeledah ruangan kontainer dengan Tuan Hyun, seorang mengaku
sangat itu sangat gelap jadi tak yakin. Sebelumnya, Seorang petugas melihat Tae
Woon yang membuka jaket dan sengaja menyembunyikan dalam tanaman setelah itu
pura-pura mencari X,
“Tapi
seperti dugaan kami, pelakunya adalah anakmu.” Kata sipetugas. Tuan Hyun hanya
bisa diam saja.
Saat itu
seorang petugas menemukan barang-barang yang diguankan oleh X. Tuan Hyun
melihatnya, lalu meminta petugas agar Jangan
katakan ini pada siapapun Terutama kepada kepala sekolah. Petugas Han
mengangguk mengerti.
Tuan Hyun
terlihat marah kalau sudah mengatakan pasti akan membebaskan anaknya dari semua
masalah ini. Tai gadis itu, Ra Eun Ho akan dikeluarkan. Tae Woon marah karena
ia adalah X tapi Kenapa Ayahnya yang
menghukum orang yang tak bersalah.
“Kau
bukan siswa yang baik, bahkan tidak bisa mengurus urusanmu sendiri. Berani
sekali kau pacaran?” ucap Tuan Hyun marah
“Aku
tidak akan duduk dan tinggal diam, kalau Ayah berencana melimpahkan semua
kesalahan padanya.” Kata Tae Woon. Tuan Hyun pikir itu Bagus.
“Aku akan
mengumumkan pada semua orang kalau aku adalah X. Di depan semua orang” tegas
Tae Woon
“Ohh...
Begitukah? Aku tidak akan menghalangimu, coba saja dan lihat siapa lagi yang
akan terluka karena ini. Aku tinggal mencari kesalahannya yang lain dan
mengeluarkannya dari sekolah.” Kata Tuan Hyun. Tae Woon terlihat benar-benar
marah dengan semua yang dilakukan untuk ayahnya.
Tae Woon
terdiam di kamarnya melihat foto saat bersama Eun Ho, wajahnya terlihat
kebingungan dan sedih karena harus mengorbankan Eun Ho karena yang dilakukan
olehnya.
Esok
paginya
Eun Ho
berjalan sendiria, Tae Woon datang memanggilnya “bodoh” Eun Ho tak marah malah
tersenyum, Tae Woon mnegoda kalau Eun Ho past senang mendengar panggilan itu
lagi. Eun Ho ingin berjalan pergi, tapi Tae Woon langsung menariknya. Ia
melihat sang ayah sedang berjalan masuk ke sekolah.
“Kenapa?
Apa ada yang mau ke sini?” ucap Eun Ho binggung tiba-tiba ditarik oleh Tae
Woon. Tapi Tuan Hyun seperti sudah melihat anaknya yang sedang bersama Eun Ho
“Tidak.
Aku hanya kangen padamu.” Kata Tae Woon mengoda sambil memegang pipi Eun Ho.
Eun Ho pikir itu berlebihan dan akan pergi, Tapi Tae Woon malah makin
menariknya.
“Ayolah...
Aku ingin melihatmu dari dekat.” Ucap Tae Woon. Eun Ho memperingatakan agar
jangan mempermainkannya.
“Kau ini
mungil dan menggemaskan sekali” kata Tae Woon yang kali ini terdengar seperti
mengejek. Eun Ho kesal menyuruh Tae Woon Berhenti mempermainkannya.
“Aku
pacaran denganmu karena ingin menjahilimu” kata Tae Woon. Eun Ho melepaskan
tangan Tae Woon lalu berjaln pergi, Tae Woon pun mengikutinya, terlihat
keduanya sangat dekata.
“Ada
waktu-waktu di mana kau harus membuat pilihan untuk orang yang kau sayangi.”
Gumam Tae Woon
“Walaupun
pilihan itu akhirnya akan membuat kalian saling menyakiti.” Gumam Eun Ho
(Episode 10 - Bagaimana Cara Melindungimu)
Dae Hwi
kaget kalau ayah Tae Woon tahu
kalau temanya itu adalah X. Tae Woon pikir Sepertinya
ayahnya sudah lama mencurigainya. Dae
Hwi pun bertanya apa yang dilakukan Tuan Hyun sekarang. Tae Woon pikir Dae Hwi
sudah tahu sifat ayahnya.
“Sepertinya
dia akan menjadikan Eun Ho sebagai kambing hitam. Aku harus membereskan semua
ini sebelum makin parah.” Kata Tae Woon. Dae Hwi pun hanya diam saja.
Eun Ho
terlihat bahagia menceritakan Kepsek Yang kebakaran jenggot dan paniknya di
depan ibu Sa Rang. Dae Hwi dan Tae Woon terdiam karena tak ingin memberitahu
kalau Ayah Tae Woon sudah tahu siapa X sebenarnya. Eun Ho mengingat waktu
mereka mengancam akan menyebarkannya, maka Kepsek Yang langsung panik sendiri.
“Sepertinya
kita melakukan sesuatu yang luar biasa kali ini.” Ucap Eun Ho bangga menatap
Tae Woon. Tae Woon hanya diam saja lalu menerima kepalaan tangan Eun Ho untuk
high five.
“Terima
kasih semuanya, berkat kalian ibuku bisa kerja lagi.” Ucap Sa Rang merasa udah
tak khawatri lagi.
“Pokoknya
aku juga lega. Kuharap sekolah ini bisa berubah meski sedikit” kata Bo Ra. Eun
Ho pikir Seharusnya begitu menurutanya sekarang
sekolah mulai berubah.
“Omong-omong,
untuk sementara sebaiknya kita jangan melakukan apapun.” Kata Dae Hwi. Ketiganya
pun setuju.
“Karena
mereka sudah menemukan drone-nya, mereka pasti berpikir X-nya adalah salah satu
dari kita.” Kata Sa Rang dengan helaan nafas
“ Mari
kita hentikan saja semua ini. Lagian ini hanya permainan kekanakan. Bersembunyi
di balik jaket dan Sudah waktunya kita berhenti.” Kata Tae Woon lalu pamit
pergi lebih dulu.
Saat itu
Hee Chan sudah menungu di depan ruang kontainer. Tae Woon pun bertanya apa yang
dilakukan Hee Chan. Hee Chan mengejek Tae Woon yang pintar.Ternyata Tae Woon
ganti markas, menurutnya X memang beda dan Kenapa mendadak ada kelompok belajar
segala.
“Bukankah
itu ide keren? Kau tidak bisa menduga itu dengan otakmu, 'kan? Ranking 5.” Ucap
Tae Woon dengan nada mengejek.
“Ohh..
Begitukah? Makanya aku menyiapkan bukti yang konkrit kali ini. Aku penasaran
apa kau bisa mengambil langkah brilian yang lain setelahnya.” Ucap Hee Chan
sedikit mengancam.
Sa Rang
pergi ke kantin bersama Eun Ho bertanya apakah Tae Woon akan baik-baik saja,
Eun Ho juga tak tahu, menurutnya Semuanya harusnya baik-baik saja kalau Tae
Woon tidak jadi X dan Sekarang mencemaskan efeknya dan ia bisa merasakan
Sepertinya belakangan ini Tae Woon banyak
pikiran.
“Astaga...
Kenapa juga dia harus sekeren itu?” ejek Sa Rang. Eun Ho berteriak marah
“Aku
benar-benar merestui kau pacaran dengannya. Kau 'kan bisa menjaga dia.” Ucap Sa
Rang
“Tentu
saja. Jangan cemas. Aku akan melakukan yang terbaik untuk melindungi sahabat
dan pacarku.” Kata Eun Ho
Eun Ho
mondar mandir didepan Tae Woon, keduanya sedang berada diatap. Tae Woon
menyuruh Eun Ho Berhenti, karena bisa pusing. Eun Ho berhenti tapi terlihat
masih kebingungan. Tae Woon memegang tangan Eun Ho bertanya dengan nada
mengoda, apa yang dicemaskan oleh “si Bodohku” ini.
“Kau
harusnya menghentikan aku waktu itu. Aku bahkan sampai marah besar karena Sa
Rang. Karena ini drone-nya juga sampai ketahuan.” Ucap Eun Ho kesal
“Makanya...
Kau ini adalah penerus X yang sempurna.” Ucap Tae Woon terlihat santai
“Bagaimana
kalau kau kena masalah karena ini? Aku yakin kepala sekolah akan melakukan
sesuatu. Bagaimana kalau kau sampai ketahuan?” kata Eun Ho panik
“Kalau
begitu.. kaulah yang harus bertanggungjawab untukku. Kalau aku dikeluarkan dari
sekolah karena jadi X, kau akan merasa bersalah dan tidak akan meninggalkanku.
Haruskah aku mengaku saja?” ucap Tae Woon mengodanya.
“Jangan
bercanda. Kalau sampai ayahmu tahu, maka aku tahu kau akan dapat masalah besar.
Yang kulihat waktu itu, ayahmu sepertinya galak.” Kata Eun Ho dengan mukul
pundak Tae Woon.
“Jangan cemas.
Kalaupun aku tertangkap, aku akan mengurus semuanya.” Kata Tae Woon, Tapi Eun
Ho terlihat masih khawatir.
Kepsek
Yang berdiri di taman mengingat kalau Dae Hwi dkk, semua berkumpul di waktu yang tepat lalu Setelahnya,
Direktur Hyun bahkan muncul menurutnya pelaku atau kaki tanganny ada di antara
mereka.
“Aku akan
menangkap mereka semua dan memberi mereka pelajaran.” Ucap Kepsek Yang penuh
dengan keyakinanan.
Ibu Hee
Chan memberikan lembaran kertas, tapi Hee Chan seperti enggan menerimanya. Ibu
Hee Chan mengeluh dengan sikap anaknya tidak akan belajar. Hee Cha mengataakn
Ada sesuatu yang sepertinya harus Ibunya bereskan. Ibunya terlihat kaget.
“Jangan
bilang kau buat masalah lagi.” Kata Ibu Hee Chan panik
“Tidak...
Ada banyak masalah di sekolah dan aku jadi tidak bisa fokus.” Kata Hee Chan.
Tuan Hyun
bertemu dengan anggota komite, Ibu Bit Na membahas tentang X, dan mendengar anak-anak
kita tidak bisa belajar karena X. Tuan Hyun terliat gugup meminta agar Mohon
beri waktu, karean sedang melakukan yang terbaik. Ibu Hee Chan merasa tidak
yakin.
“Kau
harus menghubungi polisi untuk memeriksa kasus ini dengan benar.” Kata Ibu Bit
Na sedikit mendesak.
“Masalahnya..Intervensi
dari pemerintahan mungkin akan membuat nama sekolah jadi jelek.” Kata Tuan Hyun
“Aku
sedang bicara tentang nama baik sekolah. Kalau nama baik sekolah rusak karena
X,, itu akan membuat catatan evaluasi anak-anak jadi jelek juga. Ini adalah
masa SMA mereka. Kami tidak akan tinggal diam”. ucap Ibu Hee Chan ingin
menuntaskan. Tuan Hyun terlihat makin gugup memilih untuk kembali minum.
Tuan Hyun
menemui Kepsek Yang ingin tahu Berapa waktu yang dibutuhkan. Kepsek yang
mengaku hampir menemukannya jadi Mohon beri kami waktu sedikit lagi. Tuan Hyun
bertanya apakah Kepsek Yang yakin sedang menginvestigasi Ra Eun Ho.
“Aku saja
sudah tahu kalau anak itu mencurigakan. Kenapa menyelesaikan itu saja lama
sekali?” ucap Tuan Hyun ingin membuat Eun Ho tersudut
“Kami
masih belum memiliki bukti nyata.” Kata Kepsek Yang tak ingin gegebah.
“Apa kau
tidak punya kemauan keras? Kalau ada insiden, kita harus menangkap pelakunya
atau mencari kambing hitamnya. Apa kau paham?” ucap Tuan Hyun. Kepsek Yang
terlihat kaget dan hanya bisa mengangguk kalau memahaminya. Tuan Hyun
mengatakan kalau ini Keinginan kuat.
Eun Ho
menatap Tae Woon yang sedang memperbaiki rantai sepedanya, Tae Woon membanggkan
diri kalau Eun Ho tak bisa melakukan apapun tanpa dirinya dan melihat Eun Ho
lebih manja dari yang dikira, dengan kembali memanggil nama kesayanga “Bodoh”
“Makanya...
Suatu saat pasti aku harus bisa hidup tanpamu.” Ucap Eun Ho. Tae Woon terlihat
marah dengan ucapan Eun Ho
“Kenapa
kau bicara begitu?” kata Tae Woon. Eun Ho pikir Memang benar
“Aku
masih 18 tahun. Di masa depan aku mungkin saja..” kata Eun Ho mengoda karena
mungkin bertemu dengan pria lainya.
“Itu
tidak akan terjadi. Kita akan tetap bersama sampai umur 108 tahun. Aku ini
sangat sehat, kau tahu 'kan?” ucap Tae Woon
“Aku
tahu. Aku juga tahukalau kau ini sangat terobsesi padaku.” Ejek Kang Soo
“Coba Lihat.
Kau tidak akan bisa menemukan orang lain sepertiku lagi seumur hidupmu. Aku
tampan, keren, sehat.. Dan aku juga hanya suka padamu.” Kata Tae Woon. Eun Ho
ingin memastiakn Janji Tae Woon padanya.
Dae Hwi
berkumpul bersama membahas Melihat bagaimana perkembangannya, bertanyatanya apa
kali ini Kepsek Yang akan menyerah. Sa
Rang pikir Kalau Kepsek Yang diam, malah jadi menakutkan, tapi mungkin saja
memang Kepsek Yang sudah menyerah.
“Mereka
tidak akan menyerah semudah itu. Tapi belakangan sikap mereka terlalu tenang.
Ini Aneh sekali.” Ungkap Tae Woon. Eun Ho dan Bo Ra tak banyak berkata-kata
dengan keadaan sekarang.
Kepsek
Yang sedang berjalan melihat Hee Chan yang menghampirinya. Hee Chan mengatakan kalau ada yang ingin
dibicarakan dengan wajah serius. Kepsek Yang melihat webtoon milik Eun Ho. Hee
Chan pikir kalau ini anehh. Kepsek Yang juga merasa ini aneh.
“Tapi
kita tidak bisa melakukan apa-apa kalau dia bersikeras ini hanya khayalan.”
Kata Kepsek Yang
“Tapi
jalan ceritanya terlalu realistis. Eun Ho bukan anak yang sepintar itu.” Kata
Hee Chan berusaha menyakinkan.
“Bagaimana
kalau dia terus bilang semua ini hanya kebetulan?” kata Kepsek Yang
“Kalau
hanya sekali atau dua kali, memang masih masuk akal. Tapi ini membuktikan jika
dia tahu semuanya. Ada banyak sekali adegan yang mencurigakan di sini. Tidak ada
satupun artikel di internet yang mengajari cara mengatur waktu untuk menyalakan
sprinkler. Dari caranya kabur saat di aula membuktikan bahwa ia tahu betul di
mana letak kamera pengaman.” Ucap Hee Chan.
Sebelumnya,
X bisa menyalakan air saat ada kebarakaran di seluruh kelas lalu mengunakan
drone dengan wajah kepala sekolah. Petugas Han melihat X yang masuk ruang guru,
kalau tahu pelakunya bahkan tahu pola titik buta kamera CCTV sekolah. Hee Chan
mengaku jadi penasaran.
“Ini
memang sangat detail dan ceritanya sangat keren.” Kata Kepsek Yang. Hee Chan
yakin kalau tentu saja jadi aneh.
“Hanya
ada dua kemungkinan. Kalau bukan Ra Eun Ho yang jenius..pasti.. dia adalah
orang yang sangat dekat dengan X.” Kata Kepsek Yang. Hee Chan terlihat bahagia
karena Kepsek Yang bisa mempercayai yang dikatakanya.
Petugas
Han menerima sebuah kotak besar dari seniornya. Seniornya mengaku Susah sekali
mengumpulkannya. Petugas Han melihat berkas yang diterimanya dan mengucapkan
Terima kasih jad pasti akan membalas semua kebaikan seniornya. Seniornya merasa
kali ini Luar biasa juga.
“Aku
merasa frustasi setiap kali harus
melakukan ini. Korupsi di sekolah swasta sangat luar biasa. Apa kau akan
baik-baik saja? Apalagi ini adalah sekolah tempatmu bekerja.” Ucap Seniornya
khawatir
“Makanya
aku harus membetulkan yang salah dan mengubah sekolah jadi lebih baik. Ini adalah
tempat di mana anak-anak menghabiskan waktunya.” Kata Petugas Han. Seniornya
pun mendukung yang dilakukan Petugas Han.
Petugas
Han melihat berkas “Penyelesaian Masalah Yayasan Pendidikan” sendirian dalam
ruanganya. Saat itu Guru Shim masuk yang membuatnya kaget, Guru Shim binggung Kenapa
kaget dan melihat Petugas Han sedang melakukan hal buruk diam-diam.
“Tidak bolehkah
aku melakukan sesuatu diam-diam? Kau juga merahasiakan identitas X selama ini
dariku.” Ucap Petugas Han menyindir
“Tetap
saja, pada akhirnya aku mengatakannya padamu. Dan juga, aturanku adalah kita
harus jujur pada orang yang dicintai.” Kata Guru Shim tertunduk malu. Petugas
Han kaget Guru Shim mengatakan tentang cinta.
“Ya....Cinta...
Bukankah waktu kita di depan kantor polisi.. adalah hari pertama kita mulai
pacaran?” kata Guru Shim
“Lebih
tepatnya, hari di mana aku menciummu, jadi Mohon gunakan tanggal itu untuk merayakan hari jadian kita.” Kata Petugas Han
santai
“Bagaimana
bisa ada wanita yang begitu, tangguh, berani.. pintar dan menggemaskan begini? Pokoknya
untuk merayakan 100 hari dan 200 hari kita jadian, maka aku sudah menyiapkan
sesuatu yang istimewa.” Kata Guru Shim. Petugas Han menganguk dengan senyuman
bahagia.
Saat itu
Guru Jung masuk ke ruangan menawarkan kopi, Guru Shim pura-pura melihat berkas dan Petugas Han sibuk di meja
kerjanya. Suasansa terasa sangat aneh, Guru Jung pun merasakan anggung sekali
saat masuk ke dalam ruangan.
“Kalian
seperti pasangan yang baru saja mulai berkencan.” Kata Guru Jang. Petugas Han
hanya terdiam.
“Ahh... Benar
'kan? Terima kasih kopinya.” Kata Guru Shim mengoda lalu keluar membaca
secangkir kopi. Guru Jang terlihat sangat sedih karena keduanya sudah
berkencan.
Dae Hwi
menemui Tae Woon memberitahu Anggota Komite datang kemarin dan Mereka ingin
sekolah segera menangkap X menurutnya Ayah Tae Woon mungkin akan bertindak
lebih cepat dari dugaan mereka, jadi ia ingin tahu apa yang akan dilakukan Tae
Woon.
“Apa yang
bisa kulakukan? Mereka berencana menangkapku. Aku tentu saja harus mempertanggungjawabkannya. Kalau tida, si
bodoh itulah yang akan membahayakan dirinya sendiri” kata Tae Woon sudah
mengenal sifat Eun Ho.
Eun Ho
berjalan pulang, Tae Woon yang berjalan disampingnya langsung mengenggam
tanganya. Eun Ho panik karena Nanti anak-anak bisa melihatnya, Tae Woon seperti
tak peduli malah membuat tanganya masih ke sela-sela jari tangan Eun Ho.
“Kalau
seandainya, nanti kau difitnah lagi dan dituduh sebagai X, maka kau harus
mengatakan kalau aku adalah X-nya dan jangan biarkan dirimu kena masalah, mengerti?”
ucap Tae Woon dengan tatapan serius.
“Tentu
saja... Aku akan melaporkanmu dan melepaskan diri dari semua ini.” Kata Eun Ho
dengan mengodanya.
“Aku
tidak bercanda. Kau harus melakukannya, mengerti?” tegas Tae Woon. Eun Ho
bertanya memang Kenapa, apakah ayah Tae Woon
akan menjadikannya kambing hitam.
“Aku tidak
akan membiarkan itu terjadi. Aku akan melindungimu tak peduli bagaimanapun
caranya. Jadi kalau ada sesuatu yang terjadi, limpahkan saja semua kesalahan
padaku dan larilah.” Tegas Tae Woon
“Pacarku
benar-benar bisa diandalkan.” Kata Eun Ho mengodanya. Tae Woon pun berlari
mengejar Eun Ho dengan memegang bagian lehernya.
Nam Joo
pulang ke rumah ditengah malam. Dae Hwi melihatnya seperti sudah menjadi
kebiasaan untuk memastikan Nam Joo kembali sampai rumah, saat itu terdenga
suara klakson. Ayah Nam Joo seperti memanggilnya, mengetahui Dae Hwi datang
karena mau bertemu dengan Nam Joo. Dae Hwi pun menyapa ayah Nam Joo. Keduanya
pun sudah ada didalam taksi.
“Bapak
tidak perlu mengantarku.” Ucap Dae Hwi tak enak diantar oleh Ayah Nam Joo
“Aku
ingat kau pernah naik mobilku sebelumnya, dengan Nam Joo” kata Ayah Nam Joo.
Dae Hwi membenarkan.
“Kau tahu,
Nam Joo tidak berniat jahat dengan kebohongannya itu. Itu semua demi aku. Dulu
hidup kami sangat nyaman tapi aku bangkrut. Dan mendadak kami harus menjalani
hidup seperti ini. Pasti sulit baginya menerima semua kenyataan ini.” Cerita
Ayah Nam Joo merasa bersalah.
“Dia juga
harus meninggalkan cello yang sangat dia sukai.” Cerita Ayah Nam Joo. Dae Hwi
kaget karena baru tahu kalau Nam Joo bisa main cello.
“Aku
benar-benar minta maaf, tapi mohon jaga dia.
Maaf karena aku sampai harus minta maaf padamu. Kapanpun aku melihat Nam
Joo, aku tidak sanggup mengatakan apa-apa. Aku sendiri juga merasa bersalah
padanya atas banyak hal.” Ungkap Ayah Nam Joo.
Dae Hwi sedang
berjalan ditaman, seorang wanita memberikan minuman karena tahu kalau Dae Hwi
tidak punya pacar sekarang. Dae Hwi terlihat binggung, Si wanita pikir Dae Hwi
bisa memikiran dan hubungi di nomor telp yang sudah ditempelkan.
Nam Joo
terlihat sedang melayani pelanggan, setelah itu Dae Hwi sengaj masuk setelah
cafe kosong. Nam Joo pun menyapa pelanggan yangmasuk dan kaget melihat Dae Hwi
yang datang. Dae Hwi yang banyak bicara hanya duduk mengeluarkan bukunya.
“Bagaimana
dengan bel-nya?” tanya Si pemilik cafe. Nam Joo mengatakan kalau Ada pelanggan
yang mengambilnya.
“Apa kau
tahu berapa harganya itu? Itu semua karena keteledoranmu, jadi aku akan potong
gajimu.” Kata Si pemilik cafe. Nam Joo pikir kenapa itu jadi kesalahanya kaena
Yang mengambilnya pelanggan.
“Benar.
Seharusnya kau memastikan mereka tidak mencurinya.” Kata Si pemilik. Dae Hwi
tak bisa menahanya langsung berdiri.
“Apa kau
menggunakan kekuasaanmu untuk menyalahkan karyawan?” kata Dae Hwi. Nam Joo
panik karean Dae Hwi berani bicara pada bosnya. Si pemilik cafe pun bertanya
siapa yang berani bicara padanya.
“Pelangganlah
yang mencurinya. Kenapa dia harus mencegah semua itu? Dan juga, kenapa kau
minta ganti rugi darinya? Pasanglah kamera CCTV.” Ucap Dae Hwi
“Kalau
kau tidak mau dipecat,maka kau harus bayar.” Kata Si pemilik. Nam Joo tak bisa
berkata apa-apa akan membayarnya.
“Kenapa
kau harus membayarnya? Bagaimana perjanjian kontrak kerja soal pencurian?
Jangan bilang kau mempekerjakan anak di bawah umur tanpa adanya kontrak kerja.”
Ucap Dae Hwi. Si pemilik tak mengubrisnya memilih untuk pergi.
Nam Joo
hanya diam saja, Dae Hwi mengatakan ingin memesan minuman, yaitu segelas
Americano dan juga nomornya. Nam Joo terlihat binggung. Dae Hwi melakukan
lelucon kalau Nam Joo yang tidak punya pacar sekarang. Nam Joo hanya bisa
tertawa mendengarnya. Dae Hwi pun juga terlihat senang.
Dae Hwi
masih menunggu didepan cafe, Nam Joo selesai berkerja dan akan pulang lalu
melihat Dae Hwi yang berjalan dibelakangnya, lalu bertanya kenapa mengikutinya.
Dae Hwi beralasan ini sudah sangat larut. Nam Joo hanya tersenyum mendengar
lalu bertanya apa alasanya.
“Kembalilah
ke sekolah.” Kata Dae Hwi dengan wajah memohon.
“Tidak...
Aku tidak mau diejek sebagai pembohong lagi.” Kata Nam Joo tak bisa menahan
ejekan orang
“Aku akan
melindungimu. Aku akan membuat semua orang berhenti mengejek dan menilaimu
seenaknya. Jadi kembalilah.” Kata Dae Hwi menyakinkan. Nam Joo meminta Dae Hwi
agar mengHentikan dan berjalan pergi.
“Aku
merindukanmu... Setiap kali melihat mejamu yang kosong, maka aku sangat
merindukanmu. Jadi.. mohon kembalilah ke sekolah. Aku terlalu merindukanmu.”
Kata Dae Hwi. Nam Joo menatap Dae Hwi yang berdiri didepanya, seperti tak
percaya kalau Dae Hwi mengatakan hal itu.
Hee Chan
melihat Kepsek Yang dan juga Guru Park berjalan ke ruangan kontainer, sementara
di ruangan semua sedang berkumpul bahkan Tae Woon dan Dae Hwi sedang bermain
layaknya teman lama. Kepsek Park
langsung masuk ke dalam rumah dengan memeriksa semua rak yang menurutnya mencurigakan
sekali.
“Siapa
yang memberi kalian izin untuk tetap menggunakan ruangan ini?” ucap Kepsek Yang
lalu melihat lembaran web toon dengan tulisan 10 anak dengan pengurangan nilai tertinggi.”
Eun Ho pun tak bisa berbuat apa-apa masuk ke ruangan kepala sekolah.
“Coba
Lihat? Sudah kuduga. Ini sama persis dengan apa yang dilakukan X.” Ucap Kepsek
Yang akhirnya melihat semua lembaran kertas milik Eun Ho.
“Itu
hanyalah khayalanku saja dan Aku bebas berkhayal.” Kata Eun Ho membela diri
“Hei.
Sistem pengurangan nilai, hasil evaluasi semua adalah kejadian nyata yang
terjadi karena X. Aku sudah baca webtoon-mu,dan tidak mungkin kau bisa
menggambarnya kalau kau tidak kenal siapa X. Sprinkle airnya.. Bagaimana kau
menyalakannya? Darimana kau dapat ide soal ini?” ucap Kepsek Yang mencurigai
Eun Ho
“Semuanya
adalah khayalanku... Aku bukan X.” Kata Eun Ho. Guru Park melihat gambar mirip
wajahnya diwebtoon bertanya apakah itu dirinya.
Eun Ho pun hanya diam saja.
“Kau
bukan X, tapi kau tahu semua yang dilakukan X. Dengan kata lain, kau mabuk tapi
kau tidak menyetir. Kau mendengkur, tapi tidak tidur.” Kata Kepsek Yang. Eun Ho
mengeluh dengan ucapan Kepsek Yang
“Semua
buktinya sudah ada di sini! Dengan semua bukti ini maka kau layak
dikeluarkan!!” kata Kepsek Yang dengan melempar semua kertas webtoon.
Tae Woon
terlihat sangat marah ingin segera masuk ke ruangan Kepsek Yang. Dae Hwi
menahanya, tapi Tae Woon mendorong agar Dae Hwi melepaskanya, Dae Hwi meminta agar Tae Woon Jangan lakukan
ini, karena Tae Woon tidak tahu apa yang mereka lakukan pada Eun Ho.
“Apa yang
akan terjadi kalau kau masuk ke sana?” ucap Dae Hwi menenangkan.
“Dia
dituduh sebagai X. Bagaimana bisa aku diam saja?” kata Tae Woon menyuruh agar
minggir.
“Kumohon
hentikan! Tidak akan ada sesuatu yang terjadi pada Eun Ho sekarang. Berhentilah
membuat keributan. Ayo kita pikirkan penyelesaiannya.” Kata Dae Hwi. Saat itu
Sa Rang dan Bo Ra datang.
“Dae Hwi
benar. Kepala sekolah sepertinya punya tekad kuat. Kita harus memikirkan
semuanya baik-baik. Dia tidak melakukan kesalahan.” Ucap Bo Ra mencoba
menyakinkan.
Eun Ho
akhirnya kelua dari ruangan, Tae Woon langsung mendekat bertanya apa yang
dikatakan Kepsek Yang dan ingin tahu keadaan Eun Ho sekarang.
Keduanya
bertemu dibelakang sekolah, Tae Woon kesal karean Eun Ho seharusnya membantah
semua dan bilang, "X-nya adalah Tae Woon." Eun Ho pikir Kalau Ia
menyebutkan nama Tae Woon demi menyelamatkan diriny sendiri, Ia pasti akan
merasa hebat.
“Kau tahu
seperti apa kepsek itu. Kau tidak akan bisa membebaskan diri kalau begini.
Laporkan saja aku dan keluarlah dari masalah ini, dasar bodoh” ucap Tae Woon
kesal
“Lantas
bagaimana denganmu? Bagaimana kalau ayahmu mengirimmu ke luar negeri? Bagaimana
dengan aku? Sepertinya pacarku pergi ke luar negeri adalah hal yang bagus,
benarkan?” ucap Eun Ho terlihat tak ingin berpisah dengan Tae Woon. Tae Woon
kaget Eun Ho memikirkan hal itu.
“Eun
Ho...Berpikirlah rasional.” Kata Tae Woon.
“Rasional
soal apa? Kau sedang menyuruhku mengorbankan dirimu demi menyelamatkan diriku
sendiri.” Kata Eun Ho ikut marah dan akan pergi, tae Woon memegang tangan Eun
Ho dan Eun Ho langsung menghempaskanya.
“Jangan
pegang tanganku.Kalau kau mau begini, untuk apa kau pegang tanganku? Kau bilang
kalau semuanya menyulitkan sebaiknya lepaskan saja. Saat di mana kau mengaku
sebagai X demi aku, itu adalah saat di mana aku berhenti dari sekolah. Jadi
jangan pernah berpikir untuk mengorbankan diri demi aku.” Kata Eun Ho
memperingatkanya. Tae Woon pun hanya bisa diam saja.
Kepsek
Yang dan Guru Park datang ke rumah Tuan Hyun, Kepsek Yang meminta agar jangan
cemas, karena sudah mendapatkan bukti yang pasti dan Ra Eun Ho tidak akan bisa
lepas kali ini, jadi akan mengeluarkan X.. secepatnya dan setepatnya tanpa ampun.
“Urus
semua, agar ini tidak jadi bahan gosip orang lain.” Kata Tuan Hyun, Kepsek Yang
menganguk mengerti.
Semua
berkumpul dipapan pengumuman, Sa Rang dan Bo Ra melihat selemabran kaget
membaca (Sidang Pendisiplinan, Nona Ra
dari Kelas 11-1) Dal Soo bertanya apakah itu yang dimaksud Eun Ho. Sa Rang
membenarkan dengan wajah sedih.
“Mereka
berencana mengeluarkan dia.” Kata Sa Rang. Dal Soo binggung Mengeluarkan Eun Ho
dan ingin tahu alasanya. Dae Hwi terlihat benar-benar tak habis pikir dengan
sikap Tuan Hyun.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar