Dan Ah
selesah mencuci piring danbertanya apakahHyun Soo sekarang di sini. Kang Soo
membenarkan karena Hyun Soo bilang ingin berkerja di kantornya. Dan Ah sedikit
gugup bertanya apakah Kang Soo tidak
keberatan. Kang Soo hanya diam saja
“Pulanglah....
Hari ini kau sudah bekerja keras.” Ucap Kang Soo. Dan Ah pun pamit pergi dan
berpesan agar yang Mimpi indah
Yeon Ji
baru saja keluar dari kelas Yoga dan berjalan pulang. Saat beberapa orang yang
mabuk melihat Yeon Ji mengajak untuk main bersama. Dan Ah mengikuti yang akan
dikerjakan Yeon Ji tanpa diketahuinya, lalu dengan cepat menghentikan Yeon Ji
sebelum masuk.
“Kau
sedang apa?” ucap Dan Ah. Yeon Ji kaget melihat Dan Ah
“Kupikir
kau pergi mengajar diam-diam. Jadi kau ini mau ke mana?” kata Dan Ah.
“Ah, hari
ini mau istirahat.... Aku lagi sakit.” Kata Yeon Ji sedikit gugup.
“Harusnya
kau pulang saja. Kenapa kau ada di tempat seperti ini?” kata Yeon jin
“Kau
bilang "Tempat seperti ini"? Maksudmu bar ini?” kaya Dan Ah. Yeon Ji
membenarkan.
Saat itu
Min Chan datang, Yeon Ji senang melihat Min Chan yang sudah datang. Min Chan
sempat kaget melihat Dan Ah dan berusaha menyapanya. Yeon Ji langsung merangkul
tangan Min Chan mengaku tadi bersamanya. Dan Ah binggung apa yang mereka
lakukan berdua.
“Oh, kami
hanya mau minum.” Kata Min Chan. Dan Ah binggung melihat Yeon Ji merangkul
tangan Min Chan.
“Bukannya
kau saja yang bisa pacaran?” kata Yeon Ji. Dan Ah mengartika malam itu.. Yeon
Ji membenarkan.
“Ada yang
hangat di antara kami. Apa itu salah? Jadi Ayo masuk, Min Chan..” kata Yeon Ji.
Dan Ah benar-benar tak mengerti dengan yang dilihatnya kalau Yeon Ji dan Min
Chan itu sekarang sedang berkencan. Dibalik pohon, Ho Young melonggo tak
percaya kalau Min Chan yang berhasil mendapatkan Yeon Ji.
Ho Young
duduk lemas didepan Tuan Baek dengan membawakan ayam goreng. Tuan Baek menyuruh
Ho Young makan sayap lebih dulu, tapi Ho Young menolak. Tuan Baek pikir kalau Ho Young memang
membiarkan yang tua makan dulu dan memuji kalau hanya dia anak buah yang paling
disiplin untuknya.
“Setiap
kali yang lain membuka mulut mereka (bicara), mereka menyuruhku untuk menyerah,
tak ada harapan lagi, Tidak akan berhasil. Mereka itu memang brengsek. Jadi Makanlah.”
Kata Tuan Baek menyodorka ayamnya. Ho Young memakan dengan senang hati.
“Aku
hanya akan memercayaimu Tolong bantu Yeon Ji menjadi wanitaku.” Kata Tuan Baek.
Ho Young hanya bisa menganguk mengerti.
Yeon Ji
dan Min Chan duduk dalam cafe. Yeon Ji mengaku hampir saja mendapat masalah
besar, menurutnya Jika saja tidak berencana bertemu dengan Min Chan hari ini maka pasti akan sangat kacau. Min
Chan yakin kalau Dan Ah pasti akan mencari tahu.
“Aku akan
menyeberangi jembatan itu saat aku sampai di sana. Jadi Untuk sekarang, kita minum
dulu.” Kata Yeon Ji lalu mengajak untuk mulai bersulang. Keduanya minum bir
dalam botol, Yeon Ji menyuapi tomat untuk Min Chan sambil merengek, Min Chan
sudah siap memakannya, tapi Yeon Ji ternyata hanya menjahilinya dan memakanya
sendiri.
Ji Yoon
memasang pembatas dengan sumpit kayu dengan alas tidurnya. Ia meminta agar
mereka bisa saling menjaga diri satu sama lain dan berbuat sesuatu dengan perlahan. Jin Kyu
setuju, kalau mereka pastikan untuk melakukan itu. Ji Yoon mulai matikan
lampunya dan keduanya pun berbaring.
Ji Yoon
tiba-tiba mengeluarkan suara seperti Boom, lalu kakinya dengan sengaja menimpa
kaki Jin Kyu. Jin Kyu panik meminta agar Ji Yoon tak melakukan itu, Ji Yoon
tertaa melihat Jin Kyu yang panik, menyuruh tidur dan berjanji tak melakukanya.
Tapi Ji
Yoon seperti ingin terus mengoda, kembali mengeluarkan suara dan kembali
memegang tangan Jin Kyu. Jin Kyu terlihat marah meminta Ji Yoon menghentikanya
karena tidak lucu. Ji Yoon kembali menyuruh agar Jin Kyu tidur saja dan
berjanji tidak mau melakukannya. Jin Kyu pun kembali berbaring. Beberapa saat
itu juga, Ji Yoon mengeluarkan suara “Piyyungg.”
“Jangan
bilang "piyyung".... Jangan "piyyung." Jerit Jin Kyu
akhirnya sudah duduk dengan menarik selimut karena ketakutan.
“Aku
tidak berbuat apa-apa.” Kata Ji Yoon tertawa
bisa mengoda Jin Kyu
“Kau tadi
malah bilang "piyyung." Kukira tadi ada yang menimpaku.” Kata Jin
Kyu. Ji Yoon mengaku tak melakukanya.
Jin Kyu kesal Ji Yoon malah menyangkalnya.
Ji Yoon akhirnya mengucapkan Selamat malam dan memejamkan matanya.
“Mana
bisa aku tidur sekarang??? Mana bisa aku tidur di saat ada hal yang menimpaku?”
keluh Jin Kyu yang duduk di pojong sambil memegang selimutnya.
Ji Yoon
membangunkan Jin Kyu yang masih duduk di pojok. Jin Kyu terlihat masih
ketakutan, memberikan tanda salip dengan sumpitnya agar roh jahat pergi. Ji
Yoon mengajak Jin Kyu untuk berbelanja.
Jin Kyu menyuruh Ji Yoon pergi saja sendiri karena Tadi malam tidak bisa
tidur.
“Tidak,
aku tidak akan dapat diskon jika pergi sendiri.” Kata Ji Yoon. Ji Kyu meminta Ji Yoon meningalkanya sendiri.
Ji Yoon tak peduli langsung menarik Ji Kyu keluar rumah dengan menyeretnya.
Ji Yoon
tanpa ragu merangkul tanganya di lengan Ji Kyu masuk ke dalam perlengkapan
rumah. Salah satu pegawai memuji keduanya terlihat serasi. Ji Kyu dengan sinis
meminta agar jangan bohong. Ji Yoon menyengolnya dengan mengucapkan terimakasih
pada pegawai.
“ini
cocok untuk dua orang. Aku yang masak. Oppa, kau yang cuci pakaian.” Kata Ji
Yoon melihat rice cooker.
“Biar aku
saja yang melakukan dua-duanya. Yang jelas jangan ganggu aku saat malam.” Kata
Jin Kyu
“Harusnya
kau menggangguku di siang hari terutama saat aku cuci piring.” Kata Ji Yoon.
Jin Kyu meminta agar menghentikan.
“Kurasa
siang atau malam tidak penting bagi kalian berdua.” Komentar pegawai melihat
keduanya seperti pengantin baru. Ji Yoon membenarkan lalu mengajak untuk
melihat yang lainya.
Tuan Na
membagikan makanan pada orang-orang tuna wisma. Kang Soo datang menemui Tuan Na
yang sedang membagikan sup. Tuan Na langsung
menyuruh anak buahnya agar mengantikan sementara.
“Ada apa
kemari?” tanya Tuan Na. Kang Soo pikir bolehkan membuatu Tuan Na
“Saya
sangat menghargai bantuan Anda. Tolong bantu kami membagikan semua makanan itu.”
Kata Tuan Na. Kang Soo dengan senang hati membantu bahkan sampai mereka pergi
dan membereskan semua kursi.
“Terima
kasih atas pekerjaanmu. Anda bahkan membantuku membersihkan ini juga. Tapi Anda
pasti mengharapkan bantuan dariku.” Kata Tuan Na. Kang Soo membenarkan.
“Apa
berupa pinjaman?” tanya Tuan Na. Kang Soo membenarkan tapi bukan untuknya,
untuk restoran afiliasinya.
“Kudengar
mereka mengalami kesulitan akhir-akhir ini.” Kata Tuan Na terlihat ragu.
“Bukankah
pinjaman dimaksudkan untuk orang-orang yang mengalami masa-masa sulit?” kata
Kang Soo menyakinkan.
“Ya,
tentu saja! Anda datang pada orang yang tepat. Jadi Di mana Anda harus dapatkan
pinjaman? Na Han Tae.” Kata Tuan Na bangga. Kang Soo pun mengucapkan Terima
kasih.
Kang Soo
mengetik dengan sebelas jari yaitu, dua jari telunjuk dengan kalimat “Vitalitas
restoran. di jalan kami...” Dan Ah melihat disampinganya. Kang Soo menceritakan
bertemu dengan Tuan Na sambil mengantarkan seolleongtang dan telah setuju untuk
menutup semua pinjamannya. Dan Ah ingin tahu apa yang akan dibuat Kang Soo.
“Dia
membutuhkan rencana bisnis untuk meyakinkan manajemen. Sesuatu untuk
menunjukkan visi yang dimiliki jalan ini.” Kata Kang Soo mengetik huruf perhuruf
“Presdir,
apa kau belum lancar menggunakan Word?” tanya Dan Ah. Kang Soo membenarkan.
“Soalnya
aku belum pernah menggunakan komputer. Tapi Jangan khawatir. Pembuatannya
sekitar sepuluh halaman, Jadi aku bisa begadang semalaman.” Kata Kang Soo. Dan Ah
hanya bisa menghela nafas lalu menyuruh Kang Soo berdiri saja.
Dan Ah
mengatakan kalau pegawai wanita satu-satunya yang akan mengejarkan. Kang Soo
melonggo melihat Dan Ah yang mengetik dengan cepat. Dah Ah meminta agar
dibawakan minum, Kang Soo bergegas memberikan air putih. Dan Ah kembalimeminta
kopi, Kang Soo memberikan segelas kopi.
“Makanan
yang manis.” Kata Dan Ah. Kang Soo binggung apa maksudnya, akhirnya menyuapi
Dan Ah es krim.
Dan Ah
terus mengetik dengan mulut terbuka meminta Kang Soo menyuapinya. Kang Soo
beberapa kali menyuapi, tapi tak tahan akhirnya ikut merasakan es krimnya. Dan
Ah sedari tadi membuka mulut melihat ternyata Kang Soo yang lebih dulu
memakanya.
Satu
lembar kertas pun sudah di print, Kang Soo melihat hasil ketikan Dan Ah dan
meminta agar mengedit bagian yang harus di tebalkan hurufnya. Jarak dengan Dan
Ah sangat dekat, Kang Soo kembali ingin
mencium Dan Ah. Tapi Dan Ah lebih dulu menengok membuat Kang Soo seperti panik,
tapi kali ini Dan Ah memberikan kecupan di bibi Kang Soo.
Kang Soo
melotot kaget karena Dan Ah memberikan kecupan di bibirnya, lalu dengan sengaja
mendekatkan bibirnya. Dan Ah mendorong Kang Soo agar menjauh darinya dengan
tawa bahagia.
Dan Ah
memakai helmnya akan pulang. Kang Soo pikir akan mengantarnya pulang. Dan Ah
menolak lalu pamit pergi dengan motornya. Kang Soo tiba-tiba berlari disamping
motor Dan Ah. Dan Ah binggung apa yang dilakukan Kang Soo. Kang Soo mengatakan
akan mengantarnya pulang. Dan Ah dengan sengaja memacu motornya lebih kencang.
Kang Soo pun tetap mengejarnya.
Sung Jae
dan Hyun Soo melihat Kang Soo yang mengejar Dan Ah. Sung Jae tak percaya Kang
Soo terlihat sedang jatuh cinta. Hyun Soo pikir
Kang Soo terlihat sangat bahagia dan mereka bertiga tak bisa minum. Sung Jae pikir seperti itu. Wajah
sedih mereka diubah jadi wajah bahagia melihat Kang Soo dan Dan Ah.
Kang Soo
terlihat kelelahan mengejar motor Dan Ah. Dan Ah malah sengaja mengejek Kang
Soo yang sudah banyak olahraga karena mengejarnya dan Terima kasih sudah
mengantarnya pulang. Kang Soo meminta agar Dan Ah memberikan minum. Dan Ah
menyuruh agar pualang ke Restoran Lively saja.
Saat itu
Ji Yoon baru pulang menyuruh menyuruh Ji
Kyu agar cepat berjalan. Ji Kyu dengan semua barang mengeluh kalau semuanya
berat. Ji Yoon pikir itu hasil mereka bermain suit dan yang kalah membawa
semuanya. Dan Ah kaget melihat Oh Jin
Kyu, begitu juga Kang Soo. Jin Kyu juga kaget dan Ji Yoon karena berjalan
mundur baru mengetahui kalau Kang Soo dan Dan Ah ada didepanya.
Kang Soo
dan Jin Kyu masuk ke dalam minimarket,
Kang Soo bertanya bagaiaman bisa bersama Ji Yoon. Jin Kyu meminta agar
Kang Soo Jangan tanya karena menurutnya keadaaanya sedang menderita sekarang.
Jin Kyu pun bertanya darimana saja Jin Kyu selama ini. Jin Kyu mengaku Hanya ke
sana kemari.
“Apa yang
terjadi denganmu? Katakan saja padaku.” Ucap Kang Soo. Jin Kyu pikir hanya
seperti itu saja.
“Bagaimana
dengan bisnismu? Apa Berjalan lancar?” tanya Jin Kyu. Kang Soo mengaku Agak
susah.
“Lebih
baik kami membahasnya saja. Sebenarnya, kami didorong keluar (mendapat
masalah), dan kami juga dalam bahaya.” Cerita Kang Soo
“Bertahanlah
selama enam bulan. Jungga pasti tidak akan terus menjual dengan harga murah. Begitu
para pesaing tutup dan pergi, maka mereka akan menaikkan harganya. Seolleongtang
yang harganya 5.500 Won sekarang akan naik hingga 8.000 Won.” Ucap Jin Kyu.
Kang Soo seperti tak percaya
“Aku
memeriksa semua bisnis Jungga lainnya dan mereka semua melakukan itu. Jika ada
restoran lain yang buka, mereka akan menyiapkan makan siang spesial. Mereka
akan turun menjadi 5.500 Won lagi dan menutup toko lainnya. Walau bangunan itu
milik mereka, tapi mereka tidak bisa terus menjual dengan harga itu. Mereka
mungkin tidak membayar sewa, tapi mereka membayar banyak bunga bank. Mereka
mengambil pinjaman hampir 10 miliar Won untuk memulai bisnis. Jadi Bertahan
saja selama enam bulan. Jika terus berlanjut sampai saat itu, Jungga pasti akan
bangkrut.” Ucap Jin Kyu dengan wajah menyakinkan.
Di dalam
rumah
Dan Ah
kaget kalau Ji Yoon berencana akan menikah. Ji Yoon membenakran karena keluarga
mereka yang memaksa untuk melakukannya. Dan Ah tak pecaya kalau Ji Yoon melakukannya
meskipun menyukai Kang Soo. Ji Yoon pikir tidak punya pilihan lain.
“Kalau
tidak, mereka akan memaksaku naik pesawat dan mengirimku belajar di luar
negeri.” Jelas Ji Yoon
“Jadi,
bagaimana hubungan kalian sekarang? Jangan bilang kau tinggal bersama di sini?”
kata Dan Ah. Ji Yoon membenarkan
“Tapi
Jangan salah paham. Kami menetapkan batasan apa pun. Kami menjaga batas saat
kami tidur.” Kata Ji Yoon mempelihatkan sumpit ditanganya.
“Wow, kau
ini orangnya naif, atau korup?” ejek Dan Ah. Ji Yoon kesal meminta Dan Ah agar jangan
katakan itu.
“Ya,
baiklah... Jaga saja batasanmu itu dan Aku akan pergi.” Kata Dan Ah memilih
untuk tak peduli. Ji Yoon menahan karena ingin
ingin bertanya sesuatu.
“Apa
perusahaan Ahjussi sedang membuka loker (lowongan pekerjaan)?” kata Ji Yoon.
Dan Ah ingin tahu apa maksud ucapanya.
“Kalau
ada loker, aku hanya ingin merekomendasikan Jin Kyu. Dia itu berpengalaman, jadi
pasti bisa bekerja dengan baik.” Kata Ji Yoon menyakinkan.
“Kami
tidak punya rencana untuk buka loker.” Kata
Dan Ah sinis
“Lalu
bagaimana dengan magang atau paruh waktu? Akan sulit kalau hanya aku saja yang
memiliki penghasilan. Kami berdua butuh penghasilan. Eonni, mohon dibantu.”kata
Ji Yoon sebelum Dan Ah bener-benar pergi
Di rumah
Tuan Baek
Ho Young
duduk lemas melihat Tuan Baek dan Min Chan duduk bersama membahas tentang
perusahaan, tapi sebenarnya keduanya sedang bersaing mengambil hati Yeon Ji.
Byung Soo dan Young Taek bergegas keluar rumah karena harus menerima telp.
“Aku akan
membayarnya kembali, jadi tolong bisa jangan meneleponku lagi” ucap Byung Soo
di telp
“Ah,
belajar bahasa di luar negeri? Tentu saja, kau harus pergi. Tidak, tidak.
Jangan khawatir. Oppa akan melakukannya untukmu.” Kata Young Taek lalu menutup
telpnya.
Keduanya
saling berpandangan seperti merasa kesulitan,
Byung Joo bertanya apakah itu Adik Young Taek. Young Taek mengangguk dan
bertanya apakah Byung Joo mengunakan kartu kredit. Byung Joo menganguk dan
bertanya berapa yang dibutuhkan Young Taek. Young Taek menjawab 10 juta won dan
Byung Joo membutuhkan 8 juta won.
Keduanya pergi
ke tempat Rentenir Tuan Kim. Tuan Kim
dan anak buahnya terlihat senang menerima Byung Joo dan Young Taek kalau ingin
meminjam uang
“Siapa
yang akan kita pinjamkan uang kalau bukan untuk anak muda yang harapannya
cerah? Tentu saja, kami harus pinjamkan mereka dengan banyak. Jadi Masuklah ke
dalam dan tanda tangani kontraknya.” Ucap Tuan Kim mengajak keduanya masuk.
Byung Joo dan Young Taek terlihat ketakutan tapi akhirnya masuk ke dalam rumah.
Kang Soo
pulang melihat Sung Jae duduk di pojok kamar sementara Hyun Soo sudah tertidur
pulas. Kang Soo pikir Hyun Soo itu minum. Sung Jae menceritakan keduanya baru
saja minum. Kang Soo memarahi Sung Jae yang memberi Hyun Soo alkohol.
“Dia
sangat ingin minum. Sebenarnya, dia belum bisa minum berbulan-bulan. Dia pasti
sangat menginginkannya. Lalu Jadi bagaimana keputusanmu terhadap Hyun Soo? Apa Kau
akan mempekerjakan dia atau tidak?” kata Sung Jae
“Dia
harus pulang ke rumahnya.” Kata Kang Soo. Sung Jae mengeluh dengan sikap Kang
Soo.
“Harusnya
dia itu pulang ke rumahnya.” Kata Kang Soo. Sung Jae tak mau membahasnya
memilih untuk pamit pergis aja. Kang Soo menarik selimut untuk adiknya dan
sempat terdiam, memikirkan keadaanya.
Kang Soo
tertidur pulas diatas meja restoran, Dan Ah masuk restoran mencoba
membangunkanya. Kang Soo melihat Dan Ah yang sudah atang. Dan Ah bertanya
kenapa Kang Soo tidur di meja, apakah Hyun Soo tidur sendirian.
“Aku
hanya tertidur di sini.” Ucap Kang Soo mengangguk kalau Kang So tidur sendirian
di kamar itu. Saat itu Sun Ae datang.
“Di mana
Hyun Soo?” tanya Sun Ae dengan wajah tertunduk. Kang Soo hanya terdiam.
Akhirnya Dan Ah yang menjawab kalau Hyun Soo
adan di lantai dua.
“Boleh
bawa dia ke sini?” kata Sun Ae. Kang Soo dengan nada marah meminta ibunya untuk
pergi.
“Aku
hanya akan menjemput Hyun Soo lalu pergi.” Kata Sun Ae. Kang Soo tak peduli
meminta ibunya untuk segera pergi.
Saat itu
Hyun Soo turun melihat ibunya. Soon Ae langsung menarik Hyun Soo untuk pergi.
Hyun Soo menolak kalau ingin tinggal di
sini sama Kang Soo. Sun Ae menark Hyun Soo agar pergi saja. Hyun Soo tak
mengerti meminta agar tolong hentikan
ibunya.
“Pergi!..
Pulanglah ke rumah. Jangan kembali ke Seoul lagi.” Ucap Kang Soo. Hyun Soo
binggung melihat sikap Kang Soo. Soo Ae pun mengajak anaknya untuk segera pergi
saja. Setelah Hyun Soo pergi Kang Soo langsung naik ke lantai atas.
Dan Ah
bergegas naik dan mencari Kang Soo dikamar, tapi ternyata Kang Soo tak ada di
kamarnya. Kang Soo berada di ruangan terlihat sedang serius berkerja. Dan Ah
mendekatinya, Kang Soo meminta Dan Ah.panggil semua pegawai dan semua pemilik
restoran. Semua
berkumpul di restoran dengan Tuan Jung dan Soon Ae ikut mendengarkan
“Kami
sudah menyepakati dengan pemilik bangunan untuk tidak menaikkan sewa tahun ini.
Kami menemukan cara untuk menyelesaikan masalah perjanjian pinjaman yang
kadaluarsa. Sebuah bank baru di wilayah ini akan memberikan pinjaman dengan
bunga lebih rendah.” Ucap Kang Soo. Semua masih terlihat lesu.
“Kalian
semua kenapa? Uang sewa tidak akan naik dan masalah pinjaman sudah teratasi. Ini
hal yang bagus. Karena gagasan Presdir kami, maka dia bisa melakukannya.” Ucap
Tuan Baek bangga
“Apa
gunanya menyelesaikan itu? Kami tidak ada pelanggan lagi.” Ucap Si Paman
“Benar,
kami butuh pelanggan dulu. Walau uang sewa kami tidak dinaikkan dan kami punya
pinjaman, apa gunanya kalau kami tidak punya pelanggan?” kata bibi
“Ya, aku
juga menyadarinya, jadi aku memikirkannya. Kita perlu membuat makanan yang
diinginkan pelanggan seperti Restoran Jungga. Kita perlu menggunakan 100 persen
bahan makanan rumahan seperti Restoran Jungga. Kita harus menjualnya dengan
harga yang terjangkau.” Kata Kang Soo
“Apa Kau
pikir kami bisa melakukannya? Kami ini tidak punya keuntungan, dan itu sebabnya
kami tidak bisa melakukannya.” Ucap Paman
“Aku akan
melakukannya semampuku untuk mendapatkan bahan makanan langsung dari
pemasoknya.” Ucap Kang Soo menyakinkan
“Apa Kau
pikir itu mudah? Dan juga, walau kau berhasil, kami juga perlu membayar sewa
setiap bulan. Jadi, bagaimana kami bisa menjual harga semurah restoran Jungga?”
ucap si bibi tetap tak yakin
“Ya, aku
tahu itu sulit... tapi kita tetap harus melakukannya. Walau Anda membuat makanan
hanya 100 won sepiring, itulah yang harus kita lakukan sekarang. Jika kita
bertahan selama enam bulan,maka Jungga akan bangkrut. Sama seperti Anda punya
uang sewa, maka Jungga tidak mempedulikan masalah sewa.” Jelas Kang Soo
“Jungga
tidak akan bertahan enam bulan dengan harga rendah yang mereka tawarkan
sekarang. Dikejar karena kita tidak punya uang adalah sesuatu yang sangat tidak
aku sukai. Aku tahu kalian semua pasti benci diusir saat kalian berumur 10 atau
20 tahun. Itu sebabnya aku ingin kalian bertahan. Jika kita bergandengan tangan
dan bertahan, maka aku yakin kita bisa menang.” Kata Kang Soo menyakinkan
“Kang
Soo... Kita hentikan saja. Mana bisa kita bertahan selama enam bulan? Bahkan
satu bulan pun sangat susah bagi orang seperti kami.” Kata Paman
“Ya, kami
tahu bagaimana perasaanmu. Aku juga tahu apa yang ingin kau katakan. Tapi,
orang yang tidak punya apa-apa biasanya harus menerima situasi ini. Kami tidak
menerimanya karena kami tidak tahu. Kami tahu semuanya. Kami harus menerima
semua ini karena tidak ada lagi cara lain!” ucap Bibi sambil menahan tangis.
Kang Soo
hanya bisa diam, paman pun meminta maaf dan muji Kang Soo yang sudah bekerja
keras. Kang Soo ingin menahan Paman tapi semua memilih untuk pasrah dan pergi.
Paman
pergi ke tempat agen gedung, memberitahu kalau ingin memasang tanda sewa. Bibi
pun menempelkan selembaran di depan toko kalau tempat mereka akan disewakan,
karena baru saja kehilangan uang sewa.
Sementara di kantor seperti tak ada orderan yang untuk diantar. Dan Ah
pun tak bisa berbuat apa-apa.
Kang Soo
mencoba kembali menyakinkan paman agar bisa mempercayainya sekali ini saja dan
akan mencoba untuk melindungi jalan ini entah bagaimana caranya. Si paman hanya
diam saja.
“Tidak
bisakah Anda mempercayaiku sekali saja? Saya mohon. Sekali ini saja.” Kata Kang
Soo
“Aku
minta Maaf dan Ambillah.” Ucap Paman memberikan papan dari pengantar makanan
Kang Soo.
Kang Soo
duduk diam dalam ruangan, restoran yang dulu berkerja sama untuk mengantar
denganya sudah tutup dan mengembalikan semua papan nama. Dan Ah menepuk pundak
Kang Soo, seperti ingin memberikan semangat. Tapi Kang Soo menyruh Dan Ah
pulang karena harus istirahat. Dan Ah keluar dari restoran tapi terlihat masih
khawatir.
Yeon Ji
terdiam sambil membersihkan wajahnya. Dan Ah tiba-tiba berbicara pada teman
satu kamarnya kalau tempat ini tidak mampu lagi. Yeon Ji binggung dengan ucapan
Dan Ah karena berpikir akan membahas pertemuanya dengan Min Chan.
“Negara
ini...benar-benar... tidak mampu. Itu tidak akan berubah hanya dengan seseorang
yang baik. Seseorang yang baik bahkan tidak bisa melakukannya.” Kata Dan Ah.
Yeon Jin makin binggung bertanya apa lagi sekarang yang terjadi.
“Itu
sebabnya kau harus pergi. Kau selalu bilang begitu. Tempat ini tidak ada
harapan lagi. Kenapa kau tiba-tiba begini? Lupakan saja semuanya dan pergilah. Lupakan
keluargamu, Pria Kereta itu, dan semuanya lalu pergilah. Jangan khawatir dengan
orang yang kau tinggalkan.” Kata Yeon Ji menyakinkan.
“Semua
orang akan menemukan cara untuk hidup. Banyak orang yang hidup tanpa harapan. Banyak
orang menjalani hidup yang sudah menyerah. Dan juga, banyak-banyaklah belajar
bahasa Inggris. Sejak kau bertemu dengannya, berapa halaman yang sudah kau
pelajari? Sekarang Buka bukumu.” Kata Yeon Ji. Dan Ah terdiam dan langsung
keluar dari kamar. Yeon Ji binggung.
Dan Ah
datang ke tempat Kang Soo membuat pacarnya itu kaget. Dan Ah meminta agar Kang
Soo mencoba sekali lagi, kalau ia harus
memulainya lagi.
“Aku tidak
tahu tentang yang lainnya, tapi aku tidak tahan melihatmu menyerah. Aku bahkan
tidak ingin membayangkan bagaimana kau menjalani hidup tanpa harapan.” Ungkap
Dan Ah. Kang Soo tak percaya Dan Ah berkata seperti itu.
“Aku
ingin melihatnya. Seseorang sepertimu bisa berhasil. Jadi, perlihatkan padaku.
Lakukanlah... dan buat aku bahagia. Lalu aku tidak akan pergi... Tidak...
maksudku... Tolong bujuk aku supaya tidak pergi.” Ungkap Dan Ah. Kang Soo
benar-benar tak percaya Dan Ah meminta agar tak pergi.
“Aku
mencintaimu... Aku mencintaimu, Kang Soo.” Akui Dan Ah dengan menahan air
matanya. Kang Soo menatap tak percaya dengan ucapan Dan Ah.
Bersambung
ke episode 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar