PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 17 September 2017

Sinopsis Strongest Deliveryman Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Dan Ah selesah mencuci piring danbertanya apakahHyun Soo sekarang di sini. Kang Soo membenarkan karena Hyun Soo bilang ingin berkerja di kantornya. Dan Ah sedikit gugup bertanya apakah Kang Soo  tidak keberatan.  Kang Soo hanya diam saja
“Pulanglah.... Hari ini kau sudah bekerja keras.” Ucap Kang Soo. Dan Ah pun pamit pergi dan berpesan agar yang Mimpi indah
Yeon Ji baru saja keluar dari kelas Yoga dan berjalan pulang. Saat beberapa orang yang mabuk melihat Yeon Ji mengajak untuk main bersama. Dan Ah mengikuti yang akan dikerjakan Yeon Ji tanpa diketahuinya, lalu dengan cepat menghentikan Yeon Ji sebelum masuk.
“Kau sedang apa?” ucap Dan Ah. Yeon Ji kaget melihat Dan Ah
“Kupikir kau pergi mengajar diam-diam. Jadi kau ini mau ke mana?” kata Dan Ah.
“Ah, hari ini mau istirahat.... Aku lagi sakit.” Kata Yeon Ji sedikit gugup.
“Harusnya kau pulang saja. Kenapa kau ada di tempat seperti ini?” kata Yeon jin
“Kau bilang "Tempat seperti ini"? Maksudmu bar ini?” kaya Dan Ah. Yeon Ji membenarkan. 

Saat itu Min Chan datang, Yeon Ji senang melihat Min Chan yang sudah datang. Min Chan sempat kaget melihat Dan Ah dan berusaha menyapanya. Yeon Ji langsung merangkul tangan Min Chan mengaku tadi bersamanya. Dan Ah binggung apa yang mereka lakukan berdua.
“Oh, kami hanya mau minum.” Kata Min Chan. Dan Ah binggung melihat Yeon Ji merangkul tangan Min Chan.
“Bukannya kau saja yang bisa pacaran?” kata Yeon Ji. Dan Ah mengartika malam itu.. Yeon Ji membenarkan.
“Ada yang hangat di antara kami. Apa itu salah? Jadi Ayo masuk, Min Chan..” kata Yeon Ji. Dan Ah benar-benar tak mengerti dengan yang dilihatnya kalau Yeon Ji dan Min Chan itu sekarang sedang berkencan. Dibalik pohon, Ho Young melonggo tak percaya kalau Min Chan yang berhasil mendapatkan Yeon Ji. 



Ho Young duduk lemas didepan Tuan Baek dengan membawakan ayam goreng. Tuan Baek menyuruh Ho Young makan sayap lebih dulu, tapi Ho Young menolak.  Tuan Baek pikir kalau Ho Young memang membiarkan yang tua makan dulu dan memuji kalau hanya dia anak buah yang paling disiplin untuknya.
“Setiap kali yang lain membuka mulut mereka (bicara), mereka menyuruhku untuk menyerah, tak ada harapan lagi, Tidak akan berhasil. Mereka itu memang brengsek. Jadi Makanlah.” Kata Tuan Baek menyodorka ayamnya. Ho Young memakan dengan senang hati.
“Aku hanya akan memercayaimu Tolong bantu Yeon Ji menjadi wanitaku.” Kata Tuan Baek. Ho Young hanya bisa menganguk mengerti.

Yeon Ji dan Min Chan duduk dalam cafe. Yeon Ji mengaku hampir saja mendapat masalah besar, menurutnya Jika saja tidak berencana bertemu dengan Min Chan  hari ini maka pasti akan sangat kacau. Min Chan yakin kalau Dan Ah pasti akan mencari tahu.
“Aku akan menyeberangi jembatan itu saat aku sampai di sana. Jadi Untuk sekarang, kita minum dulu.” Kata Yeon Ji lalu mengajak untuk mulai bersulang. Keduanya minum bir dalam botol, Yeon Ji menyuapi tomat untuk Min Chan sambil merengek, Min Chan sudah siap memakannya, tapi Yeon Ji ternyata hanya menjahilinya dan memakanya sendiri. 

Ji Yoon memasang pembatas dengan sumpit kayu dengan alas tidurnya. Ia meminta agar mereka bisa saling menjaga diri satu sama lain dan  berbuat sesuatu dengan perlahan. Jin Kyu setuju, kalau mereka pastikan untuk melakukan itu. Ji Yoon mulai matikan lampunya dan keduanya pun berbaring.
Ji Yoon tiba-tiba mengeluarkan suara seperti Boom, lalu kakinya dengan sengaja menimpa kaki Jin Kyu. Jin Kyu panik meminta agar Ji Yoon tak melakukan itu, Ji Yoon tertaa melihat Jin Kyu yang panik, menyuruh tidur dan berjanji tak melakukanya.
Tapi Ji Yoon seperti ingin terus mengoda, kembali mengeluarkan suara dan kembali memegang tangan Jin Kyu. Jin Kyu terlihat marah meminta Ji Yoon menghentikanya karena tidak lucu. Ji Yoon kembali menyuruh agar Jin Kyu tidur saja dan berjanji tidak mau melakukannya. Jin Kyu pun kembali berbaring. Beberapa saat itu juga, Ji Yoon mengeluarkan suara “Piyyungg.”
“Jangan bilang "piyyung".... Jangan "piyyung." Jerit Jin Kyu akhirnya sudah duduk dengan menarik selimut karena ketakutan.
“Aku tidak berbuat apa-apa.” Kata Ji Yoon tertawa  bisa mengoda Jin Kyu
“Kau tadi malah bilang "piyyung." Kukira tadi ada yang menimpaku.” Kata Jin Kyu. Ji Yoon mengaku tak  melakukanya. Jin Kyu kesal Ji Yoon malah menyangkalnya.  Ji Yoon akhirnya mengucapkan Selamat malam dan memejamkan matanya.
“Mana bisa aku tidur sekarang??? Mana bisa aku tidur di saat ada hal yang menimpaku?” keluh Jin Kyu yang duduk di pojong sambil memegang selimutnya. 
Ji Yoon membangunkan Jin Kyu yang masih duduk di pojok. Jin Kyu terlihat masih ketakutan, memberikan tanda salip dengan sumpitnya agar roh jahat pergi. Ji Yoon mengajak Jin Kyu untuk berbelanja.  Jin Kyu menyuruh Ji Yoon pergi saja sendiri karena Tadi malam tidak bisa tidur.
“Tidak, aku tidak akan dapat diskon jika pergi sendiri.” Kata Ji Yoon.  Ji Kyu meminta Ji Yoon meningalkanya sendiri. Ji Yoon tak peduli langsung menarik Ji Kyu keluar rumah dengan menyeretnya. 

Ji Yoon tanpa ragu merangkul tanganya di lengan Ji Kyu masuk ke dalam perlengkapan rumah. Salah satu pegawai memuji keduanya terlihat serasi. Ji Kyu dengan sinis meminta agar jangan bohong. Ji Yoon menyengolnya dengan mengucapkan terimakasih pada pegawai.
“ini cocok untuk dua orang. Aku yang masak. Oppa, kau yang cuci pakaian.” Kata Ji Yoon melihat rice cooker.
“Biar aku saja yang melakukan dua-duanya. Yang jelas jangan ganggu aku saat malam.” Kata Jin Kyu
“Harusnya kau menggangguku di siang hari terutama saat aku cuci piring.” Kata Ji Yoon. Jin Kyu meminta agar menghentikan.
“Kurasa siang atau malam tidak penting bagi kalian berdua.” Komentar pegawai melihat keduanya seperti pengantin baru. Ji Yoon membenarkan lalu mengajak untuk melihat yang lainya. 

Tuan Na membagikan makanan pada orang-orang tuna wisma. Kang Soo datang menemui Tuan Na yang sedang membagikan sup. Tuan Na langsung  menyuruh anak buahnya agar mengantikan sementara.
“Ada apa kemari?” tanya Tuan Na. Kang Soo pikir bolehkan membuatu Tuan Na
“Saya sangat menghargai bantuan Anda. Tolong bantu kami membagikan semua makanan itu.” Kata Tuan Na. Kang Soo dengan senang hati membantu bahkan sampai mereka pergi dan membereskan semua kursi. 

“Terima kasih atas pekerjaanmu. Anda bahkan membantuku membersihkan ini juga. Tapi Anda pasti mengharapkan bantuan dariku.” Kata Tuan Na. Kang Soo membenarkan.
“Apa berupa pinjaman?” tanya Tuan Na. Kang Soo membenarkan tapi bukan untuknya, untuk restoran afiliasinya.
“Kudengar mereka mengalami kesulitan akhir-akhir ini.” Kata Tuan Na terlihat ragu.
“Bukankah pinjaman dimaksudkan untuk orang-orang yang mengalami masa-masa sulit?” kata Kang Soo menyakinkan.
“Ya, tentu saja! Anda datang pada orang yang tepat. Jadi Di mana Anda harus dapatkan pinjaman? Na Han Tae.” Kata Tuan Na bangga. Kang Soo pun mengucapkan Terima kasih.

Kang Soo mengetik dengan sebelas jari yaitu, dua jari telunjuk dengan kalimat “Vitalitas restoran. di jalan kami...” Dan Ah melihat disampinganya. Kang Soo menceritakan bertemu dengan Tuan Na sambil mengantarkan seolleongtang dan telah setuju untuk menutup semua pinjamannya. Dan Ah ingin tahu apa yang akan dibuat Kang Soo.
“Dia membutuhkan rencana bisnis untuk meyakinkan manajemen. Sesuatu untuk menunjukkan visi yang dimiliki jalan ini.” Kata Kang Soo mengetik huruf perhuruf
“Presdir, apa kau belum lancar menggunakan Word?” tanya Dan Ah. Kang Soo membenarkan.
“Soalnya aku belum pernah menggunakan komputer. Tapi Jangan khawatir. Pembuatannya sekitar sepuluh halaman, Jadi aku bisa begadang semalaman.” Kata Kang Soo. Dan Ah hanya bisa menghela nafas lalu menyuruh Kang Soo berdiri saja. 

Dan Ah mengatakan kalau pegawai wanita satu-satunya yang akan mengejarkan. Kang Soo melonggo melihat Dan Ah yang mengetik dengan cepat. Dah Ah meminta agar dibawakan minum, Kang Soo bergegas memberikan air putih. Dan Ah kembalimeminta kopi, Kang Soo memberikan segelas kopi.
“Makanan yang manis.” Kata Dan Ah. Kang Soo binggung apa maksudnya, akhirnya menyuapi Dan Ah es krim.
Dan Ah terus mengetik dengan mulut terbuka meminta Kang Soo menyuapinya. Kang Soo beberapa kali menyuapi, tapi tak tahan akhirnya ikut merasakan es krimnya. Dan Ah sedari tadi membuka mulut melihat ternyata Kang Soo yang lebih dulu memakanya.
Satu lembar kertas pun sudah di print, Kang Soo melihat hasil ketikan Dan Ah dan meminta agar mengedit bagian yang harus di tebalkan hurufnya. Jarak dengan Dan Ah sangat dekat,  Kang Soo kembali ingin mencium Dan Ah. Tapi Dan Ah lebih dulu menengok membuat Kang Soo seperti panik, tapi kali ini Dan Ah memberikan kecupan di bibi Kang Soo.
Kang Soo melotot kaget karena Dan Ah memberikan kecupan di bibirnya, lalu dengan sengaja mendekatkan bibirnya. Dan Ah mendorong Kang Soo agar menjauh darinya dengan tawa bahagia. 

Dan Ah memakai helmnya akan pulang. Kang Soo pikir akan mengantarnya pulang. Dan Ah menolak lalu pamit pergi dengan motornya. Kang Soo tiba-tiba berlari disamping motor Dan Ah. Dan Ah binggung apa yang dilakukan Kang Soo. Kang Soo mengatakan akan mengantarnya pulang. Dan Ah dengan sengaja memacu motornya lebih kencang. Kang Soo pun tetap mengejarnya. 

Sung Jae dan Hyun Soo melihat Kang Soo yang mengejar Dan Ah. Sung Jae tak percaya Kang Soo terlihat sedang jatuh cinta. Hyun Soo pikir  Kang Soo terlihat sangat bahagia dan mereka bertiga tak bisa  minum. Sung Jae pikir seperti itu. Wajah sedih mereka diubah jadi wajah bahagia melihat Kang Soo dan Dan Ah. 

Kang Soo terlihat kelelahan mengejar motor Dan Ah. Dan Ah malah sengaja mengejek Kang Soo yang sudah banyak olahraga karena mengejarnya dan Terima kasih sudah mengantarnya pulang. Kang Soo meminta agar Dan Ah memberikan minum. Dan Ah menyuruh agar pualang ke Restoran Lively saja.
Saat itu Ji Yoon baru pulang menyuruh  menyuruh Ji Kyu agar cepat berjalan. Ji Kyu dengan semua barang mengeluh kalau semuanya berat. Ji Yoon pikir itu hasil mereka bermain suit dan yang kalah membawa semuanya.  Dan Ah kaget melihat Oh Jin Kyu, begitu juga Kang Soo. Jin Kyu juga kaget dan Ji Yoon karena berjalan mundur baru mengetahui kalau Kang Soo dan Dan Ah ada didepanya. 

Kang Soo dan Jin Kyu masuk ke dalam minimarket,  Kang Soo bertanya bagaiaman bisa bersama Ji Yoon. Jin Kyu meminta agar Kang Soo Jangan tanya karena menurutnya keadaaanya sedang menderita sekarang. Jin Kyu pun bertanya darimana saja Jin Kyu selama ini. Jin Kyu mengaku Hanya ke sana kemari.
“Apa yang terjadi denganmu? Katakan saja padaku.” Ucap Kang Soo. Jin Kyu pikir hanya seperti itu saja.
“Bagaimana dengan bisnismu? Apa Berjalan lancar?” tanya Jin Kyu. Kang Soo mengaku Agak susah.
“Lebih baik kami membahasnya saja. Sebenarnya, kami didorong keluar (mendapat masalah), dan kami juga dalam bahaya.” Cerita Kang Soo
“Bertahanlah selama enam bulan. Jungga pasti tidak akan terus menjual dengan harga murah. Begitu para pesaing tutup dan pergi, maka mereka akan menaikkan harganya. Seolleongtang yang harganya 5.500 Won sekarang akan naik hingga 8.000 Won.” Ucap Jin Kyu. Kang Soo seperti tak percaya
“Aku memeriksa semua bisnis Jungga lainnya dan mereka semua melakukan itu. Jika ada restoran lain yang buka, mereka akan menyiapkan makan siang spesial. Mereka akan turun menjadi 5.500 Won lagi dan menutup toko lainnya. Walau bangunan itu milik mereka, tapi mereka tidak bisa terus menjual dengan harga itu. Mereka mungkin tidak membayar sewa, tapi mereka membayar banyak bunga bank. Mereka mengambil pinjaman hampir 10 miliar Won untuk memulai bisnis. Jadi Bertahan saja selama enam bulan. Jika terus berlanjut sampai saat itu, Jungga pasti akan bangkrut.” Ucap Jin Kyu dengan wajah menyakinkan. 


Di dalam rumah
Dan Ah kaget kalau Ji Yoon berencana akan menikah. Ji Yoon membenakran karena keluarga mereka yang memaksa untuk melakukannya. Dan Ah tak pecaya kalau Ji Yoon melakukannya meskipun menyukai Kang Soo. Ji Yoon pikir tidak punya pilihan lain.
“Kalau tidak, mereka akan memaksaku naik pesawat dan mengirimku belajar di luar negeri.” Jelas Ji Yoon
“Jadi, bagaimana hubungan kalian sekarang? Jangan bilang kau tinggal bersama di sini?” kata Dan Ah. Ji Yoon membenarkan
“Tapi Jangan salah paham. Kami menetapkan batasan apa pun. Kami menjaga batas saat kami tidur.” Kata Ji Yoon mempelihatkan sumpit ditanganya.
“Wow, kau ini orangnya naif, atau korup?” ejek Dan Ah. Ji Yoon kesal meminta Dan Ah agar jangan katakan itu.
“Ya, baiklah... Jaga saja batasanmu itu dan Aku akan pergi.” Kata Dan Ah memilih untuk tak peduli. Ji Yoon menahan karena ingin  ingin bertanya sesuatu.
“Apa perusahaan Ahjussi sedang membuka loker (lowongan pekerjaan)?” kata Ji Yoon. Dan Ah ingin tahu apa maksud ucapanya.
“Kalau ada loker, aku hanya ingin merekomendasikan Jin Kyu. Dia itu berpengalaman, jadi pasti bisa bekerja dengan baik.” Kata Ji Yoon menyakinkan.
“Kami tidak punya rencana untuk buka loker.” Kata  Dan Ah sinis
“Lalu bagaimana dengan magang atau paruh waktu? Akan sulit kalau hanya aku saja yang memiliki penghasilan. Kami berdua butuh penghasilan. Eonni, mohon dibantu.”kata Ji Yoon sebelum Dan Ah bener-benar pergi


Di rumah Tuan Baek
Ho Young duduk lemas melihat Tuan Baek dan Min Chan duduk bersama membahas tentang perusahaan, tapi sebenarnya keduanya sedang bersaing mengambil hati Yeon Ji. Byung Soo dan Young Taek bergegas keluar rumah karena harus menerima telp.
“Aku akan membayarnya kembali, jadi tolong bisa jangan meneleponku lagi” ucap Byung Soo di telp
“Ah, belajar bahasa di luar negeri? Tentu saja, kau harus pergi. Tidak, tidak. Jangan khawatir. Oppa akan melakukannya untukmu.” Kata Young Taek lalu menutup telpnya.
Keduanya saling berpandangan seperti merasa kesulitan,  Byung Joo bertanya apakah itu Adik Young Taek. Young Taek mengangguk dan bertanya apakah Byung Joo mengunakan kartu kredit. Byung Joo menganguk dan bertanya berapa yang dibutuhkan Young Taek. Young Taek menjawab 10 juta won dan Byung Joo membutuhkan 8 juta won. 

Keduanya pergi ke tempat Rentenir Tuan Kim.  Tuan Kim dan anak buahnya terlihat senang menerima Byung Joo dan Young Taek kalau ingin meminjam uang
“Siapa yang akan kita pinjamkan uang kalau bukan untuk anak muda yang harapannya cerah? Tentu saja, kami harus pinjamkan mereka dengan banyak. Jadi Masuklah ke dalam dan tanda tangani kontraknya.” Ucap Tuan Kim mengajak keduanya masuk. Byung Joo dan Young Taek terlihat ketakutan tapi akhirnya masuk ke dalam rumah. 

Kang Soo pulang melihat Sung Jae duduk di pojok kamar sementara Hyun Soo sudah tertidur pulas. Kang Soo pikir Hyun Soo itu minum. Sung Jae menceritakan keduanya baru saja minum. Kang Soo memarahi Sung Jae yang memberi Hyun Soo alkohol.
“Dia sangat ingin minum. Sebenarnya, dia belum bisa minum berbulan-bulan. Dia pasti sangat menginginkannya. Lalu Jadi bagaimana keputusanmu terhadap Hyun Soo? Apa Kau akan mempekerjakan dia atau tidak?” kata Sung Jae
“Dia harus pulang ke rumahnya.” Kata Kang Soo. Sung Jae mengeluh dengan sikap Kang Soo.
“Harusnya dia itu pulang ke rumahnya.” Kata Kang Soo. Sung Jae tak mau membahasnya memilih untuk pamit pergis aja. Kang Soo menarik selimut untuk adiknya dan sempat terdiam, memikirkan keadaanya. 

Kang Soo tertidur pulas diatas meja restoran, Dan Ah masuk restoran mencoba membangunkanya. Kang Soo melihat Dan Ah yang sudah atang. Dan Ah bertanya kenapa Kang Soo tidur di meja, apakah Hyun Soo tidur sendirian.
“Aku hanya tertidur di sini.” Ucap Kang Soo mengangguk kalau Kang So tidur sendirian di kamar itu. Saat itu Sun Ae datang.
“Di mana Hyun Soo?” tanya Sun Ae dengan wajah tertunduk. Kang Soo hanya terdiam. Akhirnya Dan Ah yang menjawab kalau Hyun Soo  adan di lantai dua.
“Boleh bawa dia ke sini?” kata Sun Ae. Kang Soo dengan nada marah meminta ibunya untuk pergi.
“Aku hanya akan menjemput Hyun Soo lalu pergi.” Kata Sun Ae. Kang Soo tak peduli meminta ibunya untuk segera pergi.
Saat itu Hyun Soo turun melihat ibunya. Soon Ae langsung menarik Hyun Soo untuk pergi. Hyun Soo menolak  kalau ingin tinggal di sini sama Kang Soo. Sun Ae menark Hyun Soo agar pergi saja. Hyun Soo tak mengerti  meminta agar tolong hentikan ibunya.
“Pergi!.. Pulanglah ke rumah. Jangan kembali ke Seoul lagi.” Ucap Kang Soo. Hyun Soo binggung melihat sikap Kang Soo. Soo Ae pun mengajak anaknya untuk segera pergi saja. Setelah Hyun Soo pergi Kang Soo langsung naik ke lantai atas. 


Dan Ah bergegas naik dan mencari Kang Soo dikamar, tapi ternyata Kang Soo tak ada di kamarnya. Kang Soo berada di ruangan terlihat sedang serius berkerja. Dan Ah mendekatinya, Kang Soo meminta Dan Ah.panggil semua pegawai dan semua pemilik restoran. Semua berkumpul di restoran dengan Tuan Jung dan Soon Ae ikut mendengarkan 
“Kami sudah menyepakati dengan pemilik bangunan untuk tidak menaikkan sewa tahun ini. Kami menemukan cara untuk menyelesaikan masalah perjanjian pinjaman yang kadaluarsa. Sebuah bank baru di wilayah ini akan memberikan pinjaman dengan bunga lebih rendah.” Ucap Kang Soo. Semua masih terlihat lesu.
“Kalian semua kenapa? Uang sewa tidak akan naik dan masalah pinjaman sudah teratasi. Ini hal yang bagus. Karena gagasan Presdir kami, maka dia bisa melakukannya.” Ucap Tuan Baek bangga
“Apa gunanya menyelesaikan itu? Kami tidak ada pelanggan lagi.” Ucap Si Paman
“Benar, kami butuh pelanggan dulu. Walau uang sewa kami tidak dinaikkan dan kami punya pinjaman, apa gunanya kalau kami tidak punya pelanggan?” kata bibi 

“Ya, aku juga menyadarinya, jadi aku memikirkannya. Kita perlu membuat makanan yang diinginkan pelanggan seperti Restoran Jungga. Kita perlu menggunakan 100 persen bahan makanan rumahan seperti Restoran Jungga. Kita harus menjualnya dengan harga yang terjangkau.” Kata Kang Soo
“Apa Kau pikir kami bisa melakukannya? Kami ini tidak punya keuntungan, dan itu sebabnya kami tidak bisa melakukannya.” Ucap Paman
“Aku akan melakukannya semampuku untuk mendapatkan bahan makanan langsung dari pemasoknya.” Ucap Kang Soo menyakinkan
“Apa Kau pikir itu mudah? Dan juga, walau kau berhasil, kami juga perlu membayar sewa setiap bulan. Jadi, bagaimana kami bisa menjual harga semurah restoran Jungga?” ucap si bibi tetap tak yakin
“Ya, aku tahu itu sulit... tapi kita tetap harus melakukannya. Walau Anda membuat makanan hanya 100 won sepiring, itulah yang harus kita lakukan sekarang. Jika kita bertahan selama enam bulan,maka Jungga akan bangkrut. Sama seperti Anda punya uang sewa, maka Jungga tidak mempedulikan masalah sewa.” Jelas Kang Soo
“Jungga tidak akan bertahan enam bulan dengan harga rendah yang mereka tawarkan sekarang. Dikejar karena kita tidak punya uang adalah sesuatu yang sangat tidak aku sukai. Aku tahu kalian semua pasti benci diusir saat kalian berumur 10 atau 20 tahun. Itu sebabnya aku ingin kalian bertahan. Jika kita bergandengan tangan dan bertahan, maka aku yakin kita bisa menang.” Kata Kang Soo menyakinkan
“Kang Soo... Kita hentikan saja. Mana bisa kita bertahan selama enam bulan? Bahkan satu bulan pun sangat susah bagi orang seperti kami.” Kata Paman
“Ya, kami tahu bagaimana perasaanmu. Aku juga tahu apa yang ingin kau katakan. Tapi, orang yang tidak punya apa-apa biasanya harus menerima situasi ini. Kami tidak menerimanya karena kami tidak tahu. Kami tahu semuanya. Kami harus menerima semua ini karena tidak ada lagi cara lain!” ucap Bibi sambil menahan tangis.
Kang Soo hanya bisa diam, paman pun meminta maaf dan muji Kang Soo yang sudah bekerja keras. Kang Soo ingin menahan Paman tapi semua memilih untuk pasrah dan pergi. 



Paman pergi ke tempat agen gedung, memberitahu kalau ingin memasang tanda sewa. Bibi pun menempelkan selembaran di depan toko kalau tempat mereka akan disewakan, karena baru saja kehilangan uang sewa.   Sementara di kantor seperti tak ada orderan yang untuk diantar. Dan Ah pun tak bisa berbuat apa-apa.

Kang Soo mencoba kembali menyakinkan paman agar bisa mempercayainya sekali ini saja dan akan mencoba untuk melindungi jalan ini entah bagaimana caranya. Si paman hanya diam saja.
“Tidak bisakah Anda mempercayaiku sekali saja? Saya mohon. Sekali ini saja.” Kata Kang Soo
“Aku minta Maaf dan Ambillah.” Ucap Paman memberikan papan dari pengantar makanan Kang Soo. 


Kang Soo duduk diam dalam ruangan, restoran yang dulu berkerja sama untuk mengantar denganya sudah tutup dan mengembalikan semua papan nama. Dan Ah menepuk pundak Kang Soo, seperti ingin memberikan semangat. Tapi Kang Soo menyruh Dan Ah pulang karena harus istirahat. Dan Ah keluar dari restoran tapi terlihat masih khawatir. 

Yeon Ji terdiam sambil membersihkan wajahnya. Dan Ah tiba-tiba berbicara pada teman satu kamarnya kalau tempat ini tidak mampu lagi. Yeon Ji binggung dengan ucapan Dan Ah karena berpikir akan membahas pertemuanya dengan Min Chan.
“Negara ini...benar-benar... tidak mampu. Itu tidak akan berubah hanya dengan seseorang yang baik. Seseorang yang baik bahkan tidak bisa melakukannya.” Kata Dan Ah. Yeon Jin makin binggung bertanya apa lagi sekarang yang terjadi.
“Itu sebabnya kau harus pergi. Kau selalu bilang begitu. Tempat ini tidak ada harapan lagi. Kenapa kau tiba-tiba begini? Lupakan saja semuanya dan pergilah. Lupakan keluargamu, Pria Kereta itu, dan semuanya lalu pergilah. Jangan khawatir dengan orang yang kau tinggalkan.” Kata Yeon Ji menyakinkan.
“Semua orang akan menemukan cara untuk hidup. Banyak orang yang hidup tanpa harapan. Banyak orang menjalani hidup yang sudah menyerah. Dan juga, banyak-banyaklah belajar bahasa Inggris. Sejak kau bertemu dengannya, berapa halaman yang sudah kau pelajari? Sekarang Buka bukumu.” Kata Yeon Ji. Dan Ah terdiam dan langsung keluar dari kamar. Yeon Ji binggung. 

Dan Ah datang ke tempat Kang Soo membuat pacarnya itu kaget. Dan Ah meminta agar Kang Soo mencoba sekali lagi,  kalau ia harus memulainya lagi.
“Aku tidak tahu tentang yang lainnya, tapi aku tidak tahan melihatmu menyerah. Aku bahkan tidak ingin membayangkan bagaimana kau menjalani hidup tanpa harapan.” Ungkap Dan Ah. Kang Soo tak percaya Dan Ah berkata seperti itu.
“Aku ingin melihatnya. Seseorang sepertimu bisa berhasil. Jadi, perlihatkan padaku. Lakukanlah... dan buat aku bahagia. Lalu aku tidak akan pergi... Tidak... maksudku... Tolong bujuk aku supaya tidak pergi.” Ungkap Dan Ah. Kang Soo benar-benar tak percaya Dan Ah meminta agar tak pergi.
“Aku mencintaimu... Aku mencintaimu, Kang Soo.” Akui Dan Ah dengan menahan air matanya. Kang Soo menatap tak percaya dengan ucapan Dan Ah.
Bersambung ke episode 14

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar