Dan Ah
masuk ke restoran binggung melihat Kang Soo ada didalam, Kang Soo menyapa Dan
Ah yang baru datang. Dan Ah pikir Kang Soo
sudah pergi dan Motornya juga tidak di luar. Kang Soo mengatakan kalau
motornya Sedang diperbaiki. Dan Ah kaget mendengarnya.
“Aku
mengalami kecelakaan, dan terjatuh saat menaikinya.” Ucap Kang Soo. Dan Ah
binggung bertanya kenapa bisa terjadi.
“Itu
Karenamu. Aku terus menengok ke belakang. Jadi Maaf, tapi kurasa aku tidak bisa
pergi.” Ucap Kang Soo lalu mengajak mereka mulai berkerja. Dan Ah terlihat
masih bingung.
“Aku
merindukanmu.” Kata Kang Soo sedikit mengepel lantai. Dan Ah pikir Kang Soo
gila tiba-tiba meluapkan perasaanya.
“Apa Kau
bercanda? Apa Kau sedang main-main denganku?” ucap Dan Ah kesal
“Jangan
khawatir. Aku tidak akan berpegangan padamu. Aku hanya ingin berada di sisimu
sampai kau pergi. Kalau pergi membuatmu bahagia, maka kau harus pergi. Tapi bersenang-senanglah
di sini sampai kau pergi. Dan jangan khawatirkan yang lainnya.” Ucap Kang Soo.
Dan Ah mengumpat kesal
Saat itu
Tuan Jang dan Soon Ae datang, binggung melihat Kang Soo yang ada di dalam
restoran. Tuan Jang melonggo bertanya apa yang terjadi. Kang Soo mengaku kalau
ingin tetap kerja di restoran. Soon Ae benar-benar tak percaya mendengarnya.
“Tidak
bagus bagi seorang pria untuk menjadi periang. Aku yakin Dan Ah memintanya
untuk tidak pergi.” Ucap Soon Ae. Dan Ah dan Kang Soo binggung.
“Sudah
kuduga itu.” Kata Tuan Jang melihat sikap keduanya. Dan Ah ingin membela diri
tapi Kang Soo dengan gaya imutnya senang karena semua berpikir Dan Ah yang
memintanya.
Tuan Jang
sibuk membuat pesanan di dapur, Soon Ae menerima telp dari pesanan yang akan
diantar. Dan Ah membawakan pesanan yang ada direstoran. Kang Soo sibuk
memasukan pesanan, lalu melihat Dan Ah berdiri disampingnya juga memasukan
pesanan, dengan sengaja mengambil sesuatu dari pundak Dan Ah.
Dan Ah
sempat melirik, Tapi Kang Soo memberikan senyuman seperti memang ingin mengoda
Dan Ah lalu keluar dari restoran. Dan Ah hanya bisa melonggo binggung melihat
tingkah Kang Soo.
Dan Ah
membawa pesanan tapi lift untuk kurir rusak akhirnya terpakas menaiki tangga.
Ia mulai kelelahan dengan banyak keringat dan nafas terengah-engah. Kang Soo
datang langsung membawa pesanan Dan Ah dan mengejek agar bisa mengerjarnya. Dan
Ah hanya bisa berteriak tak bias mengejar karena masih kelelahan.
Kang Soo
tiba-tiba menghalangi jalan Dan Ah menyuruh berhenti. Dan Ah menyuruh Kang Soo
Kembali sana kerja. Kang Soo dengan sengaja memberikan es dimulut Dan Ah, lalu tersenyum
dan pergi. Dan Ah benar-benar tak mengerti dengan sikap Kang Soo yang sangat
perhatian padanya.
Di tempat
karaoke
Yeon Jin
mencoba menghibur dengan menyanyi untuk pelanganya, tapi pelanggan pria yang
mesum ingin menyentuh bagian sensitif tubuhnya. Akhirnya ia pun memukul kepala
si Pria dengan tamborine dan keluar dari ruangan. Beberapa wanita masuk ke
dalam mobil dan satu pria seperti bos Yeon Jin.
“Aku
membayar tagihan obat pria itu dari pembayaranmu!” ucap si pria. Yeon Ji
mengeluh pembayaran apa yang dimaksud.
“Gajimu!
Tenang saja... Kulitmu tidak akan sentuh karena ulah mereka.” Kata Si pria
menyindir
“Anda
bilang yang kulakukan cuma nyanyi!” ucap Yeon Ji membela diri
“Ya, kau
bekerja di karaoke jadi kerjamu hanya menyanyi. Dan jika kau bekerja di
"bar ciuman", yang kau lakukan adalah menciumnya. Lalu pengawalan
ruangan hanya memberikan minuman Dan mereka mendapatkan jutaan won per bulan
hanya dengan melakukan itu!” ucap Si pria
“Apa Kau
tidak punya hati nurani?” kata Yeon Ji marah
“ Apa Kau
pikir mudah mencari uang? Kalau tujuanmu hanya mencari uang, maka kerja dengan
benar! Jangan coba-coba memamerkan keberanianmu!” tegas si pria
“Orang
harusnya punya hati nurani!” tegas Yeon Ji kesal
Tuan Baek
memegang sebuah kantung dalam dekapanya, Ho Young memberitahu Tuan Baek agar
berani bicara dan harus jadi si brandal yang kaya dengan Gunakan pidato
informal. Dan kemudian, saat wanita itu kesal lalu lemparkan tas desainer itu
ke arahnya.
“Dia akan
berpikir "Oh, ternyata dia punya banyak uang." Dan nanti semua akan
berubah! Jadilah pria yang tangguh! Pria sejati!” ucap Ho Young. Tuan Baek pun
menyakinkan diri untuk jadi yang tangguh dan Pria sejati.
Yeon Ji
baru saja pulang, Tuan Baek memanggilnya dengan gagap berkomentar Yeon Ji terlambat pulang. Yeon Ji tak mengenalnya
bertanya siapa Tuan Baek. Tuan Baek dengan bangga mengatakan kalau ia adalah
“Oppa” dan nama lengkap Baek Gong Gi,
dari Holy Noodles. Yeon Ji pun bertanya apa memanggilnya.
“Aku
selama ini selalu mengawasimu, dan kau! Membuatku jatuh cinta padamu. Jad ambillah
ini!”ucap Tuan Baek memberikan sebuah kantung belanjaan.
“Mungkin
kau sudah tahu. Ayo pergi dan minum bersama.” Ucap Tuan Baek berjala pergi
dengan senyuman karena Yeon Ji mengiktinya
“Hei,
Gong Gi Bap Ahjussi.” Panggil Yeon Jin. Tuan Baek mendengarnya berpikir agar
Yeon Ji tidak meledeki namanya dan meminta agar memanggilnya "Oppa"!
“Tidak
perlu.... Tapi.. Larilah.” Kata Yeon Ji. Tuan Baek binggung kenapa disuruh
lari.
“Yah.. Lari
saja.” Kata Yeon Ji lalu melempar tas pada mobil sampah. Tuan Baek panik tas
mahalnya dimasukan mesin penghancur sampah dan berusaha mengejarnya sampai
jatuh terguling.
Di kamar
Yeon Ji
tak percaya kalau Kang Soo kembali, Dan Ah membenarkan dengan wajah binggug.
Yeon Ji tak habis pikir karena menurutnya Kang Soo itu pria yang hanya berpikir
lurus tapi ternyata juga tahu bagaimana membalikkan itu semua dan ingin tahu
yang akan dilakukan Dan Ah sekarang.
“Maksudku,
karena hal itu sudah ada padamu... Kau bisa katakan "Sayang, kemarilah!"”
ucap Yeon Ji sambil mengejeknya. Dan Ah berteriak marah
“Aku
merasa ini akan sulit bagimu untuk pindah.”kata Yeon Ji
“Jangan
bicara omong kosong. Walau langit terbelah dua, aku akan pergi dari negara ini.”
Tegas Dan Ah
“Bagaimana
jika dia mencoba menghentikanmu?” kata Yeon Ji, Dan Ah pikir tak peduli
“Bagaimana
jika kau tidak bisa meninggalkannya?” kata Yeo Ji, Dan Ah menegaskan Itu tidak akan terjadi!
“Baiklah,
lakukan yang terbaik. Sejujurnya aku sungguh ingin melihatmu pergi darisini.” Ungkap
Yeon Ji
“Dulu kau
menyuruhku untuk tidak pergi.” Kata Dan Ah heran
“Aku
hanya... Karena beberapa alasan, aku jadi mulai membenci Korea.” Akui Yeon Ji.
Dan Ah kali ini yang binggung melihat teman satu kamarnya yang ingin pergi
meninggalkan Korea.
Kang Soo
berbaring di kamarnya sambil berbicara seendiri kalau Ayahnya itu sudah
membelikan sepatu supaya bisa memulainya dengan baik Dan supaya a bisa berhenti
mengganggu. Tapi ia tidak dengar.
“Ayah... Apa
aku melakukan hal yang benar?” kata Kang Soo seperti ragu lalu melihat sepatu
kanan Seperti perahu dan keduanya mirip
Dongjinho dan Manseon 1.
Ibu Hyun
Soo berjalan di lobby rumah sakit dan langsung buru-buru bersembunyi melihat
Kang Soo yang sedang duduk bersama anaknya. Kang Soo tahu Hyun Soo pasti sudah
sangat menderita dan bertanya apakah akan dipulangkan. Hyun Soo mengangguk
karena menurutnya sulit bagi ibunya untuk mengurusnya seorang diri.
“Jadi aku
akan membantunya bekerja untuk saat ini.” Kata Hyun Soo, Kang Soo menyuruh Hyun
Soo agar Tinggal saja di sana.
“Tapi
kalian semua sudah siap untuk menyelamatkan restoran nenekku! Jadi, bagaimana
caranya aku bekerja disana?” ucap Hyun Soo
“Tidak
usah. Karena kau itu lamban, kau tidak berguna bagi kami. Jadi Tinggallah
bersama ibumu.” Kata Kang Soo sambil mengejek lalu bertanya kapan ibunya datang
karena ingin menyapanya sebelum pergi.
“Dia akan
segera datang.” Kata Hyun Soo, Ibu Hyun Soo makin panik karena Kang Soo ingin
bertemu denganya.
Kang Soo
menerima telp dari Tuan Jang, lalu mengatakan kan segera ke sana. Akhirnya Ia
harus pamit pada Hyun Sook karena harus
mulai bekerja dan Kapan-kapan ingin bertemu dengan ibu Hyun Soo.
Hyun Soo
pikir lebih bagus kalau bertemu dengan
ibunya. Kang Soo
berjanji akan datang dan menitipkan salam pada ibunya. Ibu Hyun Soo langsung
berlari untuk bersembunyi. Kang Soo hanya melirik tanpa curiga. Ibu Hyun Soo
dalam toilet terlihat berusaha menahan rasa sedih dan kecewa.
Ji Yoon
membuka bungkus Sandwich terlihat bahagia ingin memakanya. Jin Kyu datang
mengeluh makan Ji Yoon hanya roti karena Nanti kurang gizi. Ji Yoon mengaku
kalau sedang diet jadi bagus untuknya. Ji Yoon mengerti dengan mengejek Ji Yon
akan jadi tulang.
“Dan bila
kau berjalan, telepon saja aku saat kau dengar suara gemuruh dari perutmu. Aku
akan membawakanmu semangkuk seolleongtang.” Kata Jin Kyu. Ji Yoon pikir tak
perlu.
“Tapi,
apa artinya bila seorang pria memberikan baju pada wanita sebagai hadiah? Ini
hampir sama persis dengan lamaran, kan? Seperti dia berkata "Kau milikku,
aku akan memelukmu."” Kata Ji Yoon bahagia.
“Aku juga
tidak tahu!! Kenapa kau terus bertanya hal seperti itu?” keluh Jin Kyu
“Karena
pasti kau sudah pacaran dengan banyak wanita. Apa Kau tak pernah memberikan
baju pada wanita sebagai hadiah?” kata Ji Yoon
“Aku
hanya melempar kartu kreditku pada mereka. Aku tak pernah suka pada wanita, yang
kerjanya hanya mengurusi bajunya saja.” Ucap Jin Kyu
“Apa yang
kau lakukan akhir-akhir ini?” ejek Ji Yoon. Jin Kyu mengaku dirinya memang
bodoh dan akan pamit pergi.
“Sebentar.
Jawab dulu pertanyaanku selanjutnya. Saat kau tidur, apa gigimu pernah bergoyang seperti mesin
giling?”tanya Ji Yoon
“Saat aku
sedang stress saja. Mungkin aku juga akan seperti itu malam ini nanti.” Kata
Jin Kyu mengejek Ji Yoon kalau dia yang membuatnya stress.
“Bagaimana
caramu mengatasinya?” tanya Ji Yoon. Ji Kyu mengaku hanya menggigit sesuatu saat
sedang tidur. Ji Yoon ingin tahu seperti apa itu.
“Baiklah,
baiklah. Aku akan belanja dan membelikanmu sesuatu yang bisa digigit sebagai
hadiah.” Kata Jin Kyu. Ji Yoon terlihata sangat bahagia menerimanya.
“Kau ini
sedang mabuk cinta. Kamu... agak... imut... sebagai penggigit-gigit sesuatu. Kapan
kau akan mengambil hatiku?” goda Jin Kyu tiba-tiba membungkuk mendekatkan
wajahnya.
“Tolong
pergilah. Kau membuatku tidak berselera.” Kata Ji Yoon dan mengucapkan selamat
tinggal. Jin Kyu berjalan membelakangi sambil melambaikan tangan. Ji Yoon tak
eprcaya Jin Kyu mengikuti caranya melambaikan tangan.
Beberapa
orang yang sudah menungu didepan restoran memilih untuk pergi dan tahu tempat
yang lebih baik. Jin Kyu melihatnya dibuat binggung kenapa mereka pergi.
Pelangganya mengaku sudah bosan menunggu jadi lain waktu aakan datang lagi. Jin Kyu terlihat
binggung dan kecewa.
“Ada
beberapa pelanggan yang pergi setelah menunggu di luar. Tapi ada juga pelanggan
yang berbicara setelah selesai makan.” Kata Jin Kyu melihat laporan di
ruanganya.
“Ya, itu
memang terjadi. Tapi kita tidak bisa menyuruh mereka pergi.” Kata Si manager
“Kalau
begitu bagaimana kalau kita memberi mereka sesuatu sebagai sajian penutup?
Mungkin seperti teh plum. Kita akan membiarkan mereka tahu kalau mereka masih
makan tanpa ada lagi gangguan.” Usul Jin Kyu. Si manager langsung mengatakan
akan melaksanakan.
“Bukan,
maksudku aku bukannya ingin langsung melakukannya. Aku ingin minta pendapatmu
tentang gagasan itu.” Kata Jin Kyu
“Apa Sekarang
Anda sedang mengujiku?” kata Sang Manager. Jin Kyu hanya mengangguk saja.
“Itu
Gagasannya bagus.” Kata Si manager. Jin Kyu bahagia mengucapkan terimakasih dan
menyuruh manager agar melakukanya.
“Para
Ahjumma di bagian dapur akan menganggap ini merepotkan, Anda harus sadari itu.”
Kata Manager lalu keluar ruangan. Jin Kyu hanya bisa menghela nafas dengan
semua masalah direstoran yang menurutnya sangat sulit.
Kang Soo
dengan sengaja melewati jalan yang kecil dan membuat Dan Ah didepanya pun harus
berhenti. Dan Ah menyuruh Kang Soo untuk mundur. Kang Soo pikir Dan Ah yang
mundur dan langsung mengajak untuk Batu,
gunting, kertas.
“Wow.
Kenapa kau jadi kekanakan begini?” keluh Dan Ah. Akhirnya mereka melakukan suit
dan hasilnya Kang Soo kalah.
Tapi Kang
Soo yang jahil dengan sengaja membuat motor Dan Ah untuk mundur karena memutar
gasnya. Dan Ah pun dengan terpaksa harus mundur.
Kang Soo
masuk ke dalam lift lebih dulu lalu Dan Ah ikut masuk juga, lift langsung berbunyi kalau sudah full. Akhirnya Dan Ah memperlihatkan wajah imut
memanggil Oppa sambil merengek. Kang Soo tersenyum lalu mendorong Dan Ah keluar
dan saat pintu tertutup memberikan kedipan matanya. Dan Ah hanya bisa melonggo.
Tumpukan
piring kotor berada dikeranjang, Kang Soo kembali mengajak untuk suit dan yang
kalah akan mencuci piring. Saat itu juga, Kang Soo kalah dengan mengeluarkan
batu dan Dan Ah mengeluarkan kertas. Dan Ah langsung menjerit bahagia,
menurutnya sangat luar biasa dan tak bisa dipercaya.
Dan Ah
pun mengeluarkan wajah imutnya, dengan menggangkat dua jari dan mengembungkan
pipinya. Kang Soo hanya bisa tersenyum, saat itu Soon Ae dan Tuan Jang melihat
keduanya hanya melonggo. Dan Ah dan Kang Soo terlihat malu.
Tuan Jang
keluar dari restoran bersama Soon Ae, sambil berkomentar Dan Ah rupanya
bertingkah imut. Soon Ae pikir Kang Soo
ternyata jenius! Tuan Jang tak percaya
Kang Soo mengajak main batu, gunting, kertas, jadi tahu segala hal.
“Oh, aku
jadi kecewa. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk mengajarinya.”keluh Soon Ae
lalu melihat Tuan Jang sudah berjalan didepanya.
“Tapi, kenapa
kau diam-diam mengikutiku?” ucap Soon Ae sinis
“Jalan
sendiri di malam hari itu bahaya.” Kata Tuan Jang mencari alasan. Soon Ae
menyuruh Tuan Jang untuk Cepat pergi.
Tuan Jang
ingin mengajak bermain seperti Kang Soo, tapi Soon Ae malah mengumpat Tuan Jang
yang gila. Akhirnya Tuan Jang hanya bisa mengucapkan agar Mimpi yang indah lalu
berjalan berlawaan dengan Soon Ae.
Tuan Kim
keluar dari restoran Hanyang Seolleongtang, dengan anak buahnya terlihat
bahagia karena para pelanggan akan datang dan yakin Blok ini sekarang jadi
milik mereka, jadi Yang perlu lakukan
hanyalah menyedotnya saja. Anak buahnya pun memuji Tuan Kim memang hebat.
“Jangan
diam saja. Sebarkan beberapa kartu nama. Tak peduli siang dan malam, tetap kau
sebarkan! Mengerti? Sebar sampai mereka bosan!” ucap Tuan Kim. Si pria pun
menyelipkan kartu nama pada semua toko. Kang Soo melihat semua preman yang
keluar dari restoran Nenek Hyun Soo.
Kang Soo
masuk ke dalam restoran memperlihatkan kartu nama rentenir, dan bertanya apakah Nenek Jung pinjam uang
dari rentenir. Nenek Jung membenarkan dan terpaksa harus pinjam, karena Biaya
pengobatan Hyun Soo, lalu meminta Kang Soo untuk Jangan khawatir dan akan
hati-hati. Kan Soo terlihat tak bisa menerima begitu saja.
Jin Kyu
mengucapkan terimakasih pada semua pegawai yang akan pulang kerja, Salah satu
pegawai mengaku merasa seperti Direktur saja karena Jin Kyu yang mengucapkan
terima kasih pada mereka. Jin Kyu merasa
menganggap semua pegawainya adalah Direktur. Mereka pun pamit pergi.
“Kenapa
Anda seperti ini?” ucap Manager Binggung melihat sikap Jin Kuyu
“Kita
'kan sudah mulai menyediakan sajian penutup. Kalau staf marah, akan sangat
kacau nanti. Dan kemudian, kualitas layanan akan menurun. Itu sebabnya aku
menggagas ini. Untuk membuatnya menjadi tempat kerja yang bahagia.” Kata Jin
Kyu lalu memuji manager agar berkerja dengan bagus.
“Oh, kau
terlalu baik... Kalau begitu sampai jumpa.” Kata Manager. Jin Kyu tanpa segan
membungkuk mengucapkan salam. Manager sempat menahan tawa tapi akhirnya
bergegas pergi.
Ibu Jin
Kyu melihat anaknya dari kejauhan bersama Nyonya Jung, wajah sedihnya memohon
agar bisa menemuinya sebentar. Nyonya Jung melarang karena menurutnya Akan
lebih baik bagi Jin Kyu untuk melupakan keluarganya. Ibu Jin Kyu merengek agar
Nyonya Jung bisa mengizinkan 10 menit saja.
“Kau
berjanji kepadaku saat dia ditahan dulu kalau kau akan melakukan apa yang
kukatakan jika aku mengeluarkannya.” Kata Nyonya Jung. Ibu Jin Kyu pun
mengangguk mengerti untuk tak menemui anaknya.
Kang Soo
datang ke tempat Tuan Baek, semua anak buahnya menyambut Kang Soo. Byung Soo
bahkan bertanya alasan Kang Soo datang ke gubuk jelek. Tuan Baek mengingatkan
kalau itu adalah rumahnya bukan milik Byung Soo.
“Ada apa
kemari datang ke gubuk bawah seperti ini?” ucap Tuan Baek
“Aku cuma
mau makan ramen sama-sama.” Kata Kang Soo membawakan tas plastiknya. Semua
terlihat bahagia karena memang sedang lapar. Tuan Baek menyuruh Byung Soo tolong
rebuskan air. Byung Soo mengeluh kenapa harus dirinya. Tuan Baek menegaskan
karena bosnya yang menyuruh. Byung Soo pun tak bisa menyangkalnya.
Mereka
makan ramyun bersama, Tuan Baek kaget mengetahui Nenek Jung Yang meminjam uang
dari rentenir. Kang Soo membenarkan, Tap Tuan Baek merasa sudah menduganya.
Kang Soo pikir kalau mereka pastii selamanya terikat pada pertarungan ini.
“Jadi aku
memikirkannya dan kurasa kalau membuat jasa pengantaran saja tidaklah cukup. Kita
harus mengisi restoran dengan pelanggan.”kata Kang Soo ingin membantu Nenek
Jung.
“Benar,
mereka hanya akan bertahan jika mereka punya pelanggan.” Ucap Min Chan. Young
Tae pun bertanya apakah Kang Soo punya rencana lain.
“Akan
sulit jika kita diam saja sejak restoran Jungga berjalan lancar. Ayo kita coba
menarik beberapa pelanggan yang datang dengan membawa beberapa orang.” Kata
Kang Soo
“Apa
Maksudmu, seperti pertemuan klub semacam itu?” kata Min Chan.
“Benar,
dan para atlet juga berkumpul. Mari mengarahkan strategi PR kita ke arah itu.”
Kata Kang Soo
“Haruskah
kita membagikan beberapa selebaran?” ucap Tuan Baek
“Bos itu
bilang dia bisa memberikan diskon 15 persen untuk pelanggan berkelompok.”kata
Kang Soo
“Itu
sudah bagus. Besok kita bagikan selebaran itu.” Kata Byung Soo bersemangat.
“Aku suka
membagikan selebaran dengan Kang Soo hyung.” Kata Ho Young. Young Tae pun
bahagia bisa membagikan selembaran kembali. Mereka pun kembali menghabiskan
ramyun.
Kang Soo
selesai mengantar jajangmyun, lalu diam-diam menempelkan brosur bertuliskan [Hanyang
Seolleongtang diskon 15 persen bagi pelanggan lebih dari satu!] Min Chan pergi
ke tempat ibu-ibu berlatih bulu tangis menyebarkan brosur restoran Nenek Jung.
Tuan Baek
juga membagikan pada pria yang baru selesai bermain sepak takraw. Salah satu
prai mengenal Tuan Baek kalau kerja di Holy Noodles, Tuan Baek mengaku kalau
pria itu saudara kembarnya dan ia adalah kakaknya.
Byung Soo
dkk sibuk memberikan brosur pada Ibu-ibu kaya yang ada disekolah untuk Oh.
mengadakan pertemuan pribadi di Hanyang Seolleongtang, karan bisa menganggapnya
sebagai tempat sendiri, jadi bisa duduk sepanjang hari Dan ada diskon 15
persen.
Jin Kyu
melihat tak percaya kalau Laporan CEO bahwa Penjualan mereka menurun padahal
mereka sudah meningkat sejauh ini. Manager mengaku Itulah salah satu
kelemahannya menurutnya Sulit membuat reservasi untuk acara besar di restoran
mereka Dan semua pelanggan yang biasa mengadakan pertemuan restoran akan
beralih pada Hanyang.
“Apa Kau
tak punya gagasan lain?” tanya Jin Kyu binggung.
“Harusnya
Anda yang memikirkan gagasannya.” Kata Manager lalu keluar dari ruangan. Jin
Kyu mengumpat kesal dan membuat dirinya seperti orang gila.
Jin Kyu
sudah duduk di ruangan les sambil membaca buku. Dan Ah datang melihat Jin Kyu
belajar mengejeknya Sekarang sudah seperti manusia dan bertanya apakah datang
lebih awal untuk belajar. Jin Kyu membenarkan lalu bertanya apa yang dilakukan
Dan Ah di pagi hari.
“Kerja
paruh waktu di pagi hari... Ya, aku selalu melakukan ini.” Ucap Dan Ah. Jin Kyu
ingin membantu melihat Dan Ah menghapus papan tulis
“Tidak
usah. Tulislah apa yang mau kau tulis. Apa belajarmu lancar?” kata Dan Ah. Jin
Kyu pikir seperti itu.
“Bagaimana
kau bisa les bahasa Inggris?” tanya Jin Kyu
“Hanya
iseng saja masuk les Dan aku mempelajari semua yang kulihat. kalau hanya itu
yang kulakukan, aku bisa pintar.” Kata Dan Ah membersihkan meja.
“Setelah
selesai bersih-bersih, apa mau minum kopi?” kata Jin Kyu. Dan Ah menyuruh Jin
Kyu untuk belajar saja lalu melihat Kang Soo sedang mengepel lantai, lalu mulai
mengumpat temanya itu memang gila.
Jin Kyu
melihat dari balik kaca seperti Dan Ah dan Kang Soo sudah sangat dekat. Dan Ah
mengomel dengan yang dilakukan Kang Soo. Kang Soo mengaku terbangun lebih awal,
jadi membantunya. Dan Ah mengumpat Kang Soo itu penguntit.
“Aku
lebih suka memakai istilah "malaikat pelindung," kalau kau mau.” Goda
Kang Soo dengan senyuman lalu memilih untuk segera mengepel lanta. Dan Ah
langsung menendangnya. Kang Soo langsung mengaduh kesakitan seperti ingin
mencari perhatian
“Aigoo.. Tidak
sekeras itu aku menendangmu!” kata Dan Ah. Kang Soo pun berdiri hanya
tersenyum. Dan Ah pun mengejar Kang Soo di lorong. Jin Kyu terlihat sedih
melihat keduanya sangat dekat tak seperti yang diduga.
Jin Kyu
berdiri di atap gedung, Kang Soo datang membawakan secangkir kopi terlihat senang menemukan temanya. Jin Kyu
bertanya ada apa. Kang Soo mengaku kalau hanya ingin menyapa saja dengan
memberikan kopinya. Jin Kyu pun dengan senang hati menerimanya.
“Bagaimana
belajarmu?” tanya Kang Soo. Jin Kyu mengaku Rasanya mau mati. Kang Soo menyuruh
Jin Kyu agar lebih Berusaha
“Aku melakukan
ini untuk mengalahkanmu.” Kata Jin Kyu. Kang Soo mengaku tidak bisa berbahasa
Inggris.
“Aku
melakukannya untuk mengalahkan Hanyang.” Kata Jin Kyu blak-blakan.
“Apa kau
sudah menang? Hanyang hampir tidak pernah bangkrut. Apa Kau tidak bisa
membiarkannya?” ucap Kang Soo
“Kalau
kubiarkan, aku bisa dipecat.” Kata Jin Kyu
“Lupakan
saja! Apa Kau bahkan lulus kuliah? Kau bisa mencari nafkah sambil mendapat
pekerjaan yang bagus!” kata Kang Soo
Jin Kyu
merasa Kang Soo menganggap pekerjaannya ini yang buruk dan apakah Memang itu
tidak baik menjual makanan dengan harga lebih murah dari restoran lain. Ia pikir Bersaing dengan cara masing-masing an
itu adalah pertarungan yang begitu adil.
“Apa Kau
berpikir yang kalian lakukan itu adil? Ini namanya pertarungan antara orang
dewasa dan anak-anak.” Ucap Kang Soo. Jin Kyu mengaku tidak bisa berkata-kata.
“Maaf,
aku kesulitan memahami apa yang orang lain katakan. Aku hanya melihat yang
kulihat.” Kata Kang Soo. Jin Kyu pikir lupakan saja. Kang Soo tiba-tiba menepuk
pundak Jin Kyu. Jin Kyu bertanya apa maksudnya.
“Maaf
karena aku menghalangi yang ingin kau lakukan. Aku tidak kesulitan padamu lagi.
Hanya saja aku sudah memulainya, jadi aku akan melakukannya sampai akhir. Jadi
ketahuilah itu.” Ucap Kang Soo
“Setelah
tadi bersih-bersih, apa kau tak cuci tangan?” kata Jin Kyu mengejek. Kang Soo
membenarkan lalu menyuruh Jin Kyu agar meLakukan yang terbaik, Jin Kyu pun menyakinkan diri untuk berusaha.
Manager
membaca pesan Dari Cabang Utama “Tolong kebersihan tetap dijaga selama musim
panas.”. Ji Yoon pamit pada temanya untuk keluar makan siang dulu. Temanya pun
mempersilahkan. Ji Yoon datang menemui managernya bertanya apakah boleh ganti baju sebelum pergi.
“Apa Kau
punya pakaian khusus untuk makan siang?” kata Managernya
“Tidak,
aku hanya...” kata Ji Yoon yang langsung disela oleh Managernya. Managernya
pikir tak peduli, Ji Yoon dengan senang hati akan kembali nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar