Kang Soo
dan Dan Ah gugup menunggu hasil voting. Kepala bagian makanan masuk berdiri
diatas podium kalau akan mengumumkan hasil kampanye promosi ini sekarang,
dimulai dari Geo Food Life dengan 175 suara, lalu SH Foods dengan 207 suara.
“Adapun
Perusahaan Jungga memperoleh 638 suara.” Kata Kepala Bagian.. Nyonya Jung
tersenyum mendengarnya karena berada jauh dari sainganya.
“Dan
untuk Perusahaan Strongest Deliveryman memperoleh 787 suara! Perusahaan
Strongest Deliveryman telah memenangkan pemungutan suara.”kata kepala bagian.
Kang Soo
dkk langsung menjerit bahagia, seperti tak percaya bisa mengalahkan Jungga.
Mereka saling berpelukan seperti tak menyangka. Nyonya Jung akan keluar dari
ruangan langsung menatap sinis seperti sudah siap untuk membalas dendam.
Nyonya
Jung mengumpulkan semua karyawan ingin tahu alasannya kenapa kalah. Manager
memberitahu kalau Lebih tepatnya, pemasaran emosional Strongest Deliveryman
sudah berhasil dengan menanamkan gagasan pada orang-orang bukan hanya makanan,
tapi juga kebaikan Dan pemilik restoran di Restoran Row menyambut pelanggan
seperti keluarga mereka.
“Itu juga
ada di manual perusahaan kami! Tertulis di sana, kami menyambut pelanggan
dengan kehangatan yang tulus, bukan karena dorongan kami! Tapi kenapa? Kenapa
perasaan tulus kita tidak bisa tersampaikan sementara mereka bisa?” kata Nyonya
Jung marah. Semua pun hanya diam saja.
“Kecuali
Son Young Ah, aku minta kalian membuat surat pengunduran diri.” Kata Nyonya
Jung. Semua dibagian perencanan restoran binggung.
“Kecuali
Kepala Manajer Son, tak satupun dari kalian menawarkan ide kreatif. Lebih
tepatnya, kalian semua tidak memiliki keinginan yang sungguh-sungguh untuk
memenangkan pertarungan ini! Aku tidak butuh orang-orang yang secara pasif
mengikuti manual dan tidak melakukan apa pun kecuali mengumpulkan gaji mereka! Segera
buat surat pengunduran diri kalian!” tegas Nyonya Jung
“Ini
tidak adil untuk memecat kami seperti ini.” Kata salah satu pegawainya.
“Laporkan
saja aku! Biar aku yang bayar dendanya! Jadi Kalian semua keluar.” Kata Nyonya
Jung tak peduli.
Di
restoran Row kembali ramai, Si bibi tanpa henti menerima para pelanggan yang
ingin makan, lalu memberitahu kalau
punya layanan antar jadi bisa mengunakanya. Di restoran Paman pun melayani pelanggan
kembali.
“Terima
kasih! Apa Anda menikmati makanannya?” tanya Paman ramah
“Ya, enak
sekali... istriku juga menyukai hidangan ini.” Kata Pelanganya.
“Kalau
begitu buatlah pesanan pengiriman ke rumah Anda juga!” kata Paman menjelaskan
mengunakan aplikasi "Strongest Deliveryman".
Dan Ah
dan Kang Soo melihat grafik yang terus meningkat, Kang Soo pikir kalau
mereka benar-benar sudah berhasil. Dan
Ah memuji Kang Soo sebagai Presdir memang terbaik. Kang Soo tiba-tiba
mendekatkan bibirnya, Dan Ah bingung.
“Kau
bilang sudah berhasil.” Kata Kang Soo yang ingin menerima ciuman dari Dan Ah
“Tapi kita
belum benar-benar berhasil!” kata Dan Ah menghindar
“Kau baru
saja bilang kita sudah cukup berhasil!” rengek Kang Soo
Dan Ah
langsung mengalihkan kalau komputernya sepertinya aneh. Kang Soo pun menatap
komputernya dan saat itu Dan Ah langsung kabur keluar dari ruangan. Kang Soo
mengejarnya.
Sesampai
di lantai bawah, Kang Soo berusaha untuk tetap tenang karena ada Soon Ae dan
Tuan Jang. Soon Ae mengeluh melihat
keduanya yang sibuk karena harus makan siang sendirian dengan Tuan Jang lagi.
Dan Ah meminta maaf.
“Cepatlah
pesan... Kalian mau apa?” ucap Soon Ae. Dan Ah menatap Kang Soo mengatakan
kalau ingin jjajangmyeon.
“Dua
jjajangmyeon, segera dibuat!”kata Tuan Jung,
Saat itu juga Jin Kyu dan Ji Yoon datang ingin makan jajangmyun juga.
Mereka
pun makan di jajangmyun di meja yang sama. Ji Yoon langsung ingin menyuapi
lobak untuk Jin Kyu. Kang Soo dan Dan Ah hanya bisa melonggo. Jin Kyu terlihat
malu tapi Ji Yoon yang tak peduli langsung memasukan ke mulut Jin Kyu lalu
memujinya kalau itu lucu.
“Tapi
Eonni, bagaimana hubungan kalian dengan Ahjussi? Apa Kalian berdua ciuman?”
ucap Ji Yoon to the point. Kang Soo terlihat kebingungan. Dan Ah hanya
menatapnya.
“Oh,
pasti bukan? Jadi Siapa yang cium dulu?” kata Ji Yoon. Jin Kyu yang
mendengarnya menyuruh agar diam.
“Aku
yakin pasti ada. Ahjussi benar-benar berwajah batu (kaku) saat dia
menginginkannya. Aku pernah bertemu yang seperti itu, tapi dia malah dipermalukan.
Jadi Berapa kali waktu yang dibutuhkan agar bisa berhasil?” kata Ji Yoon
penasaran. Diam-diam Soon Ae dan Tuan Jang ikut mendengarnya.
“Jangan
bicara dan makan saja miemu.” Tegas Dan Ah. Ji Yoon kembali merengek.
“Kami ini
bukan binatang! Hanya manusia yang punya kemampuan berbicara saat mereka makan.
Apa yang kalian berdua lakukan setelah berciuman?” ucap Ji Yoon polos.
Jin Kyu
mulai panik, Ji Yoon merasa tak ada yang salah karena hanya mau tahu saja. Kang Soo memilih untuk
pergi mengaku sudah selesai makan. Begitu juga Jin Kyu karena takut kalau Dan
Ah mulai marah serta merasa malu. Ji
Yoon kembali meminta Dan Ah agar menceritakan karena Sekarang hanya ada mereka berdua.
“Apa yang
kau lakukan setelah itu?” tanya Ji Yoon penasaran. Soon Ae juga ikut mendekat
karena ingin tahu.
“Terima
kasih untuk makanannya.” Ucap Dan Ah memilih untuk pergi. Soon Ae pun kecewa tak mendapatkan jawaban.
“Kenapa
kalian semua pada pergi? Hal tentang seks tidak perlu dipermalukan! Lalu Siapa
lagi yang kutanyakan?” tanya Ji Yoon binggung.
“Kami
punya banyak pengusaha lain yang kembali ke Restaurant Row. Dan bukan hanya karyawan dari Konstruksi
Sunjin. Kami juga punya banyak pesanan untuk diantar. Jika kita mempertahankan
ini, kita pasti bisa menghasilkan lebih banyak uang daripada yang kita
proyeksikan... dan bahkan Strongest Deliveryman mungkin bisa membuat keuntungan
untuk pertama kalinya!” ucap Min Chan. Semua terlihat senang mendengarnya.
“Kita
tunggu saja. Kalau kita bisa mengusir Jungga dari sini, aku mungkin bisa
memberi kalian semua bonus di atas gaji kalian.” Kata Kang Soo
Semua
langsung berteriak gembira. Kang Soo pun meminta tepuk tangan untuk karyawan
baru, Oh Jin Kyu karena yang memberi ide bagus. Semua memberikan tepuk tangan
dengan penuh semangat. Jin Kyu meminta agar tak melakukanya karena membuatnya
malu. Tuan Baek kembali memuji Jin Kyu “Good boy.” Jin Kyu mengeluh Tuan Baek
yang terus memujinya seperti itu.
Manager
memberitahu Penjualan kita menurun 50 persen, dan Pada tingkat ini, Kompleks
Restoran Jungga mungkin punya defisit 300 juta won. Nyonya Jung bertanya Berapa
banyak bunga yang harus mereka bayar. Termasuk 10 miliar yang dipinjam dari
Bank Youngil.
“120 juta
won per bulan. Dan setelah 6 bulan, kita harus mulai melunasi pinjaman itu
sambil membayar bunga jadi kita membutuhkan sekitar tiga kali lipat.” Kata
bagian keuangan.
“Mari
kita mulai menawarkan pengantaran juga. Siapkan aplikasi dan sistem pengiriman
dalam 15 hari.” Kata Nyonya Jung. Pegawainya pun menganguk mengerti.
“Dan
bagaimana dengan umpan yang lain?” tanya Nyonya Jung. Manager mengatakan Semua
sudah siap.
“Lepaskan
umpan itu saat kita mulai menawarkan pengantaran. Kita harus bisa menghapusnya.
kata Nyonya Jung. Manager Jung menganguk mengerti.
Dan Ah
menatap ponselnya, Kang Soo datang melihat Dan Ah yang serius ingin tahu apa
yang dilakukanya. Dan Ah langsung menutupinya mengaku Bukan apa-apa. Kang Soo ingin tahu apa yang
disembunyikan. Dan Ah tetap mengatakan bukan apa-apa.
“Kenapa
kau malah menyembunyikannya kalau bukan apa-apa? Aku mau lihat.” Ucap Kang Soo.
Dan Ah mulai mengeluh dengan sikap Kang Soo.
“Kau
malah semakin mencurigakan.Kalau tidak kau tunjukkan, akan kucium kau.” Kata
Kang Soo mengancam dan siap mendekat.
Dan Ah
akhirnya memperlihatkan ponselnya. Kang Soo melihat kalau waktu Dan Ah sudah
berubah jadi 20 hari. Dan Ah langsung mengambil ponselnya karena Kang Soo sudah
melihatnya. Kang Soo ingin tahu arti kata-kata bahasa Inggris itu.
“Bukan
urusanmu.” Dan Ah mengejek. Kang Soo ingin tahu Kenapa dikatakan plus 20.
“Itu
bukan urusanmu!” kata Dan Ah. Kang Soo mengerti kalau Dan Ah menghitung hari sejak...
hari itu. Dan Ah pikir akhirnya Kang Soo paham juga.
“Jadi,
pastikan kerja dengan benar. Kalau tidak, "Happy Day" mungkin berubah
kembali menjadi "D-Day" lagi. Dan kalau itu terjadi, kita mungkin
tidak punya harapan lagi.” Kata Dan Ah
“Bagi
beberapa orang, sepertinya aku baru saja mengubah beberapa kata. Tapi bagiku
tidak. Seperti itulah saat aku merasakan harapan untuk pertama kalinya. Dan
hari pertama aku menikmati kebahagiaan ini. Itu Karenamu. Jadi Pastikan kau
menepati janjimu, Buatlah aku bahagia. Mengerti?” kata Dan Ah.
“Ya... Terima
kasih karena berada di sisiku Dan membuatku bahagia juga.” Ucap Kang Soo.
Dan Ah
merangkul pundak Kang Soo dan Kang Soo pun membungkuk menatapnya. Mereka pun
mulai berciuman, Kang Soo menarik tubuh Dan Ah agar lebih mendekat dan tak
jatuh dari meja.
Ji Yoon
menatap Jin Kyu berbaring disampingnya. Jin Kyu mengeluh Ji Yoon yang terus
menatapnya dan membuatnya tidak nyaman. Ji Yoon dengan blak-blakan mengatakan
Karena Jin Kyu itu tampan. Jin Kyu tak bisa mendengarnya.
“Kau itu
tampan” kata Jin Yoon mengulanginya lagi. Jin Kyu hanya bisa tertawa
mendengarnya.
“Benar,
Kau kelihatan lebih karismatik saat aku melihatmu. Emm... Bagaimana aku
mengatakannya? Pada awalnya, kurasa kau hanyalah berlian yang tidak berguna tapi
sekarang, kau kelihatan seperti kerikil yang sangat berguna.” Ungkap Ji Yoon.
Jin Kyu
yang mendengarnya seperti tak berpikir kalauitu memang pujian. Tapi Ji Kyu
merasa kalau memang itu pujian. Jin Kyu tahu kalau Ji Yoon pasti malah mengubah
pujian jadi hinaan. Ji Yoon bisa tahu kalau Jin Kyu itu menyukainya, lalu
mengodanya dengan panggilan “kerikil” lalu beranjak tidur.
Beberapa
saat kemudian, Ji Yoon sudah tertidur dengan kebiasan mengertakan giginya. Ji
Kyu tak bisa tidur meminta Ji Yoon agar bisa hentikan, karena merasa seperti
mengalami mimpi buruk. Akhirnya ia bangun mencari-cari sesuatu dan menemukan
penahan gigi untuk tinju, lalu perlahan-lahan duduk disamping Ji Yoon yang
tertidur.
“Terima
kasih sudah membuatku menjadi kerikil yang berguna.” Ungkap Jin Kyu tersenyum
melihat Ji Yoon yang tertidur pulas. Tiba-tiba tangan Ji Yoon memegang tangan
Jin Kyu yang ada di pundaknya.
“Aku lebih
bersyukur lagi. Kalau kau tidak ada di sini, maka aku pasti sudah menangis
sendiri tiap hari. Jin Kyu... Apa boleh
aku mencintaimu? Apa kau mau mencintaiku?” tanya Ji Yoon.
Jin Kyu
hanya diam saja. Ji Yoon bisa mengerti kalau pasti Jin Kyu tak suka. Jin Kyu
menyuruh Ji Yoon agar tutup mata. Ji Yoon dengan kesal menutup mata dan
mengucapkan selamat tidur. Ji Kyu mendekat dan langsung mencium Ji Yoon.
Ji Yoon
kaget tiba-tiba Jin Kyu menciumnya, mereka pun berciuman. Tiba-tiba Ji Yoon
teringat kalau lupa menyikat giginya, lalu bergegas kekamar mandi dan akan
segera kembali. Jin Kyu kebingungan karena seharusnya tidak melakukan itu di
tengah ciuman. Ji Yoon meminta maaf dan
agar bersiap saat sudah keluar. Jin Kyu seperti sudah tak peduli dan ingin
tidur saja.
Dan Ah
pergi berkerja melihat ponselnya sudah hari ke 21, lalu membersihkan meja
restoran. Kang Soo mendekat dan mereka pun memberikan ciuman selamat pagi.
Mereka kembali mengadakan rapat untuk pengiriman makanan, Kang Soo menaruh
tanganya diatas paha Dan Ah. Dan Ah pun mengenggam tangan Kang. Keduanya saling
berpegangan tangan dibawah meja.
Dan Ah
baru saja pulang mengantar lalu berpapasan dengan Kang Soo ditangga. Keduanya
tanpa segan lagi untuk memberikan ciuman. Dan Hari berlalu sampai 35 hari.
Soon Ae
dikagetkan dengan kepala boneka masuk memanggil Kang Soo. Tuan Jung langsung
melindungi Soon Ae sebelum diserang orang tak dikenal. Tuan Na membuka bonek anjingnya terkejut
melihat ada pisau didepanya. Kang Soo kaget ternyata Tuan Na yang datang.
“Oh,
Presdir Choi! Ayo keluar! Aku menyiapkan acara untuk membantumu.” Kata Tuan Na.
Kang Soo
seperti dijadikan ambasador untuk Tuan Na dengan foto boneka anjing. Bukan
hanya Kang Soo, Tuan Baek dan anak buahnya juga banyak yang ingin foto bersama.
Soon Ae
mengumpat kesal menuliskan dibukunya “Presdir Bank Youngil, si brengsek itu. Presdir
Kim Jong Hyun dari Bank Youngil memang sangat menyebalkan.” Saat itu seseorang
masuk. Soon Ae kaget melihat pria dengan dua pengawalnya dan di panggil Paman. Kang Soo juga memangginya Ahjussi!
“Oh, ya,
Kang Soo. Lama tidak bertemu Dan kau juga, Soon Ae.” Kata Si paman. Tuan Jang
dan Dan Ah binggung karena keduanya sama-sama memanggil paman.
“Saat
berada di pusat penahanan dan berbincang dengan Kang Soo, aku langsung teringat
dirimu. Jadi aku datang ke sini. Tapi ternyata memang kau.” Ucap Paman. Soon Ae
membenarkan.
“Apa
kabar Anda baik?” tanya Soon Ae. Paman pikir seperti itu
“Kenapa
Anda berakhir di pusat penahanan?” tanya Soon Ae
“Karena
aku sering berurusan dengan uang, maka kesalahpahaman terjadi. Tapi semuanya
sudah terselesaikan sekarang. Dan Soon Ae... Kau... tidak bisa memperlakukanku
seperti ini. Ayahmu dan aku seperti kakak-adik.” Ucap si Paman. Soon Ae meminta
maaf.
“Itu
sebabnya sulit menceritakan ini pada Anda. Karena Anda cukup menakutkan begitu mulai
beraksi. Semuanya akan teratasi kalau aku pergi dengan tenang.” Jelas Soon Ae.
“Baiklah.
Kita harus tetap bertemu begini.” Kata Paman dan akan pergi. Tuan Jang mengajak
makan dulu. Tapi Paman pikir lain kali saja.
Paman
melihat wanita yang berdiri disamping Kang Soo lalu bertanya pakah namanya Lee
Dan Ah. Dan Ah membenarkan. Paman langsung memuji Dan Ah itu cantik dan sebabnya
Kang Soo selalu memikirkannya setiap malam, lalu segera pamit. Tuan Jang pun
tak lupa dengan membungkukan badanya.
“Wow, kau
pasti banyak curhat pada orang-orang di pusat penahanan.”ejek Dan Ah pada
pacarnya
“Maaf.
Kami selalu berbincang setiap malam, dan topik itu muncul. Tapi, apa hubungan
antara Tuan Jang dan Ahjumma? Bagaimana mereka bisa bertemu?” tanya Kang Soo
penasaran
“Bukan
urusanmu.” Kata Dan Ah seperti biasa. Kang Soo tak bisa menahan ingin tah.
“Soon Ae dulu
terkenal sebagai putri dari orang kaya Dan Tuan Jang itu anggota geng yang
menerima perintah untuk menculiknya.”
Tuan Jang
masuk ke sebuah tempat mencari disisi ruangan dan membuka pintu lemari,
terlihat Soon Ae duduk ketakutan dalam lemari. Ia menarik tangan Soon Ae agar
keluar, tapi tatapan mata Soon Ae seperti meminta agar diselamatkan. Tuan Jang
pun menutup pintu lemari.
Anak buahnya datang
memberitahu kalau tak menemukan Soon Ae.
Tuan Jang langsung menyuruh agar mengecek ke ruang bawah tanah dan
berpura-pura belum menemukanya.
“Jadi,
mereka berdua mulai bertemu diam-diam. Dan Soon Ae bahkan memintanya untuk lari
bersamanya. Tapi kurasa Tuan Jang kehilangan kesempatan saat dia ragu-ragu.”
Cerita Dan Ah.
“Oh, jadi
itu sebabnya dia selalu keras padanya?”
kata Kang Soo
Dan Ah
mengeluh pada Kang Soo yang membuatnya jadi tukang curhat, lalu meminta agar
berPura-pura tidak tahu, karena Kalau sampai Soon Ae tahu maka ia akan mendapat
masalah. Kang Soo menganguk mengerti.
“Kang
Soo... Ayo kita berjanji. Tidak peduli yang terjadi, Maka kita tidak boleh
putus dengan cara bodoh. Tidak peduli betapa susahnya, kita akan melakukannya
bersama. Berjanjilah padaku.” Ucap Dan Ah. Kang Soo pun berjanji. Dan Ah dan
Kang Soo menyatukan jari kelingking dan jempol untuk membuat janji tak lupa
Ditandatangan, discan dan di bungkus dengan saling jabat tangan.
Tuan Jang
mengantar Soon Ae pulang, saat itu Soon Ae memegang tangan Tuan Jang. Tuan Jang
sempat kaget lalu tersenyum karena Soon Ae sudah mau mendekat padanya.
Nyonya
Jung menatap ke luar jendela. Manager dan anak buah lainya memberitahu kalau
Persiapan sudah selesai. Nyonya Jung memerintahkan untuk mulai saja. Keduanya
mengangguk mengerti lalu keluar dari ruangan.
Bibi
menghitung penghasilan jualan, lalu mengucap syukur karena berkat Kang So akhirnya selamat. Lalu merasa
sangat lelah. Pegawainya sedang mengeringkan mangkuk mengatakan kalau akan mengunci
toko jadi si bibi bisa pulang. Si Bibi terlihat senang mendengarnya.
“Oh, maaf
karena selalu merepotkanmu.” Kata si Bibi. Pegawainya pikir tak masalah.
“Tapi
sebagai gantinya, beri aku gaji tambahan kalau restoran berjalan lancar. Sepertinya
uang selalu jadi masalahnya.” Kata Pegawainya. Si Bibi pun menyetujuinya, kalau
akan memberi gaji tambahan kalau melewati rintangan ini dan mempercayakan
tokonya pada pegawainya dan pamit pergi. Saat itu Manager datang.
“Oh, kami
tutup hari ini.” Kata Pegawainya. Manager mengaku datang bukan untuk makan tapi
ingin bicara dengan pegawai.
“Ada
apa?.. Aku bukan pemiliknya dan hanya seorang pegawai.” Ucap si pegawai
binggung.
“Ya, aku
tahu. Dan karena itulah aku ingin menemuimu.” Kata Manager.
Esok hari
Mobil box
bahan makanan datang. Si bibi bertanya apakah mereka membawa beras yang baru
dipanen. Pegawai membenarkan kalau Berasnya masih bersih, beberapa karung beras
masuk ke dalam toko. Pegawai si bibi terlihat gugup berada didepan pintu.
Sung Jae
baru saja mengantar barang. Sek Nyonya Jung datang kalau ingin bertemu dengan
setelah selesai bekerja. Sung Jae ingin tahu alasan kalau ingin bertemu. Sek
Nyonya Jung memberikan kartu nama.
“Anda akan
lihat nanti saat Anda datang. Pastikan untuk datang... kalau kau tidak mau Choi
Kang Soo tersakiti.” Kata Sek Nyonya Jung. Sung Jae melihat kalau itu dari
restoran Jungga, Manager Park Sang Do.
Sung Jae
menemui Nyonya Jung dan dibuat kaget. Nyonya Jung mengatakan kalau bisa
mengirim Sung Jae kembali ke penjara. Sung Jae pikir tapi kasus itu sudah
berakhir. Nyonya Jung pikir tak seperti itu.
“Kasus
kekerasan begini tidak harus dibiarkan tanpa ada keluhan dari korban. Walaupun
korban bilang semua baik-baik saja, terkadang mereka harus membuka kembali penyelidikan
kalau pihak ketiga melapor ke polisi. Dan dilihat dari rekaman CCTV, kau bahkan
datang ke Restoran Jungga Seolleongtang mengancam Oh Jin Kyu, dan merusak
properti kami. Kau juga harus ganti rugi untuk kejahatan itu.” Ucap Nyonya
Jung.
“Laporkan
saja. Aku akan membusuk di sana selama beberapa tahun. Omong kosong apa pula
ini?” kata Sung Jae bergegas pergi.
“Aku
tidak memanggilmu ke sini untuk memerasmu. Aku menggunakan ini untuk memeras Choi
Kang Soo. Kau dan Choi Kang Soo cukup dekat. Jadi dia pasti akan goyah jika aku
mengancam akan mengirimmu ke penjara Atau dia akan melakukan apa pun untuk
menyalahkan dirinya lagi. Yang penting, dia akan sangat menderita sehingga dia
menjadi gila.” Ucap Nyonya Jung.
Sung Jae
mulai marah. Nyonya Jung meminta Sung Jae agar memilih mau jadi pengkhianat dan
sengsara Atau ingin membuat Choi Kang Soo sengsara karenanya. Sung Jae terlihat
marah dan ingin memukul Nyonya Jang, Manager Park menahanya.
“Bawa semua
orang yang bekerja di perusahaan itu dan datanglah ke Jungga. Kami juga memulai
layanan pengantaran.” Perintah Nyonya Jung. Sung Jae hanya diam saja.
Sung Jae
pulang, Kang Soo menyapa temanya yang baru pulang lalu mengajaknya untuk
mendekat. Sung Jae bertanya alasan Kang Soo datang. Kang Soo pikir itu sudah
pasti untuk makan ramen, lalu bertanya dari mana Sung Jae yang pergi sendiri.
Sung Jae mengaku kalau Pergi cari udara segar.
“Kau cari
udara segar saat mengantar, tapi Apa kau harus cari udara lagi? Apa Kau ini
selingkuh ?” kata Kang Soo mengoda. Semua hanya bisa melonggo, lalu berkomentar
kalau Lelucon itu sudah kuno.
“Aku akan
berpura-pura tidak mendengarnya.” Kata Byung Soo. Young Tae juga merasa kalau
selera humor Kang Soo tidak enak. Akhirnya Kang Soo mencoba mengalihkan dengan
makan saja.
“Oh,
tidak ada sumpit untukmu! Kau pakai saja sumpitku, Aku tidak menyentuhnya di
mulutku dan Aku pakai ini untuk ambil mie.” Ucap Kang Soo memberikan sumpitnya
pada Sung Jae.
“Sebab
itulah kau salah... Beri makan dulu dirimu! Jangan memikirkan untuk memberi
makan orang lain!” kata Sung Jae
“Kau
bukan hanya orang lain bagiku.” Kata Kang Soo. Sung Jae pun bertanya apa untuk
Kang Soo. Kang Soo kembali membuat lelucon kalau Sung Jae adalah “Nim.”
Semua pun
tertawa, mereka heran melihat Kang Soo seperti terus melucu. Ho Young pikir
Presdir bahagia karena bisnis sudah berhasil. Mereka semua tertawa bahagia,
hanya Sung Jae menatap sedih Kang Soo.
Esok hari
Kang Soo
memberitahu Ketika semua berjalan lancar, maka harus bekerja lebih keras lagi.
Menurutnya Menjalankan bisnis adalah tentang kredibilitas jadi harus selalu
konsisten. Mereka pun menganguk mengerti.
“Tapi,
Sung Jae ke mana?” tanya Kang Soo. Tuan Baek tak tahu karena Tadi pagi dia
sudah pergi.
Kang Soo
menerima telp, Paman memberitahu kalau mereka dalam masalah besar, karena
Restoran Jungga mulai menawarkan pengantaran juga. Kang Soo kaget mendengarnya.
Kang Soo
bergegas menemui paman didepan restoran. Paman memberikan selembaran saat
berangkat kerja pagi tadi. Mereka semua binggung. Dan saat itu beberapa motor ukuran
besar berwarna hitam lewat. Mereka kaget melihat Sung Jae yang mengemukan motor
Jungga.
Kang Soo
dan Dan Ah langsung mengikuti Sung Jae didepan restoran Jungga. Kang Soo
bertanya apa yang sedang dilakukanya. Sung Jae mengaku mereka akan membayarnya
lebih jadi pindah kerja dan ingin menghasilkan
banyak uang. Kang Soo tak percaya mendengarnya.
“Hei, Apa
kau tidak punya hati nurani? Karenamu, Kang Soo bahkan masuk ke pusat
penahanan!” ucap Dan Ah tak percaya mendengar alasan Kang Soo.
“Itu
sebabnya aku pindah. Presdir yang hanya bicara omong kosong tapi tidak bisa
menghasilkan uang. Karena itulah aku pindah. Jadi jangan terlalu sedih soal
itu.” Kata Sung Jae. Kang Soo terlihat benar-benar marah memanggil nam Sung
Jae.
“Kalian
itu juga bagus. Walau hanya satu orang yang keluar, itu tidak akan jadi
masalah, 'kan? Aku ini yatim piatu. Orang-orang sepertiku hanya bisa jadi gila
ketika tidak punya uang. Jadi cobalah untuk mengerti.” Kata Sung Jae lalu
meminta maaf karena harus pergi sekarang. Kang Soo benar-benar tak percaya
kalau Sung Jae akan mengkhianatinya.
Tuan Baek
bertanya-tanya Dari semua orang, kenapa harus Sung Jae. Ho Young pikir uang
memang membeli semuanya. Kang Soo yakin itu Bukan karena uang, karena Sung Jae
pasti bukan seseorang yang bisa dimenangkan oleh uang dan Ini pasti sesuatu
yang lain selain uang.
“Ah,
Hyung.... Pasti tidak ada alasan lain lagi selain uang!” kata Ho Young. Kang
Soo sangat yakin kalau bukan itu.
“Kau
harus berpikir. Kurasa dia melakukan ini untukmu sebagai target utama mereka. Mereka
bisa mendapatkan tukang antar dari tempat lain. Tapi mereka mencuri temanmu dari
kampung halamanmu. Mereka pasti melakukan ini untuk membuatmu goyah.” Kata Jin
Kyu yang pernah kerja di jungga.
“Apa
Jungga memang begini?” tanya Kang Soo tak percaya.
“Mereka
mampu melakukan hal-hal buruk, menurut pendapatku.” Kata Jin Kyu
“Kalau
begitu, Untuk sekarang bekerjalah dulu. Jungga juga melayani pengantaran. Maka Sekarang,
inilah perang sesungguhnya.” Kata Kang Soo
“Semuanya
harus ke posisi pertarunganmu!” kata Tuan Baek memberikan semangat.
Semua
keluar dari ruangan. Dan Ah terlihat sedih melihat Kang Soo kembali menerima
masalah oleh Jungga. Kang Soo menyakinkan Dan Ah kalau tak masalah, karena yakin
Sung Jae pasti akan kembali dan selalu datang kembali kalau menunggu.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar