Min Hyuk
mengemudikan mobilnya, dengan senyuman bahagia mengaku kalau Akhirnya bisa tidur dengan tenang sekarang. Lalu
mengingat Setelah bersaksi di kantor polisi untuk Bong Soon, Bong Soon
mengatakan "Mengapa kau berbohong? Kau
seorang laki-laki. Kau harus malu pada dirimu sendiri."
“Kau
menatap tepat di mataku sambil berkata begitu. Sekarang, aku bisa berkata padamu.
Kau tampak sangat...” ucap Min Hyuk terhenti karena baru sadar sedari tadi Bong
Soon sudah tertidur duduk disampingnya.
Min Hyuk
tersenyum melihat Bong Soon yang tertidur dan mengeluh sedari tadi ternyata
hanya bicara sendirian. Ia melihat Bong Soon yang sangat lelah sampai
mendengkur.
[Episode 16 – Final ]
Sementara
Gook Doo bertatapan langsung dengan Tuan Kim di ruang interogasi, lalu menanyakan
alasan melakukanya. Tuan Kim yang memiliki jiwa yang terganggu pun menjawab
kalau melakukanya karena menyenangkan.
Gook Doo kaget mendengarnya.
“Kalian
semua harus memohon padaku yaitu Memohon padaku untuk menyelamatkan kalian
semua dan Harusnya kalian mendengarkanku. Menahan lapar saat aku memerintahkan
kalian untuk jangan makan. Merangkak saat aku memerintahkan kalian untuk
merangkak.” Ucap Tuan Kim
Gook Doo
tak bisa menahan amarah ingin memberikan pukulanya, Detektif Kim dan ketua Yook
masuk ruangan menahan Gook Doo agar tenang. Ketua Yook menasehati kalau tidak
boleh melakukan kekerasan terhadap pelaku. Tuan Kim tersenyum mendengarnya.
“Kau
hanya boleh memukuli manusia. Jangan malah menghajar binatang.” Kata Ketua Yook
dan tak bisa menahan amarah langsung menoyor kepala Tuan Kim sampai terjatuh
dan menendangnya. Detektif Kim panik langsung berlari menahan Ketua Yook agar
tak memukuli pelaku.
Berita di
layar besar, wartawan langsung mendekat saat Tuan Kim keluar dari kantor polisi
ingin tahu alasan membunuh dan melakukan penculikan. Baek Tak diruanganya
berteriak bahagia karena berhasil membantu dan menurutnya itu namanya noblesse
oblige.
Nyonya Hwang dkk dalam toko
kue kenari pun bahagia karena polisi akhirnya
menangkapnya. Bong Soon masuk kantor dengan wajah bahagia. Min Hyuk pun masuk
dengan roda duanya dan gayanya saat membuka pintu seperti penyirih yang bisa
membua pintu dengan gerakan tanganya
Bong Soon
memperlihatkan gambar Captain Tak pada Sek Gong. Sek Gong yang melihat merasa begitu familiar tampak seperti salah satu
karyawan mereka. Min Hyuk sudah dibelakang mendengarnya.Sek Gong tetap merasa
kalau sering melihat wajah itu tapi tak bisa menebaknya.
Min Hyuk
dan Bong Soon tersenyum saling menyapa, Sek Gong kaget Min Hyuk tiba-tiba sudah
ada dibelakangnya. Min Hyuk pun mengajak rapat dan Sek Gong boleh bergabung
dengan mereka. Sek Gong pun duduk disamping Min Hyuuk.
“Tim
Perencanaan dan Pengembangan dikenal sebagai tim yang paling pemilih di
perusahaan ini. Aku yakin mereka akan mengajukan beberapa pertanyaan yang
rumit. Jangan merasa kewalahan dan Kau harus menjawabnya. Ini tidak akan mudah.
Tapi, aku juga tidak bisa membantumu. Kau harus mengatasi ini sendiri.” Jelas
Min Hyuk. Bong Soon mengangguk mengerti.
“Do Bong Soon.
Saat kau mempertimbangkan tren Game jaman sekarang, menurutmu apa Game 2D
side-scoller dapat memenangkan penjualan game?” tanya Min Hyuk seolah-oleh
sebagai tim perencanan.
“Ya.
Menurutku, kita adalah orang-orang yang harus menciptakan trend dan Juga, salah
satu keuntungan dari game kasual seperti ini yaitu, siapa pun dapat dengan
mudah mengaksesnya dan memainkannya.” Kata Bong Soon, Min Hyuk ingin Bong Soon
langsung ke intinya.
“Maksudku,
adalah dari anak-anak sampai orang dewasa, siapa pun bisa memainkannya. Anak
kecil yang sering memainkan Game lama sekarang sudah tumbuh menjadi orang
dewasa. Game kita bisa membawa kenangan masa kecil mereka kembali. Itu bisa
menjadi salah satu nilai jual kita.” Jelas Bong Soon.
“Bagus.
Dan kau harus bersiap untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tak terduga. Dengan
begitu, kau bisa menyiapkannya dan mengakhiri presentasimu dengan catatan
positif.” Jelas Min Hyuk
“Lalu Apa
yang terjadi dengan kedua karakter utama di Game itu pada level terakhir?”
tanya Sek Gong
“Super
Bong Soon menyelamatkan Pangeran Min Min Dan mereka hidup bahagia selamanya.
Akhir yang bahagia...Selamanya.” kata Bong Soon, Min Hyuk yang mendengarnya
langsung tersipu malu.
“Oh, jadi
maksudmu, mereka menikah, punya anak, dan...” kata Sek Gong, Min Hyuk makin
sumringah membayangkanya.
Bong Soon
pikir mereka bisa melakukannya di Game bagian kedua. Sementara Sek Gong
binggung melihat bosnya yang senang sekali. Min Hyuk pikir Game yang sangat
menyenangkan dan berharap ini bisa terjual di pasaran secepat mungkin dan dengan
begitu bisa cepat membuat yang bagian kedua.
Keduanya
saling sumringah, Sek Gong pikir lebih baik meninggalkan mereka berdua saja. Min Hyuk merasa lebih baik mereka yang pergi
dan mengandeng tangan Bong Soon keluar ruangan. Tuan Oh melihat keduanay yang
keluar dengan senyuman bahagia. mengajak Bong Soon agar keluar saja.
Tuan Oh
berteriak kalau memerlukan tanda tangan Min Hyuk, tapi Min Hyuk yang bahagia
memilih untuk pergi saja. Tuan Oh akhirnya datang melihat wajah Sek Gong,
berpikir kalau Do Bong Soon dan Presdir Ahn mengabaikannya lagi. Sek Gong
mengak merasa sangat
kesepian
hari ini.
“Cuaca
semakin hangat, tapi hatiku semakin dingin. Ada seekor gagak yang sedang
menangis di hatiku.” Ungkap Sek Gong, Tuan Oh terlihat prihatin mendengarnya.
“Kau
seperti seorang penyair. "Seekor gagak di dalam hati." Seekor gagak
menetas di hatiku.” Ungkap Tuan Oh mengoda.
Keduanya
pergi ke sisi lainya, Min Hyuk bertanya apakah ayah Bong Soon tidak pulang tadi malam. Bong Soon mengangguk,
Min Hyuk yang mendengarnya terlihat sedikit kesal lalu bertanya apakah sudah
menelpnya. Bong Soon mengangguk dan ayahnya berkata kalau butuh waktu sendirian.
“Dia
seperti anak SMA yang kabur dari rumah.” Ungkap Min Hyuk, Bong Soon memberitahu
ayahnya yang mengatakan butuh waktu
untuk berpikir.
“Apa
Ibumu tidak menelponnya? Kalau Ibumu menelponnya dia akan...” kata Min Hyuk dan
Bong Soon menyela kalau ayahnya pastitidak menjawab panggilannya. Min Hyuk pun
sudah bisa menduganya
“Oke. Aku
akan mengurusnya.” Kata Min Hyuk, Bong Soon ingin tahu caranya.
“Aku bisa
menelponnya dan berkata "Ayah." Lalu... aku berkata "Aku di
sini, Ayah." Kata Min Hyuk.
Bong Soon
tersenyum langsung mengelus rambut Min Hyuk dan mengaku sangat bangga padanya. Min Hyuk langsung
sumringah karena Bong Soon yang membuat
jantungnya berdebar lagi lalu memegang pipinya. Bong Soon mengingatkan kalau
mereka sedang bekerja. Min Hyuk pikir Tidak ada yang mengawasi
“Ini ada
kaca.” Kata Bong Soon menunjuk ke arah luar jendela
“Memangnya
aku kenapa? Aku hanya memeluk wajahmu.” Goda Min Hyuk dan ingin mendekatkan
bibirnya. Bong Soon meminta agar menghentikanya. Min Hyuk makin mengoda
menghentikan apa maksudnya.
“Aku
malu. Bagaimana jika ada orang yang lihat?” ucap Bong Soon saat Min Hyuk memeluknya.
“Tidak
ada orang dan Tidak akan ada yang datang kesini hari ini.” Kata Min Hyuk. Bong
Soon pun akhirnya memeluk Min Hyuk dengan erat.
Nyonya
Hwang yang sibuk memotong pie merasa tak perlu melakukan sesuatu karena
suaminya itu bisa pergi kapan saja, jika
menginginkanya tapi tidak boleh pulang
ke rumah semaunya, jadi kenapa harus minta maaf karena tak membuat kesalahan.
“Aku
tidak akan mengatakan ini, karena rasanya, aku seperti ikut campur masalah
keluargamu. Tapi, Ibu nya Bong Ki. Waktu tu... Kau memukulnya sampai memar, Di
seluruh wajahnya. Kau tidak boleh sampai segitunya. Menurutmu, apa tidak
masalah jika wanita menghajar pria?”kata Ibu Myung Soo. Nyonya Hwang tak
mengerti maksudnya.
“Siapa
yang memukuli siapa?” tanya Nyonya Hwang binggung
“Mata
Ayah nya Bong Ki memar dan bibirnya bengkak. Dan juga Rambutnya berantakan”
cerita Ibu Myung Soo.
“Hei..
Kalian menganggapku apa? Aku tidak memukulnya itu bukan aku. Kami berdebat, dan
aku mendorongnya. Dia jatuh lalu menghantam sudut mesin jahit. Sejak aku
berumur 19 tahun, aku tidak pernah
memukuli pria.” Kata Nyonya Hwang kesal karena teman-temanya menganggap seperti
itu.
“Aku
sering mengomelinya setiap kali kami berdebat. Menyerangnya dengan perkataan.
Aku lebih suka seperti itu. Kalian
kenapa sebenarnya?” kata Nyonya Hwang, dua temanya hanya bisa tertunduk
diam.
Min Hyuk
datang menemui Ayah Bong Soon yang sedang kamping di pinggir danau dengan
memasukan banyak tanaman. Ayah Bong Soon pikir it mugwort. Min Hyuk memberitahu
kalau itu putik daisy.
“Jika
bukan kau yang telpon, aku tidak akan mengangkat telepon nya. Aku sudah secara
resmi memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan semua orang.” Kata Tuan Do
memalingkan wajahnya.
“Bukannya
tidak nyaman tidur di sini?” komentar Min Hyuk. Tuan Do bertanya apakah Do Bong
Soon yang bilang, kalau kabur dari rumah. Min Hyuk membenarkan. Tuan Do
mengeluh kalau itu Memalukan sekali.
“Kenapa
bicara begitu? Aku tinggal sendirian tapi terkadang aku kabur dari rumah.” Kata
Min Hyuk berusaha melucu tapi Tuan Do malah menatap sinis. Min Hyuk pun hanya
bisa tertunduk meminta maaf. Keduanya akhirnya Min Min Soju bersama.
“Ayah.. Kau
tidak bisa pulang sekarang?” ucap Min Hyuk sedikit merengek. Tuan Do langsung
menolak.
“Jika
tidak mendesak... Kurasa, kau harus cepat pulang... Aku... Aku ingin menikahi
Bong Soon.”kata Min Hyuk, Tuan Do sampai tersedak mendengarnya.
“Aku
butuh restu darimu.” Kata Min Hyuk. Tuan Do pun
bertanya paakah Min Hyuk yakin. Min Hyuk mengaku kalau ia sangat yakin
“Aku
ingin menikahinya secepat mungkin. Bahkan Aku akan menikahinya besok jika semua
orang setuju. Tapi jika kau pergi-pergian seperti ini... Aku harus menunda
pernikahanku, dan aku... Jadi Tolong bantu aku, Ayah. Menjalani satu hari tanpa
Bong Soon terasa seperti selamanya. Terutama di malam hari...” kata Min Hyuk
dan Tuan Do langsung mengumpat mendengarnya.
“Hei, aku
Ayahnya Bong Soon.... Jaga ucapanmu... Kau bilang "Terutama di malam
hari?"” kata ayah Bong Soon. Min Hyuk buru-buru meminta maaf.
“Seperti
yang kau lihat, aku sudah tidak waras lagi. Aku sangat mencintai Bong Soon. Tolong
selamatkan aku, Ayah.” Kata Min Hyuk merengek.
Tuan Do
kembali bertanya apakah Bong Soon itu membuatnya gila. Min Hyuk mengangguk dan
bahkan bisa menyelam langsung ke air
jika menyuruhnya. Tuan Do pun langsung
menyuruhnya, Min Hyuk sempat panik tapi setelah itu memberanikan diri untuk
menyelam, Tuan Do menahanya kalau ia bisa yakin dengan Min Hyuk.
“Kau
tidak akan membuat putriku menangis, kan?” kata Tuan Do kembali bertanya.
“Kenapa
juga aku membuatnya menangis? Tidak ada untungnya buatku. Aku akan kena hajar,
jika aku melakukan sesuatu yang salah.” Kata Min Hyuk kembali salah bicara.
“Dia
hanya kuat di luar. Sebenarnya, dia rapuh di dalam. Dia itu seperti kaca. Dia
bisa terluka dengan mudah.” Cerita Tuan Do, Min Hyuk mengangguk mengerti.
“Kenapa
kau suka sekali dengan Bong Soon?” tanya Tuan Do
“Bong
Soon... Dia seperti diriku. Seperti ini... Rasanya, hidupku sangatlah berarti
saat dia ada di sini. Dan rasanya, aku menghilang saat dia tidak ada di sini.
Itu artinya Aku sangat menyukai Bong Soon, kan?” kata Min Hyuk, Tuan Do pun
bisa melihat Min Hyuk yang suka sekali padanya.
“Terima
kasih telah membesarkan Bong Soon menjadi seorang wanita yang menggemaskan dan
cantik. Sekarang aku akan membuatnya bahagia.” Kata Min Hyuk meminta izin. Tuan
Do pun mempersilahkanya dan mereka pun minum bersama.
Hee Ji
bertemu dengan Bong Ki memberitahu akan pergi ke Vienna bulan depan dan mungkin
bisa bergabung dengan orkestra mereka. Bong Ki mengatakan kalau sudah tahu itu.
Hee Ji kaget bertanya darimana mengetahuinya.
Bong Ki mengaku kalau Gook Doo yang bilang padanya.
“Saat
itu, aku tidak tahu. Tapi ada satu hal yang benar-benar bisa aku yakini
sekarang. Mengenai Beberapa orang,suatu Hubungan. Atau takdir? Kurasa, memang
ada orang yang ditakdirkan untuk bersama. Gook Doo, aku dan Hee Ji... Kita
semua suka dan tertarik pada seseorang Lalu, kita bisa lupa dan menjalani
kehidupan semula Dan kita bertemu orang yang lain lagi. Jika kita benar-benar
beruntung kita bisa bertemu dengan orang yang telah ditakdirkan untuk bersama
dengan kita.” Kata Bong Ki
“Kalau
begitu, sepertinya kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Apa ada perbedaan saat
kau bertemu dengan orang itu?” tanya Hee Ji
“Itu saja
yang aku dengar.”ungkap Bong Ki. Hee Ji bertanya siapa yang mengatakanya. Bong
Ki menjawab kalau itu kakaknya.
“Katanya,
rasanya kau bisa merasakan kebahagiaan hidup selama orang itu ada di dunia ini
bersamamu.” Ungkap Bong Ki. Hee Ji hanya diam saja.
Bong Soon
berjalan dengan Kyung Shim membahas tentang sesuatu berbeda saat bertemu dengan
"takdirnya?" yaitu mereka bisa melihat dirinya sendiri dimata orang
itu. Kyung Shim merasa heran mendengarnya.
“ Aku ada
di matanya dan diriku di sorot matanya terlihat sangat bahagia. Dan kau bisa
melihat "Kebahagiaanmu" dengan matamu sendiri. Itu yang terjadi saat
kau bertemu dengan takdirmu.” Cerita Bong Soon.
“Wah...
Sedikit sulit di pahami... Tapi... Aku iri padamu.” Komentar Kyung Shim
“Hei,
omong-omong... Bukankah menurutmu lingkungan kita sangat bersih dan bagus?”
kata Kyung Shim, Bong Soon pikir Ini menakjubkan dengan berpura-pura tak tahu
dan mengajaknya pulang.
Nyonya
Hwang yang melihat suaminya pulang langsung melirik sinis. Tuan Do pun menyapa
istrinya dengan menanyakan kabarnya lalu mengatakan akan melakukan segalanya
untuk istrinya. Mereka pun membaringkan Tuan Do di sofa. Tuan Do yang mabuk
terus mengoceh.
Min Hyuk
ingin pamit pergi, tapi Nyonya Hwang melarangnya menyuruh mereka menunggu
diatas dan minum seccangkir teh. Min
Hyuk menolaknya tapi Nyonya Hwang sudah mendorong keduanya agar menunggu di
lantai atas.
Tuan Do
yang mabuk pun mengajak istrinya agar minum secangkir teh juga? Nyonya Hwang
melihat keadaan suaminya dan sedih melihat kuku Tuan Do yang kotor sekali.
Bong Soo
membuka kamarnya yang kosong. Min Hyuk terlihat gugup dan melihat Kyung Shim
yang tak dikamar dan menanyakan keberadaanya. Bong Soon memberitahu kalau Kyung
Shim, ke rumah bibinya di Bongsun-dong dan akan menginap malam ini. Akhirnya
Min Hyuk pun masuk kamar dengan wajah gugup mengaku merasa sangat aneh. Bong Soon binggung
“Itu Tempat
tidurmu. Jadi kau tidur di sini, kan? Dan Ini tempat saat kau mengatakan
"Selamat malam Min Min." Kan?” kata Min Hyuk malu-malu.
“Semuanya
sudah beres, kan? Aku membawa Ayahmu pulang.” Kata Min Hyuk bangga. Bong Soon
pun memberikan pujian dengan mengelus kepala Bong Soon.
“Ibumu
tidak akan membawakan makanan penutup sekarang, kan?” kata Min Hyuk mengoda
menarik tangan Bong Soon agar mendekat.
Tiba-tiba
Nyonya Hwang masuk membawakan sepiring buah yang besar dan mengucapkan Terima
kasih untuk segalanya hari ini. Min Hyuk langsung duduk tegap merendahkan
dirinya, Nyonya Hwang bisa mengetahui
keduanya sedang berdua dan buru-buru keluar dari kamar.
“Oh Yah..
Omong-omong.... Kau boleh menginap malam ini.” Kata Nyonya Hwang dari depan
pintu. Min Hyuk kaget, Bong Soon mengeluh ibunya yang selalu murah didepan Min
Hyuk.
Bong Soon
mengambil buah dan ingin menawarinya. Min Hyuk melihat ibu Bong Soon yang sudah
tak ada lagi dan bisa menganggap tak akan kembali lagi. Bong Soon pun bertanya
lalu kenapa. Min Hyuk sudah memegang wajah Bong Soon seperti ingin menciumnya.
Bong Ki
tiba-tiba membuka pintu memanggil kakaknya, keduanya pun kaget. Min Hyuk
buru-buru menurunkan tanganya. Bong Ki merasa tak enak hati karena melihat Min
Hyuk ada di kamar kakaknya juga. Min Hyuk merasa harus pamit sekarang karena
sudah mengantar Ayah pulang dan hanya mampir untuk melihat kamarnya.
Bong Ki
pikir lebih baik mereka lanjutkan saja, Min Hyuk menolak terlihat malu dan
buru-buru keluar dari kamar. Bong Soon pun langsung mengikutinya.
Keduanya
jalan bersama menaiki tangga, Min Hyuk merengek kalau tidak ingin pulang
sendirian. Bong Soon melihat sekeliling lalu memberikan ciuman di pipi dan
menyuruh agar Min Hyuk harus cepat pulang. Min Hyuk tersipu malu dan tak tahan
akhirnya memberikan ciuman pada Bong Soon.
“Aku akan
berada di mimpimu malam ini. Kau harus pergi sebelum aku tidur. Supaya aku bisa
hadir dalam mimpimu.” Kata Bong Soon mengoda.
“Kau tahu
itu tidak masuk akal sama sekali, kan?” kata Min Hyuk. Bong Soo tahu dan
menurutnya itu sangat memalukan.
“Bong
Soon... Aku akan melihatmu di mimpiku.” Kata Min Hyuk, Bong Soon pun mengau
selalu melihat Min Min dalam mimpinya.
Min Hyuk
pun memeluk Bong Soon, keduanya pun kembali saling menyuruh siapa yang lebih
dulu pergi. Min Hyuk kembali memeluk Bong Soon sambil menyuruhnya pergi, Bong
Soon melepaskan pelukan menyuruh Min Hyuk pergi tapi tak bisa melepaskanya seperti
tak ingin berpisah.
Baek Tak
terlihat sangat marah dan merasa memalukan. Agari meminta Baek tak untuk duduk
karena Tekanan darahnya akan naik nanti. Baek Tak masih tak pecaya kalau Biksu
Nijamuttin orang Korea. Agari memberitahu kalau mengetahui yang dengarnya kalau
nama aslinya Jo Dal Bong. Baek Tak
bernar-benar tak percaya sudah ditipu.
“Ia bisa
meraup 500 juta won, karena telah menipu orang-orang baik seperti kita.” Ucap
Hyun Dok, Baek Tak makin marah karena Biksu itu
menyembuhkannya.
“Tubuhku
jadi bugar. Aku merasa lebih baik. Bekas luka di perutku hilang.” Kata Baek Tak
heran, Agari pikir memang sudah seharusnya.
“Mungkin
agama dan pengobatan di rumah sangat mempan untuk Anda. Wine kotoran nya juga
mempan.” Ucap Agari
Baek Tak
melirik sinis mendengar nama kotoran, Agari memberitahu kalau Tuan Jo sekarang
jadi buronan. Di kantor polisi tertempel foto Buronan Tuan Jo yang sedang
dicari oleh mereka.
Sidang
dilakukan oleh pengadilan Seoul, Tuan Kim dibawa masuk oleh polisi masuk ke dalam
sel tahanan.
“Terdakwa
membunuh korban pertama, Jung Hyang Sook tanpa alasan secara kejam. Hidup
adalah hal yang paling berharga yang tidak boleh direnggut oleh siapapun. Terdakwa
tidak dapat diampuni. Selanjutnya, terdakwa menculik dan mengurung empat wanita
lainnya tanpa alasan yang jelas.”
Salah
satu korban yang merasa sangat trauma akhirnya terganggu jiwanya dengan
menjerit ketakutan, setelah disekap oleh Tuan Kim. Begitu juga Tuan Kim
menjerit dalam sel tahanan.
“Terdakwa
menyiksa korban dan membuat mereka trauma. ia juga membuat para tetangga di lingkungan
sangat ketakutan. Meskipun demikian, terdakwa masih belum mengakui
kesalahannya. Mengingat kepribadiannya, metode dan alasan perbuatan jahatnya,
ada kemungkinan kuat bahwa ia bisa melakukan kejahatan lain. Berdasarkan
penalaran, metode dan hasil dari kasus ini Hakim telah memutuskan untuk memberikan
dia hukuman mati.”
Bong Soon
melipat jaket pink dengan bangga kalau sudah menangkapnya dengan tangannya
sendiri dan membuka lemari penyimpanan buku-buku dari neneknya.
Di
lingkungan rumah Bong Soon pun dipasang spanduk besar. Min Hyuk menerima
penghargaan dan bunga dari polisi dan wartawan sibuk mengambil gambarnya. Ketua
Lee mulai berpidato didepan wartawan setelah mengambil foto dalam beberapa
gaya.
“Dengan
mengumumkan, bagaimana cara polisi dan warga bekerja sama untuk menangkap
pelakunya, kita bisa lebih membujuk orang-orang untuk lebih bersikap
kooperatif. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi keselamatan
lingkungan kita.” Kata ketua Lee. Min Hyuk pun memilih kabur dari wartawan.
Bong Soon
memberikan acungan jempol pada Min Hyuk sebagai Penghargaan Warga yang
Pemberani. Min Hyuk mengelh hanya dapat penghargaan dari Polisi dan itu karena
mereka harus merahasiakan kekuatan Bong Soon jadi menutupi itunya dan bahkan
tidak bisa mengungkapkan betapa malunya sekarang. Bong Soon pun mengerek kalau
tak bisa berbuat apapun.
“Sepertinya,
kau akan dapat penghargaan lagi nanti, karena menggantikan diriku. Aku mohon.”
Kata Bong Soon. Min Hyuk terlihat kesal dan mengajak pergi dari kantor polisi
karena sudah tak tahan.
“Kerja
bagus. Kau jadi seorang warga yang berani. Tolong lanjutkan untuk bersikap kooperatif
dengan polisi.” Ucap Gook Doo menepuk pundak Min Hyuk seperti ingin mengodanya.
“Aku
dipindahkan ke Kantor Polisi Gangnam. Kurasa, aku tidak bisa bertemu denganmu
lagi.” Kata Gook Doo lalu pamit pergi.
Min Hyuk
kesal karena Gook Doo malah di pindah ke Gangnam bukan Ulleungdo. Bong Soon
tersenyum mengajak Min Hyuk agar si
warga pemberani pergi saja. Min Hyuk pun pergi dengan menyerahkan bunga
pada Bong Soon agar membawanya karena malu.
Bong Soon
tegang masuk ruang presentasi, Sek Gong, Min Hyuk dan Tuan Do duduk disamping
panggung. Bong Soo menerima senyuman dari Min Hyuk menerima semangat, lalu
memperkenalkan diri sebagai calon anggota Tim Perencanaan dan Pengembangan.
Semua yang duduk dibangku penonton saling berisik kalau tak ada tim calon.
“Game yang
ingin saya perkenalkan hari ini pada hadirin sekalian adalah The Super Girl Bong
Soon. Ini adalah kisah Strong Girl Bong Soon yang menanggung segala kesulitan
dengan sabar untuk menyelamatkan Pangeran dari Walnut Nation, Pangeran Min Min.
Untuk menyelamatkan Pangeran Min Min, dia harus melawan tentara pemecah kacang
dan bos mereka, Kapten Tak.” Cerita Bong Soon. Min Hyuk menatap Bong Soon
sambil menerawang.
Saat itu
Min Hyuk bertanya Siapa yang akan Bong Soonni selamatkan. Bong Soon mengatakan
kalau itu adalah Pangeran yang tinggal sendirian di istana Pangeran yang sangat
kesepian.
Ia
mengingat saat Bong Soon yang mengendongnya karena terkena peluru dan pura-pura
pingsan, lalu menyelamatkan dari penjahat yang menyusup kerumahnya. Min Hyuk
pun sengaja menaruh lukisan wanita yang mengunakan jaket merah yang sudah
menyelamatkan nyawanya.
Min Hyuk
pun tahu Bong Soon adalah si jaket merah yang selama ini di carinya dan
mengajak ke makam ibunya. Keduanya berada di pinggir sungai, Min Hyuk berkata
kalau Bong Soon seperti King Kong yang sangat istimewa dan berukuran kacang.
Mereka berdua
pun berlatih agar Bong Soon bisa mengontrol kekuatanya, Min Hyuk pun berjanji
akan melindunginya. Di pingir danau, Min Hyuk berkata “Ada cara sederhana
supaya teman bisa menjadi sepasang kekasih. Salah satu dari mereka, harus maju
satu langkah.” Dan Min Hyuk erani melangkah lebih dekat. Bong Soon pun datang
ke tempat Min Hyuk mengaku kalau ingin melihatnya.
Nyonya
Hwang membantu suaminya membuat kue, Tuan Do mengeluh istrinya yang sudah memecahkannya
semua jadi tak mungkin bisa laku dijual. Nyonya Hwang menceritakan kalau sudah
memeriksa kecocokan Bong Soon dan menantu Ahn dan hasilnya mereka sangat
sempurna dan tak perlu memeriksa kecocokan mereka jika mereka seumuran.
“Apa Kau
pikir pasangan yang umurnya sama punya kecocokan yang bagus? Kita juga
seumuran.” Goda Tuan Do, Nyonya Hwang terlihat malu-malu seperti pasangan yang
baru menikah. Ibu Gook Doo masuk ke toko
“Lingkungan
ini tidak akan pernah membosankan dan Sangat bagus. Apa Kau tahu kenapa aku tidak
bisa meninggalkan lingkungan ini? Aku tidak bisa menulis lagi jika aku tinggal
di lingkungan yang berbeda.” Kata Nyonya Jang
“Apa
Bukan karena kau tidak ahli menulis?” sindir Nyonya Hwang, Tuan Do
memperingatkan istrinya agar menjaga ucapanya.
“Secara
geografis, ini adalah lokasi yang bagus. Banyak orang yang bilang kalau orang
terkenal akan lahir di sini. “ ucap Tuan Do
“Omong-omong,
Gook Doo akan dipindahkan ke Kantor Polisi Gangnam.” Kata Nyonya Jang bangga.
Tuan Do pun memberikan selamat. Nyonya Hwang tetap saja terlihat sinis.
Bong Soon
dan Gook Doo duduk dibawah pohon, Gook Doo mulai mengingatkan Saat tamasya
sekolah kelulusan SMP Bong Soon menari hip-hop dengan Young Hoon dari
perwakilan kelas lima. Bong Soon tak percaya Gook Goo masih mengingatnya
meminta melupkan karena Itu masa lalu kelam yang ingin dilupakan.
“Bagaimana
aku bisa lupa? Itu sangat lucu. Kau memang istimewa bahkan sejak saat itu. Jika
ingin menari hip-hop, kenapa kau harus menempelkan bunga di kepalamu...” kata
Gook Doo mengejek, Bong Soon meminta Gook Doo tak membahasnya lagi.
“Apa Kau
ingat ? Saat SMA, saat pelajaran olahraga... Aku bilang suka gadis yang seperti
bunga kosmos.” Ucap Gook Doo, Bong Soon mengaku tak akan pernah lupa dengan hal
itu.
“Karena
itu, aku mencoba untuk menjadi seperti "kosmos." Itu sebabnya aku
terus merahasiakan kekuatanku.” Akui Bong Soon
“Dasar
Kau bodoh. Apa Kau tidak tahu bagaimana cara orang melihatmu? Bunga kosmos yang
aku bicarakan waktu itu... Itu kau.. Yaitu Kecil dan lemah... Begitulah dirimu
di mataku.” Kata Gook Doo mengakuinya. Bong Soon terdiam ternyata Gook Doo
menyimpan perasaan juga padanya.
“Aku
mengatakan itu, supaya kau bisa mendengarnya.” Ucap Gook Doo, Bong Soon pun
merasa tak menyadarinya seperti ada perasaan menyesal karena berpikir Gook Doo
tak menyukainya
“Bong
Soon... Tidak peduli bagaimana penampilanmu... Aku akan terus menyukaimu.
Aku... Aku sangat senang kalau gadis aneh, perhatian dan berhati hangat bernama
Do Bong Soon menjadi temanku. Kita... akan berteman selamanya.” Kata Gook Doo
Bong Soon
sempat terdiam tak percaya karena Gook Doo akan menganggap mereka teman, lalu
saat akan pergi berpesan pad Bong Soon agar
Berbahagialah. Bong Soon juga berharap Gook Doo harus berbahagia juga.
Bong Soon
masuk ke dalam kamar mengingat pengakuan Gook Doo “ Bunga kosmos yang aku
bicarakan waktu itu... Itu kau. Aku suka gadis yang seperti bunga kosmos. Agar
aku ingin untuk melindunginya. Aku merasa aman karena kau menjadi temanku. Kita
akan berteman selamanya, kan?”
Lalu
melihat foto yang ada di wallpapernya, foto bersama dengan Gook Doo dari saat masih
SMA dan menganti nama di ponselnya.
Saat itu
Gook Doo masuk ke dalam mobil dan terlihat menangis karena harus merelakan Bong
Soon dan melihat kotak perhiasan yang seharusnya diberikan pada Bong Soon tapi
telat mengakui perasaanya. Ia pun mencoba untuk tegang dengan takdirnya yang
tak bisa memiliki Bong Soon.
Gook Doo
dan Bong Ki main basket bersama seperti saling bersaing, Bong Ki lebih dulu meminta
maaf tentang Hee Ji dan merasa tidak
nyaman. Gook Doo bertanya apakah Bong Ki mengantarnya. Bong Ki mengangguk.
“Kenapa
kau berhenti? Apa karena aku?” ucap Gook Doo, Bong Ki pun menjawab dengan
memasukan bola ke dalam keranjang.
“Kau tahu
itu, kan? Bong Soon dan aku.”ucap Gook Doo. Bong Ki mengetahuinya. Gook Doo
mengeluh dengan Bong Ki yang tak memberitahukanya.
“Kau tahu
itu juga dan sudah jelas terlihat kalau dia suka padamu. Apa Kau sungguh tidak
sadar?” kata Bong Ki
“Aku
tidak sadar. Karena aku juga suka pada Bong Soon. Jadi aku tidak tahu itu. Aku
terhalangi oleh hatiku dan tidak bisa melihatnya.” Ungkap Gook Doo
“Jika aku
mengatakan padamu waktu itu, Apa menurutmu hubungan kalian berdua akan berbeda?”
kata Bong Ki, Gook Doo terdiam lalu Bong Ki pun mengajak mereka untuk main satu ronde lagi.
Suasana
di ruangan terlihat tegang, Min Hyuk bertanya apakah Ketua Tim Oh sudah
mengkonfirmasinya. Sek Gong mengatakan masih belum tapi akan segera membuat keputusan. Sementara Bong
Soon yang pasrah merasa Ketua Oh akan menolaknya karena setelah melakuan
sesuatu.
“Ketua
Tim Oh tidak akan melakukannya. Dia tidak akan menggabungkan pekerjaan dengan
masalah pribadi.” Kata Min Hyuk yakin, Saat itu Tuan Oh masuk dan semua pun
langsung berdiri
“Do Bong
Soon akan bergabung dengan Tim Perencanaan dan Pengembangan. Semua anggota tim
setuju untuk memasukkan dia dalam tim.” Kata Tuan Oh, Bong Soon tersenyum lebar
begitu juga Sek Gong dan Min Hyuk.
“ Mulai
sekarang, aku akan bertanggung jawab untuk mengembangkan game Super Bong Soon. Ada
beberapa hal untuk di perbaiki, tapi menurutku itu adalah Game yang bagus.
Karakternya berbeda dari karakter wanita yang lainnya. Itu sangat menguntungkan
bagi kita.” Jelas Tuan Oh yang akan
menggabungkan semuanya dan membuat beberapa perubahan, lalu memuji gelang
sumpit dan sendok yang dibuat Bong Soon dan keluar dari ruangan.
Semua pun
tepuk tangan dengan wajah bahagia, Sek Gong yakin game ini akan berhasil 100
persen dan Min Hyuk pun tahu kalau bahkan
tingkat keberhasilan yang tinggi. Sek Gong tahu kalau Tuan Oh itu ahli dalam bidang ini dan orang yang
kompeten.
“Selamat,
Do Bong Soon. Game yang sebenarnya dimulai sekarang.” Kata Min Hyuk. Bong Soon
pun mengucapkan terimaksih sambil menari-nari dengan kepalan tanganya bersama Sek
Gong. Min Hyuk tak bisa menahan senyuman melihat tingkah Bong Soon yang imut.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar