PS
: All images credit and content copyright : KBS
Seol Ok
melihat ponselnya berdering, Ibu Mertuanya menel bertanya masih di tempat makan
siang. Seol Ok mengaku masih ditempat Kyung Mi jadi akan mampir dengan yang
lain saat akan pulang. Seo Ol binggung dan tak sengaja melihat ibunya ada
didepan cafe dan langsung merunduk berjalan ke bagian belakang cafe.
“Geng dan
obat-obatan. Itu masuk akal.” Ucap Joon Oh, lalu dibuat binggung karena tak
melihat Seo Ok. Saat itu ibu-ibu membalikan badan melihat sosok Joon Oh dan langsung menyapa dengan senyuman
sumringah melihat polisi tampan. Seol Ok berlari keluar dari cafe bagian
belakang.
Joon Oh
akhirnya keluar dari cafe berpikir mereka datang untuk makan. Si ibu bertopi
mengaku mereka hanya jalan-jalan. Nyonya Park pun menyakinkan semua temanya
kalau Joon Oh sendirian. Joon oh mengaku Senang melihat mereka semua akur. Saat
itu si topi mengeluh kakinya sakit.
“Di mana
rumahmu? Aku akan memberikan tumpangan.” Kata Joon Oh, Nyonya Park dengan sinis
langsung menolaknya karena Joon Oh pasti sibuk, Joon Oh mengaku tidak.
Seol Oh
pun berjalan ke pinggir jalan dan dibuat kaget dengan melhat ibu dengan
teman-temannya sudah naik mobil polisi dengan Joon Oh. Ia pun berusaha berlari
dengan jalan memotong agar bisa sampai lebih dulu. Tapi kakinya sempat
tersandung dan jatuh.
Mereka
semua sampai di restoran Dorsirak Dong Ho. Kyung Mi kaget melihat Nyonya Park
yang datang lalu bertanya apakah itu teman-temanya. Nyonya park pun memberitahu
teman-temanya kalau Kyung Mi teman menantunya dan pemilik restoran. Salah
seorang ibu mengetahui dari Nyonya Park kalau Kyung Min bercerai. Nyonya Park
langsung menyela menanyakan keberadan Seol Ok karena tidak melihatnya ketika
lewat tadi.
“Dia di
dapur. Itulah mengapa kau tidak melihatnya.” Ucap Kyung Mi mencari alasan
“Apa ada
dapur didalam?” ucap Nyonya Park curiga, Kyung Mi pikir sudah pasti karena Tidak
mungkin diluar.
Nyonya
Park ingin masuk tapi Kyung Mi menahanya dengan memeluk ibu mertua Seol Ok
dengan erat dengan alasan kalau diluar dingin jadi mencoba memberikan
kehangatan.
Nyonya
Park tak peduli segera masuk ke dapur belakang, Kyung Mi terus mengalangi
semampunya. Nyonya Park akhirnya tak bisa melihat Seol Ok ada disana. Kyung Mi
melihat Seol Ok yang baru datang. Seol Ok melihat ibunya sudah datang bergegas
membuka jaket sambil berjongkok menyalakan kompor.
“Ibu...
Kau di sini...” ucap Seol Ok langsung mencoba memasukan ikan dan bawang ke
dalam pengorengan seperti seorang chef.
“Seseorang
memberiku tumpangan.” Ucap Nyonya Park, Seol Ok bertanya dengan teman-teman ibu
mertuanya. Nyonya Park mengatakan mereka di luar lalu berjalan pergi karena
hanya datang ingin melihat menantunya.
“Apa kau
tidak ingin mencicipi ikannya? Ini ikan besar.” Ucap Seol Ok mencoba ramah,
Nyonya Park menolak dan langsung pergi.
“Kau
goreng ikan untuk sashimi.” Ucap Kyung Mi dengan helaan nafas dan menyuruh agar
segera mengangkatnya. Seol Ok jatuh lemas karena bisa selamat dari ibu
mertuanya.
Keduanya
duduk bersama, Kyung Mi
memberitahu kalau membayar 200 dolar untuk ikan laut dan Seol Ok minum minuman
kerasnya bahkan tidak menuang segelaspun untuknya. Seo Ok mencoba memakan ikan
sasimi denga bagian yang gosong dan minum soju. Kyung Mi mengeluh ibu mertua
Seol Ok itu selalu memperhatikanydan ikut campur.
“Mengapa
dia tidak bisa meninggalkanmu sendirian?” keluh Kyung Mi
“Karena
anaknya seorang jaksa.” Kata Seol Ok, Kyung Mi mengeluh memangnya Berapa banyak
yang dilakukan, apakah Lebih banyak dari SeolOk
“Tentu
saja tidak. Aku membayar sekolah iparku.” Kata Seol Ok
“Dia
tidak akan menjadi Jaksa tanpamu.”kata Kyung Mi, Seol Ok membela karena
suaminya maka ia jadi istri seorang jaksa.
“Berkat
dia kau tidak bisa kuliah dan Ibu mertua meremehkanmu.” Ejek Kyung Min. Seol Ok
pikir Nyonya Park tak meremehkannya
“Aku bisa
tahu dari melihatnya saja. Ini sangat tidak adil. Walaupun begitu, jangan
bercerai.” Ucap Kyung Mi, Seo binggung kenapa tak boleh padahal melihat
keadaaanya itu menyedihkan.
“Pokoknya
jangan.. Lakukan apapun yang kau bisa di sana.”ucap Kyung Mi
Seol Ok
melihat temanya itu menyesal bercerai. Kyung Mi mengaku benar-benar bebas
sekarang yaitu bebas dari mertua dan keluarga yang menendangnya keluar dan
bahkan selam ini tidak pernah bebas seperti ini tapi meminta agar temanya
jangan pernah bercerai.
“Apa Kau
menikmati kebebasan untuk diri sendiri?” ejek Seol Ok dan akan membereskan
semuanya karena harus pergi. Kyung Min menahanya.
“Biarkan
aku, si jiwa kesepian, merawat diri sendiri.” Kata Kyung Min lalu memberitahu
kalau Seol Ok mendapatan paket.
Seol Ok
melihat isinya buku sebagai Tugas Polisi dengan penuh semangat memberitahu
temanya kalau akan mulai belajar besok. Lalu masuk ke dalam kamar. Sementara
Kyung Min sedih melihat ikan sashimi dan meminta maaf atas pada ikan laut lalu menanyakan
alasan Seol Ok belajar padahal tidak bekerja. Seol Ok mengaku kalau ini akan
membuatnya lega.
“Kau
boleh begitu jika mau ujian... harus belajar supaya lulus.” Ucap Kyung Mi
“Kau tak
pernah tahu. Mungkin aku bisa ikut ujian tahun ini.” Kaya Seol Ok
“Bagaimana
jika kau lulus ujian? Apa kau pikir dia akan mengatakan "ya"?” ucap Kyung
Mi
“Aku
melihat yakbab di sini. Bisa aku bawa? Ibu mertuaku sangat menyukainya. Dia
pikir aku akan berhasil. Dia bilang tidak suka apa yang aku lakukan, tapi dia
bersamaku karena yakbab ini.” Ucap Seol Ok menatap foto bersama ayahnya.
Kyung Mi tidak
percaya temanya ada dipihak mertuanya, Nyonya pak sangat sempurna, tapi hanya
nenek tua renta. Seol Ok pikir Nyonya park Harus sehat jika lulus ujian. Kyung
Mi pikie Seol Ok takut akan melewatkannya.
Seol Ok tahu Tahun ini akan menjadi yang terakhir jadi meminta bantuan dari
temanya, Kyung Mi dengan membawa Yakbab. Karena membuatnya untuk ibu mertuanya
dan berharap tidak bercerai. Seol Ok pun memberikan tanda cinta untuk temanya.
Seol Ok
berjalan tak sengaja bertabrakan dengan Wan Seung yang sedang berjalan ke
warung tenda. Seol Ok panik dengan Yakbab yang dibawanya. Wan Seoung seolah tak
peduli berjalan ke warung tenda dengan makan kue ikan. Seol Ok kembali berjalan
dengan memeluk Yakbab agar tak jatuh.
[Kantor
Polisi Baebang 2]
Polisi
junior sedang menatap ke arah jendela, Polisi senior mendekati bertanya apa
yang sedang dilakukanya. Polisi Junior melihat Joon Oh berpikir sesuatu terjadi
padanya karena sedari tadi hanya menatap ponselnya seperti menunggu telp dari
seseorang. Polisi Senior yakin kalau Joon Oh pasti berkelahi dengan pacarnya.
“Apa Dia
punya pacar?” ucap Polisi Junior tak percaya, Polisi senior merasa kalau ia
memilikinya
Keduanya
pun akhirnya masuk ke dalam kantor, saat itu juga ponsel Joon Oh berdering.
Dengan penuh semangat Joon Oh mengangkatnya lalu mengatakan akan pergi ke Pasar
Bangtan Hari ini, mengenai kasus Loker.
Dua anak buahnya pun mendengar pembicaraan Joon Oh.
“Ketua.
Apa yang terjadi dengan kasus loker?” tanya si polisi junior. Joon Oh yakin itu
harus diselesaikan.
“Petugas
Hong memecahkan setiap kasusnya.” Komentar Polisi junior
“Ini
lebih rumit dari yang aku pikirkan.” Ucap Joon Oh
“Kenapa
ribut, padahal cuma pencurian biasa.” Ejek si polisi senior. Tapi Joon Oh yakin Ini bukan pencurian biasa.
“Detektif
sudah mengatakan... anak-anak yang melakukannya untuk bersenang-senang. Mereka
tidak ingin kau berlebihan dengan kasus ini.” Kata Polisi senior
“Ini
kasus narkoba anggota geng, Tapi Itu baru perkiraan.” Ucap Joon Oh, Keduanya
sempat kaget tapi Detektif Senior tertawa mengejek meminta agar Joon Oh Jangan
terlalu serius, karena mengkhawatirkanya. Saat itu ponsel Joon Oh berdering.
Joon Oh
pun mengangkat telp di luar, Seo Ok meminta maaf menghilang kemarin. Joon Oh
tahu kalau Ok pasti punya alasan. Jadi tidak perlu menjelaskan. Seol Ok pun
mengucapkan terimakasih.
“Mereka
menggantikan loker hari ini. Para
pedagang mengeluh itu merusak pemandangan.” Cerita Joon Oh, Seol Ok kaget dan ingin tahu isinya?
“Itu
masalahnya. Kita tidak bisa menjaganya sampai pemilik muncul. Orang-orang
mengklaim apa yang ada di barisan atas. Aku khawatir tentang sisanya. Aku pikir
mereka akan dibuang.” Kata Joon Oh
“Aku
pikir kita bisa mengetahui siapa yang melakukannya.” Kata Seol Ok yakin dan
kaget melihat ibu mertua sudah ada didepanya.
Nyonya
Park mengajak Seol Ok agar mencuci, saat itu pun telp terputus. Joon Oh melihat
ponselnya kalau Seol Oh yang mengunakan private number dan berharap bisa
memberinya nomor teleponnya. Nyonya Park mendekat bertaya telp rahasia mengenai
apa. Seol Ok mengaku hanya teman.
“Teman
atau Pacar? Semua wanita Gangnam punya selingkuhan sekarang.” Ucap Nyonya Park
curiga.
“Bukankah
kita mau menyuci?” kata Seol Ok sengaja mengalihkanya, Nyonya Park membenarkan.
“Semuanya
terasa lembab. Ayo kita cuci selagi cuaca bagus.” Kata Nyonya Park
Seol Ok
melonggo kaget melihat semua selimut yang didepannya, Nyonya Park pikir ini bukan
masalah untuk dua ibu rumah tangga lalu merasa lelah dan berbaring di sofa.
Seol Ok mengaalikan agarbeli bahan makanan karena Tidak ada yang bisa dimakan
lagi. Nyonya Park pikir Buat saja bibimbap dengan sisa-sisa makanan dan Jangan
buang-buang siang hari yang berharga jadi lebih baik mencuci selimut. Seol Oh
pun tak membantah.
“Ibu, apa
kau tidak ke toilet?” tanya Seol Ok, Nyonya Park dengan sinis menduga Seol Ok
Agar bisa menghubungi temannya lagi
“Aku
sepertinya sembelit jadi akan lama di toilet. Apa kau ingin duluan saja?” kata
Seol Ok, Nyonya Park mengaku kalau makan
sedikit jadi tidak perlu.
“Ketika
aku buang air besar dan seseorang mengetuk, Itu akan membuat makin lama.” Ucap Seol
Ok, Nyonya Park pun menyuruh menantunya agar ke toilet saja.
“Tunggu...
Bau kamar mandi tidak enak jadi Bersihkan sementara kau disana.” Ucap Nyonya
Park, Seol Ok pun mengerti.
Seol Ok
berada dikamar mandi sambil mengintip Nyonya Park yang sedang menonton TV, dan
berbicara di telp dengan Joon Oh kalau Pencurinya akan datang kembali untuk
mengumpulkan barangnya, karena si pelakutidak akan menyerah. Joon Oh bertanya
kapan tepatnya. Seol Ok yakin kalau itu hari ini.
“Ini akan
berusaha lebih keras setelah loker diganti. Dia harus mencari barang yang
hilang dan menemukannya. Jika dia tidak bisa mendapatkan barang itu kemarin,
maka dia akan kembali hari ini.” Ucap Seol Ok
“Bagaimana
jika dia sudah dapat?” tanya Joon Oh, Seol Ok yakin si pelaku tidak akan muncul
Tapi masih bisa menangkapnya.
“Apa Aku
bisa menangkap pencuri yang tidak akan muncul?” kata Joon Oh binggung. Seol Ok
pikir Joon Oh akan menangkap kaki tangannya.
Joon Oh
terlihat masih binggung, tapi akhirnya mengerti yaitu Orang yang menaruh di dalam loker. Seol Ok
membenarkan kalau Salah satunya pasti kaki tangan jadi akan segera datang. Joon
Oh pikir tak perlu karean bisa
berbahaya. Seol Ok malah merasa lebih berbahaya apabila tinggal dirumah. Joon
Oh binggung, Seol Ok tak membahasnya dan mengajak untuk bertemu dipasar nanti. Saat
itu juga Seol Ok melihat ibu mertuanya sudah tertidur dan sengaja mengunci
pintu dari dalam dan kabur dari rumah.
Joon Oh
masuk ke tempat senjata, Si Junior bertanya-tanya apakah membutuhkan semua itu untuk patroli. Joon Oh
mengaku itu Untuk berjaga-jaga. Si junior bertanya apakah Joon Oh akan ke Pasar
Bangtan. Joon Oh mengaku Di suatu tempat
dekat situ.
“Aku
pikir kau akan melihat loker yang rusak. Apa itu benar-benar kasus narkoba? Aku
penasaran.” Ucap si junior
“Kita
akan segera tahu.” Kaya Joon Oh, Junior itu meminta agar Joon Oh bisa
membawanya.
“Aku
menemukan kucing yang hilang, mengantar orang mabuk pulang, dan melerai
perkelahian. Aku tidak sibuk sekali.” Kata si junior.
Seol Ok
sudah sampai pasar lalu melihat ke arah camera CCTV yang masih dipasang. Ia pun
yakin kalau pelakuk tidak memasukkan sisanya ke loker. Tapi satu loker diklaim
dan berpikir loker nomor 46, dengan
mengingat ucapan Joon Oh “Orang-orang mengklaim apa yang ada di barisan
atas.< Aku khawatir tentang sisanya.”
“Ini
aneh. Mengapa kuncinya hilang? Apa sedang dipakai?” ucap Seol Ok mencoba
menarik-nari pintu loker lalu melihat jam di ponselnya.
“Pasar
ditutup, dan loker akan diganti malam ini. Ini waktu yang tepat.” Kata Seol Ok
dan mencari tempat bersembunyi.
Seol Ok
melihat box foto dengan berjongkok diatas kursi jadi membuatnya tak terlihat.
Sementara
Nyonya Park masih tertidur bertanya-tanya kenapa Seol Ok itu lama sekali dan berpikir masih di
kamar mandi, lalu melihat sandalnya masih ada didepan pintu merasa heran berapa
lama akan ada didalam toilet dan menduga pergi ke suatu tempat. Tapi mengingat
kalau menantunya itu sedang buang air besar.
“Aku
seorang ibu mertua...yang khawatir tentang sembelit menantuku.” Keluh Nyonya
Park dan mendengar hujan turun membuatnya tak bisa mencuci hari ini dan kembali
tertidur.
Dong Ki
kesal karena hujan dan tak membawa payung, tapi Wan Seung yakin kalau Hujannya tidak akan lama dan Jang Do Jang akan
kembali datang. Dong Ki menahan pipis merasa harus pergi. Wan Seung kesal
menyuruh Dong Ki untuk mengunakan popok saja.
Saat itu
Seol Ok melihat Wan Seung lalu mengirimkan pesan pada Joon Oh kalau pelakunya sudah datang.
Wan Seung membuka tirai, keduanya kaget dan akhirnya Seol Ok yang ingin kabur
mendorong Wan Seung akhirnya jatuh diatas badan Wan Seung.
Seol Ok
yang ketakutan berlari sambil menjerit
agar meminta Wan Seung ditangkap. Sementara Wan Seung pun berpikir Seol
Ok sebagai anak buahnya dan mengajak agar Dong Ki untuk mengejarnya. Keduanya
saling mengejar sampai akhirnya Seol Ok bertemu dengan Joon Oh.
Wan Seung
binggung kenapa polisi datang, lalu menduga kalau salah orang. Seol Ok pun
menyuruh Joon Oh segera mengejar pelaku dengan mengarah pada Wan Seung. Kali
ini berbalik Wan Seung yang di kerja oleh Joon Oh. Dong Ki yang sudah lelah
merasa lebih baik menyeelesaikan masalah ini. Joon Oh datang menyuruh keduanya
angkat tangan.
Dong Ki meminta agar keduanya tenang dan mengajak berdamai Tapi
Joon Oh melepaskan tembakan listriknya. Wan Seung mengeluh dengan sikap Joon Oh
lalu memperlihatkan ID Card polisi dari
Kantor Polisi Seodong.
“Apa yang
kalian lakukan di sini? Apa benar-benar ada narkoba di loker?” ucap Joon Oh. Wan Seung kaget Joon Oh bisa
mengetahuinya.
“Pencurinya
akan kembali malam ini. Itulah mengapa kau tidak harus berseragam kesini.” Kata
Wan Seung. Joon Oh mengaku sangat menghormatinya, Won Seung mengeluh
mendenagrnya.
“Kami
berusaha sangat keras...dan kalian hancurkan itu!” ucap Wan Seung kesal lalu
meminta agar mereka membereskan temannya yang pingsan.
Seol Ok
kembali ke lorong loker menemukan ponselnya kembali merasakan Jantungnya masih deg-degan, Lalu mengingat
saat kejadian Wan Seung yang masuk tapi heran karena sangat terkejut saat
melihat Wan Seung padahal sedang bersembunyi untuk menangkap pencuri.
Seseorang
datang membuka loker, Seol Ok berani mendekat kalau pria itu datang kembali
karena Mereka menggantikan loker malam ini. Lalu melihat tangan si pria yang menggunakan
kepalan tangan, lalu berpikir si pria itu petinju serta tidak memakai sarung
tangan dan pasti sering berkelahi dengan tangan kosong.
“Apa yang
sedang kau cari?” tanya Seol Ok melihat
si pria yang mencari-cari sesuatu dan memasukan kembali.
“Jadi
Bukan yang itu, Itu kunci nomor 46 yang kau miliki.” Kata Seol Ok, Si pria
melihat ia membuka kunci loker nomor 48 tapi membuka dengan kunci loker 46.
“Ini
kunci cadangan. Kau membuka 46, 47, dan 48. Aku yakin itu juga membuka 49.” Kata
Seol Ok. Si pria membuka loker 48 tapi tak ada yang ditemukan. Seol Ok pikir
itu loker 49.
“Kau
bekerja keras tapi tidak mendapat apa-apa kemarin. Apa kau meminta bantuan ahli
kali ini?” ucap Seol Ok melihat si pria berhasil membuka loker 49 dengan berisi
serbuk putih.
Wan Seung
diam-diam melihat dari kejauhan. Si pria memperlihatkan wajahnya ternyata Do
Jang mengeluarkan pisaunya. Seol Ok panik meminta agar Do Jang tenang karena
Mereka sudah memperbaiki CCTV, tapi melihat CCTV sudah terputus. Seol Ok
akhirnya berjalan mundur dan akan
meninggalkannya sendiri.
“Aku
tidak bersama polisi. Aku hanya di pasar saat...” ucap Seol Ok berusaha kabur,
saat itu Wan Seung keluar tapi Seol Ok sudah jatuh dengan ada percikan darah
dari bajunya.
Bersambung
ke episode 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar