PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Bong Soon
dan Min Hyuk makan Mie bersama, Min Hyuk menatap Bong Soon yang sedang makan
lalu menukar mangkuk miliknya yang belum dimakan dan menyuruh Bong Soon
memakannya. Bong Soon mengejak Min Hyuk yang sudah banyak berkencan dengan
seorang gadis karena ahli sekali mengoda.
“Aku
belum pernah tukaran semangkuk mie dengan siapa pun. Kau yang pertama.” Ucap
Min Hyuk, Bong Soon menukar kembali mangkuk mereka
“Berhenti
berbohong.” Ejek Bong Soon
“Aku
belum pernah berkencan dengan seseorang yang memakan mie. Aku mengencani gadis
yang bukan orang Asia... Secara global...” ucap Min Hyuk bangga
“Katanya,
kau tidak punya waktu untuk berkencan karena
terlalu sibuk memperluas bisnismu?”Sindir Bong Soon, Min Hyuk membenarkan tidak punya waktu untuk berkencan.
“Aku
mendengar semuanya dari Ayahmu. Katanya, kau punya banyak hubungan rumit saat
kau masih belajar di luar negeri. Kau sudah ahli berkencan sejak masa mudamu.”
Ejek Bong Soon
Min Hyuk
memberitahu pergi ke Amerika untuk belajar sejak remaja lalu kembali saat SMA,
dengan alasan Gadis-gadis di Amerika tidak pernah meninggalkan sendirinya dan
berpikir akan mati di Hyde Park karena kecemburuan dan keinginan gadis-gadis
itu. Bong Soon berpura-pura mengerti dengan nada mengejek
“Aku tahu
kau tidak akan paham.”balas Min Hyuk, Bong Soon melihat Min Hyuk itu bocah yang bermuka tebal.
“Tidak,
aku bocah yang menarik.” Kata Min Hyuk bangga, Bong Soon memanggil Min Hyuk
dengan panggilan “Presdir Ahn...
“Kenapa
terus memanggilku "Presdir Ahn"? Kurasa kita harus memutuskan,
bagaimana cara memanggil satu sama lain.” Ucap Min Hyuk
“Kenapa
harus seperti itu? Yang pasti , kita tidak sedang berkencan atau semacamnya.”
Ucap Bong Soon
Min Hyuk
melotot kaget dan berkata kalau
mereka sudah melakukan semuanya
sama-sama da nYang belum pernah dlakukan hanya beberapa hal saja. Bong Soon
panik takut kalau beberapa pengunjung di restoran berpikiran aneh.
“Lalu
kita sedang apa sekarang kalau bukan "berkencan,"? Sepertinya kita
punya prespektif yang berbeda tentang 'kencan.' Dan kau akan sangat terbuka
saat menjalin hubungan.”GoDa Min Hyuk, Keduanya langsung menutup mulut
“Orang
lain akan salah paham. Kau ingin bicara apa sebenarnya?” ucap Bong Soon, Min
Hyuk pikir kalau Bong Soon ingin menukar makanaya lagi, Bong Soon menolak
menyuruh makan saja. Keduanya makan mie dengan lahap di hari kencan pertama
mereka.
Nyonya
Hwang menghitung uang mengetahui pelakunya sudah tertangkap tapi entah kenapa
masih merasa cemas. Tuan Do meminta agar istrinya itu menelp Telpon Bong Soon.
Nyonya Hwang pikir tidak perlu mengkhawatirkan Bong Soon karena lebih khawatir
tentang lingkungan rumah.
“Kenapa
tidak perlu khawatir? Dia adalah gadisku yang berharga. Untukku, dia adalah
segalanya.” Kata tuan Do
“Omong-omong,
kenapa uangnya...” ucap Nyonya Hwang membalikan badan dan melihat buku berjudul
[Hormon di Kamar Tidur.]
“Kenapa
kau membaca buku seperti ini?” kata Nyonya Hwang marah
“Ini
adalah buku yang canggih yang membahas tentang kesepian orang-orang modern.
Rasanya, aku seperti tokoh utama dalam buku itu. Kau tidak akan pernah
memahaminya.” Ucap Tuan Do memeluk buku kesayanganya.
Nyonya
Cha terlihat marah ingin mengejar suaminya dalam toko pie kenari.
Tuan Kim
melihat Kyung Shim yang baru menuruni bus berjalan masuk ke jalan rumahnya
sambil menarik kopernya, diam-diam ia mengikutinya dari belakang dengan kepala
di tutup Hoodie. Saat disebuah gank kecil, Kyung Shim berjalan dan kaget
melihat Tuan Kim sudah ada didepanya dengan tatapan pembunuh berdarah dingin.
Gook Doo
berlari dengan cepat saat itu Hee Ji yang ikut berlari pun kaget sampai
terjatuh dan pria yang sebelumnya mengikutinya berbelok. Detektif Kim datang
mencari orang yang dicurigainya tapi tak terlihat, Gook Doo pun membantu Hee Ji
berdiri dengan memberikan buku not yang terjatuh dan menanyakan keadaanya.
“Kau
pasti kaget sekali.”ucap Gook Doo, Hee Ji masih terlihat panik masih mengaku
baik-baik saja.
“Sepertinya
dia tidak akan datang lagi hari ini Dan kami akan melindungimu. Jangan
khawatir. Sekarang Aku akan mengantarmu pulang.” Ucap Gook Doo pamit lebih dulu
pada dua detektif.
Dua
detektif binggung karena tak berhasil menangkap si pelaku padahal sudah membuntutinya.
Saat itu
Tuan Kim sudah membawa Kyung Shim dengan menjatuhkan gelang dan koper begitu
saja. Bong Soon dan Min Hyuk berjalan
pulang saat itu sebuah mobil polisi dengan bunyi sirene terdengar. Min Hyuk
mengaku saat mendengar sirene di
lingkungan rumah merasa tidak tenang.
“Bong
Soon Meskipun kau kuat dan punya kemampuan khusus. Bagiku, kau adalah seseorang
yang harus aku lindungi. Melindungi seseorang adalah keahlianku.” Ucap Min
Hyuk, Bong Soon tersenyum mendengarnya lalu menyuruh Min Hyuk cepat pergi saja.
Min Hyuk
mengeluh Kenapa menyuruhnya pulang dan ingin tahu apa yang akan dilakukanya
setelah pulang. Bong Soon mengatakan taka melakukan apapun dan menyuruhnya
segera pulang saja. Min Hyuk mengatakan kalau akan pergi setelah Bong Soon
masuk karena Sirene itu sangat mengganggu. Bong Soon akhirnya pamit pergi
dengan senyuman menuruni tangga.
Ketua
Yook masuk ruangan tak percaya kalau mereka sampai kehilangan bajingan itu lagi
kalau pelaku itu mempermainkan mereka.
Semua polisi terlihat frustasi. Detektif Kim membahas kalau Jo Hee Ji
mantan pacarnya. Gook Doo membenarkan.
“Apa-apaan
ini? Dia tahu dia mantan pacarmu... Apa Dia melakukan ini dengan sengaja? Jadi
dia melakukan pemeriksaan latar belakang pada Gook Doo dan datang ke
Hannam-dong Bukan Dobong-dong?” ucap Ketua Yook marah sambil mengumpat. Gook
Doo terlihat sangat marah mengebrak lemari.
“Ketua
Tim Yook, menurutku kita jangan terus di kantor seperti ini.” Ucap Detektif
Kim, Ketua Yook melihat Gook Doo agar tetap tenang.
“Tersangka
yang salah tangkap oleh Tim Investigasi Khusus... Katamu, mereka mendapat surat
perintah?” ucap Ketua Yook, Detektif lain mengangguk. Ketua Yook langsung
menyuruh anaknya agar segera mengikutinya.
“Eh,
Knock Boy kau urus kasus Mangwon-dong dengan Kaca Pembesar ,a Lalu Urus kasus penculikan Banghak-dong sampai
akhir hari ini. Dan Clumsypants. Kirim pemberitahuan penyelidikan saksi untuk
semua kasus percobaan lainnya. Dan Gook Doo.. Kau harus tenang..” ucap Ketua
Yook membagi tugas lalu keluar dari kantor.
Sementara
si pelaku mengemudikan dengan topi, Kyung Shim dibelakang sudah ada di belakang
dengan tangan terikat. Ia mendengarkan suara dari radio tentang yang terjadi
dalam kantor polisi, bisa mendengar yang terjadi.
“Berat
badan korban lebih dari 80kg. Bukankah itu dia? Kita harus melakukan
penyelidikan. Itu satu-satunya cara untuk menangkap dia.”
“Kim Jang
Hyuk, bajingan itu. Bukankah dia seperti mendengarkan apa yang kita katakan? Bagaimana
dia bisa tahu kalau kita mengawal Jo Hee Ji?”
Semua
yang ada dalam ruangan merasa kalau Tuan Km itu
menyaksikan apapun yang dilakukan, Mereka merasa Aneh sekali dan Pasti ada
yang tidak beres. Gook Doo mengingat saat datang ke tempat Tuan Kim sedang
membokar kamera CCTV.
Ketua
Yook pergi ke tempat mobil berkas merasa Tuan Kim belum datang, lalu ingin tahu
si karyawan hubungan dengan Tuan Kim dan Juniornya bertanya apakah pegawai benar-benar
tidak ada hubungannya dengan kasus ini. Ketua Yook pikir kalau karyawan nya itu tahu sesuatu dan Ingin tahu apakah sudah menandakan karyawan
di GPS ponselnya.
“Dia mungkin
menggunakan ponsel kloning dan Ponselnya dimatikan. Aku tidak bisa melacaknya.”
Ucap Detektif, Ketua Yook mengumpat marah kemana sebenarnya.
Sementara
Pelaku membawa Kyung Shim ke tempat persembuyianya dan membuka penutup matanya.
Kyung Shim mencoba merayap untuk kabur, tapi saat itu Tuan Kim mengetahui nama
Bong Soon dan mengejek kalau kali ini temanya itu akan menolongnya.
Tuan Kim
berusaha mendekat, Beberapa korbanya berterika dan Tuan Kim langsung berteriak
menyuruh mereka diam. Kyung Shim menangis, Tuan Kim membuka ikatan tangan lalu
menegaskan kalau akan melepaskan ikatan tangan bukan untuk membuatnya pergi,
Tapi memohon.
“Aku
membuka ikatan tanganmu supaya kau bisa memohon padaku yang keras.” Teriak Tuan
Kim, Kyung Shim pun memohon sambil menangis ketakutan.
Bong Soon
sedang dikamar terlihat bahagia lalu mengirimkan pesan untuk temanya “Kyung
Shim, sedang apa? Kapan kau datang lagi ke Seoul? Ada sesuatu yang ingin aku
katakan. Presdir bilang, dia suka padaku.” Ponsel Kyung Shim ada ditangan si
pelaku
“Wah,
sungguh? Itu Bagus sekali. Aku selalu iri dengan kekuatanmu.” Balas Tuan Kim.
Bong Soon bingung melihat balasan dari temanya.
“Apa
maksudmu iri? Apa Kau tidak ingat? Aku sangat takut setelah meninju wali kelas
4-4 secara tak sengaja. Bahkan Kau sangat khawatir. Aku merasa sangat resah sepanjang
waktu. Aku takut, mungkin akan menyakiti seseorang. Karena ada kutukan bahwa
aku akan kehilangan kekuatanku jika aku menyakiti orang yang tidak bersalah...Aku
berpikir untuk seperti itu, agar berhenti merasa cemas.” Balas Bong Soon,Tuan
Kim membaca dengan senyuman.
“Jadi Maksudmu
kau akan kehilangan kekuatanmu jika menyakiti orang tidak bersalah?” ucap Tuan
Kim, Bong Soon heran dengan Kyung Shim membiarkan saja.
Sementara
di koper dan gelang yang dipakai Kyung Shim sudah dibawa oleh gelandangan.
Deketif
Kim melihat Gook Doo yang sibuk sendiri,
bertanya apa yang dilakukan junironya itu. Gook Doo pikir ada alasan
Saksi datang secara sukarela untuk
memberikan kesaksian dan ia yakin kalau ada Alat Penyadap Atau kamera
tersembunyi.
“Bagaimana
jika... Jika kita jadi dia, kira-kira di mana kita akan menginstal mereka?”
ucap Detektif Kim lalu mencari ke seluruh ruangan.
“Tempat
yang bisa melihat kita dengan sangat jelas dan...” kata Gook Doo lalu bisa
melihat sesuatu dibawah TV kamera yang sangat kecil.
Tuan Kim
melihat di layar satu kamera sudah tak terlihat dengan senyuman bahagia karena
polisi akhirnya tahu dan mengejeknya mereka semua itu bodoh.
Si
pegawai masuk ke ruangan, Tuan Kim tahu kalau
sudah saatnya untuk memberikan biaya rumah sakit Ibunya, lalu memberikan
uang dan juga beberapa jarum suntik. Tuan
Kim mengatakan kalau harus membuat lapar para gadis-gadis itu mulai besok.
“Mereka
tidak berolahraga, jadi tubuh mereka tidak terbentuk. Dan Apa Kau tahu gadis
yang baru itu? Dia tidak boleh makan selama seminggu. Dia terlalu gemuk.” Ucap Si
Tuan Kim
Tuan Kim
pikir karena Polisi sudah tahu ia sebagai pelakunya maka Sekarang, permainan
dimulai. Si pria keluar dari ruangan membuka semua suntikan dan sengaja
memasukan semua ke dalam tubuhnya.
Bong Soon
naik ke tempat tidur kembali mengirimkan pesan pada Kyung Shim bertanya apakah
sudah tidur. Pesan dari Min Hyuk masuk dengan aplikasi mengunakan gaya cute
bertanya apa yang sedang dilakukanya. Bong Soon membalas kalau akan tidur.
“Kau
tidur. Jangan berkeliaran seperti waktu itu.” Balas Min Hyuk. Bong Soon
mengerti.
“Selamat
malam, Bong Bong.” Balas Min Hyuk kembali memberikan gambar wajah yang cute. Bong
Soon pun membalasnya
“Selamat
malam, Mim Mim.” Dengan Emoticon love.
Min Hyuk melihatnya langsung sumringah dan terlihat bahagia karena mendapatkan
panggilan sayang Mim Mim. Dengan perasaan tak biasa merasa kaau Bong Soon itu
hampir membunuhnya dengan ekspresi cutenya.
Min Hyuk
terus tersenyum bahagia sambl berbaring, tapi memberitahu kalau harus cepat tidur supaya bisa bertemu Bong
Bong dalam mimpi dan kembali melihat gambar Bong Soon yang memanggilnya Mim
Mim.
Bong Soon
berbaring dikamar tiba-tiba seorang masuk dengan mencekik lehernya, Bong Sook
seperti tak bisa melawan tapi Min Hyuk menyuruh Bong Soon agar mengunakan kekuatannya.
Bong Soon meminta tolong apda Mim Mim agar membantunya. Min Hyuk terbangun seperti baru saja mimpi
buruk.
Di layar
terlihat gambar karakter games wanita, Bong Soon tak percaya kalau itu
Bongssuni. Min Hyuk dengan bangga kalau itu terlihat sama persis, Sek Gong
pikir tak ada yang sama. Min Hyuk bertanya apakah Bong Soon menyukainya.
“Yang kau
gambar terlihat seperti Super Mario jika ada kumisnya. Dia memiliki tiga rasio
dan mengenakan pakaian kerja.” Ucap Min Hyuk, Bong Soo memberitahu kalau itu jumpsuit.
“Meskipun
begitu, kita tidak boleh ambil yang itu. Dia seperti gadis kampungan yang
sedang tamasya.” Kata Min Hyuk. Bong Soon menegaskan kalau itu konsepnya yaitu Imut
dan polos.
“Dia
tidak terlihat polos sama sekali. Jika kau tidak suka ini, kita simpan saja.” Kata
Min Hyuk dengan kesal, Bong Soon mengatakan bukan kesal
“Aku
hanya berpikir matanya sedikit terlalu besar.”Kata Sek Gong
“Tapi matamu
memang besar dengan itu lebih cantik dari dia. Aku ahli dalam segala hal, tapi
keterampilan menggambarku tidak terlalu bagus.” Kata Min Hyuk
Bong Soon
merasa kalau yang digambar Min Hyuk memang mirip denganya, Sek Gong mengejek Bagian gambar yang mana
yang mirip. Min Hyuk tak mendengarnya menyuruh agar mengirim gambar itu ke tim
grafis. Bong Soon pikir kalau kaki dari karakternya itu harus memperpendeknya.
Sek Gong kembali berkomentar agar memendekan sangat banyak, Min Hyuk pun setuju
lalu memberitahu ingin ke perpustakaan dan meminta agar Bong Soon segera
menyiapkan berkas.
Bong Soon
melirik sinis pada Sek Gong yang membahas tentang kakinya. Sek Gong ketakutan
langsung meminta maaf lalu keluar ruangan. Bong Soon heran Sek Gong harus
membahas hal itu.
Baek Tak
duduk di bus sambil makan telur rebus, pesan dari Agari masuk ponselnya “Ada
anak SMA yang datang untuk bertemu dengan Anda di rumah sakit. Katanya, mereka ingin balas dendam. Aku
memberi mereka nomor Anda. Mereka membuat onar di rumah sakit. Aku tidak punya
pilihan.” Ia mengumpat kesal karena menjengkelkan, lalu melepaskan batterynya.
Tapi
beberapa saat kemudian, Ia memasangnya kembali.
Ponsel pun langsung berdering. Si Ketua Genk menelp Baek Tak mengajak bertemu
langsung. Baek Tak ingin tahu siapa yang menelpnya Setelah itu akan di putuskan
ingin bertemu atau tidak.
“Kudengar
kau menganggu Nunim kami, Bong Soon.” Kata Ketua Genk, Baek Tak mengatakan
kalau sudah berbicara tentang itu dengan
Bong Soon jadi Tak ada yang harus
dikatakan dan akan menutup telpnya.
“Kita
harus berkelahi.” Ucap ketua Genk, Baek Tak pun ingin tahu umur dari mereka.
Ketua Genk tetap ingin berkelahi. Baek Tak memilih untuk menutupnya. Ketua Genk
tak mau menyerah walaupun menutupnya bisa menelponnya lagi.
Bus
berhenti di halte, dan hampir semua turun dari bus. Baek Tak mengangkat telp
dan terdenagar teriakan memanggilnya “Pigsy.” Dan melihat Ketua Genk yang ada
didepanya membawa “Wine Kotoran” mengajaknya agar berkelahi.
“Siapa si
pria berpakaian putih itu? Kenapa tidak turun?” tanya Ketua Genk kembali menelp
karena Baek Tak menutupnya.
Ketua
Genk berteriak, sementara Baek Tak berpura-pura berkata tidak akan membeli obat itu jadi ia saja yang
beli dan menutup telpnya Mereka binggung Baek Tak yang menutupnya dan ingin
mencoba menep kembali. Baek Tak menghentikan bus beralasan kalau harus ke
toilet.
Bong Soon
kembali ke ruangan dikagetkan dengan Tuan Do yang tiba-tiba sudah ada
didepanya, Tuan Do keluar dari persembunyianya, membahas tentang Bong Soon yang
akan melakukan presentasi untuk Game payah ini. Bong Soon membenarkan dan
mengucapkan Terima kasih.
“Sepertinya
ini saat-saat di mana aku benar-benar membutuhkan bantuan dari Anda.” Ucap Bong
Soon, Tuan Do mengeluh Bong Soon yang berani membujuknya.
“Aku
sudah mengatakan padamu. Kau tidak akan pernah bisa membuat game ini. Siapa
juga yang akan memainkan Game kuno dan kampungan begitu?” ejek Tuan Do sinis
“Jangan
begitu. Tren Game akan Berputar dan bisa terulang kembali.” Ucap Bong Soon
“ Aku
lebih cantik dan lebih tinggi. Aku sangat sempurna. Lalu Di rekening tabunganmu
ada uang berapa?” ucap Tuan Do sinis.
“Aku
hanya punya satu kartu kredit.” Ucap Bong Soon, Tuan Do makin kesa karena Min
Hyuk lebih suka pada Bong Soon.
“Sunbae-nim,
kenapa Anda datang ke sini? Apa Anda ke sini untuk melihatku?” tanya Bong Soon
dengan ramah,
“Aku
memerlukan persetujuan Presdir Ahn.”ucap Tuan Do, Bong Soon pun mengerti dan
Tuan Do menyuruh Bong Soon agar membuatkan kopi untuknya.
“Anda
harus membuat kopi sendiri. Tidak kelihatan bagus jika Anda menyuruh pegawai junior
yang melakukan segalanya untukmu Jika Anda ingin aku untuk membuatkan kopi...
lalu Haruskah kita membicarakan lagi tentang meeting waktu itu?” ucap Bong
Soon, Tuan Do mengeluh Bong Soon itu gadis picik yang membuatnya sesak.
Sek Gong
masuk ruangan melihat Tuan Do yang sudah kembali, Tuan Do mengeluh kesal
karena semua pria suka wanita yang muda
dan mengoda Sek Gong dengan menepuk bokongnya, Sek Gong berteriak kesal
“Aku
khawatir ia memukulmu dan kau akan menghajarnya juga.” Ucap Sek Gong
“Aku
sudah banyak berpikir... Tapi sikapnya persis seperti dia. Sama persis. Apa Kau
yakin dia tidak punya saudara kembar yang hilang saat kecil?” ucap Bong Soon
yang melihat Tuan Do itu mirip dengan Kwang Bok
“Tidak
ada yang seperti itu. Kedua orang tuanya adalah guru. Dia hidup terlindung jadi
tidak tahu cara kerja dunia. Ia lahir pada tahun 1980.” Kata Sek Gong. Bong
Soon tak percaya mendengarnya.
“Dia
lahir saat hari Valentine tangga lahirnya 1980/02/14. Katanya, dia sangat membenci
hari ulang tahunnya. Dia selalu merasa kesepian.” Cerita Sek Gong
Kepala
Lee tak percaya dengan kejadian pada Tim ketua Yook karena Jika detektif di
kantor lain tahu maka mereka akan sangat malu. Ketua Yook meminta maaf. Kepala
Yook pin bertanya Apa ada bukti kalau saksi memasang kamera tersembunyi. Ketua
Yook pikir kalau Yang penting sekarang
bukan bagaimana mereka harus menutup kasus ini.
“Kita
harus menangkap pelaku yang sebenarnya.” Ucap Ketua Yook
“Apa kau
tahu betapa tentramnya keadaan di Dobong-dong sekarang? Mereka pikir, kita
menangkap pelakunya.” Kata Kepala Lee.
“Tersangka
itu bukan pelaku yang sesungguhnya.” Kata Ketua Yook
“Tingginya
sama dengan orang yang menyamar sebagai dokter. Dan jejaknya juga cocok.” Ucap Kepala
Lee yakin
“Menurut
Anda bukti itu saja sudah cukup?” keluh Ketua Yook , Kepala Lee piki tak ada
lagi bukti yang lebih baik
“Jika
begitu cara Anda untuk menutup kasus ini, maka Aku akan melakukan sesuai
perintah. Aku akan menutup kasus ini.” Kata Ketua Yook
“Ketua
Tim Yook... Kau harus dipromosikan Jangan menimbulkan masalah jadi Tetap
tenang.” Ucap Kepala Lee lalu meninggalkan ruangan, Ketua Yook terlihat menahan
amarah.
Baek Tak
pergi ke kuil memberikan salam pada gurunya yang ada diatas pohon, Agari dan
Hyun Do melihat sosok pria yang mengunakan pakain putih seperti tak yakin itu
adalah Baek Tak karena penampilan berbeda. Mereka pun memanggil Presdir Baek,
Baek Tak menengok kaget melihat dua anak buahnya datang.
Semua
anak remaja berusaha masuk kuil, beberapa orang merasa tak yakin bisa masuk tapi
Ketua Genk memberitahu kalau Siapapun boleh masuk ke kuil, gedungnya milik
publik. Salah satu remaja mengartinya, biksu adalah seorang perwira publik.
Ketua Genk tak ingin membahasnya mengajak mereka segera masuk saja.
Baek Tak
duduk didepan kuil melihat keduanya sudah keluar dengan wajah masih membiru dan
mengunakan perban. Agari mengaku kalau sedang kabur dan pasti tahu kalau tidak
pernah peduli dengan aturan dan prosedur. Baek Tak pikir mereka jangan hidup seperti
itu lagi, harus jujur dan tulus.
“Bagaimana
kita bisa hidup seperti itu? Anda tahu, tidak bisa melarang anjing untuk
berhenti makan kotoran.” Ucap Hyuk Do, Baek Tak merasa muak mendengar kata
kotoran meminta agar jangan mengatakan kata itu.
“Omong-omong,
tempat apa ini?” tanya Agari, Baek Tak mengatakan kalau itu kuil. Agari pikir
itu candi dengan nada tinggi.
“Diamlah
dan Jangan berisik. Tidak ada yang tahu tentang tempat ini. Ada biksu imigran
ilegal yang datang ke sini untuk menghindari peraturan pemerintah India dan
tirani agama. Dia sedang bertapa.” Ucap Baek Tak menujuk pria yang sebelumnya
disapa
“Itu
biksu palsu... Apa Biksu itu orang India?” ucap Agari, Baek Tak membenarrkan
tapi Hyun Do pikir orang itu tidak
terlihat seperti orang India.
“Namanya...
Nijamuttin. Kalian pasti akan mengerti. Yang kalian lihat bukanlah
keseluruhannya.” Ucap Baek Tak kembali menyapa “Namaste.”
Tiba-tiba
semua anak genk remaja datang siap untuk berkelahi, Baek Tak dkk sempat kaget
melihat mereka yang datang.
Bong Soon
selesia mengerjakan gamesnya, lalu melihat Min Hyuk yang belum datang berpikir
masih di perpustakaan. Ia pergi menemui Sek Gong, Sek Gong memberitahu Tim
Grafis mengirimkan sketsa karakter mereka dan menawarkan Bong Soon untuk
melihatnya. Bong Soon menolaknya karena ingin melihat dengan Min Hyuk lalu
bertanya Apa Presdir Ahn pergi ke suatu tempat. Sek Gong memberitahu Min
Hyuk berkeliling ke sekitar perusahaan
dan para karyawan selalu di buat resah.
“Dia
tidak bermaksud begitu, tapi itu jadi salah satu "taktik" nya.” Kata Sek
Gong, Bong Soon pun mengucapkan terimakasih dan segera keluar dari ruangan.
Baek Tak
dan anak genk remaja pun saling berhadapan, Baek Tak melihat toples yang dibawa
mereka memberitahu kalau itu adalah hal yang berharga dan ingin tahu yang
diinginkan mereka. Ketua Genk bertanya Kenapa
mereka menganggu Nunim Bong Soon. Baek Tak menyentuh baik selangkangan.
Si kepala
Genk langsung mundur ketakutan, Baek Tak
mengejek mereka yang masih bocah dan akan menjawab pertanyaannya nanti dan
mengeluh bicara formal padahal mereka masih sekolah. Ketua Genk mengatakan sudah jadi anak SMA selama enam tahun. Agari
pikir akan mengurus mereka dengan memperlihatkan gaya bela dirinya, tapi yang
terjadi malah kena pukul dan akhirnya mereka pun berkelahi.
“Berkelahi
adalah hal yang tidak terpuji. Jangan berkelahi.” Teriak Biksu
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar