Jae Bok
mengumpat kalau Eun Hee adalah Psikopat, Jung Hee memegang tangan Jae Bok
dengan kasar mengajaknya bicara, Bong Goo yang sedari tadi melihat mendekat
sambil bersiul seperti ingin memperingatinya. Jung Hee pun melepaskan tangan
Jae Bok lalu meminta maaf. Eun Hee melirik dingin karena rencananya berhasil.
Disisi
ruangan lain, Jung Hee merasa perkataan Jae Bok itu yang keterlaluan. Jae Bok
tak terima mengingatkan kembali secara hukum belum sah bercerai, Tapi Eun Hee
itu menyukai suaminya di depan wajahnya merasa kalau itu namanya psikopat dan
Jung Hee juga bisa melihat yang sudah dilakukan.
“Aigoo,
Nyonya Lee...rambut dan pakaianmu terlihat benar-benar ...” ejek Bong Goo
mendekati Eun Hee yang melihat keduanya yang sedang bebcaira
Jae Bok
pikir kalau Jung Hee melihat Eun Hee berbeda karena membantunya bangkit dan membuatnya jadi
kepala direktur dan harus membuat kesan yang baik dengannya. Jung Hee
membenarkan, menurutnya Jae Bok itu
pasti akan melakukan hal yang sama, ketika bertemu dengan seseorang yang bisa
membuatnya jadi pria yang sukses.
“Apa aku
tidak akan mengambilnya? Aku tidak akan melewatkan kesempatan ini dan ingin
memulai yang baru. Ini bagus untuk Jin Wook dan Hae Wook kalau aku berhasil.”
Ucap Jung Hee.
“Koo Jung
Hee, Kau benar-benar ...sudah gila rupanya” kata Jae Bok tak percaya,
Sekertarisnya memberitahu kalau harus menghadiri pertemuan sekarang.
“Aku
sibuk sekarang. Maaf...” kata Jung Hee akan pergi. Jae Bok memanggil suaminya
sebelum pergi.
“Koo Jung
Hee...Tidak ada di dunia ini yang gratis. Kau harus membayar untuk sesuatu
sebagai balasannya.” Ucap Jae Bok
“Apapun
itu... aku akan menerimanya ... selama itu kesuksesan” kata Jung Hee.
Jae Bok
melihat Eun Hee yang merangkul lengan Jung Hee berjalan pergi, Kenangan dengan
suaminya pun kembali terlintas, saat pulang kantor Jun Hee merasa dirinya yang
selalu mengecewakan dan tidak pandai apapun.
Diatap,
Jung Hee mencoba meminta maaf diatap saat ketahuan selingkuh. Saat bertengkar
berlutut meminta maaf. Jung Hee pun mencoba mengambil hati untuk memasak makan
malam. Tapi Jae Bok seolah tak peduli.
“Ko Jung
Hee... Apa kau menderita selama ini?” ucap Jae Bok dengan mata berkaca-kaca.
Bong Goo
mengikuti Jae Bok keluar dari ballroom mengodanya sambil bertanya apakah ingin
memukulnya untuk melepaskan kemarahannya. Jae Bok pun memukul lenganya. Bong
Goo pun menjerit sambil memegang
lenganya. Jae Bok pu berjalan lebih dulu.
Ponsel
Bong Goo berdering, seseorang memberitahu kalau sudah menemukan pria yang
membantu Na Mi adalah Bryan dan bergegas pergi. Sementara Jae Bok membaca pesan
Bong Goo harus mempersiapkan diri untuk pertemuan besok dan melihat rekan
kerjanya itu yang pergi seperti berlagak paling sibuk sendiri.
Tim SJ
menyelenggarakan bazar amal ... untuk merayakan ulang tahun SJ Kostruksi ke-43.
Saat itu Na Mi berjalan mengendap-ngedap mengetahui kalau Jung Hee yang akan
menikah dengan Eun Hee dan berusaha untuk memanggilnya dari kejauhan.
Jung Hee
seperti sedikit mendengar dan melihat tapi wajah Na Mi ketutupan papan yang
saat erjal didepanya. Eun Hee sempat panik dan segera mengantar Jung Hee
berjalan dengan yang lainya.
Jae Bok
melihat Na Mi mengeluh padahal sudah memberitahu agar jangan pergi kemana mana. Na Mi berusaha
memanggilnya, tapi Eun Hee bisa menyuruh Jung Hee segera masuk ke dalam lift
dan akan menyusul nanti.
Na Mi
sadar kalau Eun Hee menyadarinya dan langsung kabur. Eun Hee berjalan dari
keramaian, lalu membuka sepatu heels dan berlari tak sengaja menjatuhkan botol
wine. Saat itu kakinya menginjak pecahan botol, tanpa rasa sakit melepaskan
serpihan kaca dari kakinya dan kembali berjalan dengan bercak darah di lantai.
Akhirnya
Eun Hee bisa menemukan Na Mi dan dengan senyuman seperti psikopat. Na Mi
langsung bertanya apakah Eun Hee berkencan Jung Hee? Eun Hee membenarkan, Na mi
berkembali menanyakan apakah mereka akan menikahi denganya. Eun Hee menjawab
kalau itu mungkin.
“Kau yang
mempekerja ku untuk menggoda Jung Hee ‘kan? Bukan Moon Hyung Sun, tapi Kau yang
mempekerjakanku kan?” ucap Na Mi marah
“Aku
tidak tahu apa yang kau maksud!” ucap
Eun Hee dan langsung menarik rambut Na Mi, saat itu juga mereka saling
menjambak seperti gaya wanita yang bertengkar.
Jae Bok
akhirnya datang berteriak agar menghentikan semuanya, lalu menarik rambut Eun
Hee agar berhenti menarik rambut Na Mi. Akhirnya keduanya pun berhenti.
“Lee Eun
Hee, apa yang kau lakukan padanya? Apa kau takut dia akan merayunya lagi?” ucap
Jae Bok memarahi Eun Hee
“Aku
takut dia akan bikin heboh di kantor.Aku datang untuk memperingatkannya dan dia
yang tiba-tiba menyerangku.” Ucap Eun Hee bohong, Na Mi tak percaya
mendengarkanya.
“Whoa..bukankah kau yang menarik rambutku”
ucap Na Mi membela diri. Eun Hee dengan sinis menyuruh Na Mi agar diam.
Jae Bok
akhirnya berbicara dengan Eun Hee, mempertegas kalau Mulai sekarang, apapun
yang terjadi pada Jung Na Mi, maka akan percaya kalau itu adalah ulahnya Atau
itu Moon Hyung Sun yaitu ibunya. Eun Hee pun balik bertanya bagaimana jika
sesuatu terjadi padanya, apakah Jae Bok yang melakukannya
“Tidak...
Aku tidak akan menyentuh orang yang tidak waras.” Ucap Jae Bok, Eun Hee melirik
sinis dan berjalan pergi.
Na Mi
kaget melihat ada jejak kaki darah di lantai,
dan yakin kalau Eun Hee itu pasti psikopat. JaebOk menyindir Na Mi kalau
ia juga Psikopat yang merayu suami orang, Na Mi hanya bisa tertunduk. Jae Bok
memarahi Na Mi karena memberitahu agar tak pergi kemana-mana dan menariknya
pergi.
Nyonya
Choi menerima laporan dari anak buahnya kalau Jung Na Mi muncul lagi. Lalu
mengumpat marah dengan Jung Na Mi, si penyihir itu. Bong Hee menelp Nyonya Choi,
Nyonya Choi tak mengenalnya, lalu bertanya bagaimana cara mengetahui nomornya.
“Apa kau Penasaran?
Aku bisa mengetahui apapun yang kuinginkan dan juga bisa menemukan semua urusan
suamiku” ucap Bong Hee. Nyonya Choi seperti tak peduli dan memilih untuk
menutup telpnya.
Bong Hee
baru sadar kalau ponselnya di tutup, lalu mengumpat kesal pada temanya,
akhirnya ia bertanya pada pegawai gym apakah Pezina bernama Na Hye Ran datang.
Si pegawai mengatakan kalau Hye Ran
sedang libur hari ini. Bong Hee seperti sedikit kecewa dan berpikir Hye Ran sedang
sakit
Eun Hee
terlihat masih sinis sampai akhirnya pesan masuk memberitahu Pertemuannya sudah dimulai. Dengan senyuman
masuk ruangan dan langsung memberikan tepuk tangan dengan semua petinggi atas
jabatan baru Jung Hee sebagai Direktur baru.
Setelah
semua keluar, Jung Hee dan Eun Hee bertemu, lalu mmastikan kalau sudah
melakukannya dengan baik. Eun Hee memuji sangat luar biasa. Jung Hee melihat
Eun Hee yang berjalan pincang dan menyuruhnya duduk agar melihatnya.
Eun Hee
pikir baik-baik saja, Jung Hee akhirnya bisa melihat luka dibagian telapak kaki
dan mengeluarkan saputangan dan langsung mengikatnya. Eun Hee seperti tersentuh
melihat sikap Jung Hee yang romantis.
Eun Hee
menatap Jung Hee seperti bisa mengingat kenangan masa lalunya, Jung Hee ingin
pergi tapi Eun Hee mengajak Jung Hee agar bisa duduk dan beristirahat.
Flash Back
Saat
dikampus Jung Hee memeluk Eun Hee dari belakang dan sedikit menciumnya, mengatakan
kalau melakukannya dengan baik dan mengaku kalau sudah melaukan kesalahan tapi
Eun Hee memuji Jung Hee adalah yang terbaik.Jung Hee pun mengajak pergi untuk
ke ke tempat yang tenang. Keduanya pergi menatap bintang, bersama dan Eun Hee
menyandarkan kepalanya di pundak Jung Hee.
Eun Hee
menatap Jung Hee seperti mengingatkan kenangan masa lalu yang indah.
Won Jae
mengajar mengajar dalam kelas menjelaskan kalau Konflik antara pikiran dan
super ego dinegosiasikan oleh ego. Saat itu matanya melotot kaget melihat Sam
Kyu yang duduk dalam kelas dibelakang pasangan yang sedang bermesraan.
Sepasang
murid yang sedan bermesaran pun sadar kalau tatapan Won Jae kearah mereka, lalu
langsung duduk tegak. Won Jae sadar ternayata itu hanya halusinasi saja kalau
Sam Kyu duduk dikelasnya, tapi bayangan Sam Kyu kembali datang dengan duduk
mengoda disamping jendela. Won Jae mencoba menyadarkan diri kalau sedang
mengajar.
Sam Kyu
mengantar Hye Ran pulang, Hye Ran memberitahu kalau pindah karena istri Tuan Park. Sam Kyu melihat kalau itu rumah Profesor Kim Won
Jae dan mengetahui tinggal sendirian karena suaminya meninggal, Hye Ran dengan
sinis berpikir kalau Sam Kyu itu tertarik dengannya
“Apa Kau
berhenti jadi pemilih sekarang karena kau sudah tua? Kenapa kau tidak
menghampirinya? Sepertinya dia juga tertarik denganmu” ejek Hye Ran
“Apa yang
kau katakan? Aku ini punya standar tinggi. Kecuali orang seperti kau, aku tidak
akan melihat, Aku bahkan tidak akan melirik.” Ucap Sam Kyu merayu sambil
memeluknya.
Won Jae
melihat dari kejauhan, Hye Ran melihat temanya yang datang heran karena malah
pulang jalan kaki. Sementara Sam Kyu buru-buru melepaskan tangan dari pelukan
Hye Ran. Won Jae memberitahu Ada perbaikan jalan jadi jalannya diblokir dan
memarkir mobilnya jadi berjalan kaki sampai kerumah. Hye Ran pun bertanya
dimana tempatnya.
Ketiganya
sudah ada didepan mobil Won Jae, Karena Won Jae tidak bisa mengemudi dengan
baik jadi susah untuk mencari jalan lain.
Saat itu Sam Kyu langsung mengatakan akan mengemudikan mobilnya.
Sam Kyu
dengan gayanya mencoba memundurkan mobil dengan menengok kebelakang dan
tangan yang memegang bagian bangku, seperti tahu cara mengoda wanita. Won Jae
seperti terpesonda dan Hye Ran yang duduk di belakang pun mengaku kalau Sam Kyu
masih punya pesonanya.
Jae Bok
mengantar Na Mi sampai ke rumah Bong Goo memperingatakan agar Jangan melakukan
apa-apa dan diamlah di dalam rumah. Na Mi pikir kalau Setidaknya harus bertemu
dengan Jung Hee. Jae Bok sudah mengatakan agar jangan muncul didepan suaminya.
“Ini
hanya akan jadi hal rumit jadi Serahkan padaku. Mengerti?” ucap Jae Bok, Na Mi
pun mengucapkan terimakasih.
“Aku
melakukan ini bukan supaya kau berterima kasih” kata Jae Bok lalu melangkah
pergi.
Saat akan
pergi Jae Bok menerima telp sebagai ibu Jin Wook dan terlihat kaget, Ketika
berjalan ke sekolah mengingat perkataan gurunya kalau Jin Wook punya dua ponsel.
Jae Bok terdiam di depan pintu ruang guru mengingat kembali kejadian
sebelumnya.
Flash
Back
Saat
konser Jin Wook mencari-cari Eun Hee yang tak datang, lalu saat ada diatas
kursi roda Jin Wook terlihat bahagia melihat Eun Hee datang langsung memeluknya.
Akhirnya
Jae Bok masuk dan melihat Jin Wook sudah duduk dengan gurunya. Ada dua buah
ponsel didepanya, model baru dan lama. Jin Wook hanya bisa melirik sinis pada
ibunya.
Keduanya
berjalan bersama, Jae Bok mengaku kalau sedang bertanya-tanya sampai kapan,
tapi akhirnya Jin Wook bisa tertangkap juga. Jin Wook kaget ternyata ibunya sudah
mengetahuinya. Jae Bok mengakkalau sedang menunggu agar Jin Wook yang memberikannya pertama kali
“Jadi ponsel
Ini..Siapa yang memberikannya?” tanya Jae Bok, Jin Wook terdiam mengingat
kembali kejadian sebelumnya.
Flash Back
Eun Hee
memberikan ponsel baru, Jin Wook dengan wajah bahagia menerimanya karena bisa
bermain games dengan puas. Eun Hee pun meminta agar bisa merahasiakan dari
ibunya.
Jae Bok
mengaku kalau sudah tahu siapa yang memberikanya, tapi hanya ingin mendengar
jawaban jujur dari anaknya. Jin Wook akhirnya menagku kalau
Eun Hee yang memberikan ponsel padanya. Jae Bok pun mengucapkan terimakasih
pada anaknya karena sudah berkata jujur.
Ibu, tapi
jangan memarahinya karena Dia hanya ingin memberikannya sebagai hadiah saja”
ucap Jin Wook
“Aku
tahu..perasaanya dan Perasaanmu juga” kata Jae Bok menatap anaknya lalu berjalan
merangkul Jin Wook.
Eun Hee
melangkah menaiki tangga dengan sapu tangan yang masih di ikat pada kakinya,
teringat kembali dengan Jung Hee yang panik melihat luka di kakinya lalu mengikatnya
dengan sapu tangan. Dengan senyuman
bahagia melihat di lanati dua yang kosong karena semua orang sudah pergi
rupanya
Saat itu
juga Eun Hee memberikan tanda silang pada pintu kamar dans sebuah kamar diubah
dengan memasukan tempat tidur yang besar dan juga lemari dengan nuasana putih.
Nyonya Choi yang melihatnya seperti kasihan dengan tingkah anaknya yang
tergila-gila dengan Jung Hee.
Eun Hee
menyetrika pakaian Jung Hee dengan wajah bahagia, Jae Bok datang dengan sinis
bertanya apa yang dilakukannya. Eun Hee dengan santai memberitahu kalau sedang
Menyetrika. Jae Bok pun melihat ada tanda silang di bagian depan kamar, dan
ingin tahu apa yang dikerjanya.
“Karena
semua orang sudah pergi, aku ditandai itu untuk interior ulang” ucap Eun Hee.
Jae Bok merasa Eun Hee itu benar-benar sudah gila rupanya. Jae Bok pun masuk ke
dalam kamar yang sudah dirubah seperti kamar pasangan yang baru menikah.
“Apa ini?
Kenapa dengan kamarku?” ucap Jae Bok kesal, Eun Hee malah menyindir kaalu Jae Bok
itu pindah
“Itu
sebabnya..Aku merasa kasihan karena Jung Hee tidur di kamar yang kecil.” Ucap Eun
Hee.
“Lalu?
Apa kau membeli Kasur yang besar supaya tidur bersama-sama Di kamarku?” kata
Jae Bok marah lalu melihat bagian lemari dan melihat ada pakaian Eun Hee yang
digantung.
“Kau
konyol sekali... Bukankah seharusnya kau pergi ke dokter.?” Sindir Jae Bok
“Aku kan
sudah bilang kalau aku menyukai Jung Hee. Dan juga, Kau kan sudah bercerai.” Ucap
Eun Hee
Jae Bok
rasa itu bukan urusan Eun Hee lalu memperlihatkan sebuah kontrak sewa didepan
wajah tetanggaya, kalau nama yang
menandantangi adalah Shim Jae Bok jadi walaupun mereka bercerai tetap miliki
hak dengan kamarnya karena sudah menyewanya.
“Eun Hee Kalau kau terus terusan seperti ini maka itu
dianggap masuk tanpa izin. Apa kau tahu? Kembalikan seperti semula sekarang. Apa
kau pikir bisa menyuap Jin Wook dengan ini ... dan membuat dia memihakmu,
begitukah?” ucap Jae Bok sinis.
Keduanya pun
keluar dari kamar, Jae Bok pikir kalau Eun Hee ingin membersihkan kamarnya lalu
mengambil anaknya juga dengan memperlihatkan ponsel pintar. Eun Hee mengaku memberinya
sebagai hadiah saja, Jin Wook itu sangat lucu
“Apa Karena dia lucu, kau ingin dia terobsesi
dengan Game? Aku mencoba untuk membuatnya menahan diri dari bermain game. Sebenarnya
apa yang sudah kau pikirkan?” ucap Jae Bok kesal
“Ini
bukan hanya untuk bermain game. Bukankah Mengembangkan koordinasi tangan-mata
juga penting.” Ucap Eun Hee.
Jin Wook
duduk diruang tengah lantai bawah, Nyonya Choi menyapanya bertanya kenapa tak
naik ke lantai dua. Jin Wook menuruti perintah ibunya kalau tetap menungu di
lantai satu karena perlu berbicara dengan Eun Hee Ahjumaa
“Kau
tidak memberi tahu ibumu.. aku yang memberikan alamat waktu itu, kan?” ucap
Nyonya Choi, Jin Wook membenarkan.
“tapi... dia
tahu tentang ponsel.” Akui Jin Wook, Nyonya Choi menyuruh Jin Wook agar berhati-hati.
“Aku
ingin tahu apa dia akan memukulnya lagi atau tidak. Ibumu kuat. Sementara Eun Hee Ahjumma terlalu
sempurna, dan dia juga lemah" ucap Nyonya Choi sengaja menghasut. Jin
Wook pun terlihat kaget dan panikk
Jae Bok
benar-benar marah menurutnya Eun Hee itu bukan ibu atau bibi Jin Wook yang
harus peduli tentang perkembangan anaknya. Eun Hee dengan gayanya sombongnya
merasa kalau mungkin akan menjadi ibunya setelah masa 3 bulan perceraian Jae
Bok dan Jung Hee maka akan menikah. Jae Bok benar-benar tak habis pikir dengan
Jae Bok. Jin Wook tiba-tiba datang
“Coba
Lihat.. ternyata Benar kalau ibu dan ayah
bercerai.”Ucap Jin Wook marah, Jae Bok memarahi Jin Wook karena sudah
menyuruhnya agar menunggu dibawah. Eun Hee tersenyum licik melihat Jin Wook
yang datang.
“Ibu berbohong
kepada Hae Wook dan aku.. Apakah itu sebabnya ibu membawa kami ke tempat Won
Jae Ahjumma? Apa ibu Meninggalkan Ayah sendirian di sini? Mengapa ibu berbohong
padaku?” ucap Jin Wook dengan nada tinggi. Jae Bok terlihat tak percaya anaknya
berani mengatakan itu.
“Siapa
yang mengajarimu jadi kasar begini?” kata Jae Bok, Jin Wook pikir ibunya tak
perlu memperdulikanya.
“Ibu
selalu memandang rendah ayah Dan sekarang, Ibu mencampakkannya.” Ucap Jin Wook
saat itu Jung Hee baru pulang mendengar
anaknya bicara kasar.
Jin Wook
pun langsung bertanya pada ayahnya apakah mereka benar-benar bercerai dan berpisah sekarang
dan ingin tahu alasanya. Eun Hee melihat konflik keluarga Jae Bok makin
tersenyum bahagia. Jung Hee kebingungan menjelaskanya.
“Aku mau
tinggal di sini dengan Ayah” ucap Jin Wook melotot tajam pada ibunya. Jung Hee
memarahi anaknya yang berani berteriak pada ibunya.
“Baiklah.
Itulah yang terbaik. Kalau kau menyukai ayahmu, tinggal lah bersamanya. Kau
punya hak untuk itu. Tapi.. bermain game ini di belakangku, aku tidak bisa
terima.” Kata Jae Bok, Eun Hee yang mendengarnya kaget harus tinggal bersama
anak Jae Bok juga.
Jae Bok
memberikan sebuah ponsel pada Jung Hee kalau itu Sebuah hadiah rahasia yang
diberikan Eun Hee. Eun Hee sedikit panik menjelaskakan kalau Jin Wook punya
ponsel bagus seperti ini maka, Jae Bok memotong menasehati anaknya yang
terlihat sangat marah.
“Koo Jin
Wook, tidak peduli seberapa banyak kau membenci ibu, Ibu punya hak untuk
membenarkanmu sikapmu dan aku berharap tidak akan terjadi lagi, jadi Turun ke
bawah. Orang-orang dewasa perlu bicara.” Ucap Jae Bok, Jin Wook pun turun
kebawah dengan tatapan sinisnya.
Jin Wook
duduk diruang tengah, Won Jae datang membahas Jin Wook. Yang menyebabkan masalah
di sekolah. Hae Wook ingin memeluk kakanya, tapi Jin Wook yang kesal mendorong
adiknya. Won Jae pun menyapa Nyonya Choi
dengan panggilan ibu Eun Hee.
“Bagaimana
kau bisa masuk? Aku tidak mendengar bel.” Tanya Nyonya Choi sinis melihat
kedatangan Won Jae
“Jae Bok
bilang kepadaku, password pintu gerbangnya yaitu 020.321.” kata Won Jae. Nyonya
Choi makin kesal dan akan pergi.
Che Ri
merasa kalau itu terdengar seperti
tanggal kencan? Yaitu 21 Maret 2002. Won Jae pikir seperti itu seperti tanggal
khusus dan Tahun 2002. Eun Hee itu pasti di masih di perguruan tinggi. Nyonya Choi
yang mendengarnya membalikan badan dengan nada penuh amarah.
“Jangan
duduk di sana.. Aku baru saja membersihkannya” ucap Nyonya Choi dengan mata
melotot
“Oh
benarkah? Kalau begitu.. aku harus mengoyangkan pinggulku untuk membuatnya
menyerap dengan baik.” Ejek Won Jae dan mengajak semuanya untuk mengikutinya.
Jin Wook yang melihat hanya bisa menatap sinis menahan malu dengan tingkah
teman ibunya, Che Ri dan Hae Wook.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar