PS
: All images credit and content copyright : KBS
Dua orang
polisi masuk ke dalam gudang, Bae Kwang Tae dan Lee Dong Ki. Mereka seperti
ingin menangkap penjahat dengan senjata pistol listrik dan Dong Ki tanpa
membawa pistol. Dong Ki bertanya dimana tim bantuan lain, Kwang Tae pikir Dong
Ki yang meminta bantu. Keduanya saling adu mulut.
Saat itu
seorang pria sudah mencegat mereka dan yang lainya mengepung dari belakang.
Ketua Genk memperingatakan anak buahnya agar berhat-hati karena Tembakan pertama
memang tidak ada peluru tapi tembakan berikutnya ada, dengan penuh percaya diri
mereka akan menang dengan orang yang lebih banyak.
“Itu
artinya lima dari kalian akan mati.” Ucap Kwang Tae tak takut, Dong Ki berisik
kalau mereka tak boleh menembak lima kali, batasnya hanya 4 peluru. Kwang Tae
pikir itu terserah padanya.
“Hei, ini
sepertinya hanya empat tembakan. Empat dari kalian akan mati.” Ucap Kwang Tae
yakin
Dalam
kegelapan berdiri anak buah lainya mengepung, Ha Wan Seung turun dari tangga
berteriak memangggil Jang Do Jang untuk keluar dari persembunyianya, sambil
berteriak mengumpat mengajak agar menyelesaikanya dan pulang.
Perkelahian
pun dimulai, Wan Seung mengunakan alat pemadam. Di luar ruangan telihat pria
berkepala plontos. Do Jang melihat anak buahnya sedang berkelahi lalu menyuruh
salah seorang anak buahnya membawa pipa besi. Sang anak berjalan masuk ke dalam
perkelahian dan langsung memukul kepala Wan Seoung. Wan Seung pun jatuh
pingsan, matanya sempat melihat Do Jang yang berjongkok tak jauh darinya.
[Sebuah kemenangan bagi Detektif
berpengalaman]
Pemilik
Minimarket yakin kalau pasti pencurian karena barang-barangnya sudah sering
hilang. Polisi lain meminta agar si Bibi memeriksa yang benar karena mereka itu
sedang sibuk. Si bibi yakin dengan perhitunganya yang tak salah. Si polisi pun
menuduh kalau karyawanya yang melakukanya.
“Aku
meneleponmu untuk menangkap pelakunya.” Ucap si bibi kesal, Polisi melihat
Tidak ada bukti tak mungin bisa menangkap pelakunya ketika tidak ada bukti.
“Apa kau
menemukan sesuatu? Seseorang yang mencuri
atau sesuatu yang mencurigakan.”tanya Si polisi pada Hong Joon Oh yang
sedang melihat rekaman CCTV. Joon Oh mengatakan belum menemukanya. Polisi
menyuruh Joon Oh mencari saja sementara ia akan berkeliling.
“Ini hari
pertamaku bekerja di sini.” Kata Joon Oh binggung, Senior polisi mengatakan
kalau Pengalaman pertama itu penting dan
menjai kesempatan besar lalu memberikan semangat.
“Hei... Bagaimana
kau bisa menyerahkannya ke orang baru?” teriak si bibi kesal
Joon Oh
kembali melihat rekaman CCTV sambil bertanya apakah uangnya hilang dalam laci. Si Bibi mengataka kalau hanya
ia yang bisa membukany. Joon Oh pun mengartikan kalau hilang di dalam toko. Si
bibi yakin kalau itu pencuri.
“Lalu
mengapa tidak ada rekaman seseorang mencuri itu? Padahal ada banyak CCTV di
dalam toko.” Kata Joon Oh
“Kau
harus mencari tahu siapa yang melakukannya, Polisi.” Kata si bibi, Joon Oh
mengaku kalau ia bukan polisi tapi Letnan yaitu seorang Kepala kantor polisi.
Si bibi kaget mendengarnya.
“Apa Kau
Kepala yang baru? Aku pikir itu dia.. Wah. Kau terlihat sangat muda. Kau bahkan
tidak terlihat berumur 30an.” Komentar Si bibi, Joon Oh membenarkan.
Tiba-tiba
Yoo Seol Ok berada disamping Joon Oh melihat ke rekaman CCTV dan berteriak “Berhenti.”
Joon Oh binggung tiba-tiba wanita yang tak dikenalkanya berada disampingnya.
Seol Ok menunjuk seorang Karyawan yang aneh. Semua langsung menatap CCTV
bertanya yang mana dan dimana. Si bibi melihat kalau orang itu adalah anak
laki-laaki yang menjaga toko saat ia tak ada.
“Dia
sangat gugup... Coba Kau Lihat. Dia grogi..” ucap Seol Ok. Bibi Pikir anaknya
lelah
“Tapi direkaman
CCTV lainya dia tidak grogi lagi.” Ucap Seol Ok, Si bibi memberitahu kalau
anaknya itu memang pemalu
“Setiap kali
anak ini muncul, ia grogi. Tangannya gemetaran” kata Seol Ok
Joon Oh
akhirnya mencoba melihatnya di hari yang lainya, kalau menurutnya anak si bibi
sama saja di hari yang lainya dan tidak terlihat akan mencuri. Si bibi kesal
pada Seol Ok menyuruh membayar saja belanjaanya, Seol Oh menaruh di meja kasir
barang belanjaanya.
“Anak itu
hanya menggunakan kartu untuk membayar.” Kata Seol Ok
“Siapa
yang membayar dengan uang tunai saat ini? Semua orang menggunakan kartu” kata
si bibi, Seol Ok pun ingin membayar mengunakan dengan kartu juga.
“Kau
tidak bisa membayar dengan kartu perpustakaan!” teriak si bibi kesal
mengembalikan kartunya
Joon Oh
menyebutkan kartu Perpustakaan Kabupaten Seodong. Seo Ok memperlihatkan kartu
yang dimilikinya itu sama karena sering datang dan Joon Oh melihat dengan jelas
dari layar kartu yang sama. Si bibi
kaget kalau seseorang menggunakan kartu Perpustakaan untuk membayar. Seol Ok
memberitahu kalau tidak ada yang mencuri tapi anak si bibibyang membiarkannya.
“Dia tahu
sedang direkam CCTV, jadi ia berpura-pura membayar dengan Kartu. Dia hanya
datang ke sini ketika anakmu bekerja karena...” ucap Seol Ok, saat itu seorang
anak remaja baru saja kembali dari sekolah.
“Ini
seragam yang sama seperti anak itu pakai.”kata Seol Ok. Si bibi langsung
mengejar anaknya berteriak marah dengan ingin memukul mengunakan sapu.
“Aku
pikir kau harus bicara dengan gurunya. Mungkin seseorang membully anakmu.” Usap
Seol Ok
“Aku
tidak tahu karena terlalu sibuk bekerja.” Kata si bibi sedih
“Kami
memiliki Tim Pencegahan Kekerasan Sekolah, jadi jangan khawatir.” Kata Joon Oh,
Si Bibi pun minta bantuanya. Seol Ok pun mencari kesempatan agar bisa
mendapatkan diskon dari si bibi.
[Seol Ok, Ratu Misteri]
Seol Ok
memanggil ibu mertuanya kalau Sarapannya sudah siap. Si ibu bertanya keberadaan
Ho Chul. Seol Ok memberitahu kalau suaminya banyak kerjaan, jadi tidak bisa
pulang. Si ibu mengeluh kasihan pada anaknya dan berharap tidak melewatkan
sarapan.
Salah
seorang wanita turun dari lantai atas meminta izin pergi, Ibunya bertanya
apakah tak sarapan. Seol Ok tahu kalau adik iparnya itu tak pernah makan sejak
SMA. Ibu mertua mulai mencoba masakan Seol Ok dan mengeluh kalau rasanya asin.
“Bagaimana
kau akan membuka Toko dengan keterampilan memasak begini?” keluh Nyonya Park
Kyung Sook.
“Aku akan
mencoba. Apa tidak enak?” tanya Seol Ok, Nyonya Park hanya bisa menghela nafas
tak ingin makan lagi karena sudah terlambat. Seol Ok pun bertanya kemana ibu
mertuanya akan pergi.
“Memangnya
aku wanita tua yang harus tinggal di rumah? Aku ada seminar.” Kata Nyonya Park,
Seol Ok pun memberikan semangat pada ibu mertuanya.
“Apa kau
keluar hari ini?” tanya Ibu mertuanya, Seol Ok mengaku akan ke Toko makanan.
“Jangan
ngobrol dengan perempuan yang tidak berkelas. Kau akan mempermalukan suamimu
jika melakukannya.” Pesan ibu mertuanya, Seol Ok mengerti
Saat itu
Nyonya Park sedang sibuk maen Go Stop dengan ibu-ibu sebayanya. Salah seorang
wanita menanyakan tentang menantu Nyonya Park yang masih muda. Ibu yang
mengunakan topi yakin keduanya melakukannya dengan baik dengan pergi belanja
dan minum teh bersama-sama. Nyonya Park binggung karena keduanya tidak pergi
belanja bersama-sama.
“Aku
melihatnya dengan pria tinggi. Dia punya kulit yang halus. Dan dia... tersenyum
dengan matanya. Dia tampak muda, seperti
mahasiswa jika dari belakang.” Ucap si ibu lainya, Nyonya Park terlihat
memikirkanya.
“Apa itu
Petugas Hong?” ucap si ibu-ibu bertopi
Didepan
kantor polisi, Joon Oh
menerima telp dengan senyuman bahagia mengetahui kalau si penelp sedang ada
dijalan dan bertanya dimana mereka akan bertemu. Seo Ok sambil menjepit ponsel
di bahunya merasa kalau Orang-orang bisa melihat mereja jadi akan menemuinya di
loker karena ada yang ingin dikatakanya.
Nyonya
Park masih maen dengan kembali menang, lalu yakin dengan menantunya yang tak mungkin
berkencan dengan polisi karena Suaminya seorang jaksa dan Jaksa itu diatas
Polisi, temanya pikir kalau tidak ada hubungannya jikaingin selingkuh. Tapi Nyonya Park yakin kalau Tidak
semua orang bisa selingkuh.
“Dia
tidak punya pendidikan, tidak ada uang. bahkan tidak memiliki latar belakang
yang baik. Dia beruntung punya suami Jaksa. Pria tidak akan jatuh cinta
padanya. Kalian tidak tahu apa-apa.” Kata Nyonya Park yakin
Seol Ok
siap-siap dengan pakaianya lalu menelp Kim Kyung Mi memberitahu kalau ibu
mertuanya datang agar mengatakan sesuatu. Kyung Mi mengeluh kalau Ibu mertuanya
sangat teliti. Seol O meminta temanya kalau ia pergi untuk beli bahan makanan.
“Mengapa
juga kau beli bahan makanan?” kata Kyung Mi
“Aku harus
menjumpai Petugas Hong lagi.” Kata Seol Ok ,
“Kau santai
sekali. Ini terlalu berbahaya. Kau tidak bisa menipu Ibu mertuamu...” kata
Kyung Mi.Seol Ok tak peduli karena sangat bersemangat.
Nyonya
Park masih terus asik bermain, sementara temanya berkomentar kalau kalau ada
sesuatu yang mencurigakan karena menantunya itu sering keluar. Nyonya Park
memikirkanya, si wanita bertopi bertanya apakah Seol Ok itu sering menerima telpon
rahasia, karean Itu sudah tanda-tanda.
Flash Back
Nyonya
Park mengambil minum dari kulkas dan melihat Seol Ok yang sedang berbicarai di
teras dan kaget saat ia mendekat dan langsung menutup ponselnya, setelah itu berlari
pulang dengan wajah bahagia.
Nyonya Park mencoba makann buatan menantunya, tapi
rasanya tak enak. “Dia memiliki seorang teman yang punya usaha makan siang.
Bisnisnya booming dan Dia pergi ke sana setiap hari untuk belajar memasak. Tapi
masakannya tidak pernah enak.” Cerita Nyonya Park merasakan sangat asin.
Akhirnya
Nyonya Park mengambil ponselnya menanyakan keberadaan Seol Ok sekarang. Salah
seorang yakin Seol Ok tak mungkin jujur. Seol Ok mengaku sedang ada di restoran
Dosirak Nyonya Park pun memberitahu menantunya ada restoran temanya.
Sementara
Seo Ok sedang berjalan menuruni tangga penyebrangan. Temanya pikir Nyonya tidak boleh percaya itu dan mengusulkan untuk
pergi melihatnya. Semua pun setuju karena merasa main kartu sudah
membosankan.Nyonya Park hanya bisa
menghela nafas melihat tingkah teman-temanya.
Joon Oh
memberitahu dua rekan kerjanya kalau akan pergi dan memeriksa kasus. Polisi
lain tahu Joon Oh akan menangangi Kasus
loker Pasar Bangtan dan akan ikut. Joon Oh menolak karena banyak kerjanya di
kantor jadi lebih baik di kantor saja
Si
seniornya melihat Joon Oh heran, semantara Junior lain melihat Joon Oh seperti
Sherlock Holmes, yaitu Kasus paket yang hilang dan kasus pencurian ponsel
karena kasus itu tak bisa diselesaikan oleh detektif. Si senior dengan sinis
merasa Joon Oh cuma beruntung.
“Dengan Baik
kepadanya tidak akan memberimu promosi, jadi Jangan buang energimu.” Ejek Si
senior keluar dari ruangan.
“Apa kau
pergi ke suatu tempat?” tanya si junior, Seniornya mengaku akan pergi patroli.
Juniornya dengan wajah dongkol tahu kalau si senior itu pergi ke sauna.
Semua
sudah ada didepan restoran dosirak milk Kyung Mi tapi tak melihat Seol Ok ada
didalamnya. Nyonya Park yakin Seol Ok pergi beli bahan makanan tapi temanya
yakin kalau ada yang aneh lalu lebih baik memeriksa dan menelp bagian kantor
polisi dan menanyakan keberadan Joon Oh sekarang.
Si Ibu
bertopi yang menelp mengetahui Joon Oh sedang patroli di Pasar Bangtan,
Temannya yakin keduanya pasti bersama-sama. Nyonya Park tak yakin menurutnya
untuk apa anaknya bersama-sama. Si ibu bertopi mengajak mereka pergi ke Pasar
Bangtan untuk memeriksanya, Nyonya Park pikir kenapa harus pergi ke sana.
“Untuk
memeriksa apa mereka bersama-sama.” Ucap si ibu bertopi, Nyonya Park menantang
kalau tak seperti itu.
“Maka mereka
tidak bersama-sama jadi Kita bisa cari makanan ketika disana.” Kata teman yang
lainya. Nyonya Park hanya bisa menghela nafas.
Seol Ok
sudah ada di pasar melihat di depan loker, lalu menemukan ceceran sebuk
dibawah. Joon Oh datang memberitahu kalautidak perlu sarung tangan karena sudah
mencetak hasilnya. Seol Ok pun menyapa Joon Oh yang baru datang
menjelaskankalau hanya karena kasus per kasusnya dibuka kembali.
“Semua
laporannya sudah tercoreng dan tumpang tindih. Jadi Ini tidak akan membantu.” Ucap
Joon Oh
“Lokernya
di tengah-tengah pasar. Aku menyimpan tasku disini ketika berat.” Cerita Seol Ok,
Joon Oh bertanya apakah Seol Ok tinggal didekat pasar ini juga. Seol Ok
mengelengkan kepala.
Seol Ok
lalu berjalan ke bagian loker yang rusak kalau si pelaku Sangat berusaha
sekali. Joon Oh bertanya apakah Seol Ok melihat sesuatu, Seol Ok mengaku melihat energi dan waktu dibuang percuma-Cuma,
seperti Sebuah metode yang tidak fokus dan rumit dan pelaku yang amatiran.
“Seorang
yang profesional tidak akan jelas begini. Seorang profesional akan masuk ke
loker dengan cepat dan mudah. Dia mendapatkan salinan kunci loker dan
mengubahnya untuk membuat kunci cadangan.” Ucap Seol Ok sudah bisa
membayangkanya.
“Jadi dia
menggunakan kunci cadangan untuk membuka loker lainnya? Lalu aku harus mencari
orang dengan catatan kriminal yang serupa.” Kata Joon Oh dengan penuh semangat.
“Dia
seorang pemula. Dia tidak pernah memecah loker sebelumnya. Pada awalnya, dia
pikir itu mudah. Dia memasukkan sesuatu yang tajam ke lubang kunci. Ketika itu
tidak terbuka, maka ia menggunakan sesuatu yang lain. Sesuatu seperti linggis
Dia memaksa dengan kuat.”Jelas Seol Ok dengan membayangkan si pelaku mengunakan
benda tajam.
“Dia
pasti orang yang kuat... jika ia bisa membuka pintu baja.” Komentar Joon Oh
“Dia lebih
baik di loker berikutnya dan membuka sisanya dengan sedikit usaha. Ia berarti
ia melakukannya dari kiri ke kanan. Jadi pelakunya... Dia membuka sesuai
urutan.” Kata Seol Ok
“Mengapa
dia berhenti di tengah jalan?” tanya Joon Oh
“Siapa
yang menjaga loker ini?” tanya Seol Ok, Joon Oh mengatakan Kios-kios pasar,
loker, dan kantor dijaga oleh dua penjaga keamanan dan pergi patroli jam 7
setelah pasar tutup. Pada saat mereka mengelilingi pasar, Itu sekitar satu jam.
Seol Ok
pikir itu berarti penjaga patroli mengejutkannya jadi muncul saat belum selesai
beraksi, Joon Oh pikir masuk akal karena Penjaga itu melihat ada yang aneh di
tengah malam dan menemukan loker rusak pada jam 1. Seol Ok pun mengartikan
kalau pelakunya tidak bisa menyelesaikan dalam satu jam.
Petugas
yang berpatroli kaget melihat loker yang sudah rusak, Seol Ok pun bertanya Apa
yang diambil pelaku. Joon Oh juga merasa ada yang anehm karena tidak menyentuh
uang tunai. Seol Ok binggung setelah semua kerja kerasnya tak mengambil uang.
Joon Oh
mengatakan pelaku meninggalkan laptop, MP3 player, dan dompet merek mewah tapi Beberapa
bahan makanan upacara peringatan, susu bayi, dan satu set hadiah ginseng yang
dicuri. Seol Ok binggung ada orang yang mencuri itu. Joon Oh pun mengatakan
kalau tak tahu alasanya.
“Aku
pikir pencurinya adalah... Seseorang yang miskin, tapi tidak pernah dianggap
mencuri karena ia orang yang baik. Ulang tahun kematian ayahnya akan tiba, tapi
tidak punya uang. Itulah kenapa ia datang ke loker tersebut.” Kata Joon Oh dengan
membayangkan anak kecil
“Apa
orang-orang menggunakan susu bayi untuk upacara peringatan?” kata Si Seol Ok
“Itu...Anak
kecil ini...memiliki kakak...yang terluka saat bekerja di lokasi konstruksi. Itulah
sebabnya dia harus mengurus sendiri keponakannya. Susu bayinya untuk mereka.” Kata
Joon Oh
“Bagaimana
dengan hadiah ginseng?” tanya Seol Ok
“Dia
pasti tinggal dengan ibunya.” Kata Joon Oh
“Seorang
pria muda yang bekerja untuk menghidupi...keponakan dan ibunya...bukankah
membutuhkan uang tunai?” kata Seol Ok , Joon Oh membenarkan bisa membeli itu
dengan uang dan ingin tahu alasan mencuri.
Seol Ok
yakin kalau pelaku jelas seorang amatiran. Joon Oh berpikir kalau anak-anak
yang melakukannya untuk bersenang-senang. Seol Ok yakin Anak-anak tidak
melakukan itu, walaupun Orang ini tidak profesional, tapi orang ini berusaha dengan
baik bagi seorang amatiran dan yakin pasti orang dewasa yaitu orang dewasa yang
berbahaya.
Semua
ibu-ibu merasa kelelehan dan mengajak untuk istirahat duduk didekat loker, Si
ibu bertopi membahas kalau Seseorang merampok loker. Nyoyaa Park merasa
menakutkan merasa lebih baik membawa semua barang tidak peduli berat sekalipun.
Mereka
melihat ke arah Wan Seung yang ada didepan loker dengan wajah yang kasar yakin
seperti pembuat onar. Keduanya pergi meninggalkan pasar, salah satu ibu-ibu
berpikir kalau mereka pencurinya. Nyonya park yakin pasti sudah lebih dulu
kabur bukan ada dipasar.
Wan Seung
melihat wajahnya di kaca spion lalu memberitahu Dong Ki kalau jahitanya lepas
dibagian dagunya. Dong Ki pikir akan infeksi dengan membawa secangkir kopi. Wan
Seung meminta agar diberi salep.
Sementara
di dalam restoran, Seol Ok duduk melihat rekaman CCTV melihat wajah Wan Seung menurutnya
tidak terlihat seperti tipe orang yang ke pasar untuk beli bahan. Joon Oh
berpikir Wan Seoung preman dengan menatap kamera CCTV.
“Dia
memiliki banyak bekas luka di wajahnya dan mungkin anak buah gangster. Bos
sekarang tidak melakukan apa pun yang merugikan mereka.”Kata Seol Ok yakin.
“Dia
tampak mencurigakan, mengintai di daerah tersebut. Apa Kau pikir itu dia?” ucap
Joon Oh
“Kau bisa
membawa dan menginterogasinya.”ucap Seol Ok
“Itu
pasti sulit dilakukan. Kantor ingin aku menutup ini Karena ini bukan kasus
pidana besar. Perampokan kecil tersebut tidak akan menaikkan kinerja kami.” Jelas
Joon Oh
“Ini
bukan perampokan kecil. Ini adalah... Kasus narkoba.” Kata Seol Oh
Wan Seung
dan Dong Ki sudah masuk mobil dan siap pergi. Wan Seung meminum kopi seperti
minum air putih langsung sekali tegusk. Dong Ki sampai melonggo karena kopinya
itu panas, Wan Seung seperti tak peduli dan mengajak mereka segera pergi saja.
Ibu-ibu
kembali berjalan merasa kalau sangat lelah dan kembali duduk didepan cafe
sambil mengeluh karena mengetahui info kalau Joon Oh ke pasar tapi menemukanya,
Salah satu berpikir itu Pasar Baebang. Si wanita yakin kalau itu pasar Bangtan
dan melihat sebuah mobil polisi.
“Kita
menemukan tempat yang tepat jadi tidak harus berjalan lagi. Kita bisa menunggu
di depan mobil ini” kata si ibu bertopi, salah seorang pamit pergi lebih dulu
dan ingin membeli kue beras lebih dulu.
“Bagaimana
jika Petugas Hong tiba di sini sebelum kau kembali?” keluh ibu lainya, tapi si
ibu tetap berjalan pergi.
Di dalam
cafe
Seol Ok
membahas pelaku yang merampok loker dari kiri ke kanan dan strateginya dari
atas ke bawah menurutnya anak-anak tak mungkin merencanakan. Ia membayangkan
semua seperti Wan Seung yang membuka loker dengan linggis. Joon Oh pun melihat Tapi
tak satu pun uang yang hilang Yang dirampok adalah bahan makanan untuk ritual.
Seol Ok bertanya apa yang diambil.
“Dia
mengambil goreng bubuk untuk membuat pancake, mentega, dan tepung.” Ucap Joon
Oh, Seol Ok pikir tak ada yang bisa
dilakukan anak-anak dengan itu.
“Anak
sekarang sudah kuat-kuat.” Pikir Joon Oh, Seol Ok bertanya Mengapa mereka ingin
hadiah ginseng?
“Dia seorang
amatiran ketika mencuri. dan dia tidak peduli tentang uang.” Kata Seol Ok
“Jika ia
tidak mau uang, Mengapa ia merampok loker?”ucap Joon Oh binggung
“Dia
sedang mencari sesuatu. Sesuatu yang lebih berharga dari uang. Sesuatu yang
sangat besar. Petugas Hong, ini kasus narkoba.” Ucap Seol Ok yakin
Joon Oh
pikir Ini bukan kawasan hiburan dewasa. Jadi mengata ada orang yang menaruh
obat di pasar. Seol Ok yakin salah kirim dan ada hubungannya dengan perdagangan
narkoba.
Di luar
cafe Ibu yang membeli kue beras pun
datang. Sementara di dalam ruangan, Joon Oh mengucapkan terima kasih pada Seol
Ok karena membantuny dalam penyelidikan padahal sangat putus asa, tapi bisa
memecahkan kasus-kasus berkat bantuan Seol Ok.
“Namun,
Aku pikir kau salah kali ini. Bagaimana bisa perdagangan narkoba?” ucap Joon Oh
“Satu set
ginseng. Apa itu bubuk semua?” tanya Seol Ok, Joon Oh membenarkan.
“Ginseng
bubuk, Mentega, susu bayi, tepung.” Seol Ok yakin itu aneh
“Bubuk
putih, Tepung. Orang menyebutnya narkoba atau tepung. Pencurinya sedang mencari
bubuk putih yang... senilai 300.000 dolar per 1kg Jika murni, naik 350.000
dolar.” Kata Seol Ok
“Apa itu
sebabnya dia tidak peduli uang tunai? Tapi tetap saja, bagaimana orang bisa
meninggalkan obat-obatan... yang bernilai ribuan dolar di pasar?” ucap Joon Oh
“Itu
kesepakatannya. Sebuah kesepakatan yang ditutupi antara agen besar dan kecil.
Tapi ini jelas sekali. Itu tidak sesuai rencana mereka, ada kecelakaan dalam
pengiriman.” kata Seol Ok
Joon Oh
yakin Mereka kehilangan kunci. Seol Ok yakin juga kehilangan pria
pengirimannya. Mereka tidak bisa mencari tahu di mana barang-barang itu. Itu
sebabnya mereka membuka semua. Joon Oh pikir Jika ini benar kasus narkoba. Seol
Ok yakin Ini mungkin berhubungan dengan geng. Joon Oh yakin itu Anggota geng dari CCTV
menunjuk ke arah wajah Wan Seung yang di layar CCTV.
Bersambung
ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar