Ho Won
keluar dari lemari memberitahu kalau itu dirinya, Woo Jin kaget melihat HoWon
yang ada di dalam rumahnya. Ho Won melihat kain pel yang dibawa Woo Jin
berpikir kalau akan memukulnya, Woo Jin mengelak dengan menjauhkan darinya.
“Kenapa
kau ada di sini?” tanya Woo Jin, Ho Won mengaku kalau kerja paruh waktu dirumah Woo Jin
“Jadi
yang bersih-bersih rumahku, masak, dan beli tanaman..., ...kau orangnya?” ucap
Woo Jin, Ho Won mengangguk
“Tapi, GM
Seo..., apa kau bisa pakai bajumu?” ucap Ho Won tertunduk malu karena melihat
Woo Jin hanya mengunakan pakaian dalam
Woo Jin
sudah memakain pakaian sambil minum didapur masih tak percaya karena dari
sekian banyak rumah harus berkerja dirumahnya dan berpikir Ho Won itu punya
dendam padanya. Ho Won mengaku kalau harus
bekerja biar bisa makan dan hidup tak mungkin tahu kalau ini rumah Woo Jin
“Aku tadi
kaget melihat tirai yang ada fotomu. Tadinya aku mau pulang...,tapi tiba-tiba
kau datang. Makanya aku sembunyi.” Jelas
Ho Won
“Apa kau
tak punya pekerjaan sambilan yang lain?” keluh Woo Jin
“Ini juga
bukan keinginanku untuk kerja disini. Aku juga berharap kalau punya kerjaan yang
lebih bagus biar tidak kerja disini.” Sindir Ho Won
Woo Jin
merasa Ho Won itu bicara seperti menyalahkan dirinya, membuat harus kerja paruh
waktu dirumahnya. Ho Won mengingatkan kalau Woo Jin yang memecatnya, karena
dianggap tidak pantas kerja di Hauline.
Ho Won
ingat perkataan Woo Jin “Kompetisi harus adil, dan prosesnya harus transparan. Tidak
adil namanya jika memberikan kesempatan pada orang yang tidak bisa menjamin hal
itu.” Lalu ingin mengajukan satu pertanyaan karena dirinya sudah dipecat.
“Kau
bilang "Kompetisi harus adil, dan prosesnya harus transparan"? Memangnya apa hidup
ini sudah adil? Bagiku..., hidup itu
seperti kain lap. Aku harus membersihkan rumahmu tanpa sadar setelah kau
memecatku. Begitulah hidup yang kujalani.” Ucap Ho Won
“Itu cuma
kebetulan saja. Jadi maksudku...” ucap Woo Jin yang disela oleh Ho Won
“Bukannya
dihargai karena sudah bekerja keras, aku malah muak. Aku tak pernah mengalami keadilan
dalam hidupku. Kenapa dunia ini tidak adil padaku saja?” keluh Ho Won
Woo Jin
lalu memperlihatkan foto Dokter Seo dari ponselnya dan bertaya apakah mengenal
orang itu. Ho Won mengenalnya. Woo Jin bertanya Apa minta bantuan padanya agar diterima
posisi sementara dan yang mencarikan pekerjaan. Ho Won binggung, karena ia
mengenal Dokter Seo dengan profesinya sebagai dokter. Woo Jin kali ini yang
kaget ternyata tak seperti dugaanya.
Ho Won
keluar dari rumah merasa dirinya sial dan mengeluh kenapa harus rumah Manager
Seo yang dibersihkan. Woo Jin dari jendela rumah meihat Ho Won yang berjalan
dengan wajah lesu sambil bertanya “Apa ada pekerjaan paruh waktu yang belum
dicoba Ho Won
”Jika
hidup memang tidak adil...,terus kenapa dia bertanggung jawab atas kesalahan bosnya?”
keluh Woo Jin lalu menahan tawa melihat Ho Won menari-nari dengan wajah bahagia
sambil mengejek apakah harus sesenang itu.
Ho Won
datang menyapa semua pegawai, Ki Taek dan Kang Ho kaget begitu juga Ji Na
melihat Ho Won kembali ke kantor. Ho Won
mengatakan kalau dipekerjakan lagi. Saat itu Woo Jin datang dan Ho Won
menyapa lebih dulu. Woo Jin dengan nada dinginya menyuruh Ji Na agar datang ke
ruanganya. Ji Na sedikit panik di panggil oleh bosnya.
“Kenapa
kau menyalahkan orang lain atas
kesalahanmu?” ucap Woo Jin, Ji Na terlihat kaget Lalu Woo Jin memperlihatkan
surat Kontrak Pesanan
Ji Na
membela diri kalau bukan seperti itu maksudnya tapi lupa kalau sudah menandatanganinya. Woo Jin
tak percaya Ji Na tidak bertanggung
jawab sekali dan tak mungkin bisa mempercayainya lagi mulai sekarang. Ji Na
hanya bisa meminta maaf dan berusaha menjelaskan tapi Woo Jin menyela.
“Aku
tidak menanyai Eun Ho Won kenapa dia
rela jadi yang disalahkan. Aku tidak akan mengungkit hal ini lagi agar aku tidak mempermalukanmu. Tapi
mulai sekarang, aku akan mengawasimu.
Aku tidak akan mengampuni kesalahan
seperti ini lagi.” Tegas Woo Jin, Ji Na mengangguk mengerti dan akan
mengingatnya.
Ho Won
menempelkan nama didepan meja kerjanya, Kang Ho mengeluh Ho Won yang tak
memberitahu saat ia kemarin saling mengirim pesan. Ho Won memberitahu kalau
Semalam ada kejadian tak terduga. Kang Ho ingin tahu apa kejadian itu.
“Aku
khawatir sekali waktu bilang kau mau pindah.” Ucap Kang Ho
“Manager
Seo meneleponku. Dia menyuruhku kerja lagi, Ternyata ada kesalahpahaman.”
Cerita Ho Won berbohong.
Yong Jae
sedang berlatih bahasa china dikagetkan saat melihat Ho Won ada di kantor dan
berpikir kalau datang ingin minta uang
pesangon dan mengatakan kalau Ho Won tidak berhak minta uang pesangon. Ho Won
memberitahu kalalu Manager Seo menyuruhnya kerja lagi. Yong Jae tak percaya
mendengarnya.
“Ini
tidak pernah terjadi pada seorang
karyawan sementara sebelumnya. Kau memang sosok ikonik kebangkitan.” Ucap Yong
Jae lalu menyuruh Kang Ho agar ikut denganya.
Tuan Heo
dan Suk Kyung baru datang ikut kaget melihat Ho Won kembali ke berkerja. Suk Kyung bertanya Apa Manager Seo
menyuruhnya kerja lagi, Ho Won menganguk, Suk Kyung pikir itu bagus dan Tuan
Heo pun Selamat datang kembali pada Ho Won.
Woo Jin
keluar ruangan memberitahu kalau akan ada rapat jadi berkumpul ke ruang rapat.
Ho Won sempat menatap atasanya, tapi Woo Jin seolah-olah tak mengubrisnya.
Ji Na
mengajak Ho Won bicara membahas tentang
kesalahan pesanan itu dan minta maaf dan ingin tahu alasan Ho Won bersedia
disalahkan. Ho Won mengaku tak sengaja lihat foto Ji Na di dompetnya Ki Taek.
“Apa kau
bersedia disalahkan karena kau tahu Ki Taek yang tadinya ingin rela disalahkan?”
ucap Ji Na tak percaya
“Aku
ingin hal itu dirahasiakan dari dia.” Kata Ho Won, Ji Na menduga keduanya
sedang berkencan tapi menyadarkan diri kalau
bukan urusannya lagi.
“Aku
melakukannya sebagai rasa terima kasih saja padanya.” Kata Ho Won. Ji Na
bingung mendengarnya.
Saat itu
Yong Jae datang melihat Ji Na seperti denagan menginterogasi Ho Won, Ji Na
menegaskan tidak menginterogasinya. Ho Won akan keluar dari pantry, Yong Jae
langsung menghentikan langkahnya.
“Karyawan
sementara akan beraktivitas sebagai relawan Minggu ini. Jadi luangkan waktu
kalian.” Ucap Yong Jae. Kang Ho binggung karena mereka yang harus pergi
“Tentu
saja. Sepertinya aku tidak bisa datang kali ini. Jadi Kalian harus datang
menggantikanku.” Ucap Yong Jae
“Apa Kau
mau bolos lagi?”sindir Ji Na
“Nenekku
itu lagi sakit. Aku harus membesuknya di rumah sakit, karena aku ini anak
tertua.” Ucap Young Jae.
Ji Na pun
ingin tahu itu nenek dari keluarga ibu atau ayahnya, Yong Jae mengaku kakau nenek yang dikenalnya,
Ji Na ingin Yong Jawablah yang benar karena tahu Salah satu nenek Yong Jae
sudah beremigrasi ke Amerika Serikat.
“Kau saja
tidak datang... waktu pesta Tahun Baru karena harus mengantar nenekmu ke
bandara.” Ucap Ji Na. Yong Jae membenarkan dengan wajah gugup.
“Aku iri
sekali padamu. Kau punya nenek di
seluruh dunia dan Kau juga punya kakek yang tiba-tiba sakit di saat waktu yang
tepat.” Sindir Ji Na. Yong Jae berdalih Ji Na yang selalu bicara aneh.
“Aku ini
MV-nya Hauline.” Ucap Yong Jae bangga, Kang Ho bisik bertanya pada Ki Taek apa
artinya MV. Ki Taek pikir itu sepertinya nama mereka.
Yong Jae
yang mendengarnya hanya bisa mengeluh memberitahu kalau MV itu pekerja sukarela
andalan yang selalu ada tiap dibutuhkan dan berkontribusi pada lingkungan
masyarakat. Ji Na merasa Yong Jae hanya omong kosong menyuruh Yong Jae kalau
tak datang lebih baik meminta izin pada Woo Jin langsung dan berjalan pergi dan
mereka semua harus ikut pekerjaan sukarela.
Yong Jae
mengeluh kalau Ji Na ingatannya bagus
sekali dengan gaya sombongnya memberitahu kalau Suatu acara bisa sukses harus
ramai dan banyak orang dengan mengibaratkan tangan kanannya bahkaan harus tahu
yang dilakukan oleh tangan kirinya.
“Kalian harus
datang menggantikanku” ucap Yong Jae lalu keluar dari ruangan.
“Kau harusnya
bisa tak ikut acara sukarela kalau tadi
tidak kerja lagi disini. Apa Kau menyesal kerja disini lagi?” kata Jae Min
“Tidak,
ini malah kesempatan bagus. Aku senang bisa ikut di acara seperti itu.” Kata
Kang Ho
Jae Min
pun keluar ruangan, Ki Taek pikir Kang Ho bisa mengomel pada Jae Min sebagai
senior di tempat kuliah. Kang Ho pikir kalaau Jae Min dirinya bos karena
statusnya karyawan tetap. Ketiganya hanya bisa pasrah dengan status sebagai
karyawan kontrak yang dilakukan semena-mena.
Dokter
Seo datang ke ruangan menyapa semuanya, Ho Woon kaget melihat dokter yang
datang bertanya alasan datang. Dokter Seo mengatakan ingin bertemu dengan Woo
Jin. Saat itu Manager Park baru datang mencari Ho Woon karena seharusnya
menyapa lebih dulu setelah kembali berkerja.
Ia
langsung kaget melihat Dokter Seo yang datang ke kantor. Dokter Seo memberitahu
datang karena ada istirahat jam kerja dan menyapa Manager Park. Woo Jin pun
keluar ruangan. Dokter Seo memberitahu kalau Manager Park sebagai pasian dan memperkenalkan
produk Hauline saat membuka rumah sakitku lalu mengucapkan Terima kasih.
Manager
Park merendahkan dirinya, lalu ingin tahu alasanya datang detang wajah panik.
Dokter Seo mengatakan kalau Woo Jin meminta bantuan terkait acara pekerjaan sukarela. Ji Na
bertanya-tanya siapa pria itu karena terlihat tampan. Dokter Seo menatap Ki
Taek dan Kang Ho seperti bisa mengingat dua pasien yang kabur dari rumah sakit.
Manager
Park mengintip dari luar ruangan bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi
sekarang, akhirnya memilih untuk tak peduli dan pergi. Ji Na memberikan kartu
nama sebagai penanggung jawab acara. Dokter Seo tahu kalau Ji Na adalah asisten
manajer tim pemasaran dan satu tim dengan “Eun Ho Won-ku” Ji Na membenarkan
tapi setelah itu tak percaya mendengar Dokter Seo menganggap Ho Won adalah
miliknya.
“Seperti
yang kau lihat, di kegiatan kontribusi
sosial perusahaan ini, kami akan menyumbangkan furnitur kami kepada fasilitas umum di daerah terpencil. Kami
juga akan bekerja sama dengan rumah
sakitmu dan memberikan mereka layanan
medis dan sosial.” Ucap Woo Jin mempersilahkan membaca dokumen lebih dulu
“Baiklah.
Sepertinya bagus.. Aku akan mengajak rekan dokterku untuk ikut bergabung daripada
melakukannya sendirian. Aku harus memeriksa jadwal mereka dulu..., jadi belum
bisa memberikan kepastian sekarang.” Kata
Dokter Seo
“Pasti
kau sibuk. Terima kasih sudah meluangkan
waktumu.” Kata Woo Jin, Dokter Seo pikir tak masalah malah berterima kasih sudah
mengajaknya bergabung proyek ini.
“Kalian
saja rela menggunakan waktu akhir pekan kalian buat menyelenggarakan acara ini
dan semua memang semangat bekerja” ucap Dokter Seo memberikan senyuman. Tuan
Heo menatap Dokter Seo seperti merasakan sesuatu yang berbeda.
Ho Won
berjalan bersama Dokter Seo mengetahu kalau nanti akan ikut dengan acara
sukarela mereka. Dokter Seo membenarkan dan melihat Ho Won juga akan ikut. Ho
Won memberitahu Pekerja sementara diwajibkan datang dan hampir kesal gara-gara statusnya,
tapi karena Dokter Seo akan ikut membuatnya jadi bahagia.
“Manger
Park cerita padaku kalau kau dipecat baru-baru ini. Menurutku aku harus
membantumu.” Ucap Dokter Seo
“Dokter
tidak perlu khawatir. Aku dipecat karena
kesalahanku sendiri. Lagipula, aku sekarang sudah bisa kerja lagi.” Kata Ho Won
“Kau
harus cerita padaku kalau ada masalah. Siapa tahu, aku bisa membantumu.” Kata Dokter
Seo
Ho Won
yang mendengarnya merasa jadi tersentuh. Dokter Seo menegaskan kalau yang
dikatakan serius dan meminta agar Ho Won mengantarnya sampai ke depan gedung.
Ho Won pun dengan senang hati mengantarnya.
Manager
Park menelp Dokter Seo mengeluh karena seharusnya bilang kalau akan datang ke
kantordan sangat kaget sekali waktu melihatnya. Dokter Seo malah sengaja
menyindir Manager Park yang sekaget itu.
Manager Park mengaku hanya berkomentar saja.
“Manager
Seo yang datang menemuiku duluan.” Ucap Dokter Seo, Manager Park Kaget
mendenagrnya.
“Apa Kau
pikir aku datang hanya karena acara pekerjaan sukarela? Menurutku lebih baik
kita tidak usah saling bertemu secara langsung.” Ucap Dokter Seo lalu menutup
telpnya.
Tuan Heo heran
dengan Woo Jin , apa sebenarnya yang akan dilakukanya. Woo Jin mengaku kalau Ada yang ingin
dipastikan yang awalnya kalau Dokter Seo itu dianggap sebagai pencari tenaga
kerja, tapi dari yang didengar, Profesinya
sebagai dokter dan Karena penasaran, jadi menemuinya.
Flash back
Dokter
Seo mengaku kalau sudah banyak dengar
tentang Woo Jin dan seperti sudah mengenalnya.
Woo Jin kaget kalau Dokter Seo sudah mengenalnya. Dokter Seo mengatakan
kalau Woo Jin sudah buat janji dengannya
tentang Asuransi kesehatan Hauline dan
sudah banyak dengar tentangnya.
“Eun Ho
Won dari tim pemasaran dan aku cukup
dekat.” Akui Dokter Seo
“Bagaimana
kau awalnya bertemu dengannya? Menurut
Eun Ho Won, dia bertemu denganmu saat dia mengirim furniture ke rumah sakitmu.”
Ucap Woo Jin
“Ya.
Benar. Aku memang bertemu dengannya saat
itu., taapi awal pertemuanku dengannya bukan pada saat itu. Ho Won tidak boleh
tahu soal ini, tapi sebenarnya kami
sudah bertemu sebelumnya. Aku dulu dokter di ruang gawat darurat di salah satu rumah sakit universitas. Itulah
kali pertama aku bertemu Ho Won.” Cerita
Dokter Seo
Woo Jin
kaget mengetahui ternyata Ho Won sebagai pasien darurat. Dokter Seo pikir itu
sebagai informasi pribadi, jadi tidak
bisa memberitahunya. Menurutnya takdir mereka berdua sangat spesial Tapi Ho Won
tidak ingat kalau ia sebagai dokternya Jadi meminta agar jangan
memberitahukannya.
“Jadi,
apa kau datang ke sini karena kau sakit Atau
kau ada keperluan lain?” tanya Dokter Seo seperti bisa melihat maksud lainya.
Tuan Heo
mengerti kalau acara pekerjaan relawan dijadikan alasan untuk mengetahui Dokte
Seo. Woo Jin mengatakan berencana menjadikannya sebagai alasan jika dia memang dokter sungguhan tapi malah membuatnya semakin
penasaran dan Ada yang aneh dengan Dokter Seo. Tuan Heo pun dengan senang hati mencoba
mencaritahunya.
Woo Jin
melihat Ho Won dari balik jendela ruanganya, Ho Won sibuk menerima telp.Sementara
Yong Jae terlihat menyuruh Ho Won segera masuk ruang rapat, Ho Won pun bergegas
menyudahi telpnya karena akan segera rapat.
Woo Jin kembali mengingat
ucapan Dokter Seo “Aku tadinya bekerja di ruang gawat darurat di salah satu
rumah sakit universitas. Itulah kali pertama aku bertemu Eun Ho Won.” Lalu ia pun
bertanya-tanya alasan Ho Won bisa masuk UGD.
Ho Won
bertemu dengan seorang wanita, Yong Jae memperkenalkan seorang wanita
sebagai istri dari general manager yang
sudah pensiun dan bertanggung jawab penuh atas asuransi karyawan jadi menyuruhnya
agar berkonsultasi, Ho Won menganguk mengerti.
“Tapi,
kau belum menua sama sekali. Orang bakal percaya kalau aku bilang kau adikku.” Ucap Si wanita memuji
Yong Jae
“Kau ini
berlebihan sekali. Aku harus mengantar karyawan baru lainnya ke toko. Jadi
silahkan bicara dengan Eun Ho Won soal asuransinya dan dia akan
memberitahukannya ke karyawan baru lainnya.”ucap Yong Jae akhirnya pergi
meninggalkan mereka berdua.
Si wanita
pun memperkenalkan namanya Choi Seon Nyeo,
yang artinya peri , lalu mulai membahas penyebab kematian yang paling
banyak di korea ,Kanker. Tumor dan yang palin di pikirkana saat itu yaitu Uang
dan Biaya pengobatan dengan menjelaskan harga perngobatan Kanker hati, bi66,227
juta won sampai Kanker paru-paru, 46,573 juta won. Ho Won mengerti karena Penyakit
juga butuh banyak uang.
“Karena
itulah kau harus mendapatkan asuransi selagi kau masih muda dan sehat. Kau
tidak sakit sekarang, kan?” ucap Si wanita, Ho Won mengaku kalau ia baik-baik
saja.
“Hari ini
hari, kau termuda dalam hidupmu. Karena
itulah ini waktu yang tepat.” Ucap Si wanita dan mulai melakukan persentasi
tentang asuranisnya.
Ia merasa
kalau Pada tahun pertama mulai bekerja
sebagai sales asuransi Ada seorang pemuda yang mencari nafkah berna Ko Bok Soo,
menurutnya sangat beruntung setelah bertemu dengannya, setelah mendaftar dan
Tiga bulan kemudian didiagnosis mengidap kanker otak.
“Bok Soo
tinggal bersama ayahnya, dan hidup miskin.
Dia anak yang berbakti dan tidak tega minta uang ayahnya buat berobat. Saat itulah... asuransi
yang kutawarkan mengubah hidupnya.” Ucap Nyonya Cho
“Saat itu
tiga bulan setelah dia mendaftar
asuransi. Bok Soo mendapatkan uang asuransi, lalu berobat dan bertemu dengan
pacarnya serta menikahinya. Dia sudah punya dua anak sekarang. Hidup dia juga
berkecukupan. Dan kabarnya dia menjadi
jaksa. Pokoknya, dia sangat beruntung bisa mendapatkan asuransi.” Ucap Nyonya
Choi, Ho Won terlihat bersemangat
“Jika
tiga bulan berlalu setelah kau menandatangani dokumennya..., maka kau tidak
perlu khawatirkan uang kalau sedang sakit.”jelas Nyonya Choi, Ho Won pun
bertanya kalau mati nanti.
“Bayarlah
150 ribu won per bulan...,dan kau akan mendapatkan 100 juta won jika kau meninggal.
Bukan jumlah yang sedikit, 'kan? Uang itu bisa membantu keluargamu.” Kata Nyonya
Choi agar menawarkan diri untuk Ho Won menandatangani dokumennya sekarang
“Aku bisa
dapat uang asuransi jika aku tidak ke rumah sakit selama tiga bulan, 'kan?” kata Ho Won
memastikan.
Ho Won
duduk dikamar melihat surat persetujuan asuransi, lalu bertanya pada Hyo Ri
sedang olahraga dan bertanya apakah memiliki asuransi, Hyo Ri mengatakan tidak
karena lebih baik menabung, karena tak ada yang tahu kapan mereka mendapat uang
asuransinya” Yah, kalau aku tahu kapan aku akan meninggal..., mungkin bisa
daftar 10 asuransi.” Ucap Hyo Ri. Ho Won terlihat ingin tahu apa yang maksud
perkataanya.
“Dengan
begitu, uang asuransi yang Kau dapatkan juga makin besar. Lagipula, uang itu
juga tak ada gunanya setelah kau mati. Orang yang meninggal pasti akan
dikasihani.” Kata Hyo Ri, Ho Won kesal mendengarnya memilih untuk kembali ke
kamarnya.
Ho Won
menatap lembaran asuransi, saat ingin memberikan tanda tangan merasa butuh
waktu sehari lagi untuk berpikir.
Manager
Park mengunakan rompi pink mengeluh dengan warna yang tak cocok, sepeti
nenek-nenek yang mau piknik Tapi Karena
anaknya Ketua juga ikut, jadi tak bisa bolos acara padahal menurut
firasatnya bisa menang main golf hari
ini.
Ji Na
membagikan rompi memberitau Woo Jin sudah menunggu jadi mereka agar cepat
memakainya. Yong Jae heran melihat Manager Park yang tidak pernah menghadiri acara seperti ini, tapi memilih
untuk ikut.
Jae Min
pikir kalau Manager Park tak ikut makan Yong Jae juga mau bolos. Yong Jae
membenarkan, lalu mencoba rompi yang sangat sempat dibadannya dan mengeluh
kalau harus melihat wajah atasanya diakhir pekan. Jae Min dengan sopan mengajak
agar Yong Jae pergi bersama.
Ki Taek
pun berpikiran yang sama kalau tak ingin melihat wajah Yong Jae wajahnya hari ini, Ho Won merasa kalau rompi
yang digunakan membuat semua orang jabatannya
sama Dan tidak ada diskriminasi terhadap
karyawan sementara. Kang Ho juga setujua karena acaranya bagus daj mengajak
agar mereka harus semangat.
Mereka bersiap-siap
untuk foto bersama dengan spanduk “Grup Relawan Hauline” Ki Taek dkk tak
percaya kalau ada banyak karyawan yang ikut. Yong Jae masih mengeluh dengan
jaketnya yang terlihat kesempitan. Manager
Park datang mengajak mereka segera foto. Dan memberitahu kalau berangkat dengan
Tuan Lim jadi tak perlu mencarinya, Yong jae mengerti. Tuan Heo pun ingin ikut,
Manager Park pun memperbolehkanya.
Woo Jin
datang datang, Manager Park mengelur rekan kerjanya itu malah membuat orang
yang lebih tua menunggu. Woo Jin akhirnya datang dan diminta agar berdiri
ditengah. Fotographer mulai bersiap tapi melihat 3 orang dibagian belakang tak
terlihat dan menyuruh Yong Jae pindah karena badanya terlalu tinggi berdiri
ditengah.
Yong Jae
kesal harus pindah tempat, Ho Won berdiri satu langkah kebelakang disamping Woo
Jin, seperti merasa gugup. Woo Jin dengan santai menarik Ho Won agar berdiri
tepat disampingnya. Mereka pun mulai berfoto dengan memberikan gaya sesuai
dengan arahan fotographer.
Bus besar
sudah diberi spanduk berlabel Grup Relawan Hauline, Ho Won masuk ke dalam bus
dan hanya berdiri dengan kopi ditanganya. Ki Taek heran Ho Won malah berdiri
saja. Ho Won memberitahu kalau tempat duduknya sudah di tempati orang. Ki Taek
menyuruh agar duduk dibangku kosong bagian depan.
Sementara
Ji Na duduk dengan Suk Kyung berpikir seharusnya bsia istirahat di akhir pekan
dan menanyakan tentang Ah Young. Sk Kyung mengatakan kalau Ah Young rumah
sendirian. Ji Na seperti kasihan mendengarnya.
Ho Won
melihat hanya ada bangku Woo Jin yang kosong tapi enggan untuk duduk. Yong Jae
baru masuk mengeluh Ho Won yang menghalangi jalannya. Ho Won pun berusaha
memberikan jalan dengan meminta maaf.
Woo Jin sibuk menelp Dokter Seo kalau akan sampai satu jam lagi
Ho Won
hanya diam saja, Woo Jin melihat sekeliling kalau kursi sudah penuh dan
menyuruhnya duduk karena sudah mau berangkat sekarang. Ho Won pun duduk dengan
memalingkan wajahnya karena takut.
Bus
melaju dijalan tol, Ho Won melihat Woo Jin yang memejamkan mata sambil
mendengarkan musik, lalu melihat pemandangan diluar sedikit gembira. Tiba-tiba
Woo jin bertanya Apa pernah sakit parah, seperti pernah masuk UGD. Ho Won berbohong
mengaku tak pernah dan untuk apa pergi kesana.
“Apa kau
sudah lama kerja paruh waktu sebagai
pembantu?” tanya Woo Jin
“Aku
kadang melakukannya kalau punya waktu dan kalau mereka butuh orang pengganti. Tapi
banyak orang tidak menyukaiku karena mereka pikir aku terlalu muda. Manager
Seo, mengenia tirai fotomu itu.” Ucap Ho Won disela oleh Woo Jin kalau ingin
membahas hal itu juga.
“Bukan
aku yang memasangnya dan juga tidak membelinya. Rekan kerjaku dari tempat
kerjaku yang lama memberikannya padaku sebagai
hadiah perpisahan.” Cerita Woo Jin, Ho Won mengangguk mengerti.
“Aku
tadinya mau mengubahnya tapi nanti aku harus
beli tirai lagi, kalau kulepas. Tirai yang kuinginkan waktu itu lagi kosong di
toko Dan aku tidak punya waktu buat menggantinya. Kau pasti tahu aku ini sibuk, jadi Karena itulah aku membiarkannya
saja.” Ucap Woo Jin bangga
“Aku
hanya ingin bilang saja kalau fotomu bagus.” Kata Ho Wo memuji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar