“Karena
banyak orang ingin magang di Hauline. Semua orang-orang ini... sedang berbohong
sekarang.” Ucap Ho Won, Semua terdiam mendengar ucapan Ho Won.
“Apa yang
namanya keluarga itu saling membenci dan saling menyakiti? Kabarnya Korea
memiliki indeks partisipasi perempuan terhadap
pembangunan ekonomi di antara negara-negara lain. Tadi, mereka semua ini
mengutarakan Hauline menawarkan kesempatan yang sama bagi perempuan pekerja
keras..,tapi menurut saya perusahaan Korea
memang mendiskriminasi perempuan.” Ucap Ho Won, Suk Kyung hanya diam
karena memang tak bisa menjadi manager karena statusnya sebagai wanita.
“Saya
baru menyadarinya setelah diterima perusahaan ini. Jika Manajer Jo terpaksa
datang bekerja sehari setelah dia mengalami kecelakaan mobil berarti
diskriminasi terhadap perempuan harusnya sudah bisa dibasmi.” Ucap Ho Won pada
Suk Kyung
“Saya
menyadari kalau Asisten Lee yang harus memenuhi... perintah atasannya yang
tidak adil, dan dia sering dimarahi juga sebagai anggota keluarga kami. Dan
Juga...,ada pepatah berkata, kau orang yang lemah jika kau mencintai seseorang
lebih dari mereka mencintaimu. Saya rasa perusahaan kami ini penuh dengan orang
yang lemah. Itu sebabnya saya berharap orang-orang yang bersedia senang hati
menjadi orang yang lemah dan yang bersedia lebih mencintai akan melamar
pekerjaan di Hauline.” Kata Ho Won
Manager
Park menyela lalu memarahi Ho Won, Ho
Won seperti sadar kalau tadi kelepasan bicara. Akhirnya Woo Jin meminata Ji Na
agar menghubungi bagian PR dan suruh mereka lakukan pemeriksaan akhir sebelum mempublikasikan
artikelnya. Ji Na mengangguk mengerti.
Ho Won
pun seperti disidang dalam ruangan, Woo Jin langsung memarahinya kalau seharusnya
mempertimbangkan citra perusahaan dan melakukan seperti anak kecil yang tidak
bertanggung jawab seperti tadi. Ho Won pun menyimpulkan tak masalah membangun citra
perusahaan dengan kebohongan
“Setiap
orang jadi tertekan karena angka penjualan. Bagaimana bisa perusahaan ini bisa
seperti keluarga atau tempat yang bagus dan menyenangkan?” ucap Ho Won membela
diri. Manager Park binggung.
“Tolong
batalkan evaluasi karyawan sementara terkait, kinerja penjualan kami, Manager
Park. Kami ingin bekerja keras dan belajar, mengenai bagaimana kami bisa
membuat produk yang lebih baik dan menjualnya dengan bijaksana. Jika kami memohon
keluarga dan teman-teman kami membeli produkny dan nilai penjualan pun naik...,
apa yang akan terjadi selanjutnya?” ucap Ho Won
“Jika
kami membeli produknya sendiri sambil mengkhawatirkan mungkin kami tak
mendapatkan posisi tetap...,apa yang akan terjadi selanjutnya?” kata Ho Won.
Woo Jin yang mendengarnya tak mengerti dan ingin tahu lebih jelasnya.
“Apa
Kalian bertiga disuruh menjual produk sendiri?” tanya Woo Jin,
“Sejauh
yang kutahu, tidak ada orang yang memerintahkan kalian seperti itu.” Ucap Suk
Kyung. Tuan Heo pikir juga Ho Won pasti
salah paham karena mereka tidak akan pernah seperti itu.
“Ya. Siapa
yang menyuruhmu begitu? Tidak ada orang yang akan seperti itu. Tidak ada orang
yang akan seperti itu pada kalian.” Ucap Manager Park
“Kami
disuruh melakukannya...Asisten Lee Yong Jae. Dia menyuruh kami melakukannya
jika kami ingin mendapatkan posisi tetap. Kenapa Anda mengancam kami dengan
pekerjaan kami? Kami sudah berusaha terbaik dan juga bekerja keras. Tapi... ini
keterlaluan.” Kata Ho Won,
Woo Jin
yang mendengarnya langsung menyuruh Ho Won keluar dari ruangan. Ho Won terdiam, Woo Jin langsung berteriak
menyuruh Ho Won segera keluar sekarang juga.
Ho Won
keluar dari ruangan, Yong Jae dengan sinis berkomentar kalau Ho Won itu buat
masalah besar lagi dan menyuruh lebih baik mengundurkan diri kalau memang tidak
mau melakukannya. Ho Won akhirnya berani bicara pada Yong Jae sebagai
seniornya.
“Maaf,
Asisten Lee. Aku juga tahu kalau Asisten Lee
sebenarnya tidak ingin menyuruhku melakukannya.” Kata Ho Won. Yong Jae
membenarkan.
“Aigoo.
Dia ini mengira dirinya yang paling benar.” Sindir Ji Na
“ Anak muda
pasti akan melamar pekerjaan setelah membaca semacam artikel itu. Jadi
maksudnya Ho Won itu...” kata Ki Taek membela langsung ditanggapi sinis oleh Ji
Na kalau dirinya sedang bicara jadi tak boleh menyela.
Ho Won
akhirnya meminta Maaf pada Kang Ho, Kang Ho pikir tak perlu karena malah
membuatnya merasa baikan. Ki Taek pun khawatir dengan Ho Won yang akan dipecat.
Ho Won pun tak peduli lagi sekarang. Ki
taek pikir Pasti kacau sekali di dalam ruangan.
Woo Jin
akhirnya berdiri dari bangku mengaku malu karena Manager Park, mengingatka
kalau tiga pegawai itu pemula dan menyuruhnya melakukan perkerjaan itu. Manager
Park membela diri kalau tak ada yang salah bahkan tak pernah memukuli atau
menipu mereka. Woo Jin pikir akan memanggil Yong Jae saja untuk menanyakan
“Apa kau
ingin aku menginterogasi bawahanmu? Haruskah aku mempermalukanmu seperti itu? Aku
sudah terlalu malu untuk menghadapi bawahanku sekarang.”ucap Woo Jin marah.
Manager
Park mencoba mengelak dengan meminta pembelaan dari Suk Kyung karena terlihat
tenang sekali dan meminta agar mengatakan sesuatu. Suk Kyung akhirnya mulai bicara kalau ada kesalahpahaman,
karena Manager Park tidak memberi perintah seperti itu. Manager Park pikir Woo
Jin bisa mendengarnya sekarang.
“Kurasa
Asisten Lee memang sudah sedikit keterlaluan..., tapi aku tidak serendah itu.”
Ucap Manager Park membela diri.
“Kurasa
akulah satu-satunya orang yang tidak tahu kalau kau selalu... menangani situasi
dengan baik.” Sindir Woo Jin
“Jadi Karena
kau tahu itu sekarang..., maka berhentilah ikut campur urusan tim kami. Aku yang akan mengurus tim
penjualan.” Ucap Manager Park
Woo Jin
pikir karena memimpin dua karyawan sementara
dari tim pemasaran maka akan membuat keduanya kerja keras dan mengevaluasi
kinerja mereka dengan caranya sendiri lalu keluar dari ruangan bersama Tuan
Heo. Manager Park yang melihatnya mengumpat Woo Jin itu orang sombong.
Woo Jin
akhirnya bertanya pada Ho Won apakah temanya itu tak bisa bicara karena tak
berani. Ho Won meminta maaf mengaku kalau hanya merasa kesal saja. Woo Jin pun
bertanya apabila Ho Won bicara seenaknya
karena kesal, lalu siapa yang akan disalahkan.
“Apa kau
pikir seniormu itu bodoh?”ucap Woo Jin, Ho Won mengelengkan kepala
“Mulai
sekarang, Eun Ho Won dan Do Ki Taek..., minta
izinlah padaku sebelum kalian bicara atau berbuat sesuatu di depan umum. Jangan
mengiyakan perintah orang lain kecuali aku. Apa Kalian mengerti?” ucap Woo Jin.
Keduanya mengangguk mengerti.
“Kita akan
segera meluncurkan Hauliz dan harus menyelesaikan katalog kita. Kalian berdua
yang harus menanganinya.” Kata Woo Jin.
Ji Na
kaget merasa terlalu dini membiarkan keduanya
menangani tugas semacam itu. Manager Seo pikir keduanya tidak akan bisa jadi
lebih baik jika tidak belajar melalui tugas-tugas seperti ini dan sebelumnya
pun berkata akan melakukan apapun yang diperintahkan. Ho Won pun mengaku akan
mencobanya mengerjakanya.,
“Jangan
sombong kau... Jangan cuma coba saja tapi Kerjalah dengan hasil yang bagus. Karena
begitulah senior-seniormu ini bisa menjabat
di posisi mereka sekarang. Apa Kau mengerti?” kata Woo Jin, Ho Won mengangguk
mengerti begitu juga Ki Taek yang akan bekerja keras.
Manager
Park mengeluh dengan Yong Jae yang
ternyata ceroboh lagi. Suk Kyung ingin kembali ke mejanya. Manager
Park memanggilnya, memberitahu kalau tidak kuliah di universitas bergengsi dan tidak
punya uang atau koneksi.
“Menurutmu
bagaimana aku bisa menjabat di posisi ini?” ucap Manager Park, Suk Kyung
terdiam.
“Sejak
aku mulai bekerja, aku selalu menjadi budak bagi bosku. Dan sekarang bosku
adalah direktur utama disini. Aku bertekad melakukan apa saja buat mengambil
hati bosku. Aku patuh padanya dan selalu memujinya. Begitulah aku bisa menjabat
posisi ini.” Jelas Manager Park
“Kau
bilang tentang Martabat? Prinsip? Itu
terlalu bersifat kehormatan. Kau tidak bisa mendapatkan posisi lebih tinggi
jika ingin menjaga martabatmu.” Kata Manager Park.
“Meski
begitu, tidak adil namanya memerintahkan karyawan sementara menjual...” ucap
Suk Kyung langsung disela oleh Manager Park.
Manager
Park tak alasan Suk Kyung pindah ke timnyakarenaingin jadi manager, Tapi ia harus
jadi direktur utama Suk Kyung ingin mengantikanya. Suk Kyung menegaskan kalau
akan membantu melakukannya. Manager Park menegaskan kaalu yang dibahas itu
tentang Suk Kyung.
“Menurutmu
kenapa kau gagal terus naik jabatan? Apa
itu karena kau tidak kompeten? Bukan. Kalau ini soal kompetensi, kau dari dulu
sudah jadi general manager sekarang.” Jelas Managar Park
“
Lihatlah Seo Woo Jin... Dia benci politik kantor tapi dia menjadi general
manager karena dia hebat mengatasi pekerjaannya. Padahal dia Cuma satu tahun di
atasmu. Tapi kenapa kau susah sekali jadi general manager? Jika kau ingin
membantuku... Ini karena kau seorang wanita. Mereka mencari-cari segala macam
alasan..., tapi mereka lebih suka karyawan laki-laki. Itulah kenyataannya.”
Ungkap Manager Park
Suk Kyung
terdiam, Manager Park mengingatkan kalau
tak mudah menghilangkan kebiasaan diskriminasi terhadap perempuan jadi
meminta agar Suk Kyung sadar tak ada ada posisi pimpinan yang diduduki wanita.
Jadi menurutnya untuk membuat posisi itu ada, dengan aturan lama tidak akan
berhasil, maka cara lama yang dilakukan Suk Kyung takkan berhasil.
“Karena
itulah aku sekarang bekerja di bawahmu.”
Kata Suk Kyung
“Makanya dari
itu, Aku punya koneksi. Dia anaknya
ketua, yaitu anak kedua Ketua Seo Tae Woo. Tapi aku sebenarnya tak ingin
berbagi dan ingin menggunakan koneksi ini hanya buatku sendiri. Jadi Karena
itulah, kau harus memihakku. Namun, jika Seo Woo Jin tahu dan ikut campur soal ini...,apa yang
akan terjadi pada kita? Pikirkanlah baik-baik, yang pasti kau harus memihakku.”
Tegas Manager Park meminta dukungan.
Ho Won
datang menemui Suk Kyung diluar ruangan karena memanggilnya, Suk Kyung
menegaskan kalau Ho Won pasti mengerti
kesalahan yang di perbuat hari ini, karena itu cuma kesalahpahaman kecil jadi
jangan perbesar masalah itu.
“Kami tidak
menyuruh karyawan sementara untuk meningkatkan penjualan. Manager Park tidak
pernah memberikan perintah semacam itu. Itu terjadi karena Asisten Lee salah
paham. Jadi jangan bicara seenaknya. Apa Kau mengerti?” ucap Suk Kyung dengan
nada tinggi. Ho Won pun mengangguk mengerti.
“Dan juga
Suruh Kang Ho dan Ki Taek juga agar tak usah membicarakan masalah itu lagi dan
juga Suruh Kang Ho membatalkan transaksi kartu kreditnya.” Perintah Suk Kyung.
Ho Won mengerti.
Kang Ho
sedang ada di pantry menerima pesan dari Ho Won “Manajer Jo menyuruhku menyampaikan padamu
untuk membatalkan transaksi kartu kreditmu. Sepertinya dia menelepon toko buat
memastikan berapa banyak uang yang kau habiskan.” Kang Ho terlihat bisa bernafas
lega.
Suk Kyung
datang ingin membuat kopi, Kang Ho ingin membantu membuatnya. Suk Kyung langsung
menolak dengan nada dingin dan kembali keruangan. Kang Ho pun hanya diam
melihat sikap Suk Kyung yang tak seperti biasanya.
Ki Taek
meminta maaf pada Kang Ho karena tidak tahu sama sekali dan hanya merasa
senang saja kalau ibu Kang Ho datang.
Kang Ho pikir tak perlu meminta maaf menurutnya itu karena tak jujur pada
ibunya jadi itu itu kesalahanya.
“Kau
harus Bilang pada ibumu kalau kau akan bekerja keras. Kalau kau bilang ibumu
untuk bersabar sebentar saja, pasti
ibumu akan mengerti.” Saran Ki Taek
“Hei...
Ahjussi.” Ucap salah seorang pelajar memanggil Ki Taek, Ki Taek membela diri
kalau ia itu “ Oppa.”
Si anak
dan teman-teman tak peduli meminta agar bisa menjual bir yang baru diminum dan
akan membayarnya dua kali lipat untuk makan malam. Ki Taek menyarankan kaalu belum
makan malam, lebih baik makanlah karbohidrat dan tak baik minum-minum karena mereka
itu masih muda.
“Apa kau
mau menjualnya kalau kami memanggilmu Oppa?” ucap pelajar melawan
“Hei..
Kalian ini sekolah dimana sebenarnya? Siapa guru kalian? Mood kami ini lagi jelek
sekali hari ini.” Ucap Ki Taek marah.
Si anak
tak mau kalah memukul Ki Taek yang tak mau menjual birnya, Kang Ho panik
memanggil manager toko karena temanya di pukul. Si Manager keluar langsung
memarahi anak-anak pelajar yang menganggu Ki Taek. Ki Taek pun sudah tersungkur
karena dikepung dan semua anak-anak pun kabur.
Manager
toko menanyakan keadaan Ki Taek yang babak belur, Ki Taek pun bertanya apakah
Manager mengenal anak itu. Si Manager mengaku kalau salah satunya adalah
anaknya. Ki taek mengeluh kalau anaknya
itu sangat kuat karena memukulnya sangat keras.
Ho Won
lewat didepan toko buah dan ingin membelinya denga memanggil Ahjumma. Tapi yang
keluar malah Woo Jin memberitahu kalau bibi penjaga lagi keluar sebentar. Ho
Won melihat Woo Jin langsung meminta maaf karena tadi tidak berpikir panjang
dulu.
“Aku
beritahu, Jika kita nanti saling
berpapasan di lingkungan tempat tinggal ini
maka kau pura-pura saja tidak kenal aku. Dan juga, jangan kasih tahu yang
lain kalau kita tinggal berdekatan.”
Kata Woo Jin, Ho Won sempat binggung.
“Ini Tak
enak kalau nanti ada orang di tempat kerja menggosip tentang pekerja kontrak.
Jadi Kita bicara di kantor saja” kata Woo Jin buru-buru pergi, Ho Won heran
melihat Woo Jin yang tiba-tiba berkata seperti itu.
“Apa orang-orang
bakal membicarakanku kalau aku bicara dengan Manager Seo di komplek ini?” pikir
Woo Jin.
Kang Ho
duduk diayunan terdiam dan membiarkan ponselnya berdering, dari ibunya. Jae Mi
datang melihat Kang Ho duduk sendirian bertanya kenapa ada di taman bermain.
Kang Ho balik bertanya kenapa Jae Min ada di dekat apartmentnya.
“Apa Kau
tahu Hyun Wook dari sekolah kita? Dia tinggal di apartemen disini juga sama
seperti kau. Dia diterima di Weesung Broker Firm, jadi aku datang menemuinya. Padahal
belum lama ini, dia bekerja di bank..., tapi dia dapat pekerjaan lain di broker
firm.” Ucap Jae Min terkesan bangga, Kang Ho yang mendengarnya seperti merasa
makin tak percaya diri.
“Tapi
Hyung kenapa duduk disini? Apa Kau tidak mau masuk ke rumah?” tanya Jae Min,
Kang Ho mengaku Ada masalah di rumah.
“Tadi aku
lihat ibumu di kantor.” Cerita Jae Min, Kang Ho kaget bertanya apakah menemui
ibunya. Jae Min mengangguk.
“Alarm
kebakaran tiba-tiba nyala...,jadi aku menuntun ibumu ke lobby” cerita Jae Min
Kang Ho
pun mengartikan kalau Jae Min orang yang memberitahukan pada ibunya. Jae Min
bertanya balik kalau maksudnya itu Kang Ho ternyata karyawan sementara. Kang Ho mengangguk. Jae
Min pikir ibunya itu tahu sendiri. Kang Ho yang marah langsung memberikan
pukulan. Jae Mi kaget seniornya itu langsung memukulnya.
“Kau
panggil aku Hyung? Memangnya aku kakakmu apa? Aku sudah minta bantuanmu. Kalau
nanti ibuku menghubungi kantor, jangan
beritahu dia. Aku juga sebenarnya tidak mau minta bantuanmu.”kata Kang Ho marah
“Hei... Lagipula,
tak ada seorangpun yang menyuruhmu jadi karyawan sementara. Ibumu bukannya
menghubungi kantor, tapi datang sendiri ke kantor. Tapi saat dia melihat mejamu
di tim penjualan..., maka ibumu menyadari apa yang terjadi.” Kata Jae Min, Kang
Ho terlihat makin marah.
“Kau itu
selalu tak fokus dan tak percaya diri. Karena itulah kau tak pernah lolos wawancara. Kau saja dan aku punya
kemampuan yang sama dan pengalaman kerja serupa. Tapi Kau tidak semampu Eun Ho
Won atau Do Ki Taek. Kaulah yang mempermalukan
universitas kita.” Ucap Jae Min
Kang Ho
tak bisa menahan amarahnya langsung memberikan pukulanya, menurutnya jadi karyawan sementara tidak ada
hubungannya dengan Jae Min. Jae Min pun membalas kalau Tidak ada juga yang menyuruh
jadi karyawan sementara. Keduanya pun saling memukul satu sama lain.
Ki Taek
mengobati memarnya dengan telur dan sambil mengeluh kalau anak-anak itu jago
sekali bertarung, tapi menurutnya penting juga maka Mereka bisa melindungi diri
sendiri. Terdengar bunyi bel, Ki Taek pikir kalau itu karena berisik, tapi bel
terus berbunyi.
Akhirnya
Ki Taek membuka pintu dan melihat Kang Ho datang dengan muka memar juga lalu
menyuruhnya masuk dan bertanya kenapa bisa seperti ini. Kang Ho memberitahu
kalau itu ulah Jae Min yang memukulnya dan mengaku kalau ia yang menang
berkelahi dengannya.
Pagi hari
Kang Ho
dan Ki Taek di pantry membuat kopi, Ho Won datang dengan Kkot Bi menyapa
semuanya lalu meminta Ki Taek aga membuatkan kopi juga. Kang Ho dan Ki Taek
menengok, keduanya melotot kaget melihat mata Kang Ho dan Ki Taek mengunakan
penutup mata.
“Apa
jangan-jangan mereka sakit mata?” ucap
Kkot Bi panik. Saat itu Jae Min datang dengan mengunkan penutup mata yang sama.
“Sepertinya
memang sakit mata.” Ucap Ho Won, Jae Min melihat keduanya ada di pantry memilih
untuk pergi saja.
Tuan Heo
ingin tahu menu makan siang hari ini di kantin. Ji Na pikir itu sup rumput
laut. Yong Jae yang mendengarnya mulai mengeluh kalau tak ada yang ulang tahun.
Suk Kyung memanggil Kang Ho, bertanya apakah sedang mengerjakan laporan analisis
penjualan per kabupaten. Kang Ho mengatakan kalau sudah hampir selesai.
“Apa aku
saja yang harus mengerjakannya, Manajer Jo?” ucap Jae Min yang menawarkan diri.
Suk Kyung pikir tak perlu karena Kang Ho sudah mengerjakannya.
“Tapi,
Manajer Jo... Bukannya itu harusnya jadi tugas pekerjaanku karena aku seorang
karyawan baru?” ucap Jae Min, Yong Jae pun menyetujui ucapan juniornya.
“Jang
Kang Ho juga karyawan baru. Dia perlu belajar jika dia ingin dipertimbangkan
buat mengisi posisi tetap.” Tegas Suk Kyung. Jae Min pun tak bisa melawan
walaupun hatinya terlihat dongkol.
Manager
Park keluar ruangan menyuruh Yong jae
pesan tempat di restoran sambil mengeluh kalau seperti selalu ada orang yang
lagi ulang tahun karena kantn menunya selalu sup rumput laut dan mengajak makan
sup ikan. Yong Jae ngedumel sendiri kalau seharusnya membunuh ikan saja agar
tak ada lagi sup ikan.
Woo Jin
melihat ruangan yang masih menyala berpikir kalau pegawainya yang lupa
mematikan lampu, tapi ternyata Ho Won yang tertidur diatas brosurnya, karena
merasa kasihan membuka jaket agar Ho Won tak kedinginan. Tiba-tiba Ho Won
terbangun, Woo Jin buru-buru bersembunyi di kolong meja Ji Na.
“Tapi Kenapa
juga aku sembunyi?” gumam Woo Jin, Ho Won pun tersadar dengan jas di pundaknya
milik Woo Jin tapi tak melihat sosok orangnya lalu memangginya.
Ho Won
akhirnya bisa melihat Woo Jin yang ada dikolong meja. Woo Jin pun berpura-pura
kalau menjatuhkan sesuatu, jadi sedang mencarinya. Ho Won hanya tersenyum
mendengar alasan Woo Jin yang dibuat-buat, bertanya ayang dicarinya, Woo Jin
mengaku kalau itu Benda tidak penting, Ho Won tiba-tiba menahan tawa.
“Aku jadi
ingat waktu itu. Waktu aku sembunyi di dalam lemari di rumahmu.” Ungkap Ho Won.
Woo Jin mengaku kalau ini beda.
“Aku
tidak sembunyi tapi lagi mencari sesuatu.” Tegas Woo Jin, Ho Won pun mengejek dengan bertanya-tanya apa
yang sedang dicarinya lalu mengembalikan jas yang di pakainya
“Kau tadi
tidur dan batuk-batuk. Jika kau nanti flu, nanti kau tak mau berangkat kerja dan
mengeluh kalau kau mungkin pingsan. Aku tak ingin kau mengeluh seperti itu.
makanya aku membuatmu tetap hangat pakai
jas-ku itu.” Jelas Woo Jin menyuruh Ho Won agar segera mengembalikanya.
“Kau
harus pulang. Jangan tidur di sini.” Perintah Woo Jin lalu segera masuk ke
dalam ruangan.
Saat
masuk ruangan Woo Jin mengumpat pada dirinya yang Memalukan sekali. Ho Won
mengetuk pintu memberitahu untuk pulang lebih dulu. Woo Jin langsung mengubah
suaranya jadi lebih berat mengucapkan selamat tinggal.
Ki Taek
dan Kang Ho berada dalam kamar dengan melihatAturan bagi Penyewa, Apartemen
Wonho kalau mereka tak boleh berisik. Akhirnya mereka mengunakan bahasa isyarat
dengan tangan.
“Kapan kau...pulang
ke rumah?” kata Ki Taek dengan isyarat tanganya. Kang Ho menjawab tak tahu
“Bukannya
kau merasa lapar sekarang?” kata Ki Taek, Kang Ho mengaku memang lapar.
“Apa Kau mau
makan ramyeon?” ajak Ki Taek, Kang Ho setuju.
Ki Taek
pun bertanya apakah punya uang, Kang Ho seperti tak mengerti mengajak Ki Taek
untuk makan sekarang. Ki Taek mengulang dengan pertanyaan yang sama. Akhirnya
Kang Ho mengerti, mengaku punya uang lalu mereka pun berhasil bicara dengan
isyarat dan keluar untuk makan ramyun.
Ho Won
memberikan penjelasan produk Terakhir degan pola kain desain bisa menciptakan suasana
tenang Dan juga headboard ranjangnya terbuat dari kulit sintesis. Satu unit
terdiri dari lemari dasar, rak tiga laci dan meja samping tempat tidur dengan Rinciannya
bisa dibaca di halaman pertama.
“Tapi,
bukannya Manajer Jo sudah mengirimkan daftar
produk utama usulan dari tim penjualan?” kata Manager Park, Woo Jin mengatakan
kalau sudah menerimanya dan sudah bicara dengan tim desain.
“Tapi
kami memutuskan tidak memasukkan daftar produknya karena tak dapat respon yang
bagus.” Ucap Woo Jin
“Manager
Seo.. Kita harus mencapai titik impas
(BEP) dalam waktu satu bulan agar peluncuran itu berhasil. Apa yang akan kita
lakukan kalau dapat feedback negatif? Apa kita akan mengganti produknya?” ucap
Manager Park, Woo Jin pikir itu boleh
“Kami
pasti akan menerima saranmu jika ini tidak
dapat persetujuan dua minggu lagi.” Tegas Woo Jin
“Jadi kau
mau langsung mengajukan daftar produk peluncuran ini?” kata Manage Park sinis,
Woo Jin pikir mereka takkan pernah tahu kalau tidak mencoba. Manager Park pun
setuju menurutnya tak ada yang perlu di bicarakan jadi rapat sudah selesai.
Semua tim
penjualan pun keluar ruangan, Woo Jin meminta Ho Won agar memastikan untuk
memeriksa kembali semuanyasebelum mengirimnya ke percetakan dan mereka harus
menggelar iklan online serta offline di saat bersamaa jadi meminta agar bekerjalah
yang teliti. Ho Won mengangguk mengerti.
“Do Ki
Taek, pastikan kirim revisi terakhirnya ke email-ku juga.” Kata Ji Na, Ki Taek
menganguk mengerti. Ji Na dengan sini menyuruh agar Ki taek fokuslah bekerja.
Keduanya mengangguk mengerti dan terlihat bahagia dengan kerjaan yang berhasil.
Ho Won
dan Ki Taek membuatkan tabel harga pada masing-masing produk dan kodenya. Ho
Won mulai merasa lelah. Ki Taek menyuruh Ho Won pulang dan akan
menyelesaikanya. Ho Won menolak karena mereka harus sama-sama mengerjakannya.
“Tak
perlu. Kau sudah memeriksanya lebih dari 20 kali” ucap Ki Taek. Ho Won pikir akan memeriksanya sekali lagi setelah itupulang.
“Nanti
langsung kukirim filenya ke percetakan setelah aku memeriksanya. Jadi kau
pulang saja.”kata Ki Taek, Ho Won terlihat senang mendengarnya. Lalu pamit
pulang.
Ki Taek
akhirnya memeriksa kembali harga produk dengan teliti, den merasa kalau sudah
benar karena mengeceknya sebanyak 22 kali. Ponsel Ki Taek berdering, lalu bertanya keberadan orang itu dan
langsung keluar ruangan.
Seseorang
datang, menyalakan komputer lalu mencari file
Daftar Harga Produk Hauliz 2017 lalu mengubah harga dan menyimpanya.
Ji Na
melihat Ki Taek yang akhirnya datang, dan sudah menduga pasti akan dtang kalau
memintanya agar datang karena Ha Ji Na memanggilnya. Ki Taek melihat Ji Na baru
saja minum-minum. Ji Na membenarkan dan berpikir kalau Ki Taek itu datang
karena khawatir.
“Kau
bilang tidak bisa pulang karena dompetmu hilang.”kata Ki Taek, JI Na mengak
kalau tasnya ta sengaja dibawa oleh temanya.
“Karena itulah
tadi aku meminjam ponsel orang dan meneleponmu. Aku tidak ingat nomor orang lain
kecuali nomor Oppa.”ucap Ji Na, Ki Taek mengeluarkan dompetnya dan memberikan uang.
“Kau Naik
taksi saja. Kita sudah tak lagi menjalin hubungan.Jadi Kali ini, cukup terakhir
kalinya. Walaupun kau meneleponku untuk menemuimu lagi seperti ini maka aku
tidak akan datang.” Kata Ki Taek lalu beralan pergi.
Ji Na
terlihat kaget degan sikap Ki Taek benar-benar tak peduli,
Bersambung
ke part 2
BalasHapusI came across while watching movies. .Thanks for sharing..^__^..I will tell my sister and friends about your blog continue to
write an article...I'm looking forward for the upcoming posts you will be posting
want to watch all episodes of korean and american tvseries and movies
Where to watch movies
Watch movie online for free
Watch movies online
for more trending news try to visit "
"is now Trending"