PS : All
images credit and content copyright : SBS
Na Ri baru selesai operasi turun dari taksi, sambil
menahan saki masuk ke dalam ruangan para pembawa acara ramalan berita.
Teman-temanya melihat Na Ri yang terlihat pucat dan menahan sakit kaget, salah
satunya menanyakan keadaanya. Yang lainya tahu kalau Na Ri sudah dipecat dan
bertanya kenapa datang lagi. Na Ri masuk dalam ruang loker.
“Ah, kau hendak membereskan
barang-barangmu.” Komentar temannya mengikuti
Na Ri ke loker.
“Yeah, memang aku sarankan kau membereskannya selagi
mereka menyuruhmu melakukannya. Ambil
bantalan pantat yang penting itu bersamamu. Apakah
ada yang lain lagi? Aku
akan membantumu.” Ucap si temanya sinis
melihat Na Ri yang mengeluarkan celana bantalan bokongnya.
Na Ri memakainya dengan cepat, setelah itu mengambil
bedak dari tangan temanya agar tak terlalu pucat, temanya bingung melihat Na Ri
malah mengambil bedaknya.
“Kau tidak akan siaran, kan? Apa Kau akan menggunakan ini dan
pergi siaran?” ucap temanya mengejek pada baju yang
dipakai Na Ri. Na Ri menarik baju peningalan ibunya dengan tatapan sinis, dan
mengambil lipstik, dengan menatap cermin memastikan wajahnya tampak
lebih baik.
Sementara Sung Sook memberikan sebuah tongkat khusus pada
wanita pilihanya mengatakan hanya memberikan kesempatan ini
padanya dikarenakan sebuah alasan.
Dokter memeriksa Hwa Shin memberitahu masih berada
di bawah pengaruh anastesi Jadi
tidak boleh makan apa pun sampai buang angin.Hwa
Shin mengerti sengaja membesarkan volume TV. Dokter Geum makin mengeraskan
suaranya untuk memberitahu kenapa harus kentut.
“Itu tanda bahwa ususmu aktif dan
pengaruh anastesinya habis. Jika
kau merasa hendak buang angin, jangan ditahan.” Pesan Dokter Geum.
“Oh ya, apa kau membatalkan
pesanan untuk ruang pribadi?” tanya Dokter Geum. Hwa
Shin menatap dokternya lalu melihat ke sebelah tempat tidur Na Ri yang kosong
lalu membenarkan
PD dibawah memberitahu Tiga
menit sampai VCR selesai. Dong Gi dengan micnya
diruang kontrol memberitahu Direktur Oh kalau mereka memiliki
waktu tiga menit sampai siaran cuaca dimulai jadi
putuskan pilihanya. Na Ri dan juga Jo Hee sudah berdiri dibelakang laya hijau.
“Sudahlah... Mari batalkan saja siaran
cuacanya.” Keluh Dong Gi kesal tapi akhirnya
menarik kembali kata-kata karena mereka Harus melakukannya.
“Apakah kita tidak siaran cuaca
saja dan langsung ke bagian penutup, Direktur?”
komentar Dong Gi
“Apa dia gila? Bagaimana
bisa kita tidak menyiarkannya? Akan
turun hujan lebat malam ini. Kita
harus memperingatkan orang-orang agar mereka dapat menghindari
kecelakaan. Bagaimana
mungkin kita tidak menayangkan siaran cuaca?” ucap
Direktur Oh kesal, Dong Gi heran melihat Direktur Oh yang bertingkah
seperti ini.
“Dia harus memilih salah satu.” Ucap Dong Gi melihat waktunya sudah tepat pukul 19:38.
Direktur Oh merasa Dong Gi itu pasti
merasa frustasi.
“Kenapa kau tidak bisa memutuskan? Pyo Na Ri sudah dipecat.” Kata Sung Sook.
“Direktur Oh meneleponku untuk
datang.” Kata Na Ri membela diri.
Sung Sook berteriak menyuruh Na Ri segera keluar, Jo Hee
yang jahat mendorong seniornya untu segera keluar dari layar hijau, Jung Won
terus melihat Na Ri yang diperlakukan semena-mena oleh juniornya. Jo Hee merasa
Na Ri sudah gila karena sebentar lagi siaran akan dimulai. Na Ri memohon pada
Direktur Oh agar membelanya.
Direktur Oh sudah tak mau ambil pusing menyuruh siapa
saja lebih baik keluar dari layar, dan semua tim bersiap-siap. Na Ri tak mau
kalah begitu saja, mengambil alat yang bisa digunakan untuk menganti tampilan
screen dibelakang. Ia mendorong Jo Hee untuk pergi saja karena ini adalah hidupnya.
Jo Hee tak mau kalah karena Direktur Oh menyuruh siapa saja untuk
pergi. Do Gi melihat diruang control bingung apa sebenarnya
yang sedang mereka lakukan berdua.
“Aku harus bertahan hidup. Tolonglah,
kau yang pergi. Kenapa
kau melakukan ini, Joo Hee?” ucap Na Ri kesal
“Dia mengatakan "siapa
saja", memangnya aku orang sembarangan? Kenapa kau bersikap seperti ini? Kau sudah dipecat.” Kata Joo Hee tak mau kalah dengan seniornya.
Keduanya saling berebutan alat untuk menganti screen
sampai akhirnya jatuh dan tepat berada dibawah kaki Jung Won. Na Ri binggung,
melihat tatapan Jung Won. Direktur Oh binggung mencari-cari kemana remote
CG, karena mereka tidak bisa mengontrol
grafis CG tanpanya. Na Ri binggung melihat
tatapan Jung Won, Direktur Oh frustasi menyuruh keduanya lebih baik suit batu,
kertas, gunting dan Putuskan
sekarang.
Do Gi heran dengan Direktur Oh yang memutuskan dengan
cara memainkan batu, kertas, gunting di ruang berita. Direktur Oh terus berbicara kalau mereka membutuhkan
benda itu untuk mengubah grafis CGnya. Do Gi
bertanya apakah pegawai yang lain bisa mengontrol CG tanpa
benda itu atau tidak. Pegawai diruang kontrol
melambaikan tangan tanda tak bisa.
Semua mencari remote CG sebelum siara dimulai, Na Ri
terus menatap Jung Won seperti memberikan kode. Do Gi memberitahu kalau waktunya
10 detik lagi dan pasrah tak tahu apa yang terjadi didalam ruang siaran dan
memulai News title untuk cuaca dimulai, Na Ri panik karena ini dianggap sebagai
kecelakaan siaran. Sung Sook tak mau ambil resiko menyuruh Jo Hee keluar.
Jo Hee menolak, Sung Sook berteriak menyuruh Na Ri segera
keluar. Na Ri panik karena Tidak boleh sampai terjadi
kecelakaan siaran dan Tak boleh
ada dua penyiar akhirna memutuskan mengalah
keluar dari screen. Tapi saat itu Jung Won menendang remote CG, tepat saat Na
Ri melangkah kakinya akan kelua dari screen.
Tepat pukul 19:40 semua yang ada diruang siaran panik
menyuruh salah satunya untuk segera keluar. Do Gi melempar keras di ruang
kontrol karena frutasi. Pembaca berita pun ikut panik melihat di screen sebelah
mereka. Teman-teman Na Ri ikut menyuruh mereka segera keluar. Jung Won sengaja
masuk ruang siaran memberikan kedipan matanya pada Na Ri.
“Ibu, tolong bantu aku. Aku sudah menyimpan pakaian ini sekian lama, dan akhirnya bisa menggunakannya. Bagaimana jika hari ini merupakan hari terakhirku? Bagaimana jika hari ini bukan awal diriku menjadi pembaca
berita, tapi akhir dari karirku? Aku akan sangat merasa bersalah padamu, ibu..” gumam Na Ri terdiam seperti patung.
Hwa Shin langsung duduk di tempat tidurnya untuk melihat
siaran Na Ri, Chi Yeol dengan Bbal Gang dan juga Dae Goo tak sabar untuk
melihat dari layar ponsel. Direktu Oh dan yang lainnya binggung karena acara
sudah mulai, Do Gi pasrah karena kecelakaan siaran akhirnya pun terjadi
memnurutnya sebaiknya menulis permintaan maaf. Terlihat Na Ri dan Joo Hee sedang membungkuk di depan
layar, lalu langsung berdiri tegak bersikap profesional.
“Kemarin kita sudah melewati cuaca
panas, yang
kemudian berubah menjadi sangat dingin. Anda dapat merasakan perubahan
musimnya, kan Dalam
setahun selalu terjadi beberapa kali perubahan cuaca yang ekstrim.Beberapa
waktu ke depan, cuaca
akan sangat dingin.” Ucap Na Ri sambil mengambil
remote yang ada dikakinya.
Hwa Shin yang melihatnya binggung apa yang terjadi karena
siaran cuaca ada dua orang.
“Anda akan mendapati embun di
rerumputan. Mereka
berkata bila turun hujan pada musim ini, petani
akan panen besar. Sampai
saat ini, hujan belum turun sebanyak tahun lalu. Kita akan melihat prediksi hujan.” Ucap Na Ri lalu menekan remote untuk memberikan tugas
pada Penyiar Na Joo Hee
memberitahu. Jung Won yang melihatnya bisa tersenyum dengan cara Na Ri membawa
ramalan cuaca.
“Kami memeriksa awan dari arah
barat.” Ucap Joo Hee gugup memberitahu gambar dibelakanganya.
Sementara dirumah sakit, Jung Woon tidak berpikir akan mati
karena kanker payudara tapi mungkin
akan mati karena frustasi memikirkan Na Ri, di
Ruang kontrol Do Gi terlihat senang karena pertama
kalinya melihat hal ini dalam berita.
“Dengan demikian, hujan deras
disertai petir dan Guntur diperkirakan
akan turun malam ini.” ucap Joo Hee, Na Ri segera
menganti screen agar Joo Hee tak banyak bicara.
“Hujan turun di area Seoul dan
Gyeonggi diperkirakan mencapai ketebalan 15 milimeter . Sedangkan wilayah lain maksimal
70 milimeter, Harap
berhati-hati selama hujan.” Ucap Na Ri lalu
mengantik screen, tapi baru akan membacanya dadanya terasa sakit sehabis
operasi. Joo Hee langsung membantunya.
“Besok pagi, hujan akan reda. Tapi akan tetap berbahaya karena
jalanan mungkin sangat licin. Namun,
cuaca akan sedikit panas esok hari.” Ucap Joo
Hee, di kamarnya Hwa Shin benar-benar gugup sambil mengigit jarinya.
“Seoul and Daejeon, mencapai 29
derajat Celcius. Daegu
and Gwangju, 31 derajat Celsius. Busan
and Jeju akan mencapai 28 derajat Celsius .”
Ucap Joo Hee dengan mengeluarkan alat siaranya yang itu tongkat panjang agar
bisa menunjuk peta buta. Na Ri ingin bicara tapi disela oleh Joo Hee.
“Sebagaimana kegiatan yang
meningkat di area Pasifik Utara sudah lewat kita dapat berasumsi bahwa ini
akan menjadi cuaca panas terakhir” kata Joo Hee,
Hwa Shin mengacak-ngacak rambut dan memijat kepalanya
terlihat frustasi. Na Ri ingin bicara tapi rasa sakitnya terus terasa sampa tak
bisa berkata-kata, Joo Hee kembali melanjutkanya.
“Saat cuaca panas sudah berlalu,
akan digantikan dengan musim gugur.” Ucap Joo
Hee lalu keduanya menyudahi siaran ramalan cuaca. Hwa Shin pun melihat bumpper
out dari siaran ramalan cuaca membaringkan kepalanya tak percaya dengan yang
dilihatnya tadi barusan.
Perawat datang bertanya apakah Hwa Shin sudah
buang gas. Hwa Shin terlihat masih shock hanya diam saja. Perawat berjalan
mendekat bertanya pada Hwa Shin apakah sudah buang gas belum. Hwa Shin pikir Itu
bukan hal yang penting sekarang. Perawat
mengatakan kalau Itu
sangat penting untuk pasienya
sekarang. Hwa Shin tak peduli karena masih shock
melihat siaran berita.
Semua hening dalam ruang siaran, seperti terjadi
ketegangan. Pembaca berita wanita bertanya pada seniornya kalau ini kecelakaan siaran, si pria hanya mengelengkan kepala tak mau komentar. Joo
Hee melihat seniornya dan langsung berani menatap Na Ri, Jung Won yang ada
didepanya hanya melihat tanpa bertindak.
Sung Sook maju langsung menampar keduanya dengan sangat keras.
“Kalian tidak punya disiplin. Kalian seharusnya lekas pergi
saat aku menyuruh! Tapi Kalian
tidak mau mendengarkan. Apa Kalian
ingin menjadi pemberontak dan menghancurkan siaran? Apakah siaran cuaca milik kalian? Apa Kalian pikir itu hanya tentang
kalian?” teriak Sung Sook, keduanya hanya tertunduk diam.
“Siapapun penyiar aslinya, apa yang kalian rencanakan dengan
muncul bersama dalam satu frame? Kalian
berdua menyebabkan kekacauan ini. Kalian
pikir pemirsa akan mengingat entah itu hujan atau salju? Mereka akan memilih menonton
ramalan cuaca di stasiun TV lain, Dasar kalian
wanita jalang!” teriak
Sung Sook meluapkan amarahnya.
“Maafkan aku... Maafkan aku juga Direktur... Aku tidak mengira hal itu sampai terjadi. Ini kesalahanku. Aku sudah gila. Aku pasti sudah
kehilangan akalku. Aku terlalu serakah. Aku sungguh kehilangan akalku tadi. Maafkan
aku..” Ucap Joo Hee sambil membungkuk dan meminta maaf.
Diam-diam Jung Won terus melihat Na Ri yang tertunduk diam. Na Ri akhirnya
meminta maaf dengan menahan tangisnya.
“Apa Kau berani berkata begitu? Apa Kau punya nyali mengucapkannya? Lebih baik kau lakban saja
mulutmu. Apa Kau pikir aku akan membiarkan
kalian bicara lagi?!!” teriak Sung Sook
benar-benar marah. Direktur Oh menariknya agar berhenti marah-marah.
“Aku sudah bertemu banyak orang
yang rumit, tapi kalian benar-benar sesuatu. Aku sudah hidup terlalu lama, tapi
baru kali ini mengalami kejadian yang begitu buruk.” Komentar Direktu Oh lalu ponselnya berdering.
Presdir menelp sepert melihat tadi adalah kecelakaan
siaran. Direktur Oh menyangkalnya kalau itu tidak
bisa menyebutnya kecelakaan siaran dan mangaku
kalau tidak melakukannya dan
mengatakan Reporter Kye yang memilih Joo He, lalu memberitahu Sung Sook ada tepat
disebelahnya dan memberikan ponselnya.
Direktur menyuruh semua orang keluar dari ruangan. Sung
Sook pun mau tak mau menerima telp dari Presdir mengaku sudah
menyuruh Na Joo Hee untuk keluar dari layar. Jung
Won terus melihat ke arah Na Ri yang sedang dibantu untuk melepakan micnya. Joo
Hee datang menghampiri Jung Won mengucapkan terimakasih karena sudah diberi
baju.
Jung Won menyuruh Sek Cha untuk segera pergi dan berjalan
ke depan screen setelah itu langsung menarik Na Ri keluar, Na Ri bingung kenapa
Jung Won malah menariknya keluar dari ruang siaran. Sek Cha panik mengikuti
bosnya karena mungkin terjadi masalah. Di depan meja siara terlihat Sung Sook
yang masih berbicara dengan Presdir.
Do Gi heran dengan Sung Sook malah menampar dua pembawa
berita sebelumnya, ponselnya bergetar. Hwa Shin langsung bertanya apa yang
terjadi di ruang siaran. Do Gi merasa
Dua wanita itu sudah mencoba yang terbaik tapi Direktur dan Reporter Kye yang
harus bertanggung jawab karena
menyebabkan hal ini, lalu memerintahkan agar
mematikan lampu ruang
berita.
“Biarkan Reporter Kye
merefleksikan diri dan Arahkan
lampu sorot hanya padanya..” Ucap Do Gi kesal dan
melihat semua lampu ruangan mati
“Memang Apa kesalahan para penyiar cuaca
itu? Satu-satunya
kesalahan mereka adalah tidak memiliki kekuasaan”
kata Do Gi kembali bicara ditelp lalu berteriak menyuruh mereka menyalakan
lampu sorot yang mengarah pada Sung Sook.
Di ruang siaran
Terdengar omelan dari Presdir tanpa henti, sampi akhirnya
Sung Sook berteriak beberapa kali agar Presdir mau berhenti bicara dan
menndengarkannya.
“Presdir, apa sebenarnya maksudmu? Kau terus mengatakan hal yang
sama berulang kali. Apa
kau akan melakukannya sepanjang malam?” kata Sung
Sook berusaha untuk tenang.
“Penyiar cuaca merupakan bagian
dari departemen berita juga. Ramalan
cuaca merupakan bagian akhir berita. Kami
hanya mencoba menyiarkan prakiraan cuaca dengan integritas. Kemudian terjadi sebuah kesalahan
kecil.” jelas Sung Sook
“Sejak kapan menggunakan bantalan
dada dan pantat serta
rok pendek menjadi penting? Bahkan kriterianya Harus
memiliki tubuh berbetuk line-S. dengan mengarah Seoul,
Daejeon, Daegu, Busan. Sejak
kapan hal itu dianggap normal? Apa Karena
kebanyakan penonton berita adalah kaum adam? Apa Karena
kau juga seorang pria?” ucap Sung Sook dengan nada
menyindir.
Predir kembali bicara, Sung Sook makin kesal mengatakan belum
selesai bicara jadi meminta tolong
jangan menginterupsi dan cukup mendengarkan saja.
Presdir pun akhinya berhenti bicara. Sung Sook menegaskan Jika
Presdir terus menginterupsi, maka juga
akan mengucapkan hal yang sama berulang kali.
“Hal itu akan membuatmu tertekan, Maksudku adalah ramalan cuaca
bisa dibacakan baik oleh pria maupun wanita. Penampilan bukanlah prioritas. Sikap bermartabat ketika
membacakan berita, itulah yang terpenting. Apa kau Mengerti?” kata Sung Sook seperti mulai mengajak perang pada
Presdir, saat itu bunyi ponsel terputus.
“Ah, aku ingin minum..... aku membutuhkan seorang pria..... aku ingin seseorang berada di
sisiku.” Ucap Sung Sook mendongakan kepalanya terlihat
benar-benar frustasi.
Jung Won memasih menarik tangan Na Ri melewati lorong
karena akan
mengantarnya pulang
sekarang. Na Ri tak pecaya Jung Won juga
memberikan sponspor bajunya pada Joo Hee. Jung Won menegaskan Na Ri itu seharusnya
tidak berkata begitu pada seorang
Direktur di saat
seperti ini karena dia hanya
akan marah jika Na Ri
melakukannya.
“Apa Kau penggemar Na Joo Hee?” kata Na Ri kesal sambil memegang dadanya yang
kesakitan.
“Jangan pikirkan apa pun dan
tidurlah.” Ucap Jung Won, Na Ri menarik tanganya
meminta Jung Won berhenti mengubah topik.
“Kalau begitu, kenapa kau
menendang remote kontrol itu padaku?” tanya Na
Ri
“Satu-satunya hal yang kuinginkan
dengan memberikannya adalah
untuk mendapatkanmu. Apa Kau
masih membutuhkan teman dan pacar?” kata Jung
Won dengan wajah serius.
Na Ri terlihat sudah tak kuat lagi dan jatuh lemas, Jung
Won dan Sek Cha panik melihat Na Ri tiba-tiba terlihat menahan sakit. Sek Cha
pikir mereka harus memanggil Ambulance. Jung Won menyuruh sek untuk segera
mengambil mobil saja, Sek Cha melihat ada gelang rumah sakit yang dipakai oleh
Na Ri. Jung Won mengatakan akan segera kesana dan langsung mengendongnya. Sek Cha pikir lebih baik ia saja yang mengendongnnya,
Jung Won berteriak marah menyuruh Sek Cha segera mengambil mobil, Na Ri
terlihat sudah tak sadarkan diri.
Di rumah sakit, Hwa Shin menghela nafas panjang melihat
tempat tidur Na Ri yang masih kosong, karena harus
segera sampai di rumah sakit, lalu bertana
apakah mendapatkan masalah. Akhirnya ia akan turun dan melihat sandalnya yang
ada dikolong tempat tidur, karena terlalu membungkuk akhirnya membuatnya jatuh
dari tempat tidurnya.
Jung Won dari lantai 15 menekan tombol lift turun, saat
itu penyiar berita melihat Na Ri yang digendong oleh Jung Won masuk ke dalam
lift, Saat pintu lift tertutup, Soo Jung tunangan Jung Won lewat tanpa
menyadari kalau calon suaminya itu sedang mengendong Na Ri. Sek Cha pun sudah
membawa mobil sampai ke depan lobby saat Jung Won datang mengendong Na Ri.
Chi Yeol baru saja menonton berita kakaknya mencoba
menelp tapi tak diangkat, Dae Goo tak percaya kalau Na Ri tak mengangkat
telpnya, lalu mengeluh pada Na Ri seorang macam apa
yang selalu saja membuat adiknya cemas. Bbal Gang
yakin ada yang aneh dan Pasti
terjadi sesuatu. Dae Goo juga yakin seperti
itu.
“Memangnya berapa lama waktu 60 detik itu sampai
mereka harus bekerja sama? Apa
mereka akan membagi gajinya juga?” ucap Dae
Goo,
“Apa Na Ri tidak pernah mengatakan
apa-apa padamu?” tanya Bbal Gang Chi Yeol
hanya diam saja.
Jung Won membaringkan Na Ri diatas pahanya lalu melihat
gelang ditangan Na Ri bertanya pada Sek Cha apakah tahu di
mana letak RS Taeyang. Sek Cha tahu karen itu
rumah sakit terdekat dari sini. Jung Won memegang wajah
Na Ri agar tak jatuh.
Di rumah sakit
Perawat mengoleskan obat pada dahi Hwa Shin yang terluka
akibat terjatuh dari atas tempat tidur. Tangan Hwa Shin sibuk dengan ponselnya.
Sek Cha yang sedang menyetir mendengar bunyi ponsel dan pasti itu ponsel milik
Na Ri karena sedari tadi terus berdering. Na Ri sedikit bergerak, Jung Won
bertanya apakah Na Ri sudah sadar.
Na Ri melihat kalau tiduran diatas paha Jung Won, saat
akan bangun terasa sakit dan Jung Won menyuruh Na Ri tetap berbaring. Na Ri
memegang dadanya yang sakit dan melihat tangan Jung Won yang memegang erat
tanganya. Keduanya saling menatap, Jung Won terlihat gugup dan langsung
melepaskan tangan Na Ri.
Ponsel Na Ri terus saja berdering, Na Ri memegang dadanya
merasa obat anastesinya
pasti sudah habis. Sek Cha merasa itu yang
menelp pasti keluarganya dan berpikir Na Ri menjawab telpnya. Na Ri
mengeluarkan ponselnya dari saku bajunya karena pasti adiknya yang menelp.
Hwa Shin baru selesai dipasang plester pada dahinya,
bertanya keberadaan Na Ri sekarang, apakah sedang ada dijalan. Na Ri tersadar
kalau yang menelp ternyata Hwa Shin, lalu menjawab kalau itu bukan urusan Hwa
Shin.
“Aku menyuruhmu kencan dan segera
menikah, kan? Kau
berada di bawah anastesi, dadamu baru saja dibedah karena
operasi. Kau
benar-benar tidak mau mendengarkan. Kau
melepaskan infus begitu saja dan melarikan diri seperti itu. Lalu kau membuat kekacauan. Coba Lihat dirimu. Kau sungguh melakukannya. Aku ucapan Selamat...” ucap Hwa Shin menyindir lalu menyuruh Na Ri untuk Kembali
ke rumah sakit sekarang
“Sudah Lupakan! Kau saja yang tetap di
sana. Aku akan
mengirim ambulans rumah sakit.” Kata Hwa Shin, Na Ri
langsung menutup telp kesal karena Hwa Shin selalu menyuruhnya unuk berkencan
dan menikah.
Jung Won yang membiarkan Na Ri berbaring dipakuannya
menatap kebawah, Na Ri pikir merkea membutuhkan sebuah
pekerjaan untuk bisa berkencan lalu Siapa yang mau dengan pengangguran sepertinya ini. Jung Won hanya bisa tersenyum melihat Na Ri yang
sedih. Na Ri lalu tersadar bertanya mau kemana mereka sekarang.
Mobil masuk ke depan lobby, dokter dan beberapa perawat
sudah siap dengan meja dorong untuk
membawa pasien. Na Ri binggung dan melihat itu adalah Rumah sakit
Taeyang. Pikiran kembali teringat dengan Hwa Shin saatn menjadi teman satu
kamar rawatnya.
“Hari dimana stasiun TV
mengetahuinya, maka aku tidak
akan bisa ikut audisi dan menjadi pembaca berita. Sekali ketahuan, karirku sebagai
reporter akan berakhir. Kau
hanya perlu tetap diam soal itu, oke?” tegas Hwa
Shin memberikan peringatan.
Na Ri panik saat Sek Cha membuka pintu, berusaha untuk
memberontak karena tak mau masuk ke rumah sakit itu dan mengajak ke
rumah sakit lain. Na Ri menahan pintu agar tak
dibuka tapi Sek Cha bisa menariknya dan meminta segera keluar.
“Tidak boleh… Aku akan pergi ke rumah sakit lain, bukan yang
ini.” ucap Na Ri menolak mask.
“Kami melihat gelang RS yang kau
pakai, itulah
kenapa kita kemari.” Ucap Jung Won lalu menyuruh
Sek Cha agar segera mengangkat Na Ri.
Na Ri terus menolak dengan memegang pada Jung Won agar
mereka pergi ke rumah sakit yang lain saja. Sek Cha tetap menyuruh Na Ri masuk
ke rumah sakit itu, Na Ri memegang erat pada Jung Won tak mau keluar dari
mobil, wajah Jung Won tiba-tiba menegang dan panik.
Tangan Na Ri yang panik mencengkram bagian pada dalam dan
hampir menyentuh selangkangnya. Na Ri terus menolak untuk masuk dan mengajak
mereka pergi kerumah sakit lain saja.
Na Ri akhirnya bisa diangkat ke meja dorong, Na Ri tetap
berusaha menghalangi mengatakan sudah baik-baik saja sekarang jadi mengajaknya untuk segera pergi saja. Jung Won heran karena ini
rumah sakit tempat Na Ri mendaftar
sebelumnya jadi apa masalahnya dan bertanya apakah
mereka segera masuk ruang rawat. Na Ri makin panik.
“Tidak... Tidak... Bawa aku
ke UGD saja. Aku harus ke sana dulu. Aku
harus segera diperiksa.” Kata Na Ri berusaha
menghindari UGD. Jung Won memelukna meminta Na Ri agar tenang saja.
Na Ri makin panik dan mereka pun akan segera masuk ke
dalam lift, akhirnya Na Ri berbaring sambil merengek seperti anak kecil kalau ia
sangat sakit jadi harus membawanya segera ke UGD. Jung Won meminta agar Na Ri
tetap tenang, Na Ri menangis histeris karena mereka semua tak boleh membawa ke
ruang rawatnya.
Hwa Shin menutup kepalanya dengan selimut mengintip dari
pintu karena tak melihat Na Ri datang juga, saat melihat meja dorong memasuki
lorong langsung buru-buru kembali ke kamarnya.
Na Ri terlihat tegang masuk ke ruangan takut nanti Hwa
Shin ketahuan dirawat juga disana. Jung Won khawatir bertanya apakah Na Ri
merasakan sangat kesakitan. Akhirnya Na Ri dibaringkan diatas tempat tidurnya,
Hwa Shin sudah menutup semua tirai dan berdiri dibelakangnya.
Perawat datang dengan trolly obatnya lalu memberitahu
kalau dokter akan segara datang, dan bertanya apakah mereka walinya. Jung Won dan
Sek Cha berbarengan kalau mereka adalah wali dari Na Ri. Na Ri binggung kenapa
keduanya mengaku sebagai walinya.
“Apa Dia mengajak
orang-orang dari stasiun TV kemari?” gumam Hwa
Shin panik mendengar dari balik tirai
Perawat mengecek suhu tubuh Na Ri lalu meminta agar
mereka berdua keluar. Jung Won mengaku
kalau walinya, jadi tidak
bisakah tetap di sini. Hwa Shin pikir Na i
itu sengaja
melakukannya. Perawat bertanya apakah mereka ingin
membantunya mengganti pakaian rumah sakit. Jung Won
terkejut, lalu bergegas keluar dengan Sek Cha.
Hwa Shin mendengar pintu sudah tertutup dan langsung
membuka tirai, Na Ri dan perawat kaget karena baru saja akan membuka
kancing. Hwa Shin mengumpat kalau Na Ri sudah
gila. Perawat membalas kalau Hwa Shin itu yang gila karena
membuka tirai saat mereka sedang
berganti baju.
“Aku tahu ini akan terjadi. Kau melakukannya dengan sengaja,
kan? Kau sudah
membuat kekacauan di tempat kerja jadi sekarang, Apa
kau akan hidup sembarangan? Kau akan mulai menyebar rumor
soal kanker payudaraku, kan? Apa Kau
akan menyiarkannya? Begitukah ?Jangan pedulikan hidupku, dasar gadis jahat?!!” ucap Hwa Shin marah-marah
“Wow, aku benar-benar bodoh. Aku bodoh sekali memercayai
seorang perempuan.” Keluh Hwa Shin duduk diatas
tempat tidurnya lalu melampiaskan marahnya dengan memuku selimut pada
ranjangnya.
Na Ri tak terima dianggap hidupnya itu sembaranganya,
Perawat menyarankan agar Hwa Shin sebaiknya
jangan marah karena Jahitan
operasinya bisa robek. Hwa Shin langsung menutup tirai dengan kasar. Na Ri tak
berpercaya Hwa Shin berpikir kalau dirinya sengaja membawa orang.
“Wow... ya, kau benar.... Kecelakaan siaran itu tidak
memuaskan amarahku. Jadi
aku merencanakannya dan membawa dia kemari. Dia tukang gosip paling handal di
seantero stasiun TV. Dia
bahkan tidak peduli entah itu benar atau tidak. Dia suka berbohong. Dia akan
memposting segala
sesuatu di internet. Dia
juga seseorang yang akan menyebarkan kelemahan lawannya.” Ucap Na Ri terus mengoceh. Hwa Shin duduk diam dibalik
tirainya.
“Ya, aku mengajak seseorang yang
selalu berbohong setiap kali membuka mulut. Aku sungguh minta maaf, seharusnya akumati saja. Aku sudah
melakukan sesuatu yang membuatku pantas mati. Aku menjalani operasi dan segala
kesulitan lain, tapi sepertinya aku akan mati di tanganmu.” Kata Na Ri sambil menganti bajunya.
Na Ri mengataakn bahkan
tidak bisa siaran lagi jadi Tidak
terlalu buruk jika mati di
tangan Hwa Shin, tapi
selama ini melakukan banyak hal untuk dapat hidup layak. Hwa Shin membuka tirai dengan mata melotot, Na Ri
memberitahu Pria yang
menunggu di luar itu adalah seseorang yang
dapat memberikanya 100 juta
won jadi Sulit sekali bagiku tetap menutup
mulut dan bertanya apa yang harus dilakukan pada seniornya. Hwa
Shin tak percaya tapi Na Ri menyakinkan akan mendapatkan 100 juta won.
Sek Cha menunggu diluar merasa emberikan
pakaian baru untuk orang lain adalah
keahlian mereka. Jung Won melirik sinis, Sek Cha
langsung tertunduk menurunkan tananya. Jung Won tersadar karena datang
buru-buru bertanya Departemen bagian
apa sebenarnya ini dan
khawatir apakah Na Ri itu sedang sakit parah?
“Presdir, Apa kau sungguh akan selingkuh
seperti ini?” ucap Sek Cha mencoba menyadarkan bosnya,
Jung Won menyuruh sek Cha pergi belum minum dan jangan ada rumah sakit.
“Kau sungguh berselingkuh
dengannya ‘kan,
Presdir?” ucap Sek Cha memastikan.
“Seseorang mungkin akan mendengar dan menganggapku playboy.” Tegas Jung Won, Sek Cha pikir itu maksudnya.
“Presdir selalu malas berkencan
dan hanya bergaul dengan teman-teman mu saja..” Kata
Sek Cha.
“Jadi Itulah maksudku. Aku tidak bisa mengencani gadis
yang bersikap seperti gadis umumnya, seperti Pembaca Berita Geum Soo
Jung. Aku sudah
terlalu malas. Aku
membutuhkan seorang gadis yang enak untuk dijadikan teman.” Jelas Jung Won
Sek Cha menyimpulkan Na Ri itu memenuhi kriteria tersebut, Jung Won membenarkan kalau Na Ri itu bukan
tipe feminism, Sek Cha
menghela nafas panjang sambil melipat tangan di dada. Jung Won bertanya
apakah Sek Cha sibuk. Sek Cha mengelengkan kepala. Jung Won menyindir apakah Sek Cha tidak
akan pergi membeli minum. Sek Cha pun pamit pergi,
Jung Won berpesan agar Sek Cha beli minuman yang sehat.
“Aku tidak tahu lagi... Saat Ibu Presdir kembali, aku
akan menceritakan segalanya.” Kata Sek Cha
mengancam, Jung Won seperti tak peduli sambil melambaikan tangannya menyuruh
Sek Cha segera pergi.
Rak pasta
Paman Kim memberikan buku menu pada Ja Young, lalu
berpikir kalau Ja Young pasti menyukai saffron. Ja Young membenarkan,
lalu memilih menu pasta dengan saffron cream. Paman Kim merasa Pasti itu sebabnya Ppal Gang
selalu memesan ini. Ja Young tak percaya kalau
anak kesayanganya itu memesan
menu saffron pasta. Paman Kim membenarkanya.
Sepiring pasta saffron cream, terhidang diatas meja.
Paman Kim pun mempersilahkan Ja Young menikmatinya. Ketika beranjak berpergi
teringat saat pertama kali datang berteriak mencengkram bajunya “aku satu-satunya orang
yang dipanggil "Ibu" oleh Ppal Gang”
Paman Kim pun kembali mendatangi meja Ja Young merasa kalau memang Ja Young tidak ingin makan sendirian, bertanya apakah h tidak masalah jika menemaninya. Ja Young merasa senang kalau memang Paman Kim mau melakukannya. Keduanya pun duduk berhadapan.
“Aku hampir selalu makan
sendirian. sebab
itu, masakannya terasa buruk.” Cerita Ja Young.
“Aku juga merasakan hal yang sama. Aku lelah karenanya, Tidak peduli selezat apa pun
sebuah makanan akan
menjadi buruk jika makan sendirian.” Cerita Paman
Kim
Ja Young bertanya apakah paman Kim tinggal sendirian,
Paman Kim membenarkan. Ja Young bertanya
apakah Paman Kim belum pernah melakukannya. Paman Kim bingung, lalu mengatakan kalau ia belum
pernah menikah. Ja Young bertanya kenapa,
Paman Kim hanya tersenyum saja.
Malam hari
Sung Sook seperti terkesima dengan Paman Kim dan memesan
segelas anggur, Paman Kim menatap Sung Sook mengingat sebelumnya yang
mencengkram bajunya sambil berteriak “Aku satu-satunya yang
kesakitan saat melahirkan dia.” Lalu akan kembali ke
dapur. Sung Sook bertanya apakah paman Kim sibuk dan meminta agar duduk
didepanya.
“Apa Kau punya pacar?” tanya Sung Sook blak-blakan, Paman Kim menjawab tidak
ada.
“lalu Kalau istri?” tanya Sung Sook, Paman Kim merasa menurutnya Urutan pertanyaannya cukup menarik.
“Reporter biasanya memulai dengan
yang paling kuat dulu.” Kata Sung Sook, Paman Kim
menjawab tidak
punya istri. Sung Sook kembali bertanya apakah
memiliki anak. Sung Sook hanya diam.
“Apa Kau pernah kecanduan alcohol atau Kecanduan
wanita?” tanya Sung Sook, Paman Kim mengatakan tidak. Sung Sook
merasa Paman Kim itu Pembohong.
Paman Kim sedang mencatat bahan-bahanya, Bbal Gang masuk
restoran setelah pulang dari rumah sakit. Paman Kim melihat Bbal Gang yang
datang menanyakan kondisi
Ayahnya dan juga apakah merasa lapar dan mau makan apa. Akhirnya
sepiring pasta kesukaan Bbal Gang ada diatas meja.
“Bbal Gang... Apa Kau
sungguh tidak merindukan Ibumu?” tanya Paman Kim, Bbal
Gang mengeleng sambil makan pasta kesukaan ya.
“Apa Kau tidak memerlukan Ibumu?” tanya Paman Kim, Bbal Gang kembali mengeleng. Paman
Kim mengerti lalu menyuruh Bbal Gang makan
yang banyak, lalu melihat saus yang beleptotan dibibir Bbal Gang, dengan
handuknya membersihkan mulutnya.
“Paman seharusnya melakukan ini
untuk seorang wanita. Apakah Paman
tidak akan menikah?” ucap Bbal Gang, Paman Ki
mengatakan tidak akan karena tidak bisa melakukannya.
Dokter Geum berjalan dilorong dengan bertolak pinggang
terlihat sangat marah, Jung Won ingin bicara tak bisa menghalanginya saat
Dokter Geum masuk ruangan lebih dulu. Perawat yang membantu Na Ri berganti
pakain terlihat ketakutan menutup wajahnya dengan tirai.
“Kenapa kau kembali? Siapa yang membawamu kemari? Aku pikir hanya pasien ini yang
tidak mendengarkan, ternyata kalian semua sama saja. Apakah kata-kataku sekedar
lelucon?” teriak Dokter Geum memarahi semuanya, Jung Won yang ada
didalam hanya bisa diam.
“Maafkan aku, Dokter.” Kata Na Ri
meminta maaf dengan tanga memohon.
“Ibu maupun nenekmu tidak pernah
bersikap seperti ini. Darimana
kau mempelajari kelakuan buruk ini?” teriak
Dokter Geum benar-benar marah, Na Ri kembal meminta maaf dan berjabji tak
akan melakukannya lagi.
“Suhu tubuh dan tekanan darahnya
cukup tinggi. Haruskah
aku tetap memeriksa...” kata Perawat, Dokter Geum
mengatakan sudah pasti lalu melihat Jung Won bertanya apakah wali dari Na Ri. Jung
Won membenarkan.
“Karena dia tidak memiliki wali, maka dia
tidak mau mendengarku dan melarikan diri. Ini semua kesalahanmu. Mulai sekarang, awasi dia 24 jam
sehari. Jangan
sampai hal seperti ini terjadi lagi. Apa kau
mengerti?!” ucap Dokter Geum, Hwa
Shin panik mendengarnya dari balik tirai..
Jung Won menjawab mengerti dengan senyuman, Dokter Geum
pun akan
memeriksa lukanya lalu membuka sedikit bagian
atasnya dan bertanya apakah terasa
sakit. Na Ri mengaku Sedikit terasa sakit Dokter Geum
meminta agar Jangan menahannya dan beritahu jika memang terasa
sakit.
“Aku tahu kau sangat ahli dalam
menahan rasa sakit... Pyo Na
Ri. Di rumah
sakit, kau satu-satunya yang membodohi doktermu. Apa Kau
mau menjadi seorang penipu? Kau mengerti ucapaanku kan?” kata Dokter Geum, Na Ri
hanya bisa mengangguk-angguk mengerti.
“Ganti obat pereda rasa sakitnya
jika dia kesakitan malam ini. Setelah Lakukan
scan ulang juga.” Perintah dokter pada
perawat
bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar