Eun Hee
berjanji akan pergi jadi meminta waktu satu minggu setelah itu akan
meninggalkan semuanya. Jung Hee bisa
mendengar memilih berjalan mundur dengan sengaja berteriak seperti menerima
telp dari Pak Oh dan bergegas pergi.
“Aku
harus pergi! Ada masalah di lokasi konstruksi.” Ucap Jung Hee memberitahu Jae
Bok.
Jae Bok
tak hilang kesempatan berusaha untuk memanggil mantan suaminya, Eun Hee menahan
dengan menahan kakinya. Jae Bok sudah berhasil membuka pintu tapi Jung Hee
sudah lebih cepat menuruni tangga. Nyonya Choi baru keluar kamar binggung
melihat Jung Hee yang buru-buru keluar. Bong Goo yang ada diluar melihat Jung
Hee pergi bertanya-tanya mau kemana.
Jae Bok
akhirnya bicara dengan Eun Hee kalaua ia adalah
Eun Kyung yang dahulu, penguntit Jung Hee. Dengan mengubah nama dan
wajahnya lalu sengaja memasuki kehidupan mereka. Eun Hee akhirnya mengaku.
“Itu
benar. Aku... Waktu itu, aku agak sakit. Sewaktu kecil, aku disiksa oleh ibuku.
Penyiksaan itu pun membekas. Jadi, aku tumbuh dengan psikis yang tidak sehat. Aku
tidak tahu bagaimana mencintai. Karena itu... , aku akhirnya menyakiti Jung
Hee.” Cerita Eun Hee. Nyonya Choi mendengarnya langsung memukul memarahi
ankanya.
“Kenapa
kau memberitahukan itu kepadanya? Apa Kau pikir itu patut disombongkan? Apa Kau
menyombongkan dirimu yang gila? Apa Kau pikir dia akan mengerti? Apa Kau pikir
ada yang memihakmu?” jerit Nyonya Choi memarahi anaknya.
Jae Bok langsung menarik tangan Nyonya Choi
dengan melindungi Eun Hee yang kena pukul, Ia meminta agar Nyonya Choi Berhenti
menggunakan kekerasan dan memberitahu Pengacara Kang Bong Goo berada di luar,
jadi bisa mendengar semua yang terjadi di sini.
“Jadi,
tenanglah dan kendalikan dirimu. Apa Kau menyadari dirimu bersalah atas banyak
kejahatan? Pengacara Kang tengah mengumpulkan barang bukti. Semakin kau berbuat
seperti ini, maka kau akan makin merugi. Jadi
Pergilah ke lantai bawah. Sekarang!” ucap Jae Bok dengan mata melotot.
Nyonya Choi tak melawan akhirnya langsung menuruni tangga.
Jae Bok
melindungi Eun Hee di belakang tubuhnya dengan memegang tanganya, saat Nyonya
Choi turun Jae Bok langsung melepaskanya dan menyuruh Eun Hee agar turun dan
akan memberitahu Jung Hee semuanya
setibanya dia di rumah dan menegaskan kalau urusan mereka akan selesai setelah
ini.
Jung Hee
mengemudikan mobilnya dengan wajah tegang, Bong Goo terus mengikutinya
bertanya-tanya kemana Jung Hee akan pergi. Jung Hee mengingat kembali pada
kejadian sebelumnya.
Flash Back
Eun Hee
mengemudikan mobilnya tanpa bicara. Jung Hee yang duduk disampingnya mengeluh
mau naik ke mobil karena sebelumnya Eun Hee menyetujuinya jadi meminta agar
bisa menjawabnya sekarang. Eun Hee tetap saja diam.
“Eun
Kyung... Sudahlah... Lupakan saja!! Berhenti... Aku mau turun.” Kata Jung Hee
ingin membuka pintu. Tapi Eun Hee malah menginjak pedal gas lebih dalam,
melajukan kecepatan mobilnya lebih kencang.
“Kau tidak
boleh keluar dari mobil ini.” Ucap Eun Hee, Jung Hee tetap menyuruh Eun Hee
agar berhenti karena ingin turun. Eun Hee makin kencang lagi mengemudikan
mobilnya.
“Katakan
kau tidak akan meninggalkanku.” Ucap Eun Hee
“ Kau berjanji
tidak akan menggangguku.” Kata Jung Hee.
“Katakan
kau mencintaiku. Katakan kau hanya akan mencintaiku selamanya.” Ucap Eun Hee.
Jung Hee meminta agar Eun Hee tenang berusaha mengambil kemudi tapi Eun Hee
bisa mendorongnya.
Akhirnya
mereka sampai ke jalanan tanah, Jung Hee meminta agar Eun Hee tak bersikap
seperti ini. Eun Hee meminta agar Jung Hee pergi bersamanya dan Hanya
bersamanya. Jung Hee menolak karena tak ingin mati dan menyuruh Eun Hee
berhenti.
“Aku
mencintaimu.” Ucap Eun Hee mengemdikan mobilnya ke bagian tebing, Jung Hee
ketakutan. Eun Hee dengan cepat menginjak rem sebelum mobil jatuh dari tebing.
Kepala keduanya pun terbentur. Eun Hee
dengan kepala yang sudah mengeluarkan darah melihat Jung Hee yang duduk
disampingnya.
“Kenapa
kau tidak mencintaiku? Padahal aku begitu mencintaimu.” Gumam Eun Hee ingin
memegang tangan Jung Hee. Jung Hee sedikit sadar tak ingin tanganya di pegang
dan langsung menghempaskan tangan Eun Hee begitu saja.
Jung Hee
mengemudikan mobilnya melihat ponselnya yang berdering, nama "Jae
Bok" terlihat. Tapi Jung Hee memilih untuk tak mengangkatnya seperti masih
kalut. Jae Bok binggung kenapa Jung Hee
tak menjawab ponselnya.
Akhirnya
Jae Bok menelp Bong Goo bertanya apakah masih ada didepan rumah. Bong Goo
mengaku baru saja pergi dan menanyakan hasil pembicaraannya. Jae Bok bercerita
kalau tidak berhasil karena Jung Hee tiba-tiba pergi, ada pekerjaan. Bong Goo
sempat binggung melihat mobil Jung Hee seperti pergi ke suatu tempat.
Jae Bok
mengaku merasa sangat lelah, Bong Goo pikir harus datang menemuinya. Jae Bok
mendengar ada bunyi bel dan melihat dari interkom ibu mertuanya yang datang.
Jae Bok
akhirnya mengajak Ibu Jung Hee bicara diluar.
Ibu Jung Hee mengaku sudah sudah memikirkan soal itu dan terlalu kasar tadi
pada Jae Bok. Jae Bok pun memastikan kalau Ibu Jung Hee itu tahu tentang hal
itu.
“Dia
dikuntit selama kuliah. Bagaimana aku bisa lupa? Jung Hee melupakan soal itu, tapi
bagaimana aku bisa lupa?” ucap Ibu Jung Hee, Jae Bok binggung karena Jung Hee
melupakannya
“Dahulu, ada
sesuatu yang mengejutkan sekali sampai dia masuk rumah sakit. Dia tidak bisa
mengingatnya. Jung Hee hampir mati karena gadis, yang bernama Moon Eun Kyung.”
Cerita Ibu Jung Hee.
“Jadi,
apakah karena hal itu dahulu dia cuti kuliah sebelum kami bertemu?” kata Jae
Bok, Ibu Jung Hee mengangguk.
“Jae Bok.
Jangan beri tahu Jung Hee bahwa gadis itu kembali. Dia akhirnya bisa stabil. Jika
dia tahu gadis itu kembali, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.” Kata Ibu
Jung Hee memohon, tapi Jae Bok pikir Jung Hee harus mengetahuinya demi
anak-anaknya
“Aku akan
memohon kepadamu. Aku tidak tahu bagaimana dia akan bertahan jika dia
mengingatnya.” Kata Ibu Jung Hee terus memohon. Jae Bok seperti tak enak hati
dengan ibunya.
“Sebenarnya,
kenapa wanita gila itu muncul lagi? Di mana dia tinggal sekarang?” ucap Ibu
Jung Hee kesal
“Apa Dia
tidak tahu Moon Eun Kyung adalah Lee Eun Hee?” gumam Jae Bok mendengar
pertanyaan ibunya.
Jung Hee
membakar semua foto dirinya, di hari sebelumnya ia sudah melihat semua foto
yang ditempel oleh Eun Hee dan melihat foto keluargnya dengan jelas, dan
langsung melepaskan semua foto dengan berpura pura tak melihatnya.
“Aku akan
berada diatas. Aku akan mendaki setinggi mungkin. Aku bukan lagi Koo Jung Hee
yang dahulu.” Ucap Jung Hee dengan wajah penuh amarah. Ia membakar semua foto
yang ditemukanya.
Bong Goo
yang mengikutinya melihat sisa foto yang tersisa ada foto Jung Hee sedang
berada diatas panggung.
Eun Hee
membasahi semua badanya diatas shower, teringat kembali saat dirinya memohon
dengan memegang kaki Jae Bok agar tak memberitahu Jung Hee. Lalu mengatakan
akan pergi dan meminta waktu sepekan.
Eun Hee
menangis mengingat saat Jung Hee yang menyematkan cincin sebagai tanda mereka
sudah bertunangan.
“Ini
terasa seperti mimpi. Jika ini mimpi, aku tidak ingin bangun. Tidak boleh
berakhir seperti ini. Aku tidak boleh pergi sekarang. Aku tidak mau pergi.”
Ucap Eun Hee.
Jae Bok
pulang ke rumah Won Jae melihat Bong Goo yang sudah menunggu didepan rumah,
lalu bertanya bagaiman bisa tahu datang ke rumah temanya. Bong Goo mengaku
sudah tahu dengan bangga kalau mengetahui setiap langkah dan isi hati Jae Bok.
“Apa Kau
sudah memberi tahu Jung Hee?” tanya Bong Goo
“Aku
Tidak sempat memberitahu karena Keadaan
menjadi kacau. Lalu kenapa kau kemari?” ucap Jae Bok
“Katamu,
kau kelelahan. Kata-katamu itu sungguh membuatku khawatir.” Ucap Bong Goo. Jae
Bok merasa Bong Goo itu Jangan berlebihan.
“Tidak.
Aku berkata jujur.” Kata Bong Goo, Jae Bok seperti tak ingin mengubrisnya
karena merasa lelah ingin masuk. Bong Goo pun mempersilahkanya.
“Aku
merasa tidak enak karena kamu jauh-jauh kemari.” Ungkap Jae Bok sebelum masuk,
“Jika
merasa begitu, traktir aku makan siang besok. Entah kenapa, aku ingin makan
denganmu besok.” Kata Bong Goo, Jae Bok setuju menyuruh Bong Goo memilih
makanan yang diinginkanya.
Bong Goo
memanggil Jae Bok tapi hanya dengan menatapnya merasa tak bisa bicara dan
mengurungkan niatnya.
Eun Hee
sudah selesai mandi dan berdandan, Nyonya Choi datang menanyakan keadaan
anaknya lalu menyuruh agar minum obat. Eun Hee hanya diam memakai bedaknya.
Nyonya Choi ingin memegang rambut anaknya, Eun Hee dengan sinis menepisnya
menyuruh Nyonya Choi agar keluar.
“Tidurlah
di luar malam ini.” Ucap Eun Hee. Nyonya Choi kaget berpikir kalau anaknya
merencankan sesuatu
“Tidak
ada orang lain di rumah. Apa Kau ingin mencampuri urusan kami?” kata Eun Hee
sinis.
Jung Hee
sudah berada didepan rumah, mencoba menelp Jae Bok. Jae Bok memarahi Jung Hee
yang sulit dihubungi. Jung Hee meminta maaf,
karena harus mengurusi pekerjaan dan bertanya apa yang ingin
dikatakanya.
“Ini
mengenai Eun Hee.” Ucap Jae Bok dan teringat kembali ucapan ibu Jung Hee yang
memohon karena tak tahu akan Jung Hee akan bertahan jika mengingatnya.
“Kenapa
kau cuti setahun saat kuliah?” tanya Jae Bok. Jung Hee pikir sudah
memberitahukanya.
“Aku
bekerja paruh waktu.” Kata Jung Hee. Jae Bok memancing apakah hanya itu saja
dan berpikir kalau sedang sakit.
“Aku
memang agak sakit, tapi aku tidak ingat jelas kejadian waktu itu. Sekarang Hae
Wook sedang apa?” tanya Jung Hee. Jae Bok memberitahu Hae Wook sedang tidur dan
tadi mencari ayahnya. Jung Hee terlihat sedikit khawatir.
Jung Hee
masuk ke ruang makan melihat banyak makann bertanya ada apa. Eun Hee merasa
mereka belum melangsungkan pesta setelah pertunangan. Keduanya minum wine
bersama, Eun Hee mengucapkan terimakasih karena Jung Hee telah menjadi
pendampingnya dan Jung Hee membalas kalau
bersyukur sudah menjadi pendampingnya.
Keduanya pun
berdansa dengan alunan musik, Eun Hee melihat Jung Hee seperti saat masih
kuliah lalu memeluknya dengan erat. Jung Hee pun tersadar dengan ingatanya
kalau Eun Hee adalah Eun Kyung yang pernah jatuh pingsan dengan mengeluarkan
darah dari mulutnya, tanganya pun jatuh lemas.
“Aku
mencintaimu” ucap Eun Hee ingin menciumnya. Jung Hee yang mengingat Eun Kyung
memalingkan wajahnya. Eun Hee kaget melihat sikap Jung Hee yang menolaknya.
“Maafkan
aku... Kurasa belum saatnya kita melakukan ini.” Ucap Jung Hee
“Kita
sudah bertunangan. Tidak ada orang di rumah dan Hanya kita berdua.” Kata Eun
Hee.
“Jika aku
menciummu, maka aku tidak akan bisa mengendalikan diriku. Mari kita lakukan
setelah pernikahan. Tolong tunggu sampai saatnya tiba. Bagaimana?” kata Jung
Hee dengan wajah serius.
“Akankah
kita menikah?” ucap Eun Hee seperti tak yakin, Jung Hee menyakinkan kalau mereka sudah bertunangan.
“Kau
tidak akan meninggalkanku, kan?”kata Eun Hee. Jung Hee mengangguk. Eun Hee
dengan senyumanya memeluk Jung Hee mengucapkan terimakasih
“Selama
kau di sisiku, aku bisa melakukan apa pun. Aku bisa melakukan apa pun
kehendakmu.” Kata Eun Hee. Wajah Jung Hee seperti menahan amarahnya. Sementara
Jae Bok yang tidur bersama anaknya memikirkan ucapan Jung Hee yang mengaku
sakit tapi tidak ingat jelas kejadian waktu itu.
Jung Hee
memakai dasi dikamarnya, Eun Hee masuk kamar membawa beberapa pilihan dasi dan
memilihnya lalu memasangkanya. Jung Hee seperti tak enak hati, tapi membiarkan
seperti ingin membuat Eun Hee senang.
“Mengenai
konstruksi pusat perbelanjaan, aku akan bicara dengan ayahku agar kamu bisa
memimpin proyek itu.” Ucap Eun Hee
“Aku tidak
yakin bisa menangani proyek itu.” Kata Jung Hee merasa tak percaya diri.
“Tentu kau
bisa. Kau harus bekerja dengan baik agar Ayah... Maksudku, bekerja dengan baik
agar Ketua mengakuimu.” Ucap Eun Hee. Jae Bok mengangguk mengerti.
Keduanya
pun turun dari tangga dengan tangan Eun Hee yang merangkul tangan Jung Hee. Jae
Bok dan Hye Ran sudah berada dibawah tangga menatap sinis. Keduanya pun kaget
melihat dua wanita yang datang menatap kedunya.
“Astaga,
kalian seperti pasangan suami istri. Eun Hee, Apa kalian tidur seranjang?”
sindir Hye Ran. Keduanya langsung
menyangkal bersama-sama.
“Aku pergi
ke lantai atas sebentar dan harus melakukan sesuatu.” Akui Eun Hee.
“Eun Hee,
kau terlihat agak gelisah. Sepertinya dia takut dengan yang akan kau katakan,
Jae Bok.” Ejek Hye Ran, Eun Hee langsung menatap sinis. Hye Ran pura-pura takut
menatap sinis kepadanya.
Jae Bok
menyuruh Hye Ran masuk dan beberapa pria mengikutinya. Jung Hee binggung
bertanya siapa orang itu. Jae Bok memberitahu kalau akan mengambil
barang-barangnya dan memberikan tanggung jawabnya pada Hye Ran. Hye Ran pun
bergegas naik ke lantai atas.
“Kau
berjanji tidak akan pindah.” Ucap Jung Hee panik menghampiri Jae Bok
“Aku
tidak pergi demi anak-anak, tapi aku tidak tahan lagi. Aku tidak mau membesarkan
anak-anakku atau tinggal di sini.” Kata Jae Bok
“Hae Wook
tidak bisa hidup terpisah dariku.” Ucap Jung Hee mencoba menahan Jae Bok agar
tak pergi.
“Kau bisa
mengunjungi tempat Won Jae. Jika kau seorang ayah, sudah seharusnya kau
melakukan itu. “ ucap Jae Bok
“Haruskah
kamu pindah?” kata Jung Hee. Jae Bok membenarkan
“Semoga
berhasil dengan pindahannya. Aku akan menemui anak-anak nanti.” Kata Jung Hee
seperti tak ingin Eun Hee berpikiran lain dan segera pergi, Jae Bok langsung
menahan Eun Hee yang ingin mengikuti Jung Hee untuk bicara karena mereka belum
selesai.
Keduanya
dudk di meja makan, Jae Bok langsung
membahas kalau itu semua karena ulang Eun He kalau Ibu Jung Hee sudah
menceritakan padanya, kalau Jung Hee mengambil cuti kuliah selama setahun karena
shock yang dialami saat Eun Hee menguntitnya. Eun Hee mengaku kalau tidak yakin soal itu.
“Kenapa
tidak? Kau pasti mengubah wajah dan namamu untuk menghapus masa lalu yang
mengerikan. Meski Jung Hee dan aku telah menikah, tapi kau terus mengawasi kami
dari dekat. Kau selalu mencari kesempatan. Apa Kau sungguh akan pergi seperti
janjimu?” ucap Jae Bok tak percaya, Eun Hee mengaku akan pergi.
“Jika kau
berubah pikiran, maka aku tidak akan melepasmu dengan mudah.” Tegas Jae Bok.
Eun Hee menegaskan kalau akan memenuhi
janjinya.
“Selain
itu, temui temanku, Won Jae. Dia seorang profesor psikologi yang handal.” Ucap Jae
Bok
Eun Hee
mengartikan kalau Jae Bok menyarankan untuk melakukan konseling dan mengaku
kalau baik-baik saja sekarang. Jae Bok dengan tegas kalau Eun Hee tidak
baik-baik saja dan harus menjalani konseling dan perawatan dan mengingatkan
kalau Eun Hee berjanji akan menurutinya. Eun Hee pun mengangguk mengerti.
Sam Kyu
duduk dikursi pijata merasa sangat nyaman, Jae Bok masuk ruangan dengan menyindir Sam Kyu yang merasa bersalah
setiap melihatnya. Sam Kyu malah
berpikir untuk apa merasa bersalah. Jae
Bok mengingatkan Sam Kyu yang membuatnya
bekerja lembur dan bekerja di lapangan bahkan membantu pertunangan Jung
Hee.
“Aku tahu
Eun Hee yang menugaskanmu.” Ucap Jae Bok. Sam Kyu panik dan beusaha mengalihkan
kalau harus dipijat karena tubuhnya terserang flu.
“Aku tahu
kau pria baik. Kuharap kau akan terus menjadi pria baik bagiku. Setidaknya
karena aku temannya Hye Ran.” Ucap Jae Bok Sam Kyu tak enak hati akhirnya
meminta maaf, Jae Bok pun mengajak
mereka untuk mmbersihkan ruangan.
Jae Bok
dan Sam Kyu mengepel ruangan yang berdebu sambil mendengarkan siara radio “Ini
hari Selasa, tanggal 11 April. Jika kau memiliki seseorang yang memahami perasaanmu
dengan hanya menatapmu, maka kau beruntung.”
Tiba-tiba
Jae Bok teringat saat adu mulut dengan Bong Go menyebut tanggal lahirnya 11
April 1987. Bong Goo dengan sinis merasa Jae Bok mengingat nomor Idnya. Jae Bok
pun berkata kalau Ini hari ulang tahun Bong Goo.
Eun Hee
berjalan di lorong lalu mengetuk pintu, Won Jae membukanya dan melihat Eun Hee
yang siap melakukan konseling padanya. Keduanya pun duduk bersama, Won Jae
memulai sesi konseling dengan meminta agar Eun Hee ceritakan tentang Jung Hee.
“Jung
Hee... Awalnya, dia datang kepadaku,atas kemauannya sendiri.” Cerita Eun Hee
saat melihat Jung Hee yang sedang mengobrol dengan teman-temanya.
“Jung Hee
dan aku satu kelas. Kurasa saat itulah dia jatuh cinta kepadaku. Aku membuka
bukuku, dan melihat catatan yang dia tinggalkan untukku.” Cerita Eun Hee.
Flash Back
Pada kenyatanya,
Jung Hee yang sedang duduk membuka bukunya dan melihat sebuah note “Apa kau punya
waktu? Kau mau makan siang bersama?" Ia pun mencari siapa yang
menuliskanya, Eun Hee tersenyum seperti ingin memberitahu kalau itu pesan
darinya.
“Begitulah
kami bertemu. Sejak hari itu, kami saling jatuh cinta. Dia jatuh cinta kepadaku
dan menggelar konser hanya untukku.” Cerita Eun Hee. Dalam kenyataanya Jung Hee
menyanyi dengan banyak orang yang menonton dan salah satunya Jae Bok yang duduk
dipaling depan.
“Dia
paling suka memelukku dari belakang.” Cerita Eun Hee dalam pikiran Jung Hee
yang memeluknya dari belakang, mengecup pipinya.
“Setiap
dia memelukku, aku merasa sangat bahagia. Aku bisa merasakan detak jantungnya.”
Cerita Eun Hee. Pada kenyataan bukan Eun He yang dipeluk tapi Jung Hee memeluk
Jae Bok dan mengajaknya pergi ke tempat yang sepi.
“Itu moment
yang indah. Bahkan terlalu berharga untuk dikenang.” Kata Eun Hee seperti bisa
melihat Jung Hee dan Jae Bok sebagai pasangan kampus yang bahagia.
Won Jae
yang mendengar cerita Eun Hee hanya bisa melonggo karena mendengar cerita
khayalan Eun Hee yang pernah berkencan dengan Jung Hee sebelum dengan Jae Bok.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar