Gook Doo
melepaskan tembakan tapi Tuan Kim tak mau menyerah begitu saja dengan
kekuatanya tetap menginjam gasnya dan kabur. Gook Doo kembali masuk mobil
mengejar Tuan Kim saat dengan jarak yang cukup dekat. Tuan Kim melihat sebuah
mobil didepanya yang ingin ditabrak, ia pun langsung membanting stir dan mobil
pun masuk ke dalam danau.
Gook Doo
panik turun dari mobil, melihat Mobil sudah mulai masuk ke dalam danau. Dengan
senternya mencoba untuk mencari sosok Tuan Kim berada dalam air.
[Episode 14 - Sebuah Pertempuran Terbuka.]
Akhirnya
Polisi datang, Semua pun mencoba mengangkat mobil dari dalam danau. Ketua Yook
yang melihatnya merasa pasti menyeramkan sekali, lalu bertanya dengan tubuh
Tuan Kim apakah sudah keluar dari air. Detektif Kim menjawabmasih belum
ditemukan.
“Apa dia
jatuh dari ketinggian setinggi itu? Kalau akhirannya akan begini. Kenapa juga
dia repot-repot kabur?” keluh Ketua Yook, Gook Doo hanya diam saja di pinggir
danau.
“Hei,
Detektif In Gook Doo... Kenapa wajahnya seperti itu? Berhenti bersikap serius. Kasus
ini akan ditutup sekarang.” Tegur Ketua Yook pada Gook Doo, lalu meminta agar
mereka mencari secara menyeluruh. Gook
Doo menerima pesan dari Min Hyuk “Aku yang akan mengantar
Bong Soon.”
Tuan Do
mondar mandir di dalam rumah dengan wajah gelisah. Bong Ki pulang melihat
ayahnya yang gelisah, bertanya kenapa belum tidur. Tuan Do memberitahu kalau Bong Soon keluar rumah tapi belum pulang. Tuan
Do bertanya apakah sudah menelpnya. Tuan
Do mengataka kalau ponselnya dimatikan.
Bong Soon
tertidur lelap disofa bawah tahan, Min Hyuk menatap Bong Soon yang tertidur
didepanya lalu mengambil ponsel. Tuan Do mengangkat telp dari anaknya langsung
memarahi karena sudah malam tapi belum pulang.
“Ini.. Aku
Ahn Min Hyuk... Maaf aku baru bisa menelpon..Bong Soon bersama denganku
sekarang.” Ucap Min Hyuk
“Oh, Apa dia
ada bersamamu? Ini Sudah malam dan dia masih belum pulang. Aku khawatir.” Ungkap
Tuan Do
“Aku
minta maaf, harusnya aku menelponmu dulu. Bong Soon sedang tidur nyenyak.” Kata
Min Hyuk
Tuan Do
bertanya apakah terjadi sesuatu dengan nada khawatir, Min Hyuk membenarkan tapi
menenangkan kalau Bong Soon baik-baik saja sekarang dan menawarkan untuk
bicara. Tuan Do pikir tak perlu membangunkan anaknya dan mempercayai Min
Hyuk. Min Hyuk pun meminta agar Tuan Do
tak perlu khawatir.
Bong Ki
memberikan sekaleng bir untuk anaknya, lalu bertanya apakah kakaknya itu bersama dengan Presdir Ahn. Tuan Do
membenarkan dan diminta agar tidak perlu khawatir. Bong Ki pun berpikir kalau mereka
menjalin hubungan serius dan melihat Min Hyuk itu terlihat seperti pria yang
baik.
“Kau
bilang "Pria yang baik?" Bagi kita, dia adalah penyelamat. Hati Bong
Soon selalu sakit. Sejak dia kecil, dia tidak pernah bersikap cepat tanggap
atau pintar. Karena kekuatan khusus itu, aku selalu khawatir, dia bisa saja mengalami
kesulitan. Aku selalu gugup ketika dia tidak ada di rumah. Bagaimana jika dia
terluka? Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Seperti kejadian ini... Jika
bukan karena dia... Aigoo.” Ucap Tuan Do benar-benar khawatir
“Ayah,
apa Ayah tahu kenapa aku memutuskan untuk jadi dokter? Itu karena Bong Soon,
Aku ingin melakukan penelitian tentang rahasia kekuatan khusus.. Aku ingin tahu
mengapa ini terjadi pada keluarga kita. Bong Soon ingin menjalani kehidupan
yang normal. Aku ingin membantunya.” Ungkap Bong Ki
“ Bong
Ki... Bong Soon.. Apa Menurutmu dia bisa menjalani kehidupan normal?” kata Tuan
Do, Bong Ki pikir itu mungkin sulit.
“Itu yang
membuatku khawatir dan Aku selalu mengkhawatirkannya.” Ungkap Bong Ki, Tuan Do
yang mendengarnya merasa anaknya bungsunya itu terdengar seperti seorang kakak.
Bong Ki dengan bangga kalau ia adalah “Oppa”
Bong Soon
membuka mata melihat Min Hyuk yang berbaring disampingnya dengan wajah saling
menatap, tanganya ingin menyentuh pipi Min Hyuk yang sedang tertidur, tapi diurungkan
niatnya dan akan bangun. Tiba-tiba Min Hyuk menariknya dan Bong Soon pun
berbaring dilenganya, Bong Soon melihat Min Hyuk yang membuka matanya.
“Kumohon,
tataplah aku” ucap Min Hyuk. Bong Soon mengaku sudah menatapnya sekarang dengan
mata berkaca-kaca.
“Kumohon,
cintailah aku.” Kata Min Hyuk, Bong Soon mengaku sudah jatuh cinta pada Min
Hyuk.
“Kau seperti
kacang yang mungil. Aku bisa menyimpanmu dalam hatiku. Tapi sepertinya tidak ada
aku dalam hatimu.” Kata Min Hyuk, Bong
Soon mengatakan kalau Min Hyuk ada dalam hatinya.
“Aku
mencintaimu.” Kata Min Hyuk, Bong Soon berkaca-kaca mendengarnya, lalu mendekap
Min Hyuk dengan erat begitu juga sebaliknya.
Nyonya
Hwang masuk kamar anaknya, memanggil Bong Soon tapi tak melihatnya dikamar. Ia
pun langsung berpikir anaknya yang tak pulang dan terjadi yang diinginkanya,
lalu turun melihat Bong Ki baru selesai mandi.
“Hei,
Bong Ki. Kakakmu akhirnya menginap semalam.” Ucap Nyonya Hwang
“Dia bersama
Presdir Ahn.. Ayah menelponnya semalam. Tapi sepertinya ada sesuatu yang
terjadi.” Ucap Bong Ki
“Memangnya,
apa yang terjadi?” tanya Nyonya Hwang, Bong Ki mengaku tidak tahu.
Saat itu
Kyung Shim menelp Nyonya Hwang, Nyonya Hwang yang tak tahu menahu mengatakan
kalau Sudah lama tidak mendengar kabar dan tak menelp. Kyung Shim hanya bisa
menangis di telp. Nyonya Hwang panik kenapa menangis dan berpikir kalau sakit.
Min Hyuk
terbangun dari tidurnya dan panik saat tak melihat Bong Soon ada disampingnya.
Bong Soon sudah ada di dapur mengambil sebutir apple dan ingin memeras dengan
kekuatanya seperti dulu tapi semua kekuatanya hilang. Min Hyuk melihat dari
kejauhan dan langsung mendekatinya.
“Bagaimana
dengan Kyung Shim?” tanya Bong Soon.
“Dia baik-baik
saja. Jangan khawatir. Katanya, dia tidak ingin berada di rumah sakit. Dia akan
ke rumahmu setelah ia pulih.” Ucap Min Hyuk, Bong Soon pun bisa mengucap
syukur.
“Omong-omong,
apa kau... Kau tidak pernah mendengarkanku. Aku tahu, kau tidak mendengarkanku.
Tapi, kau menakjubkan. Sudah kubilang, jangan ke sana sendirian. Aku sangat
marah, tapi akan kucoba untuk menahannya.” Ucap Min Hyuk
“Maafkan
aku. Aku ingin pulang ke rumah. Aku ingin bertemu Kyung Shim.” Kata Bong Soon.
Min Hyuk setuju lalu mengambil apel dan memotongnya lalu membuatkan jus dan
diberikan pada Bong Soon.
“Bukankah
katamu, makan apel di pagi hari membuatmu sehat?” kata Min Hyuk, Bong Soon
terdiam melihat Min Hyuk yang membuatkan jus untuknya.
Gook Doo
ingin membuat laporan tapi merasa ragu. Ketua Yook masuk menanyakan pada anak
buahnya apakah Mayatnya masih belum ditemukan. Detektif lain membenarkan dan akan
menelpon lagi nanti. Ketua Yook memanggil Gook Doo bertanya apakah sudah
selesai menulis laporan kejadian. Gook Doo mengatakan sedang dikerjakan.
“Omong-omong...
Na Kyung Shim mengatakan Presdir Ahn datang untuk menyelamatkannya. Tapi
buatku, itu sedikit tabu dan tak masuk akal.” Ucap Ketua Yook
“Aku akan
mengurusnya.” Ucap Gook Dook, Ketua Yook setuju.
Dirumah
Nyonya
Hwang panik karena baru mengetahui Kyung
Shim berada dalam bahaya besar dan heran kenapa Bong Soon tidak bilang. Bong Ki
memberitahu kalau si pelaku akan membunuh Kyung Shim kalau melapor ke polisi.
Saat itu
Kyung Shim kembali ke rumah, Nyonya Hwang pun langsung memeluknya karena pasti
sangat terkejut dan sangat menakutkan. Kyung Shim pun menangis dipelukan Nyonya
Hwang yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri. Nyonya Hwang pun meminta
maaf.
Akhirnya
Kyung Shim duduk bersama, Bong Ki pun memberikan minuman pada temanya. Nyonya
Hwang tahu kalau Kyung Shim pasti ketakutan dan ibunya tahu dan masih belum
menelp. Kyung Shim bisa mengetahui keadaan ibunya.
“Pelakunya
mengancamnya. Katanya, jika dia mengatakan pada siapa pun maka nyawaku akan
terancam.” Ucap Kyung Shim
“Polisi
mengatakan kau harus di rawat rumah sakit. Apa Kau yakin ingin di rumah saja?”
kata Bong Ki
“Aku
tidak ingin ke rumah sakit.” Kata Kyung Shim merasa tak nyaman, Nyonya Hwang
melihat Kyung Shim yang kurus dan ingin memberikan makan karena sudah memasak
“Aku
ingin kembali ke Busan sekarang.” Kata Kyung Shim menolak, Nyonya Hwang
mengizinkan Kyung Shim pergi kalau sudah makan jadi menunggu dikamar saja untuk
beristirahat.
Bong Soon
diantar pulang oleh Min Hyuk, lalu membahas petugas kemanann yang terluka
karena dirinya, Min Hyuk meminta Bong
Sook Jangan khawatir karena keadanya akan membaik, serta akan mengurus semuanya.
Bong Soon mengangguk mengerti.
“Kau
harus perhatikan Kyung Shim.” Kata Min Hyuk. Bong Soon pun turun dari mobil
“Dan Kau
juga harus memperhatikanku.” Ucap Min Hyuk seperti mengodanya, Bong Soon
tersenyum lalu mengangguk dan menutup pintu mobil.
Bong Soon
masuk kamar melihat temanya langsung memeluknya dan mengetahui Pasti sulit
sekali lalu bertanya apakah si pelaku sering menyakitinya dan membuatnya
kelaparan, serta pasti sangat ketakutan. Kyung Shim mengaku dirinya itu orang
yang kuat. Bong Soon menyetujuinya.
“Aku
menabung untuk membelikan pakaian yang bagus. Dress yang ingin kau beli... Aku
akan membelikanmu Dress itu, Kyung Shim.” Cerita Bong Soon sambil menangis.
“Bong
Bong, apa kau baik-baik saja?” ucap Kyung Shim tahu Bong Soo mengaku baik-baik
saja. Kyung Shim pun melihat saat sebelumnya seperti Bong Soon tak kuat melawan
Tuan Kim.
“Aku...Aku
kehilangan kekuatanku. Aku memang berharap kehilangan kekuatanku selama ini. Tapi
sekarang, saat aku benar-benar sudah kehilangan kekuatanku... Rasanya aneh.” Akui
Bong Soon
Kyung Shim
pun sedikit khawatir mendengarnya, Bong Soon mengaku tak masalah, selama Kyung
Shim baik-baik saja, maka ia juga baik-baik saja lalu menyuruh temanya agar
berbaring kembali.
“Aku akan
pergi ke Busan dan merindukan Ibuku.” Kata Kyung Shim
“Dia pasti
sangat mengkhawatirkanmu. Kau harus terus disana saja. Aku akan datang
mengunjungimu.” Kata Bong Soon
“Gook Du
sudah mengirim detektif tambahan ke sini. Mereka akan mengantarku pulang.” Ucap
Kyung Shim, Bong Soon pun mengucap syukur.
“Ibumu
sedang sibuk memasak sup tulang daging sapi untukku.” Kata Kyung Shim, Bong
Soon pun meminta Kyung Shim makan sebelum pergi.
Semua pun
makan bersama, Nyonya Hwang mengaku lega karena
Detektif sedang dalam perjalanan untuk mengantarmu pulang lalu menyuruh
Kyung Shim segera makan. Ia lalu memukul Bong Soon memarahinya karena tak
mengatakan hal ini. Bong Soon yang kehilangan kekuatnya merasakan tubuhnya
kesakitan. Tuan Do dan Bong Ki melonggo binggung, Bong Soon pu memilih untuk
duduk di ruang tengah.
“Ibu,
Bong Soon... Dia kehilangan kekuatannya.” Kata Kyung Shim. Semua kaget
mendengarnya. Bong Soon duduk diam menahan rasa sedihnya.
Bong Soon
memeluk temanya sebelum pergi lalu meminta agar menelp kalau sampai dirumah,
Lalu melambaikan tangan pada temanya yang diantar pulang dengan mobil polisi. Nyonya
Hwang melihat anaknya kembali masuk rumah dan mengajaknya bicara, Tuan Do
mendengarkan keduanya yang berbicara di ruang makan sementara ia duduk diruang
tengah.
“Bong
Soon. Tidak apa-apa.. Kau akan terbiasa., Kau bisa hidup seperti yang lainnya. Saat
pertama kali kekuatanmu hilang... Mungkin kau akan merasa tidak nyaman dan
mungkin kau merasa kosong. Kau akan seperti itu untuk sementara waktu.
“Apa kau
tahu apa hal pertama yang aku lakukan setelah aku kehilangan kekuatanku? Aku
mengangkat besi. Aku mulai mengangkat yang paling enteng dan mulai dari awal. Aku
melakukan aktifitas seperti biasa. Aku mencoba untuk kembali ke kehidupan
sehari-hariku Dan aku pura-pura baik-baik saja.” Cerita Nyonya Hwang, Bong Soon
seperti tak percaya ibunya bisa memberikan nasehat yang menyejukan hati.
“Kau bisa
hidup seperti itu... Seperti yang lainnya.
Mulai sekarang aku akan menjagamu, Bong Soon. Apa kau tahu kenapa aku selalu
memanjakan Bong Ki?” ucap Nyonya Hwang memegang tangan Bong Soon.
“Karena
anak perempuan di keluarga kita yang mendapatkan kekuatan itu semua anak
laki-laki di keluarga kita begitu lemah. Pamanmu juga begitu, Bong Ki selalu
sakit saat ia kecil. Aku merasa sangat bersalah. Mulai sekarang, aku akan
melakukan yang terbaik untuk menjagamu, juga.” Kata Nyonya Hwang
Bong Soon
seperti terharu mendengarnya, Nyonya Hwang pun membahas tentang hubungan Bong
Soon dengan Menantu Ahn. Bong Soon merengek agar ibunya jangan bertanya lagi.
Nyonya Hwang makin mengodanya kenapa tak boleh menanyakan hal itu.
Bong Soon
akan naik ke bus, karena banyak yang ingin naik tak sengaja tubuhnya terdorong,
karena kekuatan baru saja hilang tubuhnya seperti sangat lemah. Ia tersenggol
dan jatuh saat akan naik bus. Saat itu ia pun bergumam dalam hati.
“Aku
bukan seseorang yang istimewa lagi. Mulai sekarang, aku harus berlatih untuk
hidup seperti orang biasa. Sekarang, aku tidak bisa keluar larut malam” gumam
Bong Soon mengingat bisa melawan orang-orng yang menganggunya apabila pulang
malam.
“Sekarang,
aku tidak bisa melindungi orang lain.” Gumam Bong Soon, mengingat saat masih
sekolah membantu seorang nenek yang membawa gerobak kardus bahkan dibuat
binggung karena tak merasa berat.
“Aku
tidak dapat membantu orang lain seperti biasanya. Do Bong Soon benar-benar
menjadi orang yang biasa.” Gumam Bong Soon meyakinkan diri.
Bong Soon
masuk ke lobby melihat karakter pahlawan wanitanya seperti hilang semua
harapanya, lalu masuk ke dalam ruangan melihat Min Hyuk belum ada di ruangan
dan duduk di mejanya.
Ia
teringat kembali ucapan ibunya “Apa kau tahu apa hal pertama yang aku lakukan
setelah aku kehilangan kekuatanku? Aku melakukan aktifitas seperti biasa. Aku
mencoba untuk kembali ke kehidupan sehari-hariku. Aku pura-pura baik-baik saja.”
Bong Soon
membenarkan kalau akan Berpura-pura
seperti baik-baik saja lalu melihat karakter gamesnya dan melihat kalung yang
diberikan Min Hyuk lalu berpikir akan memberikan kalung juga pada gambarnya.
Min Hyuk
mengirimkan pesan “Aku sudah ke rumah sakit. Sepertinya petugas keamanan itu
akan baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir.” Bong Soon pun mengucap syukur.
Agari dan
Hyun Do pamit pulang pada Kwang Do, Bong Ki sedang melepaskan perban dibagian
bokong. Kwang Bok pikir kalau memang ada serangga yang masuk ke dalam
bokongnya, Bong Ki melihat kalau balutan perban terjebak di bokongnya. Hwang
Bok menjerit kesal
“Aku
ingin pulang juga! Do Bong Soon!” teriak Kwang Bok sampai wajahnya memerah.
Tuan Do
memperlihatkan gelang ditanganya paa Sek Gong kalau ditanganya itu sumpit yang
dibuat gelang oleh Do Bong Soon bahkan akan dibuatkan kalung juga nanti. Sek
Gong tak mengubrinya keluar dari ruangan, Bong Soon baru saja keluar
ruangan.Tuan Do memanggilnya dengan sinis dan mengajaknya ke ruang pantry.
“Kau
pergi ke ruang pasokan dan bawakan 10 kardus kertas A4 ke kantorku seperti
waktu itu. Aku kehabisan kertas.” Ucap Tuan Do, Bong Soon pun tak melawan. Tuan
Do pun berteriak menyuruh Bong Soon agar pergi segera berlari.
“Presdir
Ahn... Aku akan menunjukkan sesuatu yang sangat mengejutkan jadi Ikut aku.” Ucap
Tuan Do mengajak Sek Gong juga.
Ketiga berada
di ruangan peralatan, Bong Soon sedang kesusahan memindahkan kardus berisi
kertas. Tuan Do binggung melihat Bong Soon yang terlihat sangat lemah padahal
sebelumnya bisa mengangkat 10 kardus dengan dua tanganya.
“Berhenti
bersikap malu-malu.” Sindir Tuan Do, Min Hyuk pun langsung menarik Bong Soon
pergi. Sek Gong pun mengeluh pada Tuan Do yang menyuruh Bong Soon melakukanya
dan membantu membawakan kertas untuk Tuan Do.
Min Hyuk
memarahi Bong Soon karena sudah menyuruhnya agar beristirahat di rumah tapi sekarang malah
bekerja. Bong Soon memberitahu kalau Kyung Shim sudah pergi ke Busan dan tidak
punya aktifitas di rumah jadi harus bekerja.
“Aku
sudah bekerja keras, untuk mendapatkan pekerjaan ini.” Ungkap Bong Soon.
“Kyung
Shim baik-baik saja sekarang Dan bajingan itu meninggal. Kita juga harus
berkencan seperti pasangan yang lain. Karena pacarku sangat spektakuler, kita
tidak pernah bisa berkencan seperti yang lainnya. Kita bisa merencanakan
sesuatu dan berkencan seperti orang biasa sekarang.” Ucap Min Hyuk
“Sekarang,
aku bukan lagi orang yang istimewa.” Ungkap Bong Soon, Min Hyuk tahu lalu
bertanya apakah keadaanya baik-baik saja. Bong Soo pikir harus mengatakan
sejujurnya kalau merasa tak baik.
“Tapi Ibu
bilang, aku akan segera membaik.” Ucap Bong Soon
“Hei, Do
Bong Soon... Aku katakan ini sebelumnya. Bagiku tidak masalah apakah kau punya
kekuatan atau tidak. Aku ingin kau bahagia. Selama kau bahagia, itu sudah cukup
bagiku. Sekarang, aku bisa membawakan barang-barang berat dan bekerja kasar. Percayalah
pada “Oppa”. Aku akan membukakan botol selai untukmu.” Ucap Min Hyuk bangga
Bong Soon
mengejak Min Hyuk yang menganggap dirinya “Oppa”. Min Hyuk mengatakan kalau ia
memang lebih tua dari Bong Soon. Bong Soon tahu kalau mereka itu seumur. Min
Hyuk kaget lalu berpikir kalau Gook Doo yang memberitahu lalu mengumpat kesal
karena itu alasanya tidak pernah percaya polisi. Bong Soon tak percaya mendengarnya
padahal hanya asal tebak, ternyata mereka seumur.
“Aku
masih "Oppa" buatmu. Aku lebih dewasa dalam setiap aspek kehidupan.
Oke?” ucap Min Hyuk
“Presdir
Ahn... Boleh aku berbicara informal padamu? Kita seperti itu saja, karena kita
seumuran.” Ucap Bong Soon
Min Hyuk
mengeluh mendengarnya tapi kalau memang Bong Soon mengingikan akan
mengizinkanya. Bong Soon pun berani memanggil nama “Min Hyuk” dengan nada
mengoda, lalu mengubahnya memanggil “Presdir Ahn” Min Hyuk tersenyum
mendengarnya, mereka pun kejar-kejaran, Bong Soon pun berani mengajak Min Hyuk
dengan gayanya untuk pergi. Min Hyuk mengaku kalau jantungnya berdebar ketika
Bong Soon berbicara banmal.
Bersambung
ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar