Joon Oh
memberitahu kalau Hee Chul tidak
mengatakan apa-apa. Seol Ok berharap bisa ada dikantor. Joon Oh melarang karena
itu ide yang buruk karena Detektif Ha
akan membunuhnya. Seol Ok merasa frustasi. Akhirnya Joon Oh masuk ke dalam
ruangan dengan hands free.
“Kau
ingin mencari ibumu Maka kau perlu menjawab pertanyaanku. Apa kau suka
dimarahi?” ucap Wan Seung dengan nada tinggi. Hee Chul dengan kesal ingin
pergi. Wan Seung langsung memerintahkan agar duduk kembali, Hee Chul mengatakan
kalau ada kelas.
“Apa
orang tuamu sering bertengkar? Kau ada kelas. Bukankah ibumu lebih penting?”
ucap Joon Oh menahan Hee Chul agar tak pergi.
“Aku
tidak percaya kau, polisi. Kau selalu mengatakan hal-hal bodoh.” Kata Hee Chul
kesal, Wan Seung melihat Hee Chul yang tak punya sopan santun.
“Furniturenya
lama semua, tetapi barang elektroniknya baru. Ada goresan dan tanda dirumahnya
Dan banyak yang rusak. Pencurinya tidak melakukan itu.” Ucap Seol Ok sangat di
ingatnya ketika masuk rumah dengan banyak kerusakan.
“Apa ayahmu
sering memberikan kekerasan? Orang tua mu tidur di kamar yang berbeda. Ayahmu
sering tidur di kamarmu. Benarkan” kata Seol Ok yang melihat ada parfum dan
juga baju kerja.
“Kalian
terlihat seperti semuanya tenang saja, tapi itu pertengkaran. Seperti orang
tuamu. Apa itu sebabnya kau pikir ibumu bunuh diri?” ucap Joon Oh sama dengan
yang diucapkan Seol Ok dari handfree yang didengarnya.
“Di kamar
ibu..... Aku menemukan pil tidur jumlahnya Banyak sekali. Aku melihat di
internet, pil tidur bisa membunuh seseorang.” Cerita Hee Chul.
Joon Oh
berbicara dengan Seol Ok di mobil menceritakan kalau baru saja mengantar pulang
dan baru saja berbicara dengan Kopral Park, kalau akan memberi kita laporan
awal di tempat kejadian hari ini. Wan Seung melihat dari kaca kembali merasakan
mencium sesuatu.
“Apa kau
pikir dia benar-benar overdosis?” tanya Joon Oh
“Dia
memang minum pil, tapi bukan itu yang membunuhnya. Dia hanya minum itu supaya
tertidur. Yang aneh adalah ada darah di jendela. Aku ingat jendela tidak
terkunci dan Ada darah. Itu samar-samar, tapi aku melihatnya. Beritahu Kopral
Park untuk berhati-hati dengan
luminalnya sehingga ia tidak merusak
sidik jari....” ucap Seol Ok
Tiba-tiba
Wan Seung merampas ponsel dari tangan Joon Oh sambil berteriak. Seol Ok
melonjat kaget sampai menjatuhkan toples kaca dan pecah berantakan mengeluh
kalau Wan Seung itu menakutkanya.
“Aku
mengatakan padamu untuk berhenti. Siapa kau sampai memberikan perintah segala? Di
mana kau? Aku akan menangkap.....” teriak Wan Seung,
Saat itu Nyonya Park
datang karena mendengar keributan. Seol Ok langsung menutup ponselnya. Wan
Seung yang kesal karena telpnya ditutup menyuruh agar Joon Oh menelp Seol Ok
kembali.
“Telurnya
meluap.” Ucap Seol Ok berbohong, lalu berpura-pura mengangkat telp dari Kyung
Mi kalau restoran Dosiraknya mendapat
pesanan banyak lalu bergegas pergi menghindari ibu mertuanya.
Petugas
JAng baru saja kembali melihat Wan Seung fokus dengan komputernya lalu bertanya
Apa ada sesuatu yang menyenangkan di
internet. Wan Seung sengaja menyindir Joon Oh kalau ada Seorang petugas
diturunkan karena membocorkan informasi
jadi rekan kerjanya itu harus berhati-hati.
“Aku
tidak tahu apa-apa tentang hal apapun dan hanya berurusan dengan pemabuk di lingkungan ini saja.” Kata Petugas Jang
“Hei,
nak... Jika kau tahu rahasia apapun itu, hati-hati.” Kata Wan Seung, Joon Oh
mengangguk mengerti dan akan pergi. Wan Seung langsung bertanya mau kemana.
“Ke
Markas untuk mendapatkan laporan forensik.” Kata Joon Oh
“Lalu apa
kau akan membocorkan beberapa rahasia pada
kasus ini?” ejek Wan Seung lalu memutukan akan pergi sendiri saja.
Seul Ok
mendatangi Kyung Mi di restoranya. tak percaya temanya tahu kalau datang karena
juga ingin minum, dengan menceritakan kalau tidak bisa minum setiap malam
ketika tinggal dengan mertua lalu bertanya dengan toko. Kyung Mi mengatakan
sudah menjual semuanya tetapi akar teratai yang dimasak Seol Ok tak habis.
“Ayo minum.
Aku tidak punya waktu dan akan mabuk sebelum makan malam.” Ucap Seol Ok sudah
siap minum, Kyung Mi menyuapi makanan karna tak ingin temanya sakit. Seol Ok
menolak karena hanya ingin minum saja.
“Aku
tidak makan siang hari ini karena sudah kenyang.” Kata Seol Ok teru saja minum.
Detektif Bea
mengetahui tentang Istri Jaksa Kim Ho Cheol mengatakan kalau Wan Seung itu tidak
bisa membiarkannya, lebih baik membawanya ke kantor polisi karena mengganggu
penyelidikan atau tangkap karena mengganggu
kasus narkoba Jang Do Jang.
“Apa yang
dia lakukan salah?” ucap Wan Seung, Detektif Bae mengingat sesuatu kalau Kim Ho
Cheol belum menikah.
“Tidak
mungkin dia berbohong Apa dia berpura-pura belum menikah?.” Kata Detektif Bae,
“Aku
tidak peduli. Terserah yang mau dia lakukan.” Kelih Wan Seung, Detektif Bae pun
bertanya apa yang sedang dilakukan temanya di kantor pusat.
“Kau
mengirimku dan di sini kau bersantai dengan kopi.” Sindir Wan Seung. Detektif
Bae membela diri kalau bukan ia yang mengirimnya tapi Ketua yang melakukannya
dan ingin tahu alasan datang. Wan Jae
mengaku kalau Ada urusan polisi dan meminta agar jangan menanyakanya.
Petugas
Park melihat Wan Seung yang datang mengantikan Joon Oh, Wan Seung mengaku kalau lebih akrab dengan
kantor daripada Petugas Hong Joon Oh. Petugas Park memberitahu mereka tidak
banyak menemukan selain jejak kaki dengan Besarnya 280mm.
“Ini
sepatu murah yang bisa kau dapatkan di pasar.” Ucap Petugas Park. Wan Seung
melihat kaki pelaku cukup besar.
“Ibu Yoo
tampaknya menduga itu pembunuhan. Kami menemukan obat di kamar tidur utama.” Kata
Petugas Park
“Pergi
dan tutup mulut besar nya. Dia membuatmu bekerja berlebihan saja. Maaf tentang
itu. Aku dengar luminol ini buruk bagi kesehatanmu.” Kata Won Jae kembali
meremehkan.
“Hasilnya,
Kami menemukan noda darah. Kami mengambil sampel DNA dari sikat gigi dan rambut
dari sisir, NISI akan membandingkannya. Ini akan keluar dalam seminggu.” Ucap
petugas Park
“Kami
hanya bisa tahu golongan darahnya saja.
Serahkan.” Kata Wan Seung
“Ini
bereaksi untuk kedua serum anti-A dan anti-B. dan tidak dengan serum anti-Rh. Dan
golongan darah nya AB. ItuGolongan darah yang sama dengan Lee Myung Hee, Istrinya.” Kata Petugas Park
Wan Seung
terdiam karena sebelumnya Seol Ok mengatakan Ada noda darah Itu samar-samar,
tapi melihatnya. Petugas Park memberitahu kalau Ini jenis darah yang langka dan
Kurang dari 0,1 persen. Jadi, sangat tidak mungkin orang lain jadi mereka harus
menunggu hasil DNA.
“Apa kau
menemukan sidik jari?” tanya Wan Seung. Petugas Park mengaku kalau Sebagian
masih samar-samar.
“Dia
benar semuanya, Dasar Ahjumma itu.” Keluh Wan Seung tak percaya dengan ucapan
Seol Ok.
Seol Ok menyuapi
Kyung Mi makan yang dibuat olehnya tapi Kyung Mi menolak. Akhirnya Seol Ok
makan melihat Kyung Mi itu seperti ibunya. Kyung Mi mengingatkan kalau ia
terlihat lebih muda dari Seol Ok. Seol Ok mengucapkan terimakasih pada temanya.
Kyung Mi menyuruh Seol Ok makan karena pasti mabuk setelah beberapa gelas. Seol
Ok mengaku tidak mabuk.
“Apa kau
tahu? Kau satu-satunya yang mendengarkanku. Aku hanya ingin membantu, tetapi
mereka mengatakan ahjumma seperti aku
tidak bisa membantu. Dia mengatakan aku harus pergi dan masak makan malam. Tapi aku bahkan tidak
bisa memasak dengan enak.” Ucap Seol Ok
sedih
“Berhenti
melakukan itu, karena Itu bukan urusanmu.” Kata Kyung Mi
“Aku
harusnya pergi ke perguruan tinggi bukannya menikah. Jika aku begitu, mereka
mungkin telah mendengarkanku.” Ungkap Seol
Ol. Kyung Mi pikir berada di tempat kuliah tidak akan membantu.
“Semua
orang hanya mempelajari bahasa Inggris
seperti orang gila. Ada jurusan disana. Sastra-Inggris. Perancis-Inggris Aku
hebat disemuanya tapi tidak bahasa Inggris.” Ucap Kyung Mi
“Kau
hebat dalam segala hal. Aku selalu membuat kesalahan.” Kata Seol Ok
“Itulah
mengapa kau harus mengurus yang
benar-benar penting. Mengapa kau mengurus pekerjaan petugas ketika mereka bahkan tidak ada berterima kasih?” keluh
Kyung Mi
Seol Ok
pikir Kyung Mi tahu alasanya melakukan itu dan merasa selalu disia-siakan.
Kyung Mi mengaku kalau Seol Ok itu tidak disia-siakan dan sangat berguna
baginya karena tak ada selain Seol Ok yang pernah memasukkan kecap rebus ke
dalam sup, menurutnya Seol Ok itu sangat kreatif, karena ia pun tidak pernah
melakukan sesuatu seperti itu.
“Aku akan
menerimanya dan akan berhenti menyakiti
diri sendiri. Aku seorang wanita yang sudah menikah yang hanya lulus SMA dan
tidak bisa masak. Aku tidak peduli siapa yang membunuh. Tidak peduli. Tidak
seperti para korban yang dibunuh akan
berterima kasih padaku. Aku akan berhenti.” Kata Seol Ok
Wan Seung
masih berpikir kalau Seol Ok itu seorang paranormal, yang tahu segalanya dan itu
alasanya mendapat gelar Ph.D. Joon Oh sedang berbicara di telp, Wan Seung dengan
sinis bertanya apakah itu Seol Ok. Joon Oh mengaku bukan dengan wajah ketakutan
agar Wan Seung bicara saja untuk membuktikanya.
“Kenapa
dia? Aku tidak peduli dengan siapa kau bicara. Kau tidak harus melapor padaku”
ucap Wan Seung
“Kau bilang
dia tidak boleh berbicara dengan Ibu Yoo lagi.” Ucap petugas junior. Wan Seun mengerti kalau itu sebabnya bersikap seperti itu lalu mencari nomor
diponselnya tapi tak diangkat.
“Apa kau
tahu rumah Ahjumma itu?” tanya Wan Seung
“Tidak.
Ny. Yoo belum ikut campur sejak hari itu. Aku sungguh-sungguh.” Kata Joon Oh
menyakinkan, Wan Seung pun menyuruh Joon Oh agar mengurus masalahnya sendiri.
Wan Seung
datang ke minimarket meminta dikembalikan Lima dolar. Si Bibi heran dengan Wan
Seung menyuruh membeli barang saja kalau membutuhkan sesuatu Atau urus saja
urusannya sendiri, karena sibuk. Wan Seung tetap meminta uang lima dolar.
“Mengapa
aku memberikan kembaliannya padamu?” ucap Si bibi kesal
“Ada sesuatu
yang disebut etika bisnis. Kau tidak boleh membedakan orang berdasarkan pendidikan dan hubungan pribadi
dan membuatku lebih banyak membayar.
Mengapa dia dapat 30 dolar. ketika aku membayar 35 dolar? Itulah etika bisnis
yang tidak adil.” Kata Wan Seung. Meminta
kembalian lima dolar.
“Dia
satu-satunya gadis yang mendapat diskon.” Kata si bibi. Wan Seung menegaskan
kembali kalau Seol Ok itu bukan gadis.
“Berhenti
berbicara omong kosong dan pergilah Atau, aku akan melaporkanmu ke polisi.” Kata
Bibi mengancam. Wan Seung tak mau kalah akan membuat laporan tentang diskriminasi ke Badan
Konsumen Korea Komisi Perdagangan.
Akhirnya
si bibi dengan wajah kesal mengeluarkan uang dari meja kasirnya, Wan Seung mengaku tidak akan mengambilnya
karena Yang lebih penting adalah etika bisnis dengan bibi yang melecehkan dan
melakukan diskriminasi jadi ia ingin bertanya dimana Seol Ok bekerja.
Wan Seung
sudah ada didepan restoran Dong Ho, tapi sudah tutup. Di lantai bawah, ponsel Seol Ok berdering
dengan nama “Idiot”. Kyung Mi mengeluh Seol Ok yang tidak mengangkat. Seol Ok
memberitahu kalau si Idiot yang mengatakan itu kasus pencurian. ketika itu
kasus pembunuhan. Kyung Mi mengerti kalau itu adalah si polisi.
“Dia
sangat marah aku ikut campur dengan
kasus ini. Jangan angkat. Aku tahu apa yang
akan dia katakan. Dia akan berteriak karena mengganggu pekerjaannya.” Ucap Seol Ok
Kyung Min
mendengar bunyi bel berpikir kalau ada
pelanggan. Seol Ok pikir Mungkin mereka akan membeli akar teratainya. Wan
Seung pun masuk ke restoran, Seol Ok pun memanggilnya Wan Seung itu si Idiot.
Wan Seung bisa mencium bau alkohol sambil mengeluh Seol Ok yang minum-minum di
tengah hari.
“Kau tidak
perlu mengatakan itu lagi. Aku sudah berhenti. Aku tidak akan melakukannya.
Tapi Bagaimana kau tahu aku di sini? Apa kau menelepon rumahku?” ucap Seol Ok
“Aku
bertanya pada seseorang, wanita di supermarket yang bilang.” Kata Wan Seung
melihat isi restoran. Kyung Mi berkomentar kalau Wan Seung itu bukan idiot. Wan
Seung langsung membela diri kalau ia bukan idiot.
Kyung Mi
berjalan dan ingin mengetuk pintu, Seol Ok memberitahu kalau itu bukan pintu. Kyung Mi mengaku tak mabuk
dan kembali berjalan tapi tetap mengetuk dinding yang dianggap pintu, lalu berjalan.
“Apa kau
dari akademi polisi? Jangan merasa terhormat. Aku lulus dari Universitas
Nasional Seoul. SNU. Apa kau tahu itu?” ucap Kyung Mi
“Temanmu Ph.D.
lulusan SNU” kata Wan Seung, Kyung Mi memperingatkan kalau akan membunuh kalau
meremehkannya. Wan Seung mengerti dan melihat Kyung Mi itu benar-benar mabuk.
“Mengapa
kau ke sini? Aku benar-benar sudah berhenti. Kalau kupikir, itu memang kasus
perampokan.” Ucap Seol Ok tak peduli lagi.
“ Kau
tidak bisa panjang umur jika kau mencoba terlalu keras untuk tidak peduli. Kau harus hidup dengan
rasa peduli dengan apa yang kau
inginkan.” Komentar Wan Seung
“Aku
tidak akan mengganggu urusanmu. Pergi saja.” Ucap Seol Ok kesal, Wan Seung
mengatakan kalau Seol Ok boleh mengganggu.
“Jangan
terlalu keras pada hidupmu.” Kata Wan Seung lalu melihat ruangan lain seperti
Ada ruang penyimpanan. Seol Ok langsung melarang agar tak boleh datang.
Wan Seung
tetap masuk ke dalam ruangan dan melihat buku
Psikologi investigasi, kriminologi,
profiling, lalu melihat file Pencurian,
perampokan, pembunuhan, pembakaran, penipuan. Seol Ok memberitahu kalau
itu dari artikel surat kabar.
“Ini
kasus 10 tahun yang lalu. Apa kau hebat di bidang kriminologi? Apa kau mendapatkan
Ph.D. mu karena kriminologi?” ucap Wan Seung, Seol Ok mengaku memang seperti
itu.
“Ah..
Doktor psikologi. Mengapa kau sangat tertarik
dengan kriminologi?” tanya Wan Seung, Seol Ok mengaku kalau hanya
menginginkan saja.
“Apakah Untuk
berkolaborasi atau Untuk menggabungkan
dua bidang?” tanya Wan Seung, Seol Ok pikir seperti itu.
Wan Seung
melihat sebuah album foto berpikir Foto pernikahan. Seol Ok melarang Wan Seung
tidak boleh melihat itu. Wan Seung tetap melihat dan merasa heran kenapa Seol
Ok menyimpan foto penjahat dalam album. Seol Ok mengaku kalau mungkin akan
menjumpai mereka di jalan.
“Aku
memiliki 300 lebih diponselku.” Kata Seol Ok memperlihatkan foto pelaku
kejahatan dalam ponselnya.
“Aku
belum bertemu salah satu dari mereka, jadi ini belum berguna, tapi akan datang
hari dimana aku akan menangkap seseorang
di sini.” Kata Seol Ok
“Bukankah
kebanyakan ahjumma memiliki foto anak-anak mereka?” ejek Wan Seung. Seol Ok
mengaku kalau tidak punya anak. Wan Seung pun menanyakan tentang suaminya. Seol
Ok pikir kenapa harus punya foto nya, Wan Seung pikir mungkin saja
makanan. Seol Ok tak mengerti maksud
intinya.
Wan Seung
melihat di papan dengan artikel [Pembunuhan di Villa Busan] dengan beberapa
foto korban, lalu bertany apakah Ketika melihat foto seperti ini, jadi bersemangat
atau merasakan sesuatu. Seol Ok membenarkan.
“Tapi
semua yang mengerikan ini, Apa itu memberikan semangat juga?” kata Wan Seung
“Mereka
sama seperti kita. Mereka tertawa, berbicara, dan berjalan. Siapa yang berhak
melakukan ini kepada mereka? Bagaimana bisa manusia bisa melakukan perbuatan yang keji dengan yang
lain? Bagaimana kau bisa membiarkan orang-orang seperti itu berjalan-jalan
dengan bebas? Bukankah itu alasan kau menjadi detektif?” ucap Seo Ok. Wan Seung
terdiam dengan memalingkan wajahnya.
“Coba Lihat
mereka. Mereka semua adalah foto korban. Gadis cantik ini berumur 13 tahun,
lalu Gadis buta ini berumur 25 dan Dia berumur 19, meninggal setelah ujian
kuliahnya. Untuk alasan sederhana. Karena dia adalah seorang wanita maka dia
ada di sana. Aku akan menangkap siapa pun
yang membunuh orang-orang ini. Ini menyedihkan karena mati secara
tiba-tiba. Mereka pantas untuk tahu mengapa mereka meninggal.” Kata Seol Ok
Wan Seung
hanya berkomentar kalau Seol Ok itu punya banyak waktu juga. Lalu melihat di
depan layar komputer tabel "Metode pembelaan", "Metode
serangan""Kaitannya dengan korban". Seol Ok mengatakan kalau menganalisis MO (Modus
Operasi). Wan Seun mengeluh Seol Ok yang menulis semuanya karena Ini semua ada
dalam database polisi dan hanya perlu tekan "pencarian" saja.
“Kau
bilang aku mengganggu. Apa kau mau aku meng-hack databasemu? Aku akan senang
untuk melakukan itu, tapi aku butuh waktu enam bulan untuk belajar menggunakan Excel. Jadi Jangan
mengejek usahaku.” Ucap Seol Ok
“Kau
memiliki Markas Besar di sini.” Kata Wan
Seung, Seol Ok menutupi bagian rak yang lainya. Tapi Wan Seung langsung
mendorongnya dan ingin melihat apa yang miliki Seol Ok
“Ahjumma...Apa
kau benar-benar tahu siapa yang melakukannya?” kata Wan Seung. Seol Ok mengaku
kalau sudah mengetahuinya.
“Siapa
yang melakukannya?” tanya Wan Seung, Seol Ok pun berbisik dengan menjawab “Pencuri.”
Dan menyuruh agar bertanya pada ketua geng disana.
Keduanya
pun sampai di tempat TKP, di siang hari dengan matahari tepat diatas kepala.
Wan Seung membenarkan ucapan Seol Ok kalau melihat bekas ban. Seol Ok yang
berjongok mengeku kalau harus pergi membeli tofu dengan mata tertutup, Wan
Seung menyuruh Seol Ok untuk bangun.
“Bagaimana
dengan tanda ban ini?” tanya Wan Seung, Seol Ok menyuruh agar mencari kelopak
bunga yang menempel di roda.
“Kau
membuatku bekerja keras.” Keluh Wan Seung lalu akhirnya mencari dibagian roda
dan memberitahu kalau sudah menemukannya.
“Cari
yang sama dengan bunga di luar jendela.” Kata Seol Ok, Wan Seung kembali
mengomel kalau ini seperti berburu harta karun tapi akhirnya dikerjanya dan menemukkan
bunga yang sama.
“Pencurinya
mencuri pada waktu hujan. Tanda ban membuktikan mobil lewat pintu gerbang. Mobil
masuk ke kebun dan merusak bunga. Itu adalah kenapa kelopak bunga ada di roda.”
Jelas Seol Ok
“Bagaimana
bisa mobil masuk di saat parkirnya
diluar? Apa mungkin dia mutar balik ke kebun” kata Wan Seung
“Berarti
ada dua kali disaat yang bersamaan.” Kata Seol Ok yang bisa membayangkan saat
kejadian.
“Tapi Tidak
ada jejak mobil yang datang. Mengapa tidak ada tanda ban di kebun?” ucap Wan
Seung mengamati jalan. Seol Ok mengatakan kalau mobil tak mungkin jatuh dari
langit, Wan Seung pun mengartikan kalau si pelaku menyingkirkannya.
“Mengapa
ia mempersulit?” ucap Seol Ok. Wan Seung pun yakin si pelaku mengangkut mayatnya
“Mengapa
dia menyetir ke taman bukannya membawa mayatnya ke mobil? Menghapus jejak ban
pekerjaan yang berat.”Wan Seung, Seol Ok mengatakan kalau si pelaku tidak cukup
kuat karena sudah tua.
“Pengemudi
mobil itu si pembunuh jadi Tidak mungkin anak itu. Apa mungkin orang tuanya?”
ucap Wan Seung. Seol Ok menanyakan alasan kenapa bukan anak itu
“Bagaimana
bisa seorang remaja membunuh ibunya?” kata Wan Seung
“Apa masuk
akal untuk orang tua membunuh menantu mereka?” kata Seol Ok. Wan Seung
mengartikan kalau anak itu si pembunuh
“Bukan
tidak mungkin jika ia bisa mengemudi.” Kata Seol Ok
“ Dia
memiliki sikap yang mencurigakan. Sidik jarinya juga samar-samar.” Ucap Wam
Seung
“Ini type
dari tangan orang tua.” Kata Seol Ok
Wan Seung
mengomel Seol Ok yang plin-plan. Seol Ok beralasan kaalutidak boleh
berprasangka dulu. Ia pun membayangkan kalau mayat itu di jatuhkan dari jendela
dan dibawa masuk ke dalam mobil, lalu istrinya pun menutup jendela dan
menaburkan pasir di bekas roda mobil.
“Dia
menutupi taman dengan tanah dari tempat lain. Tanahnya basah, tapi tanah di
gerobak itu kering. Jadi Tentu saja, itu bukan dari kebun.” Ucap Seol Ok
“Bisakah
kau membuktikan kalau mereka menggunakan gerobak? Apa mereka menggunakan tangannya?” kata Wan
Seung
“Tubuhnya
dibungkus seprai dan dimasukkan ke dalam mobil.” Kata Seol Ok yakin karena
sebelumnya melihat tangan berbeda dalam geobak.
“Kau
terdengar seperti melihat kejadian itu. Apa kau melihat itu dibungkus?” ucap
Wan Seung kembali mengejek
Seol Ok
mengingat saat pertama datang melihat Tempat
tidurnya tampak bersih dan Sepertinya seprei-nya berubah menurutnya Ini agak
aneh. Ia melihat Furniture kamar tidur dan wallpaper yang modern denganPakaian
di lemari yang modis.
“Kau tahu
kan bagaimana mencocokkan kaus kaki
dengan pakaian? Aku juga begitu. Aku mencocokkannya dengan melihat celanaku dan
dibesarkan dikeluarga kaya.” Kata Wan Seung tak yakin dengan ucapan Seol Ok
“Seprei
adalah satu-satunya yang aneh Ini menarik, seolah-olah itu diambil karena terburu-buru.” Cerita Seol Ok,
Wan Seung mengartikan Nyonya Lee meninggal sambil berbaring di tempat tidur,
“lalu
mereka membungkus dan melemparkan keluar
jendela.” Kata Wan Seung, Seol Ok membenarkan
“Itulah
sebabnya mereka tidak menemukan darah di
kamar tidur. Mereka mengatur semuanya. Hanya darah dari tangan itu yang ada
jendela.” Jelas Seol Ok
“Kau
memiliki penglihatan yang bagus.” Kata Wan Seung, Seol Ok mengaku salah dengan
kaca pembesar sebelumnya melihat ada bercak darah di jendela. Wan Seung pun
mengejek Seol Ok itu seperti seorang detektif swasta.
“Darah
dari seprei akan ditemukan di dalam mobil. Aku akan menemukan bercak darah di
bagasi mobil ini. Noda darahnya berada di kursi belakang. Mereka tidak bisa
memasukkan ke dalam bagasi. Tapi mereka juga tidak bisa menyetir dengan mayat
di atas mobil.” Kata Seol Ok
“Jadi pembunuhnya
anggota keluarga dia?” ucap Wan Seung menyimpulkan
“Pembunuhnya....”
kata Seul Ok harus terhenti karena ibu mertunya menelp dan ingin makan malam
lalu mengaku harus antri membeli beberapa tofu dan akan segera pergi
“Semoga
beruntung dengan kasusmu.” Ucap Seol Ok akan bergegas pergi. Wan Seung langsung
menariknya Seol Ok kalau tak bisa pergi begitu saja.
“Aku
harus masak makan malam.” Ucap Seol Ok, Wan Seung pikir makan malam tak lebih penting dari kasusnya
sekarang dan belum waktunya makan malam.
Seol Ok
menegaskan kalau butuk waktu untuk memasak. Wan Seung langsung mencengkram baju
Seol Ok agar mengatakan siapa penjatanya. Seol Ok tetap mengatakan kalau harus
beli tofu. Wan Seung pun berpikir kalau Seol Ok ingin mengatakan mertuanya adalah penyebab Nyonya Lee meninggal
“Tapi.....Mengapa
mereka melaporkannya sebagai pencurian?” kata Wan Seung, Seol Ok hanya diam
saja. Di lantai atas terlihat Tuan Cha melihat keduanya yang berbicara didepan
rumah.
Bersambung
ke episode 4
Duh d bikn penasaran ni drama makin seru,d tunggu lanjutn nya mba
BalasHapus