PS
: All images credit and content copyright : KBS
Eun Hee
pulang berolahraga terlihat sangat bahagia menekan nomor passwordnya 020.321. Lalu menghias dirinya sebelu mandi
dan kaget melihat isi coklat yang diberikan Jung Hee hanya tinggal beberapa
saja. Dengan wajah kesal keluar dari kamar. Che Ri turun dari tangga sambl
memakan sisa cokelat. Eun Hee pun langsung bisa tahu kalau Che Ri itu mencuri
dari kamarnya.
“Dimana
itu? Dimana sisanya? Muntahkan. Sekarang juga.” Ucap Eun Hee yang menguncangkan
tubuh Che Ri.
“Tapi itu
sudah di mulutku” ucap Che Ri, Eun Hee tak peduli menyuruh Che Ri agar
memuntahkan dengan mengucangkan tubuhnya.
Saat itu
Jae Bok dkk datang langsung menjauhkan keduanya. Jae Bok memegang Che Ri panik
saat melihat Che Ri seperti langsung koleps dengan mata mendelik keatas. Won
Jae yang melihat anaknya menjerit histeris, Eun Hee pun panik karena hanya
mengucangkan tubuh Che Ri membuat
kejang. Won Jae pun menyuruh Hye Ran segera memanggil ambulance.
“Aku
baik-baik saja.”kata Che Ri menyudahi aktingnya, Semua langsung bisa bernafas
lega. Won Jae memarahi anaknya yang membuatnya shock dan bisa berakting sangat
natural.
“Eun
Hee Apa yang terjadi? Kau tidak harus
mengguncangku dengan keras.” Ucap Jae Bok. Won Jae ingin tahu alasan Eun Hee
yang melakukan itu pada anak anak
“Aku akan
melaporkanmu karena Kekerasan terhadap anak.”ucap Won Jae
“Aku akan
melaporkan putrimu karena melakukan pencurian.” Kata Eun Hee tak takut. Won Jae
pun bertanya pada Che Ri apa sebenarnya yang terjadi.
“Che Ri
memakan Cokelat Ahjumma” ucap Jin Wook turun dari tanga. Hye Ran kaget berpikir
kalau Eun Hee itu terobsesi dengan makanan.
Semua pun
membaringakan Che Ri dikamar, Hye Ran mengeluh pada Che Ri yang harus makan
coklat itu. Jae Bok memeriks Che Ri yang tidak demam. Che Ri menegaskan kalau
benar-benar baik-baik saja. Hye Ran mengomel pada Che Ri yang membuat takut
orang dewasa lalu menanyakan keman perginya Won Jae. Jin Wook mengatakan kalau
melihat Ibu Che Ri itu pergi.
Eun Hee
menatap sedih dengan sisa coklat dalam topless padahal itu hadiah yang
diberikan Jung Hee padanya. Jae Bok masuk kamar Eun Hee yang duduk sedih menatap
toples.
“Apa Jung
Hee memberikan coklat itu?” ucap Jae Bok, Eun Hee membenarkan kalau itu hadiah
dari Jung Hee.
“Bagaimana
bisa kau marah karena seorang anak memakannya? Bagaimana kalau terjadi
sesuatu?” ucap Jae Bok merasa itu bukan masalah yang besar.
“Ini
masalah besar ... karena Jung Hee memberikannya kepadaku” ucap Eun Hee dengan
melirik sinis
“Inilah
sebabnya kenapa kau tidak memenuhi syarat untuk menjadi istrinya. Apakah Seorang
istri hampir harus membunuh seorang anak karena coklat? pemahamanmu tentang
istri sangat disalahartikan.” Tegas Jae Bok
Won Jae
datang dengan dua buah katung besar memanggil Eun Hee. Jae Bok heran melihat temanya yang baru
datang. Eun Hee pun ikut keluar dari kamar. Won Jae mengucapkan permintaan
maafnya karena putrinya membuat Eun Hee sulit lalu memberikan dua kantung
belanja dengan berbagai macam coklat.
“Aku
tidak tahu mana cokelat yang kau suka, jadi aku membelinya semua. Nikmatilah. Aku
tidak tahu kau kalau kau sangat terobsesi dengan cokelat. Bagaimana bisa kau
melakukan itu karena seorang anak mengambilnya satu?” ucap Won Jae.
Che Ri
turun menghampiri ibunya, Won Jae mengajak Che Ri pergi karena tidak baik makan terlalu banyak cokelat. Jae
Bok pun meminta agar Won Jae memabwa Ceh Ri ke dokter agar memastikan
keadaanya. Che Ri lalum memanggil Eun Hee dengan panggilan “Ahjumaa
"enyahlah" Hye Ran kaget dengan panggilan itu.
“Aku
sudah lama ingin menanyakannya Apa itu 020.321? Bukan tanggal kencan kan?” ucap
Che Ri, Jae Bok ingta itu sandi untuk gerbang depan
“Iya.
Memang terdengar seperti tanggal kencan.” Kata Hye Ran, Won Jae pikir ada
hubungannya dengan dia. Jae Bok pun tahu kalau itu bukan ulang tahun Eun Hee.
“Apa ada
hubungannya dengan Jung Hee?” kata Jae Bok curiga.Eun Hee pun mengelak
“Sudah
lama aku memakai sandi itu Bagaimana bisa ada hubungannya dengan Jung Hee?”
kata Eun Hee.
“Itu bisa
saja... karena kau mungkin sudah mengenalnya sejak lama.” Ucap Hye Ran
“Tolong
pergilah.. Jangan lakukan ini diruang tamuku.” Ucap Eun Hee sinis. Hye Ran
mengomel kalau memang harus lewat dari lantai dua. Won Jae tak ingin panjang
lebar lagi mengajak mereka pergi saja.
Jae Bok
yang penasaran mencari tahu dengan melihat album foto milik suaminya. Dan ingat
kalau tahun 2002 adalah waktu saat belum bertemu dengan suaminya. Ia pun
melihat buku tahunan saat lulus kuliah yang lulus ditahun 2006 dan melihat
sebuah foto konser dengan tanggal yang sama lalu bisa mengetahui maksudn dari
tanggal itu Konser Jung Hee.
Sementara
Eun Hee masuk ke sebuah ruangan dengan mengeluarkan sebuah kotak dengan
selembaran “Sehyun
University, Ringo Jiwa. Konser Pada 19:00 pada tanggal 21 Maret 2002” Eun
Hee merasa pada hari itu adalah hari pertama Jung Hee mencuri hatinya. Saat
masih kuliah Eun Hee menonton Jung Hee yang menyanyi diatas panggung, seperti
hanya duduk sendirian.
“Bagaimana
aku bisa melupakan hari itu? Hari ini ... Aku terlahir kembali.” Gumam Eun Hee.
Jae Bok,
Hye Ran dan Bong Goo duduk bersama. Bong Goo merasa tak yakin kalau istrinya Tuan
Park akan muncul. Tapi Jae Bok yakin Karena Hye Ran menghubunginya, jadi mungkin saja datang.
Bong Goo mengejek keduanya seperti sudah dewasa bersama. Saat itu Bong Hee datang menyapa ketiganya.
“Kakak
Hyung Sun mungkin punya temperamen yang mengerikan, tapi dia cantik. Dia merayu
ketua dan memiliki seorang putri darinya yaitu pemilik rumah itu. Lalu dia
memiliki seorang putra. Ada rumor kalau dia tidur dengan pria itu dua kali Tapi
itu hanya rumor, jadi abaikan saja” cerita Bong Hee
“Apa kau
tahu sesuatu tentang putrinya? Apa dia punya masalah psikologis atau ...” tanya
Jae Bok penasaran
“Ya, dia
punya banyak masalah. Dia keluar masuk dari rumah sakit jiwa dan dirawat cukup
lama. Aku terakhir kali melihatnya, dan
dia benar-benar merubah wajahnya. Bahkan Aku tidak mengenalinya di jalanan”
cerita Bong Hee bisa mengetahui Eun Hee.
“Aku
ingin tahu apa dia melakukan itu untuk menghapus masa lalunya.” Ucap Hye Ran.
“ Apa
Anda pernah mendengar tentang pria yang di kencaninya?” tanya Bong Goo
“Bahkan..
Satu orang hampir mati karena dia.” Ungkap Bong Hee. Mereka pun saling
berpandangan dengan wajah tegang.
Jung Hee
melihat berkas yang dibawakan Manager Cho dan mulai memarahinya seperti yang
dilakukan oleh Manager Cho dengan ucapan yang sama saat masih menjadi
bawahanya.
“Apakah
ini semua yang bisa kau lakukan? Apa kau tahu apa yang terjadi ... Kalau kau
terus disini, kan? Pergi dan mengemis atau apapun itu Aku tidak peduli. Lakukan
sesuatu dan ubah nol jadi angka. Ubah nol jadi angka!” ucap Jung Hee berteriak
menyuruh Manager Cho pergi. Manager Cho
akan pergi tapi Jung Hee kembali memanggilnya karena mengingat perkataan
sebelumnya.
“Apa itu
benar? Kalau kau dan Na Mi berkencan” ucap Jung Hee. Manager Cho mengangguk
ketakutan. Tapi Jung Hee berteriak penuh amarah kalau semuanya pasti bohong.
Bong Goo
keluar dari cafe membahas kalau si pemilik rumah ounya banyak masalah bahkan
sejak dulunya. Jae Bok pikir Orang yang diincar mungkin Jung Hee tapi heran
karena mantan suaminya itu mengatakan tidak mengenalnya
“Pasti
salah satunya.. Entah dia benar-benar tidak tahu atau dia berpura-pura tidak tahu.”
Kata Bong Goo menduga-duga.
“Kenapa
dia pura-pura tidak tahu? Lalu Apa kau mencaritahu foto itu? Eun Hee bilang itu
diambil setelah Kyung Woo memukulnya.” Ucap Jae Bok. Bong Goo memperlihatkan fotonya kalau ia
sudah mencaritahu
Eun Hee
masuk mobil menerima telp dari Sam Kyu yang memberitahu tentang foto. Sam Kyu
memberitahu kalau Jae Bok punya foto itu dan yakin pasti mengambilnya,
menurutnya Jae Bok itu sangat cerdas
jadi Eun Hee harus berhati-hati
“Diamlah..
lakukan saja pekerjaanmu” ucap Eun Hee ketus, saat itu Jae Bok masuk ruangan
dan Sam Kyu buru-buru menutup ponselnya.
“Presdir..
Apakah Foto itu..sudah di analisis?” tanya Jae Bok, Sam Kyu mengaku sudah
menyewa seseorang yang ahli di bidang tersebut. Jae Bok terlihat penasaran
dengan hasilnya.
“Dia
mengatakan kalau Eun Hee benar-benar disiksa.” Ucap Sam Kyu. Jae Bok seperti
sangat percaya dan Bong Goo menatap rekan kerjanya yang dan mengajaknya untuk bicara.
Bong Goo
sudah menunggu di luar ruangan, Sam Kyu pun datang mendeati rekan kerjanya.
Bong Goo yakin Sam Kyu tahu kalau ia sangat menyukai rekan kerjanya, mengingat
ketika tinggal sendirian di ruang bawah tanah tanpa orang tua, ibu Sam
Kyubanyak membantunya. Sam Kyu mengeluh kalau ibunya pasti sangat menderita.
Bong Goo mengejek kalau Sampai sekarang juga Ibu Sam Kyu masih menderita lalu
memperlihatkan foto ditanganya.
“Dari
mana kau mendapatkannya? Apa Jae Bok memberikannya kepadamu?” ucap Sam Kyu
kaget.
“Foto
ini... Sudah direkayasa. Kenapa kau berbohong?” ucap Bong Goo terlihat kecewa.
“Jadi kau
juga menganalisanya, tapi.. Apa Shim Jae Bok juga tahu?” kata Sam Kyu. Bong Goo
menganguk.
“Apa Eun Hee
yang membayarmu? Apa kau dibelinya?” kata Bong Goo. Sam Kyu hanya bisa
tertunduk malu.
Jung Hee
memberikan pidatonya pada rapat dengan memberikan fokus pada merek bangunan apartemen dan mengusulkan merek peluncuran acara dan mempekerjakan desainer asing yang
terkenal. Na Mi mengintip dari celah pintu saat Jung Hee dengan jasnya
berbicara didepan semua petinggi dengan percaya diri, jabatanya sebagai
Direktur.
Flash Back
Bong Goo
bertanya pada Na Mi apakah mengetahui kalau Jung Hee itu bertunangan. Na Mi kaget bertanya kapan dan
dengan siapa Jung Hee bertunangan. Bong
Goo pikir Na Mi pasti tahu dengan siapa orangnya.
Jung Hee
baru selesai rapat, Na Mi seperti dengan sengaja berjalan tapi mengacuhkanya.
Jung Hee langsung menarik Na Mi ke tangga darurat. Na Mi menyuruh Jung Hee agar
melepaskan karena nanti ada yang melihatnya.
“Apa
hubungan mu dengan Bryan? Apa kalian berkencan?” ucap Jung Hee penuh nada
cemburu. Na Mi pikir itu bukan urusan Jung Hee.
“Kau
bahkan sudah bertunangan” ucap Na Mi sinis, Jung Hee mengingatkan kalau Na Mi akan berakhir apabila dengannya, Na Mi merasa
tak peduli.
“Lagipula
Aku tergoda denganmu karena uang, Apa kau lupa?” ucap Na Mi dengan sinis akan
pergi. Jung Hee langsung menariknya.
“Siapa
yang mempekerjakanmu? Siapa Yang mempekerjakanmu untuk merayuku?” ucap Jung Hee
dengan mata melotot. Na Mi menegaskan tidak bisa mengatakannya lalu keluar
dengan dada terasa sesak karena berdegup dengan kencang.
Eun Hee
berdiri sendirin, Bryan datang langsung memeluk kakaknya dari belakang. Eun Hee
terlihat bahagia menerima pelukan dari adik yang paling disayanginya. Bryan
merasa kalau kakaknya itu kehilangan berat badan karena saat memeluknya terasa
kurus.
“Kau
bahkan tidak datang ke upacara pertunanganku” keluh Eun Hee, Bryan mengatakan
kalau sudah melarangnya. Eun Hee seperti tak ingin membahasnya.
“Bukankah
Selama aku ingin merasa senang, kan? Kau bilang apa yang ku inginkan itu lebih
pentin.” Ucap Eun Hee dan berbalik ingin memeluk adiknya dari belakang.
“Aku
bahkan tidak bisa menyentuh lenganku” kata Eun Hee memeluk erat adiknya dengan
wajah bahagia.
“Dulu, kakak
memelukku seperti ini untuk melindungiku” kata Bryan mengingat saat dipukuli
oleh ibunya. Eun Hee yang memeluknya agar tak kena pukul oleh Nyonya Choi.
“Tapi..
kita masih selamat. Kita berhasil keluar dengan selamat, Benarkan?” ucap Eun
Hee. Bryan pun merasa senang karena kakaknya sangat dekat denganya.
Bong Goo
berdiri dengan bersandar di dinding. Jung Hee melihat Bong Goo seperti sering
datan ke kantornya. Bong Goo mengaku akan
menjalankan departemen hukum jadi melakukan sedikit pekerjaan padahal dirinya
sedang sibuk tapi dipaksa untuk datang. Jung Hee ingin pergi karena ada rapat.
“Moon Eun
Kyung... Apa kau benar- benar tidak ingat?” ucap Bong Goo sengaja
mengungkitnya.
“Jae Bok
bertanya terakhir kali. Apa yang kalian lakukan? Apa kau merencanakan sesuatu?”
ucap Jung Hee sinis
“Bukankah
itu yang kau dan Eun Hee lakukan.” Balas Bong Goo
“Kau
sangat mencurigakan. Aku merasa seperti kau hanya pura-pura membantu Jae Bok.
Apa aku salah Atau apa kau menyukainya?” kata Jung Hee. Bong Goo juga tak
mengerti dan menyuruh Jung Hee memikirkan saja yang mana yang benar.
Jae Bok
menemui Bong Goo yang sudah menunggunya ditaman, keduanya pun minum bir
bersama. Bong Goo ingin memberikan cumi kering dan melihat Jae Bok hanya diam
sambil melamun. Jae Bok bertanya-tanya merasa tak tahu apa kesalahannya.
“Padahal
aku sudah berusaha semampuku, Aku selalu melakukan yang terbaik Kenapa ini
terjadi padaku? Aku tidak tahu apa kesalahan apa yang ku lakukan” ucap Jae Bok
seperti mulai merasa tak tahan.
“Kau
tidak melakukan kesalahan. Dunia ini menjijikkan dan keserakahan oranglah yang
mengerikan. Kau sudah melakukannya dengan baik, dan juga
kau sudah bertahan. kau melangkah kedepan selain itu kau punya aku. Itu
sebabnya aku di sini.” Ucap Bong Goo seperti memberikan sinyal kalau Jae Bok
punya tempat untuk bersandar dengan mengusap air mata dan menepuk pundaknya.
Won Jae
memberitahu Jae Bok kalau menemukan
cerita tentang Moon Eun Kyung. Jae Bok dan Bon Goo datang ke tempat Won Jae
mengajar. Won Jae memperlihatkan sebuah koran kampus kalau Asistennya yang mendapatkan diruang penyimpanan alumni dengan
Eun Hee sebagai penulis artikel dan Jung Hee yang menyanyi diatas panggung.
“tapi
wanita ini Eun Hee, kan? Aku merasa seperti mereka tidak kenal satu sama lain”
ucap Won Jae. Jae Bok pikir itu wajah Eun Hee sebelum operasi.
“Sandinya
tanggal konser, kan? Ini sudah kuduga memang Eun Hee. Dia pasti penggemar berat
nya Koo Jung Hee” kata Bong Goo.
“Kau
bilang kau menemukan seseorang yang tahu Moon Eun Kyung.” Kata Jae Bok, Won Jae
mengataka kalau orang itu akan datang. Saat itu pun pintu diketuk.
Seorang
wanita duduk memperkenalkan nama Choi Ji Eun yang ditelpon kemarin. Lalu ia
menceritakan Moon Eun Kyung kuliah hanya satu semester dan bahkan hampir tidak
pergi ke kelas, Ia mengenal Eun Kyung benar-benar mempunyai seorang pria bernama
Koo Jung Hee. Jae Bok pun bertanya apakah keduanya berkencan.
“Tidak.. Dari apa yang saya tahu, dia menyukainya dan
mengikutinya seperti orang gila, tapi Koo Jung Hee terus menolak dia, jadi dia
mulai menguntit Koo Jung Hee. Orang-orang bilang itu mengerikan” cerita Nyonya
Choi, Semua tak percaya mendengarnya.
Jae Bok
menemui ibu mertuanya, Ibu Jung Hee mengaku tak tahu apa-apa tentang itu dan bertanya Siapa yang
menguntit Jung Hee. Jae Bok heran ibu mertuanya itu tak mengetahuinya karena
Jung Hee yang bahkan mengambil cuti dari kuliah setelah itu.
“Itu
karena dia memerlukan uang” ucap Ibu Jung Hee ketus
“Ibu... Ada
seorang gadis kaya yang ibu selalu membual tentangnya. Gadis yang menyukai Jung
Hee. Bukankah itu dia? Benar kan Ibu?” kata Jae Bok. Ibu Jung Hee mengaku bukan
dia dan tak tahu apapun dengan nada ketus
Jae Bok
menelp Jung Hee mengajak agar bertemu di rumah Eun Hee untuk bicara denganya.
Bong Goo datang dengan mobilnya, Jae Bok bingung kenapa Bong Goo datang. Bong
Goo mengetahui Jae Bok yang akan menghadapi
Eun Hee dan mengaku sangat khawatir.
“Jangan
khawatir... Aku akan baik-baik saja.” Ucap Jae Bok
“Apa kau
ingin aku ikut denganmu?” kata Bong Goo, Jae Bok memberitahu kalau ayah dari anaknya
akan datang jadi mereka akan membicarakannya.
“Aku akan
berada disekitar sini, Kalau butuh sesuatu telpon aku,oke?” kata Bong Goo. Jae
Bok mengaku kalau baik-baik saja. Bong Goo yakin kalau nanti Jae Bok akan mengatakan tidak baik-baik saja.
“Koo Jung
Hee itu sekarang tunangan pemilik rumah ini. Dia tidak di pihakmu lagi dan Aku
akan di sisimu” kata Bong Goo yang siap menolak memberikan pukulan.
“Terima
kasih karena berada di sisiku” ungkap Jae Bok lalu pamit pergi masuk lebih
dulu.
Jae Bok
menelp Jung Hee lebih dulu bertanya keberadaannya, Jung Hee mengemudikan
mobilnya sendirian mengatakan sedang dalam perjalanan. Eun Hee baru saja pulang
melihat Jae Bok mondar mandir diruang tengah, Jae Bok menanyakan Nyonya Choi.
Eun Hee tak tahu berpikir kalau ibunya keluar karena ada janji. Jae Bok dengan wajah serius
mengajak agar bicara bersama.
“Moon Eun
Kyung.” Ucap Jae Bok . Eun Hee sedikit kaget dan meminta memanggil nama Eun Hee
saja karena sudah mengubah nama lamanya.
“Kau
mungkin mengubah namamu, tapi kau masih sama... Moon Eun Kyung. Itu nama
sebelum kau diterima sebagai seorang anak Ketua Lee Tae Hwang. Kau menghadiri
Sehyun Universitas selama satu semester, dan Mencintai pria yang bernama, Koo
Jung Hee.” Ucap Jae Bk mengumpat Eun Hee itu gila dengan memperlihatkan koran
kampus.
Eun Hee
melihat artikelnya berjudul [Suaranya menghibur jiwaku. -Ditulis oleh Moon Eun
Kyung]
“Kau
mengubah nama dan wajahmu, sehingga Koo Jung Hee tidak mengenalimu. Apa yang
akan terjadi jika dia menyadari bahwa kau yang menguntitnya?” kata Jae Bok
mengancam. Eun Hee panik meminta agar Jae Bok tak melakukanya.
“Koo Jung
Hee juga perlu tahu. Aku tidak bisa membiarkan ayah anak-anakku jatuh dari
tebing.” Tegas Jae Bok. Eun Hee mengatakan kalau Jung Hee tidak boleh tahu dengan memastikan kalau Jae
Bok belum memberitahukanya.
“Aku
harus memberitahunya sekarang. Kita bertiga harus bicara dan menyelesaikannya”
kata Jae Bok
Saat itu
Jung Hee menelp, Jae Bok bertanya apakah suda sampai dan memintanya agar segera
masuk dan memberitahu Eun Hee kalau Jung Hee sudah sampai. Ia meminta agar Eun
Hee jujur agar semuanya bisa berjalan dengan damai. Jung Hee terlihat sudah
masuk pekarangan rumah.
Eun Hee
langsung menarik Jae Bok masuk ke dalam kamar langsung meminta maaf sambil menangis. Jung Hee
memanggil Jae Bok karena tak melihatnya. Jae Bok berada dikamar heran melihat
tingkah Eun Hee yang berbeda
“Maafkan
aku.. Aku akan melakukan apa yang kau minta. Apa pun itu, Jangan katakan padanya.” Ucap Eun Hee berdiri
dibalik pintu. Jae Bok tak peduli menyuruh Eun Hee menyingkir. Eun Hee langsung
mendorong Jae Bok dan berlutut.
“Jae Bok....
Apa kau di sana? Apa kau di dalam?” kata Jung Hee. Jae Bok membenarkan kalau
ada didalam.
“Tolong
bantu aku... Aku mohon” kata Eun Hee memeluk kaki Jae Bok. Jung Hee mencoba
membuka pintu tapi ternyata dikunci. Jae Bok menatap Eun Hee yang menangis
seperti tak percaya. Jung Hee dengan wajah tegang seperti bisa mendengarnya.
Bersambung
ke episode 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar