Eun Hee
tak bisa menahan emosi ingin mengambil ponsel dari tangan Jae Bok. Jae Bok
memperingatkan Eun Hee kalau Semakin marah akan lebih buruk untuknnya. Eun Hee
tak peduli ingin terus mengambil ponsel dari tangan Jae Bok.
“Berhenti.
Jangan lakukan ini. Eun Hee, hentikan!” ucap Jung Hee akhirnya berdiri didepan
Eun Hee. Tapi Eun Hee tetap tak mau mendengar bahkan menyikut dada Jung Hee
Jae Bok panik
menanyakan keadaan ayah dari anak-anaknya
, Eun Hee mencari kesempatan dan langsung merampas ponsel lalu kabur.
Jae Bok pun mengejarnya, Jung Hee berusaha menahan karena pasti berbahaya. Hae
Wook keluar rumah, melihat ayahnya langsung menghampirinya. Jung Hee pun tak
bisa mengejar keduanya.
Jae Bok
berteriak mengejar Eun Hee menyuruhnya berhenti bahkan mengumpat sebagai
penyihir untuk mengembalikan ponselnya. Eun Hee tak bisa berlari cepat dengan
heelsnya, Jae Bok akhirnya bisa menarik baju dan mengambil kembali ponselnya
dari tangan Eun Hee.
“Apa
Menurut mu... itu bisa dijadikan bukti ?” kata Eun Hee menantang. Jae Bok tahu
kalau ini saja tidak cukup.
“Mulai
sekarang aku akan mengumpulkannya satu per satu. Bukti untuk ke pengadilan.
Karena itu.. Sering seringlah kau bertingkah sama seperti yang kau lakukan hari
ini.” Ucap Jae Bok. Eun Hee pun hanya diam saja.
“Eun Hee,
apa kau tahu...yang kau lakukan ini akan menghalangiku.. untuk mendapatkan hak
asuh anak-anak? Kenapa kau melakukannya?” kata Jung Hee akhirnya bertemu Eun
Hee kembali didepan mobil
“Aku
melakukannya karena kau berbohong padaku dan itu membuatku marah.” Ucap Eun Hee
Jung Hee
menegaskan kalau itu bukan alasan untuk menggunakan kekerasan lalu menuduhnya
kalau kembali menjadi Moon Eun Kyung lagi. Eun Hee panik dengan mengelaknya dengan
mengatakan kalau situasi. Jung Hee makin
marah mendengarnya.
“Apa kau
menjadi Eun Kyung dan Eun Hee tergantung situasi? Bagaimana bisa aku hidup
dengan kepribadian ganda ?” ucap Jung Hee marah, Eun Hee terlihat menahan
amarah dianggap memiliki kelainan jiwa. Jung Hee pun mengajak pulang
“Kau
duluan saja..aku mau cari udara segar dulu” ucap Eun Hee terlihat merajuk. Jung
Hee pun tak peduli memilih untuk masuk mobil lebih dulu. Eun Hee terdiam
seperti tak percaya Jung Hee membiarkan sendirian.
Jae Bok
dkk melihat video yang tersimpan di ponsel saat Eun Hee menampar Jung Hee.
Keduanya menjerit tak percaya melihatnya. Hye Ran pikir keadaannya berbahaya
dan lebih baik tinggal bersama mereka saja. Jae Bok pikir tidak punya waktu untuk itu.
“Bagaimanapun
juga, ini membuatku khawatir.. Kalau dia mulai menggunakan kekerasan, itulah
berita buruknya” ucap Won Jae
“Kau
benar. bagaimana kalau dia makin parah” kata Hye Ran panik, Jae Bok hanya bisa
terdiam melihatnya.
Eun Hee
masuk rumah, Nyonya Choi menyapanya dan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi.
Eun Hee bertanya Apakah Koo Jung Hee sudah kembali. Nyonya Choi langsung
memegang lengan anaknya meminta agar
Bersikap rasional. Eun Hee kembali sinis menyuruh ibunya agar melepaskan
tanganya.
“Aku
pikir kau percaya diri. Apa kau mau merusaknya?” ucap Nyonya Choi. Eun Hee tak
peduli dengan ibunya dan langsung pergi.
Jung Hee
memainkan musik sekeras-kerasnya, Eun Hee mengetuk pintu meminta agar Jung Hee membuka pintu. Jung Hee
membuka pintu dengan tatapan sinis. Eun Hee akhirnya meminta maaf mengaku kalau
itu kesalahannya.
“Aku
ingin sendiri.” Ucap Jung Hee ingin menutup pintunya. Eun Hee panik dan
menahanya.
“Aku akan
mencoba dan tidak akan pernah marah seperti itu lagi. Maaf aku karena memukulmu.
Aku sangat menyesal. Aku ... aku tidak tahu mengapa aku melakukannya.” Ucap Eun
Hee dengan wajah panik
“Eun Hee,
kau harus ingat ini... Kau tidak boleh
kembali menjadi Eun Kyung lagi... Aku tidak bisa melihat itu terjadi.” Kata Jung
Hee dengan menatap kearah mata Eun Hee
“Tidak,
aku tidak akan kembali... Aku tidak pernah akan kembali menjadi Eun Kyung. Aku
bukan wanita jahat yang terobsesi dan
gila karena mu lagi.” Kata Eun Hee menyakinkan
“Baiklah.
Mari kita coba sedikit lebih keras....Eun Hee, Kau bisa melakukannya... Kau
bisa menjadi lebih baik.” Kata Jung Hee seperti memaafkanya. Eun Hee langsung
memeluk Jung Hee mengucapkan terimakasih karena sudah memaafkannya.
Jae Bok
duduk diam mengingat kejadian sebelumnya saat Eun Hee menyikut dada Jung Hee,
lalu ia terlihat panik dan Jung Hee mencoba menahanya karena berbahaya mengejar
Eun Hee.
“Apa kau
khawatir denganku?” ucap Jae Bok mengingat sikap Jung Hee sebelumnya saat itu
ponselnya berdering. Jung Hee menelpnya.
“Apa Hae
Wook sudah tidur?” tanya Jung Hee. Jae Bok membenarkan. Jung Hee menanyakan
apakah anaknya tak ngompol lagi. Jae Bok menjawab tidak untuk hari ini. Jung
Hee pun mengucap syukur.
“Apa kau
baik-baik saja?” tanya Jung Hee Jae Bok. mengaku baik-baik saja dan bertanya
balik.
“Apa
sesuatu terjadi padamu?” tanya Jae Bok, Jung Hee mengaku tak ada dan meminta
maaf atas kejadian tadi.
“Kau
tentu sudah tahu betapa menakutkannya dia. Yang pasti berhati hatilah” kata Jae
Bok. Jung Hee mengerti walaupun terlihat sedikit khawatir.
Sebelum
tertidur Jung Hee menatap foto keluarganya dan terlihat sedih karena keadaan
mereka harus berpisah. Saat ingin meminum teh yang dibawakan Eun Hee, Ia
memilih untuk membuangnya di pot tanaman agar Eun Hee merasa minuman sudah
habis diminum.
Jae Bok
menasehati anaknya agar Jangan mengikuti orang asing , Hae Wook mengerti dan melambaikan
tangan pada ibunya. Diam-diam anak buah Eun Hee mengamati dari kejauhan.
Eun Hee
yang ada di dalam mobil bertanya apakah
ia pergi ke tempat penitipan anak. Anak buahnya mengaku kalau sudah sampai. Eun
Hee menatap ke arah luar jendela tersenyum lebar seperti memiliki rencana lagi.
Ibu Jung
Hee baru keluar apartement dikagetkan dengan Eun Hee yang sudah ada didepan
rumah lalu mengeluh Eun Hee yang datang lagi. Eun Hee bertanya apakah ibu Jung
Hee akan pergi dan menurutnya itu bagus.
“Kita
punya sesuatu yang penting untuk dilakukan hari ini.” Kata Eun Hee. Ibu Jung
Hee binggung bertanya apa Sesuatu yang penting.
“Tentang
apartemen 192m², Aku berpikir untuk mengubah nama suratnya hari ini. Ibu harus
membawa KTP dan materai” ucap Eun Hee. Ibu Jung Hee terlihat shock
Jung Hee
baru bertemu dengan beberapa petinggi melakukan rapat dan memuji proposal
buatanya sangat menarik, Bryan datang menghampirinya dengan menyindir kalau sepertinya
berada dalam semangat tinggi sekarang ini.
“Apa kau
pikir orang itu benar-benar menyukai proposalmu? Kau itu Cinderella. Mereka
harus baik denganmu” ejek Bryan
“Bryan....
Bukankah kau seharusnya lebih sopan denganku? Aku akan segera menikahi kakakmu”
kata Jung Hee
“Kau
bilang Nikah? Sekarang Dengar, Ahjussi Cinderella.. Aku tidak akan pernah
mempercayaimu, Kau beruntung mendapatkan kakakku, Karena itu baiklah dengannya.
Kalau kau membuat dia menangis, Kau tahu kan akibatnya?” ucap Bryan mengancam
dan pergi.
Jung Hee
mengeluh dengan perkataan Bryan yang tak ingin membuatnya menangis, merasa
kalau ia malah yang merasa kesal lalu mengumpat marah.
Jung Hee
masuk ke dalam ruangan kaget melihat Na Mi yang sudah ada diruangan dan
bertanya bagaimana caranya bisa masuk. Na Mi dengan senyuman mengaku butuh
sesuatu untuk ditandatangani dengan memberikan berkas. Jung Hee membuka berkas
dan melihat note bertuliskan “Oppa, Bagaimana kalau kita makan malam hari ini?”
sama seperti yang dilakukan Na Mi saat berselingkuh dengan Jae Bok.
“Apa kau Setuju?”
tanya Na Mi, Jung Hee menegaskan kalau Na Mi jangan melakukan ini.
Sementara
Ibu Jung Hee sudah memberikan cap sebagai tanda kepemilikan apartement dari Eun
Hee di kantor real estate. Sementara Eun Hee sedikit menyingkir dengan alasan
sadap dari ponsel bisa mendengar ucapan Jung Hee.
“Jangan
Salah paham Jung Na Mi. Aku tidak goyah lagi” ucap Jung Hee menolaknya
Ibu Jung
Hee melihat Eun Hee sedang berdiri menjauh langsung memanggilnya, agar bisa
memberikan capnya. Eun Hee pun dengan senyuman mendekati ibu mertuanya.
Hae Wook
asik bermain boneka kelinci Bbo Bbi ditaman lalu salah satu temanya memanggil
untuk bermain seluncuran. Hae Wook pun meninggalkan bonekanya di bangku dan
berlari mengikuti temanya, saat kembali tak melihat bonekanya di atas bangku.
Jae Bok
bergegas saat mengetahui dari guru Hae Wook kalau anaknya ngompol. Hae Wook terdiam dalam ruangan saat
melihat ibunya datang, Jae Bok pun langsung memeluk anaknya yang terlihat
sedih.
“Aku yakin
Bbo bbi-ku ada di bangku tapi dia menghilang.” Cerita Hae Wook sambil menangis.
“Hae
Wook..ibu akan membelikan satu lagi yang mirip dengannya” ucap Jae Bok
menenangkan istrinya
“Tidak
mau, itu tidak mirip dengan Bbo Bbi Cari bbo bbi-ku.” Ucap Hae Wook sambil
menangis. Jae Bok meminta anaknya agar
tak menangis dan akan mencarinya.
Jung Hee
tiba-tiba datang dengan senyuman membawa sebuah boneka kalau menemukanya Boneka Bbo Bbi nya. Hae Wook pun
menangis di pelukan ayahnya. Jae Bok sedikit kaget melihat Jung Hee datang
menemui anaknya.
Jae Bok
terlihat kesal karena Won jae itu malah
menelepon Koo Jung Hee padahal hanya meminta nasihat dari temanya. Won
Jae menjelaskan kalau Jung Hee adalah obat terbaik untuk Hae Wook dan Sekarang
bukan waktunya untuk mementingkan keegoisan sebagai seorang wanita. Jae Bok
memandang Hae Wook bisa sedikit tenang dengan ayahnya.
“Dia
punya mata dan telinga yang sama dan punya telinga yang panjang 8cm seperti Bbo
Bbi.” Ucap Jung Hee mencoba memberikan kepercayaan kalau itu boneka yang sama
tapi Hae Wook tahu itu bukan boneka miliknya.
Akhirnya
Mereka pun membawa Hae Wook pulang. Jae Bok memberitahu kalau pengasuh nya akan
segera datang jadi meminta Jung Hee tetap berada dirumah sampai pengasuhnya
datang.
“Tapi Bagaimana
kalau Lee Eun Hee datang lagi?” tanya Jae Bok khawatir
“Itu
tidak akan terjadi. Kalau dia datang, aku akan menghentikannya.” Ucap Jung Hee
Jae Bok
akan pergi, Jung Hee memanggilnya merasa kalau tinggal dirumah temanya itu tak
nyaman dan menyusulkan untuk menyewakan apartemen untuk mantan istrinya. Jae
Bok menyindir Jung Hee yang benar-benar punya banyak uang sekarang.
“Apa kau
pikir aku akan menerima hal seperti itu? Apa kau sudah tidak pandai menilai?”
ucap Jae Bok sinis
“Aku
khawatir dengan anak-anak.” Kata Jung Hee
“ Hatiku
hancur karena Hae Wook, aku mau bekerja. tidak bisa kau lihat itu? Aku berusaha keras sekarang. Jangan
menghinaku lagi.” Kata Jae Bok marah dan pergi meninggalkanya.
Saat Eun
Hee mengirimkan pesan “Jung Hee. Bagaimana kalau kita kencan malam ini? Ayo
kita ke tempat yang romantis Jam 7 nanti” Jung Hee pun langsung menyetujuinya.
Eun Hee
memberitahu anak buahnya kalau akan ke Blue Moon malam ini Jam 7 nanti dan
memBooking semuanya. Anak buahnya mengerti dengan membawa boneka kelinci milik
Hae Wook yang berhasil diambilnya.
“Lalu,
Kenapa Shim Jae Bok masih bekerja di kantor itu?”kata Eun Hee sinis, Anak
buahnya pun mengatakan akan mengurusnya. Nyonya Choi dengan nampan obat melihat
anaknya yang merencanakan sesuatu.
“Kenapa
dengan Shim Jae Bok?” tanya Nyonya Choi mendekati anaknya. Eun Hee mengejek
ibunya apakah benar-benar tak mengetahuinya.
“Dia
harus jadi pengangguran dan menderita. Supaya kita mendapatkan hak asuh” ucap Eun
Hee
“Apa kau
serius mau membesarkan mereka? Apa kau sanggup melakukannya?” tanya Nyonya Choi
yang tahu dengan kejiwaan anaknya.
“Entahlah,
Aku akan memikirkannya nanti. Kita bisa mengirim mereka ke luar negeri atau
membuangnya.” Kata Eun Hee santai, Nyonya Choi pun memberikan obat untuk
anaknya.
Jung Hee
mencoba memperlihatkan boneka kelinci yang baru dibelinya dengan menyakinkan
kalau itu boneka Bbo Bbi baru. Hae Wook tetap sedih karena kehilangan Bbo Bbi.
Jung Hee menyakinkan kalau itu boneka kelinci yang hilang.
“Aku Bbo
Bbi yang baru. Jadi kau harus mencintaiku” kata Jung Hee mengikuti suara
seperti boneka. Hae Wook pun bisa tersenyum menerima boneka dari ayahnya.
Jung Hee
melihat jam tanganya dan mengingat dengan janji dengan Eun Jee jam 7 malam
untuk makan malam romantis. Ia pun pamit pergi pada anaknya karena pengasuhnya
juga sudah datang dan meminta agar bermainlah dengannya. Hae Wook merangkul
tangan ayahnya meminta agar tak pergi.
Eun Hee
menyewa satu restoran hanya untuk dirinya sendiri, lalu duduk dengan senyuman
manis menunggu calon suaminya. Jung Hee menelp, Eun Hee pun bertanya
keberadanya. Jung Hee mengatakan kalau sedang
bersama Hae Wook sekarang.
“Dia sedang
tidak enak badan sekarang. Aku pikir aku harus tinggal bersamanya hari ini.” Ucap
Jung Hee
“Aku akan
menunggumu, kalau begitu” kata Eun Hee mencoba menahan amarahnya. Jung Hee
pikir mereka mengubah rencananya besok
dan akan pergi ke suatu tempat yang lebih bagus.
“Datanglah..
Aku akan menunggu.” Ucap Eun Hee menutup telpnya. Jung Hee berteriak
memanggilnya, saat itu Hae Wook melihat ayahnya yang baru selesai bicara di
telp.
Jae Bok
kaget mengetahui Jung Hee masih ada dirumah dan menyuruhnya pergi karena takut
kalau nanti Eun Hee kembali datang ke rumah Won Jae. Jung Hee sdauh menidurkan
anaknya meminta Jae Bok tak perlu khawatir dan akan mengurusnya lalu menutup
telpnya.
Setelah
menutup telpnya Jae Bok memikirkan Jung Hee yang masih ada dirumah. Bong Goo
yang mendengarnya langsung mengajak mereka pulang. Jae Bok pikir tak mungkin bisa pulang karena
punya banyak pekerjaan. Bong Goo pikir mereka bisa kerja lembur di tempat Jae
Bok dan menganggapnya sebagai perjalanan bisnis.
Jae Bok
menolak menyuruh Bong Goo kembali berkerja saja. Bong Goo masukan semua berkas
mengejeknya kalau tak perlu jadi seorang pekerja keras dan mengajaknya pergi.
Eun Hee
duduk sendirian dalam restoran mencoba menahan amarah dengan menatap pisau dan
garpu di depanya. Ia harus bisa mengontrol emosi dalam diri. Pegawai menanyakan
apakah ingin hidangan pembuka.
Jae Bok
akhirnya kembali pulang dan menanyakan keberadaan Hae Wook. Jung Hee mengatakan Hae Wook sudah tidur di
dalam kamar dan sinis melihat Bong Goo yang ikut datang sambil mengumpat kalau
Bong Goo sangat mencurigakan
“Kami di
sini untuk bekerja. Jangan salah paham” tegas Jae Bok
“Direktur..
Kau bertanya terakhir kali kalau aku menyukainya/tidak, kan?” kata Bong Goo dan
mengakui kalau merasa seperti itu dengan memegang tangan Jae Bok. Jae Bok
menarik tanganya dan pergi.
“ Apa kau
serius?” ucap Jung Hee dengan tatapan sinis, Bong Goo dengan yakin kalau
dirinya sangat serius.
“Kenapa? Apa
tidak boleh aku menyukainya? Kau bahkan sudah bertunangan. Dasar Kau tak tahu
malu.” Ejek Bong Goo. Jung Hee panas mendengarnya.
“Kau bisa
pergi sekarang. Kami harus bekerja.” Kata Jae Bok, Jung Hee seperti tak ingin
pergi meninggalkan mereka berdua.
Jung Hee
mengemudikan mobilnya teringat kembali dengan ucapan Bong Goo sambil memegang
tangan Jae Bok “Apa tidak boleh aku menyukainya?” lalu mengumpat Bong Goo sudah
gila dan memilih untuk menelp Eun Hee memberitahu sedang dalam perjalanan pulang.
“Bagaimana
dengan makan malam?” tanya Eun Hee. Jung Hee mengatakan kalau sudah makan
dengan Hae Wook.
“Kalau
begitu kau harus makan lagi. Ayo makan bersama ku” kata Eun Hee menahan
emosinya mendengar nama Hae Wook
“Baiklah..aku
akan pulang sekarang.” Ucap Jung Hee. Eun Hee menolak menyuruh Jung Hee datang
ke restoran tempat mereka sebelumnya.
“Apa kau
menungguku dari tadi?” kata Jung Hee kaget,
Eun Hee mengingatkan kalau sudah mengatakan akan menunggunya.
Jae Bok
mendorong Bong Goo keluar dari rumah, Bong Goo mengeluh padahal masih banyak
pekerjaan. Jae Bok pikir Sudah cukup karena mereka bisa menyelesaikan sisanya
sendiri sendiri jadi lebih baik pulang saja.
“Kenapa
kau mendorongku? Kau merasa canggung, kan?” goda Bong Goo, Jae Bok mengelak dan
menyuruh Bong Goo pergi saja.
“Aku
serius dengan Apa yang aku katakan pada Jung Hee sebelumnya” akui Bong Goo.
“Hei...
Keponakan...Kalau kau terus seperti ini, pamanmu akan marah, Jadi Pulang ke
rumah.” Kata Jae Bok
“Kau pasti
menyukainya.” Goda Bong Goo lalu pamit pergi. Jae Bok pun hanya diam saja.
Jae Bok
kembali ke dalam rumah teringat kembali dengan perkataan Bong Goo sambil
memegang tanganya. “Direktur.. Kau bertanya terakhir kali padaku apa aku
menyukainya, kan? Dan Sekarang Sepertinya begitu” lalu Bong Goo yang memeluknya
ketika hatinya hancur oleh perkataan cinta pertamanya.
“Kenapa
dia mengatakan sesuatu yang aneh dan membuatku bingung?” keluh Jae Bok
Lalu
teringat kembali saat Bong Goo tahu dirinya yang lelah dan berpikir terjadi
sesuatu padanya sampai akhirnya datang ke rumah. Bong Goo juga memberikan
perhatian dengan mengusap air matanya. Jae Bok sempat tersenyum seperti
merasakan kembali ada pria yang memberikan perhatian padanya.
“Hei...
Apa yang aku pikirkan? Aku punya banyak masalah belakangan ini Sadarlah , Shim
Jae Bok... Dia seperti keponakanmu. Bong Goo itu keponakanmu. Aku..... hanya
pamannya.” Ucap Jae Bok menyadarkan diri tak boleh jatuh cinta dengan Bong Goo.
Jung Hee
masuk restoran tak percaya melihat Eun Hee yang masih duduk diam menunggunya. Eun
Hee bertanya Apa Jung Hee bersenang senang dengan Hae Wook. Jung Hee mengangguk
walaupun terlihat canggung.
“Dia
pasti senang berada bersama ayahnya, Hae Wook sangat lucu.” Ungkap Eun Hee
dengan senyuman lebarnya. Jung Hee sempat tak percaya melihat sikap Eun Hee
yang tenang. Mereka pun makan steak bersama.
“Aku
berharap dia bisa tinggal bersama kita secepatnya Aku akan jadi ibu yang baik
untuknya” ungkap Eun Hee.
“Terima
kasih karena memujinya. Oh iya.. Jung Na Mi datang ke kantor hari ini.” Kata Jung
Hee berusaha untuk jujur.
“Apa Untuk
tanda tangan persetujuan?” kata Eun Hee yang sudah mengetahuinya dari alat
sadap. Jung Hee binggung.
“Bagaimana
kau tahu dia menggunakan itu sebagai alasan untuk datang ke kantor?” tanya Jung
Hee merasa aneh.
“Aku tahu
sedikit bagaimana bekerja di perusahaan. Bukankah orang pergi ke Ruangan
direktur utama untuk mendapat tanda tangan persetujuan?” kata Eun Hee mencoba
menutupi rasa gugupnya.
“Jung Na
Mi ...tidak punya alasan untuk mendapatkan persetujuanku karena kami berada di departemen yang
berbeda.” Ucap Jung Hee. Eun Hee berpura-pura mengangguk mengerti
“Aku
bilang karena takut kau mencari tahu di kemudian hari. Yang jelas, aku pastikan
dia mengerti dan menyuruhnya pergi.” Cerita Jung Hee. Eun Hee pun mengucapkan
terimakasih karena sudah menceritakan padanya
Sam Kyu
dan Won Jae kembali mengikuti pilates di kelas Hye Ran. Won Jae yang tak biasa
olah raga mengeluh sambil berbaring karena tak bisa mengangkat tubuhnya. Sam Kyu
kasihan dengan memangginya “Profesor Kim.” Won Jae memberitahu kala Tidak ada
lagi "profesor".
“Mulai sekarang
panggil aku "Won Jae "” ucap Won Jae. Sam Kyu pun menurut dengan
meminta agar Won Jae berbaring lalu mencoba menarik dua tanganya.
Hye Ran
yang melihat keduanya langsung terbakar api cemburu langsung menarik dua tangan
temanya sambil berpikir kalau Won Jae itu seperti burung yang ingin terbang.
Won Jae menjerit kesakitan meminta agar dilepaskan. Hye Ran beralasan kalau Won
Jae perlu melakukannya untuk meregangkan otot.
“Hei! Kau
sengaja melakukannya kan?” teriak Won Jae marah
“Beraninya
kau bertindak lemah di hadapannya, Dasar.” Balas Hye Ran, Sam Kyu mencoba
menghentika keduanya
“Tolong
jangan lakukan ini. Aku akan membeli bir dingin, jadi ayo kita pergi setelah
ini” kata Sam Kyu menengahi keduanya.
Won Jae
dan Hye Ran saling menatap sinis, Sam Kyu pun membawa bir dari minimarket, dan
juga makanan ringannya yaitu cumi-cumi dan kacang. Hye Ran mengejek Sam Kyu
yang pelit karena hanya membeli makanan cemilan itu. Sementara Won Jae memuji
Sam Kyu itu cukup romantis dengan makanan itu.
Hye Ran
tak ingin bertengkar mengajak agar mereka segera minum bir saja dan mulai
mabuk. Won Jae menyuruh Hye Ran agar Mulai sekarang menjauhlah dari Sam Kyu dan
Jangan muncul saat mereka berkencan lagi. Hye Ran membalas kalau Won Jae itu bukan
siapa-siapa yang memintanya untuk datang atau tidak.
“Kau
tanya Aku? Aku pacarnya. Kalau kau muncul saat kami berkenca. Aku tidak akan
membiarkanmu lagi” kata Won Jae mengancam. Hye Ran pun menantang apa yang akan
dilakukan Won Jae padanya.
“Pindah
dari rumahku” ucap Won Jae, Hye Ran langsung setuju. Won Jae seperti tak yakin
Hye Ran langsung setuju begitu saja. Hye Ran pikir kalau Won Jae itu hanya
menakut-nakutinya.
“Kalau
begitu.. aku akan jujur juga. Aku.. tidak bisa menyerah
pada orang ini.” Akui Hye Ran
“Kalau
begitu..... Kau ingin makan apel yang sudah kau kunyah dan kau buang ...tapi
kenapa?” keluh Won Jae
“Saat itu
aku terlalu dewasa. Aku baru sadar ... Betapa manis dan lezatnya apel..Yang
sudah ku kunyah dan kubuang.” Ucap Hye Ran. Won Jae tak bsai menerima menyuruh
Hye Ran agar pergi menjauh darinya. Keduanya pun pergi sambil kejar-kejaran meninggalkan
Sam Kyu sendirian.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar