Seol Ok
panik melihat adik iparnya yakin kalau Ho Soon akan diculik, Petugas pikir Ho
Soon sedang jalan-jalan dan Wan Seung
pikir kalau Ho Soon Sendirian juga. Menurutnya kalau Ho Soon akan berada dalam
bahaya jika tidak cepat menemukannya. Wan Seung yang langsung mendorong Seol Ok
untuk duduk kembali.
“Kita
tidak punya waktu!” ucap Seol Ok panik ingin pergi
“Apa
maksudmu dia akan diculik? Dia ada di bandara.” Kata Wang Seung kembali
mendorong Seol Ok untuk duduk. Seol Ok menunjuk Ho Son yang naik bus.
“Perkataanmu
tidak ada dalam rekaman CCTV. Jangan buat kesimpulan sendiri.” Tegas Wan Seung
Seol Ok
mengeluarkan ponselnya dan melihat itu telp dari Ho Soon. Wan Seung langsung
meminta agar petugas melacak panggilan ini dan memita Seol Ok agar menjaga agar
tetap berdering. Akhirnya Wan Seung melihat sinyal dari ponsel milik Ho Soon
dan bergegas pergi, sementara Seol Ok mengangkat telp dari adik iparnya.
Beberapa
polisi masuk ke dalam toilet, beberapa wanita panik karena dua pria masuk
toilet wanita begitu juga Wan Seung yang bergegas masuk dengan menahan rasa
malunya danbertanya Apa melihat seseorang menelepon. Petugas kebersihan
binggung memegang ponsel kalau ia yang
baru saja menelepon karena Ada yang meninggalkan ponsel di toilet.
Seol
Ok menuruni tangga eskalator melihat
ponsel yang ditinggalkan, mengetahui Ho
Soon baru saja melakukan transaksi dengan menghabiskan 14 dolar di Y Cafe. Wan
Seung berkomentar adik ipar Seol Ok banyak makan juga.
“Dia akan
bertemu seseorang dan sedang menunggu seseorang di sini. Dia memesan dua latte
dan tiramisu.” Ucap Seol Ok membayangkan Ho Soon yang memesan makanan di cafe.
“Aku
bosan mengatakannya. Apa kau peramal? Bagaimana kau tahu apa yang dia pesan?
Mungkin dia memesan cheesecake.” Keluh Wan Seung melihat cara bicara Seol Ok .
“Dua
latte harganya 10 dollar. Cheesecake harganya 4 dollar 50 sen. Tiramisu
satu-satunya yang empat dolar.” Jelas Seol Ok melihat papan harga di cafe
“Dia bisa
saja pesan americano.” Kata Wan Seung
“Americano
harganya 3 dolar 80 sen. Jika ditambahkan, tidak akan jadi 14 dolar. Ini
matematika.” Ucap Seol Ok
Ia pun
membayangkan kalau Ho Soon akan segera menemui seseorang jadi Itulah sebabnya memesan
kopi dan bisa melihat Ho Soon yang duduk di cafe. Ia tahu Ho Soon yang tidak
membawa koin karena Dompetnya tidak muat membawa uang receh. Wan Seung tak
mengerti seperti tak ada masalah dengan koinnya. Seol Ok yakin Ho Son mungkin dapat koin dari sebuah kasir.
Ho Soon
datang ke sebuah kasir, meminta agar menukar uang koin. Seol Ok datang ke kasir
yang disebelumnya didatangi Ho Soon dengan menukar uang receh lalu bertanya Apa
ada yang datang untuk menukar uang koin. Pegawai itu mengaku ada satu orang dan
menukar koin untuk menelepon. Seol Ok yakin kalau orang yang ditunggu Ho Soon tidak
datang.
Seol Ok
dan Wan Seung berjalan ke telp umum lalu Seol Ok bisa membayangkan Ho Soon yang
berjalan dan menelp seseroang dari telp umum. Ia yakin hubungan dengan pria itu
pasti sangat dekat Karena hafal nomor
telponnya. Wang Seung pikir Mungkin Ho Soon punya kartu nama.
“Dia
menulis memo. Mengapa dia menulis memo jika punya kartu nama?” kata Seol Ok
dengan melihat lembaran kertas yang dituliskan Ho Soon saat menelp
“Kenapa
dia tidak kembali mengambil ponselnya? Aku pikir petugas kebersihan itu baru
menemukannya.” Ucap Wan Seung
“Dia
tidak kehilangan ponselnya tapi dia membuangnya.” Kata Seol Ok
Wan Seung
seperti tak percaya, tapi Seol Ok yakin Ho Soon berada dalam bahaya besar lalu
berjalan pergi.
Ho Soon
sudah sampai di sebuah tempat berjalan sendirian dengan menarik kopernya,
tiba-tiba terdengar bunyi suara klakson dari belakang dan melihat sosok pria
yang menyetir dan langsung tersenyum bahagia.
Ji Won
terlihat sedikit kesal mengetahui Wan Seung pergi begitu saja. Lalu melihat bunga
yang dibawa oleh pegawai dengan melihat itu bunga Proteas dan bertanya kapan
menggunakannya dan Apa bunga itu ada artinya.
“Ini sering
digunakan sebagai buket dan artinya bersyukur dan terima kasih Bisa juga
berarti, "Aku mengirimimu cinta yang manis."” Jelas si pegawai. Ji
Won mengangguk mengerti.
Wan Seung
naik eskalator mengatakan kalau Ho Soon
baru saja pergi melarikan uang Dan memiliki kaki tangan, Jadi dia
membuang ponselnya agar tidak dilacak. Seol Ok pun bertaya mengapa Ho Soon
tidak pergi ke AS menurutnya itu akan lebih aman.
“Dia
menutupinya seperti dia benar-benar pergi ke sana.” Kata Wan Seung
“Lalu mengapa
dia membatalkan tiketnya? Dia membuat paspor, membeli tiket,pergi melalui
imigrasi, dan memasuki lounge . Aku yakin dia mencoba pergi ke AS.” Kata Seol
Ok
“Lalu
kenapa dia berubah pikiran?” pikir Wan Seung,
“Dia
berubah pikiran setelah membeli lipstik.” Kata Seol Ok, Wang Seung binggung apa
maksudnya lipstik kali ini.
Seol Ok
berjalan ke tempat peta dengan mencari sesuatu. Wan Seung yang menemaninya
merasa kalau Ho Soon yang punya uang, mungkin mengunjungi toko bebas bea
terlebih dahulu. Seol Ok pikir Ho Soon mungkin pergi kesana 2 sampai 3 jam
sebelum penerbangan.
“Dia
mengambi sebuah lipstik dengan warna kesukaannya Dan dia terakhir berada
disana. Bukankah itu aneh?” ucap Seol Ok bisa membayangkan Ho Soon yang pergi
dengan memakai lipstik. Wan Seung merasa tak ada yang aneh.
“Hal itu
tidak terbayangkan olehnya. Dia punya waktu dan uang, Tapi dia hanya punya satu
lipstik. Itu seperti mengatakan seekor kucing untuk pulang ke rumah setelah
mencium beberapa ikan di toko. Dan semuanya mulai dijual sekarang. Dia mendapat
panggilan setelah membeli lipstik.” Ucap Seol Ok dengan membayangkan kalau Ho
Soon menerima telp dari nomor yang tak dikenal.
“Ini
panggilan terakhirnya..” Kata Seol Ok memperlihatkan ponsel pada Wan Seung.
“Kode
area 03 adalah Incheon” kata Wan Seung dan mencoba menelp tapi Tidak ada yang mengangkat.
“Itu
telepon umum.” Ucap Seol Ok dan seorang pria memang menelp dari telp umum di
pinggir pantai.
Seol Ok
pikir Jika itu yang menghentikannya
ketika belanja. Wan Seung berpikir kalau Ho Soon diancam. Seol Ok mengelengkan
kepala. Wan Seung mengaku tak berpikir begitu juga.
Di lantai
dua Ji Won melihat persiapan pertunangan masih di lakukan dengan nuansa putih.
Jaksa Kim mendekati sambil berkomentar
tidak melihat Wan Seung. Ji Won mengatakan kalau Wan Seung sedang
menangani kasus dan akan segera datang.
“Bukankah
dia kabur?” sindir Jaksa Kim. Ji Won pikir tak ada alasan Wan Seung kabur
karena ia tidak akan rugi.
“Firma
Hukum Ha and Jung tidak akan menjadi milikmu bahkan jika kau menikahi Wan
Seung. Setengah dari Ha and Jung adalah milik keluarga Jung.” Ucap Jaksa Kim
“Apa
warisan satu-satunya hal yang bisa kau banggakan? Kau harusnya lebih kompeten. Kudengar
kau kalah menangani kasus lagi.” Ejek Ji Won, Jaksa Kim membenarkan.
“Kau bisa
senang sekarang. Begitu aku mewarisi Ha And Jung, kau akan keluar.” Komentar
Jaksa Kim, Ho Won pikir hari seperti itu
tak akan datang.
“Ah, jika
aku mewarisi Ha And Jung, Kau bisa tetap disana. Kau tidak punya tempat lain
dengan keahlianmu.” Ejek Ho Won
“Aku
dengar Wan Seung... masih mencari wanita itu.” Ucap Jaksa Kim sebelum Ji Won
pergi.
Ji Won
terdiam lalu bertanya siapa yang dimaksud. Jaksa Kim pikir Ji Won tak perlu bertindak
seperti tidak tahu. Ji Won mengaku tidak ingin mengganggu tentang masalah itu
karean mereka juga bertunangan bukan karena cinta dan hanya perlu mendapatkan
apa yang dibutuhkan. Jaksa Kim dengan nada mengejek kalau senang mendengarnya.
Ji Won membalikan badan terlihat menahan amarahnya.
Seol Ok
yakin Jika ada yang menghentikannya untuk pergi ke AS setelah dia menelpon, Itu
pasti seorang pria. Ia tahu kalau Ho Son itu kecanduan dengan ponselnya, bahkan
tidak pernah meninggalkan ponselnya Tapi adik iparnya itu membuangnya. Wan
Seung seperti masih tak yakin kalau itu Karena seorang pria. Seol Ok yakin dan
kembali membayangkanya.
Ho Soon
yang berjalan keluar tak pergi naik pesawat, Seol pikir kalau Ho Soon memutuskan
untuk melarikan diri,membuang keluarga dan teman-temannya, Wan Seung masih tak
yakin kalau itu karena seorang pria. Tapi Seol Ok yakin kalau pria itu pasti Orang
yang sangat ahli dan Ho Soon sedang dikontrol.
“Jika
tidak, dia tidak mungkin bisa membodohiku. Dia hanya seorang wanita canggung
yang tidak tahu apa-apa.” Kata Seol Ok. Wan Seung memikirkan tentang Seseorang
yang ahli
Ho Soon
pergi ke counter Check-in yang sudah kosong dan ingin membatalkan penerbangan. Seol Ok pergi ke counter Check In mengaku pernah
melihat modus operasi seperti ini yaitu Wanita yang menghilang dari bandara
setelah membawa sejumlah uang dan Ada pria di belakang wanita itu.
“Orang
itu sudah menikah atau tinggal di luar negeri. Ini jelas sekali tentang kencan
atau penipuan pernikahan.” Ucap Seol Ok dengan nada serius
“Kemudian
kau bisa menunggunya pulang dengan menangis dirumah.” Ejek Wan Seung
“Namun,
dia memanggilnya ke tempat lain untuk menghancurkan bukti. Bukti yang akan
diketahui orang lain.” Kata Seol Ok
“Lalu apa
dia akan membunuh adik iparmu?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengangguk.
“Orang-orang
penipu ini adalah mantan narapidana dan menjadi pembunuh untuk menghancurkan
buktinya.” Kata Seol Ok
Wan Seung
yang mendengarnya merasa kalau Seol Ok itu
berlebihan dan mengajak agar mencarinya. Seol Ok menolak. Wan Seung
pikir Seol Ok itu memerlukan detektif
yang ahli dan berpengalaman. Seol Ok merasa butuh informasi sekarang dan harus
mencari kemana Ho Son pergi dan perlu menemukannya sebelum terlambat.
“Aku melakukan
empat minggu pelatihan sebagai profiler di Akademi Investigasi Polisi Korea.”
Kata Wan Seung kesal
“Aku
butuh profiler yang asli, seperti Inspektur Woo.” Kata Seol Ok. Wan Seung
bingung siapa yang dimaksud. Seol Ok heran Wan Seung yang tak mengenal
Inspektur Woo.
Saat itu
tayangan di layar TV terlihat iklan “Inspektur Woo dari "Wanted
Suspects." Profiler, Inspektur Woo Seong Ha.” Keduanya pun melihatnya. Wan
Seung melihat Profiler Woo ituorang yang memalukan kepolisian dan pembohong.
Seol Ok
membela kalau Profiler Woo bukan pembohong karena telah memecahkan banyak
kasus.Wan Seung mengejek kalau memang banyak Ahjumma yang menjadi
pengemarnya. Seol Ok membela kaalu Inspektur
Woo adalah seorang polisi di level yang lain. Wan Seung makin mengejek kalau
cara seorang profiler memegang pistol dalam iklan. Seol Ok langsung kabur
meninggalkanya.
Keduanya
berjalan di bandara, Seol Ok mengucapkan
Terima kasih atas bantuannya hari ini. Wan Seung merasa seperti Seol Ok yang
mengucapkan selamat tinggal dan mengajak untuk menemukannya. Seol Ok mengaku harus
pergi sekarang.
“Kau
membutuhkanku sekarang.” Ucap Wan Seung bangga
“Orang
yang sangat aku butuhkan adalah Inspektur Woo.” Kata Seol Ok
“Pembohong
itu tidak tahu apa-apa. Dia tidak pernah melakukan penyelidikan jadi Percuma
saja untuk mencarinya.” Ejek Wan Seung. Seol Ok merasa kalau Wan Seung yang
tidak tahu apa-apa lalu bergegas pergi. Wan Seung tak percaya kalau Seol Ok itu
sangat cepat.
Wan Seung
menerima telp dari Kwang Tae dan kaget mengetahui
kalau Jang Do Jang dibebaskan dan restriksinya dibatalkan, lalu mengumpat marah
pada Jaksa Kim lalu bertanya Apa dia melepaskannya sekarang yang menurutnya
tidak masuk akal dan memarahi Kwang Tae yang diam saja?
“Aku juga
baru tahu. Tidak ada yang memberi kita informasi apapun.” Kata Kwang Tae
bersama Dong Ki dalam mobil.
“Aku
benar-benar tidak bisa melakukan ini lagi. Kita memasukkannya ke dalam, mereka
membiarkan keluar. Tangkap dia sekarang sebelum lari.” Ucap Wan Seung marah.
Kwang Tae bertanya alasan apa menangkapnya.
“Karena
percobaan pembunuhan. Aku baru saja bertemu dengan Ahjumma. Jadi Jangan
khawatir.” Kata Wan Seung
“Apa
istri Jaksa Kim mau bersaksi?” ucap Kwang Taek. Dong Ki berisik kalau mereka
harus membawanya lalu melihat Do Jang yang keluar dari penjara.
Do Jang
melihat Kwang Tae datang dengan Dong Ki mengejek kalau tahu akan keluar dan
sebuah mobil sedan siap menjemputnya.
Dong Ki mengaku kalau sering memperhatikannya sementara Kwang Tae masuk
berbicara ditelp dengan Wan Seung.
“Jika kau
belum makan, ayo makan.” Ucap Do Jang seperti sudah kenal dekat dengan Dong Ki
“Kau bisa
makan di kantor polisi bersama kami.” Kata Dong Ki langsung memborgol tangan Do
Jang
Do Jang
binggung baru keluar langsung di borgol kembali. Dong Ki mengatakan kalau akan
membelikanya dan mendorongnya masuk ke dalam mobil. Kwang Tae pikir akan
berbicara dengan Ji Won. Wan Seung merasa akan mengurusnya dan meminta agar
menjaga Do Jang
“Namun,
Jaksa Kim tidak boleh mengetahui kalau ahjumma adalah korbannya. Dia sudah
diintimidasi oleh mertua dan suaminya. Begitu dia tahu, maka semuanya akan
berakhir. Dan kau Jangan khawatir. Dia akan bersaksi.” Ucap Wan Seung yakin. Ia pun
menelp seseorang mengatakan harus mencari adik ipar dari Seol Ok.
Sementara
Seol Ok sibuk mencari sesuatu di tumpukan sampah, seorang petugas keamanan
melihat bertanya apa yang sedang dilakukanya. Seol Ok langsung menghampiri
bertanya di mana membuang barang-barang
daur ulang itu.
“Perusahaan
daur ulang yang membawanya. Mengapa kau bertanya?” ucap petugas
“Bisakah
kau memberitahuku tempat Perusahaan daur ulangnya?” kata Seol Ok
Wan Seung
dalam mobil melihat Seol Ok yang berlari di trotoar mengejek kalau memang cepat
sekali yaitu Seperti teman ahjumma yang kenalnya berlari Cepat tanpa tahu
tujuan. Lalu berteriak memanggilnya dari mobil.
“Kau Mau
kemana?” tanya Wan Seung. Seol Ok berlari ke masuk mobil mengatakan akan pergi
ke Daur Ulang Seodong.
“Untuk
apa?” tanya Wang Seung. Seol Ok menjawab
Untuk menemukan kaset VHS.
“Perusahaan
daur ulang itu mengambilnya beberapa hari yang lalu.” Kata Seol Ok
“Itu
sudah berakhir dan Sudah terlalu banyak sampah sekarang Daur ulang Seodong
berurusan dengan barang-barang plastik...” Kata Wan Seung. Seol Ok tak ingin
banyak bicara menyuruh Wan Seung segera pergi saja.
Seol Ok
sudah sampai menemui beberapa pekerja yang sedang menarik pita kaset lalu
memberitahu kalau sedang mencari kaset VHS. Si pekerha mengaatakan kalau sudah
lama membuangnya. Wang Seung yang melihatnya mengeluh kalau sudah mengatakanya
tapi Seol Ok itu masih tidak percaya.
“Dia
adalah orang yang curiga pada apapun. Bagaimana aku bisa membujuknya? Ahh.. Aku
harus menyiapkan kata-kata yang bagus.” Ucap Seol Ok mengedumel sendiri. Seol
Ok pun berjalan pulang denganw ajah lesu.
Tuan Ha
datang keluar dari acara dengan wajah dingin, Ji Won mencoba menahan Tuan Ha
yang akan pergi menyakinkan kalau Wan Seung akan segera datang dan Mereka
sedang mencarinya. Tuan Ha seperti kecewa tak banyak bicara hanya menatap dan
langsung pergi.
Ji Won
menerima telp dari Sek Jung mengetahui Wan Seung ada di Baebang-dong dan
bertanya apakah itu unit adn meminta agar menghubunginya kalau memang sudah
tahu tempatnya dan kirim mobil kesana.
Kyung Mi
sibuk di dalam restoran, Seol Ok masuk dengan wajah kesal karena membuangnya.
Kyung Mi bertanya apa yang dibuang. Seol Ok mengatakan kalau itu Kaset VHS dan
perlu memeriksa sesuatu.
“Kau
bilang "Wanted Suspects"? Kau bisa mendownloadnya.” Ucap Kyung Mi
“Tidak
ada jika sudah tiga tahun.” Kata Seol Ok
“Hanya
orang gila sepertimu yang mendownload acara itu.” Ejek Kyung Mi
“Kau
seharusnya menghentikanku.” Keluh Seol Ok, Kyung Mi pikir sudah melakukannya.
“Kau
seharusnya menyuruhku untuk menyimpannya.” Kata Seol Ok merasa menyesal
Kyung Mi
pikir temanya tak mungkin mendengarkannya. Seol Ok merasa mungkin tahu siapa
yang melakukannya jika memiliki kaset itu. Kyung Mi megejek temanya yang berpura-pura
mendengarkan namun akhirnya melakukan apa yang diinginkanya dan makanya ada alasan untuk melakukanya. Seol Ok senang
melihat ada kotak kardus di bawah meja.
“Seharusnya
kau memberitahuku lebih awal.” Ucap Seol Ok bahagia melihat isinya.
“Aku
takut kau akan membuangnya jika aku memberitahumu. Kau hanya bertahan beberapa
hari saja.” Ejek Kyung Mi
Seol Ok
bahagia menemukan kaset video [Wanted
Suspects] lalu mengungkapkan rasa cinta pada temanya dan heran melihat Wan
Seung berdiri di depan restoran lalu berlari masuk ruang bawah tanah Kyung Mi bertanya-tanya siapa pria itu.
Didepan
restoran
Wan Seung
kembali mengomel sendiri dengan Seol Ok yang
berusaha keras untuk mendapatkannya padahal sudah menawarkan bantuan dan
berpikir harus pergi saja. Tapi menyakinkan diri kalau bukan waktunya untuk
berbangga diri atau egois.
Lalu ia
melihat seorang polisi yang sedang berpartroli, tapi tak bisa memanggilnya
karena sedang mengunakan jas. Tapi si polisi seperti sadar dengan keberadan Wan
Seung.
Sementara
Seol Ok memutar kembali video milik Profiler Woo dengan slogan “akan menangkap
penjahat bersamamu.” Tatapan Seol Ok terlihat sangat serius menontonya.
Dua
petugas di kantor terlihat terpana melihat sosok wanita dengan high heels masuk
ruangan. Si senior menyuruh juniornya
bersih-bersih ruangan dan akan berurusan dengan wanita cantik. Juniornya mengejek
kalau ia yang akan berurusan dengan orang mabuk saja.
“Letnan
Ha Wan Seung tidak ada di sini?” tanya Ji Won. Polisi Senior bertanya apakah
itu Detektif yang dipindahkan?
“Dia
belum lama tinggal disini dan Aku orang yang bertanggung jawab atas tempat ini.
Aku bisa menyelesaikan semua masalahmu.” Kata Polisi senior
“Aku
ingin tahu di mana Letnan Ha sekarang. Bisakah kau mencari tahu? Apa kau
melihatnya hari ini?” ucap Ji Won
“Ya,
ketika aku mau kesini, Dia ada didepan tempat makan siang di persimpangan
jalan. Dia dekat dengan Guru Yoo yang bekerja di sana.” Kata Si polisi junior.
Ji Won binggung siapa yang dimaksud “Guru Yoo”
“Apa
mungkin Guru Yoo yang kau sebut adalah seorang wanita?” tanya Ji Won. Si polisi
Junior membenarkan kalau ia wanita yang Dia
sangat cantik, imut, dan manis. Ji Won terlihat menahan cemburu.
Seol Ok
keluar dari restoran berjalan sendran, Wan Seung mengikutinya dengan mobil bertanya
mau pergi kemana Seol Ok. Seol Ok sambil berjalan mengatakan akan pergi Ke tempat
penculikan itu akan terjadi. Wan Seung tertaya apakah tahu lokasi kejadiannya.
Seol Ok mengaku tahu walaupun hanya Sedikit.
“Apa Kau
tidak membutuhkan tumpangan?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengaku mungkin
membutuhkanya. Wan Seung menyuruh Seol Ok masuk.
“Aku tak
menolak kalau kau bersikeras.” Kata Seol Ok berpura-pura meninggalkan harga
dirinya.
Ji Won
pergi dengan mobilnya ke restoran dan tak melihat Wan Seung ada didalam, lalu
melihat foto mobil Wan Seung yang sedang di parkir sebelumnya. Ia pun berpikir Ha
Wan Seung sedang bersama wanita lain yang Lucu dan manis dan menatap ke arah
Kyung Mi merasa kalau wanita itu tak seperti yang ada dalam bayanganya.
Seol Ok
sudah di dalam mobil sambil melihat foto-foto yang dimiliki oleh Ho Soon tapi
tak terlihat wajah si pria dengan jelas. Wan Seung pun bertanya Apa itu ada
hubungannya dengan adik iparnya yang hilang. Seol Ok pikir Wang Seung tak perlu
tahu dan peduli
“Aku
hanya berusaha membantumu. Siapa tahu? Aku mungkin butuh bantuanmu suatu hari
nanti. Kita perlu saling membantu. Memberi dan menerima.” Ucap Wan Seung
“Tetap
diam saja sudah membantuku saat ini.” Kata Seol Ok sinis dan melihat isi kontak
dengan melihat nama Min Woo dan itu Nama
tanpa marga keluarga.
Sementara
Wan Seung yang bosan memilih untuk bernyanyi. Seol Ok sibuk menelp tapi ponsel
Min Woo yang tak aktif dan menyuruh Wan Seung diam karean mengganggu
konsentrasinya. Wan Seung kesal, dan bertanya Bagaimana Seol Ok bisa tahu tempat Ho Soon akan diculik, Seol
Ok mengaku tidak 100 persen yakin...
“Aigoo...kau
bilang hanya berbicara saat yakin 100 persen.” Ejek Wan Seung
“Itu
ketika aku menangkap penjahat. Sekarang, aku mencari seseorang. Kita pergi
kemana saja yang bisa jadi itu tempatnya.” Kata Seol Ok
“Mengapa
kau berlebihan saat dia berkencan karena cinta?” keluh Wan Seung. Seol Ok yakin
kalau Ini penculikan. Wan Seung tak mau berdebat mengangguk setuju saja.
Seol Ok
memperlihatkan sebuah brosur didepan wajah Wan Seung. Wan Seung mengomel kalau
sedang menyetir dan tidak bisa membaca. Seol Ok mempertegas dengan brosur yang
dibawanya kalau itu Bali Tour. Wan Seung pikir kalau Ho Soon itu pergi ke Bali.
“Dia
tidak naik pesawat.” Kata Seol Ok. Wan Seung kesal kemana sebenarnya Ho Soon
pergi. Seol Ok meminta Wan Seung memperhatikanya baik-baik.
“Bali....
Itu Bali....” ucap Wan Seung kesal. Seol Ok mengumpat Wan Seung itu bodoh dan
mencari sesuatu lalu menemukan sebuah stocking dan berpikir kalau ada ada
wanita yang pernah naik mobil.
“Jangan
lihat aku seperti itu. Aku yakin adik iparmu ada di Bali. Dia mungkin berpesta
disana.” Kata Wan Seung
Di kantor
polisi
Do Jang
kembali masuk sel tahanan dan tertawa sendiri seperti orang gila seperti tak
percaya. Dong Ki hanya bisa menatap dari luar tahanan. Kwang Tae bertemu dengan
Kepala Polisi. Kepala Polisi tak habis pikir denga Kwang Tae yang memasukkan
Jang Do Jang lagi dan menurutnya semuanya tak akan beres.
“Kenapa
kau membawanya lagi? Terserahlah. Kau bisa membiarkan Jaksa yang mengurusnya. Aku
benar-benar membenci pria itu.” Ucap Kepala Polisi
“Dia
didakwa hanya karena pencurian. Dia bebas dengan denda 1.000 dolar. Apa itu
masuk akal? Jika kepolisian seperti kita menjadi begini, Dia tidak akan pernah
bisa hidup sebagai orang yang dihormati.” Kata Kwang Tae
“Kapten
Bae, tolonglah.” Ucap Ketua, Kwang Tae membalas dengan memohon pada atasnya.
Seol Ok
melhat ada pensil eyeliner di laci dashboard. Wang Seung melihat kalau itu
miliknya dan bertanya apa yang akan dilakukanya. Seol Ok mengakataka kalau akan
Memberitahu jawabannya dan bisa membayangan Ho Soon yang menulisk diatas brosur
dan ia pun mulai mengarsirnya da yakin kalau Inilah tempat dimana Ho Soon akan
diculik. Wan Seung mengejeknya.
Jaksa Kim
menerima telp kalau polisi yang menangkapnya tanpa surat perintah dan kepala
polisi yang mengabaikan seorang Jaksa, menurutnya Kasusnya tidak memenuhi
syarat untuk dilakukan penangkapan
darurat. Ia bahkan kaget mengetahui Do Jang yang melakukan Percobaan pembunuhan
padahal tidak memiliki korban lalu bertanya siapa korbanya.
Dong Ki
dalam ruangaan membahas kalau mendengar Jaksa Kim menelepon dan sangat marah. Kwang Tae pikir kepala polisi itu petugas
polisi jadi tidak akan melepaskan seseorang seperti Jang Do Jang. Kepala Polisi
masuk ruangan.
“Kepala,
aku dengar kau berbicara dengan Jaksa Kim.” Ucap Kwang Tae. Kepala polisi mengatakan
kalau memberitahunya bahwa korban akan bersaksi. Namanya Yoo Seol Ok. Aku
memberitahunya nama itu.” Ucap Kepala. Keduanya kaget
“Apa kau
benar-benar mengatakan Yoo Seol Ok-ssi...korbannya?” kata Kwang Tae panik
“Mengapa
aku tidak bisa memberitahukan detail
penting seperti itu? Aku bukan orang bodoh.” Kata Ketua Polisi
Keduanya
menaiki tangga binggung yang akan dilakukan, Kwang Tae pikir lebih baik Wan
Seung tak perlu tahu karena sebuah
kesalahan jadi tak harus melaporkannya kepada
Wan Seung. Dong Ki memikirkan kalau nanti Wan Seung tahu dan akan marah pada mereka.
Kwang Tae pun berpikir yang sama.
“Sementara
kita membahas topik ini.. Kau yang termuda disini, jadi kau yang harus melakukannya.” Ucap Kwang
Tae. Dong Ki mengeluh kenapa harus dirinya
“Aku
bahkan tidak mengenalnya dengan baikDan kaulah orang yang setuju dengannya. Kau
juga bersamanya pada saat itu.” Ucap Kwang Tae. Dong Ki langsung menolak
“Kita
harus memecahkan masalah ini, jadi lakukan saja.” Kata Kwang Tae merengek. Dong
Ki tetap tap mau dan berjalan pergi. Kwang Tae pun kesal melihat Dong Ki yang
tak mau mendengarkanya.
Bersambung
ke part 2
D tunggu part2 nya
BalasHapusseruuuuu.....
BalasHapus