Sam Kyu
yang bangga dengan dirinya yang diperebutkan oleh dua wanita berjalan pulang.
Saat anak buah Eun Hee berjalan mendekatinya dan langsung memberika pukulan
kalau tak pernah mendengarkan ucapanya. Sam Kyu binggung siapa pria yang
tiba-tiba memukulnya.
“Aku
bilang padamu untuk memecat Jae Bok. kenapa kau tidak melakukannya?”ucap Si
pria dan Sam Kyu pun kena pukul tanpa henti.
Won Jae
mencuci pakaian saat itu Jae Bok datang bertanya apakah temanya sudah selesai mencuci pakaian. Won
Jae mengangguk kalau hanya mencuci
celana dalam karena Sekarang sudah punya pacar, jadi butuh pakaian dalam yang
bagus.
“Lihatlah
setelah kau bertempur seperti anjing dengan Hye Ran” ejek Jae Bok
“Cinta
harus dimenangkan, Lalu Apa Hae Wook ngompol lagi?” tanya Won Jae. Jae Bok
mengatakan kalau tidak untuk malam ini.
“Dia
pasti suka berada dengan ayahnya dan Jung Hee baik dengan anak-anak..” Komentar
Won Jae dan ingin membantu temanya mencuci dengan mesin cuci. Jae Bok tahu Jung
Hee memang orang yang baik
“Dia dulunya
sangat baik, Apa yang terjadi padanya? ” Komentar Won Jae
Jung Hee
dan Eun Hee pulang bersama, Jung Hee pun meminta maaf karena telah membuat Eun
Hee menunggu lama hari ini. Eun Hee mengaku kalau Tidak masalah dan menyakinkan
kalau baik-baik saja hari ini serta sudah berusaha keras untuk bersikap normal.
“Terima
kasih telah mencoba.” Ucap Jung Hee. Eun Hee mengaku senang karena menerima
pujian dari Jung Hee dan Jung Hee pun pamit lebih dulu naik ke lantai atas.
“mandilah
dengan santai dan Bersantai di bak mandi.” Kata Eun Hee. Jung Hee mengangguk
dan melangkahkan kaki naik ke lantai atas.
Jung Hee
berada di lantai atas mengingat saat makan makan, kalau Eun Hee tahu kalau Na
Mi menggunakan Tanda tangan persetujuan sebagai alasanuntuk datang ke kantor.
Akhirnya ia mencoba menelp Tuan Oh Se Kyu
“Bagaimana
cara untuk memeriksa bug?” kata Jung Hee mengunakan telp di ruangan kerjanya.
Sementara
Eun Hee di kamar mengingat ucapan Jung Hee "Terima kasih Karena sudah
mencoba" lalu dengan tatapan psikopatnya kalau dirinya itu mencintai Jung
Hee hanya untuk mendengar berterima kasih padanya. Ia mengambil sebuah tas yang
berisi guntingan kemeja
“Berapa
lama aku harus mencoba? Mengapa aku harus mencoba? Kenapa aku... bukan orang
yang paling berharga bagimu? Kenapa bukan aku?” kata Eun Hee melampiaskan
amarahnya dengan mengunting boneka Hae Wook.
Jung Hee
dalam kamar menerima pesan “Kami telah menemukan bug didalam telepon Anda.” Lalu
dengan wajah penih amarah kalau Eun Hee yang sudah menyadapnya.
Eun Hee
masih mengunting bonek dan terdengar bunyi ketukan pintu, dengan wajah panik
buru-buru membereskan semuanya dan memasukan ke dalam tas serta berusaha untuk
bersikap biasa. Jung Hee masuk kamar,
Eun Hee pun bertanya apakah Jung Hee membutuhkan sesuatu mengaku sangat lelah
dan baru saja ingin tidur.
“Apa Kau
tidak ganti baju?” sindir Jung Hee melihat Eun Hee masih mengunakan gaun. Eun
Hee mengaku baru saja ingin menganti bajunya. Jung Hee tiba-tiba mendekat dan langsung
menaruh tangan di leher Eun Hee seperti ingin mencekiknya, Eun Hee panik.
“Aku
kesana kemari tapi aku merindukan wajahmu” akui Jung Hee berbohong dengan
memegang wajah Eun Hee. Eun Hee tak percaya Jung Hee bisa mengatakan itu
padanya.
“Kau baru
saja melihat ku, tapi kau sudah merindukanku?” kata Eun Hee malu-malu. Jung Hee
mengaku tak mengerti karena Tiba tiba Aku merindukannya, lalu melihat ada luka
dibagian tangan Eun Hee.
“Apa yang
terjadi dengan tanganmu?” tanya Jung Hee sedikit panik.
Eun Hee
mengaku kalau tadi membuka sesuatu jadi
kena sobekan. Jung Hee memberikan kecupan di kening Eun Hee seperti mencoba
menahan emosi mengucapkan Selamat malam. Eun Hee terdiam seperti tak percaya menerima
perhatian dari Jung Hee lalu memeluknya dengan erat.
Jae Bok
mempersiapkan diri untuk berkerja lalu
menatap tas hitam yang dipilih Bong Goo
sebelumnya, senyuman pun terlihat. Hye Ran masuk kama melihat Jae Bok yang akan
pergi kerja dan melihat tas Jae Bok yang bagus.
“Itu
hadiah dari Pengacara kang, kan?” ucap Hye Ran, Jae Bok mengatakan kalau
mengaku itu bukan hadiah.
“ Apanya
yang bukan? Ketika seorang pria
memberikan wanita tas, dia pasti menginginkan sesuatu. Ini Cocok untukmu” goda
Hye Ran . Jae Bok menegaskan bukan seperti itu dan berusaha menyangkalnya lalu
pergi dengan memanggil anaknya untuk pergi sekolah. Hye Ran yang melihatnya
mengaku iri pada Jae Bok.
Jung Hee
sedang berada di kamar, Eun Hee datang akan memilihkan pakaian. Jung Hee
mencari sesuatu di lemarinya bertanya apakah Eun Hee itu melaundry kemeja
garis-garis biru kesukaanya. Eun Hee melotot terlihat panik, lalu berpura-pura
mencarinya dengan mengusulkan kemeja yang lainya.
Jae Bok
dan Bong Goo terdiam melihat Sam Kyu yang terbaring di rumah sakit dengan penuh luka. Jae Bok heran
yang terjadi pada Sam Kyu seperti merasa kasihan. Bong Goo pun menduga sesuatu. Sam Kyu yang kesakitan meminta agar mereka
jangan banyak tanya dan Jangan meminta sesuatu.
“Ini
terjadi karena aku, kan?” kata Jae Bok, Sam Kyu mengelak kalau bukan karena Jae Bok.
“Benar
kan karena dia. Apa permintaan yang kau tolak sampai sampai dia melakukan ini
padamu? Beritahu kami.” Kata Bong Goo marah. Sam Kyu malah menanyakan keadaan
Na Mi apakah baik-baik saja.
Flash Back
Sam Kyu
yang sudah babak belur ditarik rambutnya oleh anak buah Eun Hee. Si pria
meminta agar Sam Kyu memberitahu Kang Bong Goo untuk menjaga adiknya Jung Na Mi
agar dibawah kendalinya karena sudah ada di didalam daftar target selanjutnya.
Jae BOk dan Bong Goo kaget mendengar cerita Sam Kyu dan saling menatap tak
pecaya.
Jae Bok
dan Bong Goo berjalan bersama, Bong Goo terlihat sangat marah. Jae Bong
langsung menahan sebelum masuk restoran meminta agar bicara berdua saja dengan
Na Mi. Bong Goo pun tak menolak karena
emosinya masih tinggi.
“Situasi
seperti ini..sepertinya terlihat akrab.. Betul kan?” ucap Jae Bok saat datang
menghampiri Na Mi.
Teringat kembali
saat pertemuan pertama mereka di restoran, Jae Bok menyindir Na Mi yang seharusnya
berdiri untuk menghormati orang yang lebih tua. Akhirnya Jae Bok pun duduk
berhadapan dengan Na Mi
“Kau tahu
kalau kau masih berhutang padaku kan, merayu suamiku, menyakiti aku dan
menghancurkan keluarga kami.”kata Jae Bok, Na Mi tertunduk meminta maaf.
“Jadi bayar
kembali utangmu dengan cara, Jangan
berpikir tentang balas dendam pada Lee Eun Hee. Lupakan semuanya dan lanjutkan
hidupmu.” Kata Jae Bok. Na Mi tak percaya Jae Bok bisa berkata seperti itu.
“Berjanjilah
untuk membayar kembali hutangmu” tegas Jae Bok. Na Mi hanya diam ternyata semua
tingkahnya diketahui oleh Jae Bok.
Jae Bok
dan Na Mi keluar dari restoran melihat Bong Goo yang sudah menunggu. Na Mi
kaget melihat kakaknya yang datang juga lalu mengoda keduanya yang selalu
bersama-sama dan berpikir kalau sedang berkencan. Bong Goo pun meminta Jae Bok
pergi lebih dulu. Jae Bok pun meninggalkan kakak adik agar bisa bicar bersama.
Keduanya
duduk di taman, Bong Goo memanggil nama adiknya “Na Mi” Sementara Na Mi kaget
dengan sikap kakaknya karena selama ini selalnu memanggilnya "Jung Na Mi,
Brengsek ini," Bong Goo dengan wajah serius mengatakan Mulai sekarang, akan
jadi Oppa yang sesungguhnya. Na Mi heran dengan perkataan Bong Goo yang tak
seperti biasanya.
“Karena
itu...Jangan melakukan sesuatu yang berbahaya lagi. Berhenti dari perusahaan
itu dan lakukan sesuatu yang lain. Kalau kau tidak ada kerjaan, maka datanglah
bekerja dengan kami” ucap Bong Goo
“Bagaimana
aku bisa melakukan itu? Nyonya Sim itu disana” kata Na Mi
“Apapun
itu. Aku khawatir sesuatu akan terjadi padamu Jika sesuatu terjadi lagi ... Apa
kau tahu ... bagaimana perasaanku ketika aku berpikir kau sudah mati?” ucap
Bong Goo, Na Mi seperti tak percaya Bong Goo ternyata memang mengkhawatirkanya.
“Jadi
jangan lakukan sesuatu yang berbahaya. “ pinta Bong Goo lalu tiba-tiba muak
membicarakannya dan bergegas pergi mengaku sangat sibuk. Na Mi langsung menarik tanganya.
“Oppa.. Apa
kau benar-benar akan jadi Oppaku yang sebenarnya?” kata Na Mi menyakinkan. Bong
Goo mengeluh dengan Na Mi yang tidak percaya. Na Mi terlihat bahagia dan
meminta agar digendong oleh Bong Goo untuk naik kuda-kudaan. Bong Goo pun
kembali mengomel tapi dengan tanda sayang.
Tuan Oh
datang memberikan detail dokumen real estate Lee Eun Hee dan itu apabila ketua
sakit dan meninggal.. Jung Hee menyela kalau
tidak tertarik karena hanya ingin merawat perusahan istrinya, lalu
menyuruhnya pergi dan mengucapkan terimakasih.
Ibu Jung
Hee menelp anaknya, Jung Hee kaget mengetahui tentang apartemeny. Ibu Jung Hee
bercerita kalau melihatnya dengan Eun Hee kemarin dan betapa menyenangkan itu,
lalu bertanya apakah Eun Hee tak memberitahukanya.
“Tidak,
dia bukan tipe orang yang suka membual tentang hal-hal seperti itu.” Kata Jung
Hee
“Tentu
saja. Eun Hee itu baik, orang yang bijaksana.” Ungkap Ibu Jung Hee kali ini
memuji. Eun Hee yang sedang melakukan jogging bisa mendengar pujian dari Ibu Jung
Hee tentangnya, senyuman pun terlihat sangat lebar.
Jung Hee terburu-buru
membuka amplop lalu merasakan tanganya yang sakit, dan teringat kembali saat
melihat tangan Eun Hee yang terluka. Eun Hee mengaku membuka sesuatu.
Sementara
Eun Hee sedang melakukan Jogging dengan wajah bahagia, Nyonya Choi sedang
berkonsultasi dengan dokter menceritakan Gejala-gejalanya telah memburuk
akhir-akhir ini dan Eun Hee sering tidak bisa mengendalikan kemarahannya.
“Eun Hee
harus dirawat dan menerima perawatan ... sebelum penyakitnya mendapat luar
kendali.” Kata Dokter.
Eun Hee
berhenti berlari mengingat cerita Jung Hee kalau Jung Na Mi datang ke kantor
hari ini dan melihat ponselnya dengan titik merah yang bergerak, wajahnya panik
melihat Jung Hee yang pulang ke rumah lalu bertanya-tanya kenapa tiba-tiba
pulang.
Jung Hee
berteriak masuk ke rumah dengan memanggil Eun Hee, karena tak ada sahutan
akhirnya berusaha masuk kamar dengan mengunakan kawat. Eun Hee panik dan terus
berlari mencoba menghalangi Jung Hee sebelum masuk kamarnya.
Jung Hee
mencari ke bagian lemari betapa terkejutnya melihat kain kemeja kesukaan sudah
di gunting-gunting, padahal sebelumnya Eun Hee mengaku tak tahu dan
berpura-pura mencarinya. Lalu ia pun melihat boneka Hae Wook yang sudah
digunting-gunting.
Eun Hee
langsung masuk kamar dan berpura-pura bertanya kenapa pulang disiang hari. Jung
Hee memegang boneka milik anaknya, Eun Hee kaget karena Jung Hee bisa
menemukanya. Jung Hee terlihat marah dengan Eun Hee yang mengambil dan
melakukan itu pada anaknya.
“Aku
hanya ... Aku terluka... Aku sangat iri dengan Hae Wook” akui Eun Hee yang
pernah melihat Jung Hee memeluk Hae Wook
dengan memujinya cantik.
“Aku
sangat cemburu dengannya” akui Eun Hee. Jung Hee makin marah mengetahui alasan
cemburu.
“Apa
masuk akal orang dewasa cemburu dengan anak anak? Apa kau tidak ingat mengapa aku
meninggalkan Moon Eun Kyung? Apa kau tidak ingat kau melakukan ini lagi?” kata
Jung Hee benar-benar marah berjalan pergi.
Eun Hee
langsung menarik tangan dan meminta maaf pada Jung Hee, Jung Hee menyuruh Eun
Hee diam karean tahu kalau Boneka itu hal yang paling berharga bagi Hae Wook
dan mengambilnya, padahal tahu kalau Hae Wook, yang paling dicintainua. Eun Hee
terus mencoba meminta maaf, Jung Hee yang benar-benar marah tak peduli lagi.
“Aku
tidak bisa hidup seperti ini. Aku tidak bisa hidup dengan ...Moon Eun Kyung
yang menakutkan. Aku tidak bisa!” ucap Jung Hee marah mendorongnya, tapi Eun
Hee tak mau melepaskan tanganya.
“Tidak,
tidak, Jung Hee... Aku bukan Moon Eun Kyung.. Aku bukan Moon Eun Kyung lagi.” Kata
Eun Hee mencoba meyakinkan.
“Kau
memang Moon Eun Kyung... Kau belum berubah sama sekali. Kau masih Moon Eun
Kyung... Aku tidak bisa hidup seperti ini... Aku tidak bisa hidup dengan Moon
Eun Kyung yang menakutkan... Aku tidak bisa!” teriak Jung Hee benar-benar muak dan
pergi.
Jung Hee
pergi dengan mobilnya dan tiba-tiba berhenti dan langsung muntah, seperti
menahan amarah selama ini. Sementara Eun Hee duduk sendirian dikamar teringat
kembali saat Jung Hee mengatakan kalau tidak bisa hidup dengan Moon Eun Kyung
yang menakutkan.
“Aku akan
menjadi lebih baik. Aku benar-benar ... ingin menjadi baik.” Kata Eun Hee mengeluarkan
banyak obat-obatan sambil menangis, lalu melihat ponsel yang disadap untuk Jung
Hee berdering dan Na Mi yang menelpnya.
Na Mi
mengeluh Jung Hee yang lama sekali mengangkatnya lalu meminta maaf karena
menelpnya lagi dan berjanji kalau ini untuk terakhir kaliny. Ia pun memberitahu
kalau akan pergi tapi tetap mencintai Jung Hee dari lubuk hatinya.
“Na Mi...
Haruskah kita kabur saja? Haruskah aku meninggalkan semuanya .. dan melarikan
diri bersamamu?” kata Jung Hee terlihat sangat frustasi
“Oppa.
Apa terjadi sesuatu?” kata Na Mi binggung
“Kau
sekarang dimana?Aku merindukanmu.” Akui Jung Hee sambil menahan tangisanya. Eun
Hee mendengarnya kembali terlihat sangat marah. Jung Hee pun meninggalkan
semuanya dari jam tangan, ponsel, pulpen, dompet dan juga kunci mobil dan
bergegas pergi.
Na Mi memoles
bibirnya dengan lipstik dan sudah menyiapkan makanan diatas meja, Eun Hee juga
sudah memasang antik seperti siap-siap untuk pergi. Bong Goo menelp adiknya
menanyakan keberadaanya, Na Mi mengaku kalau baru saja akan pulang dan bertanya
balik keberadaan kakaknya.
“Aku
mengemudi di Seoul dari pertemuan di Gwangju. Apa ada sesuatu yang kau inginkan
untuk makan malam? Ayo kita makan.” Ucap Bong Goo
“Kenapa
kau ini? Makanlah di rumah. Aku membuat ‘kan makan malam yang enak” kata Na Mi
bangga. Bong Goo tak percaya Na Mi membuatkan makanan untuknya.
“Mengemudilah
dengan hati - hati.” Pesan Na Mi lalu mengucapkan pada Bong Goo terimakasih
karena sudah menjadi Oppa yang sebenarnya.
“Terlalu
cepat untuk berterima kasih padaku, Aku
akan melihat apa yang kau lakukan, dan aku akan menarik perkataanku kalau kau
berperilaku buruk. Sudah dulu, brengsek!” kata Bong Goo lalu menutup telpnya. Na
Mi tersenyu mendengarnya karena kakaknya yang berkata buruk tapi memberikan
perkataan lebih.
Na Mi dan
Jung Hee saling bertatapan dengan wajah sedih, diam-diam anak buah Jae Bok
melihat dari kejauhan. Keduanya pun bertemu di sebuah cafe, Jung Hee pun
bertanya apakah Na Mi benar-benar akan pergi. Na Mi menceritakan aklau berencana
untuk pergi ke pinggiran kota di suatu tempat,mendapatkan pekerjaan paruh
waktu, dan mencari tahu apa yang akan di lakukan.
“Apa kau
butuh bantuanku?” tanya Jung Hee, Na Mi pikir tak perlu
“Oppa.
kau kelihatan sangat lelah. Aku berharap Oppa akan bahagia, Bukan seperti ini. Aku
berharap kau benar benar Bahagia” kata Na Mi dengan memegang tangan Jung Hee.
Keduanya pun saling bertatapan. Dibalik pohon Eun Hee melihatnya dengan tatapan
dingin.
Jae Bok
menerima telp Na Mi, Na Mi ingin tahu kalau dirinya sekarang sedang bersama
seseorang, didepanya terlihat Eun Hee yang sedang berjalan. Jae Bok panik
merasa Na Mi itu sudah gila dan menyuruhnya. Na Mi pikir tak ada alasan untuk
pergi.
“Ini
kesempatan yang baik. Aku akan mengganggu sedikit demi sedikit dan mendapatkan bukti Kalau dia itu orang gila.” Ucap Na Mi
“Itu
berbahaya. Pergilah dari sana” ucap Jae Bok panik
“Jangan khawatir.
Aku mati hanya sekali.” Kata Na Mi
Jae Bok
yang panik menanyakan kebenaraan Na Mi sekarang, Na Mi tak memberitahu dan
langsung menutup telpnya. Jae Bok kebinggungan
yang harus dilakukan, lalu menelp Bong Goo seperti memberitahu tentang Na Mi.
Jae Bok
dan Bong Goo mengemudikan mobil sambil mencoba menelp Na Mi tapi tak diangkat.
Bong Goo mengumpat marah pada Na Mi yang selalu bertindak sendirian lalu
mengemudikan mobilnya lebih cepat.
Na Mi dan
Eun Hee akhirnya berhenti di dekat taman. Eun Hee membahas kalau Na Mi dan
Bryan berkencan itu hanya bohong. Na Mi dengan nada mengejek kalau Eun Hee
pasti sudah tahu dari awal. Eun Hee mencoba menahan emosi dengan bertanya apa yang dibicarakan dengan Jung Hee.
“Sudah
kuduga.. Kau sedang mengawasi kami” ejek Na Mi, Eun Hee ingin tahu apa yang
mereka bicarakan
“Ahjumma
terlalu mencekiknya. Uang dan ketenaran yang bagus, tapi dia ingin meninggalkan
semuanya dan kabur bersamaku. Karena itu aku menyetujuinya, Lagipula Dia sudah
bercerai jadi aku bilang ayo kita lari bersama-sama. Aku juga berhenti dari
perusahaan. Aku bilang dengannya, dan ia mengatakan ingin melakukan hal yang
sama. Dia merasa buruk dengan anak-anaknya, tetapi dia bilang akan menyelesaikannya
dan datang padaku” ucap Na Mi sengaja ingin membuat Eun Hee marah dan
memperlihatkan sifat aslinya.
“Benarkah?
Jadi begitu saja” ucap Eun Hee tenang. Na Mi binggung karean sisi kegilaan Eun
Hee yang tidak keluar
“Selamat
tinggal.. hiduplah dengan baik.” Ucap Eun Hee, Na Mi pun juga berpesan agar Eun
Hee hiduplah dengan baik lalu membalikan badan.
Eun Hee
tiba-tiba langsung memukul kepala Na Mi dengan tas, Na Mi kaget menerima
pukulan dan berusaha menahanya, Eun Hee tak bisa mengontrol emosi terus
memukulnya. Na Mi melihat Eun Hee ternyata memang benar-benar gila.
Seperti
Eun Hee sudah tak bisa menahan emosi dan langsung mendorong Na Mi sekita
tenaga. Na Mi langsung jatuh terpelanting dari batas jalan. Eun Hee panik
melihat Na Mi yang jatuh dengan luka dibagian kepala.
Jae Bok
sampai ditaman mencoba menghubungi Na Mi tapi tak diangkat, lalu berlari masuk
ke taman sambil memanggilnya. Na Mi bisa melihat dengan mata buram Eun Hee
dengan gaunya berada di pembatas jalan dan akhirnya tak sadarkan diri.
Eun Hee
berjalan mendekati Na Mi, berusaha untuk memegangnya tapi seperti sudah tak
bernyawa. Bong Goo berusaha menelp Na Mi sambil mengemudi dan mengomel karena
tak mengangkat ponselnya. Eun Hee yang panik berusaha kabur dengan membawa
ponsel Na Mi.
Jae Bok
terus berjalan dengan menelp Na Mi yang tak mengangkat telpnya, lalu melihat
tas milik Na Mi lalu kaget melihat tubuh Na Mi yang tergeletak di bawah. Ia pun
berlari mendekatinya tapi dibuat lemas karena Na Mi seperti sudah tak bernyawa.
Eun Hee berusaha kabur sambil menelp dan membalikan badan seperti ketakutan
bertemu dengan seseorang.
Bersambung
ke episode 17
aq seneng bgt baca sinopsis disini. oia, cm ngingetin aj, ceritanya sgt menegangkan&seru. lanjut terus y sinopsis ms perfect nya. makasi
BalasHapusSampe episode brpa sih.. Ak fkir cm 16..
BalasHapuskeren banget si ms perfect inii...
BalasHapusini film seriously keren banget,, tiap ending episodenya selalu bikin penasaran..
BalasHapus