Jung Hee
memastikan kalau Jae Bok sudah mengajukan komplain. Jae Bok pikir tak
perlu mengulur waktu dan Jung Hee tidak
bisa menemui anak-anak semaunya sebelum sidang berakhir dan membutuhkan izin
untuk menemui mereka Begitu juga ibu mertuanya. Jung Hee seperti tak percaya
dengan Jae Bok yang bisa berkata seperti itu.
“Itu yang
ingin kukatakan kepadamu.” Kata Jae Bok, Jung Hee pun setuju mengajak mereka
untuk ke pengadilan.
“Aku akan
mengajukan permintaan formal ke pengadilan untuk menemui anak-anakku” ucap Jung
Hee. Jae Bok mengumpat Jung Hee itu egois.
“Apa Kau
melakukan segalanya semaumu, dan menginginkan anak-anak juga?” ucap Jae Bok.
Jung Hee tak peduli dengan pemikirkan Jae Bok.
“Keadaan
akan berubah saat persidangan berakhir.” Kata Jung Hee yakin. Jae Bok menantang
kalau itu hanya dalam pikiranya.
Jung Hee
keluar dari kantor bertemu dengan Bong Goo yang baru datang. Bong Goo menyapa
dan bertanya tentang persiapan
pengadilannya. Jung Hee mengetahui Bong Go yang menjadi pengacaranya Jae Bok
dan mulai mengumpat.
“Aku
seorang pengacara.” Tegas Bong Goo tak ingin dipanggil dengan umpatan
“Dasar Bedebah.
Aku akan mencari tahu niat mesummu.” Kata Jung Hee
“Aku
tidak mesum, tapi Kau mesum dan juga menyembunyikan foto-foto itu.”ucap Bong
Goo
Jung Hee
terlihat panik, Jae Bok keluar dari pintu melihat keduanya lalu bertanya apa
yang sedang mereka lakukan. Jung Hee memperingatkan jae Bok agar Waspadalah
terhadap Bong Goo dan Jangan sampai dikhianati.
“Hei,..
Jung Hee. Aku sudah kebal sejak kau mengkhianatiku berkali-kali.” Ucap Jae Bok
lalu mengajak Bong Goo masuk karena banyak pekerjaan.
“Maafkan
aku.” Ucap Bong Goo dengan nada mengejek karena mendapatkan pembelaan. Jung Hee
makin kesal seperti diejek dan melihat Bong Goo dan Jae Bok terlihat akrab saat
masuk kamar.
Jae Bok
dan Bong Goo mulai rapat berdua. Bong Goo mengatakan Untuk membantumemenangkan
hak asuh, psikopat itu, merka harus membuktikan dia wanita gila dan tidak boleh
membiarkan wanita gila membesarkan anak-anak.
Sementara
di rumah, Eun Hee duduk tegang dengan ibunya dan seorang pengacara. Nyonya Choi
menyakinkan kalau anaknya pernah menerima perawatan psikologis di masa lalu,
maka bisa kehilangan hak asuh. Eun Hee mengingatkan ibunya kalau Itu sudah lama berlalu.
“Aku
sudah sembuh dan baik-baik saja.” Kata Eun Hee menyakinkan pengacaranya.
“Tapi
penyakit kejiwaan tetap bisa merugikan dalam pengadilan ini.” Kata pengacara
Bong Goo
bertanya Apakah ada catatan tentang perawatan psikologis... Jae Bok yakin Eun
Hee sudah menghapus semua catatan tentang perawatan psikologisnya bahkan
memalsukan kematian Na Mi jadi pasti Itu hal sepele.
Eun Hee
pun mengaku sudah menghapus semua catatan perawatan. Bong Goo pun menganggap
semua catatannya hilang, tapi mereka akan membutuhkan hal lain. Misalnya,
pengakuan orang terdekat. Jae Bok yakin Tapi ibu Eun Hee dan Jung Hee tidak
akan melakukan itu.
“Bagaimana
dengan ibunya Jung Hee?” tanya Bong Goo
“Aku
sudah berbicara dengannya, tapi aku tidak yakin. Aku tidak bisa memercayainya. Aku
yakin dia akan memihak anaknya.” Kata Jae Bok
“Kalau
begitu... Kita harus mengatur sebuah situasi yang membuktikan Lee Eun Hee
adalah wanita gila.” Kata Bong Goo.
“Rencana
agar dia memperlihatkan bahwa dirinya gila.” Kata Jae Bok
Pengacara
pun menyarankan Eun Hee harus mengendalikan emosi sampai pengadilan berakhir
karena menurutnya Meskipun tidak ada catatan, mereka bisa mengetahuinya dan Jadi,
jika menunjukkan sedikit saja sisi lain diri Eun Hee maka mereka akan berusaha
menggunakannya sebagai bukti.
Sementara
di ruangan, Jae Bok meminta agar mereka waspada jangan sampai Na Mi tahu soal
ini. Bong Goo bertanya apakah itu maksudnya tentang Membangunkan sisi gelap
wanita gila itu. Jae Bok mengaku takut Na Mi akan melakukan hal gegabah lagi.
“Benar.
Jika mengetahuinya, dia akan berusaha melakukan sesuatu seolah-olah dia
detektif terbaik di dunia.” Komentar Bong Goo. Na Mi akan masuk ke kantor
kakaknya bisa mendengar rencana mereka.
Nyonya
Choi pun bertanya pada Eun He apakah bisa mengendalikan sifat pemarahnya. Eun
Hee pikir Jangan khawatir karena sudah menunggu sepuluh tahun demi memiliki
Jung Hee jadi pasti bisa menanganinya lebih jauh lagi.
“Lalu
kenapa kau berbuat begitu waktu itu?” sindir Nyonya Choi. Eun Hee mengingat
saat itu berteriak marah tanpa bisa mengontrol emosinya didepan Jae Bok dan
pingsan.
“Itu
sebelum aku mengetahui perasaan Jung Hee Tapi sekarang tidak lagi. Karena dia
sepenuhnya milikku. Aku harus menahan diri dan akan berubah sekarang. Aku akan
menjadi Lee Eun Hee yang polos dan ramah. Jadi, jangan menggangguku.” Ucap Eun
Hee.
Nyonya
Choi hanya diam saja, Ponsel Eun Hee menerima sebuah gambar Na Mi yang sedang
berbicara dengan Jung Hee. Eun Hee langsung mengumpat marah. Nyonya Choi
tersenyum mengejek kalau Eun Hee masih tak bisa mengontrol emosinya.
Seorang
pria mengambil gambar keduanya, Na Mi seperti sengaja mendekatkan diri pada
Jung Hee. Jung Hee bertanya apa yang ingin dikatakan dengan wajah sinis. Na Mi
mengatakan hanya ingin memberikan peringatan kalau orang-orang memanggil Jung
Hee sekarang “Cinderella.” Dan pasti tahu apa artinya.
“Aku
tidak peduli ucapan orang tentangku. Apa Kau menemuiku hanya untuk mengatakan
itu?” keluh Jung Hee seperti sudah tak peduli dengan Na Mi
“Yahh....
Lagi pula, berkat Eun Hee, kamu sudah sampai sejauh ini. Kuharap kau akan
diakui karena kemampuanmu.” Ejek Na Mi
“Apa Kau
mencoba menggodaku lagi?” balas Jung Hee, Na Mi pikir tak ada gunanya mengoda
Jung Hee karena Tidak ada yang
membayarnya lagi.
“Orang
yang membayarku kini hidup bersamamu.” Kata Na Mi lalu pamit pergi.
Na Mi
sempat berhenti kalau Situasi yang menunjukkan bahwa dirinya gila dan akan
memancing sifat aslinya yaitu Sifat gilanya.
Bryan
berjalan bersama dengan kakaknya yang
ingin memecat Na Mi. Eun Hee merasa kalau Na Mi terus menggoda Jung Hee
dan itu mengganggunya. Bryan meragukan itu karena pasti tahu statusnya itu mereka
berkencan. Eun Hee pun meminta agar Na Mi pindahkan ke cabang lain maka tidak
mau mengganggunya lagi.
“Tolong
lakukan itu demi aku Katamu, keinginan terbesarmu adalah membahagiakan kakakmu
ini” ucap Eun Hee merengek manja pada adiknya.
“Jadi,
Apa Kakak bahagia karena bersama Jung Hee?” tanya Bryan
“Aku
merasa paling bahagia dibanding sebelumnya. Aku angat bahagia hingga merasa
takut.” Ungkap Eun Hee dengan senyuman sumringah.
Bong Goo
memberikan segelas kopi pada Jae Bok meminta agar Bergembiralah karena akan memenangi
pertarungan hak asuh. Jae Bok heran melihat tingkah Bong Goo yang sangat baik
kepadanya belakangan ini. Bong Goo juga tak mengerti. Jae Bok ingin mengajukan
satu pertanyaan
“Apa misi
yang Eun Hee berikan kepadamu? Kalian pasti membuat kesepakatan sebagai balasan
untuk mengelola departemen legal.” Kata Jae Bok penasaran
“Jika
mendengarnya, kau mungkin marah.” Kata Bong Goo, Jae Bok makin penasaran. Bong
Goo masih ingat Eun Hee yang meminta agar
Menggoda Jae Bok.
“Menggoda
Jae Bok.” Kata Bong Goo membuka kartunya. Jae Bok mengumpat marah kalau Wanita jahat itu selalu
mencoba menggoda semua orang.
“Coba
Lihat? Kau marah. Karena itu, tidak kuberi tahu.” Kata Bong Goo, Jae Bok
mengelak kalau tidak marah.
“Jika
sudah membuat kesepakatan, kenapa kau tidak berpura-pura?” tanya Jae Bok. Bong
Goo mengejek Jae Bok yang mengharapkan itu.
Jae Bok
pun menyuruh Bong Goo agar melawan saja
bahakn akan membuatnya jatuh terguling-guling. Bong Goo memberitahu
kaalu Saat ini, seseorang mungkin mengawasi mereka untuk melihat apakah
menjalankan misi lalu mengajak untuk memulai misi "Menggoda Jae Bok".
Denan memeluk Jae Bok agar terlihat akrab dan Jangan gugup.
Jae Bok
terlihat gugup. Bong Goo yang konyol mencoba membayangkan seperti paparazi yang
di berjalan di Newyork dan foto mereka diambil. Anak buah Eun Hee pun mengambil
foto saat Bong Goo memeluk Jae Bok, dan
mengeluh karean banyak sekali yang harus dipotret.
Eun Hee
pun melihat seperti Bong Goo sudah merasa
sedang jatuh cinta, Saat itu Ibu Jung Hee keluar dari rumah dan ingin
membuang sampah, Eun Hee langsung mendekatinya. Ibu Jung Hee ketakutan meminta
Eun Hee tak mendekat. Eun Hee mengaku
khawatir setelah Ibu mertuanya pergi seperti itu.
“Ibu... Bukankah
Jung Hee meminta Ibu untuk akur denganku? Aku bukan Eun Kyung yang dahulu. Aku
akan sangat baik kepada Ibu. Tolong beri aku kesempatan.” Kata Eun Hee
menyakinkan. Ibu Jung Hee yang ketakutan menyuruh Eun Hee pergi dan bergegas
masuk.
Seorang
pria memberikan berkas kalau Semua ini aset Lee Eun Hee pada Jung Hee. Jung Hee
pun mengucapkan terimakasih lalu
membahas kalau pria itu ingin pindah ke cabang AS. Si pria membenarkan tapi
mengetahui kalau di sana sangat kompetitif.
“Itu
bukan masalah jika aku mendukungmuu,
Sebagai gantinya, kau harus membantuku sampai akhir. Mengerti?” kata
Jung Hee.
“Ya,
tentu saja. Akan kuabdikan diriku kepadamu.” Kata Si pria dan Jung Hee pun
mempersilahkanya pergi.
“Tapi masih
ada kekurangan pada detail properti Eun Hee. Aku akan mengerjakannya lagi dengan
lebih teliti.” Kata si pria. Jung Hee menganguk mengerti.
Ibu Jung
Hee keluar dari rumah dengan wajah ketakutan, Eun Hee tiba-tiba sudah datang
menghampirinya, Ibu Jung Hee kaget melihat Eun Hee ynag masih belum pergi. Eun
Hee langsung berlutut di didepan ibu Jung Hee memohon maaf dan meminta agar
menerimanya sebagai menantu.
“Kenapa
kau... membuatku malu.” Ucap Ibu Jung Hee lalu membantu Eun Hee agar bangun.
“Ini
sebuah tanda permohonan maaf.” Kata Eun Hee memberikan sebuah amplop l
Ibu Jung
Hee hanya menatapnya. Eun Hee memberitahu kalau isinya sebuah kunci apartemen seluas 192 meter persegi. Jika Ibu
Jung Hee bisa memaafkannya maka surat tanahnya akan kuberikan atas nama Ibu
mertuanya. Ibu Jung Hee menegaskan kalau tak akan berpengaruh dan menyuruhnya
pergi
“Jika Ibu
menerimaku sebagai menantu, maka aku akan sangat baik kepada Ibu” kata Eun Hee
lalu meninggalkan amplop pada Ibu Jung Hee dan buru-buru pergi.
Ibu Jung
Hee berteriak kalau agar membawanya, lalu melihat kunci apartment dan mulia gundah
karena Tempat ini luar biasa mahal di
"Royal Lakeville” dengan 192 meter persegi.
Jin Wook
dan Che Ri berjalan keluar dari sekolah,
Jin Wook kaget melihat Eun Hee datang ke sekolah. Che Ri pun bertanya
dengan sinis alsan Eun Eun Hee datang. Eun Hee pun meminta agar meninggalkan
mereka berdua. Che Ri menegaskan tidak
bisa melakukan itu karena Bibi Jae Bok memintanya melindungi Jin Wook
“Terutama
jika Bibi "Enyah" muncul jadi Bicaralah di sini. Aku tidak akan
mendengarkan.” Kata Che Ri menuntup satu kupingnya.
“Kenapa
kau tidak berkunjung lagi? Bibi sangat merindukanmu Begitu juga ayahmu.” Ucap
Eun Hee bersikap ramah dengan senyuman.
“Bibi Lee...
Bukankah Bibi marah kepadaku? Kenapa Bibi tiba-tiba berubah?” kata Jin Wook
mengingat saat Eun Hee mengatakan manja karena meminta dibuatkan cemilan.
“Sebenarnya,
bibi kurang sehat waktu itu.”kata Eun Hee mencari alasan.
“Teganya
Bibi berbuat begitu kepada anak kecil, Apa hanya karena merasa kurang sehat?
Lalu pada hari itu, Bibi pergi bersama neneknya.” Sindir Che Ri
Eun Hee
sempat melirik sinis tapi akhirnya meminta maaf dan berjanji akan bersikap baik
dan meminta Jin Wook agar datang bermain,
dengan memberitah kalau baru saja membeli gitar baru dan pengeras suara
dengan Merek yang sesuai keinginannya. Jin Wook langsung sumringah seperti
terpada. Che Ri pun menyadarkanya.
“Datanglah
saat kamu punya waktu, Bibi akan menunggu.” Ucap Eun Hee keluar dari sekolah
berjalan ke mobil
“Aku
mendengar dari ibuku betapa mudahnya para pria terbuai, tapi kau payah sekali.
Kau masih muda. Ada apa denganmu?” keluh Che Ri. Jin Wook pikir tak ada yang
salah denganya, saat keluar dari sekolah senyumanya pun di lihatkan pada Eun
Hee.
Sam Kyu
masuk ke sebuah restoran dan melihat menu makanan dan menjerit saat melihat
harganya yang semuanya mahal sekali. Ketika akan pergi, Won Jae sudah datang
melambaikan tangan. Sam Kyu akhirnya duduk kembali.
“Sudah
lama tidak memakai korset. Aku tidak bisa bernapas.” Gumam Won Jae sebelum
menghampiri Sam Kyu untuk berkencan.
“Tempat
ini luar biasa mewah.” Komentar Sam Kyu sambil berpikir caranya agar bisa
keluar dari restoran. Tiba-tiba ia seperti merasa tersedak yang membuat Won Jae
sedikit panik.
“Aku
alergi kerang-kerangan dan Baunya saja sudah menyulitkanku.” Kata Sam Kyu
Won Jae
mengingat perkataan Hye Ran “Apa Kau tahu betapa murahannya Sam Kyu? Aku yakin
ketertarikanmu akan hilang.” Lalu ia dengan senyuman mengatakan akan membayar
semuanya, jadi memintanya agar kembali duduk. Sam Kyu pun bisa tenang dan duduk
kembali. Won Jae memberitahu Menu set di
restoran ini sangat enak.
Hye Ran
tiba-tiba sudah ada disamping Won Jae, membahas kalau temanya iu akan membayar
semuanya. Won Jae dengan sinis bertanya Untuk
apa Hye Ran datang. Hye Ran menegaskan datang
untuk makan bersama mantan pacar dan teman seumur hidupdan tahu kalau mereka
pasti ada restoran ini
“Kalian
harus mencari restoran lain. Kau sangat mudah diprediksi.” Komentar Hye Ran dan
ingin makan banyak dengan memesan lobster.
Sam Kyu
makan dengan lahap lobster ukuran besar, Hye Ran pun dengan senang hati
mengajak Sam Kyu makan bersama hanya Won Jae terlihat cemberut.
“Kenapa
kau tidak makan?” ucap Hye Ran tanpa rasa bersalah pada Won Jae.
“Kau
saja, temanku tersayang.” Kata Won Jae kesal
Eun Hee
menelp Bryan menanyakan tentang foto ternyata, tak ada pada adiknya. Bryan
bertanya Apakah foto-foto itu di lantai tiga. Eun Hee pun bertanya-tanya kalau
bukan adiknya maka siapa yang mengambil semua foto-foto itu.
“Untuk
apa aku masuk ke ruangan itu? Aku tahu itu ruangan rahasia Kakak.” Kata Bryan.
Eun Hee
makin bertanya-tanya lalu mengintat saat Jung Hee bertanya Eun Hee, apakah ada
foto-foto di sana sebelumnya” lalu menduga Jung Hee yang melakukanya.
Eun Hee
akhirnya menelp Tuan Ha, agar melakukan sesuatu sekarang. Jung Hee sedang
berjalan dengan sekertarisnya. Na Mi melihat dan ingin mendekat tapi langkahnya
dihalangi Bryan dan langsung menariknya untuk pergi. Na Mi binggung kemana
Bryan akan membawanya.
“Hentikan....
Jika kau terus begini, maka aku akan memecatmu.” Ucap Bryan mengancam
“Apa ini
mengenai aku menggoda Jung Hee lagi? Jangan cemas. Aku punya harga diri.” Ucap Na
Mi menyangkal, tapi Bryan sudah tahu dibalik sifat Na Mi
“Baiklah,
aku akan berhenti. Jadi, kumohon jangan pecat aku. Aku juga harus mencari
nafkah.” Rengek Na Mi memegang tangan Bryan.
Saat itu
Bong Goo lewat melihat adiknya dan berjalan mendekat, Bryan langsung melepaskan
tangan Na Mi, dan langsung buru-buru pergi. Bong Goo mengumpat Bryan itu tak
punya sopan santun karena pergi begitu saja.
“Sedang
apa kau di sini?” tanya Na Mi, Bong Goo kesal Na mi menanyakan hal itu karena
sudah pasti alasanya untuk menjemputnya. Na Mi tersentuh mendengarnya.
“Dasar
pembuat onar yang tidak tahu malu.” Ejek Bong Goo sambil mengelus kepala
adiknya dan mengajak pergi.
Na Mi naik
ke dalam mobil mengaku sangat beruntung karena diantarkan pulang dan melihat
Jeruk clementine diatas dasbord dan memakanya, lalu bertanya Dari mana Bong Goo mendapatkannya. Bong Goo
mengaku Ada di kantor dan Sam Kyu pasti membawanya.
“Kau
tidak menemui Jung Hee lagi, kan?”kata Bong Goo memastikan adiknya
“Kenapa
semua orang menceramahiku hari ini?” keluh Na Mi, Bong Goo menduga kalau orang
lainya itu Bryan.
“Jung Hee
telah kehilangan akal sehatnya. Jadi, lupakan saja dia dan hiduplah dengan
tulus, mengerti?” pesan Bong Goo, Na Mi mengangguk mengerti. Bong Goo meminta
jeruk yang sudah dikupas Na Mi, tapi saat memakanya mengernyit karena rasa
asam.
Tuan Ha
datang memberikan ponsel baru dan sudah membuat tiruan ponsel Jung Hee jadi bisa
melacak, mendengarkan, dan melihat pesan teksnya. Jun Hee datang, Tuan Ha
langsung pergi dan Eun Hee langsung menyembunyikanya dan menyapa Jung Hee
dengan senyuman.
“Apakah
hal baik terjadi? Kau tampak bahagia.” Komentar Jung Hee. Eun Hee pikir itu
karena Jung Heepulang lebih awal.
“Mandilah,
lalu ke lantai bawah Aku membuatkan banyak makanan.” Kata Eun Hee. Jung Hee mengangguk
mengerti.
Keduanya
makan di meja makan yang besar dan hanya berdua. Eun Hee sengaja memancing
denga bertanya kabar Na Mi belakangan ini. Jung Hee mengaku tak tahu karena
mereka berbeda departemen. Eun Hee pun bertanya apakah Na Mi tidak datang
menemuinya.
“Aku tidak
mau membicarakan hal itu, kecuali jika kau tidak memercayaiku.” Tegas Jung Hee.
Eun Hee mengaku bukan seperti itu dan menyuruh Jung Hee makan kembali.
Nyonya
Choi datang membawakan Galbi-jjim yang
baru matang, Jung Hee terdiam melihat potongan daging besar dan banyak diatas
meja, matanya berkaca-kaca seperti mengingat sesuatu.
Flash Back
Jung Hee
dan anak-anaknya sudah ada direstoran daging dengan menu yang sama dirumah Eun
Hee, Jin Wook ingin makan lebih dulu. Jung Hee menahanya karena ibu mereka
belum datang. Jae Bok pun datang sambil
mengeluh suaminya yang tiba-tiba mau makan galbi.
Jin Wook
pun meminta izin agar bisa makan karena ibunya sudah datang. Jae Bok pun
menyuruh anaknya makan lebih dulu. Jin Wook dan Hae Wook terlihat senang makan
daging.
“Kau
sangat lelah belakangan ini, Pengacara Kang Bong telah menyusahkanmu.” Ucap Jung
Hee
“Dwaeji-galbi
juga tidak apa-apa. Kita nyaris tidak bisa membiayai pengeluaran bulan ini.” Kata
Jae Bok khawatir.
“Aku
menggunakan tunjangan tabunganku untuk membayar ini. Jadi, jangan khawatir dan
makanlah.” Kata Jung Hee.
Jae Bok
pikir suaminya ingin makan ingin dan bisa menghasilkan lebih banyak uang. Jin
Wook meminta agar bisa menambah lagi karena itu porsinya hanya cukup untuk dua
orang. Jae Bok seperti kasihan melihat anaknya dan menyuruh agar memesan lagi
karena akan membayar sisanya.
Jung Hee
terdiam seperti memikirkan anaknya yang dulu tak bisa makan daging, sementara
didepanya ada banyak daging dan harus makan sendiri. Eun Hee dengan gaya
ramhanya akan memisahkan tulangnya untuk calon suaminya. Jun Hee mengaku tidak enak badan dan ingin berbaring lalu
bergegas pergi dari ruang makan.
Jae Bok
kaget menerima telp dari Jung Hee, kalau Sudah bilang tidak bisa menemui
anak-anak sesukanya. Jun Hee mengatakan ingin
membelikan mereka makanan enak dan akan datang sekarang, jadi meminta agar
membawa anak-anak turun. Jae Bok menegaskan kalau Jung Hee tidak bisa membawa
mereka ke luar dan langsung menutup telpnya.
Eun Hee
mendengar percakapan Jung Hee dari balik dinding, Jung Hee menuruni tangga dan
kaget melihat Eun Hee sudah dibawa lalu bertanya mau pergi kemana. Jung Hee
dengan gugup mengaku Ada yang harus dikerjakan di kantor dan akan segera
kembali.
Eun Hee
ingin marah tapi mengingat ucapan pengacaranya “Kau harus mengendalikan emosi
sampai pengadilan berakhir.” Akhirnya pun
mempersilahkan Jung Hee pergi dengan mengendalikan amarahnya.
Jin Wook
baru saja pulang melihat adik dan Che Ri sedang mengambar. Jae Bok pun menyuruh
Jin Wook agar mencuci atangan dan mereka akan segera makan malam, lalu
dikagetkan dengan melihat Jung Hee ada didepan pintu masuk.
“Ayah
menjemputku dari tempat kursus.” Ucap Jin Wook, Hae Wook melihat ayahnya datang
langsung memeluknya. Jae Bok pun seperti tak tega mengusirnya karena Hae Wook
seperti merindukan ayahnya.
Mereka
pun makan bersama dengan Che Ri, Jung Hee pun menyuapi Hae Wook ikan tanpa
duri. Hae Wook memberikan Telur gulung pada Jung Hee selalu mengingatkan pada
Ayahnya. Jung Hee tersenyum mendengarnya, Jae Bok hanya menatap keduanya
seperti kasihan.
Sementara
Eun Hee duduk sendirian di meja makan seperti berusaha menahan amarahnya, tapi
akhirnya melempar semangkuk daging ke lantai dan pergi. Nyonya Choi berteriak
memanggilnya tapi Eun Hee lebih dulu pergi.
Jin Wook
memuji masakan Doenjang-jjigae buatan Ibunya memang yang terbaik. Hae Wook pun
menyuapi anaknya, wajah keluarga bahagia pun terlihat di meja makan. Jung Hee mengaku kaalu Rasanya tambah lezat
karena Hae Wook menyuapinya. Tiba-tiba
mereka dikagetkan dengan Eun Hee yang sudah masuk ke dalam rumah. Jae Bok kaget
melihat Eun Hee yang bisa masuk. Eun Hee
mencoba mengontrol emosi mengaku Pintunya terbuka.
“Apa Bibi
tahu kode pintu rumah kami?” ucap Che Ri, Jin Wook langsung tertunduk. Che Ri bisa
tahu kalau Jin Wook yang memberitahu.
Jae Bok
pun menyuruh Jung Hee untuk pergi, Hae Wook menahan tangan ayahnya agar tak
pergi. Jae Bok memberikan pengertian pada Hae Wook kalau ayahnya harus pergi
karena harus kembali untuk bekerja. Hae Wook pun menahan rasa sedihnya melihat
ayahnya yang pergi.
“Hei..
Eun Hee... Bukankah seharusnya kau minta maaf karena menyusup seperti itu?”
tegas Jae Bok
“Maafkan
aku. Ini sangat mendesak.” Kata Eun Hee.
Jae Bok
balik bertanya apa yang membuatnya seperti
sangat mendesak da apakah itu Karena ia sangat marah. Eun Hee hanya diam
saja. Jae Bok memperingatkan Jangan menanyakan kode kepada anak-anak lagi dan
Jika kau melakukannya, maka akan melaporkannya. Eun Hee mengangguk mengerti
lalu keluar bersama dengan Jung Hee.
Jung Hee
keluar rumah sambil mengeluh sikap Eun Hee yang keterlaluan, karena tidak pernah
bertingkah seperti itu. Eun Hee dengan wajah sinis merasa kalau selama makan
bersama denganya, Jung Hee tidak pernah tertawa seperti itu, bahkan tidak
pernah sekali pun tertawa dengan sangat bahagia.
“Itu
karena aku sudah lama tidak makan bersama mereka.” Ucap Jung Hee.
“Kenapa
kau berbohong? Katamu, kau harus pergi ke kantor. Kenapa kau membohongiku dan
datang kemari?” tanya Eun Hee
“Ada apa
denganmu? Kenapa kau menguping di telepon?” kata Jung He marah
“Karena
aku tahu kau akan berbohong seperti ini.” Kata Eun Hee. Jung Hee tahu kalau Eun
Hee pasti akan marah dan tidak membiarkannya pergi.
Eun Hee merasa
kalau Jung Hee berpura-pura tidak tahu siapa
dirinya agar bisa memanfaatkannya, lalu berpura-pura mencintainya agar
bisa menikah, mengambil uangnya dan meninggalkannya. Ia pikir Jung Hee itu sudah mengelabuinya.
“Eun Hee,
kau sudah kelewatan. Apakah salah bagi seorang ayah untuk menemui anak-anaknya?”
ucap Jung Hee marah
“Lalu
kenapa kau membohongiku? Aku mempercayaimu. Kenapa kau berbohong dan datang ke
sini? Aku sangat marah, tapi kutahan. Bagaimana kau bisa berbohong?” kata Eun Hee
“Tapi
Tetap saja, bagaimana kau bisa datang kemari? Katamu, kamu sudah berubah.
Katamu, kau bukan Eun Kyung. Kalau begini, siapa yang akan menganggapmu
berpikiran sehat?” kata Jung Hee
Eun Hee
makin marah karena dianggap dirinya tak memiliki pemikiran yang sehat dan juga
seorang psikopat, Jung Hee pikir kalau Eun Hee terus bersikap sepertii ini
maka.. Eun Hee langsung memberikan tamparan diwajah Jung Hee dan langsung memperlihatkan sifat asilnya dengan menyuruh
Jung Hee diam sambil mengumpat.
“Beraninya
kamu berkata begitu kepadaku.” Ucap Eun Hee, Jung Hee tak percaya kalau Eun Hee
baru saja menamparnya.
Sementara
Jae Bok sudan merekam dengan ponselnya dan mengatakan kalau itu Bukti nomor
satu yaitu Lee Eun Hee, yang tidak bisa mengendalikan amarah dan memiliki
masalah obsesi dan Koo Jung Hee, yang akan menikahinya , tidak layak mendapatkan
hak asuh anak-anak seperti yang diperlihatkan dalam video. Jung Hee dan Eun Hee
kaget mendengarnya.
Eun Hee
langsung ingin merampas mengambil ponsel dari tangan Jae BOk dengan kasar. Jae
Bok bisa menahan tangan Eun Hee untuk tak bertindak kasar, Jung Hee pun memeluk
Eun Hee agar bisa menahanya. Jae Bok menegaskan tak ingin memberikanya. Tapi Eun
Hee tetap ingin Jae Bok memberikan ponsel itu.
“Aku sudah
melarangmu melakukan ini.” Kata Jae Bok, Eun Hee tetap tak bisa mengontrol
emosinya menyuruh Jae Bok agar memberikan ponselnya.
“Lee Eun
Hee, makin marah dirimu, makin buruk keadaannya bagimu. Mengerti?” ucap Jae Bok
memberikan ancaman dengan mata melotot
Bersambung
ke episode 16
terima kasih mba atas sinopsis nya.. di tunggu sinopsis ep 16 nya. semangat ya nulisnya..
BalasHapusWah makin seru..
BalasHapusKak ep 16 blm ada???
BalasHapusBolak balik di buka lom ada yg baru recapan sinop ny mba dee... Sehat terus yahh..
BalasHapusdi korea nya udah tayang sampe episode 18 nih ka dee...fighhting..!!
BalasHapus