Jae Bok
berlari masuk ke lorong, Jung Hee kaget dan Eun Hee pun tak menyangka Jae Bok
bisa tahu, lalu dengan nada bahagia memberitahu kalau Hari ini, mereka akan bertunangan dan
berpikir Jae Bok sengaja datang untuk memberikan selamat lalu mengajak Jung Hee
segera masuk ke dalam ballroom.
“Jangan
terlibat dengannya, Jangan....” ucap Jae Bok menahan tangan Jung Hee yang
dipegang oleh Eun Hee. Jung Hee kaget meminta agar Jae Bok bisa tenang.
“Aku
bukan bilang kau tidak boleh bertunangan, Tapi jangan dengan dia.”kata Jae Bok
mempertegas.
“Jae Bok,
jangan lakukan ini. tolong berikan kami restu” ucap Jung Hee
“Ada
sesuatu yang harus kau lihat. Kalau kau melihatnya maka Kau tidak akan mau
bertunangan dengannya” ucap Jae Bok
“Kau
datang ke pertunanganku, apa yang kau lakukan?” ucap Eun Hee sinis, Jae Bok
dengan ketus menyuruh Jae Bok diam saja. Jae Bok pun mengajak Jung Hee segera
pergi saja.
Jae Bok
menahan Jung Hee dengan menatapnya menyakinkan pasti mempercayainya, Jung Hee
mengangguk. Jae Bok pun meminta Jung Hee agar bisa mendengarnya dan menurutnya
kalau memang ingin bertunangan, maka Lakukanlah
beberapa hari lagi
“Kalau kau
masih ingin melakukannya setelah kau mendengarkanku, maka Lakukanlah” ucap Jae
Bok, Jung Hee seperti kebingunan. Eun Hee menatap sinis.
“Aku ibu
dari anak-anak kita, jadi dengarkan aku... ini Demi anak-anak kita. Percayalah
kepadaku. tolong!” ucap Jae Bok dengan tatapan mata tulus.
“Eun
Hee... Kita tunda saja pertunangannya” kata Jung Hee memutuskanya.
Jae Bok
menceritakan semuanya, Jung Hee merasa tak percaya. Jae Bok meminta agar Jung
Hee pergi dan memeriksanya sendiri dan mengajak agar bicara dirumah denganya.
Eun Hee datag agar bisa pergi denganya. Jae Bok melirik sinis
“Jangan
bilang dia tidak boleh melakukan ini, Seperti kau menghancurkan pertunanganku”
ucap Eun Hee.
“Eun Hee
Ayo kita pergi. Kita bicara dirumah saja” kata Jung Hee tak ingin membuat Eun
Hee kecewa.
Keduanya
pun berjalan, Eun Hee ingin tahu apa yang dibicarakan Jung Hee dengan Jae Bok
tadi. Jung Hee sedikit gugup menceritakan kalau itu tentang Hae Wook kalau
Takut anak mereka akan melihat Foto hari ini.
“Jae Bok
khawatir kalau itu terlalu dini untuk anak-anak. Itulah yang dia katakan.” Ucap
Jung Hee, Eun Hee seperti percaya tapi dari tatapan terlihat sedikit curiga. Di
belakang Nyonya Choi diberik kode agar melakukan sesuatu.
Bong Goo
berjalan di parkiran tak percaya mendengar kalau Eun Hee menempelkan semua foto
Jung Hee di dinding. Dan mengartikan
kalau Eun Hee dan ibunya itu penguntit untuk Jung Hee dan pikir mereka harus cepat pulang kerumah
“Bagaimana
kalau dia melakukan sesuatu?”ucap Bong Goo khawatir. Jae Bok yakin kalau mereka
tidak akan bisa
“Tolong
kau carikan Bong Hee untukku” ucap Jae Bok mengingat istri Tuan Park yang
mengenal Nyonya Choi saat datang mengantar Hye Ran. Bong Goo pun setuju akan akan mencarinya
Nyonya Choi
sudah sampai rumah lebih dulu kaget melhat Won Jae dan semua anak mereka ada di
lantai tiga, berteriak marah dengan yang mereka lakukanya. Won Jae
menjelaskan Hae Wook sedang menggambar
sekarang sebagai pengobatan untuknya.
“Kenapa
dia melakukannya di sini?” ucap Nyonya Choi marah
“Oh,
rupanya anda tidak tahu. Kita bisa memaksimalkan efek dari bermain psikoterapi dengan
penggabungan musik dan seni. Tapi, Darimana anda dengan berpakaian seperti ini?”
ucap Won Jae menyindir. Nyonya Choi menyuruh semua untuk segera turun.
“Kami
harus berlatih. Ini PR” ucap Jin Wook tak peduli.
Eun Hee
mengemudikan mobilnya dalam diam, dengan tatapan dingin menginjak gas. Jung Hee
yang melihatnya merasa kalau Eun Hee pasti marahh dan meminta maaf lalu
menjelaskan kalau Sebenarnya, cukup mengganggu kalau mereka bertunangan secara
rahasia Terutama karena anak-anak dan untuk selanjutnya, kita tetapkan tanggal
baru dan lakukan lagi.
“Ini
selalu tentang anak-anak.” Keluh Eun Hee kesal semakin mengemudikan mobil lebih
kencang.
Sementara
Nyonya Choi berusaha agar mereka segera turun,
Waon jae mengejek Nyonya Choi yang kuat dan berpikir kalau sering
olahraga. Ae Bok datang. Jin Wook memangil ibunya yang kembali. Jae Bok
langsung menyindir Nyonya Choi yang datang lebih cepat. Nyonya Choi pun sempat
kaget melihat Jae Bok.
“Tapi
bagaimana ini? Kau punya tamu.” Ucap Jae Bok dengan nada menyindir. Nyonya Choi
panik memikirkan siapa tamunya itu.
“Ahjumoni
kau akan di-hukum.” Kata Jae Bok. Nyonya Choi pun makin tegang mendengarnya.
Saat
turun, Ibu Jung Hee terlihat kesal bertanya-tanya apa yang terjadi. Nyonya Choi
dengan sinis kalau Mantan istrinya
datang ke upacara pertunangan dan pasti mereka terkejut. Ibu Jung Hee pun
memarahi Jae Bok yang datang ke pesta pertunangan anaknya.
“Aku
sudah katakan dengan Ibu. Aku punya alasan” ucap Jae Bok, Ibu Jung Hee mengeluh
sinis.
“Ayo
bicara di sana. Ini tidak akan jadi ide yang baik membiarkan anak-anak
mendengarnya.” Kata Jae Bok, Ibu Jung Hee pun mengajak agar Nyonya Choi pergi
bersama.
“Tapi Kenapa
Eun Hee belum sampai?” kata Jae Bok
“Entahlah.
Mungkin mereka melanjutkan pertunangannya” ucap Nyonya Choi bergegas pergi
karena Ibu Jung Hee sudah memangillnya.
Eun Hee
masih terus mengemudikam mobilnya dengan kecepatan tinggi seolah-olah tak
peduli. Jae Bok berusaha menelp tapi ponselnya tak aktf. Jung Hee berusaha
menenangkan Eun Hee dan ingin mengangkat telp, tapi Eun Hee langsung merampas
dan membuang ponsel Jung Hee.
“Aku
pikir kau ingin menikah dan hidup bahagia. Apa kau tidak mau menikah denganku? Apa
kau tidak ingin hidup bahagia denganku? Ada banyak yang harus aku lakukan. Aku
punya mimpi. Aku ingin kau untuk membantuku. Kau mau membantuku, kan? Kau
berjanji untuk mengubahku jadi Pria yang keren” ucap Jung Hee.
Eun Hee
menatap Jung Hee seperti tak percaya mendengarnya, saat itu bunyi suara klakson
truk. Jung Hee berteriak dan langsung membanting stir agar tak terjadi
kecelakaan. Keduanya pun selamat hanya
masuk ke dalam lahan kosong.
“Apa Kau
tulus? Apa kau sungguh ingin hidup bahagia denganku?” ucap Eun Hee, Jung Hee
mengangguk. Lalu keduanya pun berpelukan dan Eun Hee mengucapkan terimakasih
dengan mata berkaca-kaca. Jung Hee pun terlihat ada perasaan ragu.
Jae Bok
berusaha terus menelp ponsel suaminya, tapi tak diangkat. Won Jae mengetahui
cerita Eun Hee merasa pasti memang seorang pasien jiwa yang harus dirawat di rumah sakit. Lalu bertanya apakah keduanya tak mengangkat
ponselnya. Jae Bok mengangguk karena keduanya tak mengangkat telp darinya.
Keduanya keluar
dari mobil, dengan berdiri saling menatap. Jung Hee bertanya lebih dulu apakah
tak masalah untuk Jae Bok untuk bertunangan di sini. Eun Hee dengan senyuman
merasa tak masalah yang penting bersama Jung Hee Tidak peduli dimanapun mereka
berada.
“Eun He...
Terimalah cintaku.” Ucap Jung Hee melamar Eun Hee. Keduanya pun saling bertukar
cincin. Eun Hee terlihat bahagia bisa bertunangan dengan Jung Hee yang selama
ini diimpikanya.
“Aku
mencintaimu, Jung Hee.. Selama-lamanya.... Bahkan setelah aku mati.” Ungkap Eun
Hee.
Jung Hee
sampai dirumah dengan Eun Hee menyuruhnya masuk dan berisitrahat. Jae Bok turun
tangga dengan sinis berpikir mantan suaminya itu akan pulang cepa. Eun Hee
dengan bangga mengatakan kalau tadi melakukan upacara pertunangan. Jae Bok
seperti sudah bisa menebaknya dengan melihat dua cincin yang melingkar di jari
masing-masing.
“Bagaimana
dengan anak-anak?” tanya Jung Hee khawatir. Jae Bok memberitahu kalau Mereka
sedang tidur siang.
“Kemana
kalian berdua menghilang?” tanya Ibu Jung Hee menemui keduanya, Jung Hee kaget
ibunya masaih ada dirumah.
“Bagaimana
aku bisa pulang ketika kalian berdua sulit dihubungi?” kata Ibu Jung Hee.
Jung Hee
pun ingin melihat Hae Wook, Jae Bok memberitahu kalau Hae Wook terus
mencarinya. Jung Hee pun menaiki tangga, tiba-tiba memegang tangan Jung Hee
saat menaiki tangga. Jung Hee pun sempat binggung karena Jae Bok berani meraih
tanganya.
Eun Hee
ingin pergi lantai tiga juga. Jae Bok dan Ibunya langsung menahan Eun Hee yang
akan pergi. Ibu Jung Hee mangataakn Ada
sesuatu yang perlu aku bicarakan. Jae Bok pikir akan pergi ke lantai 3 dulu.
Ibu Jung Hee meminta waktu Hanya satu menit.
Sementara
Jung Hee menerima note yang diberikan Jae Bok saat menaiki tangga “Pergilah ke
lantai tiga ruang kerja. Sekarang juga.” Jae Bok terlihat tegang akhirnya menyuruh Eun
Hee agar bicara dengan Ibu Jung Hee yang sedari tadi sudah menunggunya. Ibu Jung
Hee pun mengajak Eun Hee untuk bicara dikamar.
Nyonya
Choi ingin naik ke lantai tiga, Jae Bok menahanya dengan memberitahu kalau Jung
Hee sudah di lantai tiga dan tahu apa artinya. Jung Hee masuk ke lantai tiga dan
melihat ke arah tempat fotonya ditempat seperti tak menemukan sesuatu.
Ibu Jung
Hee masuk kamar Jae Bok memuji kalau kamarnya seperti sebuah ruangan ratu dan bisa
masuk kedalam karena keduanya akan menikah. Eun Hee tak ingin berlama-lama
menanyakan yang ingin dibicarakan oleh ibu Jung Hee.
“Yang
ingin ku katakan.... Ini adalah Daftar anggota keluarga. Kami punya keluarga
besar. Ada banyak orang dewasa yang harus kau kenal Aku harus memberikan daftar
ini terlebih dahulu, jadinya kau bisa mempersiapkannya” ucap ibu Jung Hee. Eun
Hee sedikit kaget melihat deretan nama penuh dalam selembark kertas A4.
Jung Hee masuk ke lantai tiga dan melihat ke arah tempat fotonya ditempat seperti tak menemukan sesuatu.
“Aku akan
menjelaskan masing-masing dari mereka untukmu Pertama adalah anak tertua, Nenek
kami.” Ucap ibu Jung Hee.
“Ibu, Aku
akan pastikan jadi orang yang terbaik untuk semua orang.” Kata Eun Hee panik
karena takut Jung Hee bisa melihat semuanya. Ibu Jung Hee menarik Eun Hee agar
duduk kembali.
“Ini
Tidak semuanya tentang uang. Orang ini... suka pakaian. Orang ini suka
perhiasan, dan ...” ucap Ibu Jung Hee dan Eun Hee tak bisa mendengarnya karena
panik.
Jae Bok
naik ke lantai atas melihat Jung Hee baru turun lalu bertanya apakah sudah
melihatnya. Jung Hee seperti tak mengerti. Jae Bok pikir Jung Hee tahu sekarang
kalau Eun Hee itu penguntit bahkan ibunya juga ikut ambil bagian.
“Mereka
akan menggila demi memikatmu. Itu sebabnya mereka berusaha membunuh Na Mi.” Kata
Jae Bok berpikir Jung Hee sudah melihatnya. Jung Hee berkomentar malah tak
mengerti dengan kata-kata Jae Bok
“Bagaimana
kau bisa mengatakan itu setelah kau melihat foto-fotonya? Eun Hee penguntit
keluarga kita” kata Jae Bok, Jung Hee mengejek Jae Bok itu sedang menghayal dan bertanya apa maksudnya
foto. Jae Bok pun langsung menarik Jung Hee ke
lantai atas.
Jae Bok
masuk ruangan melonggo kaget karena papan yang dilihatnya tadi kosong, Jung Hee
pun bertanya melihat apa maksudnya karena mencari keseluruh ruangan. tapi tidak
ada apapun. Jae Bok pun yakin tadi melihatnya Foto Jung Hee saat perguruan
tinggi dan foto keluarga mereka dan Foto Konser juga.
“Astaga.
Kenapa fotoku ada disini?” ucap Jung Hee. Jae Bok memastikan lagi kalau Jung
Hee tak melihat apapun.
“Apa yang
salah denganmu? Apa kau tidak salah lihatkan?” ucap Jung Hee menyindi,Jae Bok
benar-benar binggung kenapa semua foto-foto itu malah menghilang.
Ibu Jung
Hee masih menjelaskan tentang keluarganya, yang sedikit sulit untuk diberikan
hadiah. Eun Hee benar-benar gelisah lalu mengatakan pada ibu Jung Hee akan
melihatnya nanti dan bergegas pergi ke lantai atas. Jae Bok masih terus
mencari-cari.
“Jae Bok,
Kau kenapa?kau membuatku khawatir” ucap Jung Hee. Jae Bok seperti masih penasaran
dan mencoba mencarinya.
Eun Hee
datang seperti panik. Jae Bok pun bertanya tentang foto, tapi tak melanjutkanya
menurutnya pasti Eun Hee akan bersikap seolah-olah tak tahu. Jung Hee pun
akhirnya bertanya pada Eun Hee apakah
sebelumnya ada foto disana. Eun Hee pun tak mau mengaku. Jung Hee pun
mengeluh pada pengelihatan Jae Bok.
Eun Hee
menemui ibunya bertanya apakah Bukan ibunya yang mengambil foto foto di lantai
atas. Nyonya Choi mengelengkan kepala,
karena Anak-anak dan teman Jae Bok menghalangi jalannya jadi tidak bisa masuk dan bertanya Apa foto-fotonya
menghilang?
“Apa ada
orang lain yang datang?” tanya Eun Hee binggung.
“Hanya
ibunya Jung Hee.”ucap Nyonya Choi. Eun Hee pun memikirkan siapa lagi yang
mengambil semua foto-foto itu.
Jae Bok
duduk sambil mengambil sebotol soju, mengingat kembali saat sikap Jung Hee yang
turun dari lantai tiga terlihat tenang. Lalu mengejek Jae Bok yang sedang
menghayal, bahkan merasa khawatir dengan melihat tingkahnya seperti curiga pada
Eun Hee.
Jung Hee
pun menanyakan pada Eun Hee apakah ada foto di dinding, Eun Hee pun bersikap
seolah-olah tak mengerti.
“Siapa
yang peduli? Dia kan orang asing sekarang” ucap Jae Bok menenangkan dirinya.
Eun Hee
masuk kamar meraba papan yang sudah kosong tanpa foto Jung Hee, lalu masuk ke
kamar seberang melihat Jung Hee yang sedang tertidur.
Jung Hee
bermimpi saat bernyanyi melihat sosok Eun Hee yang menonton konsernya. Lalu ketika
membuka mata sepert Eun Kyung dengan rambut keriting ada didepanya, dan ia pun
kaget. Eun Hee bertanya apakah Jung Hee mimpi buruk dengan memberikan sapu
tanganya karena berkeringat. Jung Hee mengelaknya, lalu melihat saputangan
dengan inisial K&H, mengingatkan pada seseorang yang memberikan sapu tangan
yang sama dan merasa Ini terlihat tidak asing
“Itu bisa
saja terjadi, Ketika rasanya seperti ... Kau pernah mengalami sesuatu sebelum
kau melakukannya seperti dejavu” ucap Eun Hee lalu ingin membahas kejadia
sebelumnya, tapi mengurungkan niatnya.
“Sangat
menyenangkan di ruangan ini.. Rasanya seperti mimpi. Kalau ini mimpi, Aku tidak
ingin bangun.” Ucap Jung Hee dengan ruangan studioa yang di impikanya.
“Ini
bukan mimpi dan Kalau memang ini mimpi. Aku akan memastikan ... kalau kau tidak
pernah terjaga dari mimpi itu. Selama-lamanya.” Kata Eun Hee.
Bong Goo
kaget mengetahui Foto-fotonya menghilang padahal sebelumnya memberitahu kalau
teman Jae Bok yang menjaga pintunya. Jae Bok juga merasa aneh. Bong Goo pun
ingin tahu reaksi Jung Hee saat mengatakan foto yang dimiliki Eun Hee.
“Dia
pikir aku gila karena foto itu tidak ada di sana. Eun Hee semakin lama dan
semakin mencurigakan.” Ucap Jae Bok lalu teringat sesuatu memberikan sebuah foto
agar bisa menganalisis itu. Bong Goo
binggung bertanya apa foto itu.
“Ini foto
yang sebelumnya aku dapatkan” kata Jae Bok yang mengingat saat Eun Hee mengaku
kalau hidupnya itu disiksa oleh Kyung Woo.
“Itu
terlalu mencurigakan. Jadi Bisakah kau mencari tahu apakah ini memar
sungguhan/bukan?” kata Jae Bok. Bong Goo pun yakin bisa membantunya.
Saat itu
Sam Kyu datang, Bong Goo buru-buru memasukan foto ke dalam jasnya. Sam Kyu
mengaku kalau tidak mengganggu mereka berdua lagi. Jae Bok pun mengingatkan
kalau Sam Kyung pun punya perasaan bersalah padanya.
Flash Back
Bong Goo
yang marah besar langsung memukul Sam Kyu yang berbohong padanya. Ia
benar-benar tak percaya Sam Kyu bisa melakukan hal itu walaupun menyukai uang
tetap tak boleh melakukan hal ini, seperti bukan manusia yang punya hati
nurani. Jae Bok datang menghentikanya.
“Aku benar-benar
tidak tahu apa-apa. Dia mengatakan hanya merencanakan sebuah acara...” Ucap Sam
Kyu saat datang ke ruang resepsi.
Sam Kyu
benar-benar tak tahu tentang pertunangan, Ponsel Bong Goo berdering terlihat
nama “ 7,8 Juta” Jae Bok pun bertanya apa maksudnya itu. Bong Goo tak menjawab
hanya memuji Jae Bok yang punya penglihatan yang bagus lalu bergegas pergi. Si
wanita 7.8 juta mengeluh dengan Bong Goo yang tak mengangkat telp seperti
sedang menghindarinya.
Eun Hee
berolah raga mengeliling komplek, mengingat kembali saat melihat semua fotonya
sudah hilang dan memikirkan siapa yang mengambilnya. Ia yakin kalau Pasti Bryan
melakukannya untuk menyelamatkannya. Ia pun mengingat kembali saat melakukan
pertunangan berdua membuatnya sangat bahagia bersama dengan Jung Hee.
Papan
Nama Koo Jung Hee sebagai direktur, Sementara Jung Hee menatap keluar jendela
mengingat kembali saat masuk ruanga lantai 3 sendirian. Ia melihat semua fotonya yang dimiliki oleh
Eun Hee bahkan sampai foto keluarganya bersama anak dan istrinya.
“Moon Eun
Kyung.” Ucap Jung Hee terlihat penuh amarah
Flash
Back
Jung Hee
dan Eun Hee naik mobil bersama dan Eun Hee terlihat sangat tergila-gila dengan
Jung Hee mengemudikan mobil dan meminta agar mengatakan hanya akan mencintai
Eun Hee selamanya.
“Aku
harus melakukannya dan tidak bisa berhenti di sini. Kau harus melakukannya Koo
Jung Hee. Jangan berhenti.” Ucap Jung Hee dengan penuh amarah pada dirinya.
Jae Bok
sedang beristirahat kaget melihat Jung Hee yang menelpnya lebih dulu karena tak
seperti biasanya. Jung Hee terlihat sangat marah dengan Eun Hee, lalu dengan senyumanya mengaku kalau saat
bekerja dan kepikiran tentang Euni Hee. Eun Hee tersipu malu mendengarnya.
“Eun
Hee...Terima kasih telah memberikan aku kekuatan... Karena memberiku sayap.” Ucap
Jung Hee.
“Tak
perlu... Aku berterima kasih padamu... Karena mencintaiku” kata Eun Hee.
“Aku akan
menjadi baik dan berhasil. Aku akan jadi orang yang ditakuti semua orang dan
diinginkan semua orang. Aku berjanji...dan juga.. aku akan jadi ayah yang baik
untuk anak-anakku, Jin Wook and Hae Wook. Seorang ayah yang sukses. Ayah yang
bisa dibanggakan.” Kata Jung Hee. Eun Hee sempat bahagia mendengarnya tapi
mendengar nama dua anak Jun Hee membuatnya cemberut.
“Eun
Hee... Kau akan membantuku, kan?” ucap Jung Hee. Eun Hee pun dengan senang hati
akan membantunya dan akan melakukan yang terbaik. Jung Hee pun mengucapkan
terimakasih.
Jin Wook
pulang kerumah mengeluh Kapan menyelesaikan PR kelompok. Che Ri pikir mereka
bisa Kerjakan perlahan-lahan saja dan ia sebagai orang yang lebih tua akan
membantunya. Jin Wook mengejek Che Ri yang bangga dengan panggilan kakak sambil
naik ke atas lebih dulu.
Che Ri melihat
kamar Eun Hee dan mencoba masuk ternyata tak dikunci, lalu melihat dibagian
meja rias. Lalu melihat coklat berpikir Eun Hee
sangat menyukai cokelat dan
mengambilnya. Tiba-tiba dari belakang
seperti ada orang yang berjalan ke arah Che Ri, Jin Wook kaget melihat Che Ri
yang tiba-tiba berbalik dan merasa takut.
“Kenapa
kau yang takut?” ucap Che Ri, Jin Wook pun bertanya apa yang dilakukan Che Ri
dalam kamar Eun Hee. Che Ri mengaku hanya melihat-lihat.
“Keluar.
Dia tidak akan menyukainya.” Kata Jin Wook mengajak pergi. Che Ri pikir tak
masalah karena si Ahjumma"Enyahlah"
itu bahkan tidak ada di ruangan. Jin Wook tak peduli menarik Che Ri agar
segera keluar saja.
Bersambung
ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar