PS
: All images credit and content copyright : KBS
Flash Back
Tuan Cha
minum dan masih sadar melihat temanya yang sudah tertidur karena mabuk. Lalu
memastikan kalau temanya sudah tidur setelah itu sengaja memutar jam dinding
lebih lama, keluar dari rumah membeli minuman di minimarket.
Lalu kembali
ke rumah melihat istrinya yang ada di kamar, kejadian pembunuhan pun terjadi.
Tuan Cha kembali ke bengkel memundurkan jam dan membangunkan temanya dan
mengajak untuk minum kembali.
Teman
Tuan Cha benar-benar tak percaya, sambil mencengkram badan Tuan Cha yang tega
membunuh istrinya sendiri. Tuan Cha
dengan tatapan dingin merasa tak khawatir dengan ucapan Seol Ok yang Bukan
petugas polisi.
“Kau
tidak membunuh Myung Hee, 'kan? Katakan padaku. Kau tidak melakukan ini
brengsek. Katakan apa yang terjadi.” Ucap Teman Tuan Cha yang mulai panik
“Kenapa
kau membunuh Myung Hee? Apa Ny. Lee melakukan sesuatu sehingga harus mati? Apa
karena dia tidak akan mati bahkan setelah mendaftarkan diri dalam tiga asuransi
jiwa? Apa kau... membunuh dia karena kau frustasi? Tapi kenapa harus begitu?”
kata Seol Ok dengan mata berkaca-kaca
“Dia
pantas mati! Dia seorang psiko narkoba! Dia sampah!” teriak Tuan Cha tak bisa
menahan emosi sambil mengambil
Wan Seung
langsung melompat menangkap Tuan Cha sebelum kabur dan memborgolanya atas
pembunuhan Lee Myung Hee dan memanggil
petugas agar meminta bantuan dan Tuan Cha pun dibawa keluar dari ruang
interogasi.
Suami
Seol Ok sudah ada di depan kantor polisi seperti ingin menjemput. Sementara di
ruangan interogasi teman Tuan Cha jatuh lemas mengetahui yang terjadi. Seol Ok
heran dengan teman Tuan Cha yang Tidak
tahu ini akan terjadi. Teman Tuan Cha binggung.
“Kau tahu
dia menyiksanya. Tapi kau menutup mata... Meskipun dia seperti saudara
perempuan bagimu.” Ucap Seol Ok
“Aku
tidak berpikir dia akan membunuhnya.” Kata teman Tuan Cha
“Kau
pikir tidak masalah dipukul... Selama dia tidak membunuhnya. Dasar Oppa yang
hebat. Apa itu membuatmu merasa lebih baik? Kau juga seorang penyerang. Aku harap
kau menyesal selama hidupmu. ” Kata Seol Ok marah. Teman Tuan Cha hanya bisa
menangis.
Seol Ok
keluar dari ruang interogasi melihat sudah jam 12 lewat, Wan Seung menyuruh
Seol Ok pulang karena sudah sampai tengah malam. Seol Ok pun berjalan keluar
ingin mengambil ponsel yang dititipkanya. Wan Seung menahanya ingin tahu cara
Seol Ok bisa menduga Cha Yong Chool
pembunuhnya.
“Aku
punya firasat. Aneh rasanya dia melaporkannya sebagai perampokan. Tidak ada
yang terluka dan tidak ada mayat... Di TKP.” Kata Seol Ok
“Temannya
yang melaporkan perampokan itu.” Ucap Wan Seung
“Cha Yong
Chool adalah yang pertama..Yang mengatakan ada perampokan.” Kata Seol Ok
Flash Back
Teman
Tuan Cha menelp polisi, lalu Tuan Cha
dengan cepat mengatakan kalau ada Perampokan. Akhirnya Teman Tuan Cha yang
berbicara di telp kalau rumah Tuan Cha ada perampokan.
“Dia
membuat temannya menelpon polisi, Jadi kami tidak mencurigainya.’ Kata Wan
Seung dengan Seol Ok berjalan membawa ponselnya kalau sudah tahu alasanya.
“Itu
mudah bagi petugas polisi seperti kami.” Kata Wan Seung
Suami
Seol Ok terlihat gelisah menunggu didepan kantor, saat ingin merokok petugas
menegurnya karena dilarang merokok di kantor polisi. Akhirnya Ho Chul menelp
Seol Ok, Seol Ok baru keluar kaget melihat suaminya ada didepan kantor dan
buru-buru bersembunyi dibalik pintu. Wan Seung berdiri dibelakang melihatanya.
“Pergilah
temui suami Jaksa-mu. Kenapa kau bersembunyi disini?” ejek Wan seung
“Aku lagi
mencoba mencari alasan. Dia benci saat aku terlibat dengan polisi.” Kata Seol
Ok
“Kenapa
kau begitu takut padanya? Apa dia kasar padamu di rumah? Kenapa kau hidup
seperti ini?” keluh Wan Seung
“Aku
tidak menderita seperti yang kau kira. Aku hanya tidak ingin menimbulkan
masalah bagi keluargaku.” Ucap Seol Ok membela diri
Wan Seung
menyimpulkan kalau Itulah sebabnya Seol Ok sering berbohong pada keluarganya. Seol Ok
pikir Berkata jujur tidak selalu berjalan dengan baik, menurutnya Keluarga
adalah kesatuan yang erat, Jadi lebih baik tidak membenci satu sama lain dan Sedikit
pertimbangan jauh lebih baik.
“Jadi,
ahjumma... Apa kau nyaman?” tanya Wan Seung
“Jika keluargaku
nyaman, akupun begitu.” Komentar Seol Ok lalu menanyakan keadaan Wan Seung yang
terluka karena Tuan Cha yang melempar kursi.
“Ini
bukan apa-apa.” Kata Wan Seung melihat sedikit tanganya terluka. Seol Ok
menyuruh Wan Seong mengobati kalau memang terluka kalau orang bisa mati akibat
tetanus setiap tahun.
Ponsel
Seol Ok kembali berdering, Wan Seung yang jengah langsung mengambil ponsel dan
mengangkatnya. Seol Ok panik ketika mendengar Wan Seung mengaku sebagai Detektif
Ha Kantor Polisi Seodong. Seol Ok makin panik, Wan Seun berbisik kalau Seol Ok
itu tidak bisa hidup seperti ini selamanya.
“Ny. Yoo
Seol Ok terlibat dalam sebuah kasus., itu kasus pembunuhan. Dia melihat
tersangka dan sedang memberikan keterangan saksi. Aku minta maaf dan tahu itu
terlambat, Tapi ini sangat mendesak.” Ucap Wan Seung, Seol Ok sedikit lega
mendengar alasan Wan Seung
“Iya. Aku
tidak membiarkannya menjawab teleponnya. Aku minta maaf, Jaksa Kim. Aku akan
segera membebaskannya, jadi dia bisa pulang.” Ucap Wan Seung lalu menutup telp
dan mengembalikan ponsel pada Seol Ok.
Seol Ok
merasa tak enak hati karena Wan Seung seharusnya tidak perlu melakukan itu. Wan
Seung mengaku tidak ingin melihat Seol Ok berbohon jadi menyuruhnya pergi
karena suaminya sedang menunggu. Seol Ok ingin bicara, Wan Seung dengan percaya
diri merasa kalau Seol Ok pasti ingin berterima kasih.
“Aku
menang jadi Penuhi janjimu.” Ucap Seol Ok menangih
“Kau menemukannya
karena aku membantumu. Kau harusnya berterima kasih padaku.” Komentar Wan Seung
“Tidak
bisakah kau menepati janjimu?” kata Seol Ok. Wan Seung pikir bertaruh dengan
kepalanya. Seol Ok pikir itu pun bisa.
“Ahjumma,
aku terkenal dengan penampilan kerenku.
Aku bahkan syuting iklan.” Kata Wan Seung bangg
“Aku
merasa kasihan pada petugas wanita disini. Betapa buruknya lingkungan kerja
ini.”ejek Seol Ok
Wan Seung
menyuruh Seol Ok Pulang saja ke rumah.Seol Ok berjalan pergi. Saat itu Wan
Seung sadar kalau minta maaf dengan Jaksa Kim, dan merasa sangat menyesal
padahal sangat membencinya, dan
membuatnya makin stres.
Seol Ok
berjalan ke parkiran melihat Kakek Cha yang duduk menatapnya di kantor polisi
setelah dibebaskan, tapi tatapanya terlihat menyedihkan. Seol Ok berusaha tak
mengubrisnya dengan berjalang menghampiri suaminya dan merangkul lenganya.
“Apa
Detektif Ha berarti bagimu? Julukannya adalah hidung anjing.” Keluh Jaksa Kim
“Dia
tidak seburuk itu dan agak baik juga.” Kata Seol Ok membela
“Aku
harus mengajukan keluhan.” Ucap Jaksa Kim kesal
“Dia
diturunkan jabatannya dan dikirim ke cabang, jadi Biarkan saja dia” ucap Seol
Ok
“Aku tahu
dia akan membuat masalah.” Keluh Jaksa Cha Seol Ok menceritakan Pacar Wan Seung
akan menikah dengan orang lain.
Dari
kejauhan Wan Seung melihat keduanya berjalan seperti pasangan yang cukup serasi
dengan nada mengejek. Teman Detektif lain melihat Wan Seung yang berdiri
didepan pintu langsung bertanya dan mengatakan 80 persen. Wan Seung pikir 80 %
tidak akan terjadi dan tidak cukup lalu keluar dari kantor.
Seol Ok
didalam mobil terlihat gelisah memikirkan kakek Cha dan saat berada di samping
jalan melihat Kakek Cha sudah tak ditempatnya duduk, akhirnya Seol Ok
memutuskan kalau harus kembali karena perlu memeriksa sesuatu dan bergegas
turun dari mobil.
Sementara
Wan Seung masuk ke mobil sambil mengoceh sendiri kalau kakek itu tidak membunuhnya Tapi kenapa dia
begitu aneh. Menurutnya Firasatnya tidak pernah salah. Saat akan mengemudikan
mobilnya tiba-tiba dikejutkan dengan kakek Cha yang sudah berdiri didepan
mobilnya dan langsung keluar mobil sambil mengumpat si kakek yang sudah gila.
“Aku
membunuhnya. Aku benar-benar melakukannya. Itu semua salahku.” Ucap Si kakek
Cha sambil berlutut
“Aku tahu
dia anakmu, tapi dia melakukan
pembunuhan.” Ucap Wan Seung merasa kakek Cha ingin menutupi kesalahan anaknya.
“Tolong
percayalah, Pak.” Kata kakak Cha, temannya datang bertanya apa sebenarnya yang
terjadi.
Saat itu
juga petugas Park menelp, dengan suara kaget lalu meminta Dong Gi agar membawa
kakek Cha masuk ke kantor polisi. Saat itu Seol Ok datang, Wan Seung binggung
karena sebelumnya Seol Ok tadi sudah pulang dengan suaminya.
“Apa
karena dia membuang mayatnya?” tanya Seol Ok melihat kakek Cha yang dibawa
masuk ke kantor polisi.
“Hasil
otopsi sudah keluar.” Kata Wan Seung, Seol Ok benar-benar kaget.
“Dia
tidak meninggal antara jam 11.30 sampai
01.00 pagi. Lee Myung Hee terbunuh sekitar jam 3 pagi.” Kata petugas Park
memberitahu tentang hasil otopis
“Itu
berarti suaminya tidak membunuh dia.” Ucap Wan Seung. Seol Ok masih tak yakin dengan hasil otopsi.
“Otopsi
menunjukkan bahwa penyebab kematian adalah tenggelam.” Kata Petugas Park
“Dia
ditikam dan Kau menemukan darah di jendela dan dalam mobil.” Ucap Seol Ok masih
tak percaya
“Dia
ditikam dan berdarah, tapi dia meninggal karena masuk air ke paru-parunya. Kami
menemukan plankton di paru-parunya dan
organnya” jelas Petugas Park
Seol Ok
melihat laporan otopsi dan menyimpulkan kalau Nyonya Lee masih hidup ketika Mereka melemparkannya ke
sungai, tapi ia yakin mereka mengira Nyonya Lee sudah meninggal.
Di ruang
interogasi
Kakek Cha
bersama Wan Seung duduk di dalam ruangan dan Seol Ok menunggu diluar. Wan Seung
bertanya apakah Kakek Cha tahu kalau Nyonya Lee itu masih hidup, Kakek Cha
mengangguk.
Flash Back
Tuan Cha
dan istrinya membawa Nyonya Lee yang di anggap sudah meninggal dengan mobil,
saat itu Tuan Cha melihat kain pembungkus bergerak. Istri Tuan Cha melihat tangan suaminya yang
darah, Tuan Cha yang melirik ke belakang tersadar dan berusaha menghindari truk
yang berjalan didepanya. Akhirnya darah pun mengalir ke kursi karena guncangan.
Seol Ok
tak tahan akhirnya masuk ke ruang interogasi, mengatakan Ada choran di kulkas, Lidah sapi, garam, biji
bunga matahari jadi Ada yang menderita radang sendi dan tahu pasti itu Kakek
Cha.
“Kami
juga menganggap dia keluarga.”ucap Tuan Cha sambil menangis
“Jika dia
membunuh anakmu, maukah kau... Menyembunyikan tubuh dan melemparkannya ke
sungai?” kata Seol Ok ikut menangis
Istri
Tuan Cha berada didepan pintu kaget mendengarnya seperti tak percaya kalau
sebenarnya Nyonya Lee itu masih hidup dan melemparkannya ke Sungai dingin dan membeku. Tuan Cha mengaku tidak punya pilihan dan melakukannya untuk
Hee Chul.
“Apa yang
akan dia lakukan, Jika mengetahui ayahnya adalah pembunuh?” ucap Tuan Cha
membela diri, saat itu Hee Chul datang menatap kakek dan neneknya seperti tak
percaya dengan keadaanya sekarang.
Flash Back
Seol Ok
yang masih remaja dengan pakaian hitam mengejar detekti meraa kalau semuanya
pasti salah. Tapi Detektif yakin kalau kejadian ini adalah bunuh diri.
“Ahjussi,
mengapa orang tuaku bunuh diri? Ada yang membunuh mereka. Tolong... Tolong cari
tahu siapa yang melakukannya.” Ucap Seol Ok memoho
“Kami
99,9 persen yakin itu adalah bunuh diri.” Kata Detekti dengan nada tinggi
“Ini
bukan 100 persen!” kata Seol Ok, Tapi detektif tak peduli memilih untuk pergi
meninggalkanya. Seol Ok hanya bisa menjerit histeris mengetahui kedua orang
tuanya dianggap bunuh diri.
Seol Ok
berjalan dengan wajah lesu, Wan Seung membahas tentang kesepakatan mereka. Seol Ok pikir Wan Seung
itu benar karena ia baru saja bermain
“Seorang
ibu rumah tangga yang berusaha menjadi
detektif... “ kata Seol Ok
“Kau
tidak seutuhnya salah.” Ucap Wan Seung merasa mengerti dengan perasaan Seol Ok
yang sedih
“0,01
persen salah tetaplah salah. Itu bisa mengubah hidup seseorang.” Ucap Seol Ok
sedih
“Kau 'kan
menangkap si pembunuh. Ini tidak seperti
dirimu.” Ucap Wan Seung
Seol Ok
berkata Pasal 27 Ayat 4 Konstitusi "Bahkan jika kau membiarkan 10 pencuri
pergi, Kau tidak boleh menangkap satu
orang yang tidak berdosa." Wan Seung menyakinkan kalau Terdakwanya
mengaku bersalah dan itulah tugas polisi jadi Seol Ok sudah membantu dan kalau
bukan karena Seol Ok maka kasusnya akan berakhir
sebagai perampokan saja.
Wan Seung
mengumpat kesal pada Cha Yong Chool. Seol Ok pikir Walaupun demikian, Tuan Cha
bukan pembunuh lalu berjalan pergi. Wan Seung merasa kalau Seol Ok pergi seperti ini, maka Petugas Hong akan
mengunyahnya. Seol Ok meminta Wan Seung mengatakan pada Joon Oh kalau berterima kasih atas semuanya Dan pada
Wang Seung karena sudah Terima kasih telah memberikan ekstra 20 menit.
Ho Chul
kembali ke kantor polisi melihat Seol Ok yang keluar dengan wajah lesu, lalu
memastikan keadaanya. Seol Ok berjanji kalau Mulai sekarang, tidak akan terjadi
apa-apa.
Dirumah
Seol Ok bersama ibu mertua, adik ipar dan istrinya makan buah bersama sambil
menonton TV, terlihat senyuman bahagia dari semuanya. Wan Seung pulang ke rumah
melihat rumahnya yang gelap karena tak ada lampu yang meneranginya.
Ia pun
masuk dan membuka kulkas lalu duduk bersandar, menatap bungkus obat dari Seol
Ok dengan pesan “Pakai ini bahkan jika tidak mau. Nanti akan kena tetanus.”
Flash Back
Seol Ok
membersihkan tangan Wan Seung yang terluka dengan sigap, lalu menaruh bungkus
obat di jaketnya dengan memastikan kalau
lukanya tidak kena tetanus. Wan Seung tak peduli dan berjalan keluar
dari apotik.
Wan Seung
tak ingin terkena tetanus lalu mengoleskan obat dan berbaring sambil menatap ke arah samping,
seperti berbicara Seol Ok yang menyuruhnya tidak terluka, terlihat foto dirinya
dengan seseorang.
Flash
Back
Wan Seung
yang masih muda berteriak memanggil Hyun Soo dalam gedung yang kosong. Seorang
wanita berbaring dengan luka, Wan Seung pun menemukanya dan meminta agar Hyun
Soo bangun dan tetap bersamanya tapi Hyun Soo seperti tak tahan.
Wang
Seung pun berjalan bergandengan seperti pasanga kekasih dibawah guguran bunga
sakura. Wang Seung pun menatap foto ingin tahu kaan Hyuk Soo akan pulang dan
Berapa lama harus menunggu dan akan menemukannya.
“Aku
tidak akan mati sampai melakukannya. Apa kau mendengarku, Hyun Soo? Apa kau
mendengarku? Aku merindukanmu.” Kata Wan Seung yang sudah berdiri jembatan
sungai Han. Saat itu telp masuk ke tempat Tuan Cha.
“Hyung,
kau jangan tidak bersemangat, oke? Aku tidak akan menyerah saat ini. Aku akan berjuang!” ucap Dong Gi, Wan Seung
yang mendengarnya langsung pergi.
Seol Ok
dan Nyonya Park makan bersama, Seo Ok menanyakan komentar sup buatanya. Nyonya Cha mengaku kalau Rasanya lumayan enak
sekarang lalu menanyakan keberadaan anaknya. Seol Ok mengatakan kalau suaminya
pergi dan menawarkan untuk mengambil minum.
“Aku menempuh
jalan yang sama setiap hari dan tidak pernah
melihat seorang pencuri. Kenapa kau selalu mendapat masalah? Bagaimana kau bisa
melihat pembunuhan?” ucap Nyonya Park heran
“Aku
tidak tahu. Itu keluar saja dipikiranku da tidak akan terjadi lagi.” Kata Seol
Ok
Ponselnya
berdering Ho Chul menelp dan Seol Ok pun berjalan ke ruangan kerja mencari Amplop
kertas kuning Di rak buku di samping meja dan saat menemukanya tiba-tiba saja
ia menangis tersedu-sedu.
Seol Ok
pergi ke Kantor Kejaksaan dan dikagetkan saat melihat Wan Seung terlihat sangat
marah mencengkram kerah baju suaminya di tangga menuju gedung kejaksaan.
“Kau
bilang Pencurian biasa? Itu Jang Do Jang. Apa kau membaca filenya? Apa kau
mabuk? Apa kau mendapatkan beasiswa dari Ha And Jung?” ucap Wan Seung marah
“ Aku
pikir aku salah dengar. Apa kau mencurigai seorang Jaksa?” sindir Jaksa Kim.
Wan Seung sudah siap memberikan pukulan kalau Jaksa Kim yang tidak bisa
menyangkalnya, Seol Ok berteriak memanggil suaminya.
Bersambung
ke episode 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar