PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 26 Maret 2019

Sinopsis Welcome to Waikiki Season 2 Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 
Disebuah restoran
Woo Sik terlihat gugup makan direstoran mewah dan buru-buru makan. Si bibi menyuruh Woo Sik agar makan perlahan saja.  Woo Sik menganguk mengerti. Si bibi pikir kalau Woo Sik merasa gugup bersamanya. Woo Sik binggung tapi akhirnya hanya membenarkan.
“Kau manis sekali... Bagaimanapun, aku seharusnya menyadari perasaanmu lebih awal... Sulit kubayangkan betapa beratnya hal itu bagimu selama ini... Maaf, Pak Cha..... Bukan, maksudku, maaf,..Woo Shik.” Kata bibi mencoba berbicara banmal.
“Woo Shik? Ini membuatku gila....  Cha Woo Shik. Berapa lama lagi kau akan terus begini? Seputus asa apa pun kau untuk bayar sewa, ini tidak benar... Baik. Aku harus mengatakan yang sejujurnya kepadanya.” Gumam Woo Sik.
Akhirnya Woo Sik mengaku pada bibi kalau Ada hal yang ingin dikatakan. Si bibi bertanya apa itu lalu harus menerima telp lebih dulu. Woo Sik pun menunggu, Si bibi tiba-tiba berteriak marah kalau itu bohong dan paling tidak tahan jika dibohongi. Woo Sik langsung gemetar.
“Jebloskan dia ke penjara sekarang juga! Berani-beraninya dia membohongiku... Tidak perlu tunjukkan belas kasihan untuk sampah seperti dia. Bahkan Akan kugunakan semua uangku untuk menjatuhkannya jika perlu. Aku tidak peduli jika butuh 100, atau 1.000 pengacara. Buat dia membusuk dalam sel gelap dan dingin sampai ajalnya tiba.” Teriak Si bibi
Woo Sik panik, Si bibi melihat ke arah Woo Sik langsung meminta maaf karena berteriak lalu memberitahu kalau ada penyewa lain dan berbohong kepadanya. Ia mengaku kalau Hal yang paling dibenci di dunia ini adalah ketika orang berbohong.
“Bukankah kau bilang ada sesuatu yang ingin dikatakan?” ucap si bibi. Woo Sik bingung dan ketakutan.
“Aku hanya berharap waktu berhenti untuk kita saat ini.” Kata Wook Sik akhirnya bersandar dibahu si bibi.
Si bibi mengeluh kalau Woo Sik itu konyol lalu tersipu malu dan terlihat tak percaya Woo Sik mau bermesaran. Woo Sik pun terpaksa karena takut dipenjara. 
Joon Ki terbangun dan tersadar kalau ketiduran lalu panik karena matanya tak bisa terbuka. Ia lalu merasakan tempat syuting yang sunyi dan mencoba memanggil apakah ada orang dan Sutradara dan mulai panik. Ki Joon pun terbangun mengeluh dengan Joon Ki yang tiba-tiba berteriak.
“Maafkan aku... Hei, ini terasa aneh. Kurasa tidak ada orang di sini... Bagaimana jika mereka meninggalkan kita setelah syuting?” kata Joon Ki
“Hei. Cepat hubungi Sutradara..” kata Ki Bong panik. Joon Ki pikir itu ide yang bagus.
“Apa Sudah menghubunginya?” tanya Ki Bong yang tak bisa melihat. Joon Ki kebingungan mencari ponselnya.
“Dasar Bodoh, staf bilang mereka menyimpan ponsel kita, apa kau ingat?” ucap Joon Ki. Ki Bong teringat dan bertanya apa yang harus dilakuan.
“Mana aku tahu? Dasar bodoh! Aku bahkan tidak bisa melihat dengan benar. Bagaimana ini?” kata Joon Ki
“Apa Ada orang?  Kami terdampar di sini!  Kami terjebak di dalam sini! Tolong!” teriak keduanya dan mereka berada di rumah dalam hutan. 

Woo Sik dan bibi berjalan bersama. Si bibi mengaku  Ini menyenangkan karean bahkan tidak ingat kapan kali terakhir berjalan dengan pria lal heran melihat Woo Sik yang berkeringat dingin seperti itu dan berpikir sakit. Woo Sik mengaku tidak
“Jika bukan itu... Kau sungguh sulit ditebak... Kau manis sekali...Seharusnya kau bilang jika ingin bergandengan tangan... Dasar bodoh.” Goda si bibi merangkul lengan Woo Sik.
“Ini gila.... Dia akan marah jika tahu yang sebenarnya... Ini salah... Ini tidak benar... Lebih baik aku dipenjara... Aku tidak bisa mengabaikan moralku lagi.” Gumam Woo Sik lalu akhirnya akan mengaku pada bibi.
“Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepada Anda... Sebenarnya aku...” kata Woo Sik dan seorang pria memanggil “Ibu”pada Si bibi.
Bibi pun senang melihat anaknya yang datang. Woo Sik panik melihat anak si bibi yang bertubuh besar. Si bibi pun meminta Woo Sik agar menyapa anaknya. Saat itu anak lain datang, Woo Sik makin panik karena seorang atlet Taekwondo.
“Woo Shik, beri salam... Ini putra keduaku.” Ucap Si bibi. Woo Sik dengan gugup menyapanya.  Anaknya bertanya siapa pria yang bersama ibunya.
“Ibu memacarinya mulai hari ini.. Anak-anakku, kalian memahami ibu, kan?” ucap si ibu pada anaknya.
“Tentu saja. Asalkan itu keinginan Ibu. Tapi bagaimana jika dia mengincar uang Ibu seperti pria waktu itu?” kata anak keduanya. Woo Sik panik.
“Tidak mungkin... Dia bilang sudah menyukai ibu selama setengah tahun. Tapi akhirnya dia memberanikan diri menyatakannya kepada ibu.” Cerita Si bibi
“Baguslah... Hei, Kau... Jika kamu membuat ibuku menangis, tamat riwayatmu.” Ancam anak keduanya.
“Dia bukan tipe orang seperti itu.. Tapi Bukankah kamu bilang ada yang ingin kau katakan? Apa itu?” ucap si bibi
“Sebenarnya... Aku hanya ingin bilang bahwa aku tidak mau pulang.” Ucap Woo Sik kembali menyandarkan kepalanya.
“Anak-anakku memperhatikan kita... Jangan bersikap konyol... Kau manis sekali.” kata Si bibi memukul Woo Sik dengan malu-malu. 

Joon Ki dan Ki Bong akhirnya berusaha untuk keluar dari hutan dengan meraba jalan mengunakan tongkah. Ki Bong berjalan dibelakang meminta Joon Kia agar menunggu. Joon Ki menyuruh agar temanya lebih cepat.
“Di mana kita? Apa kita menuju ke arah yang benar? Kita seharusnya menunggu di sana. Dia mungkin kembali untuk kita.” Kata Ki Bong ketakutan.
“Apa? Kembali untuk kita? Aku sudah mengenalnya selama delapan tahun terakhir. Tapi dia masih belum tahu namaku. Orang seperti itu tidak akan kembali untuk kita.”ucap Joon Ki
“Tapi kita tidak bisa melihat. Bagaimana kita bisa pulang?” ucap Ki Bong
“Kita bisa mencoba menumpang. Jadi Ikuti saja aku.” Kata Joon Ki. Ki Bong pun mengangu mengerti lalu merasakan sesuatu.
Joon Ki mengeluh apa lagi sekarang,  Ki Bong mengaku merasa sakit perut. Joon Ki pun memarahi Ki Bong karena sudah mengatakan harus makan sedikit saja tapi malah makan tiga mangkuk penuh. Ki Bong mengaku tak tahan karena sangat lapar.
“Apa di sekitar sini ada toilet?” tanya Ki Bong. Joon Ki kesal, karena tak bisa melihat dengan benar jadi tak mungkin bisa tahu.
“Kita tidak tahu sedang di mana.. Jadi Pergilah ke mana saja.” Ucap Joon Ki. Ki Bong bertanya apakah Joon Ki punya tisu.
“Untuk apa aku bawa tisu di tengah gunung? Usap saja dengan dasimu.” berteriak Joon Ki marah. Ki Bong menganguk mengerti lalu mengeluh temanya yang membentaknya
Joon Ki menyuruh Ki Bong mencari tempat saja dan akan menunggu lalu merogoh saku celananya ternyata ada tissue. 


Di sebuah perkemahan, empat orang wanita mengajak mereka  main 007 tanpa suara danakan kalah jika bersuara. Mereka mulai bermain tanpa suara saling menunjuk dan memberikan pukulan kalau salah.  Ki Bong yang tak bisa melihat memastikan kalau suasana sepi dan tidak ada orang.
“Wah.... Aku hampir buang air di celana.” Ucap  Ki Bong, Empat orang wanita binggung melihat Ki Bong.
“Oh Yah.... aku tidak punya tisu!” kata Ki Bong melepaskan dasinya dan siap berjongkok membuka  celananya.
Semua wanita panik berteriak dan kabur. Ki Bong bertanya Siapa itu dan jatuh terduduk lalu berteriak sedih. Joon Ki datang memanggil Ki Bong kalau sudah menemukan tisu. Ki Bong hanya bisa menangis. Joon Ki pikir kalau Ki Bong sdedang bersama seseorang. Ki Bong menangis mengaku sudah buang air besar tapi ada banyak orang. 

Ketiganya bersadar disofa.  Ki Bong mengeluh  masih tidak punya uang, matanya terluka, bahkan dipermalukandan mengeluh kalau Kehidupan macam apa ini. Woo Sik pikir Ki Bong masih lebih baik darinya, karena  akan ke taman hiburan dengan pemilik tanah dan kedua putranya besok.
“Mereka bertanya apa aku bisa membeli gulali untuk wanita itu. Aku punya dua putra sekarang... Kenapa hidup begitu sulit bagi kita?” ucap Woo Sik
“Kita sudah mencoba yang terbaik. Entah kenapa keadaan hanya memburuk.” Ucap Joon Ki. Ki Bong pikir Dahulu mereka sangat kaya.
“Pada waktu itu, kupikir sekarang aku akan tampil di Carnegie Hall dengan orkestra besar di belakangku.” Ucap Woo Sik
“Kupikir aku akan berada di Hollywood dan memenangkan Oscar.” Kata Joon Ki
“Kupikir aku akan bermain di MLB sekarang dan bermain bersama Ryu Hyun Jin dan Choo Shin Soo.” Kata Ki Bong
“Tapi ini tidak mungkin akhir bagi kita, bukan? Kita tidak boleh menyerah, bukan?” ucap Woo Sik
“Tentu saja tidak. Aku tidak akan menyerah.” Kata Joon Ki. Ki Bong setuju kalau tidak bisa menyerah sekarang.
“Setidaknya aku harus membuat Choo Shin Soo strike out sekali.” ucap Ki Bong
“Hei... Jangan lakukan itu kepada sesama warga Korea. Bersikap baiklah kepada Choo.” Kata Joon Ki
“Kau benar. Kalau begitu, aku tidak akan menyerah sampai dapat home run dari Choo.” Ucap Ki Bong, Joon Ki pikir itu lebih baik. Ketiganya langsung tertawa melihat temanya memang bodoh.
“Ayo Cerialah... "Kesuksesan adalah milik mereka yang tidak menyerah." Itu kutipan lama dari Santo.” Ucap Woo Sik
“Ya, mari kita berjuang sampai akhir. Semuanya akan berjalan lancar.” Kata Joon Ki
“Woo Shik, siapa itu "Santo"? Kutipan yang kau katakan... Kau bilang itu dari "Santo". Aku tidak tahu ada nama "Santo" di Korea. Kurasa aku tidak pernah bertemu orang dengan nama itu.” Kata Ki Bong. Woo Sik ingin memukul.
“Jangan... Kau malah makin kesal nanti... Ayo tidur saja.” Ajak Joon Ki. Woo Sik setuju.  Ki Bong memanggil agar mereka bisa pergi bersama dan tetap ingin tahu siapa "Santo".
“Apa dia Ilmuwan? Orang Tionghoa?” ucap Ki Bong. Woo Sik menyuruh Ki Bong diam saja. Ki Bong berteriak agar mereka bersama karena tidak bisa melihat.



Jung Eun membantu dua orang pria dengan membasuh matanya, Ki Bong merasakan matanya yang panas. Joon Ki perlahan membuka matanya dan berteriak bahagia karena bisa melihat sekarang. Ki Bong juga ikut menjerit bahagia melihatnya. Jung Eun mengucap syukur.
“Kenapa kalian hidup seperti ini? Ada apa dengan kalian? Bagaimana dengan Woo Shik?” ucap  Jung Eun
“Woo Shik? Dia pergi ke suatu tempat.” Kata Joon Ki mengingatnya. 

Woo Sik berada di komidiputar dengan bibi yang duduk dibelakangnya. Dua anak si bibi ada disampingnya terlihat bahagia memiliki calon ayah baru. Woo Sik  mencoba melakukan untuk naik komidi putar ini sekali lagi. Si bibi pun dengan senang hati memegang pinggang pria muda disdepanya.
“Woo Shik... Kau tidak keberatan mengendarai ini sekali lagi, kan?” ucap Si bibi. Woo Sik pun tak bisa menolaknya.
“Kau yang terbaik!  Kau sangat keren!” puji dua anak bibi. Woo Sik pun tersiksa. 


Ketiganya makan ramyun di ruang makan, Joon Ki dan Ki Bong berebutan makan ramyun. Ki Bong menyuruh Joon Ki  Bekerja saja di perusahaan ramyeon jika begitu menyukainya. Joon Ki menyuruh agar tak ambil semuanya.
“Hei.... Jangan terlalu banyak!” teriak Joon Ki. Ki Bong mengaku hanya mengambil sedikit sekali.  Woo Sik akhirnya pulang.
“Kau Duduk dan makanlah ramyeon. .. Apa Kau bersenang-senang?” ucap Joon Ki lalu menahan tawa melihat Joon Ki membawa balon, boneka bahkan memakai bando.
“Kau terlihat tampan dengan bando itu. Apa Kau membeli gulali untuk putra barumu? Apa putramu memanggilmu ayah tiri terbaik agar mereka dapat gulali?” ejek Joon Ki lalu tertawa dengan dua temanya
"Ayah!" Hei.... Berhenti tertawa!” kata Joon Ki marah membanting-banting boneka yang dibawanya.
“Kenapa orang dewasa seperti mereka sangat menyukai komidi putar? Kami menaikinya lebih dari 30 kali.” Teriak Woo Sik marah
“Bersabarlah sampai kita mampu membayar uang sewa dan perbaikan.” Kata Ki Bong. Joon Ki setuju.
“Totalnya 10.000 dolar. Apa Kalian ingin aku terus melakukan ini sampai kita mendapat uang itu?” kata Woo Sik marah
“Apa Kau lebih suka kita tidur di jalan dalam cuaca sedingin ini?” ucap Joon Ki. Woo Sik kesal karena membuat dirinya semakin mengila.
Saat itu telp berdering, Woo Sik mengangkat telp. Joon Ki mengajak mereka makan lagi dengan Jung Eun.  Woo Sik terlihat senang dan akan segera kesana. Joon Ki bertanya Apa yang terjadi. Woo Sik memberitahu. Perencana pernikahan kenalannya membutuhkan penyanyi.
“Dia ingin aku mengisinya.” Ucap Woo Sik. Joon Ki bertanya apakah Woo Sik ingin pergi sekarang dan mengajak untuk  Makanlah ramyeon dahulu.
“Apa aku sempat makan ramyeon? Aku akan mendapatkan uang dan keluar dari situasi yang memalukan ini. Kalian seharusnya tidak diam saja seperti ini. Keluar dan cari uang! Sekarang juga!”teriak Woo Sik marah
Semua hanya bisa diam saja, akhirnya Jung Eun pun bergegas pergi karean  harus pergi bekerja. Joon Ki hanya diam saja dan Ki Bong seperti merasa dadanya sakit karena tak bisa menelan dengan baik. Joon Ki menyuruh mereka makan saja. 



Seorang wanita menyapa Woo Sik yang baru datang ke ruang pernikahan meminta Maaf atas pemberitahuan yang mendadak karena Penyanyinya mengalami kecelakaan. Woo Sik mengaku tak masalah karena  butuh uang. Si wanita pikir memang situasi yang bagus.
“Temui pengantinnya terlebih dahulu. Ikut aku.” Ucap Si wanita. Woo Sik menganguk mengerti.
Seorang pengantin wanita duduk di ruangan dengan gaun yang cantik memegang buketnya.  Woo Sik yang tadinya terkesima kaget melihat ternyata Han Soo Yeon yang akan menikah.  Si wanita ingin mengenalkan Woo Sik pada Soo Yeon sebagai penyanyi penganti.
“Hei, apa yang kau lakukan?.. Apa Kau gila?” ucap Si wanita karena Woo Sik menyembunyikan wajahnya dibalik tubuhnya.
“Ayo pergi dari sini. Sekarang juga. Kumohon.” Bisik Woo Sik panik. Si wanita heran dengan Woo Sik yang tiba-tiba
“Bu Han, aku minta maaf. Permisi... Hei, hentikan! Apa yang kau lakukan? Turunkan aku!” ucap Si pegawai karena Woo Sik malah mengendongnya keluar ruangan. 

Woo Sik langsung meminta maaf, meminta agar mencari orang lain saja dan pamit pergi. Si wanita menahanya ingin tahu alasanya. Woo Sik meminta agar jangan menanyakan apapun. Si pegawai menahanya. Woo Sik meminta agar melepaskannya.
“Pernikahannya mulai 30 menit lagi... Dari mana aku bisa mendapat penyanyi lain? Kau juga butuh uang.” Ucap pegawai menanahnya
“Itu benar, tapi... Aku tidak bisa melakukan ini. Aku minta maaf.” Kata Woo Sik
“Baiklah... Kubayar dua kali lipat. 1.000 dolar.” Ucap si pegawai. Woo Sik mengaku Ini bukan tentang uang.
“1.500...” kata si pegawai. Woo Sik tetap mengaku tidak bisa. Si pegawai menaikkan tawaran menjadi 2.000.
“Baik, terserahlah. Hanya itu yang bisa aku tawarkan.”kata Pegawai. Woo Sik mulai bimbang lalu menatap si wanita kalau minta tolong.

Di rumah, Joon Ki menelp bank kalau ingin mengambil pinjaman. Pegawai ingin tahu Pekerjaannya. Joon Ki mengaku tidak punya dan tak punya asuransi.  Pegawai ingin tahu apakah punya Mobil. Joon Ki mengaku punya satu.
“Namanya Rebecca. Entah dari tahun 2001 atau 2002.” Ucap Joon Ki bangga dan telp pun ditutup.
“Astaga, mereka menutup teleponku lagi. Bahkan pihak bank meremehkanku.” Keluh Joon Ki 

Ki Bong datang dengan panci besar dan mengambil tumpukan brosur sebagai alasan. Joon Ki tak percaya pada Ki Bong makan danbertanya Ada berapa porsi itu, Ki Bong mengaku membuat delapan ramyun karena  butuh energi untuk menghasilkan uang.
“Baik. Makanlah sebanyak yang kau inginkan.” Ucap Joon Ki seperti sudah tak peduli lalu mengeluh berandai saja uang bisa jatuh dari langit.
Berita di TV “Baru-baru ini, sebuah meteorit jatuh di rumah hijau di pertanian. Meteorit adalah tiket lotre.”  Mata Joon Ki dan Ki Bong melotot mengetahui "Tiket lotre"  Mereka menonton berita “Meteorit seberat 50 gram pernah dijual seharga 500.000 dolar.”
“Bagian luarnya sangat menghitam, dan bagian dalamnya lebih padat daripada batu biasa, yang menunjukkan bahwa itu kemungkinan besar meteorit.”
Joon Ki yang tadinya berbaring langsung terbangun mengetahui kalau "500 gram Meteorit Dijual Seharga 500.000 Dolar"


Joon Ki dan Ki Bong keluar rumah membawa bongkahan meteor. Joon Ki menelp seseorang memberitahu kalau meteor Itu jatuh ke hostel mereka beberapa hari yang lalu dan mereka akan bertemu di kedai kopi. Ki Bong bertanya apa yang dikatakan pria itu.
“Dia mengumpulkan meteorit Jadi Dia ingin melihat bayi kita dan membelinya. Ayo pergi. “ ucap Joon Ki
“Tunggu... Apa Kita pergi dengan Rebecca? Aku tidak ingin masuk ke mobil itu. Baunya sangat busuk.” Ucap Ki Bong menutup hidungnya.
“Hei... Kau akan melukai perasaannya... Hentikan itu. Dia tidak bau. Baumu lebih busuk. Ayo pergi.” ucap Joon Ki dan Ki Bong mengeluh kalau memang  Baunya sangat busuk.  Joon Ki membela mobilnya kalau Ki Bong yang bau.

Keduanya naik mobil, Ki Bong masuk lebih dulu dan menutup pintu. Joon  Ki pun akan pergi menutup pintu tapi pintu Ki Bong malah terbuka. Ki Bong menatap bingung. Joon Ki menenangkan kalau tak perlu khawatir mobilnya  pasti kesal karena tadi bialang  bau busuk.
“Kau Tutup pintunya. Ayo pergi.” ucap Joon Ki. Ki Bong akhirnya meminta maaf dan menutup pintu tapi malah pintu Joon Ki yang terbuka.
“Jangan khawatir... Kau harus menutupnya dengan lembut. Seolah-olah kau merawat bayi... Maafkan aku, Rebecca. Dengan lembut.” Ucap Joon Ki mencoba menutup tapi pintu Ki Bong terbuka kembali.
“Apa ini kecerdasan buatan?” keluh Ki Bong. Joon Ki pikir Jangan khawatir.
“Ayo tutup pada saat bersamaan.” Kata Joon Ki yakin,akhirnya keduanya bersamaan menutup pintu tapi yang terbuka malah bagian bagasi. 

Keduanya hanya bisa melonggo binggung, akhirnya pergi dengan pintu bagasi terbuka. Ki Bong senang menurutnya mereka   sangat beruntung dan ingin tahu berapa banyak yang harus mereka minta. Joon Ki mengingat  Kata berita, yang 500 gram dijual seharga 500.000 dolar.
“Ini akan bernilai sekitar satu juta dolar.” Ucap Joon Ki. Ki Bong terlhat bahagia.  Joon Ki pikir bisa Dua juta .
“Coba kupikirkan. Dengan uang itu, kita bayar uang sewa dahulu.  Aku merasa kasihan kepada Rebecca, tapi akan kubeli mobil cantik juga. Maafkan aku... Jadi Apa lagi?” kata Joon Ki
“Pertama-tama, aku akan pergi ke prasmanan mewah dan makan sebanyak yang kumau. “ kata Ki Bong. Joon Ki pikir Kedengarannya enak.
“Lalu aku akan pergi ke tempat sushi yang mewah dan makan sushi sebanyak yang kumau. Setelah itu, aku akan ke tempat daging mewah... “ ucap Ki Bong penuh semangat.
“Tunggu... Apa yang kau pikirkan? Meteorit ini milikku. Kenapa kau merencanakan semua hal itu?” ucap Joon Ki
“Apa maksudmu? Kenapa ini milikmu? Ini jatuh di hostelku. Bukankah kalian mengatakan itu? Aku adalah CEO, dan kalian hanya investor. Aku hanya perlu mengembalikan investasimu.” Kata Joon Ki
“Maka seharusnya uang itu punya ibu pemilik tanah” kata Ki Bong. Joon Ki pikir si bibi itu tak tahu.
“Aku akan memberitahunya.” Kata Ki Bong. Joon Ki mengumpat Ki Bong itu sudah gila.
“Apa uangnya akan kau bagi dua? Jika tidak, aku akan meneleponnya sekarang.” Kata Ki Bong mengancam. Joon Ki memohon agar tak melakukanya.
“Kalau begitu, jawab aku... Kalau tidak, aku akan tekan "Panggil".” Kata Ki Bong sudah memegang tanganya.
“Baik.. Apa Kau sungguh akan begini? Silakan. Lakukan saja” ucap Joon Ki
“Aku akan menekannya. Kau lihat itu? Sudah kutekan setengahnya.  Ini akan berdering.  Setelah aku melepaskan jariku, panggilannya akan terhubung.” Kata Ki Bong memainkan jarinya.
Joon Ki menyuruh agar melakukanya, tapi akhirnya tak bisa menahan diri meminta agar menghentikanya. Ki Bong meminta agar mereka membagi dua. Joon Ki yang kesal menarik kepa Ki Bong, Ki Bong berteriak kalau temanya sedang mengemudi. 



MC memanggil Calon pengantin wanita, akan segera masuk dan meminta tepuk tangan para tamu. Semua tamu memberikan tepuk tangan dan Soo Yeon masuk dengan dituntun ayahnya. Woo Sik melihatnya memuji Soo Yeon yang masih cantik.
“Aku bernyanyi di pernikahan cinta pertamaku demi uang. Ini tidak bisa dipercaya.” Gumam Woo Sik lalu beranjak pergi. 

Di parkiran
Ki Bong mengeluh Joon Ki itu buas karena berani menggigit lengannya dan tidak bisa dipercaya lalu  mengeluh juga pengemudi yang buruk. Joon Ki seperti tak peduli. Ki Bong mengancam kalau Joon Ki bertingkah maka  akan segera menelepon pemilik tanah. Joon Ki setuju dan mengumpat Ki Bong itu jahat.
“Tunggu. Kenapa kau mengambil ini? Mari kita pegang bersama.” Ucap Ki Bong
“Apa Kau meragukanku? Apa kau Pikir aku akan mengambil ini dan melarikan diri?” ucap Joon Ki
“Aku tahu kau sangat mampu melakukan itu.” Kata Ki Bong dan mengajak turun.
“Bagaimana bisa turun jika kita berdua memegang benda ini?” keluh Joon Ki karena tak bisa keluar dari pintu berbeda.
“Kenapa tidak bisa? Aku akan turun lewat sana.” Ucap Ki Bong. Joon Ki turun lebih dulu tapi yang terjadi langsung menutup pintu dan kabur membawa meteor. Ki Bong berteriak marah. 

Joon Ki masuk lobby dan Ki Bong bisa mengejarna dan mengancam Joon Ki karena sudah bertingkah jadi bisa menelp pemilik tanah.  Joon Ki pikir Orang-orang menatap meteoritnya. Ki Bong menyuruh Joon Ki melepaksan karena bisa memegangnya sendiri.
“Lupakan. Kau bukan temanku lagi, Berengsek.” Kata Joon Ki
“Karena kita bukan teman, jangan bicara tidak sopan... Pak Lee Joon Ki.” Balas Ki Bong
“Astaga, maafkan aku, Pak Kook Ki Bong... Sayang sekali. Kafenya di sebelah sana.” Kata Joon. Keduanya saling tarik menarik kembali.

Akhirnya meteor jatuh, Joon Ki panik karena Dua juta dolarnya jatuh dan berpkir kalau sekarang harganya hanya satu juta dolar lalu berteriak memanggil Ki Bong yang hanya diam saja.  Ki Bong hanya terdiam didepan pintu. Joon Ki datang memanggil ingin tahu Apa yang dilakukan lalu kaget melihat tenyata foto Soo yeon menikah. 

Keduanya masih ballroom tak percaya kalau Soo Yeon yang sedang memotong kue. Joon Ki tak percaya Cinta pertamanya sungguh menikah dan  terasa aneh. Ki Bong pikir Andai mereka memberi tahu perasaan  yang sesungguhnya.
“Salah satu dari kita bertiga mungkin berdiri di sebelahnya sekarang. Benarkan?” ucap Ki Bong. Joon Ki dengan percaya diri kalau mungkin bisa saja dirinya.
“Selanjutnya, saatnya untuk lagu ucapan selamat. Berilah tepuk tangan meriah.” Ucap MC
Semua binggung melihat penyanyi menutupi wajahnya dengan topeng kardus.   Joon Ki yang melihatnya sungguh cara yang unik untuk menyanyikan lagu ucapan selamat. MC pun beralasan pria itu adaalh penyanyi baru yang akan segera memulai debutnya.
“Dia bersikeras bahwa wajahnya tidak boleh diungkapkan. Kami harap kalian mengerti... Baiklah, saatnya mendengarkan penampilannya... Beri tepuk tangan.” Ucap MC
“Sebenarnya, ada sebuah lagu yang diminta oleh kedua mempelai. Tapi aku tidak tahu lagu itu, jadi, kusiapkan lagu yang lain.” Kata Woo Sik dibalik topengnya
Woo Sik mulai menyanyi dengan suara merdu "Aku senang Saat bertemu denganmu Itu adalah karunia"


Flash Back
Woo Sik diam-diam melihat Soo Yeon dari balik jendela sekolah,s senyumanya tak bisa terhenti. Saat itu Soo Yeon sempat elihat Wook Sik dibalik jendela. Woo Sik panik langsung menyembunyikan wajahnya dan bergegas pergi.
Soo Yeon datang ke tempat Woo Sik yang sedang berlatih gitar. Woo Sik kaget dan gugup melihat Soo Yeon datang.  Soo Yeon meminta maaf mengagetkan Woo Sik dan bertanya sedang apa. Woo sik mengaku sedang menggubah lagu yang akan dibawakan di pertunjukan.
“Apa Kau melakukan pertunjukan? Bolehkah aku menontonnya?” ucap Soo Yeon. Woo Sik pikir Tentu saja boleh.
“Aku akan memberimu undangan.”ucap Woo Sik dengan senang hati. Soo Yeon pun mengucapkan Terima kasih.
Terdengar dari speaker Radio sekolah “Lagu berikutnya telah diminta oleh Han Soo Yeon dari Kelas 2-3. "I Love You" oleh Lee Jae Hoon.” Soo Yeon memberitahu kalau meminta lagu itu dan bertanya pada Woo Sik apakah menyukai lagu itu. Woo Sik pikir Lagunya bagus.
“Ini lagu favoritku... Bolehkah aku berlatih lagu ini dan menyanyikannya untukmu nanti?” ucap Woo Sik
“Sungguh? Kau sudah berjanji... Berjanjilah.” Kata Soo Yeon langsung mengulurkan jari kelingking. Woo Sik pun berjanji. 
Woo Sik menyanyikan lagu kesukaan Soo Yeon, lalu mengaku Dengan tulus mengucapkan, selamat atas pernikahan mereka dan berbahagia. Ia pun bergumam mengucapkan selamat tinggal pada Soo Yeon dan bisa Berbahagia.
“Selanjutnya, kedua mempelai akan memberi hormat kepada orang tua yang telah membesarkan.” Ucap MC
Woo Sik pun turun dari panggung, Si pegawia memuji kerja Woo Sik karena sudah menyelamatkannya hari ini dan memberikan bayaran. Woo Sik menolak karena merasa sudah menepati janjiku, dan itu sudah cukup.
“Janji? Janji apa? Bagaimana dengan uang ini?” ucap Si pegawai binggung.
“ Berikan kepadanya sebagai hadiah.” Kata Woo Sik berjalan pergi.
Joon Ki melihat Woo Sik dibalik topengnya akan keluar ruangan,  lalu memuji kalau menikmati lagumnya. Woo Sik menyapa temanya dan mengangkat topengnya. Keduanay kaget tak percaya kalau Woo Sik adalah penyanyi bertopeng yang bernyanyi untuk Soo Yeon
“Kenapa kalian ada di sini? Dan Batu apa pula itu?” ucap Woo Sik binggung
“Sebenarnya, yang terjadi adalah... Lupakan. Ceritanya panjang. Ayo kita keluar dan bicara.” Kata Ki Bong.
Mereka pun akan keluar dan tiba-tiba seorang masuk ke dalam ruangan. Semua tamu binggung, Joon Ki pikir kalau  sering melihat adegan ini di film dan mungkin itu adalah mantan pacar Soo Yeon.
“Pak, perusahaamu sudah bangkrut! Keluar dari sini!” teriak si pria. Soo Yeon binggung.
Suasana mulai rusuh, Ayah Soo Yeon meminta anaknya harus pergi ke tempat yang aman. Joon Ki yang terdorong menjatuhkan meteornya. Ki Bong pun panik dengan meteornya yang terus berguling karena banyak tertendang. Suasana pesta berubah. 




Joon Ki keluar dari gedung menangis karena Ponselnya benar-benar rusak dan juga Meteorit, Dua juta dolar ingin tahu  Siapa yang mengambil uangnya. Woo Sik heran Kenapa mereka  membawa benda itu ke sini. Ki Bong pun tak menyangka akan seperti ini.
“Dengarkan... Merupakan sopan santun mengucapkan kebahagiaan cinta pertamamu saat dia menikah. Coba Lihat dirimu. Bagaimana denganmu? Kau bahkan memakai topeng untuk menyanyikan lagu untuknya.” Kata Joon Ki
“Aku hanya melakukan itu untuk mendapat uang.” Ucap  Woo Sik
“Terserah! Aku tidak peduli... Kawan, untuk kali terakhir,.. mari kita lihat kamera CCTV lagi. Ini kali terakhir.” Ucap Joon Ki
“Kita sudah memeriksa sepuluh kali... Mari kita pulang.” Ucap Woo Sik. Joo Ki memohon. Woo Sik meminta agar menyerah saja..
“Joon Ki... Bukankah bagasinya tadi terbuka?” kata Ki Bong. Joon Ki mengaku tak peduli
“Itu bisa terbuka dan tertutup sesukanya Aku ingin kembali! Dua juta dolarku!”teriak Joon Ki histeris didepan mobil.
Sementar dirumah seorang bibi sambil menelp memberitahu  Pernikahan itu berantakan dan pihak wanita begitu memamerkan kekayaannya, tapi orang-orang datang untuk menuntut uang kembal lalu terlihat meteor yang digunakan untuk mengosok kaki. 


Ki Bong mengeluh kalau bodoh karena mempercayainya. Joon Ki menyuruh mereka agar diam karena sudah membuang dua juta dolar. Ki Bong mengejek mobil Joon i begitu kotor. Woo Sik memarahi keduanya bertengkar.
Ki Bong dan Woo Sik akhirnya menutup pintu dan pintu samping mereka pu terbuka. Joon Ki turun dari mobil menutup pintu dua pintu kembali terbuka mengenai bagian sensitif Ki Bong dan Woo Sik.
“Apa Kau menyebut ini mobil?” keluh Ki Bong. Joon Ki mengaku  Ini hanya pintu otomatis.
“Kenapa pintu ini terbuka?”ucap Woo Sik heran. Joon Ki pikir tak perlu dihiraukan karena Tidak ada yang berharga.
“ Singkirkan sampah ini!” ucap Ki Bong. Joon Ki mengajak untuk masuk ke rumah.
“Suara apa itu? Tunggu.. apa Itu berasal dari mobil?” ucap Woo Sik. Joon Ki dan Joon Ki pikir temanya sudah gila karena mobil bisa bersuara.
“Tunggu.. Kenapa mobilnya terus bersuara?” ucap Woo Sik binggung dan mulai membuka dengan wajah panik. Keduanya bertanya apa yang dilakukan.
“Ada seseorang di dalam.” Ucap Woo Sik yang hanya mengintip. Joon Ki penasaran ingin melihatnya.
“Kau sebaiknya tidak bercanda dengan meteorit itu. Aku dibuat trauma oleh meteorit hari ini, paham?” ucap Joon Ki
Ketiganya membuka bagasi dan hanya bisa melonggo kaget melihat Soo Yeon ternyata sembunyi didalam bagasi mobil. Soo Yeon masih lengkap dengan baju dan sepatu penganti.
Bersambung ke episode 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar