PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Rok
baru saja akan naik lift melihat Tuan Yeon yang juga sedang menunggu. Tuan Yeon
menyapanya mengaku Sudah lama bertemu
dengannya berada di depan lift lagi lalu mengeluh karena Jung Rok berpikir
sedang menunggunya.
“Aku
menunggumu... Aku menunggu empat jam... Omong kosong macam apa ini? Aku akan
menunggu Yoon Seo, bukan kau.” Ejek Tuan Yeon.
Saat
pintu lift terbuka, Yoon Seo ada didalam. Tuan Yeon terlihat bersemangat
melihat Yoon Seo yang ditunggunya. Yoon
Seo dan Jung Rok saling bertatapan dengan senyuman. Tuan Yeon melihat pasangan
didepan mereka saling bergandengan tangan. Jung Rok menahan senyum.
“Mereka
pasangan yang kerja di perusahaan yang sama. Kulihat mereka diam-diam
berpegangan tangan di atap beberapa kali.” Ucap Tuan Yeon. Jung Rok pikir itu pantas.
“Itulah
Bagusnya... Merahasiakan kasih sayang dari orang-orang dan berkencan singkat di
atap. Betapa menyenangkan.” Kata Tuan Yeon isi.
“Jika
seiri itu, kau juga berkencanlah.” Komentar Jung Rok. Yoon Seo kaget Tuan Yeon
yang belum menikah. Tuan Yeon menahan tawanya.
“Pengacara
Kwon, sudah lama tak melihat tawamu.” Keluh Tuan Yeon pada Jung Rok. Jung Rok
hanya menahan senyum.
“Walau
ketampananku cukup untuk menikahi seseorang, namun sayangnya, aku masih lajang.
Pada usia 30-an, aku sibuk membela keadilan untuk kaum lemah. Dan pada usia
40-an, aku sibuk bekerja siang dan malam untuk mengelola firma. Itu sebabnya
aku masih lajang.” Kata Tuan Yeon
Yoon Seo
menganguk mengertik menurutnya Tuan Yeon sangat menarik dan baik hati dan
menyuruh agar mengencani seseorang dan muungkin harus mengencani seseorang di
firma. Ia pikir sama seperti yang Tuan Yeon katakan kaaalau betapa
mendebarkandan romantisnya berkencan di kantor.
Tuan Yeon
pun bertanya-tanya dengan siapa bisa berkencan di firma. Jung Rok dan Yoon Seo
hanya menahan senyum. Saat itu para pekerja sedang berkumpul untuk sarapan
bersama. Hae Ryoung mengajak mereka
makan wafel karena Yoon Hyuk sudah membelinya.
“Kelihatannya
lezat. Aku sangat suka wafel.” Kata Yoon Seo. Yoon Hyuk pun menyuruh Yoon Seo
agar duduk.
“Kenapa
tiba-tiba beli wafel?” tanya Tuan Yeon sambil makan wafel
“Tiba-tiba
teringat musim dingin yang kuhabiskan di Kanada. Hatiku membeku seperti ladang
bersalju, dan apa yang hanya bisa menghangatkan tubuh dan jiwaku adalah
sepiring wafel tertutup sirup maple.” Kata Yoon Hyuk seperti ingin mengambil
hati Yoon Seo.
Yoon Seo
hanya tersenyum lalu memuji kalau rasanya enak dan Sangat lezat. Jung Rok
menatap Yoon Seo yang sedang makan lalu memberikan kedipan matanya, Yoon Seo
panik karena ada banyak orang tapi Jung Rok seperti ingin membalas kedipanya.
Akhirnya
Yoon Seo pun memberikan kedipan matanya, Tuan Yeon melihatnya bertanya apakah
ada sesuatu masuk mata Yoon Seo. Yoon Seo gugup membenarkan sambil mengucek
matanya. Tuan Yeon dan Yoon Hyuk panik langsung bergegas untuk membawa saline.
Jung Rok hanya bisa menahan senyum.
Jung Rok
dan Yoon Seo akhirnya masuk ruanan. Yoon Seo dengan malu-malu mengeluh apda
Jung Rok yang tiba-tiba mengedipkan mata di depan orang. Jung Rok melihat Tadi
di dalam lift, Yoon Seo bilang menunjukkan kasih sayang secara rahasia itu mendebarkan
dan romantis.
“Jadi itu
Itu sebabnya aku melakukanya” kata Jung Rok. Yoon Seo yang malu memukul-mukul
Jung Rok.
“Walau
begitu kau tak bisa tiba-tiba begitu tanpa peringatan... Apa kau tahu aku
sangat kaget” kata Yoon Seo sambil memukul manja Jung Rok.
“Tak
boleh begini. Mulai kini, akan kumanfaatkan sisa waktuku. Sebaiknya tak
kusia-siakan waktu. Akan kulakukan yang terbaik untuk membantumu.” Kata Jung
Rok. Yoon Seo hanya bisa menahan malu.
Mereka
makan bersama dalam satu ruangan, Tuan Yeon pikir , ini kali pertama mereka
makan siang dengan Yoon Seo. Yoon Seo mengaku
itu karena restoran biasanya banyak orang saat makan siang. Eun Ji
mengerti karena banyak orang membuatnya tak nyaman.
“Apa aku
salah mengajakmu makan siang?” tanya Tuan Yeon. Yoon Seo mengaku tidak.
“Tak apa
jika memesan ruangan seperti ini” kata Yoon Seo. Tuan Yeoon pikir Tak banyak
lauk untuk dimakan dan mengajak mereka untuk makan.
Jung Rok
tiba-tiba mendorong mangkuk daging, Yoon Seo tak melihatnya lalu menerima pesan
dari Jung Rok “Oh
Jin Sim lihat ke depan, kudorong daging sapi rebus. Karena kau suka daging.” Wajah Yoon Seo tersenyum bahagia lalu mulai makan.
Tuan Yeon
sibuk meminta air minum dan Eun Ji memberikanya. Yoon Seo berpura-pura mengeser
mangkuk lalu mengirimkan pesan “Aku menempatkan ham goreng di depanmu. Karena
kau punya selera anak kecil.” Jung Rok pun membacanya setelah memakannya.
“Benar,
aku langsung memakannya.. Nikmati makan siangmu.” Tulis Jung Rok.
“Pengacara
Kwon.. SMS siapa di tengah makan siang?” tanya Tuan Yeon. Jung Rok mengaku
Klien mengiriminya SMS.
“Bahkan
selama makan, kau tak bisa melepaskan gairahmu untuk pekerjaan ini. Itu
sebebnya kau jadi panutanku. Aku sangat menghormatimu.” kata anak magang. Jung
Rok hanya bisa tersenyum dengan wajah bangga.
“Kalian
penjilat... Harusnya seimbang. Selama makan, tak boleh bekerja. Dari apa yang
kulihat, dia gila kerja.” Ucap Tuan Yeon
“Benar
juga. Terkadang, aku khawatir karena Pengacara Kwon terlalu banyak bekerja.”
Kata Tuan Lee
“Kenapa? Apa
salahnya jika dia menikmatinya? Kau benar-benar menyukai pekerjaanmu, kan?”
ucap Eun Ji
“Ya, aku
benar-benar suka bekerja.” Kata Jung Rok bahagia menatap Yoon Seo yang duduk
didepanya.
Yoon Seo
sudah menunggu ditangga darurat, Jung Rok datang bertanya apa yang ingin
dikatakan padanya. Yoon Seo mengaku
Daging sapi rebus tadi Rasanya lezat. Jung Rok heran karena Yoon Seo
yang mengatakannya di sini.
“Dalam
acara TV, pasangan yang diam-diam berkencan ketemuan di tangga. Aku pun ingin
mencobanya juga.” Ucap Yoon Seo bahagia.
“Jika ada
waktu, maukah makan malam denganku?” kata Jung Rok. Yoon Seo senang mereka akan
Kencan lalu menyetujui usulanya.
“Kalau
begitu, aku akan mereservasi restoran yang bagus.” Kata Jung Rok. Yoon Seo
menganguk setuju.
Keduanya
saling menatap terlihat malu-malu dan akhirnya Jung Rok mendekat ingin mencium
Yoon Seo tapi tiba-tiba ada pegawai yang masuk dari pintu darurat. Jung Rok
langsung berteriak memarahi Yoon Seo layaknya seorang atasan.
“Cepat
cetak dokumen bea cukai.” Teriak Jung Rok. Yoon Seo menganguk mengerti akan
mengerjakanya dan akan pergi tapi salah jalan. Jung Rok menariknya kalau mereka
harus naik ke lantai atas.
Moon Hee
membahas dengan klienya kalau pasti sudah tahu tak boleh berjudi, bahkan saat
pergi ke luar negeri. Ia juga tak bisa berkata-kata dan mungkin ucapnya ini
bisa terdengar terlalu kasar karena ini bukan pelanggaran pertama klienya jadi
sepertinya akan sulit.
“Aku pun
benci diriku yang seperti itu. Aku sangat tahu tak boleh seperti itu, tapi aku
tak bisa menahan diri.” Ucap Klien.
Moon Hee
menatap Yoon Hyuk berjalan didepan ruanganya, hatinya tiba-tiba berdebar-debar.
“Sepertinya
aku gila?” kata Moon Haa masih belum sadar dari ucapanya. Klienya heran Moon
Hee mengatakan itu.
“Aku tak
membicarakanmu... Maafkan aku.” Kata Moon Hee panik. Klienya terlihat sangat
marah.
Hae Yeong
menatap ponselnya dengan senyuman bahagia. Moon Hee yang melihatnya bertanya
Apa yang membuatnya tersenyum. Hae Young memberitahu kalau sudah menikmati
scuba diving belakangan ini dengan teman yang ditemui lewat aplikasi.
“Aku
melihat foto yang kuambil dengan mereka.” Kata Hae Young. Moon Hee memastikan
kalau Hae Young bertemu teman di aplikasi. Hae Young membenarkan.
“Di
aplikasi ini, kau dapat bertemu teman yang memiliki minat yang sama. Kenapa? Apa
Kau punya ketertarikan juga?” kata Hae Young
“Akhir-akhir
ini aku terganggu, aku ingin memfokuskan pikiranku pada sesuatu yang lain. Apa
ada orang yang menikmati ukulele? Aku sangat ingin bergabung dengan mereka.”
Kata Moon Hee.
“Apa ada
yang bicarakan ukulele? Aku punya satu yang tak dipakai, maukah kau membelinya
dariku?” kata Yoon Hyuk keluar dari ruangan, Moon Hee terlihat bingung.
“Aku akan
memberikan harga murah padamu dan Aku akan membawanya ke kantor segera.” Ucap
Yoo Hyuk. Moon Hee pikir tak perlu. Yoon Hyuk tak peduli langsung masuk ruangan
kembali.
“Ah.... Seharusnya
tak seperti ini.” Kata Moon Hee binggung.
Jung Rok
dan Yoon Seo makan malam bersama, Yoon Seo bertanya apa ini hari istimewa karena ini bukan
sembarang restoran. Jung Rok tahu kalau Yoon Seo tak bisa pergi ke restoran
yang banyak orang, jadi mereka hanya makan makanan dari truk mobil.
“Aku
ingin membawamu ke restoran yang layak.” Jelas Jung Rok. Yoon Seo menganguk
mengerti dengan senyuman.
“Tadi aku
sangat kaget... Seperti yang kau tahu, biasanya kau kalem. Aku tak kepikiran, kau
akan mencoba hal yang sangat beresiko di depan orang. Kau lebih berani dari
yang kupikir.” Komentar Yoon Seo
“Aku juga
tak tahu aku seperti itu... Kulakukan itu karena kau menyukainya. Dan Juga,
seperti yang kau katakan. Aku tak ingin menyia-nyiakan waktu kita. Hanya
tersisa sekitar sebulan untuk menikmati kehidupan kencan rahasia kita.” Kata
Jung Rok.
Yoon Seo
tak percaya mendengar ucapan Jung Rok seperti merasa tak ingin berpisah. Jung
Rok memberitahu Piring Yoon Seo itu kosong. Yoon Seo kaget bertanya-tanya Kapan
makan semuanya lalu merasa benar-benar
punya masalah dengan steak sambil menahan malu.
“Di atas
piring besar, mereka memberi sedikit daging. Bukankah steak harusnya sekitar
setengah ukuran piring? Apa Tak ada undang-undang yang terkait soal itu?” ucap
Yoon Seo
“Membuat
undang-undang mengenai itu akan sulit, aku terima ini sebagai gantinya.” Ucap
Jung Rok menaruh daging diatas piring Yoon Seo
“Bukan
karena ingin ini aku mengatakannya.” Kata Yoon Seo mengembalikanya. Jung Rok
pikir tak perlu.
Yoon Seo
ingin mengembalikanya. Jung Rok meminta untuk menghentikan dan makan bersama.
Keduanya pun tersenyum bahagia.
Yoon Seo
mengaku Akhir-akhir ini, hari-harinya
penuh kebahagiaan dengan memiliki Jung Rok yang ada di sisinya adalah alasan
terbesar. Ia mengaku Ketika kali pertama
mulai bekerja di firma, bilang pada dirinya sendiri untuk tak peduli dan
bertahan di sana untuk tiga bulan.
“Tapi
sekarang sangat menyenangkan, dan makan malam juga menjadi menyenangkan. Bahkan
Workshop juga menyenangkan. Semuanya menyenangkan dan mengasyikkan.” Kata Yoon
Seo bahagai
“Yang
dikatakan CEO Yeon benar. Kau seperti Putri Ann di "Roman Holiday". Kau
meninggalkan hidupmu yang penat dan menemukan kebahagiaan dengan cara
sederhana.” Komentar Jung Rok
“Apa Kau
pernah menonton "Roman Holiday"?” tanya Yoon Seo tak percaya
“Sepertinya
kutonton di bioskop ketika penayangan film klasik. Tak begitu ingat...” ucap
Jung Rok
“Bukan
seperti itu... "Roman Holiday" harusnya ditonton dengan baik. Itu
film yang paling kusuka. Aku punya DVD Bluray di rumah. Apa Mau nonton bareng? Besok
hari Sabtu. Datanglah ke rumahku.” Kata Yoon Seo penuh semangat. Jung Rok
langsung menyetujuinya.
“Tunggu
sebentar... Apa yang baru saja kukatakan?” kata Yoon Seo panik karena mengajak
Jung Rok ke rumahnya.
“Tunggu...
Jadi Artinya aku akan ke rumah Oh Jin Sim besok.” Ucap Jung Rok juga ikut panik
“Bagaimana
ini... Aku sungguh hanya ingin nonton film dengannya.” Kata Yoon Seo
“Dia
memintaku untuk datang nonton film, jadi kusetujui. Bagaimana jika dia
berpikiran aku ingin sesuatu yang lain?” gumam Jung Rok
“Tidak
begitu, kan? Dalam situasi seperti ini, aku harus bersikap santai. Jika tidak,
mungkin jadi lebih canggung.” Gumam Yoon Seo akhirnya dengan sikap sangat
mengajak mereka nonton film itu besok.
“Tak
pernah kubayangkan nonton "Roman Holiday".” Kata Jung Rok untuk bisa
bersikap santai juga.
Se Won
melihat Jung Rok pulang bertanya apakah sudah makan malam. Jung Rok yang gugup
tak menjawab langsung masuk ke dalam ruang kerja. Se Won binggung melihat sikap
Jung Rok berpikir ada kerjaan yang mendesak.
“Aku tak
boleh pergi dengan tangan kosong. Lalu Harus bawa apa?” kata Jung Rok akhirnya
mencari keyword [Berkunjung ke rumah
pacar]
Tapi yang
keluar artikel [Fantasi erotis pria muncul saat mengunjungi rumah pacar] dan
untuk 19plus. Wajah Jung Rok panik melihat artikel padaha hanya akan menonton
film dan lokasinya rumah Oh Jin Sim bukan bioskop.
Yoon Seo
mencoba membersihkan semua rumah agar terlihat tak berdebu, lalu dengan bangag
kalau semua sudah cukup bersih untuk membuat dirinya bisa seperti orang rapi.
“Ini
pertama kalinya pacar datang ke rumahku... Aku gugup!” kata Yoon Seo lalu
bergegas untuk berganti pakaian.
Jung Rok
sudah membawa bunga dan juga buah tangan lalu menekan rumah Yoon Seo. Yoon Seo
mendengar bel terlihat panik karena Jung Rok pasti sudah datang dan melihat
wajah pacarnya di interkom malah bertanya “Siapa?” Jung Rok memberitahu kalau
sudah datang. Akhirnya Yoon Seo membuka pintu rumah dengan gugup.
“Oh ya...
Silakan masuk.” Kata Yoon Seo. Jung Rok pun memberikan buket bunga lebih dulu.
Yoon Seo menerimanya dengan wajah gugup.
“Apa
ini?” tanya Yoon Seo tiba-tiba Jung Rok memberian bungkusan lain. Jung Rok
mengatakan kalau itu hadiah untuk pacarnya.
“Katamu
kau mengidap insomnia. Kudengar anggur sangat membantu untuk tidur nyenyak.”
Kata Jung Rok.
“Terima
kasih. Aku menantikan malam ini...” ucap Yoon Seo lalu panik dengan yang
diucapkanya.
“Apa Kau
menantikan malam ini?” tanya Jung Rok. Yoon Seo menjelaskan kalau ingin tidur
nyenyak.
“Bagaimana
jika dia memikirkan yang lain?” gumam Yoon Seo panik. Jung Rok pun berharap
tidur Yoon Seo nyenyak malam ini.
“Bolehkah
aku melepasnya?” kata Jung Rok lalu panik karena tak menyebutkan objeknya
“Harusnya
kukatakan, "Bisakah kulepas jaketku"? Kau itu pengacara. Bagaimana
bisa tak memikirkan itu? Bagaimana jika dia memikirkan hal aneh?” gumam Jung
Rok panik
Jung Rok
menjelaskan maksunya ingin melepaskan jaketnya, dan ingin meletakan diatas
kursi. Yoon Seo pun memperbolehkanya.
Jung Rok pikir Rumah Yoon Seo terlihat cantik. Yoon Seo berpikir Jung
Rok melihat-lihat. Jung Rok pun setuju untuk mengurangi rasa canggung.
Yoon Seo
mengajak Jung Rok ke ruang belajar dan mengaku kalau menghabiskan sebagian
besar waktunya di ruangan belajar. Jung Rok melihat Yoon Seo punya banyak buku.
Jung Rok mengaku sangat suka membaca. Jung Rok memegang rak tiba-tiba melihat
ada debu ditanganya.
“Siapa
saja mungkin berpikir debu ini menumpuk karena bukunya tak pernah dibaca, tapi
itu tak benar. Aku banyak membaca, tapi tak sering bersih-bersih. Maksudku...
Aku sering bersih-bersih, tapi buku... Tidak...Ah.. Kenapa tak melihat-lihat
tempat lain?” kata Yoon Seo panik. Jung Rok hanya bisa menahan senyuman bahagia
Yoon Seo
pergi ke kamar tidurnya dengan bangga kalau Meja riasnya cantik. Jung Rok
berdiri didepan pintu dengan gugup. Yoon Seo duduk di diatas tempat tidur
mengaku Tempat tidurnya itu juga sesuai stylenya da Tipe desain ini tampak
biasa, tapi sangat jarang.
“Headboard
diatur dengan tepat, dan kasurnya juga nyaman.” Ucap Yoon Seo sambil
melompat-lompat diatas tempat tidurnya.
“Apa ini?
Kenapa kujelaskan tempat tidurku secara detail padanya sekarang? Apa maksudmu
mengatakan kasur ini benar-benar nyaman? Apa Kau memintanya untuk berbaring di
sebelahmu atau apa? Jangan-jangan... Dia tak menafsirkannya seperti itu, kan?”
ucap Yoon Seo panik.
Saat itu
Jung Rok tak sengaja menekan saklar lampu. Yoon Seo binggung karena Jung Rok
yang matikan lampunya. Jung Rok pun binggung karena tiba-tiba mematikan lampu
di kamar tidur lalu meminta agar sadar dan kembali menyalakan lampu mengaku Tak
sengaja.
“Tentu
saja, aku tahu... Lalu haruskah melihat dapur?” kata Yoon Seo mengajak Jung Rok
pergi.
Moon Hee berbicara di telp kaalu akan mengirimkan
opini tertulis pada klienya lewat email dan Jika klienya punya opini bisa
silakan kirim balasan. Yoon Hyuk melihat Moon Hee datang, Moon Hee kaget ada
Yoon Hyuk ada didepanya.
“Ada perlu
apa pada akhir pekan begini?” tanya Moon Hee binggung.
“Ada
kasus yang harus kupersiapkan. Bagaimana denganmu?” kata Yoon Hyuk. Moon Hee
mengaku masih ada kerjaan juga.
“Baguslah.
Aku membawa ukulele yang ingin kuberikan kepadamu. Aku akan membawanya ke
kantormu segera.” Kata Yoon Hyuk lalu masuk ruanganya.
“Apa
ini?Apa Hanya kita berdua di kantor pada akhir pekan? Apa ini yang disebut takdir?”
ucap Moon Hee tersenyum bahagia.
“Hei... Sadarkan
kepalamu, Dan Moon Hee... Kau sudah berjanji.” Kata Moon Hee menyadarkan
dirinya.
Yoon Hyuk
akhirnya masuk ruangan membawa ukulele, Moon He mengambil dompet bertanya
berapa harganya. Yoon Hyuk pikir tak perlu tapi meminta agar mentraktri saja
minum kapan-kapan. Moon Hee kaget karena itu artinya minum alkohol.
“Nah.
Kalau begitu, ini ukulele-nya...” kata Yoon Hyuk ingin menyerahkan pada Moon
Hee tapi malah berbicara pada Ukulele kesayanganya.
“Terimakasih
untuk semuanya... Kau bagian dariku, dan aku bagian dari dirimu. Kau dan aku
menjadi satu dan membuat harmoni-harmoni emosional. Takkan pernah kulupakan.
Sebagai perpisahan, aku akan memainkan lagu yang biasa kita nikmati.” Ucap Yoon
Hyuk.
Moon Hee
hanya bisa melonggo lalu terpana dengan Yoon Hyuk yang menyanyi dengan
merdu. Setelah itu Yoon Hyuk meemberikan
Moon Hee ukulele berpesan agar merawat baik-baik. Moon Hee menganguk mengerti.
“Apa Kau
tahu cara memainkan ukulele?” tanya Yoon Hyuk
“Aku
belajar sebentar waktu dulu. Aku tahu cara memainkan kunci dasar.” Kata Moon
Hee mulai memainkan kunci C lalu F..
“Postur
tubuhmu salah.”komentar Yoon Hyuk lalu berdiri dibelakang Moon Hee
memperbaikinya. Moon Hee terlihat gugup berdekatan dengan Moon Hee.
“Kendurkan
bahumu. Maka kau harus memegang ukulele dengan sangat berharga seperti bayi
kecil.” Ucap Yoon Hyuk. Moon Hee makin gugup.
Diatap
gedung, Moon Hee menyanyikan lagu dengan lirik perasaanya.
“Perasaanku
mulai berkembang padanya, Kuberdo'a perasaan itu tak akan menjadi cinta. Dan
tatapan memilukan pada matamu saat kau menatapku... Kuharap... Aku salah...
Cinta kita direstui langit... Dan tak ada orang lain..”
“Tolong!
Wujudkanlah cintaku! Aku hanya ingin mencintainya! Pengacara Choi!” teriak Moon
Hee sangat berharap.
Jung Rok
akhirnya duduk disofa melihat Yoon Seo sering menonton film. Yoon Seo mengaku
memang sangat suka menonton film. Ponsel Jung Rok berdering, lalu meminta izin
untuk mengangkatnya karena dari jaksa. Yoon Seo akan siap menyalakan filmnya
dan kebingungan karena tak ada di dekat TV.
“Hei,
Oppa... DVD Blu-ray tak ada, kemana perginya?” tanya Yoon Seo. Manager Gong
memberitahu kalau mengambilnya untuk diperbaiki. Yoon Seo kaget mendengarnya.
“Kau
harus mengatakannya sebelum kau ambil.” Kata Yoon Seo marah.
“Apa?
Setiap kali ada yang rusak di rumahmu, aku selalu mengambilnya untuk
diperbaiki. Kenapa sesensitif itu tiba-tiba?” keluh Manager Gong.
Yoon Seo
melihat Jung Rok kembali dan langsung menutup ponselnya, Jung Rok pikir mereka bisa memulai menonton.
Yoon Seo binggung lalu mengaku Tak ada. Jung Rok binggung dan berpikir karena
Yoon Seo khawatir mungkin tak menyenangkan.
“Tak
apa... Aku biasanya tak nonton film, tapi karena ini adalah film favoritmu, aku
bersedia menontonnya.” Kata Jung Rok
“Tidak,
bukan begitu... Maksudku, pemutar filmnya tak ada. Itu Sedang diperbaiki. Aku
pasti lupa.” Jelas Yoon Seo. Jung Rok menganguk mengerti.
Keduanya
duduk di sofa tiba-tiba saling menatap karena saling berdekat, Jung Rok dan
Yoon Seo terlihat makin gugup dan sama-sama sedikit menjauh. Yoon Seo mengajak
untuk menontonnya di laptop saja dan akan mengunduh film dengan cepat
“Tak apa..
Kau bisa Pelan-pelan saja... Dari tadi
aku penasaran ingin lihat tropi-tropimu... Bolehkah aku lihat dari dekat?”
tanya Jung Rok. Yoon Seo memperbolehkanya.
Jung Rok
melihat “Penghargaan Popularitas KBC. MBU Hot Issue Celebrity Award,
Penghargaan Pilihan Remaja TBM, Penghargaan SBC Netizens.” Lalu berkomentar
Jung Rok yang sangat banyak mendapat penghargaan.Yoon Seo dengan bangga kalau
sangat banyak mendapatkan.
“Walaupun
masalahnya hanya penghargaan popularitas.” Kata Yoon Seo sedih. Jung Rok pikir
kenapa itu menjadi masalah.
“Aku tak
pernah mendapat penghargaan untuk akting. Itu semua penghargaan popularitas, jadi
agak memalukan.” Ungkap Yoon Seo
“Kenapa
memalukan? Kenyataan kau populer berarti banyak orang menyukaimu. Mendapatkan
hati orang-orang, itu sangat sulit. Aku sangat terkesan.” Kata Jung Rok memuji.
Yoon Seo pun seperti bisa tersenyum mendengarnya,
“Tapi jika
sekarang aku mendapat peran, sungguh aku akan bisa bekerja keras. Saat itu, aku
tak benar-benar tahu bagaimana rasanya menyukai seseorang atau bagaimana
rasanya jantungku berdebar.” Cerita Yoon Seo
“ Jadi
aku tak tahu bagaimana mengekspresikan perasaan itu. Tapi sekarang... Sekarang,
sepertinya aku sedikit tahu.” Kata Yoon Seo malu-malu menatap Jung Rok. Jung
Rok menahan senyuman.
“Foto itu
dari drama yang mana? Kau sangat cantik.” Tanya Jung Rok melihat poster besar.
“Yang itu
bukan dari drama.. Tapi Iklan bar coklat yang membantu debutku. Semua coklat
terjual habis gara-gara iklan ini, dan orang-orang mulai memanggilku "peri
cokelat". Apa Kau tak melihat iklan ini?” keluh Yoon Seo. Jung Rok mengaku
tidak.
“Tak bisa
begini... Kita seharusnya tak menonton "Roman Holiday".. Ayo Kemari.”
Kata Yoon Seo mengajak Jung Rok duduk bersama.
Yoon Seo
memperlihatkan iklan coklat yang menurutnya sangat cantik, Jung Rok tak bisa
menutupi senyuman bahagia mengaku sangat cantik. Yoon Seo memperlihatkan lagi iklan lain, Jung
Rok pun ikut senang karena itu iklan yang membuatnya bertopang dagu. Yoon Seo
pikir dirinya yang terlihat sangat elegan
“Apa aku
mau lihat koleksi pemotretanku juga?” tanya Yoon Seo. Jung Rok pikir itu yang
ada diatas meja. Yoon Seo membenarkan.
“Saat itu
aku tak tahu, tapi aku cantik... Benar, kan?” ucap Yoon Seo memperlihatkan foto
pada albumnya. Jung Rok hanya diam saja.
“Kalau
diperhatikan, kenapa kau tak merespons? Apa Aku tak cantik?” keluh Yoon Seo
“Tidak.
Kau cantik... Tapi, sekarang kau lebih cantik yaitu wanita yang duduk di
depanku saat ini.” Puji Jung Rok. Yoon Seo tersipu malu mendengarnya.
Jung Rok
meminta satu foto Yoon Seo untuk dirinya, lalu mengaku sejujurnya ingin
semuanya, tapi kedengarannya tak benar dan hanya ingin mengambil yang satu ini.
Yoon Seo pun setuju memperbolehkanya akan memberikan satu lagi dan Jung Rok harus
memilih dengan hati-hati. Jung Rok menunjuk foto yang ada di iklan coklat.
Mereka
akhirnya duduk dimeja makan sambil meminum wine, Yoon Seo mengkau suka bau
winenya. Jung Rok mengucap syukur karena menyukainya, Tapi Yoon Seo merasa tak enak hati mengundang
Jung Runtuk menonton film, tapi tak bisa menonton apa pun dan meminta maaf.
“Aku
benar-benar lega karena kita tak bisa menonton film.” Ucap Jung Rok. Yoon Seo
terlihat binggung.
“Sejujurnya,
aku tak bisa tidur sedikitpun kemarin malam Karena gugup. Memikirkan datang ke rumahmu
membuatku merasa asing, canggung, dan bersemangat pada saat bersamaan.”akui
Jung Rok
“Aku pun
begitu. Memikirkan kau datang ke rumahku membuat jantungku berdebar-debar. Aku
sudah sulit tidur karena insomnia. Tapi tadi malam, aku benar-benar terjaga
sepanjang malam. Kupikir aku satu-satunya yang merasakan itu.” Kata Yoon Seo
“Ya, aku
pun begitu juga. Pokoknya, aku benar-benar gugup. Tapi aku merasa jauh lebih
baik sesudah banyak mengobrol denganmu saat kita melihat koleksi pemotretanmu
tadi.” Jelas Jung Rok
“Itu juga
sama denganku. Aku juga lega ketika mulai melihat foto-fotoku. Sebelumnya, aku
tak bisa berhenti memikirkan kenyataan kau dan aku berada di rumahku. Dan itu
membuatku membayangkan banyak hal. Tapi itu bukan berarti aku membayangkan
sesuatu yang buruk.” Kata Yoon Seo malu
“Jika sesuatu
yang buruk, apa mungkin...” kata Jung Rok tiba-tiba mendekati Yoon Seo dan
langsung menciumnya
“Apa Ini
maksud perkataanmu?” tanya Jung Rok. Yoon Seo terdiam dan bingung. Jung Rok
pikir kalau memang bukan itu makan ciuman yang lain dan menciumnya lebih dalam
lagi.
Yoon Seo
bangun pagi dengan baju pink terliat sangat bersemangat menerima telp dari
Manager Gong yang akan datang telat. Ia
ingin tahu Berapa lama dan meminta agar menghubungi jika sudah sampai.
“Aku
bersenang-senang dengan Pengacara Kwon tadi malam. Apa ini sebabnya orang
menikah? Apa pun yang dilakukan jika bersama terasa menyenangkan?” ucap Yoon
Seo terlihat bahagia.
Se Won
menonton berita di TV “Lee Gang Joon, mantan direktur Jeguk Entertainment yang
ditangkap dengan tuduhan narkoba, kembali sebagai wakil presiden Jeguk Holdings,
perusahaan induk Grup Jeguk. Seluruh grup akan ditata ulang karena dia akan
mengawasi berbagai anak perusahaan. Beberapa mengkritik bahwa kembalinya
terlalu dini.”
Se Won
teringat saat berbicara dengan Jung Rok memberitahu Wakil Presiden Lee Gang Joon dari Jeguk Group
terkenal terlibat dalam kasus narkoba dengan seorang aktris dan namanya Oh Yoo
Seo. Jung Rok seperti dulu tak begitu tertarik.
“Dia
menguntit Oh Yun Seo, karena Yun Seo tak menerima cintanya. Jadi dia memanggil
narkotika untuk menjebaknya atas tuduhan narkoba.” Ucap Se Won.
Se Won
kembali menonton TV melihat Jeguk Group
berjanji untuk menerima semua kritik dan Lee Gang Joon lalu buru-buru mematikan
TV karena Jung Rok keluar dari ruangan lalu bertanya apakah sudah bersiap kerja.
“Memangnya
jam segini mau kemana lagi aku pergi?” keluh Jung Rok seperti Se Won hanya
basa-basi lalu pamit pergi.
“Itu...
Tak ada masalah dengan Oh Yoon Seo, kan? Aku bertanya hanya karena penasaran. Bagaimana
kabar dewi alam semesta?” tanya Se Won dengan wajah panik.
“Dia
baik-baik saja...Kau harus berangkat bekerja juga.” Kata Jung Rok. Se Won
menganguk mengerti.
Manager
Gong menerima telp dari CEO Yeon kalau melihat berita juga bahwa Lee Gang Joon
kembali ke Korea dan melapor Belum ada hal yang tak biasa. Tapi menurutnya Yoon
Seo tahu karena tak pernah menonton berita lalu bergegas menutup telp karena
Yoon Seo sudah keluar dari rumah.
“Ada apa?
Panggilan dari siapa yang tiba-tiba kau akhiri?” tanya Yoon Seo saat masuk
mobil.
“Apa? Aku
tak melakukan hal semacam itu... Tapi Yoon Seo...” ucap Manager Gong ragu. Yoon
Seo bertanya ada apa.
“Belakangan
ini tak ada apa-apa, kan? Apa Ada yang mengintai di sekitarmu atau mengikutimu?”
tanya Manager Gong
“Tunggu Sebentar.
Kenapa tiba-tiba menanyakan itu?” tanya Yoon Seo binggung.
“Memangnya
Kenapa lagi? Kau Oh Yun Seo! Kau sangat cantik sehingga aku selalu khawatir.”
Kata Manager Gong memastikan.
Yoon Seo
memastikan lebih dulu kalau Hari ini terlihat cantik, Manager Gong pkir seperti
biasa Yoon Seo cantik dan akhirnya mereka pun segera berangkat.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar