PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 26 Maret 2019

Sinopsis Welcome to Waikiki Season 2 Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Sebuah meteor bergerak mendekati bumi. Seseorang dengan pakaian Jet Li bertarung disebuah gereja dengan pedang, seperti adegan scene Hyun Bin pada drama memories of Albraham. Sutradara berteriak Cut, Lee Joon Ki pun menerima pujian tindakan pembunuh dan Kerja bagus.
“Adegan akrobat berakhir, jadi bawa aktris utama.” Ucap sutradara. Joon Ki dengan rambut panjang menjadi artis penganti.
“Terima kasih.  Semoga harimu menyenangkan.” Kata ucap Joon Ki dan  si artis wanita hanya emberikan minuman sebagai imbalan. Joon Ki hampir terjatuh karena tersenggol.
“Apakah begitu sulit bagi mereka untuk mengatakanku melakukan pekerjaan dengan baik atau apa ? Bagaimana akhirnya aku menjadi begitu menyedihkan?” keluh Joo Ki lalu mengeluh karena minumanya pahit.
Seseorang datang memberikan telp yang sedari tadi berbunyi.  Joon Ki pun mengangkat telp dan melotot kaget dan langsung berlari keluar walaupun masuk dengan kostum wanita. 


Cha Woo Sik berada diatas pangung dengan gitarnya, dengan bangga mengatakan Lagu ini untuk semua wanita di luar sana. Dua nenek duduk dibangku penonton terlihat sedang tertidur pulas. Woo Sik pun menyanyikan lagu "Ddaeng Beol".
“Kau adalah orang yang tidak dapat dipercaya Bernyanyi bersama. Kau itu orang yang tidak dewasa Mari bertepuk tangan. Tidak peduli betapa aku berusaha menghiburmu, itu tidak berguna Kau adalah orang yang sangat baik di lubuk hati”
Woo Sik menyanyi dengan sangat merdu, lalu terganggu dengan bunyi ponsel lalu mengangkat telp sambil mengeluh kalau sedang di kelas sekarang dan mencoba untuk menggodanya, lalu melotot kaget dan langsung berjalan pergi. 

Kook Ki Bong, sebagai pemain basseball akan melempar bola. Komentator memberitahu Ki Bong memiliki satu pitch tersisa untuk memenangkan kejuaraan dan memiliki permainan tanpa hitter sampai inning kesembilan.
Ki Bong terlihat sudah sangat yakin melempar bola, Komentator memberitahu kalau Ki Bong perlu berhati-hati dengan melempar bola dan  Sato mungkin mengharapkan bola yang melanggar sekarang. Ki Bong pun melempar bola dengan baik lalu ditangkap tanpa dipukul.
Jerita riuh pun terdengar, Komentator berkata kalau Mereka memenangkan kejuaraan dan berteriak kasih pada Tim Sato,  dengan bangga memberitahu Pahlawan nasional Kook Ki Bong telah memimpin timnya... untuk kemenangan dengan melemparkan permainan tanpa-pemukul dan tidak-lari. 

Ki Bong berteriak bahagia dengan teman tim yang mengerubunginya. Sebuah teko air disiram pada wajah Ki Bong seperti sedang mengigau juara. Pelatih berteriak marah karena Ki Bong  pingsan saat berlari.
“Apakah kau bahkan punya mimpi? Ayo Bangun.. Apakah Kau tidak ingin pergi ke liga utama? Apakah Kau akan membusuk selamanya di liga minor?” teriak Pelatih. Ki Bong kaget dan merasakan telpnya bergetar.
“Pelatih, bisakah Aku menerima telepon ini?” ucap Ki Bong. Pelatih hanya bisa mengumpat marah.
“Apa?  Aku sedang berlatih sekarang.” Kata Ki Bong lalu terlihat kaget dan mengumpat marah.
Ki Bong tanpa sadar berlari dengan ban besar yang masih menempel, Pelatih yang melihatnya memuji Ki Bong kalau harusnya  bisa berlari dengan cepat, Tapi ternyata malah keluar dari ruang latihan. 

Di dalam rumah
Seorang Bibi masuk rumah memberitahu Bagian dalamnya rapi, dan bagian dalamnya juga bagus. Si pembeli seperti sedang dengan hostel waikiki yang bagus.  Kim Jung Eun hanya berbisa berdiri didepan tangga dengan wajah ketakutan.
“Selain itu, ini adalah lokasi yang hebat, jadi itu akan baik untuk bisnis. Kau bisa menggunakan semuanya di sini... ini hebat kan?” ucap bibi. Si pria mengangguk setuju.
“Aku harap Kau membuat pilihan yang tepat.” Kata Si bibi.  Jung Eun makin panik karena tiga orang pria penghuni belum juga datang.
“Setiap orang yang tinggal di sini menjadi sukses dengan pekerjaan mereka. Dari sutradara film, jurnalis, dan CEO dari pusat perbelanjaan untuk patissier. Mereka semua menghasilkan banyak uang.” Kata Si bibi dan di dinding terlihat foto keberhasilan penghuni. 

Joon Ki, Woo Sik dan Ki Bong akhirnya datang dengan custum yang berbeda. Si pria dan bibi kaget melihatnya. Si Pria bertanya siapa merkea. Bibi mengaku Mereka adalah satu-satunya yang aneh. Si pria terlihat ragu akan  memikirkannyalagi dan menelepon kembali.
“Tapi... Kau harus melihat lebih dekat... Aku punya lebih banyak tempat untuk ditunjukkan! Pak, Aku meminta Kau...” ucap si bibi panik tapi si pria sudah melangkah pergi.
“Apa yang kau lakukan? Bagaimana Kau bisa menjual tempat ini tanpa berdiskusi dengan kami?” ucap Woo Sik mengeluh
“Maka dari itu Kau harus membayar sewa. Apakah Kau tahu sudah berapa bulan sudah terlambat membayar?” kata si bibi
“Jika Kau memberi kami satu minggu, kami akan mengurus sewa...” kata Ki Bong
“Apakah Kau tahu sudah berapa bulan kalian mengatakan itu?” keluh si bibi
“Sudah sekitar 4 bulan dan 2 minggu...” kata Joon Ki, Ki Bong dan Woo Sik menatap sinis.
“Baik.  Aku akan memberi Kau satu minggu lagi dan ini akan menjadi kesempatan terakhirmu. Kau lebih baik membayar kembali semua pembayaran yang sudah lewat.” Tegas si bibi
Joon Ki dkk hanya bisa tertunduk sedih, si bibi pun mengejak mereka semua yang terlihat menyedihkannya lalu mengeluh ketiganya seperti Lampu lalu lintas dengan warna baju yang mencolok. 


Akhirnya si bibi keluar dari rumah, Joon Ki mengeluh pada Ki Bong datang dengan membawa ban besar kerumah. Ki Bong pun mengejek Joon Ki yang mengejeknya dengan style rambut dan make up wanita.
“Hei, lampu merah.  Berhenti.” Ucap Joon Ki, Ki Bong mengeluh memilih untuk duduk disofa.
“Hei... Apa yang membuat Kamu begitu lama sampai di sini?  Aku memanggilmu berabad-abad yang lalu.” Keluh Jung Eun.
“Aku datang segera setelah Kau menelepon. Bahkan Aku masih memiliki wig Aku.  Apakah kau tidak melihat ini?” balas Joon Ki
“Ini membuatku gila. Bagaimana Aku dapat menemukan begitu banyak uang dalam waktu sesingkat itu?” keluh Woo Sik.  Ki Bong juga memikirkan hal yang sama.
“Jung Eun, apakah Kau punya uang?” ucap Joon Ki. Jung Eun pikir Joon Ki tahu kalau pasti bisa hidup nyaman kalau punya uang.
“Aku tahu kau tidak akan melakukannya.”ejek Joon Ki. Jung Eun ingin tahu Ada apa dengan penampilan Joon Ki hari ini.
“Kau pasti sudah tahu, Bagaimana Aku bisa berakhir seperti ini? Coba Lihat aku, aku adalah aktor berbakat. Bagaimana Aku bisa menjadi Pemeran pengganti? Hanya pemeran pengganti?” keluh Joon Ki
“Kau tidak pernah belajar, kan? Itu sebabnya cewek mencampakkanmu.” Ejek Jung Eun
“Hei!  Aku sudah bilang... untuk tidak pernah berbicara tentang Seo Jin. Dan dia tidak mencampakkanku. Tapi kita saling putus.” Tegas Joon Ki. Dua temanya pun panik berharap Jung Eun tak membahasnya.
“Baik, apa pun yang Kau katakan.  Aku akan mandi.” Kata Jung Eun tak peduli.
“Apakah Kau harus berbicara tentang perpisahan it?  kemana Kau pergi?” kata Joon Ki marah. Jung Eun berlari menaiki tangga sambil menjulurkan lidah.
“Apakah Kau menjulurkan lidah ke arahku? Jangan sampai kau berani mandi!  Itu akan menghabiskan uang kita.” Teriak Joon Ki marah 



Woo Sik akhirnya berteriak marah lalu menegaskan kalau suam salah Joon Ki dan harus Bertanggung jawablah untuk itu. Joon Ki bingung kenapa semua salahnya.  Woo Sik menegaskan kalau Joon Ki adalah CEO dan bersama dengan Ki Bong hanya investor.
“Kau memberi tahu kami bahwa itu akan menjadi investasi yang bagus. Dan mengatakan bahwa kami akan mengumpulkan uang setelah rumah direnovasi.” Ucap Woo Sik marah
“Kita sedang mengalami resesi ekonomi global sekarang... Semua penginapan sedang berjuang.” Ucap Joon Ki membela diri
“Diam! Aku seharusnya tahu lebih baik daripada memercayai orang sepertimu.” Ucap Woo Sik marah
“Kau hanya memanggilku CEO ketika sesuatu yang buruk terjadi.” Keluh Joon Ki
Ki Bong yang menonton TV memberitahu kalau ada festival, Ki Bong tak peduli. Ki Bong menjelaskan ada banyak orang di sana sekarang datang, lalu bertanya dengan wajah polos siapa Hujan Meteor. Joon Ki dan Woo Sik hanya bisa menatap binggung.
“Siapa dia dan mengapa orang-orang berkumpul untuk melihatnya? Apa Seorang penyanyi?  Aktor?” ucap Ki Bong. Woo Sik pikir Ki Bong itu sedang bercanda.
“Aku tahu!  Seorang pemain sepak bola!” kata Ki Bong bangga
“Aku harus menyalahkan diri sendiri untuk mempercayai boneka palsu seperti Kau dan menginvestasikan uang.” Kata Woo Sik marah
“Ini semua salahku. Aku orang gila di sini.” Teriak Ki Bong juga ikut marah. Woo Sik pun tetap ingin tahu siapa Hujan Meteor


Akhirnya mereka berdiri diatap rumah, Joon Ki merasa  a hal baik akan terjadi. Tapi Woo Sik merasa mereka tidak seharusnya menonton meteor sekarang. Joon Ki memberitahu kalau  Ini akan menjadi hujan meteor bersejara dan mereak tidak boleh melewatkannya.
“Siapa tahu? Jika kita berharap pada meteor, uang mungkin menghujani kepala kita.” Ucap Joon Ki yakin. Woo Sik mengeluh karena pasti tak mungkin
“Kenapa kau pesimistis sekali?” keluh Joon Ki. Woo Sik pikir tak mungkin b bisa optimistis jika akan menjadi tunawisma sepekan lagi.
“Itu sebabnya kau perlu lebih optimistis... Dengarkan aku, Woo Shik dan Ki Bong, kau juga... Tataplah satu sama lain. Tidak ada yang lebih buruk dari ini.” Ucap Joon Ki. Woo Sik  tak mengerti maksudnya.
“Itu dia maksudku... Kita telah mencapai titik terendah dalam hidup.” Kata Joon Ki. Woo Sik tak mengerti.
“Tidak ada tujuan lain selain naik. Tidak mungkin hal lebih buruk lagi akan terjadi kepada kita... Bisa-bisanya kau tidak optimistis? Bukankah begitu?” kata Joon Ki yakin.
“Apa Kau serius? Mati saja kau.... Jangan sia-siakan oksigen yang kau hirup, mati saja.” Ucap Woo Sik marah mencengkram baju Joon Ki
“Hentikan, kalian berdua! Ini Sudah dimulai! Lihat ke sana! Jadi, itu yang namanya meteor.” Ucap Ki Bong menyudahi keduanya adu mulut.
Joon Ki pun melihat dan memuji kalau Keren sekali. Woo Sik tak peduli hanya memalingkan wajahnya. Joon Ki mengajak Woo Sik melihat karena ada yang besar. Ki Bong pikir kalau sepertinya menuju ke arah mereka. Joon Ki menyuruh Woo Sik melihatnya.
“Aku tidak peduli... Tapi Bukankah itu mengarah terlalu dekat ke kita?” ucap Woo Sik akhirnya menatap ke arah langit.
“Bagaimana jika kita kejatuhan?” ucap Woo Sik dan lama kelamaan meteor makin mendekat ke arah mereka.
Ketiga menjerit panik dan meteor pun jatuh diatap rumah dan terlihat sedikit ledakan. Joon Ki dkk dengan wajah terkena abu melihat lubang yang besar diatap rumah. 




"EPISODE 1 - Seratus juta bintang jatuh dari langit"
Lampu di rumah mati, ketiganya mencoba turun dengan ruangan yang gelap gulita. Mereka seperti tak percaya kalau Meteor sungguh jatuh rumah. Ki Bong tak percaya melihat lantai yang bolong.
“Jadi, seperti itu rupanya meteor.” Ucap Ki Bong yang menurutnya  keren sekali.
“Bukankah ini sangat menarik?” ucap Joon Ki bahagia, Ki Bong pun juga bahagia sambil bertepuk tangan.
“ Katamu tidak akan ada hal yang lebih buruk lagi. Katamu tidak ada tujuan selain naik Katamu kita telah mencapai titik terendah hidup.” Ucap Woo Sik 
“Kita mencapai titik terendah, tapi aku bukan berpikir kita bisa lebih rendah lagi.” Kata Joon Ki
“Tutup mulutmu! Coba Lihat itu. Eternit kita berlubang. Jika pemilik tanah tahu, kita tidak hanya akan diusir, tapi kita akan dituntut. Paham?” kata Woo Sik
“Ini bukan kesalahan kita Tapi  Itu kesalahan gravitasi.” Tegas Joon Ki yakin
“ Apa Kau pikir dia akan percaya itu? Apa kau Ingat waktu jendelanya pecah karena hujan es? Dia meminta kita membayar semua kerusakan.” Kata Woo Sik panik
“Saat itu hujan es dan kali ini meteor... tapi Bagaimana mungkin meteor jatuh ke hostel? Kita harus bagaimana?” ucap Joon Ki sambil menangis.
“Aku tidak percaya meteor jatuh ke tempat kita. Kenapa ini terjadi kepada kami?” ucap Woo Sik kesal menendang meteor.
Kaki Woo Sik seperti limbung akhirnya jatuh dan dua temanya menahan agar tak jatuh. 


Pagi hari
Woo Sik duduk menatap lantai yang rusak, Sementara Joon Ki dengan santai makan sambil menonton TV dan tertawa terbahak-bahak.  Woo Sik mengeluh pada Joon Ki yang sungguh masih memiliki nafsu makan. Joon Ki dengan santai menjawab makannya lezat.
“Kau bilang Lezat? Bagaimana jika kita ketahuan oleh ibu pemilik tanah”? ucap Woo Sik
“Kau cengeng sekali... Percayalah kepadaku. Aku akan mengurus ini.” Kata Joon Ki berjalan pergi. Woo Sik bingung apa yang dilakukanya.
“Tunggulah saja... Untuk inilah kita punya otak.” Kata Joon Ki mendorong kursi menutupi lubang.
“Tampak lebih berantakan daripada semalam... Bukankah itu tampak baik-baik saja sekarang? Kita bisa menonton TV sangat dekat dari sini.” Kata Joon Ki duduk didepan TV. 


Ki Bong datang membawa sebuah kotak besar sebagai Kejutan. Woo Sik bertanya apa yang dilakukan. Ki Bong pikir mereka butuh uang sebanyak mungkin jadi Setidaknya mereka harus coba menjual apa pun yangdi punya dan akan melihat benda yang ada didalamnya.
“ Coba Lihat, Ini dia... Kau tahu Randy Johnson, kan? Pelempar kidal dari MLB... Ini ditandatangani olehnya... Ini pasti mahal sekali.” ucap Ki Bong bangga sarung baseball
“Apa Kau yakin? "Semoga kau hidup bahagia! Tertanda Randy Johnson" Ap Randy Johnson menulis ini? Apa Randy Johnson menulis bahasa Korea, tata bahasa dan tulisannya sempurna?Apa Dia bisa menulis bahasa Korea "Semoga kamu hidup bahagia!"?” ucap Woo Sik kesal
“Mungkin dia belajar bahasa Korea.” Kata Ki Bong yakin. Woo Sik mengeluh kalau ini konyol dan palsu.
“Ini tidak palsu... Kuberi seniorku 1.000 dolar agar Randy Johnson menandatanganinya.” Kata Ki Bong yang polos
“ Lalu bagaimana dengan stick baseball ini? "Semoga kau senang-desu! Dari Ichiro" Baik, anggaplah Ichiro belajar bahasa Korea juga. Meski begitu, akankah dia menulis "desu" dalam bahasa Korea? Reaksi macam apa itu? Ki Bong! Gunakan otakmu. “ ucap Woo Sik kesal
“Diam... Aku tidak bisa makan karena kalian terlalu berisik.. Hei.. Apa ketidaktahuan Ki Bong sebuah dosa? Ayo Kemarilah. Tidak apa-apa, kau anak yang sehat. Kamu tinggi dan masih bertumbuh.” Ucap Joon Ki membela Ki Bong sambil mengeluh kepalanya.
“Kalian membuatku gila.” Ucap Woo Sik kesal.  Joon Ki lalu meliaht ada mic danbertanya dimana mendapataknya dengan tanda tangan Cho Yong Pil
“Kurasa itu milik Woo Shik.” Kata Ki Bong. Woo Sik menyuruh keduanya berdiri. Joon Ki bertanya untuk apa. Woo Sik mengatakan mereka harus menutupi lubang itu.
Keduanya naik ke lantai atas, Ki Joon tak percaya melihat  Lubangnya lebih besar dari dugaannya dan mengajak untuk menutupi  dengan sofa akan mengangakt bersama. Keduanya menganguk mengerti dengan Joon Ki berjalan mundur lalu kakinya malah masuk ke lubang.
“Aku terjebak di sini... Kenapa kau mendorong keras-keras?” teriak Joon Ki marah
“Kau menyuruhku mendorongnya.” Ucap Ki Bong. Joon Ki malah mengejek Ki Bong ini hanya bedebah bodoh yang tidak berguna.
“Aku terjebak di sini.... Sedang apa kalian? Bantu aku.” Ucap Joon Ki. Woo Sik mengeluh Joon Ki itu sangat menyebalkan.
Mereka berusaha menarik Joon Ki dari lubang, tiba-tiba terdengar suara bibi yang memanggil Woo Sik.  Ketiganya panik karena bibi datang, Joon Ki heran si bibi yang datang pagi-pagi. Woo Sik panik tak ingin ketahuan.Joon Ki  meminta mereka segar menariknya.
Si bibi terus memanggil Woo Sik, akhirnya Woo Sik pun memilih untuk turun dan meminta Ki Bong agar menarik Joon Ki keluar dari lubang. 


Woo Sik akhirnya menghampiri bibi dengan wajah panik bertanya apa yang dilakukan bibi sambil membungkuk. Si bibi berpikir sudah menjatuhkan antingnya kemarin danbertanya apakah Woo Sik melihatnya.  Woo Sik mengaku tak melihatnya.
Sementara di atap rumah, Joon Ki meminta agar Ki Bong menariknya sekuat tenaga. Ki Bong mengaku kalau sudah mencoba sekuat tenaga. Joon Ki heran tak bisa melepaskan kakinya dan malah membuatnya makin terdorong keluar.
“Suara apa itu? Apa Kau dengar suara itu?” ucap Si bibi. Woo Sik panik mengaku tidak dengar apa-apa.
“Apa aku berhalusinasi? Jadi Di mana kira-kira?” ucap Si bibi mencari antingnya.
“Anda pasti sibuk. Kami akan menemukannya dan menyerahkannya kepadamu” ucap Woo Sik
“Tidak perlu. Aku bisa mencarinya sendiri.” Kata si bibi terus mencarinya.
Joon Ki berusaha keluar dan Ki Bong menariknya, tapi kakinya malah makin terjerumus. Woo Sik melihat kaki Joon Ki yang melayang. Si bibi pun merasa kalau mendengar sesuatu.  Woo Sik tetap menyakinkan tidak mendengar apa pun.
“Aku yakin. Aku mendengar sesuatu... Kurasa itu dari eternit.” Ucap bibi. Woo Sik tiba-tiba langsung memeluk bibi agar tak melihat kaki Joon Ki yang melayang. Si Bibi binggung bertanya apa yang dilakukan Woo Sik.
“Sebenarnya, aku mencintaimu...  Sudah lama aku menyimpan perasaan kepadamu” ucap Joon Ki. Si bibi kaget tak percaya dengan ucapan Woo Sik
“Kita tidak bisa bicara di sini... Jadi Ikut aku. Ayo pergi.” ucap Woo Sik mengajak bibi agar keluar dari rumah saja. 


Si bibi meminta Woo Sik agar melepaskanya karena tanganya yang sakit.  Woo Sik langsung meminta maaf dan tertunduk kebingungan. Si bibi ingin memastikan kalau bertanya apa yang dikatakan Woo Sik tadi memang benar kalau benar-benar mencintainya. Woo Sik binggung.
“Sejak kapan?” tanya si bibi ingin tahu. Woo Sik mengaku  Sudah sekitar enam bulan.
“Enam bulan? Aapa Itukah sebabnya kau betah dengan omelanku?” ucap si bibi. Woo Sik membenarkan.
“Astaga... Sekarang aku mengerti dan Aku tidak mengira... tapi Tetap saja, ini tidak baik... Aku terlalu tua untukmu... Selain itu, aku punya anak. Pria muda sepertimu tidak punya urusan denganku...” ucap si bibi
“Kurasa begitu. Aku tahu ini absurd.” Kata Woo Sik. Bibi pin berpikir kalau ini konyol.
“Itu tidak akan berhasil.. Kurasa aku terlalu serakah... Maafkan aku.” Ucap Woo Sik mencoba menghindari si bibi.
“Tunggu... Kau harus serakah... Perasaan tidak bisa dikendalikan... Jadi, kau harus serakah... Aku suka pria serakah.” Ucap Si bibi menahan tangan Woo Sik mengodanya. Woo Sik hanya bisa melongggo bingung.


Akhirnya poster Joon Ki menutupi lantai yang bolong dan keduanay melonggo kaget mengetahui kalau Woo Sik  u berpacaran dengan pemilik tanah. Woo Sik dengan wajah melas memberitahu kalau mereka sudah berpacaran mulai hari ini dan akan berkencan nanti.
“Kenapa kau berbohong seperti itu?” keluh Joon Ki. Woo Sik pun kebingungan yang akan dilakukan.
“Tunggu. Mungkin itu hal yang baik... Dia tidak akan mengomeli kita tentang uang sewa untuk sementara. Mustahil dia akan menagih uang sewa kepada pacarnya.” Kata Joon Ki
“Apa Kau mau aku terus mengencaninya?” tanya Woo Sik kesal. Joon Ki menganguk.
“Itu berarti menipu dia.” Kata Woo Sik. Joon Ki pikir Tidak harus begit karena Woo Sik bisa benar-benar mengencaninya.
“Dia terlihat lumayan... Dia punya banyak gedung, uang, dan keriput. Dia juga sudah tua... Bagaimana denganmu? Dia sungguh tidak selevel denganmu.” Ucap Joon Ki. Woo Sik mengeluh dengan ucapan Joon Ki
“Mau bagaimana lagi? Apa kau ingin Bicara jujur dan menjadi tunawisma di jalan?” kata Joon Ki. Wook Sik mengeluh kalau ini yang membuatnya gila.
“Kenapa tidak ada yang berjalan lancar?” ucap Woo Sik. Joon Ki pikir Ini mungkin kesempatan mereka 


Jung Eun pulang, Joon Ki bertanya apakah shift kerjanya sudah selsai. Jung Eun menagnguk kalau sudah selesai di tiga tempat berbeda dan lelah lalu bertanya apa yang terjadi pada Woo Sik. Joon Ki mengaku tak ada masalah.
“Kotak apa ini? Apa ini Buku tahunan?” ucap Jung Eun melihat. Joon Ki memberitahu kalau Itu buku tahunan SMA mereka.  Jung Eun akan melihatnya. Joon Ki pikir Jung Eun menyesal.
“Kalian semua terlihat sangat muda... Tapi Siapa gadis ini? Kenapa dia dikelilingi para pria?” kata Jung Eun melihat sosok wanita.
Joon Ki ingin melihat siapa yang dimaksud, Joon Ki memberitahu kalau namanya Han Soo Yeon dan dia adalah cinta pertama kami. Jung Eun heran Joon Ki mengatakan "cinta pertama kami" dan artinya  cinta pertama kalian bertiga. Joon Ki membenarkan dengan wajah bangga.
“Bukan hanya kami, tapi semua pria di sekolah.” Kata Joon Ki.  Jung Eun tak percaya menurutnya Soo Eun bahkan tidak secantik itu.
“Kim Jung Eun!” teriak  Ki Bong. Jung Eun kaget heran Ki Bong yang berteriak menurutnya
“Kau keterlaluan... Apa kau bilang, Soo Yeon tidak secantik itu? Soo Yeon itu impian kami.” Ucap Ki Bong mengingat kembali kejadian sebelumnya. 


Flash Back
[SMA Huam]
Joon Ki berjalan masuk ke sekolah, bergaya seperti aktor yang tampan, sementara Ki Bong dengan  baju baseballnya terlihat sangat mahi berolahraga dan menjadi atlet. Woo  Sik dengan gitar seperti layaknya seorang penyanyi dengan kertas lirik ditanganya.
Ketiganya berjalans seperti tiga sahabat yang tak dapat dipisahkan. Seorang teman datang memberitahu ada Berita besar. Woo Sik mengeluh kalau membuat keributan dipagi hari. Temanya memberitahu  mereka kedatangan anak baru di kelas, Seorang wanita dan yakin pasti sangat cantik.
“Apa Itu saja? Kami tidak tertarik.”ucap Woo Sik dan sebuah mobil berhenti didepan pintu sekolah. Si pria menunjuk kalau anak baru akhirnya datang.
Soo Yeon turun dari mobil. Ketiganya mengaku sama sekali tidak tertarik. Tapi Semua seperti berhenti, Ketiganya hanya bisa melonggo melihat kecantikan Soo Yeon seperti malaikat. Soo Yeon pun menatap ketiganya dengan wajah binggung. 

“Kami bertiga jatuh cinta kepada Soo Yeon pada pandangan pertama. Mulai dari wajahnya hingga tubuhnya dan kepribadiannya yang penuh semangat, dia sempurna. Bahkan keluarganya kaya. Dia anggun dari ujung kepala sampai kaki.” Cerita Ki Bong
“Begitukah? Apa yang terjadi? Apa Kalian ada yang mengajaknya kencan?” tanya Jung Eun penasaran.
Semua jatuh lemas melihat kecantikan Soo Yeon. Joon Ki dengan yakin kalau mengajak Soo Yeon berkencan. 

Joon Ki mendekati Soo Yeon sambil membawa sekaleng minuman, Soo Yeon mengucapkan terimakasih dan langsung membukanya. Joon Ki seperti dalam sebuah adegan film mengatakan “Saat kau meminumnya, kita pacaran.” Saat itu Soo Yeon yang kaget langsung menyemburkan minuman ke wajah Joon Ki.
“Sayang sekali... Aku melihatmu menelannya sedikit. Apa Kita pacaran sekarang?” ucap Joon Ki santai. Soo Yeon langsung memuntahkanya.
“Hari itu, Soo Yeon memuntahkan bahkan cairan lambung dan empedunya. Setiap tetesnya.” Kata Joon Ki 

Jung Eun ingin tahu cerita Ki Bong dengan Soo Yeon, Saat itu Soo Yeon berjalan dengan temanya. Ki Bong memanggil Soo Yeon memberitahu akalu Saat bola yang dilemparnya mengenai kaleng itu maka mereka remsmi pacaran.
 Soo Yeon melihat kaleng didepanya, panik dan langsung berlari lalu dengan tabung tempat gambarnya langsung memukul bola yang dilembar Ki Bong agar tak mengenai kaleng minuman.
“Itu kali pertama Ki Bong membiarkan home run keluar taman. Cinta pertama kami pun berakhir tragis....” Cerita Ki Bong sedih. Jung Eun mengeluh nasib mereka memang menyedihkan. 

“Bagaimana denganmu, Woo Shik? Apa Kau mengajaknya kencan?” tanya Jung Eun penasaran.
“Itu bukan urusanmu... Dasar bocah.” Kata Woo Sik lalu berjalan pergi.
“Ada apa? Apa yang terjadi kepadanya?” tanya Jung Eun heran melihat sikap Woo Sik.
“Entahlah. Dia begitu setiap kali kami membicarakan Soo Yeon.” Kata Ki Bong
Ia lalu melihat telp dari sutradara aksi, lalu berbicara seperti membutuhkan Satu orang lagi dan menatap Ki Bong dengan yakin kalau sudah mendapatkan dan akan bertemu di set.
“Hei, kau tidak ada pelatihan hari ini, kan?” ucap Joon Ki. Ki Bong mengaku tak ada dan bertanya kenapa memangnya.
“Sutradara aksi kenalanku tiba-tiba mencari figuran. Jadi Ayo Ikut aku.” Ucap Joon Ki 


Joon Ki dan Ki Bong sudah mengunakan setelan jas seperti seorang pengawal, lalu mulai berlatih saling memukul. Sutradara memanggil mereka karena akan memulai syuting dan menegaskan kalau syuting itu bukan lelucon.
“Dengarkan... Dalam adegan ini, polisi menemukan tempat persembunyian geng di gunung, dan mereka berkelahi. Jadi Lakukan sesuai latihan. Dengan begitu tidak ada masalah. Apa Kalian mengerti?” ucap Sutradara. Semua mengerti.
“Coba kita lihat... Siapa namamu tadi?” ucap Sutradara. Ki Bong menjawab namanya.
“Karena kau pemula, setelah terkena pukulan tongkat oleh polisi, matilah seketika. Kau harus mati di tempat... Ya? Jangan tutup matamu. Kamu tidak boleh menutup matamu. Buka matamu lebar-lebar dan mati di tempat.” Ucap sutradara.
“Apa Anda mau aku mati dengan mata terbuka?” kata Ki Bong bingung.
“Bukankah aku baru saja bilang mati di tempat? - Di tempat! “ tegas Si sutradara seperti pelupa. Ki Bong hanya bisa menganguk mengerti.
“Selanjutnya, Jun Ho akan...” ucap Sutradara. Joon Ki membenarkan kalau namanya Lee Joon Ki.
“Benar, Joon Ki... Maafkan aku. Aku lupa, kau akan berkelahi dengan polisi dan pegang pemadam api ini, lalu mati di tempat! Kau akan mati di tempat juga... Mati di tempat!” ucap Sutradara. Joon Ki menganguk mengerti.
“Kau mengerti? Baik, semua jelas,kan? Mati di tempat.. Tapi  Tunggu sebentar... Siapa namamu tadi? Bersikaplah seolah-olah ini kali pertamamu.”ucap Sutradara menunjuk Ki Bong.
Ki Bong menyebutkan namanya, Sutradara langsung ingat dan memikikran  yang harus dilakukan dengan pemula lalu menjelaskanya lagi. Ki Bong pikir sutradara sudah bilang tadi kalau harus “mati di tempat.”
“Kau harus mati di tempat. Kau tidak boleh menutup mata... Lalu Jun Bong akan... “ kata Sutradra. Joon Ki tak bisa menahan amarah berteriak kalau namanya Lee Joon Ki.
“Joon Ki, kau akan berkelahi dengan polisi dan pegang pemadam api ini...” ucap Sutradara dan langsung disela oleh Joon Ki
“Anda sudah bilang tadi. Aku harus mati di tempat... Lee Joon Ki mati di tempat. “ ucap Joon Ki
Sutradara seperti sudah lupa, keduanya pun mencoba menegaksan kalau mereka akan Mati di tempat lalu memberitahu Ketua sutradara kalau sudah siap. Si Sutradara kembali salah orang dengan Ketua Sutradara pada Ass Sutradara. 



Joon Ki pikir syuting ini pasti sulit dan Ki Bong berbisik pada Joon Ki kalau Sutradara itu agak aneh. Joon Ki pikir Sutradara itu selalu seperti  dan Kepalanya pernah cedera saat menjadi pemeran pengganti jadi Ingatannya hanya bertahan 3 detik. Ki Bong menganguk mengerti.
“Kau harus mengerti... Jadi, yang harus kau lakukan adalah mati di tempat! Mati di tempat!” ucap Joon Ki mengejek sambil memukul kepala temanya.
“Dasar bedebah. Aku akan membunuhmu di tempat... Hei... Kemarilah!” teriak Ki Bong akan membawa kayu. 

Adegan syuting dimulai, Joon Ki dan Ki Bong seperti preman yang melawan polisi dan terjadi perkelahian.  Ki Bong sedikit melawan dan mencari poisi yang tepat untuk Mati di tempat dan akhirnya memilih sofa.
Joon Ki masih berkelahi melihat alat pemadam, teringat dengan arahan sutradara lalu mencoba membukanya tapi tak bisa, saat menarik dengan keras airnya malah mengenai wajahnnya. Ki Bong melihatnya panik meminta agar jangan dekat-dekat.
Joon Ki malah mengarahkan air pada Ki Bong dan keduanya pun terlihat tertutup dengan air. Sutradara panik memberitahu Ketua Sutradara, tapi kembali salah orang kembali memberitahu ada masalah dengan pemadam api dan akhirnya syuting dihentikan.

Ki Bong dan Joon Ki duduk di pojok ruangan sambil memegang matanya yang sakit dan perih. Sutrdara meminta mereka membuka mata, Ki Bong mengaku masih sangat Perih sekali dan tidak bisa membuka mata. Joon Ki pun mengeluh tidak bisa membuka mata.
“Lantas kenapa kau menyemprot wajahmu sendiri dengan pemadam api? Sudah kubilang mati di tempat, bukan menyemprotkannya ke mana-mana.” Ucap sutradara
“Maafkan aku...” kata Joon Ki tak bisa berkata-kata dengan mata tertutup
“Astaga, menjengkelkan sekali... Kalian Pegang ini dan istirahatlah. Ya?” ucap Sutradara memberikan tissue.
“Tapi Siapa pria di sebelahmu ini? Aku belum pernah melihatnya.” Ucap Sutradara melihat Ki Bong
“Berapa kali aku bilang dia ini temanku?” ucap Joon Ki kesal. Sutradara teringat kalau itu teman Joon Ki.
“Tapi ada apa kalian ke sini?” tanya sutradara. Joon Ki mengaku Ki Bong datang untuk syuting tapi mengubahnya kalau temanya hanya menongkrong”
“Aku senang kau di sini. Selamat bersenang-senang... Apa Kau menikmatinya?” kata sutradara lalu bertanya pada assitenat apa adegan selanjutnya. Assisten menjelaskan adegan selanjutanya.
“Hei. Sedang apa kalian di sini? Apa Kalian tidak mulai syuting?” ucap sutradara
“Mata kami terluka dan Anda menyuruh kami istirahat.” Kata Joon Ki. Sutradara terlihat benar-benar pelupa.
“Benar juga. Maafkan aku. Kalian harus istirahat. Apa adegan selanjutnya?” kata sutrdara kembali. keduanya hanya bisa menangis dengan nasib mereka yang tak bisa membuka mata.  Ki Bong pun mengeluh kalau ini semua salah Joon Ki.

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar