Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yoon Seo
turun dari mobil pamit dengan Manager Gong, Jung Rok menelp meminta agar
mengirimkan putusan. Yoon Seo mengeluarkan note booknya mencatat alamat kemana
harus mengirimkanya.
“Aku di
tempat parkir, akan kukirim sesudah sampai di sana. Jangan khawatir. Sampai
bertemu nanti.” kata Yoon Seo lalu berjalan pergi tanpa sadar pulpenya jatuh.
Seorang pria berjalan mengambilnya.
Yoon Seo
merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang lalu teringat yang
dikatakan Manager Gong “Belakangan ini tak ada apa-apa, kan? Adakah yang
mengintai di sekitar mu atau mengikutimu?” lalu bergegas berjalan masuk gedung.
Seorang
menepuk pundak Yoon Seo dari belakang, Yoon Seo panik lalau bertanya Siapa dan kenapa mengikutinya.
Si pria memberitahu kalau pulpenya, tapi Yoon Seo berpikir pengemarnya.
“Kau salah
orang. Aku bukan selebriti. Aku hanya karyawan biasa yang sangat cantik.” Ucap
Yoo Seo bergegas pergi. Si pria bingung dan mengikuti Yoon Seo sampai ke depan
lift.
“Kenapa
terus mengikutiku? Sudah kubilang aku bukan selebriti!” jerit Yoon Seo. Si pria
ingin menjelaskan tapi Yoon Seo sudah lebih dulu menutup pintu lift dengan
wajah panik lalu ponselnya berdering.
“Hai..sayang
.. Ya, aku di firma hukum Jung Rok... Jung Rok? Dia tak menjawab teleponnya.
Aku hampir sampai jadi akan kubertitahu langsung.” Ucap si pria.
Akhirnya
Si pria sampai didepan meja recepitionist, Hae Young bertanya apa ada yang bisa
dibantu. Si prai memberitahu datang untuk
berjumpa dengan Pengacara Kwon Jung Rok
dan mengetahui Jung Rok ada di kantor hukum Always.
“Kau ayah
Pengacara Kwon ‘kan?” ucap Hae Young. Tuan Kwon kaget karena Hae Young bisa
mengetahuinya.
“Aku
hanya asal menebaknya... Kantornya ada di ujung lorong. Biarkan kutunjukkan...”
ucap Hae Young
“Tidak, tak
apa..Aku dapat mencarinya sendiri.” Kata Tuan Kwon.
Yoon Seo
melakukan perintah Jung Rok kalau salinan Putusan sudah dikirim lalu kaget
melihat Tuan Kim yang dianggap penguntit datang mengikutinya sampai ruangan dan
mengelak kalau bukan Oh Yoon Seo.
“Baiklah,
benar aku Oh Yoon Seo... Apa Sekarang sudah bahagia Katamu kau penggemar. Apa Kau
bahagia karena membuatku kesulitan? Bagaimana kau tahu aku bekerja di sini? Seberapa
banyak yang kau tahu tentangku?” ucap Yoon Seo dengan nada tinggi.
“Permisi,
Nona. Sepertinya tadi ada kesalahpahaman...Aku bukan penggemarmu...Aku hanya
ingin mengembalikan pena yang kau jatuhkan.” Kata Tuan Kwon mengembalikan
pulpen diatas meja. Yoon Seo melonggo kaget.
“Di sini
juga, aku tak mengikutimu. Aku di sini untuk menemui anakku.” Tegas Tuan Kwon
“Apa
maksudmu kau di sini untuk menemu anakmu?” tanya Yoon Seo melonggo kaget.
“Bukankah
ini kantor Kwon Jung Rok?” tanya Tuan Kwon. Yoon Seo membenarkan.
“Nah itu!
Aku di sini untuk menemui Jung Rok, anakku.” Kata Tuan Kwon sinis. Yoon Seo
melongggo kaget kalau itu calon ayah mertuanya.
Jung Rok
masuk ruangan kaget melihat ayahnya yang datang. Yoon Seo akhirnya membukan
memberikan salam pada Tuan Kwon lalu pergi ke pantry mengeluh karena bisa memperlakukan ayah Jung Rok
seperti itu.
Di
ruangan
Jung Rok
langsung bertanya ada apa ayahnya datang.
Tuan Yeon mengeluh anaknya yang tak
memakai pakaian yang hangat dan Bagian lehernya terbuka dan Jika begitu
nantinya masuk angin. Jung Rok pikir akan mengurusnya dengan baik sehingga tidak
akan terkena masuk angin.
“Kau
harus Sering-sering telepon ibumu.” Ucap Tuan Kwon pada anaknya.
“Aku
sedang sibuk dengan pekerjaan.” Kata Jung Rok dingin. Tuan Kwon mengeluh dengan
sikap anaknya.
“Tidak
bisakah kau mengiyakan sekali saja? Kau tak pernah benar dalam bicara. Semakin
kupikirkan, semakin aku jengkel. Bagaimana bisa dia berpikir aku mengikutinya
ke sini? Aku khawatir melihatmu memiliki sekretaris yang tak bertanggung jawab.”
Kata Tuan Kwon kesal
“Semua orang
pernah membuat kesalahan.” Ucap Jung Rok membela.
“Apa ini
dilakukan oleh sekretarismu? Apa ini buku mewarnai? Alih-alih mewarnai kotak, dia
harus menghabiskan waktu untuk melakukan lebih banyak pekerjaan.” Komentar Tuan
Kwon melihat jadwal Jung Rok.
“Dia
melakukan apa yang dibutuhkan.” Tegas Jung Rok. Tuan Kwon pikir sikap Yoon Seo mengatakan
sebaliknya.
“Seseorang
yang serius dengan pekerjaannya tak akan berpakaian seperti itu. Bukankah akan
menjadi fitnah jika berprasangka tentang dia? Walau begitu, aku sudah tahu...”
keluh Tuan Kwon marah dan Jung Rok menyela
“Ayah... Katakan
padaku kenapa datang kemari.” Tanya Jung Rok tak ingin berlama-lama.
“Apa
harus ada alasan bagi seorang ayah untuk datang menemui anaknya?” keluh Tuan
Kwon
Jung Rok
menegaskan kalau ini adalah tempat kerjanya dan Tuan Kwon datang jauh-jauh ke sini untuk menemuinya
selama jam kerja, jadi Ia berpikir
karena sesuatu yang mendesak. Tuan Kwon malah marah, meminta maaf mengganggu
anaknya selama jam kerja.
“Aku akan
mengurus pekerjaanku juga.” Kaat Tuan Kwon berjalan pergi. Yoon Seo akan
membawakan kopi bingung karena Tuan Kwon sudah keluar ruangan.
“Kenapa
ayahmu pergi begitu saja? Bahkan tak minum kopi. Apa kalian berdua bertengkar? Apa
karena aku?” tanya Yoon Seo panik
“Bukan.
Jangan pedulikan.” Kata Jung Rok. Yoon Seo merasa sepertinya tak begitu
baginya.
“Gara-gara
aku suasana hatinya tak baik, kan?” kata Yoon Seo yakin
“Ayahku
dan aku tak rukun, kami selalu berselisih setiap bertemu. Tidak ada yang bisa
dibanggakan. Jadi kau tak perlu khawatir.” Kata Jung Rok. Yoon Seo masih merasa
tak enak hati.
Se Won
melihat mereka sudah punya semua bukti dokumenter jadi bisa menuntut terdakwa,
Rekenya senang akhirnya saatnya untuk menuntutnya jadi mengajak pergi makan
siang sekarang. Se Won pikir boleh mengajak
makan sesuatu yang enak.
“Karena
kalian sudah bekerja keras, mari pergi dan makan sesuatu yang enak. Bagaimana
dengan daging sapi?” ucap Se Won. Semua terlihat sangat bahagia.
Telp di
ruangan berdering, Jaksa Lee mengangkat telp dari Ketua Lee lal terlihat kaget.
Se Won pun melihat wajah Jaksa Lee tegang. Akhirnya Se Won bertemu dengan ketua
Lee bertanya apa yang membuatnya sangat ragu dan ingin tahu seberapa
mengejutkannya itu.
“Baiklah,
aku akan jujur denganmu dan langsung ke intinya... Kasus Jung Ji Ho, kau harus
Cepat akhiri. “ kata Ketua Lee
“Aku
ingin mengakhirinya lebih dari orang lain. Jadi aku mulai membuat kemajuan
sedikit demi sedikit.”ucap Se Won
“Aku
melihat kasus ini juga, dan yang dilakukan Jung Ji Ho adalah berjudi di luar
negeri secara ilegal. Tidak ada cukup bukti untuk membuktikan dia menggelapkan
dana tertentu. Sepertinya keadaan ini perbuatan Kepala.” Jelas Ketua Lee
“Apa yang
kau katakan kebenaran atau apa kita harus membuatnya seperti itu? Apa aku jaksa
distrik di belakang ini?” ucap Se Won dingin. Ketua Lee terlihat bingung.
“Choi
Yoon Su yang bertanggung jawab atas kasus ini adalah saudara ipar jaksa
distrik.” Ucap Se Won marah
“Apa
hubungannya dengan ini? Hanya menyimpulkan bahwa penggelapan itu disebabkan
oleh...” kata Ketua Lee.
Se Won
terlihat marah pada ketua Lee berpikir tak ingat apa yang di katakan ketika
membawanaya kembali kalau Ia bilang kasus penggelapan Jung Ji Ho akan sulit
untuk menyelidiki jika bukan karena orang gila seperti dirinya. Ketua Lee tahu apa yang dimaksud.
“Aku tak
punya alasan apa pun. Tapi... ini tampaknya lebih rumit dari yang kuharapkan.
Kau mengalami banyak kesulitan untuk kembali bekerja. Aku hanya khawatir ini
akan mengancam posisimu.Oke?” ucap Ketua Lee. Se Won tak bisa berkata apa-apa
Yoon Seo
masuk ruangan bertanya apakah Jung Rok
Sudah menelpon ayahnya, Apa pulang dengan selamat. Ia mengaku hanya
khawatir Tuan Wkon tak bisa mengatakanapa
yang ingin dikatakan gara-gara dirnya. Jung Rok pikir Tidak seperti itu.
“Tidak
ada alasan khusus dia datang ke sini.” Kata Jung Rok yakin
“Tidak.
Aku ingat tadi... katanya dia datang untuk mengatakan sesuatu padamu.” Kata
Yoon Seo.
Jung Rok
binggung lalu melihat telpnya berdering dan harus menerima telepon ini. Yoon
Seo pun keluar dari ruangan, Jung Rok menerima telp dari ibunya dan ingin
memberitahu sesuatu tapi ibunya lebih dulu bicara dan Jung Rok kaget tentang
ayahnya.
“Ayahmu...mengungkapkan
bahwa wakil walikota menggelapkan 2.700.000.000 won, dan dia diskors selama
tiga bulan karena melanggar Undang-Undang Pejabat Pemerintah. Apa Dia tak
mengatakan apa-apa?”ucap Ibu Jung Rok.
“Dia bilang
akan mengunjungimu untuk membahas masalah itu.”
Jung Rok
berjalan pergi menemui ayahnya dan terlihat sedih ayahnya melakukan demo dengan
papan bertuliskan [Wakil Walikota Kim
Jun Cheol harus menarik penangguhannya yang tak adil!] lalu berjalan mendekat membungkuk dengan
sopan pada ayahnya.
“Untuk
apa kau di sini? Bagaimana kau tahu?” ucap Tuan Kwon sinis. Jung Rok mengaku
ibu yang memberitahunya.
“Ibumu
jadi ikut campur lagi... Kau pasti sibuk, cepat kembali.” kata Tua Kwon kesal
“Mari
pergi ke suatu tempat untuk minum kopi.” Ucap Jung Rok
“Apa Kau
pikir aku dalam keadaan untuk minum kopi?” balas Tuan Kwon.
Jung Rok
pikir setidaknya sang ayah harus protes dalam keadaan tubuh yang hangat lalu
mengambil papan demo dan beranjak pergi. Tuan Kwon hanya bisa mengumpat anaknya
memang nakal.
Keduanya
akhirnya duduk bersama, Jung Rok menatap ayahnya lalu menghela nafas. Tuan Kwon
pikir Jung Rok tidak perlu menghela nafas dan mengaku sebenarnya bersyukur
diskors. Jung Rok heran ayahnya mengatakan hal itu.
“Meskipun
Ayah mengungkap kebenaran, tidak ada yang berubah. Semua orang berusaha untuk
menutupi masalah ini. Tapi aku akhirnya diskors selama tiga bulan, dan berkat
itu, aku punya alasan untuk membenarkan protesku.” Ucap Tuan Kwon
“Bisa
saja... ini mungkin kesempatan untuk memberi tahu dunia mengenai masalah ini.”
Jelas Tuan Kwon
“Apa Ayah
sudah meminta banding? Kapan persidangan?” tanya Jung Rok. Tuan Kwon menjawab
itu besok.
“Bagaimana
jika penangguhan selesai?” tanya Jung Rok. Tuan Kwon mengatakan akan mengajukan
gugatan.
“Apa Itu
sebabnya Ayah datang ke firma hukum tadi, unuk Memintaku untuk membela Ayah di
pengadilan? Kenapa tak mengatakannya dari awal?” kata Jung Rok marah
“Apa kau
memberiku kesempatan untuk bertanya?” ucap Tuan Kwon
“Walau
begitu, Ayah harusnya jangan pergi. Ayah selalu memiliki bakat untuk membuatkumenjadi
anak yang buruk.” Keluh Jung Rok kesal. Tuan Kwon hanya bisa diam.
Yoon Seo
mengetahui cerita tentang Tuan Kwon Jadi itu yang terjadi, wajahnya terlihat
sedih karena ayah Jung Rok pasti sangat stres, dan tak bisa percaya melakukan kesalahan
seperti itu. Jung Rok meminta Yoon Seo
Jangan khawatir soal itu karena yakin takkan jadi masalah.
“Bahkan
jika dia ditangguhkan, kita bisa mengajukan gugatan. Aku akan mencoba yang
terbaik untuk meluruskan, kau tak perlu khawatir. Semuanya baik-baik saja.”
Ucap Jung Rok menyakinkan
“Bukan
hanya itu... Aku khawatir, mungkin Ayahmu tersinggung olehku. Jika dia tahu kau
mengencani selebriti dengan masa lalu yang rumit, maka dia akan khawatir. Aku
benar-benar hancur membuat kesan pertama yang tak bagus.” Ungkap Yoon Seo
kecewa pada dirinya.
“Tak ada
alasan untuk kecewa. Jika mereka tahu orang seperti apa kau, siapa pun tak ada
alasan kenapa mereka tak menyukaimu. Ada alasan bagus kau memenangkan semua
penghargaan siaran itu.” Ucap Jung Rok memegang tangan Yoon Seo menyakinkan.
“Kalau
begitu, apa ayahmu pergi ke persidangan sendirian besok?” tanya Yoon Seo
khawatir
“Ya... Dia
akan membuat pernyataan pribadi dan mendengarkan detail mengenai
penangguhannya. Jadi Tidak ada alasan bagiku untuk ikut besok.” Jelas Jung Rok.
Yoon Seo bisa menganguk mengerti.
“Ayahmu
mungkin merasa gugup jika pergi sendiri.” Komentar Yoon Seo.
Esok pagi
Jung Rok
kaget karena Yoon Seo yang meminta agar pergi ke persidangan dengan ayahnya.
Yoon Seo menjelaskan Tidak peduli
seberapa keras memikirkanya menurutnya ayah Jung Rok akan sangat gugup jika pergi sendiri.
“Jadi,
sebagai anak dan pengacaranya, sebaiknya kau menemani dia. Aku membatalkan
semua jadwal pagimu, ayo cepatlah pergi.” pinta Yoon Seo
“Aku
menghargai itu, tapi sepertinya kau tak mengenalnya dengan baik. Dia bukan
orang yang gugup karena hal seperti ini. Secara mental dia lebih kuat dariku.”
Ucap Jung Rok yakin
“Itu yang
kau pikirkan. Tidak peduli seberapa kuat dia, semuanya pasti baru baginya
sekarang. Dia mungkin merasa lebih gugup dari biasanya, dan mungkin membutuhkan
seseorang yang bisa dia andalkan. Kumohon pergi saja demi aku.” Ucap Yoon Seo
merengek. Jung Rok tetap diam
“Ayolah...
Itu membuatku sangat gelisah memikirkan kalian berdua mungkin bertengkar
gara-gara aku. Kumohon pergilah demi aku.” Kata Yoon Seo memohon. Jung Rok
akhirnya setuju,
Yoon Seo
senang Jung Rok yang akan pergi lalu memberian botol obat penenang. Ia tahu ini
agak kuno dan tak sesuai dengan imagenya, tapi tak ada yang lebih baik dari
obat penenang saat perlu menenangkan sarafnya. Jung Rok menerimanya. Yoon Seo
berpesan agar Jung Rok hati-hati dijalan.
Jung Rok
pergi ke pengadilan melihat ayahnya yang duduk sendirian, dengan tangan saling
meremas seperti baru sadar kalau ayahnya gugup lalu datang menyapa. Tuan Kwon
mengeluh anaknya yang datang dengan tatapan dingin. Jung Rok memberitahu kalau
Jadwalnya dibatalkan.
“Kau
punya waktu luang daripada yang kupikir.” Komentar Tuan Jung sinis
“Opini
tertulis dan materi untuk penjelasan semuanya siap. Jadi aku yakin tak akan ada
masalah. Jika mendapatkan hukumannya tindakan disiplin, dan akhirnya berubah
menjadi gugatan, maka aku akan memastikan kita memenangkan kasus ini apa pun
yang terjadi. Jangan khawatir.”jelas Jung Rok
“Aku tak
khawatir... Aku tahu kau akan melakukannya dengan baik.” Kata Tuan Kwon menatap
anaknya.
“Aku
punya obat penenang. Apa Ayah mau?” tanya Jung Rok. Tuan Kwon tak menolak kalau
anaknya memilikinya. Jung Rok memberikan obat penenang untuk ayahnya.
Yoon Seo
yang ada diruangan terlihat gugup karena sidang seharusnya sudah berakhir.
Akhirnya Jung Rok menelp, Yoon Seo langsung mengangkat ingin tahu hasilnya.
Jung Rok memberitahu ayahnya akan diskors selama tiga bulan.
“Kupikir
kita harus mulai bersiap untuk mengajukan gugatan. Dan juga perkataanmu benar. Kupikir
pemikiran yang bagus untuk menemani Ayahku. Obat penenang yang kau siapkan juga
banyak membantu. Terima kasih atas perhatiannya.” Ucap Jung Rok. Tuan Kwon baru
dari toilet melihat anaknya tersenyum bahagia.
“Bukan
apa-apa... Kau harus menghibur ayahmu. Jangan terlalu keras padanya. Belikan
dia sesuatu yang lezat untuk makan siang agar suasana hatinya lebih baik. Oh,
dan juga... alangkah baiknya jika kau bisa menyebutkan akulah yang memberinya
obat penenang.” Pinta Yoon Seo. Jung Rok menganguk mengerti.
Se Won
melihat berkas [Pemberitahuan tanggal
sidang, Investigasi latar belakang pada tersangka] Jaksa Lee masuk ruangan
memberitahu baru saja bertemu dengan ketua
Lee. Se won pikir atasanya menyuruh Jaksa Lee agar meyakinkannya untuk
berhenti.
“Biarkan
aku menghemat waktumu. Jangan mencoba meyakinkanku.” Tegas Se Won
“Bagaimana
jika kau mendapatkan hal buruk? Kau baru saja kembali. Jika melakukan ini, kau
mungkin...” ucap Jaksa Lee khawatir.
“Sudah
kubilang jangan meyakinkanku.” Tegas Se Won yang tetap ingin maju menuntut.
Yeo Reum
baru saja akan pulang rumah melihat Se Won duduk di taman sambil melamun dan
terlihat gelisah. Akhirnya Ia datang membawakan minuman, Se Won
memperingatkan Jangan coba-coba mengatakan
membayarnya dengan segelas kopi karena
harus membayarnya dengan benar.
“Jangan
khawatir. Aku tak sebodoh itu... Tapi, ada apa ini? Apa ada masalah?” tanya Yeo
Reum.
“Yeo
Reum.... Bisakah kau memelukku?” pinta Se Won seperti sangat butuh sandara saat
ada masalah. Yeo Reum heran dengan permintaan Se Won
“Maksudku...
aku akan sangat menghargainya jika kau... menghiburku sekarang.” Ucap Se Won
sangat berharap. Akhirnya Yeo Reum bisa melihat kesungguhan dari Se Won lalu
memberikan pelukan. Se Won pun bisa sedikit memberikan ketenangan.
Yoon Seo
memberikan kopi kesukaan Jung Rok diatas meja, lalu bertanya apakah Persiapan
gugatan berjalan dengan baik. Jung Rok menganguk dengan menceritakan Pada
awalnya, Ia pikir ayahnya menyebabkan terlalu banyak keributan.
“Tapi
ketika aku melakukan riset, maka aku mulai bisa memahaminya. Ini Mungkin
merepotkan, dan orang-orang mungkin berpikir bereaksi berlebihan, tapi
memperbaiki apa yang salah adalah hal benar.” Jelas Jung Rok
“Benar...
Aku juga berpikir ayahmu luar biasa. Tidak mudah baginya untuk mengungkapkan
semuanya. Aku sangat menghargai rasa keadilannya. Itu sebabnya kau harus lebih
baik pada ayahmu kedepannya.” Ucap Yoon Seo
“Dan kau
juga boleh memberitahu dia bahwa aku memberitahumu untuk lebih baik pada ayahmu
jika ada kesempatan untuk memberitahunya.” Kata Yoon Seo seperti ingin
memperbaiki hubungan dengan ayah Jung Rok.
“Apa Kau
khawatir kemungkinan ayahku tak menyukaimu?” tanya Jung Rok. Yoon Seo piki itu
sudah pasti dan Wajar kalau khawatir.
Jung Rom mengerti akan memastikan memberitahunya.
Tuan Yeon
masih melakukan demo di depan kantor kalau menginginkan keadilan. Jung Rok
memberikan pembelaan pada ayahnya kalau
Pejabat publik yang ada disampingnya bukan hanya ayah tapi juga
kliennya. Ia memberitahu Selama lebih dari 30 tahun, Tuan Kwon belum pernah
menerima hukukan disiplin.
“Namun, tepat
sebelum dia akan pensiun, dia diskors selama tiga bulan hanya karena dia
menuduh bosnya karena secara ilegal sudah menerima 2.700.000.000 won” ucap Jung
Rok
“Yang
mulia. Dalam piagam pejabat pemerintah menyatakan bahwa pejabat pemerintah harus
menempatkan kepentingan publik sebagai prioritas utama, dan bahwa mereka harus
melakukan yang terbaik untuk menjaga semuanya tetap adil dan transparan.” Kata Jung
Rok
“Pasal 15
UU Perlindungan bagian Kepentingan Umum Pelapor menyatakan bahwa siapa pun tak
boleh menerapkan tindakan yang tak menguntungkan terhadap pelapor karenasudah
mengungkapkan kebenaran. Kuharap, Yang Mulia, akan membuat penilaian yang
bijaksana dan menunjukan pada kami apa arti keadilan sejati. Sekian.” Ucap Jung
Rok
Tuan Kwon
yang duduk disamping ayahnya terlihat bangga. Yoon Seo yang duduk di bangku
penonton pun terlihat bahagia
Jung Rok
bersama ayahnya keluar dari pengadilan, Tuan Kwon memuji anaknya tapi Jung Rok
dengan rendah hati merasa tak masalah lalu meminta izin karena menerima pesan.
Yoon Seo mengirimkan pesan,
“Pengacara
Kwon.. kau benar-benar luar biasa hari ini. Aku yakin ayahmu juga sangat bangga
padamu Aku ke kantor duluan. Cobalah ajak ayahmu makan makanan yang enak.”
Jung Rok
tersenyum lalu mengajak ayahnya makan bersama. Tuan Kwon menyetujuinya. Jung
Rok mememinta izin kalau Sekretarisnya akan ikut juga. Tuan Kwon menganguk
walaupun terlihat bingung.
Yoon Seo
masuk toilet binggung karena Jung Rok tiba-tiba mengajak makan bersama ayahnya. Ia menyakinkan diri
kalau ini kesempatan terakhir untuk mendapatkan hati ayah Jung Rok.
“Aku
membuat pilihan yang baik dengan mengenakan pakaian hitam . Mungkinkah bibirku
kurang pink? Hari ini, kau harus berhati-hati..Ah... Tidak, bukan begitu....”
ucap Yoon Seo bersikap layaknya pelayan dikerjaaan berjalan mundur keluar dari
toilet.
Tuan Kwon
makan dengan lahap, tapi Yoon Seo terlihat sangat gugup. Akhirnya Tuan Kwon menceritakan kalau belajar
kali ini bahwa mereka harus sampai ke akar masalah dengan pejabat publik dan Tidak
ada yang bisa diselesaikan dengan hanya menghukum bawahan.
“Sistem
saat ini hanya seperti cangkang kosong.” Komentar Tuan Kwon melihat kerang
dimangkuknya.
“Ayah
benar... Seperti hiasan tak berarti ini, sistem hukuman saat ini tak memiliki
substansi.” Kata Jung Rok menunjuk makanan diatas meja.
“Berputar-putar
dalam lingkaran setan dan datang menyakitiku juga.” Keluh Tuan Kwon lalu
menatap Yoon Seo yang duduk bersama mereka.
“Maaf
karena membicarakan hal yang membosankan ini.” Kata Tuan Kwon. Yoon Seo pikir
Tidak apa karena ini menyenangkan.
“Kau bisa
jujur, katakan saja tak menyenangkan.” Ucap Tuan Kwon tapi Yoon Seo mengaku sungguh
menyenangkan.
“Ada
sesuatu yang...Oh Jin Sim ingin aku memberitahumu secara rahasia... Dia ingin
aku menemani Ayah, jadi dia membatalkan semua jadwal pagiku. Dia menyiapkan
obat penenang untuk diberikan pada Ayah. Katanya, dia menghormati rasa keadilan
Ayah dan menasihatiku untuk menjadi anak yang lebih baik. Oh Jin Sim melakukan
semua itu..” Ucap Jung Rok. Yoon Seo merasa malu mendengarnya.
“Betapa
manis dan perhatiannya dia. Itu sebabnya aku sangat menyukainya... Mohon
bantuannya... Dia pacarku.” Kata Jung Rok blak-blakan.
Tuan Kwon
menjatuhkan sumpitnya, Yoon Seo juga sangat kaget. Jung Rok heran merasa tak
percaya kalau ucapanya membuat terkejut.
Tuan Kwon masih dengan gugup sudah pasti kaget karena anknya tiba-tiba mengakui penyataan cintadi
depannya.
“Kau
ingin aku bereaksi seperti apa?”keluh Tuan Kwon. Yoon Seo juga merasakan hal
yang sama kalau bingung.
“Benar,
kan? Bukan hanya aku, kan?” kata Tuan Kwon merasa senang Yoon Seo mendukungnya.
“Ya. Ayah
lebih mengenal putramu daripada orang lain. Dia tak pernah seperti ini.” Kata Yoon
Seo
“Itulah
tepatnya yang kumaksud. Jadi Kau yang bernama Oh Jin Sim, kan?” ucap Tuan Kwon.
Yoon Seo membenarkan.
“Dia
pasti sangat menyukaimu sampai bersikap seperti tak biasanya. Anakku kekurangan
banyak hal, jadi mohon bimbing dia.” Kata Tuan Kwon
Yoon Seo
pikir tak perlu seperti itu, menurutnya
Jung Rok tidak ada satu pun yang kurang pada dirinya karena Jung Rok putra
kesayangan Tuan Kwon jadi akan melakukan yang terbaik untuk membuatnya bahagia.
Ia meminta
Tuan Kwon jangan khawatir dan memberikan semangat. Tuan Kwon pun juga terlihat
senang menerima semangat dari Yoon Seo. Jung Rok tersenyum mengajak ayahnya kembali
makan.
Jung Rok
dan Yoon Seo akhirnya minum kopi bersama. Yoon Seo mengaku Jung Rok itu
benar-benar mengejutkannya dan tak tahu kalau akan memberitahu ayahnya. Jung
Rok bertanya apakah Yoon Seo merasa malu.
“Kenapa
Malu? Sebenarnya aku tersentuh.” Akui Yoon Seo. Jung Rok pikir dirinya yang harusnya
tersentuh.
“Terima
kasih sudah memperhatikanku dan ayahku. Aku dan Ayah memiliki perselisihan. Sesudah
perselisihan itu, kami tak saling menelepon selama berbulan-bulan dan Ibuku
harus menderita karenanya. Tapi Berkatmu, kami dapat menyelesaikannya. Aku
yakin Ayahku juga berterima kasih.” Ucap Jung Rok
“Sungguh?
Pengacara Kwon sangat bersyukur kita adalah rekan kerja yang berkencan. Aku
merasakannya lebih banyak lagi kali ini. Aku bertemu ayahmu karena kita bekerja
bersama dan bisa memperbaiki keadaan di antara kalian berdua dan Aku juga bisa
mendapatkan restunya juga. Aku suka segalanya. Segalanya.” Kata Yoon Seo
tersenyum bahagia.
“Oh Jin
Sim.. “ ucap Jung Rok lalu memberikan sebuah kotak. Yoon Seo binggung apa itu,
lalu membuka isinya sebuah kalung dan memujinya kalau kalungnya cantik.
“Tapi Ini
kenapa...” tanya Yoon Seo binggung. Jung Rok memberitahu kalau itu hadiah. Yoon
Seo binggung karena Jung Rok tiba-tiba memberikan Hadiah.
“Apa
karena aku membantumu dan ayahmu?” tanya Yoon Seo. Jung Rok pikir bukan seperti
itu
“Aku hanya
ingin membelikanmu sesuatu.” Kata Jung Rok lalu memasangkan pada leher Yoon Seo
dan memuji kalau itu Cantik. Yoon Seo pikir Jung Rok memuji kalungnya.
“Tidak,
keduanya... Kalungnya juga, kau pun juga...Kelihatannya kau sangat menyukainya.”
Komentar Jung Rok. Yoon Seo mengaku kalau kalungnya sungguh cantik dan
mengucapkan Terima kasih.
“Terima
kasih karena sudah menyukainya, Oh Jin Sim” kata Jung Rok ikut bahagia.
Kang Joon
di dalam ruanganya, melihat foto Jung Rok dan Yoon Seo yang sedang berkencan
wajahnya terlihat marah karena tak bisa mendapatkan hati Yoon Seo.
Yoon Seo
berada dalam mobil mengaku ingin tahu
mengenai sesuatu dan Kenapa Jung Rok yang terus memanggilnya "Oh Jin
Sim" Walau berkali-kali Ia katakan untuk panggil"Oh Yoon Seo".
Jung Rok mengaku Pada awalnya, menduga Oh Yoon Seo hanya nama panggung.
“Kau di
sini untuk bekerja, jadi kupikir kau harus menggunakan nama aslimu. Setelah
kupikir-pikir, itu panggilan sayangku untukmu.” Kata Jung Rok. Yoon Seo kaget.
“Tak ada
orang yang memanggil "Oh Jin Sim" selain aku.” Kata Jung Rok bangga.
“Baik.
Jika itu alasannya, maka aku menyetujuinya. Kaulah satu-satunya yang
memanggilku dengan nama itu. Setiap kali aku mendengar seseorang memanggilku
"Oh Jin Sim", maka aku akan langsung tahu bahwa itu Pengacara Kwon.” Ucap
Yoon Seo bahagia.
Yoon Seo
tiba-tiba melihat ke arah spion merasa sepertinya mobil hitam di belakang
mengikuti mereka dari tadi. Jung Rok melihatnya, lalu mencoba mengubah jalur
menyalip kanan dan kiri dan mobil dibelakangnya terus mengikuti. Yoon Seo mulai
panik. Jung Rok akhirnya memutar balik.
“Apa yang
sedang terjadi? Apa benar-benar mengikuti kita?” ucap Yoon Seo melihat kaca
spion. Jung Rok akhirnya mengemudi dengan kecepatan tinggi menghindari dari
mobil dibelakangnya.
Yoon Seo
terlihat tegang dan Jung Rok terus mengemudi sampai akhirnya mobil dibelakang
menyalip dan berhenti didepanya. Yoon Seo sedikit terbanting saat menginjak
rem. Jung Rok panik memastikan keadaan Yoon Seo.
Yoon Seo
menganguk lalu kaget melihat sosok Kang Joon turun dari mobil Jung Rok akan
turun, Yoon Seo menahan tangan Jung Rok agar tak turun dengan wajah panik. Jung
Rok tak takut meminta Yoon Seo agar tetap tetaplah di mobil, dengan tatapan
dingin bertanya ada apa. Kang Joon menatap dingin, keduanya pun menatap marah.
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar