PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 18 Maret 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 16 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Dan Yi berjalan di depan gedung PENERBIT GYEOROO sambil mengibaskan jaketnya dan kacamata hitam, dengan sangat yakin mengatakan “Gyeoroo, bersemangat, dan terus maju!” Tapi Ia berpikir kalau tak boleh seperti ini
“Ini hari pertamaku, aku tak boleh berlebihan.” Ucap Dan Yi melepaskan kacamata dan mencoba seperti pegawai biasa.
Park Hoon dan Ji Yool sudah ada didepan lift mengunakan bando bertuliskan [SELAMAT DATANG KEMBALI, DAN-I, KAU HEBAT] keduanya terlihat gugup melihat lift mulai bergerak naik. Park Hoon yakin Dan Yi pasti di lift ini.
“Aku sudah periksa durasi untuk ke lift dari pintu masuk. Aku memang perfeksionis.” Ucap Park Hoon bangga.
Ji Yool memujinya lalu langsung memberikan suprise untuk Dan Yi saat pintu lift terbuka sambil memberikan semangat.  Tapi ternyata Nyonya Goo yang keluar. Keduanya panik dan ketakutan. Park Hoon pun meminta maaf segera membersihkan. Nyonya Go tanpa berkata-kata berjalan masuk ruangan.
“Bagaimana ini? Sekarang sudah habis.” Kata Ji Yool. Park Hoon merasa tak masalah
“Aku tahu ini akan terjadi. Jadi, aku bawa yang lain.” Ucap Park Hoon memberikan tembakan lainya.
Lift sisi lain bergerak naik ke lantai atas, Park Hoon dan Ji Yool bergegas pindah dan siap memberikan surpise, tapi ternyata Tuan Kim yang keluar dari lift.  Park Hoon panik karena tembakan sedikit keras memastikan  kalau keadaanya baik-baik saja.
“Ini berdenging.” Ucap Tuan Kim yang sedikit kaget lalu berjalan pergi. Park Hoon memastikan kalau Tuan Kim itu tak bisa mendengar ucapanya.
“Sekarang bagaimana? Tidak ada yang tersisa.” Ucap Ji Yool sedih. Park Hoon teringat dengan bando yang mereka pakai.
“Kau bisa Goyangkan kepalamu seperti ini. Ayo Goyangkan Lebih keras. Hurufnya harus terus bergerak... Terus. Lagi! Lebih keras... Kita harus kejutkan Dan-i... Mari lakukan ini sampai dia tiba.” Ucap Park Hoon.
Keduanya terus bergerak agar bandonya menyala, saat itu Dan Yi datang dari lift sebelah melihat keduanya. Dan Yi terlihat binggung dan keduanya temanya langsung mengucapkan “Selamat datang kembali.” terlihat santai. Dan Yi pun tersenyum lalu masuk ruangan seolah tak ada yang terjadi.
Park Hoon dan Ji Yool sedih karena mereka gagal melakukanya, mereka berpikir Dan YI marah dan juga berubah. Dan Yi akhirnya keluar ruangan menyapa dua temanya lalu memeluk keduanya karena sangat rindu. Ketiganya berjingkrak-jingkrak bahagia lalu memberikan selamat pada Dan Yi yang akhirnya kembali.



Dan Yi masuk ruangan melihat ada bunga diatas meja. Nyonya Seo memberitahu kalau Bunga itu darinya. Tuan Bong mengaku Tatakan buku itu darinya, semua tak mau kalah mengaku memberikan pulpen dan buku catatan, Pelembap mini untuk Dan Yi. Dan Yi pun mengucapkan terimakasih
“Senang sekali bertemu kau lagi. Sekarang aku akan baik padamu.” Ucap Song Il merasa bersalah. Dan Yi binggung ada apa dengan temanya itu.
“Apa Kau tak akan bilang? Soal pemutusan kontrak Pak Lee.  Kau bingung dan membuat kesalahan. Kau akan bilang kepadanya.” Goda Hae Rin. Semua terlihat kaget.
“Maafkan aku... Aku kebingungan. Itu tak akan terjadi lagi. Aku akan sangat baik padamu.” Ucap Song Il sambil membungkuk
“Tak apa. Berkat kau, aku dapat tawaran khusus ini. Semuanya baik.” Ucap Dan Yi. Song Il pun Terima kasih karen sudah mengerti.
“Kami sudah rapikan mejanya, bahkan berikan kursi paling kokoh. Kami hebat, 'kan?” kata Tuan Baek dan Tuan Park
Dan Yi terus mengucapkan terimakasih karena disambut dengan baik. Saat itu Tuan Kim datang menyambut Dan Yi dengan bando sebagai  rekrutan khusus yang sudah datang. Ia menyambut Pemenang Kontes Ide Gyeoroo 2019
“Kang Dan Yi, selamat datang kembali!” ucap Tuan Kim. Semua pun mengelu-elukan nama Dan Yi.
Nyonya Goo melihat dari kejauhan. Dan Yi bisa melihat Nyonya Goo dari gerakan bibirnya memuji. Semua terus mengelu-elukan nama Dan Yi. Akhirnya Dan Yia berjanji  akan kerja lebih keras lagi dan Tidak sabar kerja dengan mereka lagi.
“Omong-omong, ada yang mau belajar tango denganku mulai hari ini?” tanya Tuan Bong. Semua langsung bergegas pergi dengan alasan minum kopi.
Tuan Kim akan mengangkat tangan, tapi Tuan Bong sudah menarik Park Hoon untuk berlatih bersama. Park Hoon mengeluh kalau akan beli kopi. Tuan Kim tetap ingin ikut, tapi Nyonya Go  yang melihatnya memperingatkan Tuan Kim untuk tak ikut. 


Dan Yi melihat meja kerjanya dengan senyuman lalu menerima pesan dari Eun Ho “Lihat aku... Arah pukul 02.00.” Dan Yi arah jam 2 dan tangan Eun Ho terlihat dari balik rak memberikan tanda cinta. Dan Yi hanya bisa tersenyum.
Eun Ho keluar dari persembunyian membentuk tanganya dengan cinta. Dan Yi pun membalasnya. Keduanya terlihat sangat bahagia. Eun Ho beberapa kali memberikan tanda cinta dan Dan Yi pun tak malu-malu membalasnya. 

Ji Yool duduk di pantry dengan wajah cemberut mengingat saat Hae Rin memberitahu “Kita biarkan Pak Cha menanganinya. Coba cari naskah lain. Aku yakin ada yang lebih baik. Mengerti?”
“Kenapa dia tak bilang apa pun? Bagaimana jika mereka ingin membuatnya tampak seperti menemukan naskah Pak Kang, yang kutemukan, agar dapat pujian?” keluh Ji Yool kesal
Tuan  Bong datang karena butuh secangkir kopi. Ji Yool pun membantu seniornya membuatkan kopi lalu berkat harus mengurus dirinya sendiri. Tuan Bong binggung apa yang dimaksud “Mengurus siapa” Ji Yool menatap Tuan Bong dengan wajah serius.
“Salah satu naskah yang kita terima dari pembaca ditulis dengan sangat baik.” Ucap Ji Yool. Tuan Bong kaget mendengarnya. 


Tuan Bong langsung berteriak memanggil Hae-rin karean mendenagr dapat naskah Pak Kang yang berjudul “Para Pahlawan.” Jadi meminta agar melihatnya. Hae Rin langsung menatap sinis pada Ji Yool karena sudah meminta agar merahasiakanya.
“Karena Pak Bong penggemar berat Pak Kang Byeong-jun, aku mengira dia akan tahu apa itu benar ditulis oleh Pak Kang.” Ucap Ji Yool
“Ya, syukurlah kau bilang... Di mana Eun-ho? Kudengar naskah itu ada padanya.” Kata Tuan Bong tak sabaran. Nyonya Goo dan Tuan Kim sedang berjalan mendengar percakapan ketiganya.
“Dia keluar untuk rapat dengan Pak Ji Seo Joon” kata Hae Rin gugup
“Lalu Di mana naskahnya? Jika itu naskah Kang Byeong-jun, bukankah harus diberikan kepadaku dulu? Aku kecewa padamu. Kau punya salinannya, 'kan? Pasti kau salin sebelum berikan kepada Eun-ho. Ayolah Cepat! Aku mau lihat.” Ucap Tuan Bong.
Hae Rin pasrah mengambil salah satu tas mengeluarkanya. Tuan Bong mengeluh Hae Rin yang menaruhnya  di sana. Tuan Kim akhirnya mendekat memastikan kalau itu adalah nasakah Tuan Kang. Tuan Bong pikir akan memberikan salinan juga.
Dan Yi yang mendengarnya terlihat ikut gugup karena tahu cerita sebenarnya tentang Tuan Kang. Tuan Bong meminta Dan Yi membuatkan salinan, tapi teringat kalau itu bukan tugasnya lagi.


Tuan Kim seperti tak percaya naskah yang ada didepanya berjudul “PARA PAHLAWAN - KARYA PARK JUNG-HOON. Hae Rin hanya bisa tertunduk bingung. Tuan Kim tak banyak berkata-kata menyuruh Hae Rin untuk pergi saja. Tuan Kim hanya terdiam.
Flash Back
Tuan Kim melihat surat [DEKLARASI AKHIR KARIER MENULIS KANG BYEONG-JUN] lalu ingin tahu hubungan Tuan Kang dengan Eun Ho sebenarnya. Eun Ho mengaku kalau Tuan Kang sebagai ayahnya. Tuan Kim kaget. 

“Yang aku tahu, dia melajang seumur hidupnya. Orang tuanya meninggal pada Perang Korea, dan tak punya saudara, istri, atau anak. Bahkan Dia menulisnya pada salah satu esainya Dan itu alasan dia bisa menulis banyak buku... Pak Cha, ini... Kau sadar apa artinya ini?” ucap Tuan Kim tak percaya
“Aku berjanji akan menjadi putranya. Aku butuh tempat untuk dia tinggal sekaligus pengasuhnya, dan kau satu-satunya orang yang bisa kumintai bantuan. Percayalah kepadaku dan bantu aku serta Pak Kang.” Ucap Eun Ho 
“Bagaimana aku bisa memercayaimu?”kata Tuan Kim masih tak percaya
“Aku punya jurnal Pak Kang.” Kata Eun Ho menyakinya.
Tuan Kim mengingat semuanya terlihat kebingugan, sementara Dan Yi gelisah di luar ruangan melihat bangku Eun Ho yang kosong sedang bertemu dengan Seo Joon dan itu adalah anak Tuan Kang. 



Eun Ho dan Seo Joon minum arah beras bersama. Seo Joon berkomentar  tak tahu Eun Ho suka tempat begini. Eun Ho menceritakan Pertama kemari saat masih pelajar dan Hanya makan panekuk daun bawang. Lalu memberitahu kalau Pak Kang sangat suka bar ini. Seo Joon terdiam.
“Kudengar kau penggemar Ryu Hyeon-seok... Itu sebabnya kubawa ini.” Ucap Eun Ho memberikan sebuah naskah.
“Kau cerdas... Sulit bagiku menolak novel Pak Ryu karena penggemar berat.” Kata Seo Joon dengan penuh semangat.
“Ada naskah lain yang kuingin kau lihat. Kupikir kau juga akan menyukainya... Kau penggemar Pak Kang Byeong Joon” ucap Eun Ho mengeluarkan naskah.
“Apa Maksudmu Pak Kang yang menulis novel ini?” kata Seo Joon berpura-pura tak mengerti.
“Orang yang tak kenal dia mungkin akan percaya itu, tapi pemikiranku berbeda.” Ucap Eun Ho yakin. Seo Joon heran Eun Ho yang sangat yakin mengatakanya.
“Kau pasti tahu di mana dia dan apa rencananya. Kau tahu, 'kan?” ucap Seo Joon menyindir.
“Apa Satu-satunya alasan kau ingin bertemu Pak Kang Byeong Joon karena kau penggemarnya? Apa Hanya itu?” kata Eun Ho memastikan.
“Alasan apa lagi yang kubutuhkan?” komentar Seo Joon
“Orang tak menulis novel hanya karena mereka penggemar Pak Kang, Pak Park Jung-hoon.” Kata Eun Ho langsung blak-blakan.
Seo Joon kaget karena Eun Ho tahu kalau ia bahwa adalah Park Jung-hoon. Eun Ho ingin memberitahu sebuah rahasia di balik judul novel terakhir Pak Kang, 23 April lalu mengeluarkan naskah yang ditulis Tuan Kang. Seo Joon melihat judul awalnya “MALAM BIRU tapi diubah menjadi 23 APRIL
“Aku selalu penasaran Aku selalu ingin tahu alasan judul 23 April, bukan Malam Biru. Tanggal itu tak disebutkan sama sekali di dalam novel, aku jadi ragu apakah boleh diterbitkan dengan judul itu. Itu buku pertama yang kukerjakan sebagai editor. Jadi, aku berpikir lama dan keras soal itu.” Cerita Eun Ho 



Seo Joon terus melihat buku tulisan ayahnya, Eun Ho mengaku ada alagi yang ingin diketahuinya memberikan selembar kertas kalau Salah satu tulisan jurnal Tuan Kang tampak aneh. Seo Joon membaca tulisan “PUTRAKU MENGUNJUNGIKU”
“Seumur hidupnya dia hidup sendiri. "Siapa putra yang dia sebutkan ini?" Itu juga menggangguku, tapi aku tak temukan jawabannya, seperti 23 April. Namun, kupikir kini aku bisa tahu jawabannya. Putranya dan 23 April. Itu adalah tanggal lahirmu.” Ucap Eun Ho
“Kau sudah tahu jawabannya, 'kan?” kata Eun Ho. Seo Joon tetap diam. Eun Ho meminta Seo Joon menjawabnya.
“Aku sungguh harus mendengar jawabanmu.” Kata Eun Ho. Seo Joon ingin tahu apa yang dikatakan Tuan Kang alasan novel ini 23 April.
“Dia tak dalam kondisi bisa menjawab pertanyaan itu.” Kat Eun Ho. Seo Joon mengeluh sikap Eun Ho seperti mencoba merahasiakanya.
“Sepertinya hanya itu yang bisa kukatakan kepadamu saat ini... Dan Tas ini..  Semua yang ingin kau tahu ada di dalam sini... Kau Lihatlah sendiri.” Ucap Eun Ho 


Seo Joon akhirnya pulang kerumah melihat kunci pintu rumahnya sama dengan judul buku tuan Kang dan perkataan Eun Ho  “Namun, kupikir< kini aku bisa tahu jawabannya. Putranya dan 23 April. Itu adalah tanggal lahirmu.” Seo Joon hanya bisa mengelah nafas.
Seo Joon akhirnya membaca jurnal milik ayahnya  [5 JULI, 2007, AKU DIDIAGNOSIS MENGIDAP PENYAKIT ALZHEIMER AKU BERTANYA BERULANG KALI KARENA TAK MEMERCAYAINYA]
“Bukannya dia tak mencariku, tapi dia tak mengingatku.” Gumam Seo Joon ternyata salah menduga. 

Flash Back
Seo Joon datang menemui Tuan Kang mengaku sebagai putra Ji In-yeong dan juga putra dari Tuan Kang. Tuan Kang terlihat bingung. Seo Joon pikir Tuan Kang pasti tak tahu karena
Putra lahir setelah mereka berpisah dan Ibunya sakit. Tuan Kang hanya diam saja.
[20 SEPTEMBER, 2007 AKU BERJALAN-JALAN.. 23 DESEMBER, 2007 KITA SEHARUSNYA TAK TAKUT MATI
[20 NOVEMBER, 2008.. Putraku mengunjungiku...]
Tuan Kang memastikan kalau Seo Joon adalah putranya. Seo Joon mengaku  lahir tanggal 23 April 1991 dan memperingatakn Jika kirim uang maka tak akan datang lagi dan tak akan bilang bahwa aku putranya, tapi hanya meminta agar membantu ibunya saja.
“23 April... Ji Seo-jun... Putraku... Aku...tak boleh melupakan ini.” Gumam Tuan Kang akhirnya menganti naam MALAM BIRU dengan 23 APRIL. Seo Joon hanya bisa menangis dan  tak percaya kalau ayahnya teringat berusaha mengingat 23 April dan ayahnya. 

Hae Rin berjalan pergi mengeluh karena terus datang ke daerah ini. Tapi menyakinkan kala hanya menyukai daerah ini. Lalu mengirimkan pesan untuk Seo Joon “Jika kau butuh teman, aku akan jadi temanmu.”
“Aku di sini, Seo Joon.. Aku bukan pacar atau temanmu tapi aku ingin menemanimu.” Ucap Hae Rin menatap pintu rumah Seo Joon yang tertutup. 

Seo Joon didalam rumah hanya bisa menangis melihat Tulisan ayahnya berpikir Eun Ho sebagai anak karena selalu datang.
[SAAT BANGUN, AKU MELIHAT EUN-HO TIDUR DI SEBELAHKU MUNGKIN PUTRA YANG KUTULIS ADALAH EUN-HO SUDAH LAMA AKU BERPIKIR BAHWA DIA PUTRAKU]
Eun Ho belari ke rumah Seo Joon terlihat panik lalu merasa heran karena mencemaskannya. Saat itu ia melihat Hae Rin ternyata sudah menunggu didepan rumah. Hae Rin melihat Eun Ho datang langsung melambaikan tangan dengan wajah bahagia. Eun Ho langsung memuji Hae Rin yang manis.

Hae Rin menemui Eun Ho didepan cafe bertanya kenapa Eun Ho datang. Eun Ho malah bertanya balik Apa yang dilakukan di sini. Hae Rin mengaku  mencemaskannya, tapi Seo Joon bahkan belum keluar lalu bertanya apakah Eun HO juga kemari karena mencemaskannya. 
“Kupikir melihat rumahnya dengan lampu menyala akan menenangkanku. Tapi kau datang, kurasa aku bisa pulang. Kita tak bisa menelepon atau mengetuk pintunya.” Ucap Eun Ho
“Baiklah, aku akan di sini.” Kata Hae Rin. Eun Ho pikir Seo Joon sangat beruntung.
“Song Hae-rin, yang diandalkan, ada untuknya.” Komentar Eun Ho mengoda.
“Astaga, Dan-i sangat beruntung punya pacar yang sangat baik.”balas Hae Rin. Eun Ho hanya bisa tertawa lalu pamit pulang. 



Eun Ho tertidur pulas dan terbangun karena bunyi alarm lalu mematikanya. Saat itu Telp dar Gapyon dan bertanya-tanya Kenapa menelepon, wajahnya terlihat gugup. Seo Joon menunggu didepan rumah terlihat gelisah, Eun Ho datang menjemput terlihat keduanya sama-sama tegang.
“Dia akan baik-baik saja... Dia akan melewatinya... “ucap Eun Ho menyakinan Seo Joon yang terlihat gelisah. Seo Joon terlihat sangat gelisah.
Mobil masuk ke sebuah rumah, Tuan Kim sudah datang lebih dulu melihat Eun Ho dan Seo Joon datang. Dokter yang memeriksanya hanya bisa mengelengkan kepala tanda Tuan Kang tak bisa diselamatkan lagi. Eun Ho dan Seo Joon menatap Tuan Kang seperti tertidur pulas.
Eun Ho akhirnya memegang tangan Tuan Kim, Seo Joon terlihat gugup. Eun Ho menariknya agar bisa memegang tangan ayahnya. Seo Joon pun memegang  tangan ayahnya untuk pertama kalinya.
“Beristirahatlah dengan tenang..Kita... Kita akan bertemu lagi.” Ucap Eun Ho menahan air matanya tapi tak bisa menahanya. Sementara Seo Joon hanya bisa menangis tersedu-sedu. 


Eun Ho dan Seo Joon sudah mengenakan jas menabur abu di tepi sungai. Seo Joon mengaku ingin buktikan sesuatu karena berpikir Tuan Kang tak pernah mencarinya bahkan setelah tahu tentang dirinya karena beliau yang tak mau mengakui Seo Joon sebagai putranya.
“Aku ingin buktikan bahwa aku tetap putranya, meskipun dia menolak mengakuiku, dengan menulis “Para Pahlawan. Aku tahu itu bodoh, tapi menulis buku “Para Pahlawan” adalah satu-satunya cara aku menggapai ayahku... Itulah yang terjadi akhirnya.” Cerita Seo Joon mengaku
“Jika kau tak menulis Para Pahlawan, maka kau tak akan melihatnya sebelum pemakaman. Tampaknya dia juga menunggumu selama ini” kata Eun HO
“23 April... Kini kau tahu itu pesan terakhir yang dia tulis untukmu. "Aku tak pernah melupakanmu. Aku mengingatmu.” Kata Eun Ho
“ 23 April. Buku itu harapan terakhirku. Kuhibur diriku berpikir itu cara dia mengatakan bahwa dia ingat aku. Tapi aku malah merasa menderita. "Jika begitu, kenapa dia tak mencariku?" Pertanyaan itu menyiksaku selama 10 tahun” kata Seo Joon merasa bersalah
“Terima kasih, Pak Cha... Berkat kau, aku bisa mendengar jawabannya. Berkat kau yang menemaninya selama ini... Terima kasih banyak, Pak Cha.” Ucap Seo Joon dengan wajah bahagia. 



Song Il diam-diam menyalakan alat penyegar udara untuk Dan Yi yang sedang duduk dimeja kerjanya. Dan Yi melihatnya terlihat binggung. Song Il mengaku hanya ingin tahu apakah alat itu bekerja karena menurutnya Kantor ini sangat kering.
“Kau akan sibuk mengerjakan proposal pemasaran Dan aku ingin membantu. Selamat telah memenangkan kontes itu.” Ucap Song Il. Dan Yi pun mengucapakan terima kasih.
“Aku berpikir... Siapa editornya? Kau harus kerja sama dengan satu editor untuk proyekmu.” Ucap Song Il berharap. Dan Yi mengaku belum tahu.

Song Il pikir bisa jadi rekan untuk Dan Yi, tapi Ji Yool datang mengatakan kalau  akan jadi rekannya sebagai  editor pemula yang penuh semangat. Song Il pikir Soal kerja, semangat saja tak cukup. Ji Yool meminta agar melupakan soal dirinya yang dulu.
“Aku terlahir kembali... Apa Kau tak dengar sekarang aku orang yang baru? Akan kugunakan pengalaman dan pengetahuanku... Aku bahkan lakukan riset untukmu. Aku tak punya pengalaman, tapi aku punya dokumen. Aku buat daftar mentor yang cocok untuk proyekmu.” Ucap Ji Yool memberikan berkas.
Dan Yi melihat seperti terkesima. Song Il terlihat kesal memilih pergi. Dan Yi merasa tak enak hati lalu merasa tak percaya Kapan dan bagaimana Ji Yool menemukan orang-orang ini. Ji Yool mengaku paling suka dengan Profesor Kwak dan bergegas mendekati Dan Yi memberitahu ada di halaman 3 yaitu Ahli botani.

Buku tentang Tuan Kang ada ditoko buku [EDISI BARU 23 APRILKANG BYEONG-JU- GAYA TULISAN KANG BYEONG-JUN YANG UNIK MENARIK PARA PEMBACA SEBELUM MEREKA MENGETAHUINYA]
Eun Ho terlihat gugup didepan meja kerjanya lalu mulai mengetik KRONOLOGI PENULIS sambil mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Dokter memberikan surat yang bertuliskan [UNTUK PUTRAKU] lalu mengaku Tuan Kang yang sudah lama memberikan surat itu dan meminta untuk memberikannya pada Eun Ho saat Tuan Kang meninggal.
“Dia menulisnya saat ingatannya kembali untuk sesaat. Jadi, mungkin itu wasiatnya.” Ucap Dokter. Eun Ho langsung memberikan pada Seo Joon.

“Kenapa kau berikan kepadaku? Dia meninggalkannya untukmu.Kau yang harus baca..” Ucap Seo Joon
“Kalian harus membacanya... Kalian putranya. Jadi, baca bersama.” Ucap Dokter melihat keduanya.
Akhirnya Eun Ho membuka surat dan mulai membacanya dan Tuan Kang menuliskan surat di kamarnya terlihat masih baik-baik saja.
 “Untuk Eun-ho, putraku tersayang. Sudah lama sejak aku membuka mataku untuk melihat dunia, dan ternyata ini masih tengah malam. Ini Masih gelap. Namun, aku tak lagi takut.”
“Alih-alih banyak orang mengingatku sebagai pria yang mengidap penyakit, aku ingin mereka berpikir bahwa aku hilang, maka aku tak akan dilupakan.Tapi aku sadar kalau aku sangat bodoh.”
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar