PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hae
Rin kembali membaca naskah yang akan diterbitkan lalu
merasa sangat aneh karena seperti pernah membaca ini. Ia berusaha untuk mengingat-ingat dimana
pergi membacanya.
Ji Yool
dan Park Hoon melihat papan pengumuman [SEMANGAT ESOK HARI, PEMENANG AKAN
DIUMUMKAN DALAM 7 HARI] Ji Yool pun tak menyangka mereka akan menunggu satu
pekan lagi. Song Il melihat seperti tak sabar menunggu.
“Apa Kau
juga ikut kontesnya?”tanya Ji Yool. Song Il membenarkan karena ia juga pegawai
di sini.
“Artinya
anggota pendiri sedang sibuk mengevaluasi karya kita. Ayo Kita lihat.”ajak Park
Hoon lalu bergegas pergi.
Ji Yool
melihat Tuan Bong sedang melihat naskah dan melihat naskah lalu diam-diam
mendekat. Tuan Bong kaget melihat Ji Yool sudah ada dibelakangnya. Ji Yool
tersenyum memberikan permen, Tuan Bong menolak karena tak menerima sogokan dan
orang yangadil.
Nyonya Go
berada di ruangan memegang kancing bajunya. Tuan Kim bertanya apakah sudah menemukan yang bagus.
Nyonya Go mengerti kalau yang dimaksud adalah
kontesnya dan mereka sudah setuju mengevaluasi secara terpisah.
“Aku
menemukan yang menarik...” ucap Tuan Kim. Nyonya Go menghentikanya karena itu
bisa pengaruhi evaluasinya.
“Kita
harus adil saat mengevaluasi.” Tegas Nyonya Go. Tuan Kim mengaku hanya bicara
sendiri lalu beranjak pergi.
Nyonya
Seo sedang membawa tulisan dan tiba-tiba harus mengangkat telp. Park Hoon
melihat berkas “PROPOSAL PUBLIKASI” lalu wajahnya tersenyum bahagia karena itu
tulisan miliknya.
“Aku akan
dapat hadiah uangnya. Aku akan jadi pemenangnya.” Jerit Park Hoon bahagia lalu
membawakan naskah dan gelas kopi pada Nyonya Seo.
Nyonya
Seo baru selesai menerima telp pun mengucapkan terimakasih. Park Hoon terus
bersenyum bahagia. Nyonya Seo terlihat binggung, lalu memberikan tanda silang
pada proposal yang dibawanya. Sementara Park Hoon masih terlihat bahagia karena
berpikir proposalnya disetujui dan akan menjadi pemenang.
Nyonya
Seo sedang membeli snack. Tuan Bong datang ingin memastikan kembali kalau
Nyonya Seo tidur dengan Yeong-cheol. Nyonya Seo membenarkan. Tuan Bong yakin
Nyonya Seo itu bohong menurutnya Nyonya Seo ke sana karena bekerja dengan mereka
dan kebetulan pada hari ulang tahunnya.
“Terserah
kau saja.” Ucap Nyonya Seo tak peduli. Tuan Bong menahanya meminta agar
mengatakan kalau itu tak benar.
“Aku
menyadari saat ini aku butuh tiga type pria. Pria yang lucu, pria yang kaya, dan
pria yang hebat.” Tegas Nyonya Seo lalu berjalan pergi. Tuan Bong mengeluh pria
seperti itu hebat apa.
“Tidak
mungkin. Dia hanya menggertak...Dia hanya... wah... Akan kubunuh Yeong-cheol.”
Kata Tuan Bong marah
Eun Ho
melihat naskah yang masuk “BIMBINGAN PARUH WAKTU, BERTEMU MENTOR SEJATI SEPULUH
ORANG dengan menilai MENJUAL, KREATIVITAS LUAR BIASA. Dan Yi mengintip dari
depan ruangan kerja. Eun Ho menulis “MUNGKINKAH
INI PROPOSAL DAN-I?” lalu hapus.
Saat itu
Dan Yi masih berdiri, Eun Ho tersadar dan kaget melihatnya lalu memperingatkan kalau tak boleh lihat.
Dan Yi datang mengaku hanya ingin memberikan minum. Eun Ho pikir Dan Yi yang tak
kerja di sini lagi.
“Sungguh
hanya mau memberikan ini. Jadi Minumlah sambil bekerja.” Kata Dan Yi
seolah-olah tak peduli.
“Apa tanpa
maksud lain?” kata Eun Ho memastikan. Dan Yi membenarkan. Eun Ho menyuruh Dan
Yi pergi dan memperingatakan agar jangan datang ke ruang kerjanya dengan
senyuman bahagia.
Semua
berkumpul di ruang rapat, dengan beberapa naskah pilihan diatas meja. Nyonya Go
melihat satu naskah yang paling bagus dengan Konsepnya jelas dan ia juga suka
karena trendi serta bisa dipasarkan. Eun Ho juga setuju dengan Nyonya Go.
“Aku suka
ide mendekati pembaca sebagai orang dewasa dan mentor.” Kata Eun Ho
“ Hal
terbaik dari proposal ini ada pada nilai bisnis jangka panjangnya.” Kata Tuan
Kim
“Aku suka
sampulnya akan tipis, serta rencana penyusunan bukunya.” Kata Eun Ho
“Ini
proposal paling realistis yang cocok dengan industri masa kini.” Kata Nyonya
Seo
“Jadi,
semuanya suka. Aku juga. Ini bisa dipublikasikan dalam bentuk serial. Pembuatnya
pasti berpikir panjang.” Ucap Tuan Bong
Nyonya
Seo pun memastikan kalau mereka semua sudah sepakat, dan mengajak untuk melihat siapa
perancangnya. Tuan Kim pikir karena ini
menegangkan dan Begitu kita ketik nomornya maka akan lihat pemenangnya. Tuan
Bong pun juga merasa penasaran.
“Sebentar
lagi kuberi tahu.” Kata Eun Ho. Tuan Bong berpikir kalau itu naskah milik Ji
Yool tapi Nyonya Seo merasa ragu.
“Aku
serius. Dia sudah bekerja keras.” Kata Tuan Bongyakin. Eun Ho sudah siap
mengetik nomor dilaptop
“Aku
tekan "enter".” Kata Eun Ho yang juga penasaran. Tuan Bong menduga
kalau itu Ji Yool. Eun Ho kaget melihat
nama yang keluar.
Semua
penasanra siapa nama pemenang. Eun Ho tak menjawab memilih untuk keluar ruangan
karena ingin minum kopi. Semua bingung ingin tahu siapa yang menang. Eun Ho
membuat kopi dengan wajah tegang. Tuan Bong dkk melihat di laptop.
Semua
merasa tak percaya melihat siapa yang menang, Eun Ho tak bisa menahan rasa
bahagia langsung menarik seperti Dan Yi yaitu “Tarian kekuatan”. Semua melihat
dilayar tertulis [SELAMAT! NOMOR 56, TIM PEMBANTU, KANG DAN-I]
Tuan Kim
tak percaya kalau Dan Yi yang jadi pemenang kontes. Nyonya Go memikirkan kalau
Dan Yi yang tak bekerja di sini lagi. Tuan Bong pikir mereka pilih pemenang lain. Nyonya Seo merasa
tak bisa merekrutnya kembali. Tuan Kim pun memikirkan nasib mereka.
“Aku akan
mengecek lagi.” Kata Tuan Kim memastikan. Eun Ho tersenyum bahagia merasa kalau
sudah menduga karena Dan Yiakan mengejutkan dengan bangga kalau itu adalah
pacarnya.
Dan Yi
membaca naskah mulai merasakan ada yang aneh dan merasa heran karena
terjemahannya, Seperti tiap bagian diterjemahkan oleh orang yang berbeda bahkan
Nadanya tak konsisten.
Dan Yi
akhirnya melihat beberapa buku dan memastikan kalimat yang sama, dan merasa tak
percaya bahkan kesalahannya pun sama. Ia
yakin kalai penerjemahnya menyalin dan menempel bagian dari buku yang sudah
diterjemahkan lalu merasa Penerjemahnya sudah gila.
Tuan Nam
kembali ke kantor, Dan Yi langsung memberitahu kalau mereka tak bisa menerbitkan naskah ini karena Ada
masalah dengan terjemahannya. Tuan Nam tak mengerti apa maksud Dan Yi
mengatakan hal itu.
“Maaf aku
mengatakannya, tapi di sini ada salinan dari terjemahan buku lain. Coba Lihat?
Kesalahannya pun sama.” Kata Dan Yi mencoba membuktikanya. Tuan Nam ingin
bicara tapi Dan Yi lebih dulu bicara.
“Aku akan
menghubungi penerjemahnya.” Ucap Dan Yi. Tuan Nam pikir Jangan terlalu dibesar-besarkan.
“Apa kau.
tahu tentang ini?” tanya Dan Yi tak percaya. Tuan Nam mengaku sudah membayar
penerjemahnya
“dan kita
sudah putuskan desain bukunya jadi Sulit jika harus diulang lagi.” Jelas Tuan
Nam
“Tapi
bagaimana dengan orang yang bekerja keras menyusun buku itu? Bagaimana dengan penerjemah
yang sungguh bekerja?” kata Dan Yi emosi
“Dan
Yi... Bagaimana jika kau kembali bekerja saja daripada berdebat denganku?” kata
Tuan Nam. Dan Yi pun hanya diam saja.
Di
ruangan, Park Hoon melirik Ji Yool seperti berharap tahu siapa yang menang. Ji
Yool menatap Tuan Bong yang terlihat gelisah seperti sengat berharap tapi tak
ada tanda-tanda. Park Hoon pun melihat Nyonya Seo tapi tak menemukan jawabanya.
Song Il melihat Nyonya Goo keluar ruangan tapi tak ada yang memberitahu siapa
yang menang. Akhirnya Park Hoon berani bicara.
“Ji Yool,
bukankah hasilnya keluar hari ini?” ucap Park Hoon sengaja dibuat nyaring.
“Benar.
Bukankah pemenangnya akan diumumkan hari ini? Kenapa belum ada kabarnya?” kata
Ji Yool. Tuan Bong yang panik memilih untuk pergi karena butuh kopi.
Park Hoon
pun berharap pada Nyonya Seo seperti sangat berharap. Nyonya Seo memperingatkan
agar Jangan lihat dan Kembali bekerja. Park Hoon menganguk mengerti.
Tuan Kim
melihat poster kompetisi merasa kalau
Ini masalahnya sambil mengeluh karena mereka harus menulis "Siapa
pun di Penerbit Gyeoroo bisa ikut kontesnya." di pengumumannya
“Siapa
pun? Andai saja ini dikoreksi... Ini termasuk pegawai kontrak juga.” Ucap Tuan
Kim terlihat frustasi lalu berteriak memangil Eun Ho.
“Pak Cha
baru saja pergi mengajar.” Kata Sang Il. Tuan Kim berteriak kesal saat itu
Nyonya Go lewat dan Tuan Kim langsung menghentikanya.
“Kita
harus bagaimana? Sebentar lagi saatnya mengumumkan Maksudku Dan-i..” Kata Tuan
Kim panik, Semua yang mendengar langsung tersenyum
“Kita
harus adil. Itu kontes tanpa nama.”ucap Nyony Go santai. Tuan Kim mengeluh
kalau mereka tak mungkin bisa adil sekarang.
“Bukankah
perusahaan kita punya kebijakan rekrutmen khusus?” kata Nyonya Goo. Tuan Kim
teringat dengan Rekrutmen khusus.
“Tunggu. Apa
Kita bisa melakukannya?” ucap Tuan Kim ragu, Nyonya Goo heran Tuan Kim
menanyakan hal itu karna Itu ada di aturannya.
Park Hoon
dan Ji Yool terlihat senang karean Dan Yi yang menang. Song Il bingung bertanya
Ada apa. Hae Rin berpura-pura tak tahu dengan senyuman bahagia. Song Il tak
percaya kalau memang Dan Yi jadi pemenangnya.
Dan Yi
terliihat bingung menatap layar komputer tentang postingan BAHAGIA DAN DERITA
BEKERJA. Lalu teringat kembali kenangan saat ada di tempat kerja bersama Eun
Ho.
Flash
Back
Tuan Kim
dengan sangat yakin ingin mencetak 7.000 eksemplar. Tuan Bong mengeluh Siapa yang mau beli 7.000 buku karya penulis
pemula. Tuan Kim pikir Kenapa membuat
buku yang tak laku dijual dan mengadakan rapat ini untuk mencari cara menjualnya.
“Mari
mulai dengan 5.000 eksemplar. Karena ini debutnya, kita pasarkan dengan baik...”
kata Eun Ho
Setelah
itu Eun Ho yang membawa naskah Nyonya Yoo, semua terlihat penuh semangat. Tuan Kim mengaku Aroma tinta yang kuat dan
merasa buku ini akan laris. Setelah itu kejadian Ji Yool yang melakukan
kesalahan.
“Aku juga
tak mau menempelkan stiker... Namun... aku tak bisa biarkan 5.000 eksemplar
menjadi serpihan kertas.” Ucap Hae Rin sambil menangis.
“Semua,
kita mendapat tambahan pesanan untuk dua buku.” Ucap Eun Ho. Tuan Bong berteriak
gembira karena merka yang menyunting buku itu.
“Apa
kubilang? Sudah kubilang akan sukses.” Kata Tuan Bong berteriak gembira.
“Kau
bercanda? Itu karena strategi pemasaran yang baik.” Komentar Nyonya Seo
Dan Yi
memikirkan semua yang pernah dikerjaakan sebelumnya lalu merasa kalau yang
dikerjakan itu salah.
Dan Yi
memberikan surat pengunduran diri, temanya kaget begitu juga Tuan Nam melihat
Surat pengunduran diri dan ingin tahu alasanya. Dan Yi menegaskan Ini tindakan
pencurian. Tuan Nam memastikan kalau yang dimaksud adalah Menyalin dan menempel
terjemahan orang lain.
“Apa
artinya itu bagi para editor buku-buku tersebut? Apa artinya itu untuk para
pemasar yang bekerja keras menjual buku itu? Kau mencuri kerja keras mereka dan
para pembaca akan membeli buku ini tanpa mengetahuinya.” Ucap Dan Yi
“Tetap
saja, kau tak bisa...” ucap Tuan Nam kaget. Dan Yi mengaku tak bisa bekerja di
sini lagi.
“Aku
merasa bersalah kepada kertas dan pohon-pohon. Aku terlalu malu menghadapi para
penerbit dan editor. Itu sebabnya aku tak bisa bekerja di sini lagi.” kata Dan
Yi. Tuan Nam terdiam sementara rekan kerjanya memberikan dua jempol pada Dan
Yi.
Dan Yi
akhirnya keluar dari PENERBIT BUKU PUREUNMAEUM lalu mengeluh karena pengangguran lagi padahal sungguh harus
belajar mengendalikan amarahnya, lalu mengeluh dirinya yang bodoh. Tiba-tiba
air yang bertiup kencang datang.
Tuan Kim
datang dengan mengibaskan jaketnya, Dan Yi kaget karena Tuan Kim tahu tempat
kerjanya. Tuan Kim berakting seperti pertama kali bertemu memastikan kalau Kang
Dan Yi yang ada didepanya. Dan Yi membenarkan.
“Aku
Presdir Kim Jae-min dari Penerbit Gyeoroo. Aku kemari untuk menawarimu
pekerjaan. Gajimu akan dinaikkan 150 persen.” Ucap Tuan Kim. Dan Yi binggung melihatnya.
“Pekerjaanku
bagus di perusahaan penerbit ini.” Kata Dan Yi seolah tak membutuhkan
pekerjanya.
“Begitukah?
Bagaimana jika 200 persen?” kata Tuan Kim. Dan Yi pikir akan menjadi anggota
pendiri.
“Ini
perusahaan kecil, membangunnya bersama menyenangkan...” pikir Dan Yi
“Kau akan
bergabung di Tim Pemasar, bukan Tim Pembantu. Kau akan dibina berdasarkan kebijakan
rekrutmen khusus kami.” Ucap Tuan Kim. Dan Yi pun terlihat bahagia
mendengarnya.
Seo Joon
makan dengan ibunya terlihat sangat lahap. Sementara ibunya mengaku tak
nafsu makan karena mengetahui hubungan anaknya
sudah berakhir dengan gadis yang tinggi itu. Seo Joon hanya bisa
tersenyum. Ibunya pikir Seo Joon membuatnya bosan.
“Gadis
zaman sekarang suka pria yang humoris.” Keluh Ibunya. Seo Joon meminta ibunya
agar Berhenti menggodanya
“Aku
merasa buruk soal itu.” Kata Seo Joon. Ibunya pikir Jika orang itu pergi, maka
relakanlah saja
“Itukah
alasan Ibu melahirkanku tanpa memberi tahu Ayah? Itu yang terbaik, 'kan?” kata
Seo Joon
“Ibu dikaruniai
anak manis sepertimu.” Ungkap Ibunya Seo Joon bangga. Seo Joon ingin tahu
apakah ibunya tak merindukan Ayah.
“Ibu
ingin melihatnya sekali lagi, tapi hidup tak selalu sesuai harapanmu.” Kata
Ibunya Seo Joon. Seo Joon hanya bisa diam.
Hae Rin
membuat bagan tentang karakter Pahlawan “Kim Hyeon, Ahn Yeong-ju, Park
Seong-hun.” Lalu melihat Sang Il bertanya apakah bertanya tak pulang. Song Il
mengaku Masih ada yang harus aku cek.
Hae Rin pikir Jika belum makan malam lebih baik pesan saja karena Nyonya Goo
juga masih ada dikantor.
“Tak
usah. Aku sedang beres-beres dan mau pulang.” Ucap Sang Il. Hae Rin pun
menganguk mengerti.
Song Il
membereskan berkas-berkasnay lalu kaget melihat berkas [PERJANJIAN PEMUTUSAN
KONTRAKp PERJANJIAN PEMUTUSAN KONTRAK LEE JEONG-SEOP] lalu teringat kejadian
sebelumnya.
Flash Back
Nyonya Go
yang marah meminta agar menjawab, apakah Sang Il mengirim pemberitahuan atau
tidak. Sang Il mengaku sudah
mengirimkannya dan meminta Dan-i melakukannya. Dan Yi binggung. Sang Il memastikan
pada Dan yi kalau sudah memintanya
mengirimkan laporan tentang pemutusan kontrak ke Tim Penjualan.
“Aku tak
pernah menerima...” kata Dan Yi binggung. Sang Il mengaku sudah memintamu
mengurusnya sebelum acara baca buku Nona Yoo.
Song Il
panik bergegas pergi ke ruangan penghancur kertas merasa tak punya pilihan lalu mencoba menghilangkan
bukti tapi tiba-tiba mesinnya macet. Nyonya Goo datang ingin menanyakan sesuatu
lalu berpikir kalau mesin penghancurnya rusak.
Song Il
mencoba menutupinya, tapi Nyonya Go melihat berkas [PERJANJIAN PEMUTUSAN
KONTRAK LEE JEONG-SEOP] Song Il hanya bisa tertunduk ketakutan. Nyonya Go marah
karena ternyata bukan kesalann Dan Yi
“Apa Kau
menyalahkan pegawai kontrak atas kesalahanmu?” teriak Nyonya Goo. Hae Rin bisa
mendengarnya.
“Tidak
benar. Aku tak begitu... Aku lupa soal itu...” kata Song Il membela diri.
“Apa
Pikirmu ini akan selesai dengan menghancurkan kontrak itu?” ucap Nyonya Goo
marah
Hae Rin
datang bertanya apa yang terjadi. Nyonya Goo meminta Hae Rin agar memastikan
Song Il menulis laporan soal ini karena ternyata dia yang membuat kesalaha soal pemutusan kontrak Lee
Jeong-seop lalu keluar ruangan. Hae Rin melihat berkas ditanganya seperti tak
percaya.
“Kukira
aku sudah memintanya mengirimkan itu... Tapi akhirnya, semuanya beres. Kudengar
Pak Kim kembali merekrutnya... Maafkan aku.” Ucap Song Il
Hae Rin
melihat berkas datangnya dengan tatapan sinis pada Song Il karena menyalahkan
Dan Yi. Ia teringat kembali kenangan dengan Seo Joon sebelumnya.
Flash Back
Hae Rin
datang pergi menemui Seo Joon akan membantu membuang sampah kertas tapi Seo
Joon menolaknya. Ia mencoba melihat kertas yang pernah dibawa saat dirumah Seo
Joon karena menyambungkan semua kertas yang sudah dipotong.
"Yeong-ju
berlari ke halaman dengan sebuah buku. Hyeon mengejarnya. Tawa ceria Yeong-ju
dan Hyeon memenuhi halaman kecil mereka." Ucap Hae Rin
Akhirnya
Hae Rin memastikan ada tulisan yang sama diberkas dan yakin kalau tulisan itu
milik Ji Seo Joon. Ia mencoba menelp Seo
Joon karean tak percaya kalau melakukan hal ini, tapi mengubah pikiran kalau harus
telepon Eun-ho dulu.
Eun Ho
sedang mencuci piring tak mendengar telp dari Hae Rin. Eun Ho bertanya kapan akan kembali bekerja.
Dan Yi mengatakan akan mulai besok. Eun Ho pikir Dan Yi harusnya istirahat dulu. Tapi Dan Yi mengaku
ingin langsung bekerja karena rindu semuanya.
“Besok
hari Jumat... Apa Kau mau bepergian setelah bekerja?” ucap Dan Yi
“Maaf,
tapi besok aku akan ke Gapyong mengunjungi Pak Kang. Pekan depan saja... Pilih
tempat yang mau dikunjungi.” Ucap Eun Ho. Dan Yi setuju.
“Aku tak
bisa berhenti memikirkannya. Pada buku
hariannya tertulis putranya mengunjunginya.” Kata Dan Yi
“Dia menulis
hal lain di buku hariannya. Dia menganggapku sebagai putranya.” Kata Eun Ho
yakin
“Tidak.
Dia mengira kau putranya karena tak bisa mengingat putranya. Menurutku itu
aneh.” Ucap Dan Yi
“Aku tak
mengunjungi Pak Kang hari itu, tapi dia terus keliru soal tanggalnya. Kadang,
dia lupa menulis tanggalnya.” Komentar Eun Ho santai.
Saat itu
terdengar suara bel rumah, Dan Yi heran siapa yang datang di malam hari. Lalu melihat interkom ternyata Hae Rin yang
datang. Dan Yi panik, Eun Ho pikir tak masalah karana Hae Rin sudah tahu lalu
menakan interkom.
“Eun-ho,
kenapa tak jawab teleponmu?” keluh Hae Rin. Eun Ho bingung seperti lupa dengan
ponselnya.
“Cepat
Bukalah. Ini penting.” Kata Hae Rin. Eun Ho membuka pintu. Dan Yi pikir lebih
baik bersembunyi dikamar.
“Tak
apa-apa. Di sini saja.” Kata Eun Ho menarik Dan Yi dan memeluknya. Dan Yi
merasa tak nyaman meminta agar melepaskanya.
Hae Rin
akhirnya masuk ingin membahas naskah Para Pahlawan lalu tersadar melihat Dan Yi
lalu menyapa dengan sopan karena sudah lama tak bertemu dan akan kembali
bekerja lalu memberikan selamat. Dan Yi menganguk dengan terlihat cangung. Eun Ho pun mengajak duduk dan bicara.
“Kenapa
kau tak jawab teleponmu? Apa Kau tahu berapa kali aku menelepon?” keluh Hae
Rin.
“Aku tak
tahu. Di mana ponselku?” tanya Eun Ho binggung. Dan Yi pun berpkir akan mencarinya.
“Eun-ho,
itu Ji Seo Joon... Penulis yang menulis Para Pahlawan” kata Hae Rin. Eun Ho
kaget dan langsung duduk didepan Hae Rin.
“Itu Ji
Seo Joon. Kalimatnya sama persis dari kertas hancur yang kulihat hari itu. Dia
kuliah Sastra Korea.” Kata Hae Rin yakin
Dan Yi
memberikan ponsel Eun Ho dan akan pergi, tapi Eun Ho menyuruh Dan Yi agar ikut
duduk karena mereka membahas soal pekerjaan. Dan Yi pun duduk walaupun terlihat
gugup. Eun Ho baru memeriksa ponselnya kalau Ponselku mode getar dan tak
terdengar.
“Aku tak
beri tahu sebab takut kau cemas. Ada yang kirim naskah ke kantor. Judulnya,
Para Pahlawan” cerita Eun Ho .
“Benar,
'kan? Kau mengira Pak Kang Byeong Joon, 'kan?” kata Dan Yi. Eun Ho memberitahu nama
penulisnya Park Jung-hoon.
“Ada yang
aneh. Jadi, kami sembunyikan dulu. Aku baru mengetahui bahwa penulis naskahnya
adalah Seo Joon” kata Hae Rin
Dan Yi
teringat dengan profil Seo Joon [TANGGAL LAHIR: 23.04.91[ lalu buku "23
April." Hae Rin bertanya ada apa dengan tatapanya. Dan Yi memberitahu kalau
23 April tanggal lahir Seo Joo dan Ada
pada kontraknya.
Eun Ho
teringat saat masuk ke rumah menanyakan nomor sandi Seo Joon adalah “0423.” Lalu
sebelumnya melihat naskah asli “MALAM BIRU” dan judulnya berubah 23 APRIL
Dan Yi
kembali mengingat kembali tulisan Tuan Kang “20 November, 2008... Putraku
mengunjungiku.” Lalu merasa yakin kalau Seo Joon adalah putranya yaitu putra
Pak Kang. Hae Rin kaget tak mengerti maksud ucapanya.
“Kurasa
Seo Joon adalah putra Pak Kang.” Kata Dan Yi. Hae Rin binggung karena Pak Kang tinggal sendirian selama hidupnya.
“Ada hal
yang kau sembunyikan, 'kan? Aku harus tahu, 'kan?” ucap Hae Rin yakin. Eun Ho
hanya terdiam melihat naskah [PARA PAHLAWAN- DARI PARK JUNG-HOON]
Seo Joon
melihat Eun Ho yang menelp mengajak bertemu besok siang. Ia teringat sebelumnya
masih SMA bertemu denagn Eun Ho mengatakan “Tolong bantu ibuku. Hanya itu
pintaku. Tolong bantu dia”
Eun Ho
dan Seo Joon bertemu disebuah restoran. Seo Joon mengaku tak tahu Eun Ho yang
suka tempat begini. Eun Ho mengaku Pertama datang saat masih pelajar dan Hanya
makan panekuk daun bawang dan memberitahu Pak Kang sangat suka bar ini.
“Kupikir
kau juga akan menyukainya... Kau penggemar Pak Kang Byeong-jun.” Kata Eun Ho
menyindir. Seo Joon hanya bisa diam saja.
“Apa Maksudmu
Pak Kang yang menulis novel ini? Orang yang tak kenal dia mungkin akan percaya
itu, tapi pemikiranku berbeda.” Kata Eun Ho memberikan berkas ditanganya.
“Kenapa
kau sangat yakin?” komentar Seo Joon.
“Orang
tak menulis novel hanya karena mereka penggemar Pak Kang, Pak Park Jung-hoon.
Apa Mau kuberi tahu rahasia? Rahasia di balik judul novel terakhir Pak Kang, 23
April” kata Eun Ho. Seo Joon hanya bisa diam.
Bersambung
ke 16
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar