PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 17 Maret 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Hae Rin  kembali  membaca naskah yang akan diterbitkan lalu merasa sangat aneh karena seperti pernah membaca ini.  Ia berusaha untuk mengingat-ingat dimana pergi membacanya.
Ji Yool dan Park Hoon melihat papan pengumuman [SEMANGAT ESOK HARI, PEMENANG AKAN DIUMUMKAN DALAM 7 HARI] Ji Yool pun tak menyangka mereka akan menunggu satu pekan lagi. Song Il melihat seperti tak sabar menunggu.
“Apa Kau juga ikut kontesnya?”tanya Ji Yool. Song Il membenarkan karena ia juga pegawai di sini.
“Artinya anggota pendiri sedang sibuk mengevaluasi karya kita. Ayo Kita lihat.”ajak Park Hoon lalu bergegas pergi. 

Ji Yool melihat Tuan Bong sedang melihat naskah dan melihat naskah lalu diam-diam mendekat. Tuan Bong kaget melihat Ji Yool sudah ada dibelakangnya. Ji Yool tersenyum memberikan permen, Tuan Bong menolak karena tak menerima sogokan dan orang yangadil.

Nyonya Go berada di ruangan memegang kancing bajunya. Tuan Kim  bertanya apakah sudah menemukan yang bagus. Nyonya Go mengerti kalau yang dimaksud adalah  kontesnya dan mereka sudah setuju mengevaluasi secara terpisah.
“Aku menemukan yang menarik...” ucap Tuan Kim. Nyonya Go menghentikanya karena itu bisa pengaruhi evaluasinya.
“Kita harus adil saat mengevaluasi.” Tegas Nyonya Go. Tuan Kim mengaku hanya bicara sendiri lalu beranjak pergi. 

Nyonya Seo sedang membawa tulisan dan tiba-tiba harus mengangkat telp. Park Hoon melihat berkas “PROPOSAL PUBLIKASI” lalu wajahnya tersenyum bahagia karena itu tulisan miliknya.
“Aku akan dapat hadiah uangnya. Aku akan jadi pemenangnya.” Jerit Park Hoon bahagia lalu membawakan naskah dan gelas kopi pada Nyonya Seo.
Nyonya Seo baru selesai menerima telp pun mengucapkan terimakasih. Park Hoon terus bersenyum bahagia. Nyonya Seo terlihat binggung, lalu memberikan tanda silang pada proposal yang dibawanya. Sementara Park Hoon masih terlihat bahagia karena berpikir proposalnya disetujui dan akan menjadi pemenang. 

Nyonya Seo sedang membeli snack. Tuan Bong datang ingin memastikan kembali kalau Nyonya Seo tidur dengan Yeong-cheol. Nyonya Seo membenarkan. Tuan Bong yakin Nyonya Seo itu bohong menurutnya Nyonya Seo ke sana karena bekerja dengan mereka dan  kebetulan pada hari ulang tahunnya.
“Terserah kau saja.” Ucap Nyonya Seo tak peduli. Tuan Bong menahanya meminta agar mengatakan kalau itu tak benar.
“Aku menyadari saat ini aku butuh tiga type pria. Pria yang lucu, pria yang kaya, dan pria yang hebat.” Tegas Nyonya Seo lalu berjalan pergi. Tuan Bong mengeluh pria seperti itu hebat apa.
“Tidak mungkin. Dia hanya menggertak...Dia hanya... wah... Akan kubunuh Yeong-cheol.” Kata Tuan Bong marah 

Eun Ho melihat naskah yang masuk “BIMBINGAN PARUH WAKTU, BERTEMU MENTOR SEJATI SEPULUH ORANG dengan menilai MENJUAL, KREATIVITAS LUAR BIASA. Dan Yi mengintip dari depan ruangan kerja.  Eun Ho menulis “MUNGKINKAH INI PROPOSAL DAN-I?” lalu hapus.
Saat itu Dan Yi masih berdiri, Eun Ho tersadar dan kaget melihatnya  lalu memperingatkan kalau tak boleh lihat. Dan Yi datang mengaku hanya ingin memberikan minum. Eun Ho pikir Dan Yi yang tak kerja di sini lagi.
“Sungguh hanya mau memberikan ini. Jadi Minumlah sambil bekerja.” Kata Dan Yi seolah-olah tak peduli.
“Apa tanpa maksud lain?” kata Eun Ho memastikan. Dan Yi membenarkan. Eun Ho menyuruh Dan Yi pergi dan memperingatakan agar jangan datang ke ruang kerjanya dengan senyuman bahagia.

Semua berkumpul di ruang rapat, dengan beberapa naskah pilihan diatas meja. Nyonya Go melihat satu naskah yang paling bagus dengan Konsepnya jelas dan ia juga suka karena trendi serta bisa dipasarkan. Eun Ho juga setuju dengan Nyonya Go.
“Aku suka ide mendekati pembaca sebagai orang dewasa dan mentor.” Kata Eun Ho
“ Hal terbaik dari proposal ini ada pada nilai bisnis jangka panjangnya.” Kata Tuan Kim
“Aku suka sampulnya akan tipis, serta rencana penyusunan bukunya.” Kata Eun Ho
“Ini proposal paling realistis yang cocok dengan industri masa kini.” Kata Nyonya Seo
“Jadi, semuanya suka. Aku juga. Ini bisa dipublikasikan dalam bentuk serial. Pembuatnya pasti berpikir panjang.” Ucap Tuan Bong
Nyonya Seo pun memastikan kalau mereka semua sudah sepakat,  dan mengajak untuk melihat siapa perancangnya. Tuan Kim pikir karena  ini menegangkan dan Begitu kita ketik nomornya maka akan lihat pemenangnya. Tuan Bong pun juga merasa  penasaran.
“Sebentar lagi kuberi tahu.” Kata Eun Ho. Tuan Bong berpikir kalau itu naskah milik Ji Yool tapi Nyonya Seo merasa ragu.
“Aku serius. Dia sudah bekerja keras.” Kata Tuan Bongyakin. Eun Ho sudah siap mengetik nomor dilaptop
“Aku tekan "enter".” Kata Eun Ho yang juga penasaran. Tuan Bong menduga kalau itu Ji Yool.  Eun Ho kaget melihat nama yang keluar.
Semua penasanra siapa nama pemenang. Eun Ho tak menjawab memilih untuk keluar ruangan karena ingin minum kopi. Semua bingung ingin tahu siapa yang menang. Eun Ho membuat kopi dengan wajah tegang. Tuan Bong dkk melihat di laptop. 
Semua merasa tak percaya melihat siapa yang menang, Eun Ho tak bisa menahan rasa bahagia langsung menarik seperti Dan Yi yaitu “Tarian kekuatan”. Semua melihat dilayar tertulis [SELAMAT! NOMOR 56, TIM PEMBANTU, KANG DAN-I]
Tuan Kim tak percaya kalau Dan Yi yang jadi pemenang kontes. Nyonya Go memikirkan kalau Dan Yi yang tak bekerja di sini lagi. Tuan Bong pikir  mereka pilih pemenang lain. Nyonya Seo merasa tak bisa merekrutnya kembali. Tuan Kim pun memikirkan nasib mereka.
“Aku akan mengecek lagi.” Kata Tuan Kim memastikan. Eun Ho tersenyum bahagia merasa kalau sudah menduga karena Dan Yiakan mengejutkan dengan bangga kalau itu adalah pacarnya. 



Dan Yi membaca naskah mulai merasakan ada yang aneh dan merasa heran karena terjemahannya, Seperti tiap bagian diterjemahkan oleh orang yang berbeda bahkan Nadanya tak konsisten.
Dan Yi akhirnya melihat beberapa buku dan memastikan kalimat yang sama, dan merasa tak percaya bahkan kesalahannya pun sama.  Ia yakin kalai penerjemahnya menyalin dan menempel bagian dari buku yang sudah diterjemahkan lalu merasa Penerjemahnya sudah gila.

Tuan Nam kembali ke kantor, Dan Yi langsung memberitahu kalau mereka  tak bisa menerbitkan naskah ini karena Ada masalah dengan terjemahannya. Tuan Nam tak mengerti apa maksud Dan Yi mengatakan hal itu.
“Maaf aku mengatakannya, tapi di sini ada salinan dari terjemahan buku lain. Coba Lihat? Kesalahannya pun sama.” Kata Dan Yi mencoba membuktikanya. Tuan Nam ingin bicara tapi Dan Yi lebih dulu bicara.
“Aku akan menghubungi penerjemahnya.” Ucap Dan Yi. Tuan Nam pikir  Jangan terlalu dibesar-besarkan.
“Apa kau. tahu tentang ini?” tanya Dan Yi tak percaya. Tuan Nam mengaku sudah membayar penerjemahnya
“dan kita sudah putuskan desain bukunya jadi Sulit jika harus diulang lagi.” Jelas Tuan Nam
“Tapi bagaimana dengan orang yang bekerja keras menyusun buku itu? Bagaimana dengan penerjemah yang sungguh bekerja?” kata Dan Yi emosi
“Dan Yi... Bagaimana jika kau kembali bekerja saja daripada berdebat denganku?” kata Tuan Nam. Dan Yi pun hanya diam saja. 


Di ruangan, Park Hoon melirik Ji Yool seperti berharap tahu siapa yang menang. Ji Yool menatap Tuan Bong yang terlihat gelisah seperti sengat berharap tapi tak ada tanda-tanda. Park Hoon pun melihat Nyonya Seo tapi tak menemukan jawabanya. Song Il melihat Nyonya Goo keluar ruangan tapi tak ada yang memberitahu siapa yang menang. Akhirnya Park Hoon berani bicara.
“Ji Yool, bukankah hasilnya keluar hari ini?” ucap Park Hoon sengaja dibuat nyaring.
“Benar. Bukankah pemenangnya akan diumumkan hari ini? Kenapa belum ada kabarnya?” kata Ji Yool. Tuan Bong yang panik memilih untuk pergi karena butuh kopi.
Park Hoon pun berharap pada Nyonya Seo seperti sangat berharap. Nyonya Seo memperingatkan agar Jangan lihat dan Kembali bekerja. Park Hoon menganguk mengerti.

Tuan Kim melihat poster kompetisi merasa kalau  Ini masalahnya sambil mengeluh karena mereka harus menulis "Siapa pun di Penerbit Gyeoroo bisa ikut kontesnya." di pengumumannya
“Siapa pun? Andai saja ini dikoreksi... Ini termasuk pegawai kontrak juga.” Ucap Tuan Kim terlihat frustasi lalu berteriak memangil Eun Ho.
“Pak Cha baru saja pergi mengajar.” Kata Sang Il. Tuan Kim berteriak kesal saat itu Nyonya Go lewat dan Tuan Kim langsung menghentikanya.
“Kita harus bagaimana? Sebentar lagi saatnya mengumumkan Maksudku Dan-i..” Kata Tuan Kim panik, Semua yang mendengar langsung tersenyum
“Kita harus adil. Itu kontes tanpa nama.”ucap Nyony Go santai. Tuan Kim mengeluh kalau mereka tak mungkin bisa adil sekarang.
“Bukankah perusahaan kita punya kebijakan rekrutmen khusus?” kata Nyonya Goo. Tuan Kim teringat dengan Rekrutmen khusus.
“Tunggu. Apa Kita bisa melakukannya?” ucap Tuan Kim ragu, Nyonya Goo heran Tuan Kim menanyakan hal itu karna Itu ada di aturannya.
Park Hoon dan Ji Yool terlihat senang karean Dan Yi yang menang. Song Il bingung bertanya Ada apa. Hae Rin berpura-pura tak tahu dengan senyuman bahagia. Song Il tak percaya kalau memang Dan Yi jadi pemenangnya. 


Dan Yi terliihat bingung menatap layar komputer tentang postingan BAHAGIA DAN DERITA BEKERJA. Lalu teringat kembali kenangan saat ada di tempat kerja bersama Eun Ho.
Flash Back
Tuan Kim dengan sangat yakin ingin mencetak 7.000 eksemplar. Tuan Bong mengeluh  Siapa yang mau beli 7.000 buku karya penulis pemula. Tuan Kim pikir  Kenapa membuat buku yang tak laku dijual dan mengadakan rapat ini untuk mencari cara menjualnya.
“Mari mulai dengan 5.000 eksemplar. Karena ini debutnya, kita pasarkan dengan baik...” kata Eun Ho
Setelah itu Eun Ho yang membawa naskah Nyonya Yoo, semua terlihat penuh semangat.  Tuan Kim mengaku Aroma tinta yang kuat dan merasa buku ini akan laris. Setelah itu kejadian Ji Yool yang melakukan kesalahan.
“Aku juga tak mau menempelkan stiker... Namun... aku tak bisa biarkan 5.000 eksemplar menjadi serpihan kertas.” Ucap Hae Rin sambil menangis.
“Semua, kita mendapat tambahan pesanan untuk dua buku.” Ucap Eun Ho. Tuan Bong berteriak gembira karena merka yang menyunting buku itu.
“Apa kubilang? Sudah kubilang akan sukses.” Kata Tuan Bong berteriak gembira.
“Kau bercanda? Itu karena strategi pemasaran yang baik.” Komentar Nyonya Seo
Dan Yi memikirkan semua yang pernah dikerjaakan sebelumnya lalu merasa kalau yang dikerjakan itu salah.



Dan Yi memberikan surat pengunduran diri, temanya kaget begitu juga Tuan Nam melihat Surat pengunduran diri dan ingin tahu alasanya. Dan Yi menegaskan Ini tindakan pencurian. Tuan Nam memastikan kalau yang dimaksud adalah Menyalin dan menempel terjemahan orang lain.
“Apa artinya itu bagi para editor buku-buku tersebut? Apa artinya itu untuk para pemasar yang bekerja keras menjual buku itu? Kau mencuri kerja keras mereka dan para pembaca akan membeli buku ini tanpa mengetahuinya.” Ucap Dan Yi
“Tetap saja, kau tak bisa...” ucap Tuan Nam kaget. Dan Yi mengaku tak bisa bekerja di sini lagi.
“Aku merasa bersalah kepada kertas dan pohon-pohon. Aku terlalu malu menghadapi para penerbit dan editor. Itu sebabnya aku tak bisa bekerja di sini lagi.” kata Dan Yi. Tuan Nam terdiam sementara rekan kerjanya memberikan dua jempol pada Dan Yi. 


Dan Yi akhirnya keluar dari PENERBIT BUKU PUREUNMAEUM lalu mengeluh karena  pengangguran lagi padahal sungguh harus belajar mengendalikan amarahnya, lalu mengeluh dirinya yang bodoh. Tiba-tiba air yang bertiup kencang datang.
Tuan Kim datang dengan mengibaskan jaketnya, Dan Yi kaget karena Tuan Kim tahu tempat kerjanya. Tuan Kim berakting seperti pertama kali bertemu memastikan kalau Kang Dan Yi yang ada didepanya. Dan Yi membenarkan.
“Aku Presdir Kim Jae-min dari Penerbit Gyeoroo. Aku kemari untuk menawarimu pekerjaan. Gajimu akan dinaikkan 150 persen.” Ucap Tuan Kim. Dan Yi binggung melihatnya.
“Pekerjaanku bagus di perusahaan penerbit ini.” Kata Dan Yi seolah tak membutuhkan pekerjanya.
“Begitukah? Bagaimana jika 200 persen?” kata Tuan Kim. Dan Yi pikir akan menjadi anggota pendiri.
“Ini perusahaan kecil, membangunnya bersama menyenangkan...” pikir Dan Yi
“Kau akan bergabung di Tim Pemasar, bukan Tim Pembantu. Kau akan dibina berdasarkan kebijakan rekrutmen khusus kami.” Ucap Tuan Kim. Dan Yi pun terlihat bahagia mendengarnya. 


Seo Joon makan dengan ibunya terlihat sangat lahap. Sementara ibunya mengaku   tak nafsu makan karena mengetahui hubungan anaknya  sudah berakhir dengan gadis yang tinggi itu. Seo Joon hanya bisa tersenyum. Ibunya pikir Seo Joon membuatnya bosan.
“Gadis zaman sekarang suka pria yang humoris.” Keluh Ibunya. Seo Joon meminta ibunya agar Berhenti menggodanya
“Aku merasa buruk soal itu.” Kata Seo Joon. Ibunya pikir Jika orang itu pergi, maka relakanlah saja
“Itukah alasan Ibu melahirkanku tanpa memberi tahu Ayah? Itu yang terbaik, 'kan?” kata Seo Joon
“Ibu dikaruniai anak manis sepertimu.” Ungkap Ibunya Seo Joon bangga. Seo Joon ingin tahu apakah ibunya tak merindukan Ayah.
“Ibu ingin melihatnya sekali lagi, tapi hidup tak selalu sesuai harapanmu.” Kata Ibunya Seo Joon. Seo Joon hanya bisa diam. 

Hae Rin membuat bagan tentang karakter Pahlawan “Kim Hyeon, Ahn Yeong-ju, Park Seong-hun.” Lalu melihat Sang Il bertanya apakah bertanya tak pulang. Song Il mengaku  Masih ada yang harus aku cek. Hae Rin pikir Jika belum makan malam lebih baik pesan saja karena Nyonya Goo juga masih ada dikantor.
“Tak usah. Aku sedang beres-beres dan mau pulang.” Ucap Sang Il. Hae Rin pun menganguk mengerti.
Song Il membereskan berkas-berkasnay lalu kaget melihat berkas [PERJANJIAN PEMUTUSAN KONTRAKp PERJANJIAN PEMUTUSAN KONTRAK LEE JEONG-SEOP] lalu teringat kejadian sebelumnya. 

Flash Back
Nyonya Go yang marah meminta agar menjawab, apakah Sang Il mengirim pemberitahuan atau tidak. Sang Il mengaku  sudah mengirimkannya dan meminta Dan-i melakukannya. Dan Yi binggung. Sang Il memastikan pada Dan yi kalau sudah memintanya  mengirimkan laporan tentang pemutusan kontrak ke Tim Penjualan.
“Aku tak pernah menerima...” kata Dan Yi binggung. Sang Il mengaku sudah memintamu mengurusnya sebelum acara baca buku Nona Yoo. 

Song Il panik bergegas pergi ke ruangan penghancur kertas merasa  tak punya pilihan lalu mencoba menghilangkan bukti tapi tiba-tiba mesinnya macet. Nyonya Goo datang ingin menanyakan sesuatu lalu berpikir kalau mesin penghancurnya rusak.
Song Il mencoba menutupinya, tapi Nyonya Go melihat berkas [PERJANJIAN PEMUTUSAN KONTRAK LEE JEONG-SEOP] Song Il hanya bisa tertunduk ketakutan. Nyonya Go marah karena ternyata bukan kesalann Dan Yi
“Apa Kau menyalahkan pegawai kontrak atas kesalahanmu?” teriak Nyonya Goo. Hae Rin bisa mendengarnya.
“Tidak benar. Aku tak begitu... Aku lupa soal itu...” kata Song Il membela diri.
“Apa Pikirmu ini akan selesai dengan menghancurkan kontrak itu?” ucap Nyonya Goo marah
Hae Rin datang bertanya apa yang terjadi. Nyonya Goo meminta Hae Rin agar memastikan Song Il menulis laporan soal ini karena ternyata dia yang  membuat kesalaha soal pemutusan kontrak Lee Jeong-seop lalu keluar ruangan. Hae Rin melihat berkas ditanganya seperti tak percaya.
“Kukira aku sudah memintanya mengirimkan itu... Tapi akhirnya, semuanya beres. Kudengar Pak Kim kembali merekrutnya... Maafkan aku.” Ucap Song Il
Hae Rin melihat berkas datangnya dengan tatapan sinis pada Song Il karena menyalahkan Dan Yi. Ia teringat kembali kenangan dengan Seo Joon sebelumnya. 


Flash Back
Hae Rin datang pergi menemui Seo Joon akan membantu membuang sampah kertas tapi Seo Joon menolaknya. Ia mencoba melihat kertas yang pernah dibawa saat dirumah Seo Joon karena menyambungkan semua kertas yang sudah dipotong.
"Yeong-ju berlari ke halaman dengan sebuah buku. Hyeon mengejarnya. Tawa ceria Yeong-ju dan Hyeon memenuhi halaman kecil mereka." Ucap Hae Rin
Akhirnya Hae Rin memastikan ada tulisan yang sama diberkas dan yakin kalau tulisan itu milik Ji Seo Joon.  Ia mencoba menelp Seo Joon karean tak percaya kalau melakukan hal ini, tapi mengubah pikiran kalau harus telepon Eun-ho dulu.

Eun Ho sedang mencuci piring tak mendengar telp dari Hae Rin.  Eun Ho bertanya kapan akan kembali bekerja. Dan Yi mengatakan akan mulai besok. Eun Ho pikir Dan Yi  harusnya istirahat dulu. Tapi Dan Yi mengaku ingin langsung bekerja karena rindu semuanya.
“Besok hari Jumat... Apa Kau mau bepergian setelah bekerja?” ucap Dan Yi
“Maaf, tapi besok aku akan ke Gapyong mengunjungi Pak Kang. Pekan depan saja... Pilih tempat yang mau dikunjungi.” Ucap Eun Ho. Dan Yi setuju.
“Aku tak bisa berhenti memikirkannya.  Pada buku hariannya tertulis putranya mengunjunginya.” Kata Dan Yi
“Dia menulis hal lain di buku hariannya. Dia menganggapku sebagai putranya.” Kata Eun Ho yakin
“Tidak. Dia mengira kau putranya karena tak bisa mengingat putranya. Menurutku itu aneh.” Ucap Dan Yi
“Aku tak mengunjungi Pak Kang hari itu, tapi dia terus keliru soal tanggalnya. Kadang, dia lupa menulis tanggalnya.” Komentar Eun Ho santai. 


Saat itu terdengar suara bel rumah, Dan Yi heran siapa yang datang di malam hari.  Lalu melihat interkom ternyata Hae Rin yang datang. Dan Yi panik, Eun Ho pikir tak masalah karana Hae Rin sudah tahu lalu menakan interkom.
“Eun-ho, kenapa tak jawab teleponmu?” keluh Hae Rin. Eun Ho bingung seperti lupa dengan ponselnya.
“Cepat Bukalah. Ini penting.” Kata Hae Rin. Eun Ho membuka pintu. Dan Yi pikir lebih baik bersembunyi dikamar.
“Tak apa-apa. Di sini saja.” Kata Eun Ho menarik Dan Yi dan memeluknya. Dan Yi merasa tak nyaman meminta agar melepaskanya. 

Hae Rin akhirnya masuk ingin membahas naskah Para Pahlawan lalu tersadar melihat Dan Yi lalu menyapa dengan sopan karena sudah lama tak bertemu dan akan kembali bekerja lalu memberikan selamat. Dan Yi menganguk dengan terlihat cangung.  Eun Ho pun mengajak duduk dan bicara.
“Kenapa kau tak jawab teleponmu? Apa Kau tahu berapa kali aku menelepon?” keluh Hae Rin.
“Aku tak tahu. Di mana ponselku?” tanya Eun Ho binggung. Dan Yi pun berpkir akan mencarinya.
“Eun-ho, itu Ji Seo Joon... Penulis yang menulis Para Pahlawan” kata Hae Rin. Eun Ho kaget dan langsung duduk didepan Hae Rin.
“Itu Ji Seo Joon. Kalimatnya sama persis dari kertas hancur yang kulihat hari itu. Dia kuliah Sastra Korea.” Kata Hae Rin yakin
Dan Yi memberikan ponsel Eun Ho dan akan pergi, tapi Eun Ho menyuruh Dan Yi agar ikut duduk karena mereka membahas soal pekerjaan. Dan Yi pun duduk walaupun terlihat gugup. Eun Ho baru memeriksa ponselnya kalau Ponselku mode getar dan tak terdengar.
“Aku tak beri tahu sebab takut kau cemas. Ada yang kirim naskah ke kantor. Judulnya, Para Pahlawan” cerita Eun Ho .
“Benar, 'kan? Kau mengira Pak Kang Byeong Joon, 'kan?” kata Dan Yi. Eun Ho memberitahu nama penulisnya Park Jung-hoon.
“Ada yang aneh. Jadi, kami sembunyikan dulu. Aku baru mengetahui bahwa penulis naskahnya adalah Seo Joon” kata Hae Rin
Dan Yi teringat dengan profil Seo Joon [TANGGAL LAHIR: 23.04.91[ lalu buku "23 April." Hae Rin bertanya ada apa dengan tatapanya. Dan Yi memberitahu kalau 23 April tanggal lahir Seo Joo  dan Ada pada kontraknya.


Eun Ho teringat saat masuk ke rumah menanyakan nomor sandi Seo Joon adalah “0423.” Lalu sebelumnya melihat naskah asli “MALAM BIRU” dan judulnya berubah 23 APRIL
Dan Yi kembali mengingat kembali tulisan Tuan Kang “20 November, 2008... Putraku mengunjungiku.” Lalu merasa yakin kalau Seo Joon adalah putranya yaitu putra Pak Kang. Hae Rin kaget tak mengerti maksud ucapanya.
“Kurasa Seo Joon adalah putra Pak Kang.” Kata Dan Yi. Hae Rin binggung karena  Pak Kang tinggal sendirian selama hidupnya.
“Ada hal yang kau sembunyikan, 'kan? Aku harus tahu, 'kan?” ucap Hae Rin yakin. Eun Ho hanya terdiam melihat naskah [PARA PAHLAWAN- DARI PARK JUNG-HOON] 

Seo Joon melihat Eun Ho yang menelp mengajak bertemu besok siang. Ia teringat sebelumnya masih SMA bertemu denagn Eun Ho mengatakan “Tolong bantu ibuku. Hanya itu pintaku. Tolong bantu dia”

Eun Ho dan Seo Joon bertemu disebuah restoran. Seo Joon mengaku tak tahu Eun Ho yang suka tempat begini. Eun Ho mengaku Pertama datang saat masih pelajar dan Hanya makan panekuk daun bawang dan memberitahu Pak Kang sangat suka bar ini.
“Kupikir kau juga akan menyukainya... Kau penggemar Pak Kang Byeong-jun.” Kata Eun Ho menyindir. Seo Joon hanya bisa diam saja.
“Apa Maksudmu Pak Kang yang menulis novel ini? Orang yang tak kenal dia mungkin akan percaya itu, tapi pemikiranku berbeda.” Kata Eun Ho memberikan berkas ditanganya.
“Kenapa kau sangat yakin?” komentar Seo Joon.
“Orang tak menulis novel hanya karena mereka penggemar Pak Kang, Pak Park Jung-hoon. Apa Mau kuberi tahu rahasia? Rahasia di balik judul novel terakhir Pak Kang, 23 April” kata Eun Ho. Seo Joon hanya bisa diam.
Bersambung ke 16

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar