PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Semua
masuk ke dalam ruang rapat, dengan mengibaskan jas. Lalu semua pegawai berdiri
di depan pintu. Ji Yool bertanya Ada apa. Park Hoon mengeluh kalau Ji Yool masih harus banyak belajar dan Ini
tradisi Gyeoroo.
“Ini kali
pertama aku melihatnya sejak tiga tahun bekerja di sini. Tapi kalian beruntung
bisa melihatnya pada tahun pertama. Kali pertama Gyeoroo didirikan mereka
kenakan it untuk mengunjungi tempat-tempat penting seperti penjilidan,
percetakan, dan toko buku.” Ucap pegawai pemasaran
“Tapi
kenapa ini menjadi hari penting?” tanya Dan Yi bingung
“Hari ini
mereka akan memutuskan apa harus terbitkan koleksi puisi.” Kata Hae Rin. Dan Yi
teringat dengan Kotak suaranya yang
disimpan olehnya.
Dan
Yi masuk membawakan kotak suara lalu
bertanya apakah harus membukanya. Tuan Bong akan memulai dan berkomentar "Seperti saat puisi seseorang
menyelamatkan hidupnya, maka berharap puisinya juga bisa menjangkau mereka yang
membutuhkan dan menyelamatkannya."
“Itu
puisi karya Penyair Na... Kuharap kalian membuat pilihan tepat. Kau tak bisa
memutar waktu dan menyesali berlian yang sudah hilang. Paham maksudku? Jadi...”
kata Tuan Bong
“Tunggu.
Aku juga ingin bicara sebagai presdir.. Semuanya... Kalian adalah anggota
pendiri Penerbit Gyeoroo. Apa kalian Mau jadi peringkat lima di industri ini? Kita
harus jadi yang terbaik. Gyeoroo, tak pernah melambat, dan selalu maju!” teriak
Tuan Kim penuh semangat.
Nyonya
Seo mengeluh kalau sangat berisik. Dan Yi pun akan mulai membuka kotak suara sekarang.
Tuan Bong merasa sangat gugup meminta agar menahan sebentar. Dan Yi akhirnya
mengeluarkan satu kertas dan hasilnya lingkaran. Tuan Bong menjerit bahagia.
Tuan Kim menyindri Tuan Bong tak perlu bahagia karena itu pasti suaranya
sendiri.
“Mungkin
bukan. Astaga, dasar berandal.” Kata Tuan Bong marah
“Hasilnya
sudah cukup jelas. Haruskah diperiksa? Bukankah ini terlalu kejam?” ucap Tun
Kim. Eun Ho pikir isinya tak banyak jadi periksa saja. Dan Yi mengambil satu
adalah lingkaran.
Tuan Bong
menjerit gembira, Tuan Kim terlihat kesal menatap Nyonya Seo pasti itu miliknya
dan memperingatkan Jangan libatkan
perasaan pribadinya. Nyonya Seo mengelak kalau
Tak punya perasaan pribadi dengan Tuan Bong.
“Suaraku
hanya berdasarkan koleksi puisinya.” Kata Nyonya Seo. Tuan Bong mengajak
highfive menegaskan kalau suara mantan istrinya
berdasarkan koleksi puisinya
Akhirnya
kertas lain dibuka bukan dan hasilnya lingkaran. Tuan Kim melirik ke arah Eun
Ho seperti tak percaya. Tuan Bong menjerit bahagia karena senang sekali. Dan Yi pun ikut senang. Eun Ho mengaku karena
suka puisinya.
“Itu
bukan alasan yang cukup. Kau kepala editor. Apa Kau serius?” kata Tuan Kim
seperti tak percaya
“Satu
suara lagi, dan ini akan selesai.” Kata Eun Ho. Tuan Kim pun yakin Jika suara terakhir menolak maka ini akan
usai. Dan Yi mengambil kertas terakhir dan hasilnya lingkaran.
“Apa Serius?
Astaga! Kita akan menerbitkannya! Kita akan terbitkan.” Teriak Tuan Bong
bahagia. Tuan Kim melonggo tak percaya.
“Nyonya
Go... Kupikir setidaknya kau akan memihakku.” Kata Tuan Kim merasa di khianati.
“Jangan
salah paham. Aku selalu memihakmu... Tapi koleksi puisi ini bagus.” Ucap Nyonya
Goo membela diri
“Dengan
rencana pemasaran yang bagus, maka aku yakin akan laris.” Ucap Eun Ho yakin
“Aku
sudah kewalahan dengan Ji-hong yang tak realistis. Ada apa dengan kalian?” ucap
Tuan Kim tak percaya. Tuan Bong pu mengajak untuk meng adakan rapat pemasaran
sore ini. Tuan Kim masih tak percaya dengan hasilnya.
“Kita akan
menerbitkan koleksi puisi” teriak Tuan Bong bahagia. Tuan Kim tak ingin
berlama-lama mengajak mereka lanjut ke agenda berikutnya.
Di luar
ruang rapat
Semua
gugup menunggu Dan Yi dan saat Dan Yi keluar langsung bertanya hasil rapat. Dan
Yi memberitahu kalau akan diterbitkan. Semua menjerit bahagia karen kalau Jika
lancar maka mereka bisa menerbitkan seri
koleksi puisi.
“Aku
yakin dulu pernah menulis daftar puisi.” Ucap Hae Rin senang
“Aku
harus minta tonik herbal pada istriku. Kita harus bekerja lebih keras untuk
jual koleksi puisi. Sulit dipercaya akan ada perubahan.”kata Tim pemasaran
“Apa Kita
sungguh akan menerbitkan koleksi puisi? Ini
kali pertama perusahaan kita menerbitkan koleksi puisi, dan kita menyaksikan
momen bersejarah ini.”kata Ji Yool tak percaya. Ini luar biasa.
“Kini
giliran kita untuk membuat pengumuman bersejarah di Penerbit Gyeoroo... Apa
kalian Siap?” ucap Park Hoon. Semua orang binggung
Dan Yi
dan Park Hoon membawa laptop, Sang Il ingin tahu apa yang mereka persiapkan. Park
Hoon memulai bicara sebagai para pegawai baru, akan ikut serta dalam kontes ide
“Semangat Esok”
“Kapan
kau menyiapkannya? Aku yakin kalian sudah cukup sibuk. Itu baru semangat.” Ucap
Pegawai dan memuji Kerja bagus.
“Apa
Kalian sudah lakukan cek final? Apa kalian tak punya penyesalan?” kata Park
Hoon. Ji Yool mengajak mereka menekan tombol enter dan akhirnya mereka
bersama-sama mengirimkan berkas tulisan.
Mereka
bertiga seperti tak percaya, Ji Yol meminta agar mendoakan dan semua berharap
bertiga semoga berhasil dan Semoga beruntung.
Dan Yi
mengangkat kertas teringat ucapan Nyonya Seo “Beri aku waktu. Rapat anggota pendiri segera
digelar. Nanti kubahas di sana. Aku akan minta kau dipindahkan ke timku. Tapi
jangan terlalu berharap.” Wajah Dan Yi seperti sangat bahagia kalau
memang terjadi.
Dalam
ruang rapat, Tuan Kim kaget Nyonya Seo
yang meminta Personel tambahan. Nyonya Seo mengingatkan Tahun lalu meminta tiga, tapi TUan Kim hanya
terima satu dan mengaku sangat kewalahan. Tuan Kim menjelaskan sudah menerima
pegawai baru tahun ini jadi meminta untuk menunggulah sampai musim gugur.
“Bagaimana
jika transfer departemen? Lagi pula, butuh waktu untuk mengajari pegawai baru.”
Ucap Nyonya Seo. Tuan Kim heran dengan yang dikatakan Nyonya Seo.
“Bagaimana
dengan Kang Dan Yi di Tim Pembantu? Dia tahu seluk beluk tim dan punya
kemampuan dalam pemasaran.” Kata Nyonya Seo. Tuan Kim menolak.
“Menurutku
itu ide bagus. Penerimaan pegawai berikutnya masih lama dan kita tak menerima
pegawai karier... Jika Kang Dan Yi.. “ ucap Eun Ho penuh semangat tapi disela
oleh Nyonya Goo.
“Kepala
Editor Cha. Bukankah kau sudah setuju untuk memutus kontraknya?” kata Nyonya Go
“Tidak,
kontraknya belum habis dan kita tak punya alasan untuk memutus kontraknya.” Ucap
Eun Ho berani bicara.
“Tunggu
Sebentar. Ada apa ini? Apakah adalah masalah dengan Nona Kang? Kita membahas
soal transfer, kenapa kalian bicara soal pemutusan kontraknya? Apa masalahnya?
Kerjanya bagus.” Kata Tuan Kim penasaran.
“Nona
Kang...” ucap Nyonya Go. Eun Ho menahan memastikan Apakah ada alasan untuk
memutus kontraknya.
“Dia
memalsukan latar belakang pendidikannya di resume.” Kata Nyonya Goo. Semua
kaget, Eun Ho hanya bisa menghela nafas.
Tuan Bong
berdiri di lorong rak memastikan kalau Dan Yi lulusan universitas bergengsi
bukan lulusan SMA. Nyonya Seo memberitahu Periklanan SH adalah perusahaan besar.
Tuan Bong masih tak peracya Dan Yi tak diterima di mana pun dengan itu maka
bohong soal latar belakangnya.
“Kau
sudah dengar, kenapa terus bertanya padaku?” keluh Nyonya Seo
“Aku
hanya sulit memercayainya. Aku pernah dengar soal pelamar menyembunyikan latar
belakang pendidikan, tapi tak menyangka akan bekerja dengan salah satunya.” Kata
Tuan Bong
Nyonya Go
keluar dari ruangan, Nyonya Seo dan Tuan Bong langsung bertanya Bagaimana
keputusannya. Nyonya Go pikir Presdir
Kim sudah tahu jadi dia yang akan memutuskan. Tuan Bong pikir Tapi apa tak
berlebihan jika bilang Dan Yi memalsukannya.
“Apa Kau
sudah putuskan tempat untuk kuliah Penulis Mo?” ucap Nyonya Go
“Itu... Dia
ingin diadakan di universitas tempat dia lulus. Presdir Kim mengerjakannya karena
almamater mereka sama. Jadi Akan kuperiksa.” Kata Nyonya Seo
“Tak ada
waktu, kerjakan dan konfirmasi tempat hari ini.” Ucap Nyonya Goo dingin. Nyonya
Seo akan memeriksa sekarang. Nyonya Go pun masuk ruangan.
Nyonya
Seo ingin masuk ruangan tapi Tuan Kim sedang bicara serius dengan Eun Ho
akhirnya memilih untuk menguping. Tuan Kim pun mengerti alasan Eun Ho bertanya
bagaimana pegawai kontrak bisa menjadi pegawai tetap. Eun Ho hanya bisa diam
saja.
“Bu Go
benar. Tindakan terbaik adalah memutuskan kontraknya.” Tegas Tuan Kim
“Aku
menentangnya dan Aku menemukan kasus serupa. Itu tak ilegal, meskipun perusahaan
tak setuju...” ucap Eun Ho
“Pak
Cha... Ini bukan klub sekolah di mana peraturan bisa diubah seenaknya. Ini
perusahaan. Aku paham kau menyukai stafmu, tapi jangan campuri urusan pribadi
dan kantor. Aku tahu Nona Kang sangat cakap. Aku tahu, tapi memutus kontrak
lebih baik, 'kan?” kata Tuan Kim
“Mari
sudahi ini... Tidak butuh ahli botani untuk memotong rumput... Serta pegawai
lain akan canggung jika mengetahuinya.” Kata Tuan Kim keluar ruangan melihat
Nyonya Seo ada didepan rumah.
“Aku ingin
menanyakan tempat kuliah Penulis Mo.” Ucap Nyonya Seo memberikan alasan. Eun Ho
yang ada di dalam ruangan terlihat gugup.
Tuan Bong
berada didalam ruangan menatap Dan Yi dengan tatapan sedih. Nyonya Go pergi
menemui Hae Rin menanyakan bagaimana naskah Pak Kang Dong-won. Hae Rin melihat
Ini terlalu berantakan bahkan untuk draf pertama. Tapi tatapan Nyonya Go
tertuju pada Dan Yi, Dan Yi yang melihatnya hanya bisa memberikan senyuman
dengan wajah binggung.
“Dia tak
pernah seburuk ini. Jadi Kita harus bagaimana?” tanya Hae Rin. Nyonya Go baru
tersadar dan akan memilih untuk melihatnya.
Nyonya
Seo duduk di meja, Tuan Bong seperti penasaran. Dan Yi akhirnya menemui Nyonya
Seo memberikan keterangan pers soal buku mereka yang akan terbit jadi ingin
melihatnya. Nyonya Seo melihat ada note yang ditempelkan Dan Yi.
“Apa Kau
sudah bertanya? Aku sangat gugup memikirkannya.” Tulis Dan Yi. Nyonya Seo hanya
diam saja dan terlihat binggung lalu meremasnya setelah Dan Yi pergi.
“Kurasa ini
tak lancar.” Komentar Dan Yi melihat sikap Nyonya Seo yang pergi ke pantry.
Nyonya
Seo melihat Dan Yi datang menawarkan kopi,
Dan Yi mengaku hanya ingin air putih saja. Nyonya Seo menganguk mengerti
dan terlihat kebingungan. Dan Yi akhirnya lebih dulu bicara memberitahu tak
maslah untuknya.
“Itu tak
lancar, 'kan? Sudah kuduga... Transfer antar tim tak pernah mudah... Aku tak
apa-apa.” Kata Dan Yi
“Maaf aku
mengatakannya.” Ucap Nyonya Seo. Dan Yi mengaku tak masalah, bahkan tak terlalu
berharap dan mengaku baik-baik saja.
“Aku suka
pekerjaanku sekarang... Lagi pula, aku kerja di sini sebagai pegawai kontrak.” Kata
Dan Yi
“Ini
sangat mengesalkan.” Ucap Nyonya Seo marah. Dan Yi heran karena mengaku baik-baik saja.
“Bukan
itu... Dan Yi... Kudengar kau bukan lulusan SMA... Kau bohong soal latar
belakang pendidikanmu... Bu Go tahu segalanya... Dia tahu kau lulusan
universitas bergengsi dan pernah bekerja di perusahaan periklanan.” Ucap Nyonya
Go. Saat itu Dan Yi terlihat sangat shock.
“Aku
membahas soal transfer itu, tapi dia bicara soal pemutusan kontrakmu. Bahkan
Pak Kim bilang kepada Pak Cha bahwa yang terbaik adalah memutus kontrakmu.” Ucap
Nyonya Goo.
Eun Ho
melihat bangku Dan Yi yang kosong. Tuan Bong bertanya Apa yang akan dilakukan Eun
Ho, apakah akan memecat Dan Yi. Eun Ho menjawab tidak. Nyonya Seo pun datang, Tuan Bong ingin tahu
apakah sudah bicara dengannya. Nyonya Seo hanya diam saja dengan tatapan sedih.
Dan Yi
duduk dengan tatapan kosong, Eun Ho
ingin mengirimkan pesan tapi terlihat kebingungan kembali menghapus pesan. Tuan
Kim yang melihat Dan Yi bertanya pada Nyonya Seo apa yang terjadi.
Akhirnya Dan Yi mengirimkan pesan pada Eun Ho
“Kau baru
saja bilang soal pemutusan kontrakku. Aku akan urus sisanya.” Tulis Dan Yi lalu
melangkah pergi.
Eun Ho
yang melihat Dan Yi pergi berteriak memanggilnya, semua terlihat binggung
bertanya apa yang terjadi. Tuan Bong meminta mereka semua untuk kembali bekerja
lalu berbisik pada Nyonya Seo apakah harus ikut keluar. Nyonya Seo menyuruh
agar tetap saja ditempat.
Dan Yi
pergi ke ruangan presdri, Nyonya Goo sedang ada didalam. Eun Ho pun akhirnya
hanya bisa melihat dari depan. Dan Yi mengatakan
kalau ada yang ingin dikatakan dan mengaku Pak Cha baru memberitahubahwa
kontraknya akan diputuskan. Tuan Bong dan Nyonya Goo terlihat kaget.
“Aku tahu
ini terlambat, tapi aku ingin memberitahumu alasanku melakukan ini. Selama
setahun, aku bekerja keras untuk dapat kerja. Kudengar akan sulit, tapi kupikir
aku akan dapat kesempatan karena aku menjalani hidup sepenuh hati.” Ucap Dan Yi
“Kupikir
seseorang akan mengakuiku atau akan ada tempat yang membutuhkanku dan
kemampuanku. Tapi aku tetap tak bisa dapat kerja. Pada saat itu aku menemukan lowongan
di sini. Tertulis bahwa usia dan latar belakang pendidikan tak berpengaruh.” Kata
Dan Yi
“Aku tak
peduli selama aku bisa bekerja. Karena itu kulepas segalanya dan melamar di
sini tanpa berpikir. Aku sangat senang saat diterima. Tidak peduli di tim mana,
aku hanya senang mengetahui bahwa aku bisa bekerja lagi. Agar kau tahu saja, aku
melakukan yang terbaik di sini.” Ucap Dan Yi menahan sedih
“Nona Kang...
Aku tahu kau bekerja keras.. Aku tahu di pengumuman tertulis usia dan latar
belakang pendidikan tak berpengaruh, tapi ini persoalan lain.” Kata Tuan Kim
“Aku tahu
ini salahku dan bahwa ini hanya alasan. Aku lebih tahu dari semua orang bahwa
aku harus berkemas dan meninggalkan perusahaan ini. Namun, tempat ini adalah masa
kini dan masa depanku.” Ucap Dan Yi
“ Itu
sebabnya aku kemari untuk memintamu mempertimbangkannya. Jika pekerjaanku
selama ini telah membuatmu puas, maka tolong pertimbangkan pemutusan kontrakku.”
Kata Dan Yi lalu keluar dari ruangan. Eun Ho tak bisa berkata-kata.
Dan Yi
akhirnya pergi ke toilet menangis sendirian sambil bergumam “Pemutusan kontrak...
Sekali lagi aku sadar betapa berat kata-kata itu. Aku hanya ingin bekerja. Aku hanya
ingin berada di sini Mengatakan itu keras-keras hanya akan membuatku tampak
serakah. Jadi, kulampiaskan saja dengan air mata yang selama ini aku pendam.”
Park Hoon
baru saja memakai celana mendengar bunyi bel rumah, bertanya-tanya siapa yang
datang. Ji Yool memberitahu kalau ia yang datang meminta Park Hoon segera
membuka pintu. Park Hoon heran karena Ji
Yool yang datang dari interkom.
“Apa Bisa
bukakan pintunya? Aku kedinginan.” Ucap Ji Yool. Park Hoon segera memaki celana
mengeluh karena si gila datang dan membuatnya takut.
“Ji Yool,
dari mana kau tahu alamatku?” tanya Park Hoo membuka pintu. Ji Yool mengaku
Ibunya yang memberi tahu dan masuk menarik kopernya.
“Astaga,
begini lagi.. Itu terlalu banyak untuk penyambutan.” Ucap Park Hoon melihat
bawaan Ji Yool
“Memang
bukan... Aku diusir dari rumah.” Kata Ji Yool. Park Hoon berteriak tak percaya
kalau diusir.
“Ibuku
menyuruhku keluar dari rumah. Katanya aku bukan putrinya lagi dan dia sudah
menyerah padaku.” Kata Ji Yool melepaskan tasnya. Park Hoon heran karena Dan Yi
yang datang.
“Bagaimana
caranya? Katamu akan membuatku nyaman. .. Lalu apa? Aku diusir karena kau.” Kata
Ji Yool
“Kenapa
salahku? Katamu kita tak berpacaran.” Ucap Park Hoon. Ji Yool menegaskan mereka
memang tak pacaran.
“Lalu
Kenapa kemari? Pukul sebegini? Motel, sauna, hotel, dan lainnya. Banyak tempat
yang bisa kau tuju. Apa Kau menyukaiku?” kata Park Hoon.
“Kau
terlalu jelek.” Ucap Ji Yool. Park Hoon mengaku Ji Yool yang cantik.
“Tapi aku
tak cukup menyukaimu untuk mengurusmu dan hidupmu.” Tegas Park Hoon. Ji Yool
mengeluh Park Hoon yang pendek.
“Kau
tampak tua” komentar Park Hoon. Ji Yool berteriak marah. Park Hoon akhirnya
mengajak pulang dan akan mengantarnya.
“Kau
membuatku diusir. Aku harus ke mana?” keluh Ji Yool. Park Hoon menjerit kalau
Ji Yool bisa pergi ke sauna. Ji Yool malah menyuruh Park Hoon untuk pergi saja.
“Aku
diusir karena kau. Kau bilang pada ibuku bahwa kau menyukaiku, kita berkencan,
dan akan kawin lari! Jadi Kau saja yang ke sauna!” teriak Ji Yool
“Kenapa
aku harus ke sana? Kenapa? Ini rumahku! Semuanya milikku.” Balas Park Hoon
sambil membanting dirinya di tempat tidur.
Tapi
akhirnya Park Hoon berbaring disauna, sambil bertanya-tanya “Kenapa aku diusir?
Kenapa aku meninggalkan rumahku?” lalu menatap pasangan yang makan telur
bersama tapi ia malah diusir dari rumahnya.
Dan Yi
duduk bersadar di bahu Eun Ho dengan wajah sedih. Eun Ho pikir Dan Yi pasti
kesal dengan dirinya. Dan Yi pikir Eun
Ho pasti juga kesal karena dirinya dan Setelah direktur tahu, itu pasti
mengganggu pikir Eun Ho saat berkerja.
“Aku
baik-baik saja. Lakukan apa pun maumu. Aku bertanya kepada Kemnaker, dan itu
tak ilegal. Itu berarti, kau berhak bekerja sampai kontrakmu berakhir.” Ucap Eun
Ho yakin
“Bagaimana
jika kau akan berada di posisi sulit karena aku?” kata Dan Yi khawatir.
“Dan Yi.
Jangan lupa. Aku Cha Eun-ho. Penulis yang dapat royalti terbesar di Gyeoroo Dan
aku tak akan membiarkanmu pergi bukan karena aku menyukaimu, tapi karena kau
pegawai yang hebat. Kau hanya perlu bertahan. Selama kau tak masalah, maka aku
tak akan menyerah.” Ucap Eun Ho
“Aku ada
kuliah besok, jadi, tak bisa menemanimu... Maafkan aku.” Kata Eun Ho memegang
tangan Dan Yi
“Berhenti
bersikap seolah kau waliku... Ini masalahku. Jangan terlihat begitu sedih. Aku
akan melewati ini dengan keberanianku.. Kau bersamaku. Tepat di sebelahku. Bahkan
jika semua orang meninggalkanku pada saat yang genting, aku hanya
membutuhkanmu.” Kata Dan Yi lalu menyandarkan kepalanya.
Dan Yi
duduk disamping Eun Ho merasa tak percaya kalau akan mengantar ke kantor. Eun Ho meminata agar Dan Yi membayar
tumpanganya dengan menyodorkan pipinya. Dan Yi bingung karena takut ada yang
melihat dan ketahuan pacaran.
Saat itu
Song Il lewat, keduanya langsung bersembunyi. Dan Yi mengeluh Eun Ho itu Bodoh
karena bersembunyi tak membantu dan semua orang
mengenali mobilnya lalu pamit pergi.
Eun Ho
terdiam lalu berteriak memanggil Dan Yi dan mengeluarkan setengah badanya. Dan
Yi malu melihat Eun Ho yang membentuk love dengan tanganya. Eun Ho seperti tak
peduli memberikan tanda cinta. Dan Yi pun membalasnya walaupun terlihat malu
lalu masuk kantor.
“Pasar, yang
dulu didominasi buku fisik, berubah drastis. Semakin populernya novel web dan
buku elektronik, para penulis yang dulu menganggap remeh semua media itu, mulai
mempelajari cara merilisnya dan sifat semua genre ini. Mereka berusaha
mengimbangi perubahan tren.” Ucap Eun Ho berdiri didepan podium.
Hae Rin
mengirimkan pesan “Eun Ho... Dan-i mengundurkan diri.” Wajah Eun Ho kaget lalu
keluar dari ruangan menelp Hae Rin bertanya apa yang terjadi dan Hae Rin
memberitahu Dan Yi sudah keluar dari kantor. Dan Yi sudah duduk di halte
membawa semua barang sambil menangis.
Bersambung ke episode 14
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar