PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 10 Maret 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Semua masuk ke dalam ruang rapat, dengan mengibaskan jas. Lalu semua pegawai berdiri di depan pintu. Ji Yool bertanya Ada apa. Park Hoon mengeluh  kalau Ji Yool masih harus banyak belajar dan Ini tradisi Gyeoroo.
“Ini kali pertama aku melihatnya sejak tiga tahun bekerja di sini. Tapi kalian beruntung bisa melihatnya pada tahun pertama. Kali pertama Gyeoroo didirikan mereka kenakan it untuk mengunjungi tempat-tempat penting seperti penjilidan, percetakan, dan toko buku.” Ucap pegawai pemasaran
“Tapi kenapa ini menjadi hari penting?” tanya Dan Yi bingung
“Hari ini mereka akan memutuskan apa harus terbitkan koleksi puisi.” Kata Hae Rin. Dan Yi teringat dengan  Kotak suaranya yang disimpan olehnya. 


Dan Yi  masuk membawakan kotak suara lalu bertanya apakah harus membukanya. Tuan Bong akan memulai dan berkomentar  "Seperti saat puisi seseorang menyelamatkan hidupnya, maka berharap puisinya juga bisa menjangkau mereka yang membutuhkan dan menyelamatkannya."
“Itu puisi karya Penyair Na... Kuharap kalian membuat pilihan tepat. Kau tak bisa memutar waktu dan menyesali berlian yang sudah hilang. Paham maksudku? Jadi...” kata Tuan Bong
“Tunggu. Aku juga ingin bicara sebagai presdir.. Semuanya... Kalian adalah anggota pendiri Penerbit Gyeoroo. Apa kalian Mau jadi peringkat lima di industri ini? Kita harus jadi yang terbaik. Gyeoroo, tak pernah melambat, dan selalu maju!” teriak Tuan Kim penuh semangat. 
Nyonya Seo mengeluh kalau sangat berisik. Dan Yi pun akan mulai membuka kotak suara sekarang. Tuan Bong merasa sangat gugup meminta agar menahan sebentar. Dan Yi akhirnya mengeluarkan satu kertas dan hasilnya lingkaran. Tuan Bong menjerit bahagia. Tuan Kim menyindri Tuan Bong tak perlu bahagia karena itu pasti suaranya sendiri.
“Mungkin bukan. Astaga, dasar berandal.” Kata Tuan Bong marah
“Hasilnya sudah cukup jelas. Haruskah diperiksa? Bukankah ini terlalu kejam?” ucap Tun Kim. Eun Ho pikir isinya tak banyak jadi periksa saja. Dan Yi mengambil satu adalah lingkaran.
Tuan Bong menjerit gembira, Tuan Kim terlihat kesal menatap Nyonya Seo pasti itu miliknya dan memperingatkan  Jangan libatkan perasaan pribadinya. Nyonya Seo mengelak kalau  Tak punya perasaan pribadi dengan Tuan Bong.
“Suaraku hanya berdasarkan koleksi puisinya.” Kata Nyonya Seo. Tuan Bong mengajak highfive menegaskan kalau suara mantan istrinya  berdasarkan koleksi puisinya

Akhirnya kertas lain dibuka bukan dan hasilnya lingkaran. Tuan Kim melirik ke arah Eun Ho seperti tak percaya. Tuan Bong menjerit bahagia karena senang sekali.  Dan Yi pun ikut senang. Eun Ho mengaku karena suka puisinya.
“Itu bukan alasan yang cukup. Kau kepala editor. Apa Kau serius?” kata Tuan Kim seperti tak percaya
“Satu suara lagi, dan ini akan selesai.” Kata Eun Ho. Tuan Kim pun yakin  Jika suara terakhir menolak maka ini akan usai. Dan Yi mengambil kertas terakhir dan hasilnya lingkaran.
“Apa Serius? Astaga! Kita akan menerbitkannya! Kita akan terbitkan.” Teriak Tuan Bong bahagia. Tuan Kim melonggo tak percaya.
“Nyonya Go... Kupikir setidaknya kau akan memihakku.” Kata Tuan Kim merasa di khianati.
“Jangan salah paham. Aku selalu memihakmu... Tapi koleksi puisi ini bagus.” Ucap Nyonya Goo membela diri
“Dengan rencana pemasaran yang bagus, maka aku yakin akan laris.” Ucap Eun Ho yakin
“Aku sudah kewalahan dengan Ji-hong yang tak realistis. Ada apa dengan kalian?” ucap Tuan Kim tak percaya. Tuan Bong pu mengajak untuk meng adakan rapat pemasaran sore ini. Tuan Kim masih tak percaya dengan hasilnya.
“Kita akan menerbitkan koleksi puisi” teriak Tuan Bong bahagia. Tuan Kim tak ingin berlama-lama mengajak mereka lanjut ke agenda berikutnya.


Di luar ruang rapat
Semua gugup menunggu Dan Yi dan saat Dan Yi keluar langsung bertanya hasil rapat. Dan Yi memberitahu kalau akan diterbitkan. Semua menjerit bahagia karen kalau Jika lancar maka mereka  bisa menerbitkan seri koleksi puisi.
“Aku yakin dulu pernah menulis daftar puisi.” Ucap Hae Rin senang
“Aku harus minta tonik herbal pada istriku. Kita harus bekerja lebih keras untuk jual koleksi puisi. Sulit dipercaya akan ada perubahan.”kata Tim pemasaran
“Apa Kita sungguh akan menerbitkan koleksi puisi?  Ini kali pertama perusahaan kita menerbitkan koleksi puisi, dan kita menyaksikan momen bersejarah ini.”kata Ji Yool tak percaya. Ini luar biasa.
“Kini giliran kita untuk membuat pengumuman bersejarah di Penerbit Gyeoroo... Apa kalian Siap?” ucap Park Hoon. Semua orang binggung
Dan Yi dan Park Hoon membawa laptop, Sang Il ingin tahu apa yang mereka persiapkan. Park Hoon memulai bicara sebagai para pegawai baru, akan ikut serta dalam kontes ide “Semangat Esok”
“Kapan kau menyiapkannya? Aku yakin kalian sudah cukup sibuk. Itu baru semangat.” Ucap Pegawai dan memuji Kerja bagus.
“Apa Kalian sudah lakukan cek final? Apa kalian tak punya penyesalan?” kata Park Hoon. Ji Yool mengajak mereka menekan tombol enter dan akhirnya mereka bersama-sama mengirimkan berkas tulisan.
Mereka bertiga seperti tak percaya, Ji Yol meminta agar mendoakan dan semua berharap bertiga semoga berhasil dan Semoga beruntung.
Dan Yi mengangkat kertas teringat ucapan Nyonya Seo “Beri aku waktu. Rapat anggota pendiri segera digelar. Nanti kubahas di sana. Aku akan minta kau dipindahkan ke timku. Tapi jangan terlalu berharap.” Wajah Dan Yi seperti sangat bahagia kalau memang terjadi. 


Dalam ruang rapat,  Tuan Kim kaget Nyonya Seo yang meminta Personel tambahan. Nyonya Seo mengingatkan  Tahun lalu meminta tiga, tapi TUan Kim hanya terima satu dan mengaku sangat kewalahan. Tuan Kim menjelaskan sudah menerima pegawai baru tahun ini jadi meminta untuk menunggulah sampai musim gugur.
“Bagaimana jika transfer departemen? Lagi pula, butuh waktu untuk mengajari pegawai baru.” Ucap Nyonya Seo. Tuan Kim heran dengan yang dikatakan Nyonya Seo.
“Bagaimana dengan Kang Dan Yi di Tim Pembantu? Dia tahu seluk beluk tim dan punya kemampuan dalam pemasaran.” Kata Nyonya Seo. Tuan Kim menolak.
“Menurutku itu ide bagus. Penerimaan pegawai berikutnya masih lama dan kita tak menerima pegawai karier... Jika Kang Dan Yi.. “ ucap Eun Ho penuh semangat tapi disela oleh Nyonya Goo.
“Kepala Editor Cha. Bukankah kau sudah setuju untuk memutus kontraknya?” kata Nyonya Go
“Tidak, kontraknya belum habis dan kita tak punya alasan untuk memutus kontraknya.” Ucap Eun Ho berani bicara.
“Tunggu Sebentar. Ada apa ini? Apakah adalah masalah dengan Nona Kang? Kita membahas soal transfer, kenapa kalian bicara soal pemutusan kontraknya? Apa masalahnya? Kerjanya bagus.” Kata Tuan Kim penasaran.
“Nona Kang...” ucap Nyonya Go. Eun Ho menahan memastikan Apakah ada alasan untuk memutus kontraknya.
“Dia memalsukan latar belakang pendidikannya di resume.” Kata Nyonya Goo. Semua kaget, Eun Ho hanya bisa menghela nafas. 


Tuan Bong berdiri di lorong rak memastikan kalau Dan Yi lulusan universitas bergengsi bukan lulusan SMA. Nyonya Seo memberitahu Periklanan SH adalah perusahaan besar. Tuan Bong masih tak peracya Dan Yi tak diterima di mana pun dengan itu maka bohong soal latar belakangnya.
“Kau sudah dengar, kenapa terus bertanya padaku?” keluh Nyonya Seo
“Aku hanya sulit memercayainya. Aku pernah dengar soal pelamar menyembunyikan latar belakang pendidikan, tapi tak menyangka akan bekerja dengan salah satunya.” Kata Tuan Bong 

Nyonya Go keluar dari ruangan, Nyonya Seo dan Tuan Bong langsung bertanya Bagaimana keputusannya. Nyonya Go pikir  Presdir Kim sudah tahu jadi dia yang akan memutuskan. Tuan Bong pikir Tapi apa tak berlebihan jika bilang Dan Yi memalsukannya.
“Apa Kau sudah putuskan tempat untuk kuliah Penulis Mo?” ucap Nyonya Go
“Itu... Dia ingin diadakan di universitas tempat dia lulus. Presdir Kim mengerjakannya karena almamater mereka sama. Jadi Akan kuperiksa.” Kata Nyonya Seo
“Tak ada waktu, kerjakan dan konfirmasi tempat hari ini.” Ucap Nyonya Goo dingin. Nyonya Seo akan memeriksa sekarang. Nyonya Go pun masuk ruangan. 

Nyonya Seo ingin masuk ruangan tapi Tuan Kim sedang bicara serius dengan Eun Ho akhirnya memilih untuk menguping. Tuan Kim pun mengerti alasan Eun Ho bertanya bagaimana pegawai kontrak bisa menjadi pegawai tetap. Eun Ho hanya bisa diam saja.
“Bu Go benar. Tindakan terbaik adalah memutuskan kontraknya.” Tegas Tuan Kim
“Aku menentangnya dan Aku menemukan kasus serupa. Itu tak ilegal, meskipun perusahaan tak setuju...” ucap Eun Ho
“Pak Cha... Ini bukan klub sekolah di mana peraturan bisa diubah seenaknya. Ini perusahaan. Aku paham kau menyukai stafmu, tapi jangan campuri urusan pribadi dan kantor. Aku tahu Nona Kang sangat cakap. Aku tahu, tapi memutus kontrak lebih baik, 'kan?” kata Tuan Kim
“Mari sudahi ini... Tidak butuh ahli botani untuk memotong rumput... Serta pegawai lain akan canggung jika mengetahuinya.” Kata Tuan Kim keluar ruangan melihat Nyonya Seo ada didepan rumah.
“Aku ingin menanyakan tempat kuliah Penulis Mo.” Ucap Nyonya Seo memberikan alasan. Eun Ho yang ada di dalam ruangan terlihat gugup. 

Tuan Bong berada didalam ruangan menatap Dan Yi dengan tatapan sedih. Nyonya Go pergi menemui Hae Rin menanyakan bagaimana naskah Pak Kang Dong-won. Hae Rin melihat Ini terlalu berantakan bahkan untuk draf pertama. Tapi tatapan Nyonya Go tertuju pada Dan Yi, Dan Yi yang melihatnya hanya bisa memberikan senyuman dengan wajah binggung.
“Dia tak pernah seburuk ini. Jadi Kita harus bagaimana?” tanya Hae Rin. Nyonya Go baru tersadar dan akan memilih untuk melihatnya.
Nyonya Seo duduk di meja, Tuan Bong seperti penasaran. Dan Yi akhirnya menemui Nyonya Seo memberikan keterangan pers soal buku mereka yang akan terbit jadi ingin melihatnya. Nyonya Seo melihat ada note yang ditempelkan Dan Yi.
“Apa Kau sudah bertanya? Aku sangat gugup memikirkannya.” Tulis Dan Yi. Nyonya Seo hanya diam saja dan terlihat binggung lalu meremasnya setelah Dan Yi pergi.
“Kurasa ini tak lancar.” Komentar Dan Yi melihat sikap Nyonya Seo yang pergi ke pantry. 


Nyonya Seo melihat Dan Yi datang menawarkan kopi,  Dan Yi mengaku hanya ingin air putih saja. Nyonya Seo menganguk mengerti dan terlihat kebingungan. Dan Yi akhirnya lebih dulu bicara memberitahu tak maslah untuknya.
“Itu tak lancar, 'kan? Sudah kuduga... Transfer antar tim tak pernah mudah... Aku tak apa-apa.” Kata Dan Yi
“Maaf aku mengatakannya.” Ucap Nyonya Seo. Dan Yi mengaku tak masalah, bahkan tak terlalu berharap dan mengaku baik-baik saja.
“Aku suka pekerjaanku sekarang... Lagi pula, aku kerja di sini sebagai pegawai kontrak.” Kata Dan Yi
“Ini sangat mengesalkan.” Ucap Nyonya Seo marah. Dan Yi heran karena  mengaku baik-baik saja.
“Bukan itu... Dan Yi... Kudengar kau bukan lulusan SMA... Kau bohong soal latar belakang pendidikanmu... Bu Go tahu segalanya... Dia tahu kau lulusan universitas bergengsi dan pernah bekerja di perusahaan periklanan.” Ucap Nyonya Go. Saat itu Dan Yi terlihat sangat shock.
“Aku membahas soal transfer itu, tapi dia bicara soal pemutusan kontrakmu. Bahkan Pak Kim bilang kepada Pak Cha bahwa yang terbaik adalah memutus kontrakmu.” Ucap Nyonya Goo. 


Eun Ho melihat bangku Dan Yi yang kosong. Tuan Bong bertanya Apa yang akan dilakukan Eun Ho, apakah akan memecat Dan Yi. Eun Ho menjawab tidak.  Nyonya Seo pun datang, Tuan Bong ingin tahu apakah sudah bicara dengannya. Nyonya Seo hanya diam saja dengan tatapan sedih.
Dan Yi duduk dengan tatapan kosong,  Eun Ho ingin mengirimkan pesan tapi terlihat kebingungan kembali menghapus pesan. Tuan Kim yang melihat Dan Yi bertanya pada Nyonya Seo apa yang  terjadi.  Akhirnya Dan Yi mengirimkan pesan pada Eun Ho
“Kau baru saja bilang soal pemutusan kontrakku. Aku akan urus sisanya.” Tulis Dan Yi lalu melangkah pergi.
Eun Ho yang melihat Dan Yi pergi berteriak memanggilnya, semua terlihat binggung bertanya apa yang terjadi. Tuan Bong meminta mereka semua untuk kembali bekerja lalu berbisik pada Nyonya Seo apakah harus ikut keluar. Nyonya Seo menyuruh agar tetap saja ditempat. 


Dan Yi pergi ke ruangan presdri, Nyonya Goo sedang ada didalam. Eun Ho pun akhirnya hanya bisa melihat dari depan.  Dan Yi mengatakan kalau ada yang ingin dikatakan dan mengaku Pak Cha baru memberitahubahwa kontraknya akan diputuskan. Tuan Bong dan Nyonya Goo terlihat kaget.
“Aku tahu ini terlambat, tapi aku ingin memberitahumu alasanku melakukan ini. Selama setahun, aku bekerja keras untuk dapat kerja. Kudengar akan sulit, tapi kupikir aku akan dapat kesempatan karena aku menjalani hidup sepenuh hati.” Ucap Dan Yi
“Kupikir seseorang akan mengakuiku atau akan ada tempat yang membutuhkanku dan kemampuanku. Tapi aku tetap tak bisa dapat kerja. Pada saat itu aku menemukan lowongan di sini. Tertulis bahwa usia dan latar belakang pendidikan tak berpengaruh.” Kata Dan Yi
“Aku tak peduli selama aku bisa bekerja. Karena itu kulepas segalanya dan melamar di sini tanpa berpikir. Aku sangat senang saat diterima. Tidak peduli di tim mana, aku hanya senang mengetahui bahwa aku bisa bekerja lagi. Agar kau tahu saja, aku melakukan yang terbaik di sini.” Ucap Dan Yi menahan sedih
“Nona Kang... Aku tahu kau bekerja keras.. Aku tahu di pengumuman tertulis usia dan latar belakang pendidikan tak berpengaruh, tapi ini persoalan lain.” Kata Tuan Kim
“Aku tahu ini salahku dan bahwa ini hanya alasan. Aku lebih tahu dari semua orang bahwa aku harus berkemas dan meninggalkan perusahaan ini. Namun, tempat ini adalah masa kini dan masa depanku.” Ucap Dan Yi
“ Itu sebabnya aku kemari untuk memintamu mempertimbangkannya. Jika pekerjaanku selama ini telah membuatmu puas, maka tolong pertimbangkan pemutusan kontrakku.” Kata Dan Yi lalu keluar dari ruangan. Eun Ho tak bisa berkata-kata.
Dan Yi akhirnya pergi ke toilet menangis sendirian sambil bergumam “Pemutusan kontrak... Sekali lagi aku sadar betapa berat kata-kata itu. Aku hanya ingin bekerja. Aku hanya ingin berada di sini Mengatakan itu keras-keras hanya akan membuatku tampak serakah. Jadi, kulampiaskan saja dengan air mata yang selama ini aku pendam.” 



Park Hoon baru saja memakai celana mendengar bunyi bel rumah, bertanya-tanya siapa yang datang. Ji Yool memberitahu kalau ia yang datang meminta Park Hoon segera membuka pintu.  Park Hoon heran karena Ji Yool yang datang dari interkom.
“Apa Bisa bukakan pintunya? Aku kedinginan.” Ucap Ji Yool. Park Hoon segera memaki celana mengeluh karena si gila datang dan membuatnya takut.
“Ji Yool, dari mana kau tahu alamatku?” tanya Park Hoo membuka pintu. Ji Yool mengaku Ibunya yang memberi tahu dan masuk menarik kopernya.
“Astaga, begini lagi.. Itu terlalu banyak untuk penyambutan.” Ucap Park Hoon melihat bawaan Ji Yool  
“Memang bukan... Aku diusir dari rumah.” Kata Ji Yool. Park Hoon berteriak tak percaya kalau diusir.
“Ibuku menyuruhku keluar dari rumah. Katanya aku bukan putrinya lagi dan dia sudah menyerah padaku.” Kata Ji Yool melepaskan tasnya. Park Hoon heran karena Dan Yi yang datang.
“Bagaimana caranya? Katamu akan membuatku nyaman. .. Lalu apa? Aku diusir karena kau.” Kata Ji Yool
“Kenapa salahku? Katamu kita tak berpacaran.” Ucap Park Hoon. Ji Yool menegaskan mereka memang tak pacaran.
“Lalu Kenapa kemari? Pukul sebegini? Motel, sauna, hotel, dan lainnya. Banyak tempat yang bisa kau tuju. Apa Kau menyukaiku?” kata Park Hoon.
“Kau terlalu jelek.” Ucap Ji Yool. Park Hoon mengaku Ji Yool yang  cantik.
“Tapi aku tak cukup menyukaimu untuk mengurusmu dan hidupmu.” Tegas Park Hoon. Ji Yool mengeluh Park Hoon yang pendek.
“Kau tampak tua” komentar Park Hoon. Ji Yool berteriak marah. Park Hoon akhirnya mengajak pulang dan akan mengantarnya.
“Kau membuatku diusir. Aku harus ke mana?” keluh Ji Yool. Park Hoon menjerit kalau Ji Yool bisa pergi ke sauna. Ji Yool malah menyuruh Park Hoon untuk pergi saja.
“Aku diusir karena kau. Kau bilang pada ibuku bahwa kau menyukaiku, kita berkencan, dan akan kawin lari! Jadi Kau saja yang ke sauna!” teriak Ji Yool
“Kenapa aku harus ke sana? Kenapa? Ini rumahku! Semuanya milikku.” Balas Park Hoon sambil membanting dirinya di tempat tidur.
Tapi akhirnya Park Hoon berbaring disauna, sambil bertanya-tanya “Kenapa aku diusir? Kenapa aku meninggalkan rumahku?” lalu menatap pasangan yang makan telur bersama tapi ia malah diusir dari rumahnya. 



Dan Yi duduk bersadar di bahu Eun Ho dengan wajah sedih. Eun Ho pikir Dan Yi pasti kesal dengan dirinya.  Dan Yi pikir Eun Ho pasti juga kesal karena dirinya dan Setelah direktur tahu, itu pasti mengganggu pikir Eun Ho saat berkerja.
“Aku baik-baik saja. Lakukan apa pun maumu. Aku bertanya kepada Kemnaker, dan itu tak ilegal. Itu berarti, kau berhak bekerja sampai kontrakmu berakhir.” Ucap Eun Ho yakin
“Bagaimana jika kau akan berada di posisi sulit karena aku?” kata Dan Yi khawatir.
“Dan Yi. Jangan lupa. Aku Cha Eun-ho. Penulis yang dapat royalti terbesar di Gyeoroo Dan aku tak akan membiarkanmu pergi bukan karena aku menyukaimu, tapi karena kau pegawai yang hebat. Kau hanya perlu bertahan. Selama kau tak masalah, maka aku tak akan menyerah.” Ucap Eun Ho
“Aku ada kuliah besok, jadi, tak bisa menemanimu... Maafkan aku.” Kata Eun Ho memegang tangan Dan Yi
“Berhenti bersikap seolah kau waliku... Ini masalahku. Jangan terlihat begitu sedih. Aku akan melewati ini dengan keberanianku.. Kau bersamaku. Tepat di sebelahku. Bahkan jika semua orang meninggalkanku pada saat yang genting, aku hanya membutuhkanmu.” Kata Dan Yi lalu menyandarkan kepalanya. 



Dan Yi duduk disamping Eun Ho merasa tak percaya kalau akan mengantar ke kantor.  Eun Ho meminata agar Dan Yi membayar tumpanganya dengan menyodorkan pipinya. Dan Yi bingung karena takut ada yang melihat dan ketahuan pacaran.
Saat itu Song Il lewat, keduanya langsung bersembunyi. Dan Yi mengeluh Eun Ho itu Bodoh karena bersembunyi tak membantu dan semua orang  mengenali mobilnya lalu pamit pergi.
Eun Ho terdiam lalu berteriak memanggil Dan Yi dan mengeluarkan setengah badanya. Dan Yi malu melihat Eun Ho yang membentuk love dengan tanganya. Eun Ho seperti tak peduli memberikan tanda cinta. Dan Yi pun membalasnya walaupun terlihat malu lalu masuk kantor. 



“Pasar, yang dulu didominasi buku fisik, berubah drastis. Semakin populernya novel web dan buku elektronik, para penulis yang dulu menganggap remeh semua media itu, mulai mempelajari cara merilisnya dan sifat semua genre ini. Mereka berusaha mengimbangi perubahan tren.” Ucap Eun Ho berdiri didepan podium.
Hae Rin mengirimkan pesan “Eun Ho... Dan-i mengundurkan diri.” Wajah Eun Ho kaget lalu keluar dari ruangan menelp Hae Rin bertanya apa yang terjadi dan Hae Rin memberitahu Dan Yi sudah keluar dari kantor. Dan Yi sudah duduk di halte membawa semua barang sambil menangis.

Bersambung ke episode 14

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar