PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Joon Ha
menatap layar komputer dengan gambar aurora seperti ingin pergi kesana, lalu
teringat ucapan pada Nenek Hye Ja yang tidak butuh bantuan, tapi Nenek Hye Ja
menyakinkan kalau Hye Ja akan membantunya.
“Semuanya
bisa kembali seperti semula. Aku
sungguh-sungguh.” Ucap Hye Ja.
“Apa Hye
Ja akan kembali?” tanya Joon Ha. Hye Ja menjawab “Ya” Joon Ha ingin tahu kapan.
Hye Ja menjawab segera.
Nenek
Hostel melihat Hye Ja kembali datang memberitah kalau betapa khawatirnya saya bahwa tidak akan
pernah kembali. Hye Ja mengaku sebenarnya
tidak kembali hanya secara singkat...
“Belum...Aku
belum siap... Apakah kau bahkan menantikannya?” ucap Hye Ja
“Apa Demi
aku yang sebenarnya untuk kembali?” tanya Nenek Hostel
Saat itu
Joon Ha keluar ruangan, Hye Ja melihatnya dan memilih untuk pergi dan melihat
dari balik dinding dengan wajah sedih. Si Kakek Genit melihat Hye Ja langsung
menyapa dengan semangat. Hye Ja menyuruh agar menutup mulut. Si kakek langsung
menutup mulut.
Joon Ha
baru saja masuk ruangan,Tuan Park sudah duduk didepan komputernya
berpikir-pikir nama gambar itu. Joon Ha menyuruh Pindah. Tapi Tuan Park
berbusah menebak kalau itu gambar Aurora lalu berjalan pergi. Joon Ha pun
menutup layar komputernya seperti semula.
Di
ruangan rekaman
CEO memuji
pria tambun mengaku suka lagu barunya
dan merasa benar-benar komposer terbaik di Korea. Si pria mengeluh kalau
menyanjungnya dan bertanya apakah membutuhkan sesuatu.
“Aku
mendengar kau memiliki beberapa lagu yang disembunyikan untuk JYC. Beri kami lagu-lagu
itu.” Ucap CEO
“Lagu-lagu
itu tidak cocok dengan penyanyi dari agensi Anda.” Kata si pria
“Ayolah. Terserah penyanyi untuk membuatnya
cocok..Berikan pada kami. Aku mungkin
mengambil kembali yang sudah kuberikan padamu.”kata CEO
Sang Eun
datang membawakan kopi untuk semua staf, Akhirnya pencipta lagu meminta agar
mencoba mikrofon di studio rekaman, siapa saja. CEO menyuruh Sang Eun untuk
masuk. Sang Eun binggung. CEO menyuruh
agar masuk ke ruang rekaman.
Sang Eun
gugup masuk ruang rekaman dan mulai menyanyi, suaranya terlihat sangat cocok
dengan lagu buatan composer. Akhirnya Sang Eun bertemu dengan teman-temanya.
Hye Ja tak percaya kalau temanya benar-benar akan merilis album.
“Iya, Komposer
itu berjanji untuk memberiku sebuah lagu juga.” Ucap Sang Eun
“Hei. Apakah dia memintamu untuk membawa 10.000
dolar sebagai gantinya?” kata Hyun Joo memastikan.
“Aku
katakan, tidak seperti itu.” Kata Sang Eun. Semua terlihat bahagia. Hye Ja
pikir mereka tidak bisa hanya duduk di sini seperti ini. Mereka pun segera
pergi merayakan.
Hye Ja
dkk pergi berjalan seperti teman biasanya, Sang Eun piki ini mengingatkannya
pada masa lalu. Hyun Joo bertanya apakah Hye Ja menyerah pada arloji itu. Hye
Ja mengucapkan Selamat tinggal jam tangan dan ruang pameran dan tidak akan
menyesal mulai sekarang.
“Kalian
harus lebih sering bergaul denganku mulai sekarang. oke?” ucap Hye Ja. Sang Eun dan Hyun Joo pun
setuju.
Mereka
pergi ke toko pakainan, Hye Ja melihat sebuah jas terlihat tak nyaman. Hyun Joo
menyuruh Hye Ja mencoba karena terlihat sempurn, tapi Hye Ja merasa terlihat
aneh. Hyun Joo menyuruh Hye Ja harus mencoba pakaian seperti ini.
“Aku bahkan
tidak akan bisa memakai ini bahkan jika diriku masih muda.” Ucap Hye Ja.
“Apakah
kau ingin pergi ke tempat lain?”tanya Hye Ja. Hye Ja pikir tak perlu karena Ada
begitu banyak pakaian cantik di sini.
“Apa
pendapatmu tentang ini?” ucap Hye Ja memilih baju yang terlihat bagus untuknya.
“Kau
sangat dekat dengan cucu perempuanmu. Aku iri padamu.” Kata Si pemilik.
Sang Eun
merasa bajunya aneh dan tidak akan membeli ini, Si pemilik melonggo binggung
menurutnya baju itu bagus untuk Sang Eun. Hye Ja pikir karen Sang Eun belum mencoba pakaian seperti itu tapi
menurutnya itu kelihatan cakep. Sang Eun tetap merasa bajunya aneh.
“Ayolah. Bahkan nenekmu mengatakan itu terlihat
cantik. Nenekmu memiliki selera lebih untuk fashion daripada Kau. Kau harus
memakainya ketika masih muda. Jangan
menyesalinya nanti... Apakah kau tidak setuju, Bu?” ucap si pemilik
Hye Ja
langsung cemberut menaruh bajunya, Hyun Joo pun mengajak pergi. Sang Eun
mengembalikan bajunya. Si pemilik pun terlihat binggung.
Di luar
toko
Hyun Joo
kesal karena pemilk yang terus memanggilmu nenek dan meminta Hye Ja jangan
pedulikan wanita tadi. Hye Ja mengaku tak peduli dan merasa baik-baik saja lalu
menyuru mereka harus terus berbelanja. Sang Eun menolak karena merasa saat mencobanya pekerjaan menjahitnya sangat
buruk, dan tidak menyukainya.
“Benar..
Sejujurnya, itu tidak terlihat bagus untukmu.
Apakah kau tidak setuju, Hye Ja?” ucap Hyun Joo
“Kau baru
saja mengatakan itu terlihat baik padaku.. Hye Ja, kau bilang itu terlihat
bagus juga!” keluh Sang Eun meyenggol Hye Ja seperti teman.
Tanpa
disadari semua orang menatap keduanya yang seperti tak sopan dengan orang tua.
Semua berkomentar kalau Bocah-bocah muda
itu tidak tahu bagaimana menghormati orang tua. Hyun Joo langsung mengajak
pergi karena merasa lapar
Mereka
pun akan Pancake Korea bersama, setelah itu makan es krim. Hyun Joo pikir
mereka akan menjadi gemuk jika terus makan selarut ini. Sang Eun tak peduli
terlihat sangat bahagia. Hye Ja yang sudah tua merasakan sudah mulai lelah
akhirnya memilih duduk.
Sementara
Hyun Joo dan Sang Eun sibuk window shopping layaknya berumur 25 tahun. Mereka masuk ke box foto, Hyun Joo mengeluh
karena berpikir mereka itu seperti
anak-anak. Sang Eun mengajak foto untuk merayakan pada akhirnya merilis album.
Hyun Jo pun akhirnya setuju.
“Aku tidak
benar-benar ingin mengambil foto... Bagaimana dengan karaoke?” kata Hye Ja.
Semua langsung menjerit setuju.
Akhirnya
mereka menyanyi bersama seperti teman sebaya, Hye Ja seperti sangat
menikmatinya. Sang Eun dan Hyun Joo menyanyi berdua, Hye Ja duduk menatap
keduanya mencoba bertahan. Tapi beberapa saat kemudian Hye Ja pun tertidur
dengan lelah.
“Hye Ja
sudah tidur begitu lama.” Ucap Hyun Joo.
Sang Eun pikir Hye Ja sudah tidur nyenyak. Hyun Joo juga berpikir
seperti itu.
“Apa yang
harus kita lakukan? Haruskah kita memperpanjang waktu kita?” tanya Sang Eun
“Kita
bisa melakukannya ketika pemiliknya kembali. Berikan sweternya padaku.” Kata Hyun
Joo menutupi bahu Hye Ja.
“Kalau
Kembali di masa lalu, Hye Ja adalah yang paling energik dari kami bertiga. Aku
bertaruh dia pasti menang jika ada tantangan sepanjang malam.” Ucap Sang Eun
“Hei,
apakah kau ingat waktu ketika kita mempelajari permainan kartu itu?” kata Hyun
Joo
“Astaga,
bahkan tidak memulai, Aku hampir mati
hari itu.” Kata Sang Eun mengingatnya.
“Dia
benar-benar ketagihan. Dia tidak membiarkan kita pulang... dan membuat kami
begadang semalaman selama dua hari berturut-turut untuk bermain kartu.” Ucap
Hye Ja.
“Itu
berakhir karena kau memohon dengan menangis untuk membiarkan kita pulang.” Kata
Sang Eun.
Flash Back
Sang Eun menang
melawan Hye Ja bermain Go Spot, lalu
mengambil uang dari Hyun Joo dan terpaksa mengambil uang receh milik Hye Ja
karena menurutnya cukup. Hye Ja tiba-tiba berdiri di depan pintu kamar, Sang
Eun mengatakan ingin pergi kamar mandi.
“Hye Ja,
aku harus buang air besar.” Kata Sang Eun. Hye Ja memberikan pispot
“Aku harus mengatakan, itu adalah saat-saat
yang menyenangkan.” Ucap Sang Eun. Hyun Joo juga merasakan hal yang sama
menatap Hye Ja yang masih tertidur pulas.
Joon Ha
baru saja pulang bertemu dengan nenek tetangganya, lalu membahas kalau Joon Ha
yang menjual rumahnya karena Tuan Kim, Makelar rumah yang memberi tahu. Joon Ha
hanya terdiam. Si nenek bertanya apakah Joon Ha berencana untuk pindah.
“Aku akan
pergi, tapi masih memikirkannya.” Ungkap Joon Ha.
“Aku
pikir kau menikahi seorang wanita baik atau sesuatu.” Komentar si nenek lalu
menyuurh Joon Ha masuk saja lebih dulu. Joon Ha pun menyapa si nenek selamat
malam.
Joon Ha
berjalan teringat dengan ucapan Nenek
Hye Ja “Bagaimana jika dia kembali? Bagaimana jika Hye Ja kembali?”
Hye Ja
akhirnya terbangun dan duduk di halte akan pulang, sementara Sang Eun
menceritakan tentang saat dirinya diterima untuk membuat album. Hye Ja menatap
poster besar disampingnya seperti sangat tertarik.
Hye Ja
akhirnya membawa pulang poster kalau akan wajahnya bisa terlihat 10 Tahun Lebih
Muda.
“10
tahun? 10 tahun tidak akan cukup... Aku Angkat bagian ini dan kencangkan kulit
di sini. Tapi aku masih akan terlihat
seperti nenek... Astaga, terserahlah!” ucap Hye Ja mencoba menarik-narik wajah
untuk dioperasi.
Nenek
Hostel masuk lift menekan lantai empat “Bedah Plastik dan Pusat Laser Dami”
Seorang pegawai memberitahu kalau lantai empat, klinik bedah plastik dan Klinik
gigi ada di Tingkat Tiga. Si nenek terlihat malu berpikir salah dan menekan
lantai tiga.
Hye Ja
tiba-tiba masuk sebelum Pintu ditutup lalu menyapa Nenek Hostel bertanya alasan
datang. Si Nenek Hostel terlihat binggun. Hye Ja akhirnya menekan lantai
empat. Si wanita kembali membeitahu
kalau lantai Four adalah klinik bedah plastik.
“Ya, aku melihatnya
di sini. "Bedah Plastik dan Pusat
Laser".” Kata Hye Ja. Si wanita hanya diam saja. Si nenek Hostel pun hanya
bisa menahan senyum.
[Bedah
Plastik dan Pusat Laser Dami]
Hye Ja
dan si nenek masuk dan pergi ke receptionist untuk konsultasi. Pegawai pun
meminta mereka mengisi biodata lebih dulu. Beberapa orang melihat dua nenek
hanya bisa menahan tawa. Hye Ja dan si nenek Hostel mencoba mengisi tapi
tulisan terlihat sangat kecil.
“Bukankah
seharusnya mereka pergi ke klinik perawatan mata alih-alih di sini?” komentar
salah satu pasien dengan nada mengejek lalu mengambil gambar denga ponselnya.
“Apa yang
baru saja kau lakukan? Kaumengambil foto kami. Kau mengambil foto dengan
teleponmu” ucap Hye Ja marah. Si pria menyangkal.
“Kalau
begitu tunjukkan padaku.” Tantang Hye Ja. Si pria panik akhirnya menghapus
fotonya dengan nada mengejek. Hye Ja pun pergi.
“Apakah
dia akan menikah atau yang lainya?”kata Si pria mengejek. Hye Ja pun kembali
berbalik.
“Kau
pikir ini lucu, kan? Aku yakin kau berpikir, "Dia sudah tua dan keriput.
Tidak ada yang akan memandangnya, Jadi kenapa repot-repot? Buang-buang
uang." Aku melakukan ini untuk diriku sendiri, bukan untuk menunjukkan
kepada orang lain. Kami, orang tua, juga melihat ke cermin ketika menyikat gigi di pagi hari. Aku melakukan ini
karena ingin lebih bahagia setiap pagi.” Tegas Hye Ja.
“Kau,
anak muda, datang ke sini untuk menyelesaikan sesuatu karena kau tidak senang
dengan sesuatu. Ayo lihat. Apa yang
tidak kau sukai dengan wajahmu? Operasi kelopak mata ganda dan pengangkatan lipatan
sudut dalam dan luar adalah suatu keharusan bagi kau untuk setidaknya mendapatkan
sinar matahari ke matamu.” Ejek Hye Ja.
“Dan
lihat hidungnya yang rata. Apakah Anda dipukul hidung setiap hari? Jika kau
tidak menyukai wajahmu, gosokkan ke aspal.” Komentar Hye Ja marah. Si wanita
meminta Hye Ja. Jangan bicara tentang wajahnya seperti itu.
“Kenapa
tidak boleh? Kenapa aku tidak bisa? Kalian bisa mengatakan apa pun tentang
wajah lamaku yang keriput, tapi aku tidak bisa membicarakan tentangmu? Apakah
menjadi tua itu kejahatan? Apakah kita layak diejek dan diolok-olok hanya
karena kita sudah tua?” kata Hye Ja marah
Akhirnya
si wanita meminta pacarnya meminta maaf. Si pria pun akhirnya meminta
maaf. Hye Ja pikir mereka mungkin merasa
seperti tidak akan pernah menua dan Keinginan mereka untuk menjadi cantik tetap
sama tapi hanya kulit luar yang menua.
Nama Hye
Ja di panggil, Hye Ja berteriak marah.
Tapi perawat memanggil kalau mereka bisa masuk sekarang.Keduanya
akhirnya di periksa oleh dokter apa yang akan diperbaiki.
Hye ja
dan Nenek Hostel akhirnya duduk bersama setelah konsulatasi. Hye Ja bertanya berapa
banyak yang harus dilakukan. Nenek Hostel mengingat yang dikatakan dokter
harus suntik di antara alis dan
sepanjang garis tawa akan cukup karena memiliki wajah yang baik.
“Dia
mengatakan kepadaku bahwa hanya perlu suntikan untuk garis tawaku” ucap Hye Ja.
“Seharusnya
tidak mengambil begitu banyak uang.” Komentar Nenek Hostel. Hye Ja pikir mereka
bisa menghapusnya sekarang.
Keduanya pun akan pulang bersama, terlihat
wajah mereka penuh dengan garis yang akan diperbaiki.
Hyun Joo
akan melayani pelanggan dan mengumpat marah saat melihat Young Soo di
restoranya. Young Soo mengeluh Hyun Joo bisa mengatakan "Sialan"
begitu melihat wajahnya. Hyun Joo langsung bertanya apa diinginkan. Young Soo
malah bertanya balik apa yang dipikirkan Hyun Joo.
“Hentikan
itu. Mengapa kau di sini?” keluh Hyun
Joo. Young Soo menyuruh untuk duduk tapi Hyun Joo tetap diam.
“Baik,
kau bisa berdiri di sana... Apakah aku ingin melakukan bisnis denganku?” kata
Young Soo. Hyun Joo mengeluh karena Young Soo itu menganggur.
“Ada tren
baru di antara pembuat konten. Kau tahu "We Got Married", kan? Orang yang berpura-pura menikah. Ini sangat
populer daripada fandom sendiri yang telah dibuat kauAnda bisa mendapatkan
banyak bintang.” ucap Young Soo. Hyun Joo bertanya lalu apa denganya.
“Ayolah...
Apakah kau ingin berada di siaran "We Got Married" denganku? Kita
akan membagi bintang menjadi dua.” Kata Young Soo
Hyun Joo
menyuruh Young Soo keluar dan merasa mantan pacarnya itu gila karena tak alasan
untuk melaukan hal itu. Young Soo sudah tahu kalau Hyun Joo akan mengatakan itu
seperti mengelak pada hatinya akhirnya ingin melihat buku pesanan.
“Penganguran
sepertimu tidak mampu makan di restoran kami, Jadi pergi saja” keluh Hyun Joo
“Aku
punya uang... Jadi Perlakukan aku seperti pelanggan oke?” kata Young Soo
menyakinkan.
Hyun Joo
pun melempar buku menu lalu bertanya apa yang dipesan. Young Soo melihat buku
pesanan menunjuk banyak menu makananya. Hyun Joo pikir Young Soo baru saja
memenangkan lotre. Yong Soo meminta agar memberikan saja makanan pesananya.
Beberapa
menu makan diatas meja, Young Soo makan semua makan tanpa henti dan sisa lalu
dengan mulut yang penuh makanan pergi ke kasir untuk membayar. Hyun Joo
memberitahu kalau akan mengirim Tangsuyuk di rumah dengan total 230 dolar.
“Hyun
Joo, terima kasih telah meletakkannya dimejaku! Teriak Young Soo lalu berlari
pergi. Hyun Joo menjerit memanggilnya menyuruh pergi tapi Young Soo sudah
berlari cepat.
“Ayah
tidak seperti itu! Aku tidak meletakkannya di mejanya!” teriak Hyun Joo panik.
Nenek
Hostel memilih dua baju lalu bertanya pada Hye Ja mana yang lebih baik. Hye Ja
pikir bajunya terlihat sama. Nenek
Hostel pikir mereka sangat berbeda yang satu leher terlihat berbeda dan
warnanya juga berbeda. Hye Ja mengaku mengerti.
“Mereka
memiliki tujuan berbeda dan Detailnya tidak sama.” Ucap Si nenek Hostel
“Apapun
detailnya, Aku tidak tertarik.” Kata Hye Ja. Tapi si nenek hostel piki akan
terlihat bagus untuk Hye Ja.
“Ini
terlalu besar dan ukuran yang benar” ucap Hye Ja. Si nenek meminta Hye Ja
mencoba saja.
“Kau
tidak pernah tahu sampai benar-benar mencobanya.”kata Si nenek. Hye Ja pun
mencobanya.
Hye Ja
akhirnya keluar dari kamar pas, Nenek Hostel pikir bajunya sangat cocok untuk Hye Ja. Hye Ja pun merasa
bajunya itu Seolah dijahit saat memakainya. Si nenek Hostel dengan bangga kalau
memiliki mata yang tajam dan baju itu memang sangat cocok untuk Hye Ja.
“Mengapa
itu cocok untukku? Ini Terlihat bagus untukku” kata Hye Ja bahagia. Si nenek
pikir baju itu juga terlihat sangat nyaman.
“Baju Ini. Seperti aku selalu memakainya.” Ucap Hye Ja.
Si nenek hostel pikir Hye Ja harus membelinya. Tapi Hye Ja menolak dan berpikir
lain kali saja.
“Aku perlu
persiapan mental terlebih dahulu.” Gumam Hye Ja merasa dirinya yang masih muda.
Keduanya
duduk di cafe, Nenek Hostel melepaskan sepatunya sambil mengeluh mereka bahkan
tidak banyak berjalan, tetapi kakinya sangat sakit. Hye Ja juga melepaskan
sepatunya dan merasa jauh lebih baik dan mengaku tidak suka berjalan-jalan
lagi.
“Aku lebih
suka duduk dan mengobrol.” Kata Hye Ja. Nyonya Hostel juga merasa seperti itu.
“Pakaian
itu terlihat bagus untukmu, mengapa kau tidak membelinya?” tanya nenek Hostel
“Aku tidak
benar-benar merasa siap.” Kata Hye Ja. Nyonya Hostel merasa bingung maksud
ucapanya, Hye Ja hanya diam tapi saat itu si nenek Hostel pait karena akan ke kamar
mandi.
Sang Eun
berbicara di telp kalau belum memilih foto untuk sampul album dan akan mengirim besok, lalu tak sengaja
melihat Hye Ja duduk di cafe lalu bergegas masuk.
“Hye
Ja.... Aku sedang dalam perjalanan ke tempatmu Kami sedang merancang sampul
album ku hari ini, menggunakan foto lamaku. Jadi aku akan memintamu untuk
mengambil beberapa” ucap Sang Eun.
“Nanti
saja.. Ayo kita lakukan nanti.” kata Hye Ja panik. Sang Eun memberitahu kalau sedang
terburu-buru.
“Mari
kita lakukan nanti saja.”ucap Hye Ja. Sang Eun bertanya apakah Hye ja sedang
bersama seseorang.
Hye Ja
membenarkan, Sang Eun bertanya siapa orang itu.
Hye Ja menjawab Seorang teman. Sang Eun berpikir apakah Hyun Joo, Hye Ja mengaku bukan lalu menyuruh Sang Eun
pergi dengan menitipkan salam untuk nenek Sang Eun.
Sang Eun
binggung lalu melihat nenek Hostel dan akhirnya pamit pergi dengan wajah sedih
melihat Hye Ja memilik Seorang teman dan mengabaikanya. Nenek Hostel kembali
duduk merasakan menyenangkan melepas sepatunya.
“Di mana
kau mendapatkan rambutmu? Keluargamu mengelola salon rambut, kan? Bisakah aku
menata rambut di sana nanti?” ucap Nenek Hostel.
“Salon
Kami sangat kecil... Aku yakin kau biasanya pergi ke desainer rambut terkena di
Gangnam.” Kata Hye Ja rendah diri.
“Mereka
selalu memberi tahuku hal yang sama. "Rambutmu terlalu tipis. Sulit untuk
mengeriting rambutmu karena terlalu lemah." Apakah mereka pikir aku tidak
tahu itu?” keluh nenek Hostel.
“Itu
sebabnya, di salon kami, hanya melakukan perm sangat ketat itu berlangsung
setidaknya satu tahun. Apakah itu baik
untukmu ?” kata Hye Ja. Si nenek terlihat binggung.
“Aku
hanya bercanda... Biarkan aku memberimu perm.” Ucap Hye Ja. Si nenek tak
percaya Hye Ja cara melakukannya
“Aku
cukup baik saat melakukanya karena saat ibuku... maksudku Ketika menantu
perempuanku menutup toko,maka akan
memberikan salon gratis.” Ucap Hye Ja. Si nenek tak percaya mendengarnya.
“Aku akan
membayar.” Ucap Si nenek, Tapi Hye Ja tetap akan melakukannya secara gratis.
“Supay
kau tidak ingin uangmu kembali bahkan jika terjadi kesalahan.” Goda Hye Ja. Si
nenek panik. Hye Ja mengaku hanya bercanda.
“Omong-omong,
apakah sesuatu yang baik terjadi? Kau pergi ke kilini belanja, dan.. Kau terlihat
jauh lebih bahagia hari ini.” Tanya Hye Ja. Si nenek mengakubersiap-siap untuk
sesuatu juga.
Hyun Joo
berteriak memanggil Young Soo untuk keluar,
Young Soo keluar kamar dengan santai bertanya kenapa mencarinya. Hyun
Joo meminta agar Young Soo membayarnya karena nanti akan diusir dari rumah.
Young Soo pikir Hyun Soo sudah tahu kalau tak pernah punya uang.
“Sebelumnya,
kau hanya akan mencuri beberapa pangsit goreng.” Keluh Hyun Joo
“Kau
sudah datang jauh-jauh, Aku sudah memberi tahu kau apa yang harus dilakukan.
Acara “We Got Married” “ kata Young Soo. Hyun Joo mengumpat kalau Young Soo
sudah gila dan tak akan melakukan itu?
“Aku kira
aku akan ditendang keluar dari rumah” ucap Young Soo tak peduli
“Baiklah,
mari kita lakukan.” Ucap Hyun Joo. Young Soo memastikan kalau Hyun Joo yakin
melakukan itu.
Hyun Joo
pikir harus melakukan karena akan dapat membayar dan bertanya apa yang akan
dilakukan. Young Soo memastikan lagi kalau memang serius. Hyun Joo memastikan
kalau serius. Young Soo pun menegaskan kalaukesepakatannya.
“Kita
harus benar-benar bertindak seperti pasangan yang sudah menikah. Pemirsa hari
ini sangat cerdas. Begitu mereka sadar kita baru saja mengadakan pertunjukan, mereka
akan berhenti mengirimi kami bintang apa pun.
Apakah kau mengerti?” jelas Young Soo
“Tapi kita
hanya melakukan ini sampai menghasilkan sebanyak yang kau berutang padaku” ucap
Hyun Joo. Young Soo menyetujuinya.
“Aku akan
membuat pengumuman... Kembalilah besok pada jam segini, oke?” kata Young Soo
lalu masuk kaamr. Hyun Joo merasa dirinya sudah gila mau melakukan hal itu.
Hye Ja
masuk ke minibar malam, lalu keluar karena melihat Joon Ha yang duduk
sendirian. Ia bergumam kalau harus memberitahunya karena mungkin menunggu Hye
Ja tapi ia binggung yang harus dikatakan, dan
akan berkata Hye Ja tidak bisa kembali lagi.
Akhirnya
Hye Ja masuk mengambil gelas untuk minum soju. Joon Ha menatapnya. Hye Ja
meminta waktu sebentar karena akan
memberitahu sesuatu ketika merasa sedikit mabuk. Joon Ha mengaku tidak
tahu Nenek Hye Ja masih memiliki sesuatu
untuk dikatakan.
“Dia
tidak bisa kembali... Hye Ja berkata... dia menyesal.. Dia bilang sangat
menyesal... Dia mungkin... tidak pernah kembali ke sini. Dia menemukan
pekerjaan yang bagus di sana.” Ucap Hye Ja. Joon Ha hanya diam saja.
“Setelah
bekerja di sana selama beberapa tahun, maka dia bisa mendapatkan
kewarganegaraan. Lalu dia akan... sepenuhnya menetap di sana. Dia bilang menyesal
tidak bisa... menepati janjinya.”kata Hye Ja. Joon Ha menganguk mengerti.
“Apakah
kau baik-baik saja?” tanya Hye Ja. Joon Ha mengaku baik-baik saja.
“Apakah
kau menunggunya?” tanya Hye Ja. Joon Ha kembali melihat kenangan dengan Hye Ja.
Flash Back
Mereka
minum bersama, pemilik Bar berkomenta keduanya terlihat sangat lucu bersama.
Hye Ja pun memperlihatkan keahilanya membuka botol soju, Joon Ha pun terkena
cipratannya tapi wajahnya terlihat bahagia lalu mengikuti cara Hye Ja membuka
botol.
Joon Ha menahan
rasa sedihnya mengingat kenangan dengan Hye Ja mengaku tidak akan menunggu dan
meminta mengatakan pada Hye Ja kalau merasa bahagia untuknya. Hye Ja pikir itu
bagus karean khawatir Joon Ha akan menunggunya.
“Ngomong-ngomong,
aku tidak berpikir akan kembali ke tempatmu bekerja.Aku tidak punya alasan
untuk itu. Dan juga, itu akan mengganggumu jika aku datang, kan?” ucap Hye Ja
“Tidak
apa-apa.” Kata Joon Ha. Hye Ja pikir tahu bagaimana perasaan Joon Ha dan pasti ingin sendiri lalu pamit pergi.
“Aku tahu
kau kecewa, tetapi jangan minum terlalu banyak. Ini akan mengganggu perutmu”
pesan Hye Ja sebelum pergi.
Joon Ha
duduk bersandar di jendela cafe seperti belum tidur, Ayahnya datang melihat Joo
Ha pasti mengalami kesulitan karena Wajahnya terlihat mengerikan dan bertanya
kenapa memanggilnya.
“Apakah
kau datang untuk memintaku untuk membatalkan tuduhan?” kata ayah Joon Ha.
“Bagaimana
jika aku memohon? Apakah kau akan
membatalkan tuduhanKautidak memiliki simpati semacam itu di dalam dirimu.”sindir
Joon Ha. Ayahnya pun mengumpat marah.
“Lupakan...
Apa yang akan aku harapkan dari seorang brengsek yang memukul kepalanya sendiri
agar ayahnya ditangkap? Jadi Apa itu? Kecuali soal uang, akubahkan tidak mau
bicara, jadi cepatlah.” Kata Ayah Joon Ha.
“Aku akan
keluar dari rumah untuk dijual, jadi lakukan apa pun yang aku inginkan. Akau memberi
tahu makelar barang itu bahwa orang lain akan datang menggantikanku” ucap Joon
Ha
“Apa kau
akan memberiku rumah?” ucap Ayah Joon Ha tak percaya
“Tidak peduli
betapa aku membencimu, kau adalah putra nenek yang berharga. Aku muak
membersihkan rumah saat aku tidak di rumah juga.” Kata Joon Ha.
“Astaga...
Rumah kumuh itu bahkan tidak perlu biaya banyak. Apakah kau bermaksud memberiku
rumah itu dan mengambil semua pembayaran asuransi?”sindir Ayah Joon Ha.
“Kau bisa
melihatnya sendiri... Apakah aku menerima pembayaran asuransi Nenek atau
tidak.” Kata Joon Ha
“Mengapa? Apakah kau memenangkan lotre atau sesuatu?
Apakah kau menemukan cara untuk menghasilkan uang? Apakah kau pergi ke suatu
tempat yang jauh?” tanya Ayah Joon Ha
“Berhenti
bertanya. Itu membuatku tidak nyaman.
Kau tidak pernah ingin tahu tentang saya seumur hidupmu, Tetap bertindak
seperti yang selalu kau lakukan.” Kata Joon Ha sinis lalu berjalan pergi.
(Aula Pameran Hyoja)
Hee Won
terlihat gugup menunggu dilorong lalu melihat si nenek hostel dan kaget
ternyata Hye Ja datang juga dan berpikir tidak akan pernah melihatnya
lagi. Hye Ja merasa Hee Won berpikir
dirinya sudah mati. Hee Won mengaku tak seperti itu dan merasa bersalah karena tidak
harus membuat lelucon seperti itu lalu mengajak masuk.
Hye Ja
melihat si kakek yang duduk sendirian di depan toilet, menatap jam tanganya
lalu akhirnya berjongkok depan kakek memberikan sapu tangan agar air liurnya tak
menetes lalu berjalan masuk toilet. Joon Ha akan ke toilet melihat si kakek.
“Pak,
apakah kau ingin menggunakan kamar mandi?” tanya Joon Ha. Tapi si kakek
langsung histeris melihat Joon Ha.
Joon Ha
binggung, saat itu Tuan Park datang meminta si kakek tenang dan mendorong masuk
ke toilet mengeluh sikap Joon Ha dengannya akhir-akhir ini.
Joon Ha
melihat Hye Ja berdiri didepan ruangan.
Hye Ja mengaku mungkin bertanya-tanya mengapa saya di sini setelah mengatakan akan berhenti. Ia pikir tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada
orang-orang di aula.
“Semua orang
di sini sangat menyukaiku... Aku pikir itu agak kasar untuk pergi tanpa
mengucapkan selamat tinggal. Jika aku tiba-tiba menghilang, mereka mungkin
merindukanku dan Mereka mungkin penasaran.” ucap Hye Ja.
“Kau akan
merindukanmu juga, kan? Baiklah kalau begitu. Aku telah mengucapkan selamat
tinggal kepadamu. Kita sudah beres, kan?
Maka aku akan pergi dan mengucapkan selamat tinggal kepada orang lain.” Ucap
Hye Ja berjalan pergi.
“Tinggallah
sampai malam... Aku akan membawamu pulang.” Kata Joon Ha. Hye Ja seperti tak
percaya kalau Joon Ha meminta agar tetap tinggal.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar