PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Seo Won
menemukan cumi untuk minum bir, lalu melihat Jung Rok yang pulang terlambat
lalu mengodanya kalau Habis berkencan dengan dewi alam semesta. Jung Rok
meminta Seo Won tak mengodanya agar menendangnya. “Bagaimana kalau bir dan cumi
bakar?” ucap Se Won. Jung Rok menolak memilih untuk masuk ruangan dengan wajah
bingung.
“Jika itu
yang dia inginkan, maka kucoba.” Kata Jung Rok lalu terus mencoba memanggil
Yoon Seo dengan panggilan Banmal.
Sementar
Seo Won membakar cumi diatas kompor merarasa kalau Luar biasa dan Terlihat
enak. Jung Rok akhirnya menatap foto Yoon Seo di ponselnya berlatih memanggil
dengan “Jin Sim-a.” Lalu mengelu kalau sema benar-benar sulit dipercaya.
“Kau
bersamanya sepanjang hari, namun di rumah pun masih memanggilnya....Cinta. Itu
cinta...” goda Se Won masuk ruangan.
“Kenapa
tak mengetuk? Kau Bisakah kemari sebentar?” kata Jung Rok. Se Won bertanya
kenapa.
“Apa kau
Mau menunjukan kepadaku foto pacarmu yang cantik?”ucap Se Won bersemangat.
“Tidak, ini
foto calon tempat tinggalmu... Oh, yang ini terlihat bagus...Kau dapat pindah
secepatnya.” Kata Jung Rok. Se Won mengeluh karena sedikit kejam. Jung Rok
pikir Se Won bisa Periksa tata letaknya.
“Semuanya
terlihat bagus, tapi biar aku yang coba mencarinya nanti. Semangat berlatihnya.”
Kata Se Won lalu keluar ruangan dan Jung Rok kembali berlatih.
Hae Young
dan Moon Hee melihat video di ponsel dan merasa asngat mengerikan. Yoon Seo
masuk pantry bertanya apa yang sedang mereka lihat. Hae Young memberitahu kalau Video ini diunggah
di situs online yang sering dikunjungi.
“Seseorang
merekam video gadis SMP melecehkan temannya. Apa kau Mau melihatnya?” ucap Hae
Young. Yoon Seo menganguk dan melihat beberapa orang sedang membully teman
lainya.
“Bukankah
terlalu kejam?” kata Yoon Seo. Hae Young dan Moon Hee merasakan hal yang sama.
Di luar
pantry
Eun Ji
kaget menerima telp kalau Putrinya di
kantor polisi. Tuan Lee mendengar dari tempat duduknya. Akhirnya Eun Ji sudah
sampai di Kantor Polisi Sangdo,
memperlihatkan video yang sedang beredar di internet.
“Apa Kau
bilang gadis ini adalah putriku?” tanya Eun Ji. Seo Jin menegaskan kalau itu
bukan dirinya.
“Itulah
yang dikatakan Jin Yi, tapi para penganiaya di sekolah yang juga melecehkan
gadis itu di video serta korban Park Min Joo semua bilang bahwa Jin Yi mengambil
bagian di dalamnya.” Jelas polisi.
“Itu
kebenaran! Selama ini dia mencuri uang putriku dan melecehkannya tanpa alasan. Kau
tak tahu betapa hancurnya aku. Uang yang dicurinya juga tak sedikit. Lalu Kau
habiskan untuk apa?” kata Nyonya Park , Ibu dari Park Min Joo
“Itu Bukan
aku.” Kata Seo Jin. Nyonya Park mengeluh tak percaya
“Beraninya
berbohong padaku! Kau Kecil-kecil sudah berani!” ucap Nyonya Park mengejek.
“Ibunya Min
Ju, aku mengerti kau kesal, tapi belum ada yang terbukti, jadi tolong jangan
berkata kasar.” Kata Eun Ji membela anaknya.
“Kau
bilang Belum ada yang terbukti? Anak-anak lain sudah bersaksi, dan dia ada di
dalam video.” Kata Nyonya Park
“Wajah si
pengganggu tak bisa dilihat dengan benar di video, jadi kau tak bisa menganggap
dia putriku Juga, putriku tak punya jaket seperti itu.” Kata Eun Ji. Nyonya
Park ingin menyela tapi Eun Ji lebih dulu berbicara.
“Kupikir
dia buka putriku, karena tak ada alasan dia melakukannya. Putriku tak akan
melecehkan dan mengganggu temannya seperti itu.” Ucap Eun Ji
“Permisi,
Bu Seo Jin... Itulah yang dikatakan oleh semua ibu dari pelaku intimidasi. Mereka
semua bilang bukan anak mereka. Tapi putrimu bersalah! Dia jahat dan kejam!”
kata Nyonya Park melotot marah
“Akan
kuperjelas, Bu Min Ju... Tolong jangan berkata kasar. Jika ada masalah, silakan
selidiki sesuai prosedur.” Tegas Eun Ji membawa anaknya pergi dan Nyonya Park
berteriak kalau akan menuntutnya.
Eun Ji
mengajak anaknya keluar dari kantor meminta anaknya untuk Jangan khawatir karena akan mengurus ini. Seo
Jin mengucapkan Terima kasih sudah mempercayainya. Eun Ji pikir Tidak perlu
berterima kasih padanya.
“Sudah
tugas seorang ibu untuk mempercayai anak-anaknya. Kau sudah terlambat, cepat
pergi.. Dan kau bisa Beli makanan jika lapar.” Ucap Eun Ji memberikan uang pada
anaknya.
“Baiklah.
Aku pergi, Ibu.” Kata Seo Jin lalu pamit pada ibunya. Eun Ji meminta anaknya
untuk Hati-hati.
Tuan Yeon
menerima telp dari Eun Ji meminta agar Jangan khawatir karena punya pengacara
jadi tak perlu begitu khawatir dan mengajak untuk bicarakan lebih detail besok.
Jung Rok yang duduk didepan Tuan Yeon bertanya Apa Eun Ji dalam masalah?
“Putrinya
Jin Yi dipanggil atas pembullyan di sekolah Sepertinya dia dijebak. Apa Bisakah
kau membantunya?” ucap Tuan Yeon. Jung Rok langsung menyetujuinya.
“Sungguh?
Tak terduga.” Kata Tuan Yeon. Jung Rok
mengeluh Tuan Yeon yang berpikir tentang dirinya.
“Kau Pemarah,
tapi juga berbakat... Oleh karena itu, tolong bantu dia. Keluarga Yang Biseo
hanya Jin Yi.” Kata Tuan Yeon. Jung Rok mengaku mengerti.
Eun Ji
membereskan pakaian di ruang tengah terlihat sangat marah karean Nyonya Park Beraninya
mereka mengatakan itu pada putrinya, lalu masuk kembali ke kamar anaknya sambil
mengeluh karena Seo Jin yang sulit untuk menggantung kembali pakaian.
Eun Ji
mengantung pakaian anaknya, lalu menemukan sebuah jaket putih yang
disembunyikan didalam koper, dan jaket itu sama seperti yang ada di video
pembullyan, wajahnya terlihat shock.
Akhirnya
Eun Ji keluar rumah mencoba menelp anaknya tapi tak diangkat, wajahnya terlihat
panik dan saat itu Seo Jin sedang mendorong temanya terlihat sangat marah. Temannya mengaku tak sengaja melakukannya.
Eun Ji shock melihat anaknya ternyata mendorong temanya dan Seo Jin hanya bisa
terdiam.
Eun Ji
terlihat sedih mengetahui tentang anaknya, Tuan Yeon meminta agar Eun Ji jangan
terlihat murung karean Kartu As kita sudah setuju untuk membantumu jadi tak
perlu khawatir. Yoon Seo juga menyakinkan kaalu Tidak perlu khawatir karean yakin
semuanya akan berhasil.
“Dari apa
yang kudengar, putrimu sudah dijebak.” Kata Jung Rok.
“Sepertinya
tidak dijebak.. Aku... Sepertinya aku tak membesarkannya dengan benar.” Cerita
Eun Ji sambil menangis. Jung Rok dan Tuan Yeon tak bias berkata-kata.
Akhirnya
Yoon Seo duduk dengan Eun Ji, Eun Ji menceritakan anaknya yang mengganggu temannya dan Ketika menanya dari mana jaket itu, Seo Jin
yanbg tak bisa menjawabnya. Ia pikir Seo Jin membelinya dengan uang dari
anak-anak lain.
“Aku
selalu merasa kasihan padanya karena tak bisa memberikan banyak, tapi aku yakin
aku mencintainya lebih dari yang bisa dilakukan orangtua lain.” Kata Eun Ji
menangis.
“ Aku tak
tahu tentang hal lain, tapi kupikir aku membesarkannya menjadi anak yang baik
dan tulus. Tapi bagaimana mungkin dia.... Bagaimana bisa dia melakukan itu?”
ucap Eun Ji tak percaya. Yoon Seo hanya mendengar lalu duduk di ruanganya
dengan wajah sedih.
Jung Rok,
Tuan Lee dan Tuan Yeon melihat video bersama. Tuan Yeon pikir Eun Ji melewati
begitu kesulitan membesarkannya. Jun Rok bertanya apakah yakin gadis berjaket
putih itu adalah Seo Jin Yi. Tuan Yeon
mengatakan dengan mempertimbangkan keadaan dan Eun Ji mengatakan hal seperti
itu.
“Jin Yi
secara konsisten menyangkal bahwa dia tak melakukannya. Dan biasanya dalam
situasi seperti ini, orang tua adalah yang paling kurang memiliki objektivitas.
Karena mereka tak dapat membantu tapi bereaksi secara emosional. Karena itu,
kita perlu fokus hanya pada fakta.” Jelas Jung Rok
“Perkataanmu
benar. Kita tak dapat mengkonfirmasi wajah penyerang dengan benar Dan
pernyataan Jin Yi adalah penyerang mungkin tak benar. Selama kita mengurus
kasus ini, kita seharusnya tak membuat prasangka apa pun bahwa klien kita
bersalah.” Ucap Tuan Yeon
“Kalau begitu,
seperti yang kau katakan, aku akan mendengarkan Jin Yi dan memikirkan ini dari
sudut pandangnya.” Kata Tuan Lee. Tuan Yeon setuju.
“Apa
boleh jika aku pergi bersama Oh Yoon Seo?” kata Tuan Lee melihat keluar
ruangan. Jung Rok pun memperbolehkanya.
Yoon Seo
dan Tuan Lee bertemu dengan Seo Jin di sekolah, Yoon Seo menceritakan kalau
sudah mendengar banyak tentang seo Jin dari Eun Ji dan selalu ingin bertemu
dengan lalu mengaku senang akhirnya bisa bertemu.
“Itu
Bukan aku... Aku benar-benar tak melakukannya.” Ucap Seo Jin
“Aku
tahu. Kami percaya padamu..... Jadi bisakah memberi tahu kami dengan jujur?
Korban menunjukmu sebagai orang pelakunya. Menurutmu kenapa dia melakukan itu? Apa
sebelumnya dia punya dendam padamu?” tanya Yoon Seo
“Aku bahkan
tak mengenalnya.”jawab Seo Jin. Yoon Seo ingin tahu dengan pengganggu lainnya
“Orang-orang
yang menyalahkanmu untuk semuanya. Apa Kau tak kenal mereka? Lalu bisakah
ceritakan mengenai jaketmu? Ibumu bilang dia tak tahu bagaimana kau
mendapatkannya.” Kata Yoon Seo
“Maaf,
tapi aku akan pergi sekarang. Bahkan ibuku tak percaya padaku. Apa lagi yang
bisa kukatakan?” kata Seo Jin melangkah pergi. Yoon Seo ingin mengejar tapi
Tuan Lee menahanya.
Seo Jin
berjalan masuk kelas dan beberapa temanya saling bergosip kalau Seo Jin yang
ada di video itu, tapi tak terlihat
seperti pengganggu dan seperti tak percaya.
Tuan Lee tiba-tiba mengejar Seo Jin dan memanggilnya.
“Kenapa
mengikutiku? Aku tak punya apa-apa untuk dikatakan lagi.” Ucap Seo Jin kesal
“Tapi
Kebetulan, apa kau... suka tteokbokki?” kata Tuan Lee. Seo Jin melonggo
binggung.
Yoon Seo
yang menunggu di ruangan melihat Tuan Lee datang langsung bertanya Bagaimana
hasilnya. Tuan Lee memberitahu Seo Jin
Yi terus menolak membicarakannya dan menurutnya Tapi anak Eun Ji itu bukan gadis yang akan melakukan hal seperti
itu.
“Ada
kemungkinan dia diancam juga.” Kata Tuan Lee. Yoon Seo kaget ingin tahu Diancam
Oleh siapa
“Apa Maksudnya
pelaku sesungguhnya?” tanya Yoon Seo. Tuan Lee pikir Itu sebabnya Seo Jin tak bisa bilang apa-apa
“Apa
mungkin ketika dia dijebak atau Karena takut?” tanya Yoon Seo.
Jung Rok
masuk ruangan berkomentar kalau Biasanya, ada dua alasan kenapa korban tak
menunjukkan si pelaku karena Mereka juga diancam oleh pelaku, atau jika tidak, mereka
ingin melindungi si pelaku. Ia pikir kasus Seo Jin Yi alasanya adalah yang
terakhir.
“Menurut
pernyataan dari orang tua korban, korban menderita intimidasi terus menerus di
sekolah. Jadi untuk memeriksa apa itu benar Aku memeriksa CCTV setiap kali Jin
Yi dan korban bersama.” Ucap Jung Rok
Flash
Back
Jung Rok
dan Eun Ji melihat rekaman video lainya saat ditempat les dan terlihat wajah si
pelaku. Eun Ji melihat wajah gadis yang bertarung dengan Jin Yi di depan
sekolah dan tak percaya karena berpikir Jin Yi mengganggunya.
Akhirnya
Eun Ji menunggu di depan sebuah tempat les, seorang anak dengan angkuh bertanya
siapa ahjumma yang menunggunya. Eun Ji mengaku sebagai ibu Seo Jin Yi dan
mengaajk untuk berbicara sebentar.
Jung Rok
memberitahu kalau Pelakunya adalah Park Seon Yeong, yaitu teman dekat Jin Yi sejak kecil Tapi pada titik
tertentu, Seo Yeong mulai bergaul dengan pengganggu lainnya dan mulai berubah.
Tuan Lee dan Yoon Seo terlihat kaget mendengarnya.
“Dia
meminjam jaket Jin Yi dan menyerang korban. Video itu menyebar di internet, dan
si pelaku menjebak pemilik jaket yaitu Jin Yi karena dia takut dihukum.” Cerita
Jung Rok
“Kalau
begitu, alasan Jin Yi tak mangatakannya...” kata Yoon Seo
“Mereka
teman dekat dari kecil. Dan dia masih memiliki kasih sayang untuknya. Kupikir
Jin Yi sedang menunggu sampai dia mengaku Karena jika dia sudah mengaku, polisi akan
mengakhiri penyelidikan internal. Mereka akan memvonis atas tuduhan penyerangan
yang sesuai.”jelas Jung Rok. Yoon Seo pun bisa mengucap syukur tapi Tuan Lee
terlihat gelisah.
Eun Ji
sedang minum kopi di pantry, Tuan Lee masuk menatapnya. Eun Ji bertanya apa ada
sesuatu yang ingin dikatakan. Tuan Lee mengaku sudah berjanji pada Jin Yi akan
merahasiakan ini Tapi berpikir Eun Ji itu harus tahu.
“Ternyata,
Jin Yi kadang bertemu dengan ayahnya.” Akui Tuan Lee. Eun Ji terlihat kaget.
Eun Ji
pulang melamun mengingat ucapan Tuan Lee dan melihat anaknya yang bertemu
dengan ayahnya.
“Aku tak
akan menemui Ayah mulai sekarang. Aku tak ingin berbohong kepada Ibu dan tetap
bertemu seperti ini jadi Sepertinya ini tak benar.” Ucap Seo Jin Yi pada ayahnya.
Flash Back
Tuan Lee
memberitahu kalau Jaket itu pun, Seo Jin Yi bilang ayahnya yang beli. Eun Ji
kaget mendengarnya karena telah mencurigai anaknya,dan heran karena Seo Jin tak
memberitahuku. Tuan Lee menceritakan kalau Seo Jin khawatir Eun Ji yang mungkin
terluka.
“Itu sebabnya
dia tak bisa memberitahumu dengan jujur. Dia tak bisa bilang apa-apa mengenai
bertemu ayahnya atau dijebak oleh teman dekatnya. Ini Pasti sangat sulit bagi
Jin Yi.” Cerita Tuan Lee.
Eun Ji menatap
dari kejauhan anaknya dengan tatapan sedih lalu berjalan mendekati anaknya,
bertanya apakah sudah selesai bertemu ayahnya. Seo Jin kaget ibunya mengetahuinya.
Eun Ji mengaku sedang jalan lalu melihat anaknya sedang bersama Ayah. Seo Jin
tak bisa menjelaskan.
“Maafkan
aku, Ibu.” Kata Seo Jin. Eun Ji pikir Seo Jin tak perlu memint maaf.
“Ayah adalah
orang yang menyakiti Ibu... Kau pasti membencinya. Maaf bertemu dengannya di
belakangmu.” Ucap Seo Jin. Eun Ji pikir tak masalah
“Ibu 'lah
yang minta maaf. Kau pasti membutuhkan ayahmu, tapi Ibu tak paham perasaanmu.
Ibu membuatmu sangat menderita... Maafkan Ibu. Dan... Maaf karena tak
mempercayaimu sampai akhir. Maaf, putriku.” Ucap Eun Ji lalu memeluk erat
anaknya. Keduanya menagis bersama.
Seo Jin
memberikan cookies pada teman-teman ibunya sambil mengucapkan terimakasih. Tuan
Yeon melihat kalau kuenya sangat lucu dan Seo Jin Tidak perlu untuk melakukan
ini. Seo Jin pikir Begitu banyak masalah gara-gara dirinya.
“Aku
merasa berterima kasih dan minta maaf.” Kata Seo Jin. Tuan Yeon pikir kenapa harus meminta maaf.
“Orang-orang
di sini menerima bantuan banyak dari Ibumu sepanjang waktu. Dibandingkan dengan
apa yang Ibumu lakukan untuk kita, ini bahkan tak sebanding. Jadi kau tak perlu
meminta maaf.” Kata Tuan Yeon. Seo Jin menganguk mengerti.
“Dan
Juga, kedepannya, jangan lakukan apa pun untuk membuat Ibumu kesal. Kau tahu seberapa besar ibumu mencintaimu,
kan?” ucap Tuan Yeon. Seo Jin mengaku tahu dengan baik. Tuan Yeon dkk terus melihat
cookies yang sangat lucu.
Tuan Yeon
memastikan pada Manager Gong kalau Tak ada masalah pada Yoon Seo begitu juga
pada Kwon Jung Rok itu lagi. Manager Gong mengatakan kalau Yoon Seo baik-baik saja akhir-akhir ini. Tuan
Seo pikir kasihan Yoon Seo bertemu pemarah seperti itu.
“Apa kau
tahu yang paling membuat orang stres di tempat kerja? Stres karena bos. Mereka
semua harus akur, tapi mereka terus-menerus bertengkar dengan bawahan mereka padahal
bukan sesuatu yang penting. Menyebalkan....” Kata Tuan Yeon
“Yah.. Menjengkelkan. Aku sangat setuju denganmu, CEO
Yeon.” Kata Manager Gong menatap bosnya. CEO Yeon seperti sudah salah bicara.
“Omong-omong,
apa kau tak punya baju lagi? Kau memakai baju yang sama dua hari lalu”komentar
Tuan Yeon
“Begitukah?
Ingatanmu luar biasa, CEO Yeon... Kau lebih luar biasa.”puji Manager Gong
“Apa kau
akan mengenakan kemeja 30.000 won itu selama 30.000 tahun? Apa Kulitmu sudah
menyatu? Kau harus memikirkan reputasi perusahaan kita. Kau lebih baik beli
baju.” Ucap Tuan Yeon. Manager Gong mengerti dan minum kopinya tak terasa
panas.
“Kenapa
berkumur dengan kopi? Maksudku, caramu menyeruputnya... Aku benci kalau orang
membuat suara ketika minum atau makan. Jangan lakukan itu lagi.”keluh Tuan Yeon
Manager
Gong menganguk mengerti dengan tatapan dingin. Tuan Yeon bertanya apa ada
masalah. Manager Gong mengelengkan
kepala, Tuan Yeon akhirnya minum kopi dan melakukan hal yang sama karena
kopinya masi panas.
“CEO Yeon
, seseorang mengirim hadiah untuk Oh Yoon Seo.” Ucap Sek-nya. Tuan Yeon tak
percaya lalu menyuruh untuk menaruh dimeja.
“Astaga,
sudah lama Yoon Seo tak mendapat hadiah. Aku tak tahu dia masih punya penggemar
setia.” Kata Manager Gong bersemangat lalu membuka kotak hadiah.
“Hei,
bukankah ini sesuatu yang dia kirim terus menerus?” tanya Tuan Yeon panik
melihat tanaman.
Manager
Gong membenarkan, Tuan Yeon panik bertanya dimana Lee Kang Joon. Manager Gong
tahu kalau sekarang Kang Jon tinggal di
AS.Seorang pria berjalan dibandara dengan sikap angkuhnya, dan terlihat ada
banyak pengawal dan pegawai yang menjaga dan menyambutnya.
Kang Joon
duduk di kursi belakang, Sek-nya menjelaskan Berbeda dengan industri baja yang
sedang mengalami kemerosotan, Jeguk Biotech terus menunjukkan tanda-tanda
keuntungan dan Tujuan mereka adalah untuk menaikkan 30 persen dari harga saham
saat ini pada akhir tahun.
Kang Joon
seperti tak mendengarnya hanya menatap tabnya lalu berkomentar “Dia baik-baik
saja.” Terlihat foto Yoon Seo sedang berjalan dengan Jung Rok dan terlihat
bahagia.
Jung Rok
sedang berkerja tersadar dengan Yoon Seo yang terus menatapnya lalu bertanya
kenapa menatapku seperti itu. Yoon Seo beralasan Karena Jung Rok sangat tampan.
Jung Rok heran karena Yoon Seo tiba-tiba mengatakan hal itu.
“Aku
selalu menghormatimu setiap kali kau memenangkan kasus. Pekerjaan pengacara,
kupikir sangat keren. Sejujurnya, aku sekolah hukum bukan karena tertarik. Sebenarnya aku membuat debutku ketika masih
SMA. Tapi ayahku benar-benar menentangnya.” Cerita Yoon Seon
“Dia khawatir
mungkin aku akan terluka karena industri hiburan sangat keras. Tapi aku tetap
bersikeras mengejar karirku sebagai aktris, dan saat itulah dia menyuruhku sekolah
hukum.Dia bilang, akan merestui jika aku masuk sekolah hukum.” Ujar Yoon Seo
“Itulah
cara dia mengatakan "Takkan kubiarkan kau bekerja sebagai aktris".Seperti
itu... Tapi itu tak mungkin... Lagian aku tak pandai belajar juga... Tapi aku
belajar sangat keras dan akhirnya diterima di sekolah hukum.” Kata Yoon Seo
“Seperti
yang sudah kukatakan, aku benar-benar pandai menghafal. Tapi karena aku masuk
ke sana dengan tujuan yang salah, jadi tak kutemukan kesenangan. Itu sebabnya
aku berhenti sesudah satu semester. Tapi jika aku tahu betapa kerennya
pekerjaan ini, aku akan belajar lebih keras.” Ucap Yoon Seo
Yoon Seo
mengaku terus menyesal belakangan ini. Jung Rok pikir Sekarang pun belum
terlambat Jika Yoon Seo ingin belajar hukum maka akan membantunya dan selain
itu juga Yoon Seo yang mulai bekerja di
firmah hukum karena ingin belajar mengenai pekerjaan itu. Yoon Seo terlihat
binggung.
“Pengacara
Kwon.. Bagaimana kalau kau, aku, dan Yoon Seo pergi minum sesudah bekerja?” kata Tuan Yeon. Keduanya
binggung.
“Ini Karena
masalah Pengacara Yang.. Aku berterima kasih karena kau membantunya tanpa dibayar.
Aku ingin mentraktir kalian, jadi sudah mereservasi tempat. Tapi Tuan Lee
rupanya tak bisa. Jadi kita bertiga harus minum tanpa dia. Apa kau Setuju?”
ucap Tuan Yeon.
Jung Rok
setuju. Tuan Yeon bertanya apakah Yoon Seo juga setuju. Yoon Seo binggung
menatap Jung Rok akhirnya menyetujuinya. Tuan Yeon pun pamit pergi dan akan ketemu
lagi nanti.
Yoon Seo
pikir Mungkin seharusnya tak setuju karena tak dalam kondisi baik. Jung Rok
pikir akan pergi menggantikannya. Yoon Seo tak percaya mendengarnya bertanya
apakah Jung Rok bisa minum alkohol. Jung Rok mengaku tak bisa minum banyak,
“tapi aku
tak suka muntah di depan orang lain. Jadi aku selalu tetap waspada dan
memastikan tak pernah minum melebihi batasku. Dengan kata lain, aku benar-benar
pandai mengendalikan diri. Sampai kini,
sekali pun tak pernah tak sadarkan diri sepanjang hidupku.” Kata Jung Rok
yakin.
Tapi baru
saja beberapa gelas Jung Rok sudah mulai tak sadar bertanya apakah Tuan Yeon
kenal Thomas Hobbes. Tuan Yeon terlihat binggung, Jung Rok memberitahu kalau
Thomas Hobbes, seorang filsuf. Tuan Yeon dan Yoon Seo saling menatap binggung.
"Kondisi
manusia adalah kondisi perang setiap orang terhadap orang lain." Itu yang
dia katakan. Aku tak bisa setuju dengan pernyataan itu. Terutama, pernyataannya
soal membatasi minat individu untuk kepentingan publik...” ucap Jung Rok
“Pengacara
Kwon.. Aku tak tahu apa aku di sini untuk minum atau berdebat. Mari berhenti
bicara soal Hobbes.”kata Tuan Yeon. Jung Rok setuju.
“Lalu
mari kita mulai berbicara mengenai "actio libera in causa". “ kata
Jung Rok. Yoon Seo melonggo.
“Tentu,
terdengar menyenangkan. Siapa dia? Mantan pacarmu? Itu nama yang tak biasa.” Kata
Tuan Yeon. Yoon Seo panik
“Menciptakan
kondisi pertahanannya sendiri. "Actio libera in causa". Pasal 10,
ayat 3 Hukum Pidana. Jika seseorang secara sengaja atau tak sengaja menimbulkan
gangguan mental dan membuat diri mereka dalam masalah atau melakukan kejahatan,
Menurutmu apa tepat bagi mereka untuk dihukum? Bagaimana menurutmu, CEO Yeon?”
kata Jung Rok.
“Bagaimana
bisa kau masih membosankan, tak menyenangkan bahkan saat mabuk sekali pun?”
keluh Tuan Yeon.
“Apa dia
seperti ini setiap kali mabuk?” tanya Yoon Seo. Tuan Yeon mengaku ini kali
pertama melihatnya mabuk.
“Pengacara
Kwon, kenapa minum sangat banyak hari ini?” tanya Tuan Yoon.
“Aku
minum mewakili Oh Jin Sim.. Itu sebabnya aku minum banyak. Oh Jin Sim bilang dia
tak enak badan hari ini.” Kata Jung Rok. Yoon Seo terlihat panik.
“Kenapa minum
untuknya hanya karena dia sedang tak enak badan? Kau biasanya sangat berhati
dingin dan tanpa ampun. Jadi kenapa kau.. ah...Kurasa dia khawatir mungkin aku
tak bisa bekerja besok jika kondisiku semakin buruk.” kata Tuan Yeon. Jung Rok
tiba-tiba merasa mual dan bergegas pergi ke toilet.
“Kupikir dia
memberimu waktu yang sulit, tapi dia peduli padamu. Dulu saat kau memberitahuku
bahwa Pengacara Kwon mengajarimu banyak
hal dan penuh perhatian, maka aku tak percaya. Aku tak ingin mempercayainya.” Cerita
Tuan Yeon
“Tapi
melihat cara dia minum mewakilimu dengan kepribadian dinginnya itu, Kurasa dia
benar-benar peduli padamu. Sepertinya kalian menjadi sangat dekat.” Komentar Tuan
Yeon. Yoon Seo pikir seperti itu
“Aku
mulai berpikir bahwa Pengacara Kwon mungkin merasa sedih sesudah kau
meninggalkan firma. Omong-omong, Apa kau sudah mempersiapkan diri dengan baik
untuk drama?” tanya Tuan Yeon. Yoon Seo menganguk,
“Ketika
pertama kali kudengar kau mempersiapkan untuk akting sebagai pengacara dalam
sebuah drama baru, Ketika pertama kali mendengar itu... Kau akan bekerja dengan
kami selama tiga bulan, hatiku hampir meledak Karena terlalu gembira.” Akui Tuan Yeon
“Padahal
baru saja berkenalan, tapi kau akan segera pergi. Kau hanya punya satu bulan
tersisa. Waktu berlalu begitu cepat, kan? Aku sudah menutup mulutku, jadi hanya
aku yang tahu rahasia ini. Tapi ketika kau kembali berakting dan muncul sebagai
pengacara dalam sebuah drama, orang-orang di firma akan terkejut. Bahkan pengacara
Kwon pun pasti sangat terkejut” kata Tuan Yeon. Yoon Seo seperti tak enak hati.
Yoon Seo
pergi ke toilet menerima pesan dari Eun “Yoon Seo, terima kasih.Semuanya
berhasil berkatmu.” Yoon Seo pun membalasnya “Sejujurnya aku tak berbuat
banyak. Omong-omong, syukurlah semuanya sudah beres.
“Putriku
dan aku berjanji untuk tak pernah menyimpan rahasia di antara kita lagi.
Orang-orang terdekat seharusnya tak menyimpan hal-hal seperti itu.” Tulis Eun
Ji. Yoon Seo terdiam karena menyimpan rahasia pada Jung Rok.
Yoon Seo
memberikan minum untuk Jung Rok memastikan baik-baik saja. Jung Rok mengaku
baik-baik saja sambil minum air. Yoon Seo tak percaya kalau Jung Rok masih
bersikap serius bahkan ketika sedang mabuk dan juga berbicara dengan cara yang
sama.
“Apa Aku
seperti itu?” tanya Jung Rok seperti tak percaya. Yoon Seo mengikuti cara
bicara Jung Rok.
“Walau
begitu, aku melihatmu mabuk seperti ini. Aku senang bisa melihat sisi baru
dirimu” ucap Yoon Seo
“Aku juga
senang... Aku senang bisa mengenal sisi barumu setiap hari. Aku mendengar
mengenai kesulitanmu dan melihat betapa cantik dan menggemaskannya kau sebagai
aktris. Aku senang melihat, mendengar, satu per satu sisi barumu.” Akui Jung Rok
“Tapi,
Aku... belum menceritakan semuanya. Ada beberapa hal yang belum kukatakan.
Itu... Aku tak merahasiakannya untuk menyembunyikan kebenaran. Oleh karena
itu... Ah..Tidak...” kata Yoon Seo enggan memberitahu.
Ia
mengalihkan pembicaraan dengan mengajak Jung Rok masuk karena udara yang
dingin. Jung Rok menahan tangan Yoon Seo
mengaku tak masalah dan Yoon Seo Tak harus mengatakan. Ia pikir jika Yoon Seo menyimpan rahasia, dirinya tak
peduli.
“Jika kau
melakukannya demi kebaikanmu, maka aku takkan mempermasalahkan itu.” Ucap Jung
Rok lalu memeluk Yoon Seo
“Aku
menyukaimu... Kubilang aku menyukaimu, Oh Jin Sim. Sekeras apa pun kupikirkan, aku
tak ingin poinku dikurangi...” kata Jung Rok.
Yoon Seo
tak percaya mendengarnya, keduanya saling menatap dan berpelukan. Saat itu
seseorang seperti melihat keduanya dari kejauhan, Kang Joon duduk didalam mobil
seperti tak ingin keduanya bersatu.
Bersambung
ke episode 10
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar