PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Eun Ho
sedang memberikan kuliah pada mahasiswa tentang Para penulis mulai mempelajari
cara merilisnya dan sifat semua genre ini. Dengan berusaha mengimbangi perubahan
tren. Pesan dari Hae Rin pun masuk “Eun-ho... Dan Yi.. mengundurkan diri.”
“Apa
maksudmu Dan-i mengundurkan diri? Katakan
apa yang terjadi, Hae-rin.” Ucap Eun Ho bergegas keluar dari kampus dengan wajah penuh amarah.
“Itu...Sesuatu
terjadi di pagi hari.” Kata Hae Rin gugup.
Flash Back
Dan Yi
masuk ke kantor dengan wajah gugup lalu menyakinkan agar Bersikaplah seakan tak ada apa pun, Berani
dan Tidak usah malu. Akhirnya Ia masuk ruangan Nyonya Seo menyapa dengan
melambaikan tanganya, tapi suasana terasa canggung.
Ji Yool
dan Park Hoon pun menyapa Dan Yi, Hae Rin juga berusaha untuk santai dengan
berkomentar Hari ini hangat sekali. Dan Yi membenarkan lalu mencoba membantu
pegawai yang ingin fotokopi. Tapi Tuan Park menolak karena menurutnya tidak
sulit.
Saat di
Pantry, Dan Yi melihat Sang Il kehabisan teh dan akan mengisinya. Sang Il tak
ingin membuat Dan Yi berkerja mengambil Jus dari kulkas saja. Nyonya Seo
melihat dari kejauhan seperti tak enak hati karena semua jadi tak ingin
menyuruh Dan Yi seperti biasanya.
“Dan Yi..
Kemari sebentar... Kau Bawa ini ke Pak Jo di Departemen Sastra Asing... Aku ada
rapat dengan Bu Go saat ini.” Ucap Tuan Bong akhirnya menyuruh Dan Yi. Dan Yi
pun dengan senang hati pergi membawa berkas.
Setelah
Dan Yi pergi, Tuan Bong langsung memarahi semua pegawai sambil mengeluh dengan
sikap mereka yang berbeda dan sudah sering bilang untuk bersikap lebih
manusiawi selain itu mereka tak
melakukannya dengan sengaja.
“Ini
tempat kerja kita... Bukankah katamu kau teman Dan Yi?” ucap Tuan Bong pada
mantan istrinya.
“Itu
alasanku memintanya dipindahkan ke timku. Dan Itu usulku. Jadi Urus urusanmu
sendiri. Paham? Hatiku sudah bersedih untuknya.” Kata Nyonya Seo
“Ji Yool
dan Hoon, kalian juga. Kalian masuk perusahaan ini bersama.” Kata Hae Rin
memarahi dua junironya.
“Karena
itu terasa lebih buruk... Dia jauh lebih kompeten dari kami.” Kata Park Hoon
“Posisi
kami pegawai tetap, tapi dia pegawai kontrak. Aku merasa merampas yang
seharusnya dia miliki.” Ucap Ji Yool sedih
“Aku tahu
kalian semua akan agak tak nyaman bersamanya, tapi Pak Cha tak akan putus
kontraknya. Kalian kenal dia, 'kan? Dan kontraknya pun masih lama. Jadi
Bersikaplah biasa. Paham? Seperti tak ada apa-apa. Ayo Jangan berkumpul.” Tegas
Tuan Bong meminta mereka kembali ke tempat masing-masing.
Dan Yi diluar
ruangan mendengar pembicaran rekan kerjanya, Hae Rin kaget saat keluar ruangan
melihat Dan Yi berdiri tak jauh dari pintu. Dan Yi mengaku Pak Bong memberikan dokumen
yang salah. Hae Rin melihat Tuan Bong memberikan pesanan produksi.
“Dan Yi,
ayo makan siang bersama. Aku tahu tempat yang jual sup kimchi lezat.” Ucap Hae
Rin penuh semangat. Dan Yi pun dengan senang hati menganguk setuju.
“Hae-rin,
bukankah kau akan temui Penulis Park Seong-yong makan siang ini? Ajak Pak Bong
dan Bu Seo. Buat dia tanda tangani kontrak.” Kata Tuan Kim tiba-tiba datang.
Hae Rin
menganguk mengerti, Tuan Kim masuk seperti tak mempedulikan Dan Yi. Hae Rin meminta maaf karena lupa tentang
rapat makan siang. Dan Yi pikir tak masalah karena mereka bisa makan besok
saja
Dan Yi
akhirnya makan ramyun sendirian diluar kantor, Sementar Nyonya Go sedang
membaca buku diruangan menerima telp dari Tuan Lee dengan ramah menyapanya,
lalu dikagetkan kalau buku Tuan Lee yang masih dijual di toko buku.
Dan Yi
baru pulang, Ji Yool menyapa apakah Dan Yi sudah makan siang. Nyonya Go
tiba-tiba datang melempar buku memarahi Song Il yang tak becus berkerja. Song
Il binggung dan kaget.
“Apa Kau
beri tahu Tim Penjualan bahwa Pak Lee tak membarui kontraknya?” ucap Nyonya Go
marah. Song Il binggung
“ Apa kau
beri tahu mereka bahwa kita tak lagi cetak buku Lee Jeong-seop? Dia sudah lama
menandatangani perjanjian pemutusan kontrak, tapi bukunya masih dijual. Dia
melihatnya dan meneleponku untuk minta penjelasan.” Kata Nyonya Go marah.
“Apa Kita
tak lagi mencetak buku Lee Jeong-seop? Aku tak pernah diberi tahu. Kupikir
kontraknya diperbarui dan mencetak tambahan 5.000 eksemplar.” Ucap Tim
pemasaran. Tuan Bong kaget dan panik.
“Kita
dalam masalah besar.” Ucap Tuan Bong, Dan Yi hanya diam saja, suasana sangat
tegang.
“Jawab...
Apa Kau kirim pemberitahuan atau tidak?” kata Nyonya Go
“Aku
mengirimkannya dan Kuminta Dan-i melakukannya Apa kau ingat? Aku memintamu
mengirimkan laporan tentang pemutusan kontrak ke Tim Penjualan.” Ucap Song Il
menyalahkan Dan Yi.
“Aku tak
pernah menerima...” kata Dan Yi binggung tapi Dan Yi menyela kalau pernah
meminta untuk mengurusnya sebelum acara
baca buku Nona Yoo.
“Maaf.
Aku tak ingat...” kata Dan Yi terlihat shock. Song Il makin menyalahkan Dan Yi
yang lupa.
“Aku
paham, acara baca buku adalah acara penting, tapi seharusnya kau bereskan
dahulu.” Kata Song Il. Dan Yi mengaku kalau Bukan seperti itu tapi memang sungguh
tak ingat. Nyonya Go menatap Dan Yi
“Song
Yi.. Kau harusnya periksa lagi dan pastikan sebagai penanggung jawab. Kenapa
minta pegawai kontraklakukan hal penting begitu? Untungnya, Pak Lee orang yang
baik. Kau tahu ini bisa menjadi tuntutan hukum, 'kan?”ucap Nyonya Go seperti
bisa mengerti.
“Dan-i
jelas bilang...” kata Song Il membela diri, Hae Rin hanya diam saja.
“Pertama-tama,
telepon Pak Lee dan minta maaf padanya. Aku sendiri yang akan bicara dengan Tim
Penjualan.” Tegas Nyonya Goo lalu masuk ke ruangan.
Dan Yi
hanya diam saja, Ji Yool merasa kasihan ingin mendekat tapi Park Hoon memberi
kode agar tak mendekat. Sementara tim pemasaran heran Buku itu sudah cetakan
ke-13. Kenapa diputuskan tak dicetak ulang. Tuan Bong menjelaskan Waktu berubah dan Ada banyak masalah dengan
buku itu karena unsur patriarki.
Hae Rin
pikir Dan Yi tak enak hati akhirnya mengajukan pengunduran diri. Eun Ho bertanya
apakah Dan Yi sudah keluar dari kantor. Hae Rin memberitahu Dan Yi sedang
berkemas.
Di
ruangan Tuan Kim menerima SURAT PENGUNDURAN DIRI bersama dengan Nyonya Go
wajahnya terlihat kebingungan. Nyonya Go pikir
mustahi untuk memutus kontraknya karena Pak Cha dan Mungkin ini yang
terbaik.
“Pada
saat begini, aku benci menjadi pimpinan perusahaan.” Ucap Tuan Kim kesal.
Dan Yi
sudah membawa kardus meminta maaf tiba-tiba meninggalkan perusahaan dan
mengucapkan Terima kasih atas bantuan Tuan Bong selama berkerja. Tuan Bong
menganguk mengerti
“Aku akan
bicara dengan Pak Cha dan tetap berhubungan denganmu. Kita harus makan
bersama.” Ucap Tuan Bong. Dan Yi menganguk mengerti. Saati itu juga Nyonya Go
melihat dari kejauhan.
Ji Yool
terlihat sedi mengucapkan selamat tinggal. Dan Yi berpesan agar Ji Yool Bekerja
keras. Ji Yool menganguk karena itu pasti dikerjakan. Dan Yi pun pamit dengan Nyonya Go dan juga
Nyonya Seo yang terlihat sedih dan akhirnya keluar dari ruangan.
Hae Rin
sudah menunggu didepan lift, Dan Yi sempat menatap lalu akhirnya masuk bersama.
Hae Rin ingin membantu dengan membawakan kardus, tapi Dan Yi menolaknya. Hae RI
memaksa untuk membantu dan akan menemaninya sampai ke halte.
“Terima
kasih, Nona Song... Kau sungguh menyemangatiku. Berkatmu, aku merasa lebih
baik.” Ucap Dan Yi
“ Aku
akan menghubungimu.. Kau harus menjawab teleponku. Paham?” ucap Hae Rin. Dan Yi
menganguk mengerti.
Akhirnya
mereka sampai depan gedung, Dan Yi mengambil kardusnya meminta Dan Yi sudah
cukup membantunya karena bisa sendiri. Hae Rin tetap ingin mengantar Dan Yi sampai
halte. Dan Yi tahu Hae Rin itu ada rapat jadi menyuruh untuk masuk lebih dulu.
“Terima
kasih atas kerja kerasmu.” Ucap Hae Rin. Dan Yi mengaku banyak belajar dari Hae Rin.
“Kau
bekerja sangat keras. Terima kasih.” Kata Hae Rin. Dan Yi pikir tak masalah dan
juga mengucapkan terima kasih lalu berjalan pergi.
Eun Ho
akhirnya sampai di parkiran dan bergegas masuk gedung tak sengaja bertemu
dengan Hae Rin didepan lift langsung menanyakan keberdaan Dan Yi. Hae Rin
memberitahu Dan Yi Baru saja pergi dan mungkin ada di halte.
Eun Ho
langsung berlari dengan cepat, Hae Ri menatap binggung seperti merasakan Eun Ho
yang sangat menyukai Dan Yi. Sementara Dan Yi hanya menangis sendirian di
Halte. Eun Ho akhirnya melihat Dan Yi yang akan naik bus lalu berteriak
memanggilnya.
Dan Yi
menatap Eun Ho hanya terdiam memegang kardusnya. Eun Ho berlari menghampiri Dan
Yi mengetahui kalau baru saja berhenti lalu mengambil kardus lalu memeluknya.
Dan Yi yang tadi menghapus air matanya tak bisa menahan rasa sedihnya menangis
dipelukan Eun Ho.
Park Hoon
masuk rumah dengan wajah sedih, sementara Ji Yool sibu menghitung Biaya bus
1.250 won dan total biaya ke kantor dengan bus adalah 2.500 won per hari dan
ada 20 hari kerja sebulan jadi 50.000 won untuk transportasi saja.
“Aku juga
harus minum kopi, menonton bioskop dan makan dengan teman-temanku.”ucap Ji
Yool. Park Hoon menambah Biaya sewa.
“Biaya
sewa 500.000 won per bulan.” Kata Ji Yool mencatat bdibuku
“Jangan
lupa biaya telepon. Lalu air, listrik, gas, dan biaya lainnya” kata Park Hoon.
Ji Yool heran kenapa ia harus bayar
“Kau
bilang akan bayar sewa jika aku tidur di sauna.” Ucap Park Hoon. Ji Yool
mengerti harus membayar 500.000 won.
“Mari
cari cara untuk hidup bersama dengan membagi dua uang sewa.”ajak Park Hoon. Ji
Yool tak yakin kalau bisa seperti itu.
“Ya, aku
sama sekali tak tertarik padamu.” Kata Ji Yool yakin mnatap Park Hoon lalu
sibuk menghitung pengeluaran
“Apa kau
masih biasa? Tapi Aku tak bisa.. Aku sangat tertarik padamu.” Ucap Park Hoon
tiba-tiba mendekat untuk mengoda.
“Kau
bilang aku tampak tua.” Kata Ji Yool terlihat gugup tapi mencoba santai.
“Aku tak
peduli. Kau sangat cantik.Bahkan Luar biasa cantik.” Ucap Park Hoon memuji dan
wajahnay terlihat sangat dekat.
Park Hoon
hanya menatap sedih tempat sauna untuk malam hari, Sek Ibu Ji Yool memberitahu
majikanya kalau Park Hoon yang Dmasih tidur di sauna lalu pulang saat pagi dan
kembali ke sauna sepulang kerja dan utu rutinitas hariannya belakangan ini.
“Sudah
kuduga... Sangat jelas Ji Yool tak akan pernah suka pada pecundang sepertinya.”
Ucap Ibu Ji Yool bahagia. Sek bertanya apa yang akan mereka lakukan.
“Biarkan
saja... Dia sebentar lagi kembali... Ji Yool tak bisa hidup tanpa uang. Aku
yang paling mengenal putriku.” Kata Ibu Ji Yool yakin.
Eun Ho
membaca buku diatas tempat tidur dengan Dan Yi "Kita semua adalah bintang yang
menjelajahi alam semesta. Bintang yang hilang dan berakhir di sini setelah
menjelajahi alam semesta yang luas.”
“Tidak,
tak benar. Kita adalah bintang yang bertemu di sini, pada saat ini karena kita
sudah lama saling merindu dan menanti.” Ucap Dan Yi
“ Itu menjadikan
kita bintang ajaib. “ kata Eun Ho menatap Dan Yi dengan penuh cinta.
“Bintang
yang menjelajah melintasi angkasa hanya berkelip Mereka tak pernah sedih atau
kesepian." Kata Dan Yi
"Namun,
kita bintang yang sesekali kesepian dan sedih. Bintang yang punya
penyesalan."balas Eun Ho
"Dan
itu menjadikan kita bintang yang indah." Aku suka buku ini.” Kata Dan Yi
Eun Ho
tak bisa menahan perasaanya menyuruh Dan Yi pergi karena harus tidur alu
mengucapkan Selamat malam. Dan Yi pun langsung membaringkan kepalanya seperti
menahan gugup saat membaca buku AKU
INGIN MEMBERIKAN PEMIKIRAN PALING BRILIAN
“Aku sangat
tak suka saat wajahku merona. Kurasa aku bermasalah. Ini pasti penyakit. Aku
yakin itu.” Ucap Dan Yi terlihat keluar kamar dengan wajah memerah menyandarkan
ke dinding.
Dan Yi
terbangun dari tidurnya dengan alarm lalu panit karena akan telat masuk kantor
lalu teringat kalau sudah berhenti berkerja. Akhirnya Dan Yi keluar dari kamar
sudah berdandan rapi, Eun Ho menyapanya bertanya apakahTidurnya nyenyak. Dan Yi
menganguk lalu melihat meja makan.
“Apa Kau
tak tersentuh? Aku masak untuk pacarku.” Ucap Eun Ho bangga. Dan Yi tak percaya
Eun Ho memasak semuanya
“Tumis
teri dan kimchi ada di kulkas. Kau pasti sangat bahagia punya pacar sepertiku.”
Kata Eun Ho. Dan Yi melihat makanan yang dibuat Eun Ho enak.
“Katakan
yang mana maumu.” Ucap Eun Ho sambil memberikan lauk untuk pacaranya. Dan Yi
terlihat binggung.
“Nomor
satu... Pacar yang menunjukkan seberapa besar cintanya dengan uang.” Kata Eun
Ho memberikan kartu kreditnya.
“Bisakah
aku beli semua yang kumau?” tanya Dan Yi penuh semangat. Eun Ho memperbolehkan
membeli apapun.
“Nomor
dua... Pacar yang membalas dendam demi kau.” Kata Eun Ho. Dan Yi ingin tahu
caranya.
“Sederhana,
aku pergi kerja, lalu telepon Pak Kim, dan berkata, "Aku penulis top, Cha
Eun-ho. Aku ingin membatalkan semua kontrak bukuku, Seri Kontrak Berdarah, seri
Semesta, juga seri Orang-orang. Semuanya...” kata Eun Ho yakin
“Lalu Aku
pindahkan hak penerbitan ke Wolmyeong, sainganmu! Tidak ada lagi kontrak dengan
Gyeoroo." Aku akan tegas. Perusahaan akan kacau setidaknya sebulan.” Tegas
Eun Ho
“Kau tak
akan melakukannya.” Komentar Dan Yi dengan tawanya. Eun Ho pun menyebutkan
pilihan nomor tiga.
“Aku pria
yang menemani pacarnya seharian sampai dia merasa lebih baik.” Kata Eun Ho. Dan
Yi pikir Eun Ho harus kerja.
“Tak
masalah, mereka bisa memecatku jika mau.” Kata Eun Ho. Dan Yi mengaku iri
karena punya keuntungan.
“Maaf.
Itu salahku... Sejujurnya, aku hanya pamer... Akan kuberi tahu Pak Bong bahwa
aku akan cuti.” Kata Eun Ho
Dan Yi
memastikan kalau Eun Ho yang tak akan pergi. Eun Ho membenarkan. Dan Yi pun
akhirnya memilih nomor tiga untuk bersama Eun Ho sepanjang hari. Wajah Eun Ho
terlihat bahagia.
Nyonya
Seo dan Tuan Bong akhirnya melihat papan pengumuman [CHA EUN-HO, CUTI] Tuan Kim
melihat dari kejauhan. Nyonya Seo yakin
kepala editor marah saat ini, Tuan Bong Itu karena dia sangat manusiawi.
Dan jelas protes.
“Kau
terima pengunduran diri saat dia tak ada.”kata Nyonya Seo
“Kenapa
kau menyalahkanku? Bukan aku yang membuat peraturan. Kita sepakat saat
pertama...” kata Tuan Bong
Nyonya
Seo tak ingin mendengarnya mengajak Tuan Bong pergi. Tuan Bong mengikutinya
mengaku memang akan pergi. Tuan Bong mengeluh Eun Ho yang sungguh harus cuti.
Tuan Bong
masuk ruangan menemukan sebuah kancing di lantai dan yakin itu pasti kancing Bu
Go lagi. Akhirnya masuk ruangan Nyonya Go meminta berdiri. Nyonya Go binggung,
Tuan Kim mengatakan kalau Kancing Nyonya Go yang lepas lagi.
Tuan Kim
pikir akan menjahitnya dan Nyonya Go bisa tetap memakainya. Nyonya Go memeriksa
bagian tangan tapi tak ada yang lepas dan baru menyadari kalau dibagian atas.
Tuan Kim terlihat gugup, tapi Nyonya Go dengan santai menyuruh Tuan Kim
menjahitnya.
Akhirnya
Tuan Kim menjahit kancing dengan Nyonya Go yang bersandar diatas meja. Nyonya
Go mengaku ini hanya sekadar bentuk kebaikan dan belum pernah menjahit kancing sebelumnya
dan menurutnya
“Hanya
karena kau wanita, bukan berarti harus bisa menjahit.Aku baru mempelajarinya
karena menjadi ayah tunggal.” Kata Tuan Kim
“Aku juga
payah dengan hal lain.” Kata Nyonya Go. Tuan Kim pikir tak masalah karena
Nyonya Go yang bekerja dengan baik.
“Kau tak
tahu aku sangat lega karena kau bekerja di sini. Ada banyak masa perusahaan
kita seperti pertemuan daripada tempat kerja. Tentu saja, kurasa itu baik.
Penting bagi pegawai untuk menyuarakan opininya.” Kata Tuan Kim
“Tapi
tetap saja, kita perlu keseimbangan” komentar Nyonya Go menahan dengan gugup.
“Dan kau
keseimbangan itu. Gyeoroo berkembang sejauh ini tanpa terlibat masalah, dan
kurasa kau berperan besar di dalamnya. Jadi, aku selalu bersyukur. Aku merasa
bertanggung jawab padamu.” Ungkap Tuan Kim. Nyonya Go binggung apa maksud
ucapanya,
“Kau
sangat cantik saat pertama bekerja di sini. Tapi kau habiskan masa mudamu
membuat buku.” Kata Tuan Kim
“Apa Berarti
aku tak cantik lagi?” kata Nyonya Go marah. Tuan Kim mengaku bukan seperti itu
lalu ingin mengigit benang karena selesai menjahit.
Nyonya Go
sempat gugup, lalu menunjuk kalau ada gunting. Tuan Kim meminta Nyonya Go untuk
memegang benang lalu mengambil gunting. Akhirnya Tuan Kim pun mengunting benang
lalu meminta Nyonya Go agar Bilang jika lepas lagi dan Akan menjahitkan lagi.
Nyonya Go pun mengucapkan Terima kasih.
Eun Ho
dan Dan Yi membaca komik bersama, tapi Eun Ho malah menatap Dan Yi dengan
senyuman bahagia. Dan Yi melihat Eun Ho sambil menyuapi cemilan heran karena
Eun Ho tak membaca, berpikir kalau Tidak menarik. Eun Ho mengaku melihat hal
yang lebih bagus dan cantik daripada komik.
“Apa
itu?” tanya Dan Yi. Eun Ho menjawab kalau itu Pacarnya. Dan Yi pun tertawa.
Eun Ho
mengoda Dan Yi dengan mengelitik kakinya, lalu Dan Yi bersadar dibahu Eun Ho
sambil membaca komik. Eun Ho menyuapi Dan Yi tapi mengoda dengan memasukan
jarinya. Dan Yi langsung mengigitnya, Eun Ho mengeluh kalau rasanya sakit.
Mereka
pun menonton film bersama, Dan Yi terus bersadar pada Eun Ho seperti merasa
santai. Eun Ho tak bisa menahan diri saat melihat adegan kiss, lalu mencoba
menciumnya. Dan Yi memperingatakan agar Jangan begitu.
“Jangan
apa?” goda Eun Ho. Dan Yi meminta agar Eun Ho tak menciumnya Eun Ho mengaku tak lakukan apa pun tapi tetap
mendekat.
Dan Yi
pun pasrah menutup matanya, Eun Ho melihat Dan Yi menutup mata hanya tersenyum
malah sengaja meniupkan angin ke wajah pacarnya. Dan Yi hanya bisa tertawa,
akhirnya Eun Ho pu memberikan ciuman untuk Dan Yi beberapa kali.
Dan Yi
memasak didapur dan Eun Ho tak melepaskan pelukan Dan Yi sambil memuji pacarnya
yang cerdas. Dan Yi menaruh toppoki dipiring lalu menawarkan untuk minum bir.
Eun Ho mengangkat Dan Yi ke depan kulkas, lalu Dan Yi pun mengambi bir untuk
mereka berdua.
Eun Ho
tak melepaskan pelukanya, Dan Yi menyuapi Eun Ho dan ingin tahu komentarnya.
Eun Ho memuji kalau rasanya Lezat. Dan Yi mengodanya dengan memberikan toppoki
dimulutnya. Eun Ho pun akhirnya mendekat mengigit dan mencium Dan Yi.
Dan Yi
kembali mengoda Eun Ho dengan memperlihatkan odeng dimulutnya. Eun Ho tertawa
bahagia akhirnya mengigit odeng sambil menciuman Dan Yi dengan wajah bahagia.
Setelah
makan keduanya berbaring di ruang tengah samil membaca buku. Eun Ho pikir Dan
Yi sudah selesai membaca. Dan Yi menganguk lalu tertidur seperti merasa
ngantuk. Eun Ho tersenyum lalu memeluknya dengan erat.
Dan Yi
pun memutar badanya agar bisa tertidur dalam dekapan Eun Ho. Keduanya seperti
bahagia menikmati satu hari bersama walaupun hanya dirumah.
Seo Joon
menempelkan label di amplop coklat [DARI PARK JEONG-HUN UNTUK PENERBIT GYEOROO,
PENGAJUAN NASKAH NOVEL] Wajahnya terlihat tegang karena akan mengirimkan
naskah.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar