PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 11 Maret 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Eun Ho sedang memberikan kuliah pada mahasiswa tentang Para penulis mulai mempelajari cara merilisnya dan sifat semua genre ini. Dengan berusaha mengimbangi perubahan tren. Pesan dari Hae Rin pun masuk “Eun-ho... Dan Yi.. mengundurkan diri.”
“Apa maksudmu  Dan-i mengundurkan diri? Katakan apa yang terjadi, Hae-rin.” Ucap Eun Ho bergegas keluar dari  kampus dengan wajah penuh amarah.
“Itu...Sesuatu terjadi di pagi hari.” Kata Hae Rin gugup. 

Flash Back
Dan Yi masuk ke kantor dengan wajah gugup lalu menyakinkan agar  Bersikaplah seakan tak ada apa pun, Berani dan Tidak usah malu. Akhirnya Ia masuk ruangan Nyonya Seo menyapa dengan melambaikan tanganya, tapi suasana terasa canggung.
Ji Yool dan Park Hoon pun menyapa Dan Yi, Hae Rin juga berusaha untuk santai dengan berkomentar Hari ini hangat sekali. Dan Yi membenarkan lalu mencoba membantu pegawai yang ingin fotokopi. Tapi Tuan Park menolak karena menurutnya tidak sulit.
Saat di Pantry, Dan Yi melihat Sang Il kehabisan teh dan akan mengisinya. Sang Il tak ingin membuat Dan Yi berkerja mengambil Jus dari kulkas saja. Nyonya Seo melihat dari kejauhan seperti tak enak hati karena semua jadi tak ingin menyuruh Dan Yi seperti biasanya.
“Dan Yi.. Kemari sebentar... Kau Bawa ini ke Pak Jo di Departemen Sastra Asing... Aku ada rapat dengan Bu Go saat ini.” Ucap Tuan Bong akhirnya menyuruh Dan Yi. Dan Yi pun dengan senang hati pergi membawa berkas. 


Setelah Dan Yi pergi, Tuan Bong langsung memarahi semua pegawai sambil mengeluh dengan sikap mereka yang berbeda dan sudah sering bilang untuk bersikap lebih manusiawi selain itu mereka  tak melakukannya dengan sengaja.
“Ini tempat kerja kita... Bukankah katamu kau teman Dan Yi?” ucap Tuan Bong pada mantan istrinya.
“Itu alasanku memintanya dipindahkan ke timku. Dan Itu usulku. Jadi Urus urusanmu sendiri. Paham? Hatiku sudah bersedih untuknya.” Kata Nyonya Seo
“Ji Yool dan Hoon, kalian juga. Kalian masuk perusahaan ini bersama.” Kata Hae Rin memarahi dua junironya.
“Karena itu terasa lebih buruk... Dia jauh lebih kompeten dari kami.” Kata Park Hoon
“Posisi kami pegawai tetap, tapi dia pegawai kontrak. Aku merasa merampas yang seharusnya dia miliki.” Ucap Ji Yool sedih
“Aku tahu kalian semua akan agak tak nyaman bersamanya, tapi Pak Cha tak akan putus kontraknya. Kalian kenal dia, 'kan? Dan kontraknya pun masih lama. Jadi Bersikaplah biasa. Paham? Seperti tak ada apa-apa. Ayo Jangan berkumpul.” Tegas Tuan Bong meminta mereka kembali ke tempat masing-masing. 
Dan Yi diluar ruangan mendengar pembicaran rekan kerjanya, Hae Rin kaget saat keluar ruangan melihat Dan Yi berdiri tak jauh dari pintu. Dan Yi mengaku Pak Bong memberikan dokumen yang salah. Hae Rin melihat Tuan Bong memberikan pesanan produksi.
“Dan Yi, ayo makan siang bersama. Aku tahu tempat yang jual sup kimchi lezat.” Ucap Hae Rin penuh semangat. Dan Yi pun dengan senang hati menganguk setuju.

“Hae-rin, bukankah kau akan temui Penulis Park Seong-yong makan siang ini? Ajak Pak Bong dan Bu Seo. Buat dia tanda tangani kontrak.” Kata Tuan Kim tiba-tiba datang.
Hae Rin menganguk mengerti, Tuan Kim masuk seperti tak mempedulikan Dan Yi.  Hae Rin meminta maaf karena lupa tentang rapat makan siang. Dan Yi pikir tak masalah karena mereka bisa makan besok saja



Dan Yi akhirnya makan ramyun sendirian diluar kantor, Sementar Nyonya Go sedang membaca buku diruangan menerima telp dari Tuan Lee dengan ramah menyapanya, lalu dikagetkan kalau buku Tuan Lee yang masih dijual di toko buku.
Dan Yi baru pulang, Ji Yool menyapa apakah Dan Yi sudah makan siang. Nyonya Go tiba-tiba datang melempar buku memarahi Song Il yang tak becus berkerja. Song Il binggung dan kaget.
“Apa Kau beri tahu Tim Penjualan bahwa Pak Lee tak membarui kontraknya?” ucap Nyonya Go marah. Song Il binggung
“ Apa kau beri tahu mereka bahwa kita tak lagi cetak buku Lee Jeong-seop? Dia sudah lama menandatangani perjanjian pemutusan kontrak, tapi bukunya masih dijual. Dia melihatnya dan meneleponku untuk minta penjelasan.” Kata Nyonya Go marah.
“Apa Kita tak lagi mencetak buku Lee Jeong-seop? Aku tak pernah diberi tahu. Kupikir kontraknya diperbarui dan mencetak tambahan 5.000 eksemplar.” Ucap Tim pemasaran. Tuan Bong kaget dan panik.
“Kita dalam masalah besar.” Ucap Tuan Bong, Dan Yi hanya diam saja, suasana sangat tegang.
“Jawab... Apa Kau kirim pemberitahuan atau tidak?” kata Nyonya Go
“Aku mengirimkannya dan Kuminta Dan-i melakukannya Apa kau ingat? Aku memintamu mengirimkan laporan tentang pemutusan kontrak ke Tim Penjualan.” Ucap Song Il menyalahkan Dan Yi.
“Aku tak pernah menerima...” kata Dan Yi binggung tapi Dan Yi menyela kalau pernah meminta untuk  mengurusnya sebelum acara baca buku Nona Yoo.
“Maaf. Aku tak ingat...” kata Dan Yi terlihat shock. Song Il makin menyalahkan Dan Yi yang lupa.
“Aku paham, acara baca buku adalah acara penting, tapi seharusnya kau bereskan dahulu.” Kata Song Il. Dan Yi mengaku kalau Bukan seperti itu tapi memang sungguh tak ingat. Nyonya Go menatap Dan Yi
“Song Yi.. Kau harusnya periksa lagi dan pastikan sebagai penanggung jawab. Kenapa minta pegawai kontraklakukan hal penting begitu? Untungnya, Pak Lee orang yang baik. Kau tahu ini bisa menjadi tuntutan hukum, 'kan?”ucap Nyonya Go seperti bisa mengerti.
“Dan-i jelas bilang...” kata Song Il membela diri, Hae Rin hanya diam saja.
“Pertama-tama, telepon Pak Lee dan minta maaf padanya. Aku sendiri yang akan bicara dengan Tim Penjualan.” Tegas Nyonya Goo lalu masuk ke ruangan.
Dan Yi hanya diam saja, Ji Yool merasa kasihan ingin mendekat tapi Park Hoon memberi kode agar tak mendekat. Sementara tim pemasaran heran Buku itu sudah cetakan ke-13. Kenapa diputuskan tak dicetak ulang. Tuan Bong menjelaskan  Waktu berubah dan Ada banyak masalah dengan buku itu karena unsur patriarki.




Hae Rin pikir Dan Yi tak enak hati akhirnya mengajukan pengunduran diri. Eun Ho bertanya apakah Dan Yi sudah keluar dari kantor. Hae Rin memberitahu Dan Yi sedang berkemas.
Di ruangan Tuan Kim menerima SURAT PENGUNDURAN DIRI bersama dengan Nyonya Go wajahnya terlihat kebingungan. Nyonya Go pikir  mustahi untuk memutus kontraknya karena Pak Cha dan Mungkin ini yang terbaik.
“Pada saat begini, aku benci menjadi pimpinan perusahaan.” Ucap Tuan Kim kesal. 

Dan Yi sudah membawa kardus meminta maaf tiba-tiba meninggalkan perusahaan dan mengucapkan Terima kasih atas bantuan Tuan Bong selama berkerja. Tuan Bong menganguk mengerti
“Aku akan bicara dengan Pak Cha dan tetap berhubungan denganmu. Kita harus makan bersama.” Ucap Tuan Bong. Dan Yi menganguk mengerti. Saati itu juga Nyonya Go melihat dari kejauhan.
Ji Yool terlihat sedi mengucapkan selamat tinggal. Dan Yi berpesan agar Ji Yool Bekerja keras. Ji Yool menganguk karena itu pasti dikerjakan.  Dan Yi pun pamit dengan Nyonya Go dan juga Nyonya Seo yang terlihat sedih dan akhirnya keluar dari ruangan. 

Hae Rin sudah menunggu didepan lift, Dan Yi sempat menatap lalu akhirnya masuk bersama. Hae Rin ingin membantu dengan membawakan kardus, tapi Dan Yi menolaknya. Hae RI memaksa untuk membantu dan akan menemaninya sampai ke halte.
“Terima kasih, Nona Song... Kau sungguh menyemangatiku. Berkatmu, aku merasa lebih baik.” Ucap Dan Yi
“ Aku akan menghubungimu.. Kau harus menjawab teleponku. Paham?” ucap Hae Rin. Dan Yi menganguk mengerti. 


Akhirnya mereka sampai depan gedung, Dan Yi mengambil kardusnya meminta Dan Yi sudah cukup membantunya karena bisa sendiri. Hae Rin tetap ingin mengantar Dan Yi sampai halte. Dan Yi tahu Hae Rin itu ada rapat jadi menyuruh untuk masuk lebih dulu.
“Terima kasih atas kerja kerasmu.” Ucap Hae Rin. Dan Yi mengaku  banyak belajar dari Hae Rin.
“Kau bekerja sangat keras. Terima kasih.” Kata Hae Rin. Dan Yi pikir tak masalah dan juga mengucapkan terima kasih lalu berjalan pergi. 

Eun Ho akhirnya sampai di parkiran dan bergegas masuk gedung tak sengaja bertemu dengan Hae Rin didepan lift langsung menanyakan keberdaan Dan Yi. Hae Rin memberitahu Dan Yi Baru saja pergi dan mungkin ada di halte.
Eun Ho langsung berlari dengan cepat, Hae Ri menatap binggung seperti merasakan Eun Ho yang sangat menyukai Dan Yi. Sementara Dan Yi hanya menangis sendirian di Halte. Eun Ho akhirnya melihat Dan Yi yang akan naik bus lalu berteriak memanggilnya.
Dan Yi menatap Eun Ho hanya terdiam memegang kardusnya. Eun Ho berlari menghampiri Dan Yi mengetahui kalau baru saja berhenti lalu mengambil kardus lalu memeluknya. Dan Yi yang tadi menghapus air matanya tak bisa menahan rasa sedihnya menangis dipelukan Eun Ho. 

Park Hoon masuk rumah dengan wajah sedih, sementara Ji Yool sibu menghitung Biaya bus 1.250 won dan total biaya ke kantor dengan bus adalah 2.500 won per hari dan ada 20 hari kerja sebulan jadi 50.000 won untuk transportasi saja.
“Aku juga harus minum kopi, menonton bioskop dan makan dengan teman-temanku.”ucap Ji Yool. Park Hoon menambah Biaya sewa.
“Biaya sewa 500.000 won per bulan.” Kata Ji Yool mencatat bdibuku
“Jangan lupa biaya telepon. Lalu air, listrik, gas, dan biaya lainnya” kata Park Hoon. Ji Yool heran kenapa ia harus bayar
“Kau bilang akan bayar sewa jika aku tidur di sauna.” Ucap Park Hoon. Ji Yool mengerti harus membayar 500.000 won.
“Mari cari cara untuk hidup bersama dengan membagi dua uang sewa.”ajak Park Hoon. Ji Yool tak yakin kalau bisa seperti itu.
“Ya, aku sama sekali tak tertarik padamu.” Kata Ji Yool yakin mnatap Park Hoon lalu sibuk menghitung pengeluaran
“Apa kau masih biasa? Tapi Aku tak bisa.. Aku sangat tertarik padamu.” Ucap Park Hoon tiba-tiba mendekat untuk mengoda.
“Kau bilang aku tampak tua.” Kata Ji Yool terlihat gugup tapi mencoba santai.
“Aku tak peduli. Kau sangat cantik.Bahkan Luar biasa cantik.” Ucap Park Hoon memuji dan wajahnay terlihat sangat dekat. 


Park Hoon hanya menatap sedih tempat sauna untuk malam hari, Sek Ibu Ji Yool memberitahu majikanya kalau Park Hoon yang Dmasih tidur di sauna lalu pulang saat pagi dan kembali ke sauna sepulang kerja dan utu rutinitas hariannya belakangan ini.
“Sudah kuduga... Sangat jelas Ji Yool tak akan pernah suka pada pecundang sepertinya.” Ucap Ibu Ji Yool bahagia. Sek bertanya apa yang akan mereka lakukan.
“Biarkan saja... Dia sebentar lagi kembali... Ji Yool tak bisa hidup tanpa uang. Aku yang paling mengenal putriku.” Kata Ibu Ji Yool yakin. 

Eun Ho membaca buku diatas tempat tidur dengan Dan Yi "Kita semua adalah bintang yang menjelajahi alam semesta. Bintang yang hilang dan berakhir di sini setelah menjelajahi alam semesta yang luas.”
“Tidak, tak benar. Kita adalah bintang yang bertemu di sini, pada saat ini karena kita sudah lama saling merindu dan menanti.” Ucap Dan Yi
“ Itu menjadikan kita bintang ajaib. “ kata Eun Ho menatap Dan Yi dengan penuh cinta.
“Bintang yang menjelajah melintasi angkasa hanya berkelip Mereka tak pernah sedih atau kesepian." Kata Dan Yi
"Namun, kita bintang yang sesekali kesepian dan sedih. Bintang yang punya penyesalan."balas Eun Ho
"Dan itu menjadikan kita bintang yang indah." Aku suka buku ini.” Kata Dan Yi
Eun Ho tak bisa menahan perasaanya menyuruh Dan Yi pergi karena harus tidur alu mengucapkan Selamat malam. Dan Yi pun langsung membaringkan kepalanya seperti menahan gugup saat membaca buku  AKU INGIN MEMBERIKAN PEMIKIRAN PALING BRILIAN
“Aku sangat tak suka saat wajahku merona. Kurasa aku bermasalah. Ini pasti penyakit. Aku yakin itu.” Ucap Dan Yi terlihat keluar kamar dengan wajah memerah menyandarkan ke dinding. 


Dan Yi terbangun dari tidurnya dengan alarm lalu panit karena akan telat masuk kantor lalu teringat kalau sudah berhenti berkerja. Akhirnya Dan Yi keluar dari kamar sudah berdandan rapi, Eun Ho menyapanya bertanya apakahTidurnya nyenyak. Dan Yi menganguk lalu melihat meja makan.
“Apa Kau tak tersentuh? Aku masak untuk pacarku.” Ucap Eun Ho bangga. Dan Yi tak percaya Eun Ho memasak semuanya
“Tumis teri dan kimchi ada di kulkas. Kau pasti sangat bahagia punya pacar sepertiku.” Kata Eun Ho. Dan Yi melihat makanan yang dibuat Eun Ho enak.
“Katakan yang mana maumu.” Ucap Eun Ho sambil memberikan lauk untuk pacaranya. Dan Yi terlihat binggung.
“Nomor satu... Pacar yang menunjukkan seberapa besar cintanya dengan uang.” Kata Eun Ho memberikan kartu kreditnya.
“Bisakah aku beli semua yang kumau?” tanya Dan Yi penuh semangat. Eun Ho memperbolehkan membeli apapun.
“Nomor dua... Pacar yang membalas dendam demi kau.” Kata Eun Ho. Dan Yi ingin tahu caranya.
“Sederhana, aku pergi kerja, lalu telepon Pak Kim, dan berkata, "Aku penulis top, Cha Eun-ho. Aku ingin membatalkan semua kontrak bukuku, Seri Kontrak Berdarah, seri Semesta, juga seri Orang-orang. Semuanya...” kata Eun Ho yakin
“Lalu Aku pindahkan hak penerbitan ke Wolmyeong, sainganmu! Tidak ada lagi kontrak dengan Gyeoroo." Aku akan tegas. Perusahaan akan kacau setidaknya sebulan.” Tegas Eun Ho
“Kau tak akan melakukannya.” Komentar Dan Yi dengan tawanya. Eun Ho pun menyebutkan pilihan nomor tiga.
“Aku pria yang menemani pacarnya seharian sampai dia merasa lebih baik.” Kata Eun Ho. Dan Yi pikir Eun Ho harus kerja.
“Tak masalah, mereka bisa memecatku jika mau.” Kata Eun Ho. Dan Yi mengaku iri karena punya keuntungan.
“Maaf. Itu salahku... Sejujurnya, aku hanya pamer... Akan kuberi tahu Pak Bong bahwa aku akan cuti.” Kata Eun Ho
Dan Yi memastikan kalau Eun Ho yang tak akan pergi. Eun Ho membenarkan. Dan Yi pun akhirnya memilih nomor tiga untuk bersama Eun Ho sepanjang hari. Wajah Eun Ho terlihat bahagia. 



Nyonya Seo dan Tuan Bong akhirnya melihat papan pengumuman [CHA EUN-HO, CUTI] Tuan Kim melihat dari kejauhan. Nyonya Seo yakin  kepala editor marah saat ini, Tuan Bong Itu karena dia sangat manusiawi. Dan jelas protes.
“Kau terima pengunduran diri saat dia tak ada.”kata Nyonya Seo
“Kenapa kau menyalahkanku? Bukan aku yang membuat peraturan. Kita sepakat saat pertama...” kata Tuan Bong
Nyonya Seo tak ingin mendengarnya mengajak Tuan Bong pergi. Tuan Bong mengikutinya mengaku memang akan pergi. Tuan Bong mengeluh Eun Ho yang sungguh harus cuti. 

Tuan Bong masuk ruangan menemukan sebuah kancing di lantai dan yakin itu pasti kancing Bu Go lagi. Akhirnya masuk ruangan Nyonya Go meminta berdiri. Nyonya Go binggung, Tuan Kim mengatakan kalau Kancing Nyonya Go yang lepas lagi.
Tuan Kim pikir akan menjahitnya dan Nyonya Go bisa tetap memakainya. Nyonya Go memeriksa bagian tangan tapi tak ada yang lepas dan baru menyadari kalau dibagian atas. Tuan Kim terlihat gugup, tapi Nyonya Go dengan santai menyuruh Tuan Kim menjahitnya. 

Akhirnya Tuan Kim menjahit kancing dengan Nyonya Go yang bersandar diatas meja. Nyonya Go mengaku ini hanya sekadar bentuk kebaikan dan belum pernah menjahit kancing sebelumnya dan menurutnya
“Hanya karena kau wanita, bukan berarti harus bisa menjahit.Aku baru mempelajarinya karena menjadi ayah tunggal.” Kata Tuan Kim
“Aku juga payah dengan hal lain.” Kata Nyonya Go. Tuan Kim pikir tak masalah karena Nyonya Go yang bekerja dengan baik.
“Kau tak tahu aku sangat lega karena kau bekerja di sini. Ada banyak masa perusahaan kita seperti pertemuan daripada tempat kerja. Tentu saja, kurasa itu baik. Penting bagi pegawai untuk menyuarakan opininya.” Kata Tuan Kim
“Tapi tetap saja, kita perlu keseimbangan” komentar Nyonya Go menahan dengan gugup.
“Dan kau keseimbangan itu. Gyeoroo berkembang sejauh ini tanpa terlibat masalah, dan kurasa kau berperan besar di dalamnya. Jadi, aku selalu bersyukur. Aku merasa bertanggung jawab padamu.” Ungkap Tuan Kim. Nyonya Go binggung apa maksud ucapanya,
“Kau sangat cantik saat pertama bekerja di sini. Tapi kau habiskan masa mudamu membuat buku.” Kata Tuan Kim
“Apa Berarti aku tak cantik lagi?” kata Nyonya Go marah. Tuan Kim mengaku bukan seperti itu lalu ingin mengigit benang karena selesai menjahit.
Nyonya Go sempat gugup, lalu menunjuk kalau ada gunting. Tuan Kim meminta Nyonya Go untuk memegang benang lalu mengambil gunting. Akhirnya Tuan Kim pun mengunting benang lalu meminta Nyonya Go agar Bilang jika lepas lagi dan Akan menjahitkan lagi. Nyonya Go pun mengucapkan Terima kasih.


Eun Ho dan Dan Yi membaca komik bersama, tapi Eun Ho malah menatap Dan Yi dengan senyuman bahagia. Dan Yi melihat Eun Ho sambil menyuapi cemilan heran karena Eun Ho tak membaca, berpikir kalau Tidak menarik. Eun Ho mengaku melihat hal yang lebih bagus dan cantik daripada komik.
“Apa itu?” tanya Dan Yi. Eun Ho menjawab kalau itu Pacarnya. Dan Yi pun tertawa.
Eun Ho mengoda Dan Yi dengan mengelitik kakinya, lalu Dan Yi bersadar dibahu Eun Ho sambil membaca komik. Eun Ho menyuapi Dan Yi tapi mengoda dengan memasukan jarinya. Dan Yi langsung mengigitnya, Eun Ho mengeluh kalau rasanya sakit. 

Mereka pun menonton film bersama, Dan Yi terus bersadar pada Eun Ho seperti merasa santai. Eun Ho tak bisa menahan diri saat melihat adegan kiss, lalu mencoba menciumnya. Dan Yi memperingatakan agar Jangan begitu.
“Jangan apa?” goda Eun Ho. Dan Yi meminta agar Eun Ho tak menciumnya  Eun Ho mengaku tak lakukan apa pun tapi tetap mendekat.
Dan Yi pun pasrah menutup matanya, Eun Ho melihat Dan Yi menutup mata hanya tersenyum malah sengaja meniupkan angin ke wajah pacarnya. Dan Yi hanya bisa tertawa, akhirnya Eun Ho pu memberikan ciuman untuk Dan Yi beberapa kali. 

Dan Yi memasak didapur dan Eun Ho tak melepaskan pelukan Dan Yi sambil memuji pacarnya yang cerdas. Dan Yi menaruh toppoki dipiring lalu menawarkan untuk minum bir. Eun Ho mengangkat Dan Yi ke depan kulkas, lalu Dan Yi pun mengambi bir untuk mereka berdua.
Eun Ho tak melepaskan pelukanya, Dan Yi menyuapi Eun Ho dan ingin tahu komentarnya. Eun Ho memuji kalau rasanya Lezat. Dan Yi mengodanya dengan memberikan toppoki dimulutnya. Eun Ho pun akhirnya mendekat mengigit dan mencium Dan Yi.
Dan Yi kembali mengoda Eun Ho dengan memperlihatkan odeng dimulutnya. Eun Ho tertawa bahagia akhirnya mengigit odeng sambil menciuman Dan Yi dengan wajah bahagia.
Setelah makan keduanya berbaring di ruang tengah samil membaca buku. Eun Ho pikir Dan Yi sudah selesai membaca. Dan Yi menganguk lalu tertidur seperti merasa ngantuk. Eun Ho tersenyum lalu memeluknya dengan erat.
Dan Yi pun memutar badanya agar bisa tertidur dalam dekapan Eun Ho. Keduanya seperti bahagia menikmati satu hari bersama walaupun hanya dirumah. 

Seo Joon menempelkan label di amplop coklat [DARI PARK JEONG-HUN UNTUK PENERBIT GYEOROO, PENGAJUAN NASKAH NOVEL] Wajahnya terlihat tegang karena akan mengirimkan naskah.
Bersambung ke part 2
Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar