PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 10 Maret 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Seorang pria melihat “RESUME - KANG DAN YI” Lalu berkomentar Dan Yi  jelas memenuhi syarat, tapi ia tak bisa berikan resume seperti ini. Eun Ho heran karena Dan Yi memenuhi syarat jadi kenapa tak bisa. Temananya memberitahu alasan Karena waktu menganggur.
“Dia tujuh tahun tak kerja. Agensi periklanan bekerja sangat cepat. “ jelas Si pria
“Di lowongan yang mensyaratkan pengalaman tertulis bahwa orang pengalaman bisa melamar.  Perusahaan mana yang hanya...” kata Eun Ho
“Diskriminatif dan ilegal. Karena itu tertulis semua bisa melamar. Mereka terima lamaran dari semua orang dan menyortirnya. Tapi Dia tak akan pernah diwawancarai.” Jelas Si Pria. Eun Ho tak bisa berkata-kata 

Eun Ho pergi menemui temaya yang lain, meyakinkan Dan Yi  sudah tujuh tahun tak bekerja, tapi hanya perlu tiga bulan adaptasi dan Semua orang butuh waktu selama itu saat baru bekerja.
“Apa Menurutmu kami belum pernah pekerjakan orang seperti dia? Menerima wanita seperti dia bisa merusak suasana kantor. Apa jabatannya Manajer? Senior Manajer? Dia lama tak kerja. Rasanya serba salah. Manajer tak akan nyaman memberikan tugas sepele.” Ucap Si pria
“Kalau begitu, bisa tanyakan pada perusahaan lebih kecil...” pinta Eun Ho memohon.
“Hei, Eun-ho... Traktir dia makanan enak saja dan beri semangat. Dia tak bisa kembali ke periklanan. Selalu ada 100 orang lebih menunggu jawaban agensi.” Jelas temanya. 

Eun Ho melihat beberapa baju lalu mengambil semuanya, Temannya binggung bertanya apakah akan membeli semua ini dan hanya mencoba dulu,  Eun Ho mengambil baju di gantungan lainya.  Temanya memastikan Eun Ho mengambilnya dan memberikan pada pegawainya.
“Hei. Aku butuh bantuanmu.”ucap Eun Ho dengan wajah serius, temanya bertanya apa.
“Pekerjakan seseorang di pemasaranmu... Meski tak butuh. Lakukan untukku.” Ucap Eun Ho memberikan CV Dan Yi.
“Hei, ini perusahaan mode dan Pemasaran mode berbeda.” Kata temanya.
“Dia akan cepat belajar dan Dia terlalu baik untuk perusahaanmu. Jadi Pekerjakan saja dia.” Kata Eun Ho memaksa.
“Hei, kau tak bisa memaksaku melakukannya.” Ucap Temanya. Eun Ho marah akhirnya melepaskan jas yang dipakianya.
“Aku kirimkan kembali padamu saat pulang dan Aku tak akan kemari lagi.” Tegas Eun Ho. Temanya bingung dengan sikap Eun Ho seperti uring-uringan.
“Hei, apa ini masuk akal? Dia belajar dengan keras, kompeten, dan lebih bersemangat dari lainnya. Dan Konyol tak satu pun perusahaan mau mempekerjakannya.” Teriak Eun Ho kembali masuk toko
“Kenapa kau berteriak padaku?” ucap temanya binggung. Eun Ho pun melepaskan jasnya dan mengatakan tak jadi beli.


Seo Joon sedang membersihkan rumah melihat nama “BINTIK MERAH” lalu teringat sebelumnya Hae Rin keluar dari kamarnya dengan wajah memerah karena alergi.
“Jangan telepon aku, Song Hae-rin... Aku bukan temanmu.” Ucap Seo Joon lalu merenjek telp Hae Rin.
Hae Rin pun mencoba menelp Eun Ho, Eun Ho yang sedang menyetir mobil mengeluh kalau ingin menghindarinya dulu. Akhirnya Hae Rin mengirimkan pesan.
“Eun-ho, aku sedang di lingkunganmu. Aku merasa bersalah merepotkan Ji Seo-Joon saat mabuk, jadi, aku kemari mau minta maaf, tapi dia tak menjawab panggilanku.” Tapi Eun Ho seperti tak ingin membalasnya. 

Hae Rin keluar dari restoran sambil membaca sekotak kue mengingat saat pulang dari restoran lalu binggung kemana arah jalan mereka pergi. Ia mencoba ke arah kanan tapi berpikir kalau mungkin belok ke kiri.
“Dasar Sial... Aku bahkan menginap di rumahnya. Kenapa tak ingat? Alamatnya seharusnya ada di kontraknya... Seharusnya kuperiksa sebelum ke sini.” Keluh Hae Rin marah 

Eun Ho mengirimkan pesan “Nona Song... Pak Ji Seo-jun adalah rekan bisnis, bukan temanmu. Ya. Kau sungguh merepotkan hari itu Aku pun akan menghindarimu jika jadi dirinya. Sebaiknya kau minta maaf dengan baik. Masih empat buku lagi yang harus kita kerjakan.”
Saat itu juga Seo Joon mengirimkan pesan “ Aku mencuci sepraiku Ada wanita tidur tanpa mandi. Aku sudah cuci semua seprai, tapi masih ada bau pollock dan sotong Apa kau bawa di kantong? Saat ini, aku tak mau jawab panggilan dari wanita. Kirim email tentang pekerjaan, Maka aku akan membalasmu”
Hae Rin panik membacanya, tak percaya kalau dua pria itu membencinya lalu mengeluh Hidup terganggu oleh kesepian dan ia sangat kesepian. Seo Joon yang berada di kamar membaca pesan dari Hae Rin “Aku bahkan bawa kue untuk meminta maaf. Maafkan aku malam itu.”
“Aku tak butuh maafmu. Dan jangan muncul di hadapanku. Sebenarnya, ada satu pertanyaan terakhir Apakah dicampakkan membuatmu menjadi pemabuk Atau kau dicampakkan karena tak bisa minum?” balas Seo Joon
“Hei, itu tak benar! Kau salah! Sebenarnya aku wanita hebat!” teriak Hae Rin marah dengan banyak orang yang melihat lalu bertanya-tanya dimana rumah Seo Joon. 


Eun Ho terdiam di dalam mobil teringat dengan cerita Dan Yi
“Dulu, aku melamar untuk tiap posisi berpengalaman yang ada, dan mengikuti 50 lebih wawancara. Meskipun terima sepuluh orang, mereka tak akan menerima wanita yang hiatus kerja. Apa Aku harus terus begini? Anggap usiaku hanya 80 tahun, Berarti setengah jalan lagi”
Ia teringat juga ucapan Nyonya Go  “Pecat Dan-i, Pak Cha... Bukan. Karena dia karyawan kontrak, mengakhiri kontraknya adalah istilah yang tepat.” Wajah Eun Ho terlihat benar-benar tak habis pikir 

Sementara itu Dan Yi sudah menuliskan note [SEMANGAT ESOK KONTES IDE GYEOROO] dan serius menatap laptop lalu melihat Eun Ho yang baru pulang. Eun Ho menatap Dan Yi dengan wajah sedih dan bertanya Apa rencananya.
“Aku ingin ikut kontes ide jadi Berikan aku ide.” Ucap Dan Yi. Eun Ho pikir Dan Yi yang mau dengan gratis
“Kau Mau apa sebagai imbalannya?” tanya Dan Yi. Eun Ho menunjuk pipinya kode ingin diberikan ciuman. Dan Yi ragu tapi akhirnya memberikan ciuman di pipi Eun Ho.
“Tidak, itu setengah hati... Kau harus Lakukan lagi. Di pipi ini.” Ucap Eun Ho meminta ciuman di pipi lanya. Dan Yi pun kembali membelikanya.
“Tidak, belum cukup. Lakukan dengan baik.”keluh Eun Ho meminta ciuman  dibibirnya. Akhirnya Dan Yi memberikan ciuman dibibir.
“Lumayan, tapi bisa lebih baik... Apa Kau hanya bisa itu? Ayoo Lakukan lagi.” Ucap Eun Ho mengoda. Dan Yi langsung menepuk bibir Eun Ho yang maju dan meminta agar mengatakan saja idenya.
“Dan Yi, sebagai anggota pendiri, aku salah satu juri. Aku harus adil pada semua peserta. Jika menjadi kau, maka aku tak akan ajukan buku dengan popularitas jangka pendek. Aku lebih baik ajukan ide yang akan lama diingat orang.” Jelas Eun Ho
“Itu Bagus jika berkontribusi pada kesuksesan perusahaan jadi Cobalah berpikir berbeda.” Kata Eun Ho
“Kau andalanku... Tapi itu sulit... Jadi Harus kuajukan apa?” kata Dan Yi mencoba mengingat-ingat.
“Setahun lalu, saat kau coba cari kerja, itu membuat stres, 'kan? Kau bilang telah lakukan 50 wawancara.” Kata Eun Ho
“Tentu saja itu membuat stres. Suatu hari, saat berlari di antara gedung tinggi membawa resume, aku kasihan pada diriku sendiri. Kupikir, "Pasti banyak meja di gedung itu. Tidak bisa beri satu untukku?" Aku selalu bekerja keras dan Kupikir itu tak adil. Uang di rekeningku habis dengan cepat, dan aku tak dapat pekerjaan, sekeras apa pun usahaku.” .” Cerita Dan Yi sedih



Eun Ho bertanya kenapa Dan Yi tak minta bantuannya,  Dan Yi yakin itu Karena Kalau Eun Ho tahuakan kesal. Eun Ho pikir lebih baik kesal bersama. Dan Yi heran kenapa Eun Hotiba-tiba menanyakannya menurutnya itu semua sudah lewat.
“Kini aku punya pekerjaan, dan cukup baik melakukannya. Kini aku bahkan punya pacar.”ucap Dan Yi malu-malu
“Saat itu aku tak tahu apa pun. Maaf.” Kata Eun Ho mendekati Dan Yi dan memegang tanganya. Dan Yi binggung dengan sikap Eun Ho. Eun Ho mengaku hanya terkenang.
“Omong-omong,Apa menurutmu aku boleh ikut kontes? Aku pegawai kontrak. Apakah Berlebihan?” kata Dan Yi. Eun Ho pikir tak masalah
“Lakukan semua yang kau mau. Tidak apa-apa. Lalu, bagaimana dengan grup studi? Hari ini pegawai baru belajar bersama. Ji Yool bilang kemarin.” Kata Eun Ho. Dan Yi teringat kalau harus bersiap dan pergi.
“Bagaimana semua ini?” kata Dan Yi panik. Eun Ho menyuruh Dan Yi bersiap-siap saja karena akan membereskan mejanya. Dan Yi mengucapkan terimakasih lalu bergegas masuk kamarnya. 

Dan Yi memoles  bibirnya, Eun Ho masuk bertanya apakah sudah siap membawakan tas yang akan dibawa. Dan Yi mengucapkan Terima kasih. Eun Ho pikir Dan Yi belum siap. Dan Yi binggun. Eun Ho meminta Dan Yi menutup matanya. Dan Yi bertanya Kenapa.
Eun Ho meminta Dan Yi agar menutup mata saja. Akhirnya Dan Yi menutup mata dan Eun Ho memasangkan sebuah anting di telinga Dan Yi, Dan Yi merasakan Eun Ho memasangkan anting. Eun Ho meminta agar Jangan bergerak.
“Coba Lihatlah... Aku bertemu temanku tadi dan memikirkanmu. Apa Kau suka?” ucap Eun Ho. Dan Yi melihat anting berbentuk bunga.
“Ya, kau memilih sepasang anting yang sepertiku. Aku mekar seperti bunga yang indah. Ini Pilihan yang baik.” Puji Dan Yi membentuk wajah seperti bunga. Eun Ho memeluk Dan Yi dari belakang.
“Aku akan bersihkan rumah dan mencuci dan Aku akan keluar nanti.” ucap Eun Ho
“Kau mau ke mana?” tanya Dan Yi. Eun Ho menjawab rahasia. Dan Yi pun tak banyak berkata-kata. 


Dan Yi akhirnya bertemu dengan Ji Yool dan Park Hoon dicafe. Park Hoon dengan gaya membersihkan kacamata walaupun tanpa lensa. Park Hoon mulai berbicara kalau mereka berkumpul di sin untuk menyiapkan kontes ide,Semangat Esok. Dan Yi melihat dengan wajah serius.
“Dengan kata lain, meskipun saat ini duduk bersama, maka kita akan saling bersaing di kompetisi itu.” Tegas Park Hoon.
“Benar. Lima juta won itu milikku. Aku sangat butuh. Jadi, kita berbagi informasi, tapi bukan ide. Paham?” kata Ji Yool
“Tidak... Kita tak berbagi informasi. Informasi adalah aset... Kalau begitu, kita duduk bersama, tapi bekerja sendiri.” Ucap Park Hoon. Ji Yool mengeluh karena dalam masalah besar.
“Bagaimana kau tanpa kami?.. Astaga, lihat wajahmu... Ini daftar ide pemenang sebelumnya yang dibukukan. Lihat daftar ini dahulu.” Ucap Park Hoon
“Ini Daftar semua buku terbitan Gyeoroo menurut tahunnya. Coba kau Lihat ini dulu... Romansa.” Kata Dan Yi juga memberikan berkasnya. Ji Yool hanya bisa pasrah. 


Dan Yi pulang ke rumah melihat note yang ditinggalkan Eun Ho dimeja makan
“Aku sudah bersihkan rumah, mencuci, dan beli bahan makanan untuk sepekan. Ada sup di kompor. Hangatkan. Aku ikuti resep di buku. Semoga enak. Dan mimpi indah. -Dari Eun-ho.-“
Dan Yi tersenyum melihat panci diatas kompor lalu bertanya-tanya kemana Eun Ho. Ia pikir Eun Ho aneh karena merasa sering tak pulang dan menduga pergi ke  Gapyong lagi. 

Eun Ho dan Tuan Kim bertemu dengan Tuan Kang, Dokter selesai memeriksa memberitahu demam tingginya disebabkan pneumonia. Tuan Kim kaget karena seperti itu lagi padahal baru sembuh. Dokter memberitahu dengan kondisinya kini, sulit mengharapkan peningkatan.
“Dia nyaris tak selamat. Menurutku, dia sudah bertahan cukup lama. Kau harus siap untuk yang terburuk.” Ucap Dokter lalu keluar ruangan. 


 Eun Ho terlihat sedih menatap Tuan Kang yang terbaring, Tuan Kim berdiri dibelakangnya meminta Eun Ho jangan cemas karena sering bilang harus bersiap dan yakin Pak Kang akan melaluinya lagi. Eun Ho mengaku bukan seperti itu.
“Aku tak yakin apakah saat itu tindakanku benar... Pilihanku bisa berbeda saat itu. Aku tak yakin melepasnya begini adalah pilihan tepat. Apakah menghilang dari dunia keputusan yang tepat? Apakah menepati janji adalah hal yang tepat? Pak Kang, katakan kepadaku bahwa tindakanku dulu dan saat ini benar...Katakan.” ucap Eun Ho sambil menagis. Tuan Kim tak bisa berkata-kata. 

Hae Rin menemukan alamat Seo Joon menaiki tangga lalu mengetuk pintu dengan wajah gugup. Seo Joon akan bersiap-siap mengajak jalan Geum Bi bertanya-tanya siapa yang datang tapi tak mengubrisnya. Hae Rin kembali mengetuknya dan Seo Joon akhirnya keluar dari pintu.
“Apa aku salah dengar?” ucap Seo Joon binggung tak melihat siapapun. Hae Rin tersenyum bahagia karena dugaanya benar dibalik dinding.
Seo Joon akhirnya keluar membawa Geum Bi, Hae Rin berpura-pura tak sengaja bertemu lalu menyapa Geum Bi. Seo Joon menahan rasa malas, Akhirnya Hae Rin mengeluarkan buku dan memperlihatkan tulisanya 

“Apa Kau baik-baik saja? Apa Kau pasti kaget malam itu.”
“Aku ingin beri tahu aku sudah pulih. Kau bilang tak akan jawab teleponku. Jadi, aku datang menemuimu karena ingin mengatakan sesuatu.”
“Mulai saat itu, aku berhenti minum. Jadi, tolong maafkan aku. Bagiku, kau sempurna. Bagiku, kau desainer buku sempurna.”
Seo Joon tersenyum lebar membaca tapi langsung berubah menatap dingin dan berjalan pergi. Hae Rin mengeluh melihatnya. 


Dan Yi sedang membereskan meja, Nyonya Seo datang bertanya kemana semua pegawai. Dan Yi memberitahu sedang waktu makan siang. Nyonya Seo pikir Dan Yi mungkin belum makan siang dan mengajak makan siang bersama. Dan Yi dengan senang hati menerimanya.
“Tunggu, aku beri suara dulu.” Kata Nyonya Seo mengeluarkan kertas. Dan Yi pun bergegas mengambil kotak suara bentuk buku.
“Apa ini Lingkaran?” tanya Dan Yi penasaran. Nyonya Seo mengaku tak tahu lalu mengajak mereka untuk pergi.

Mereka makan sandwich bersama, Dan Yi membersihakn mulut Nyonya Seo yang belepotan saat makan. Nyonya Seo merasa sandwichnya sangat enak sekali dan juga kelaparan karena harus periksa toko buku online lalu mengeluh Kenapa pekerjaannya selalu banyak bahkan selalu sangat banyak.
“Omong-omong, Apa kau tertarik bergabung dengan timku?” tanya Nyonya Seo. Dan Yi mengaku sangat malu.
“Tapi tak apa-apa? Kau tahu aku pegawai kontrak.” Ucap Dan Yi ragu. Nyonya Seo meminta agar diberi waktu.
“Rapat anggota pendiri segera digelar. Nanti kubahas di sana. Aku akan minta kau dipindahkan ke timku.” Kata Nyonya Seo penuh semangat.
Dan Yi tak percaya mendengarnya. Nyonya Seo menyakinkan Tapi meminta agar jangan terlalu berharap. Dan Yi tahu kalau Nyonya Seo  menggodanya. Nyonya Seo membenarkan, keduanya seperti teman dekat. 

Seo Joon mengajak jalan Geum Bi lalu mengeluh karena cepat sekali, ternyata Geum Bi mengambil daging yang dipegang oleh Hae Rin. Hae Rin sengaaj bersembunyi menarik perhatian Geum Bi, Seo Joon pun tak peduli menarik Geum Bi untuk menjauh.
Akhirnya Hae Rin mengikuti Seo Joon sampai ke toko buku dan memberikan daging pada Geum Bi yang ada didepan. Seo Joon sibuk melihat buku, dikagetkan dengan Hae Rin tiba-tiba memberikan buku padanya.  

Seo Joon tak mengubrinya lalu keluar toko kaget melihat Geum Bi sudah memakai pita, Hae Rin tiba-tiba datang mengunakan pita yang sama.
“Kau harusnya bekerja, 'kan? Kenapa mengikutiku?” keluh Seo Joon. Hae Rin mengaku ambil cuti karena Seo Joon.
“Kubilang kirim surel. Kenapa kau begini? Kau menggangguku sepanjang hari.” Ucap Seo Joon
“Aku bersalah, jadi harus kuperbaiki... Selain itu, kau ada kontrak denganku. Aku selalu mengurus orang yang kontrak denganku dan Tidak satu pun kontrak berakhir buruk.” Ucap Hae Rin. Seo Joon pun bertanya apa maksud ucapanya.
“Aku Mohon maaf soal tempo hari, Pak Ji... Aku sungguh berhenti minum.” Ucap Hae Rin membungkuk meminta maaf
“Apa Kau tahu aku sangat takut? Kau buat soju mentimun, padahal alergi... Astaga, ada apa denganmu?” keluh Seo Joon marah
“Itu tak akan terjadi lagi hingga kontrakmu berakhir. Aku akan berusaha lebih keras menjadi rekan yang lebih baik.” Ucap Hae Rin.
Seo Joo menganguk mengerti meminta agar melakukanya, Hae Rin pun meminta  Hati-hati di jalan. Seo Joon berjalan pulang dengan Geum BI. Hae Rin merasa perutnya lapar dan sadar belum makan siang.
“Kita sudah berbaikan, tapi kurasa kau akan menolak jika aku ajak makan siang bersama, 'kan?” teriak Hae Rin. Seo Joon tetap diam. Hae Rin pun tak percayaa Seo Joon mengabaikannya. 

Hae Rin akhirnya mengirimkan pesan pada Eun Ho “Pak Cha... Aku sudah minta maaf pada Pak Ji. Dia tak marah lagi padaku. Mulai kini, akan kupisahkan kerja dan kehidupan pribadi.” Lalu merasakan perutanya sangat lapar. 

Park Hoon dkk berkumpul bersama merasa kalau hanya  omong kosong dengan membaca Berita mengejutkan sedang diunggah lima menit lalu. Park Hoon pikir bloger ini melihat Kang Byeong-jun di Amsterdam, bersama wanita muda.
“Saat ditanya apa dia Kang Byeong-jun, dia tiba-tiba mulai bicara bahasa Jepang dan pergi. Hingga saat itu, dia berbahasa Korea.” Ucap Park Hoon. Semua seperti tak percaya mendengarnya.
“Orang-orang gempar saat ini, berkata dia pasti pura-pura menghilang agar bisa bersama kekasihnya.” Kata Park Hoon.
“Astaga, kenapa ribut begini? Rumor tentang hilang atau kaburnya tak berdasar fakta. Bahkan ada rumor yang berkata kita mengurungnya.” Ucap Tuan Bong ikut berkomentar. Pegawai lain berpikir itu benar.
“Tapi aku paham alasannya. Dia tiba-tiba mengumumkan akan pensiun, dan berikan hak publikasi pada perusahaan kita, lalu hilang.” Kata Tuan Park
“Aku yakin dia punya alasan untuk melakukannya. Kenapa orang terus menyelidiki rencana besarnya? Aku yakin suatu saat nanti dia akan tiba-tiba muncul, seperti saat menghilang. Apa Kau ingin tahu alasannya? Karena Para Pahlawan belum selesai.”ucap Tuan Park yakin
“Apa itu “Para Pahlawan”?” tanya Ji Yool binggung. Dan Yi memberitahu itu judul Buku yang Pak Kang pernah singgung saat wawancara.
“Dia berniat menulisnya. Tapi tak pernah diterbitkan karena tiba-tiba pensiun.” Kata Dan Yi. Semua memuji Dan Yi tahu segalanya dan yang terbaik, bahkan Nyonya Seo memberikan acungan jempol.
“Aku yakin suatu saat nanti dia muncul membawa Para Pahlawan. Saat semua orang tak menduga, dia muncul dengan karya hebat dan menimbulkan sensasi di dunia penerbitan. Saat itu, aku yang akan menyunting Para Pahlawan. Apa  Kalian semua dengar? Lihat aku. Aku akan membunuh semua yang mencoba merebutnya.” Kata Tuan Bong penuh semangat. Semua seperti tak peduli kembali berkerja. 



Seo Joon membuat kopi lalu duduk dimeja kerjanya, berkasnya jatuh  ternyata itu berkas [PARA PAHLAWAN- DITULIS OLEH PARK JEONG-HUN] wajahnya terlihat datar memperbaiki semuanya. 

Dan Yi mencari keyword “KANG BYEONG-JUN” dan menemukan artikel yang membahas tentang Pahlawan.
"Pengumuman akhir karier menulis Kang Byeong-jun. Dahulu, menulis adalah cara menunjukkan semangat hidup dan perjalanan mencari alasan di balik keberadaanku."
Seo Joon di rumah menatap note yang ditempelnya lalu melepaskanya.
“Namun, setelah perjalanan panjang 60 tahun, menulis hanya menjadi karierku. Dan kini yang tersisa dariku hanya rasa malu. Semua kehilangan arti, hasratku memudar, dan sudah lama aku kehilangan tujuan. Kini, aku dipaksa ke dataran tandus sendirian. Dan kini, pada saat terakhirku, aku akan bicarakan diriku sebelum aku melupakannya.”
Dan Yi terus membaca artikel KANG BYEONG-JUN UMUMKAN PENSIUN “Sumurku kering dan kosong Dan kini, aku siap menikmati kebebasan jahat. Maka, aku, Kang Byeong-jun, mengumumkan pensiun dari menulis." Lalu bertanya-tanya apa maksud dari tulisanya. 

 “Maksudnya, tak ada alasan pasti... Apa hanya aku yang tak paham?” kata Dan Yi lalu meraskan Eun Ho yang baru pulang.
“Kau belum makan, 'kan? Kau sedang apa?” ucap Eun Ho membawa makanan ditanganya.
“Aku membaca pengumuman akhir karier menulis Pak Kang.” Kata Dan Yi. Eun Ho terlihat tengang bertanya balik kenapa tiba-tiba  mendadak baca itu
“Apa Kau tak dengar rumornya? Dia dulu gurumu. Dia alasanmu menjadi penulis. Semua berawal saat dia memintamu menulis novel.” Kata Dan Yi penuh semangat.
“Dia bahkan tak menyukainya. Apa Tahu sebesar apa dia sakiti aku? "Itu bukan novel. Tapi Tulisanmu harus lebih tulus." Aku menjadi penulis karenamu. Kau diam-diam unggah novelku di internet.” Kata Eun Ho mengajak Dan Yi makan saja seperti ingin menghindari topik.
“Kau terima pengumumannya, 'kan?” ucap Dan Yi penasaran. Eun Ho heran Dan Yi bisa berpikir seperti itu.
“Waktu itu aku tak bisa bertanya karena sibuk mengurus Jae-hui dan bekerja. Bukankah pengumumannya kontroversial Waktu itu, aku bahkan tak tahu kau bekerja di Gyeoroo. Kupikir kau masih sekolah. Selain itu Kau aneh waktu itu. Tidak bisa dihubungi dan tak pernah di rumah.” Ucap Dan Yi penuh semangat.
“Kenapa tiba-tiba tertarik? Apa Karena aku pacarmu?” goda Eun Ho
“Dia memberikan pengumumannya, 'kan? Aku membacanya, dan sama sekali tak paham. Kenapa dia pensiun? Apa kau bisa memberi tahu? Akan kurahasiakan.” Kata Dan Yi penasaran.
Eun Ho tak ingin menjawab mengajak Dan Yi makan saja karena sudah sangat lapar.  Dan Yi bertanya keberadaan Tuan Kang, apakah Eun Ho tetap komunikasi. Eun Ho mengaku tidak dan  menegaskan kalau Tuan Kang menghilang karena menginginkanya.
“Dan dia tulis pengumuman itu agar tak ada yang mencarinya. Selain itu, dia tak berhubungan dekat dengan siapa pun. Menurutku, itu akhir sempurna baginya.” Tegas Eun Ho
“Kenapa kau pikir itu akhir? Buku judul “Para Pahlawan” belum selesai.” Kata Dan Yi. Eun Ho menegaskan Tuan Kang sudah pensiun.
“Dia akan kembali dengan buku itu... Bukan hanya aku yang pikir begitu. Semua di kantor juga berkata sama. Mereka pikir dia akan kembali. Kuharap dia kembali dengan dramatis dan mengguncang dunia. Omong-omong, apa sudah baca koleksi puisi?” ucap Dan Yi. Eun Ho mengaku kalau itu bagus.
“Apa akan kau terbitkan?  Bagaimana? Apa kita harus menerbitkannya?” tanya Dan Yi. Eun Ho piki itu sangat bagus. Dan Yi bertanya apakah Eun Ho akan memberikan suara. Eun Ho mengaku tak tahu. Dan Yi pikir kalau Eun Ho akan mengatakan tidak. Eun Ho menyuruh Dan Yi makan saja. Dan Yi merengek agar Eun Ho memberikan suara yang benar. 




Pagi hari
Hae Rin baru saja turun dari bus meraskan sesuatu yang berhembus kencang. Nyonya Seo datang mengibaskan jaket panjangnya turun dari bus, lalu dibelakangnya Tuan Bong memakan jaketnya dengan gagah.
Keduanya seperti seorang detektif yang akan memecahakan kasus. Hae Rin binggung, lalu Tuan Bong dan Nyonya Seo melewatinya sambil menyapa. Hae Rin pun membalas walaupun dengan tatapan binggung.

Park Hoon akan masuk kantor, mendengar teriakan Ji Yool berjalan masuk. Park Hoon tak percaya kalau Ji Yool naik bus. Ji Yool membenarkan dengan bangga. Angin berhembus kencang, Tuan Kim memakai kacamata hitam dan jaketnya berjalan layaknya pahlawan yang akan berjuang, keduanya hanya bisa melonggo.
Di dalam ruangan terjadi juga kegaduhan, Nyonya Goo dengan gayanya masuk ruangan dengan jas yang sama. Song Il melihatnya memuji Nyonya Goo yang keren sekali. Akhirnya Eun Ho berjalan paling depan, bersaam dengan empat yang lainya seperti akan melakukan misi penting dan masuk ruang rapat.

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. suka banget, mesti cewenya lebih tua..

    btw aku juga ngrangkum di blogku, kunjungi juga yah
    sinopsis romance is bonus book


    BalasHapus