PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Di depan
aula, seperti banyak penjaga dan sudah ada bus dengan spanduk "Piknik
Cinta Bahagia". Hee Won berbicara di telp kalau akan
membawa mereka makan malam yang enak dan piknik lalu akan membawa mereka ke
sauna untuk mandi air pana dan mengantar mereka pulang.
“Aku tahu
selama ini Anda kerepotan menjaga orang tua Anda. Tidak perlu berterima kasih.
Kami yang berterima kasih.” Ucap Hee Won tersenyum bahagia memperlihatkan tanda
ceklis dalam daftar peserta piknik.
Tuan Park
sudah berjaga-jaga didepan pintu, Seorang nenek keluar dari ruangan. Tuan Park
bertanya mau kemana. Si nenek mengatakan ingin Ke kamar mandi. Tuan Park
langsung menyuruh semua pengawal agar mengantar nenek yang mau ke kamar mandi.
“Tunjukkan
jalannya, dan pastikan dia tahu jalan kembali.” perintah Tuan Park. Pegawal pun
mengikuti nenek agar tak keluar dari aula.
"Aula
Pameran Hyoja"
Hye Ja
dkk masuk ke atap gedung melihat ada banyak pengawal, lalu melihat jam tangan
kalau Satu menit lagi operasi mereka dimulai. Hye Ja memberikan pil herbal untuk
meningkatkan energi mereka serta memastikan peran mereka.
“Peranmu
yang paling penting... Begitu kita sampai di pintu masuk basemen, kau harus
mengeluarkan para orang tua tepat jam 10.15... Aku percaya padamu.” Ucap Hye Ja
pada si kakek.
“Hee Seon,
setelah ini, bolehkah aku mengajakmu kencan secara resmi?” ucap si kakek. Hye
Ja langsung menolak. Si kakek pun tak bisa berkata apa-apa.
Akhirnya
si kakek berguling, mengendap-ngendap masuk ke dalam aula. Tuan Park sedang
menyusun rencana kalau Ini sangat penting jadi Pastikan semua orang siaga di
lantai dua dan tiga dan akan memeriksanya nanti. Si kakek masuk ruanga, Tuan
Park bertanya darimana kakek itu.
“Kamar
mandi.” Ucap Si kakek. Tuan Park pikir tidak melihatnya pergi. Si kakek mengaku
tertutup orang dan sembelit.
“Begitu
kita sampai di pintu masuk basemen, alihkan perhatian mereka dengan segala
cara.” Pesan Hye Ja.
Tuan Park
menyuruh Si kakek masuk ruangan berkumpul dengan yang lainya. Si kakek
tiba-tiba berteriak memanggil semua pengawal berkumpul agar menghormati orang
yang lebih tua. Semua pun berkumpul mengikuti perintah si kakek.
Si kakek
langsung membuka bajunya memperlihatkan tatto macan, memberikan darimana
asalnya. Hye Ja mencoba mengendap-ngendap masuk. Si kakek terus berusaha
mengalihkan kalau dikenal sebagai kakek menakutkan dari Jalan Maljuk.
Semua
tatapan tertuju padanya, Kakek berpikir Hye Ja dkk sudah berhasil masuk. Tapi
ternyata nenek dengan tongkat belum masuk akhirnya si kakek berusaha dengan
mengalihkan perhatian mengunakan tarianya dan akhirnya masuk ruangan.
“Permisi.
Perhatian, Semuanya! Kalian semua, tolong berkumpul di sini.” Teriak kakek pada
semua nenek yang akan pergi piknik. Semua pun mendekat, suasana seperti sangat
tegang.
“Ini
penting... Jadi Dengarkan baik-baik, Kalian
diberi tahu bahwa akan berpiknik hari ini, kan?” ucap si kakek. Semua
menganguk.
“Kuberi
tahu yang sebenarnya. Para bedebah di aula pameran ini mengincar uang asuransi
kalian. Kalian akan pergi "piknik". Apa kau tahu kenapa mereka tidak
mengundang aku dan beberapa lainnya? Itu Karena kami tidak mendaftar polis
asuransi. Mereka tidak mengundang kami karena mereka tidak butuh kami.” Kata Si
kakek
“Lalu
kenapa mereka mengundang kami?” tanya si kakek lain heran.
“Apa Kau
membeli suplemen mereka?”ucap si kakek genit. Nenek lain mengaku berencana
membeli beberapa. Hampir semua nenek membeli suplemen.
“Kalian
bahkan belum menghabiskan satu sen di sini. Tapi apa mereka memberi asuransi dan
bahkan sekarang piknik ini? Apa yang diajarkan kehidupan kepada kita? Tidak ada
yang gratis dalam hidup. Tidak ada yang memberi kita secara gratis. Orang-orang
itu tidak akan melakukan hal buruk kepada kita.” Kata kakek genit menyakinkan.
Beberapa kakek
yakin dengan ucapan si kakek genit. Tapi ada beberapa juga merasa berbicara
omong kosong dan tak yakin Hee Woon dkk tidak akan menyakiti mereka. Si kakek
genit mengeluh dengan semua teman-temanya.
“Aku
tidak akan mencegah jika kalian ingin pergi, tapi lebih baik kalian mati saja
daripada cedera. Mengerti? Jangan menjadi beban bagi anak-anak kalian.” Ucap Si
kakek genit. Semua hanya bisa diam.
“Pukul 10.15 tepat, keluar gedung
bersama yang lain, lalu para penjahat akan mengikutimu, dan pintu ke basemen
akan dibuka, dan kami akan masuk. Jika kami tidak kembali dalam 30 menit, kau
harus memanggil polisi.”
Hye Ja yang
sudah menyusun rencana mengungu didepan pintu basement. Kakek genit mengajak semua kakek dan nenek
keluar dari ruangan. Tuan Park dkk bingung tiba-tiba semua kakek dan nenek
keluar berbondong-bondong. Tuan Park
menyuruh semua pengawal menghentikan pada manula.
Tuan Park
melapor pada Tim yang ada di bawah tanah kalau ada masalah. Pengawal pun
berlari untuk membantu tim yang ada dalam aula. Hye Ja pun tak terlihat karena
bersembunyi dibalik pintu lalu perlahan masuk ruangan bawah tahan.
Hye Ja
melihat masih ada dua pengawal yang berjaga lalu memastikan kalau sudah siap.
Si nenek klepo mengaku seperti wanita tas yang membawa semua lalu membagikan
sesuatu. Hye Ja pikir ini giliranya lalu memint agar memberikan sumpit dan juga
sarung tangan dan mematikan aliran listik.
Dua
pengawal terlihat binggung berlari keluar ruangan, Hye Ja dkk berhasil tak
terlihat. Si nenek heran Hye Ja malah
memutuskan aliran listrik. Hye Ja menegaskan kalau akan bermanfaat bagi
mereka lalu meminta Tuan Kim memberi tahu keahlianya. Si kakek tua mengeluarkan
tongkatnya.
“Gelombang
energi yang dihasilkan saat tongkatku menyentuh tanah membantuku melihat lebih
baik daripada memiliki penglihatan yang sempurna. Ayo Pergi sekarang.” Ucap Si
kakek menuntun jalan seperti bisa merasakan sesuatu.
“Ada
ruangan di ujung kiri... Dua ruang di kanan... Ada koridor di antaranya... Itu
koridor sempit yang berbelok ke kanan... Di ujung koridor, ada lorong yang
lebih luas..” kata si kakek buta.
“Pergi ke
koridor yang sempit dan tunggulah kami di sana.” Kata Hye Ja pada nenek yang
memakain tongkat.
Hee Won
sedang asik tertidur tanpa sadar kalau ruanganya gelap, Tuan Park masuk dengan
wajah panik. Hee Won bertanya apa yang terjadi dengan binggung karena ruangan
gelap. Tuan Park memberitahu kalau semua orang pergi.
“Siapa
yang pergi? Apa yang kau bicarakan?” ucap Hee Won binggung. Tuan Park
memberitahu kalau semua orang tua itu pulang. Hee Won terlihat kaget
mendengarnya.
“Kenapa
gelap sekali?” tanya Hee Won binggung. Tuan Park memberitahu kalau Listrik
tiba-tiba padam.
“Kalau
begitu, nyalakan lagi, Bodoh! Kita butuh listrik... Cepat Perbaiki, Bodoh.” Ucap
Hee Won. Tuan Park menganguk mengerti.
“Hei,
bagaimana dengan Joon Ha? Di mana dia? Bahaya jika dia keluar.” Kata Hee Won
panik menyuruh mereka segera pergi.
Hye Ja
bertanya keberdaan Joon Ha pada Tuan Kim. Tuan Kim menghentakan tongkatnya, lalu
memberitahu kalau Hye Ja ada di ruangan pertama di sebelah kanan dan meminta
agar mengikutinya. Akhirnya mereka bisa
masuk tapi bukan Joon Ha yang mereka temukan, tapi si kakek yang ada dikursi
roda.
Hye Ja
kaget melihat si kakek yang memakai jam tangan ternyata dikurung juga dalam
ruang bawah tanah. Si kakek mencari Joon
ha, lalu melihat Joon Ha ada di ruangan di ujung kiri.
“Dia
pingsan di lantai, jadi, aku tidak bisa melihatnya. Cepat ke sana dan
selamatkan dia.” Ucap Tuan Kim
“Lalu
bagaimana dengan dia?” tanya kakek lain. Nenek klepto berpikir kalau mereka
tidak punya waktu. jadi harus menyelamatkan Pak Lee.
“Tidak,
ayo kita bawa dia.” Ucap Hye Ja. Tapi nenek lain berpikir si kakek kursi roda hanya
akan menjadi beban.
“Siapa di
antara kita yang tidak membebani? Mari kita bawa dia. Pimpin jalan.” Ucap Hye
Ja dan meminta Tuan Kim agar memimpin jalan.
Akhirnya
mereka bisa menemukan Joon Ha yang terkapar di lantai. Joon Ha dengan matanya
seperti bisa melihat wajah Hye Ja saat muda yang panik membangunkanya. Dua
kakek pun membantu Joon Ha untuk berdiri keluar dari ruangan.
Tuan Park
berhasil masuk ke dalam ruang bawah tanah dengan korek, tak sengaja bertatap
muka dengan Hye Ja tapi Hye Ja mencoba mengelabuhi dengan meniup korek. Tuan Kim terus bisa berjalan dalam kegelapan.
Lampu menyala dan para nenek sudah menghilang.
Hye Ja
melihat si nenek tongkat menunggu di lorong kecil seperti tak tega meninggalkan
sendiri. Si nenek menyuruh Hye Ja agar terus berjalan karena bisa mengurus
sisanya. Hye Ja berjalan dilorong yang sempit dengan para kakek dan juga Joon
Ha.
“Apa Kau
tahu keahlianku? Aku bisa memperlambat siapa pun di dunia.” Ucap Nenek tongkat
bisa membuat orang yang mengejar dibelakang tak bisa lewat.
“Pak Kim,
di mana pintu keluarnya?” tanya Hye Ja. Tuan Kim binggung karena bisa melihatnya tadi Tapi gelombangnya tidak
ada lagi karena sudah terang.
“Kalian
semua! Tetap di sana... Apa Kalian tahu? Sejak pertama kali melihat Anda, aku
tidak pernah menyukai Anda, wanita tua.” Ucap Hee Won pada Hye Ja membawa dua
anjing.
“Apa Kau
pikir aku menyukaimu? Kau seperti orang jahat.” Kata Hye Ja.
“Benarkah?
Aku terlihat jahat, kan? Akan kutunjukkan betapa jahatnya aku.” Ucap Hee Won
lalu menyuruh dua anjing untuk mengigit para manula.
“Pak, kau
bilang kamu bisa mengendalikan anjing apa pun, kan? Ayo Sekarang!” ucap Hye Ja
Si kakek
yang memiliki anjing pun berdiri bertanya Siapa yang mau jalan-jalan. Si anjing
malah berbalik dan tak menyerang bahkan berdiri didepan pintu. Si kakek
memberitahu pintu untuk keluar. Mereka bergegas pergi.
Saat itu
para pria datang mengepung, Wanita klepo tiba-tiba mengeluarkan gergaji dari
celanya dan membuat pria ketakutan. Semua nenek dan kakek pun akhirnya masuk ke
dalam bus dan si nenek menahan pintu dengan pipa agar tak terbuka.
“Hyun dan
seorang wanita hilang.” Kata kakek kembar yang duduk dibangku supir. Si nenek
klepto menyuruh merekan jalan saja karena akan ditangkap.
Saat itu
Kakek Hyun dan seorang nenek tongkat datang. Pengawal Hee Won berhasil keluar
dari pintu. Semua panik, kakek Hyun menyuruh mereka pergi saja meninggalkanya.
“Berhenti
di sana.” Teriak kakek Hyun. Semua pegawai menuruti perintah Kakek Hyun.
“Nyonya..
Terima kasih untuk semua waktu yang menyenangkan. Aku senang sekali bisa membantumu...Maksudku,
Hee Seon.. Umat Buddha meyakini reinkarnasi. Dalam kehidupan kita selanjutnya,
aku harap kita menjadi suami istri.” Ucap Kakek Hyun
“Tapi Aku
Kristen.” Kata Hye Ja. Kakek Hyun melonggo binggung. Akhirnya Hye Ja dkk pergi
denga bus dan Kakek Hyun mencoba melawan pengawal Hee Won walaupun akhirnya
digotong bersama.
Young Soo
masih ada di dalam mobil mendengar sesuatu dan berpikir kalau naik feri. Ia
berpikir kalau itu berarti akan ke Pulau Jeju, wajahnya bahagia karena suka
Pulau Jeju.
Kakek
kembar mengemudikan mobil dengan nyaman,
Joon Ha bersandar di jendela teringata saat Nenek Hye Ja memangilnya dan
melihat bayangan Hye Ja dalam didepanya. Hye Ja menatap Joon Ha yang duduk
diseberangnya, teringat bahagia.
“Coba Lihatlah
laut!” teriak Si nenek Klepto. Semua pun berteriak bahagia.
“Bagaimana
lautnya?” tanya Kakek Kim yang tak bisa melihat. Hye Ja memberitahu Matahari
sedang terbenam di atas laut.
“Langit
dan laut bersinar keemasan. Seolah-olah laut itu tersenyum kepada kita.” Ucap Hye
Ja. Semua seperti tersenyum melihat matahari terbenam.
Mereka seperti
bisa melihat masa muda mereka. Kakek buta bisa melihat wajahnya saat masih
muda. Nenek klepto melihat saat dirinya masih ,uda yang langsing dengan rambut
panjang.
Nenek
tongkat yang terlihat cantik dengan rambut yang dikuncir dua, kakek kembar
melihat foto mereka keduanya. Kakek yang punya anjing, mengingat kenangan pada
anaknya.
Sang Eun
duduk di dalam restoran, berpikir Hye Ja sedang dalam perjalanan dan ingin tahu
pergi ke mana. Hyun Joo tahu Hye Ja bilang ingin ke pantai dan membawa Joon Ha
jika menemukannya. Sang Eun teringat dengan keberadaan koper mereka.
“Apa?
Koper? Ah... Benar! Di bagasi!.. Kita tidak mengeluarkan kopernya dari bagasi
mobil. Tunggu.” Kata Hyun Joo mengeluarkan ponselnya.
“Paman.. Mobil
yang kami kembalikan kemarin... Aku meninggalkan koperku di bagasi. Paman belum
menjualnya, kan?” ucap Hyun Joo lalu kaget karena sudah menjualnya.
“Bisakah
Paman meminta mereka mengembalikan koperku?” tanya Hyun Joo. Pamanya pikir sepertinya
sulit.
“Kenapa? Apa
Paman tidak punya nomor telepon pembelinya?” ucap Hyun Joo
“Mobil
itu dijual ke pembeli di luar negeri. Saat ini, mobil bekas Korea sangat
populer di Afrika.” Kata Paman
“Apa Paman
menjualnya kepada seseorang di Afrika?” kata Hyun Joo kaget.
“Ya.
Mobil itu mungkin sudah di dekat khatulistiwa.” Kata Paman. Hyun Joo pun hanya
bisa mengucapkan terimakasih lalu menutup pintu.
Sang Eun
bertanya apakah mobil itu dijual kepada seseorang di Afrika. Hyun Joo membenarkan
dan terlihat binggung. Sang Eun pikir
tak masalah karena memang berencana menyingkirkan baju-baju itu jadi lupakan saja karena bisa jauh lebih buruk.
“Ayo.. Bersulang...
Tapi kenapa perasaanku tidak enak?” ucap Hyun Joo merasakan sesuatu.
Young Soo
menyanyi di dalam bagasi seperti berharap bisa berdua dengan Hyun Joo pergi ke
pulau Jeju. Tapi padahal ia sedang berada ditengah laut dalam kapal untuk pergi
ke Afrika dengan mobil-mobil lainya.
Joon Ha
dengan para kakek dan nenek akhirnya duduk di tepi pantai, mereka menikmati
matahari terbenam. Hye Ja melihat kakek kursi roda lalu menarik selimut agar
tak kedingingan. Si kakek melepaskan jam tangan dan terjatuh ditanganya.
Hye Ja
melihat ada inisial di belakang jam tangan "H.J. Cinta J.H." lalu
ingatanya seperti datang kalau karena itu Hye Ja dan Joon Ha, jadi, "H.J.
Cinta J.H." dan Joon Ha dengan rambut panjangnya mengunakan jam yang sama.
Keduanya seperti sepasang kekasih foto bersama, saat itu Hye Ja melihat sosok
kakek ada sosok pria muda yang licik.
Kepala
Hye Ja merasakan kepalanya terasa sakit lalu menjerit kesakitan. Tiba-tiba
seluruh temanya hilang, tak ada orang hanya dirinya sendiri di tepi pantai,
lalu terdengar teriak ayahnya yang menganggap dirinya Ibu bersama dengan Nyonya
Lee.
Hye Ja
seperti bisa melihat dirinya berdiri dengan seorang anak dan akan menabur abu
yang dibawanya. Matanya terlihat sedih kehilangan seseorang. Hye Ja hanya bisa
menangis melihat dirinya yang masih muda tapi kehilangan seseorang dan memiliki
anak.
Dari jam
itu, Semua seperti cerita tentang Hye Ja diputar saat masih kecil dan sempat
bertemu dengan Joon Ha bahkan mereka berkencan seperti yang dimimpikan Hye Ja. Ada
cerita Hye Ja yang bahagia dan juga bisa menahan Joon Ha yang akan menyakiti
kepalanya.
Hye Ja
dibawa masuk ke rumah sakit, semua terlihat panik. Beberapa saat kemudian Hye
Ja sadar melihat ayah dan ibunya, tapi wajahnya terlihat saat masih muda. Orang
tuanya pun tetap memanggil “ibu” pada Hye Ja. Tuan Kim memastikan kalau Hye Ja
bisa mengenalinya.
“Anda
tidak perlu khawatir... Jika beliau siuman dan istirahat sebentar...” ucap
Dokter. Hye Ja melihat sosok Joon Ha berbicara dengan dokter.
“Aku
dokternya dari pusat perawatan lansia... Nama aku Kim Sang Hyun.” Ucap Dokter
pada Joon Ha.
“Seolah-olah
aku terbangun dari mimpi panjang. Tapi aku tidak yakin apakah itu aku yang lebih
muda memimpikan saat aku tua atau aku yang lebih tua memimpikan saat aku masih
muda.” Gumam Hye Ja
“Tolong
periksa terus tekanan darahny dan tolong kirimkan hasil tes darahnya kepadaku. Juga,
periksa orientasi mentalnya saat beliau siuman. Kita juga harus melakukan
pindai CT dan EEG. Dia mungkin bingung, jadi, jangan diajak bicara dahulu.” Kata
Dokter.
Hye Ja
seperti tak percaya melihat semua yang terjadi pada kehidupanya setelah memutar
jam.
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar