PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dan Yi
terbangun dari tidurnya lalu pergi ke dapur mencari makanan dan ternyata nasi
sudah habis dan harus belanja bahan makanan lagi. Lalu membuka pintu kamar Eun
Ho tapi ternyata tak ada dikamar lalu bertanya-tanya Ke mana Eun Ho pagi
sekali.
Eun Ho
tertidur dengan lengan Seo Joon sebagai bantal dan kaki Seo Joon merangkul Eun
Ho. Eun Ho tersenyum berpikir tidur dengan Dan Yi memegang tanganya, Seo Joon pun seperti berpikir tidur dengan
Dan Yi.
“Jari-jarimu...sangat
tebal.” Ucap Eun Ho lalu mulai meraba dan melotot kaget saat saat kalau itu
tangan pria.
“Hei!
Kenapa kau memelukku?” teriak Eun Ho. Seo Joon yang bangun pun berteriak kalau
Eun Ho yang menyentuhnya duluan
“Apa? Apa
aku menyentuhmu? Astaga, dasar bedebah pembohong. Kenapa biarkan aku tidur di
lenganmu?”jerit Eun Ho
“Kau yang
tidur di situ! Aku tak...”ucap Seo Joon terhenti karena melihat Hae Rin
berjalan keluar dengan wajah penuh alergi.
“Hae-rin...
Apa Kau baik-baik saja?” tanya Seo Joo melonggo. Hae Rin bertanya dimana ia
sekarang.
“Tanyakan
dulu siapa dirimu.” Ucap Eun Ho speerti sudah bisa. Hae Rin bisa menyebut
namanya.
“Apa Kita
harus bawa dia ke rumah sakit?” ucap Seo Joon panik. Eun Ho pikir tak perlu
karena akan sembuh nanti siang.
Hae Rin
duduk dan tiba-tiba ingin muntah. Seo Joon panik menyuruh Hae Rin untuk pergi Ke
toilet. Eun Ho pun meminta maaf dengan sikap Hae Rin.
Beberapa
orang sedang ada didepan lift, Dan Yi dkk baru keluar lift melihat pengumuman
yang ditempel, beberapa orang melihat kontesnya sudah resmi dimulai. Dan Yi
bertanya apa maksudnya "Kontes ide
untuk pegawai Gyeoroo"
“Semua
pegawai boleh ikut serta pada kontes ini. Hadiah uangnya lima juta won. Aku
akan menang. Ini akan diunggah di intranet hari ini.” Ucap Ji Yool mengambil
gambar dengan ponselnya.
“Tapi
tetap saja... Apa Kau yakin mereka belum memilih pemenangnya?” ucap Park Hoon.
“Kau
anggap apa perusahaan kita? Kau Bacalah. "Agar kompetisi adil, peserta tak
boleh menulis informasi personal. Jadi Cukup tuliskan nomor yang diberikan saat
mengunduh formulir, lalu serahkan." Kata si pegawai senior
“Apa Artinya
kita bisa mendaftar secara anonim?” tanya Park Hoon. Si pegawai membenarkan.
“Dan Yi,
Apa kau akan mendaftar?” tanya Ji Yool. Dan Yi bertanya apakah pegawai kontrak
juga bisa ikut
“Kenapa
tidak? Lagi pula daftarnya anonim... Ayo kita coba ikut kontes ini, Dan Yi!”
kata Ji Yool. Dan Yi pun mengambil
gambar poster [KONTES IDE GYEOROO]
Dan Yi
melihat Hae Rin baru datang dengan wajah merah bertanya, apa yang terjadi
dengan wajah panik. Hae Rin mengaku Tidak apa-apa. Dan Yi pikir tak seperti
itu. Eun Ho baru datang mengatakan Bukan masalah, karena nanti malam pasti
sudah sembuh lagi. Dan Yi seperti masih tak pecaya.
“Ada apa?
Apa Kau makan mentimun lagi? Dia alergi mentimun.” Ucap Nyonya Seo melhat wajah
Hae Rin.
“Jika
tahu begitu, seharusnya lebih berhati-hati. Apa Kau tak mencium baunya? Mentimun
baunya aneh.” Komentar Tuan Bong.
“Aku
sengaja memakannya. Aku sangat sedih, sampai ingin mati saja.” Komentar Hae Rin
melirik pada Eun Ho, Dan Yi melihatnya tapi Eun Ho seperti tak peduli.
“Tapi kau
tak mati dan Kau membaik dengan cepat... Ada rapat eksekutif pagi ini.... Bukankah
kalian harus hadir?” ucap Nyonya Seo
Para
pendiri berkumpul dalam ruangan, Tuan Bong memberikan naskah [AKU INGIN MEMBERIMU
IDE-IDE PALING BRILIAN] menegaskan kalau harus menerbitkan itu. Tuan Bong
membacanya mengatakan mereka tak menerbitkan puisi.
“Aku suka
puisinya.” Ucap Eun Ho. Tuan Bong senang mendengarnya menyakinkan kalau Kepala
Editor menyukainya.
“Saat
membaca koleksi puisi ini,aku menangis.” Ucap Tuan Bong. Tuan Kim mengeluh
kalau Tuan Bong memang suka menangis.
“Kau
menangis semalam saat meneleponku pukul 02.00 karena Bu Seo...” ejek Tuan Kim.
“Aku
menangis karenamu, Yeong Ah.” Akui Tuan Bong. Tuan Kim menceritakan Tuan Bong
yang menangis tersedu-sedu.
“Maaf...
Aku mengerti kalian berteman dekat dan kalian pernah berhubungan dekat. Tapi
ini rapat. Mari jaga formalitasnya. Kita sedang bekerja.” Ucap Nyonya Go
dingin.
“Dia
menangis... Kudengarkan lebih dari sejam.” Ejek Tuan Kim. Nyonya Go kembali
menatap sinsi.
“Baik, aku
mengerti. Kau bisa bicarakan urusan pribadi di luar.” Kata Nyonya Go.
“Baik,
kita abaikan dulu urusan personal. Jadi Bacalah koleksi puisi ini.” Kata Tuan
Bong. Nyonya Seo pikir mereka bisa baca dan nanti dibicarakan lagi.
“Putuskan
berdasarkan tradisi pendiri perusahaan.” Kata Tuan Kim. Eu Ho tak percaya kalau
mereka harus pakai jas hujan lagi.
“Itu ide
bagus... Saatnya kita pakai itu lagi... Itu tradisi perusahaan. Yang benar
saja.” Kata Tuan Kim.
Dan Yi
datang membawakan bank koin yang diminta. Tuan Bong meminta Dan Yi menunggu dan
jangan ke mana-mana. Nyonya Go menatap sinis Dan Yi. Tuan Bong mengajak mereka
mengambil suara. Karean sudah lama sekali tak melakukan ini.
“Bagaimana
aturan ambil suaranya?” tanya Dan Yi bingung melihat buku seperti celengan.
“Di
masa-masa awal perusahaan,ini cara putuskan buku yang akan diterbitkan. Seseorang
akan mengusulkan buku, lalu kami akan mengumpulkan suara di secarik kertas.”
Ucap Tuan Kim
“ Agar
bisa lolos, butuh empat dari lima suara.” Jelas Nyonya Seo. Tuan Bong pikir
Dahulu mereka bekerja keras untuk menerbitkan buku.
“Kita masih
sangat awam” kata Eun Ho. Nyonya Goo menambhakan mereka jua masih bersemangat.
“Waktunya
dua pekan memberi suara dan Kuncinya ada pada Dan-i.” Ucap Tuan Bong memberikan
kunci pada Dan Yi
“Kurasa
kita tak harus menunggu hingga dua pekan. Pasti semuanya akan tak setuju. Kecuali
suara Ji-hong.” Komentar Tuan Kim
Tuan Bong
meminta mereka agar membaca secara keseluruhan dengan yakin kalau Bukunya akan
laris. Semua berjalan pergi keluar ruangan. Tuan Bong menyakinkan kalau yang
kini sedang trend "Terhubung" dan "menenangkan" dan Buku
ini punya unsur itu.
“Sekarang
banyak orang kelelahan... Hei.. Mau ke mana? Aku belum selesai. Bukunya akan
merangkul kekosongan hati dengan kehangatan.” Ucap Tuan Bong
“ Aku
punya orang lain untuk merangkulku. Jadi, tidak, terima kasih.” Kata Nyonya Seo
lalu berjalan keluar ruangan. Tuan Bong
terlihat marah
“Jangan
khawatir. Dia masih sendiri.” Bisik Tuan Kim. Tuan Bong meminta agar membaca
secara keseluruhan.
“Dan-i, Apa
kau suka puisi?” tanya Tuan Bong. Dan Yi mengangguk. Tuan Bong pikir sudah
menduga dan meminta agar membawakan berkasnya.
Nyonya Go
melihat Eun Ho mengajak untuk bicara dengan wajah serius. Eun Ho dengan penuh semangat bertanyaa apa
ada yang mau dibicarakan. Nyonya Goo pikir Eun Ho harus melihat sesuatu memperlihatkan
[RESUME KANG DAN-I] Eun Ho melihat bagian latar belakang SMA JINHWA
“Aku
dapat dari SDM dan Aku ingin cek sesuatu.” Ucap Nyonya Goo. Eun Ho ingin tahu
Mengecek apa. Nyonya Go meminta Eun Ho agar membacanya.
Eun Ho
melihat artikel [PERIKLANAN KOREA 2012 PENGHARGAAN HADIAH UTAMA] lalu terdiam.
Nyonya Go membahas kalau Di artikel
tertulis Dan Yi ikut dan memenangkan hadiah di kontes periklanan SH Advertising
yang membuatnya direkrut sebelum lulus dari universitas.
“Ini Mengagumkan,
'kan? Aku takut kita telah merekrut orang yang salah kali ini.” Ucap Nyonya Go
sinis
“Menurutku
tak begitu. Kita beruntung punya orang sekaliber dia.” Kata Eun Ho
“Aku
penasaran apa alasannya melamar sebagai lulusan SMA.” Ucap Nyonya Go sinis
“Itu
karena perusahaan lain tak akan merekrutnya”jawab Eun Ho. Nyonya Go ingin tahu pendapat Eun Ho kenapa
bisa seperti itu.
“Mereka
bias karena dia kembali dari hiatus karier. Menurut mereka dia kehilangan
sentuhannya. Itukah yang ingin kau bicarakan?” kata Eun Ho dingin.
“Bukan...
Apa kau tahu soal ini? Soal latar belakang pendidikannya. Kau tak tampak
terkejut. Aku sangat cemas dan terusik.”akui Nyonya Go. Eun Ho ingin tahu
alasanya.
“Dia
punya tujuan tersembunyi. Lihatlah ketertarikannya pada pemasaran. Kita izinkan
pegawai untuk mendaftar di tim berbeda tiap tahun. Dia tak boleh, Kebijakan itu
hanya untuk pegawai tetap. “ ucap Nyonya Go. Eun Ho ingin bicara tapi Nyonya
Seo menyela.
"Jika mau
pindah ke Tim Pemasaran, maka dia harus menjadi pegawai tetap dulu. Agar adil,
untuk melakukannya, dia harus mengikuti proses rekrutmen dari awal. Tapi
kompetensinya sudah teruji.” Tegas Nyonya Go. Eun Ho pikir Dan Yi... Tapi
Nyonya Seo kembali menyela.
“Kita tak
bisa mengubah kebijakan hanya demi mengakomodasi satu pegawai. Ada lebih dari
160 pegawai di sini. Kalau begitu, untuk apa ada aturan dan regulasi? Jadi
Pecat Dan-i, Pak Cha.” Ucap Nyonya Go. Eu Ho hanya bisa terdiam.
“Bukan.
Karena dia pegawai kontrak, mengakhiri kontraknya adalah istilah yang tepat.”
Tegas Nyonya Go.
Eun Ho
kembali duduk di ruang kerjanya menatap Dan Yi. Saat itu terdengar teriak
memanggil Dan Yi agar isi kulkas dengan jus organik. Dan Yi menganguk
mengerti. Sang Il memanggil Dan Yi kalau
ada kursi di ruang rapat yang rodanya hilang. Dan Yi pun akan memperbaikinya.
“Dan Yi,
aku simpan bukunya di ruang konferensi... Bisa tolong bungkuskan?” ucap Pria
lainya.
“Baik,
akan kubungkus semuanya.” Kata Dan Yi. Eun Ho terus melihat Dan Yi yang akan
pergi.
“Dan Yi,
mesin fotokopinya kehabisan kertas.” Ucap Hae Rin. Dan Yi akan mengambilkanya.
Dan Yi
pergi ke pantry melihat kulkas yang sudah penuh dan merasa Aneh karena tadi
katanya kosong lalu bertanya pada Tuan Bae, karena tadi Lee bilang kulkasnya kosong.
Tuan Bong mengatakan kalau Eun Ho baru mengisinya. Dan Yi kaget mendengarnyar.
“Pak Cha,
sedang apa?” tanya Dan Yi saat masuk ke ruang rapat. Eun Ho memperbaiki roda
kursi.
“Tampaknya
kau sibuk... Aku suka memperbaiki barang.” Kata Eun Ho lalu membantu kardus
buku yang akan dibungkus.
“Terima
kasih, tapi aku bisa melakukannya sendiri...Jangan begini. Kita sedang bekerja.
Apa kau Ingat? Orang akan curiga pada kita...Terima kasih.” Kata Dan Yi
Eun Ho
selesai membantu meminta Dan Yi agar Jangan lupa makan siang. Dan Yi menganguk
mengerti. Eun Ho keluar ruangan melihat Dan Yi memasukan buku ke dalam amplop
dengan wajah sedih.
Tuan Kim
sedang ada diruangan, pulpenya terjatuh dan melihat ada kancin yang jatuh
diruanganya lalu bertanya-tanya Kancing siapa ini. Ia teringat Saat Nyonya Goo
datang ke ruangan tentang penulis yang datang dan sudah tahu kalau pasti
kancingnya itu akan copot.
Akhirnya
Tuan Kim pergi ke ruangan Nyonya Go tapi tak ada orang. Nyonya Go akan masuk
ruangan berpapasan dengan Tuan Kim. Tuan Kim memberitahu kalau akan pergi akan
pergi makan seolleongtang mengajak untuk ikut juga.
“Aku
sudah ada rencana... Selamat makan siang.” Ucap Nyonya Go. Tuan Kim menganguk
mengerti.
“Tunggu...
Aku menemukan ini di lantai ruanganku.” Kata Tuan Kim. Nyonya Go mengambil
kancing dari tangan Tuan Kim sambil mengucapkan terima kasih.
Eun Ho
makan siang dengan Tuan Kim lalu membahas
Ha Hye-yeong di Departemen Literatur Remaja diangkat menjadi pegawai
tetap dari posisi kontrak. Tuan Kim membenarkan tapi bukan ubah kontraknya tap
Hye Yeong berhenti selama setahun lalu melamar untuk posisi itu.
“Jadi, satu-satunya cara jadi tetap adalah melamar
ulang posisinya?” tanya Eun Ho
“Tentu
saja. Sebagian orang bahkan sekolah untuk dapat memenuhi kriteria spesifik
kita. Aneh juga jika kau tertarik kepada departemen lain. Akhirnya kau tumbuh
dan cocok dengan kami. Itu bagus. Kau harus memperhatikan cara operasi tim dan
departemen lain. Siapa yang warisi perusahaan setelah aku tua? ” Kata Tuan Kim.
“Apa kau
menawarkan posisi? Kenapa tak sekarang saja?” kata Eun Ho penuh semangat. Tuan
Kim langsung memukul kepala Eun Ho dengan sendok.
“Aku suka
kau, tapi jangan bertingkah. Aku bukan pamanmu.” Kata Tuan Kim
“Yang
benar saja... Memangnya aku mirip keponakanmu?”ejek Eun Ho. Tuan Kim mengejek
Eun Ho yang menggemaskan lalu meminta sendok lagi.
Eun H
didalam mobil menelp temanya. Temanya seperti tak percaya kalau kejutan
menelpnya. Eun Ho mengaku ingin bertanyak karena temanya yang bekerja di agen
perekrut. Temannya pikir Eun Ho ingin pindah kerja dan bertanya Ke perusahaan
mana.
“Ini
untuk orang lain... Akan kukirimkan resumenya, tolong dilihat.” Kata Eun Ho
Dan Yi
berjalan pulang sambil membaca puisi usulan Tuan Bong "Kenapa kau dan aku bukanlah bintang keajaiban? Bintang
di langit berkelip-kelip." Saat
itu Eun Ho melihat Dan Yi lalu memanggilnya agar naik mobilnya. Dan Yi
tersenyum melihat Eun Ho.
Dan Yi
duduk disamping Eun Ho yang mengemudikan mobil. Eun Ho memperingatakan supaya
Dan Yi jangan baca sambil jalan dan tak
ingat kejadian saat SMA, kalau Dan Yi jatuh dari tangga. Ia pikir kalau sudah menyelamatkan hidup Dan Yi.
“Aku
menangkapmu, apa kau ingat?” ucap Eun Ho bangg
“Tapi aku
membahayakan hidupku untuk menyelamatkanmu. Tangan dan kakiku patah pada
kecelakaan mobil. Hal-hal semacam itu yang pantas disebut "menyelamatkan
seseorang". Komentar Dan Yi
“Kau
benar... Aku belum pernah menolongmu... Benar, 'kan?” ucap Eun Ho
“Kenapa
kau terus ingin melakukan sesuatu untukku? Lakukanlah untuk dirimu sendiri.
Jangan seperti ini. Kau membuatku tak nyaman.” Ucap Dan Yi kembali membaca.
“Berhenti
membaca... Itu akan merusak penglihatanmu.” Kata Eun Ho memperingati.
“Puisi-puisinya
bagus... Bisakah kau terbitkan?” komentar Dan Yi . Eun Ho pikir akan berikan
suara jika mau. Dan Yi pikir Ada satu yang bagus.
Eun Ho
meminta Dan Yi agar menatapnya saja karena dirinya yang terlihat tampan dan
keren. Dan Yi hanya tersenyum. Eun Ho pikir Dan yi sdang mengejeknya. Dan Yi
mengelak lalu membaca puisi "Bintang tak merasa sedih atau kesepian."
Eun Ho
melihat kotak beras dan mereka kehabisan beras. Dan Yi mengaku kalau lupa
membelinya dan akan segera pergi untuk membelinya. Eun Ho pikir mereka bisa makan ramyeon hari
ini. Dan Yi pun setuju sambil makan buah.
“Kau
tahu, Dan Yi... Bagaimana jika... kita makan di luar hari ini?” ucap Eun Ho
gugup. Dan Yi gugup bertanya dimana.
“Aku
ingat... ada restoran bagus dekat Gunung Nam.” Kata Eun Ho terbata-bata. Dan Yi
piki tak masalah.
“Baiklah...
Bersiaplah... Sepuluh menit lagi kita bertemu.” Ucap Eun Ho lalu masuk kamar
begitu juga Dan Yi.
Eun Ho
terlihat senang bisa mengajak Dan Yi yang tadi tampak alami mengajaknya lalu
mencari pakaian yang cocok. Dan Yi pun ikut senang memikirkan pakaian yang
cocok untuk makan di Restoran bagus dekat Gunung Nam.
“Apa aku
terlalu berusaha terlihat baik?” komentar Eun Ho melihat jaket loreng pink
“Celana
jeans? Rok? Yang ini tampak sangat tak alami.” Ucap Dan Yi merasa pakaianya
yang berlebihan.
“Apakah
terlalu gelap? Ayolah. Ini hanya makan malam. Aku harus tampak alami.” Ucap Eun
Ho terus mencoba pakaian.
“Apa ada
baju yang terkesan, "Aku mengambil yang pertama aku lihat di lemari."
Apa yang kulakukan? Mungkin sudah lewat sepuluh menit. Ini bukan kencan, tampak
santai saja. Kami hanya akan pergi makan. Itu saja.” Ucap Dan Yi memilih
pakaian.
“Baiklah,
aku akan pakai baju yang biasa kupakai... Tapi Apa sudah sepuluh menit? Kurasa
sepuluh menit sudah lewat.” Kata Eun Ho mencoba mendengar dari dalam kamar.
Dan Yi
pun ikut menguping, Eun Ho keluar kamar melihat Dan Yi yang belum keluar
akhirnya masuk lagi. Dan Yi pikir sudah sepuluh menit dan Akan aneh jika keluar
lebih dulu, lalu menunggu Eun Ho. Tapi akhirnya Dan Yi keluar dan saat itu Eun
Ho keluar kamar.
Keduanya
terlihat gugup, Eun Ho akhirnya dengan wajah gugup menyapa Dan Yi yang
bersembunyi dibalik dinding. Dan Yi akhirnya berjalan kelaur rumah sambil
bergandengan tangan, wajah keduanya terlihat bahagia.
Eun Ho
membuka pintu mobil untuk Dan Yi, Dan Yi
melihat kemeja yang dipakai Eun Ho kalau itu hadiah darinya. Eun Ho
mengaku sudah memakainya sekali. Dan Yi
mengaku sudah tahu tapi tak mengataakn saja.
“Kenapa
tak bilang? Apa Karena kau malu menyembunyikan hadiah yang kau beli untukku?
Apa Aku masih seperti adikmu? Tadinya aku mau menunggu hingga kau membalas
perasaanku dan menyadari perasaanmu dengan sendirinya.” Ucap Eun Ho
“Tapi aku
tak bisa melakukannya karena kau bodoh. Aku harus mengajarimu... Kau
menyukaiku.” Kata Eun Ho.
Dan Yi
hanya terdiam, Eun Ho tiba-tiba mendekat. Dan Yi memejamkan matanya dengan
mulut seperti sudah siap berciuman. Eun Ho tersenyum melihat Dan Yi dan hanya
menarik sabuk pengaman saja. Dan Yi pun hanya bisa menahan malu sambil memukul
mulutnya. Eun Ho pun siap berangkat.
Dan Yi
dan Eun Ho pergi ke restoran, mereka makan dengan saling menyuapi. Keduanya
seperti menikmati kencan seperti anak muda lainya. Eun Ho lalu memuji cantik
sekali. Dan Yi pikir dirinya memang cantik. Eun Ho mengatakan bukan Dan Yi tapi
kalungnya.
“Aku
pilih kalung yang bagus.” Ucap Dan Yi bangga. Eun Ho mengajak Dan Yi untuk
menonton film setelah ini. Dan Yi pun menyetujuinya.
Eun Ho menyuapi
Dan Yi makan popcorn, keduanya seperti sangat menikmati menonton film. Eun Ho
mengeser popcorn kesamping tempat duduk lalu menarik pembatas. Dan Yi terlihat
gugup memegang tanganya, Eun Ho pun juga terlihat gugup akhirnya memegang erat
tangan Dan Yi.
Dan Yi
pun tersenyum bahagia, lalu menuliskan sesuatu ditangan Eun Ho.
[SUATU
MALAM, SEORANG WANITA DAN PRIA PERGI KE BIOSKOP SETELAH MAKAN MALAM. SI WANITA
MENULIS DI TANGAN PRIA, "AKU SUKA BERPEGANGAN TANGAN DENGANMU"]
“Aku suka
berpegangan tangan denganmu.” Tulis Dan Yi. Eun Ho pun membalas.
[SI PRIA
BERKATA, "BAGAIMANA JIKA INI?" LALU DIA MENCIUM TANGAN SI WANITA.]
“Aku
lebih suka ini.” Ungkap Eun Ho mencium tangan Dan Yi. Dan Yi pun tersenyum.
“Maka, aku
akan mencari hal lain yang mungkin kau suka juga. Cha Eun-ho. Setelah
kupikirkan, aku juga suka ciumannya.” Ungkap Dan Yi mengingat saat Eun Ho
menciumnya.
[MALU-MALU,
KATANYA, "AKU JUGA SUKA CIUMANNYA. AKU AKAN MENCARI HAL LAIN YANG MUNGKIN
KAU SUKA JUGA."]
“Dan
Yi.... Apa kira-kira judul yang bagus untuk ini? Apakah”Kencan Pertama” bagus?”
tanya Eun Ho. Dan Yi mengaku suka judulnya “KENCAN PERTAMA”
Mereka
seperti saling bicara dalam hati menjadi sebuah cerita tentang cerita mereka.
Dan Yi
dan Eun Ho pulang dengan membawa banyak belanjaan. Dan Yi memberitahu sudah
membaca kontrak Seo Joon, menurutnya
Kontraknya menarik karena Ulang tahun Seo Joon tanggal 23 April. Eun Ho
pikir Kenapa itu menarik.
“Bodoh...
Bukankah tanggalnya mengingatkan sesuatu? Itu Judul novel terakhir Pak Kang
adalah 23 April. Itu Menarik, 'kan? Kurasa dia ditakdirkan bekerja di
perusahaan kita. benar 'kan?”ucap Dan Yi
Eun Ho
terdiam lalu teringat saat datang ke rumah Seo Joon menanyakan nomor sandinya.
Seo Joon menjawab 0423.
Seo Joon
baru saja pulang mengajak Geum Bi jalan-jalan menekan password 0423, lalu masuk
ke ruangan yang dikunci dengan password yang sama.
Sementara
Eun Ho mencari sesuatu di gudang atas rumahnya ada tumpukan naskah tulis tangan
mulai dari [MUSIM PENYESALAN] da akhirnya menemukan judul naskah [MALAM BIRU 23
APRIL] sambil mengingat kembali pertemuan dengan Seo Joon.
“Kau
pasti penggemar Pak Kang... Kau tahu banyak. Pengumumannya ditulisnya sendiri. Tiap
orang berhak untuk dilupakan. Itulah yang dia inginkan.” Tegas Eun Ho
“Apa dia
menghilang? Apa kau mengurungnya?” tanya Seo Joon curiga. Eun Ho terus melihat
judul naskah [MALAM BIRU 23 APRIL]
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar