PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 04 Maret 2019

Sinopsis Romance is a Bonus Book Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Dan Yi terbangun dari tidurnya lalu pergi ke dapur mencari makanan dan ternyata nasi sudah habis dan harus belanja bahan makanan lagi. Lalu membuka pintu kamar Eun Ho tapi ternyata tak ada dikamar lalu bertanya-tanya Ke mana Eun Ho pagi sekali.

Eun Ho tertidur dengan lengan Seo Joon sebagai bantal dan kaki Seo Joon merangkul Eun Ho. Eun Ho tersenyum berpikir tidur dengan Dan Yi memegang tanganya,  Seo Joon pun seperti berpikir tidur dengan Dan Yi.
“Jari-jarimu...sangat tebal.” Ucap Eun Ho lalu mulai meraba dan melotot kaget saat saat kalau itu tangan pria.
“Hei! Kenapa kau memelukku?” teriak Eun Ho. Seo Joon yang bangun pun berteriak kalau Eun Ho yang menyentuhnya duluan
“Apa? Apa aku menyentuhmu? Astaga, dasar bedebah pembohong. Kenapa biarkan aku tidur di lenganmu?”jerit Eun Ho
“Kau yang tidur di situ! Aku tak...”ucap Seo Joon terhenti karena melihat Hae Rin berjalan keluar dengan wajah penuh alergi.
“Hae-rin... Apa Kau baik-baik saja?” tanya Seo Joo melonggo. Hae Rin bertanya dimana ia sekarang.
“Tanyakan dulu siapa dirimu.” Ucap Eun Ho speerti sudah bisa. Hae Rin bisa menyebut namanya.
“Apa Kita harus bawa dia ke rumah sakit?” ucap Seo Joon panik. Eun Ho pikir tak perlu karena akan sembuh nanti siang.
Hae Rin duduk dan tiba-tiba ingin muntah. Seo Joon panik menyuruh Hae Rin untuk pergi Ke toilet. Eun Ho pun meminta maaf dengan sikap Hae Rin. 



Beberapa orang sedang ada didepan lift, Dan Yi dkk baru keluar lift melihat pengumuman yang ditempel, beberapa orang melihat kontesnya sudah resmi dimulai. Dan Yi bertanya apa maksudnya  "Kontes ide untuk pegawai Gyeoroo"
“Semua pegawai boleh ikut serta pada kontes ini. Hadiah uangnya lima juta won. Aku akan menang. Ini akan diunggah di intranet hari ini.” Ucap Ji Yool mengambil gambar dengan ponselnya.
“Tapi tetap saja... Apa Kau yakin mereka belum memilih pemenangnya?” ucap Park Hoon.
“Kau anggap apa perusahaan kita? Kau Bacalah. "Agar kompetisi adil, peserta tak boleh menulis informasi personal. Jadi Cukup tuliskan nomor yang diberikan saat mengunduh formulir, lalu serahkan." Kata si pegawai senior
“Apa Artinya kita bisa mendaftar secara anonim?” tanya Park Hoon. Si pegawai membenarkan.
“Dan Yi, Apa kau akan mendaftar?” tanya Ji Yool. Dan Yi bertanya apakah pegawai kontrak juga bisa ikut
“Kenapa tidak? Lagi pula daftarnya anonim... Ayo kita coba ikut kontes ini, Dan Yi!” kata Ji Yool.  Dan Yi pun mengambil gambar poster [KONTES IDE GYEOROO]


Dan Yi melihat Hae Rin baru datang dengan wajah merah bertanya, apa yang terjadi dengan wajah panik. Hae Rin mengaku Tidak apa-apa. Dan Yi pikir tak seperti itu. Eun Ho baru datang mengatakan Bukan masalah, karena nanti malam pasti sudah sembuh lagi. Dan Yi seperti masih tak pecaya.
“Ada apa? Apa Kau makan mentimun lagi? Dia alergi mentimun.” Ucap Nyonya Seo melhat wajah Hae Rin.
“Jika tahu begitu, seharusnya lebih berhati-hati. Apa Kau tak mencium baunya? Mentimun baunya aneh.” Komentar Tuan Bong.
“Aku sengaja memakannya. Aku sangat sedih, sampai ingin mati saja.” Komentar Hae Rin melirik pada Eun Ho, Dan Yi melihatnya tapi Eun Ho seperti tak peduli.
“Tapi kau tak mati dan Kau membaik dengan cepat... Ada rapat eksekutif pagi ini.... Bukankah kalian harus hadir?” ucap Nyonya Seo 


Para pendiri berkumpul dalam ruangan, Tuan Bong memberikan naskah [AKU INGIN MEMBERIMU IDE-IDE PALING BRILIAN] menegaskan kalau harus menerbitkan itu. Tuan Bong membacanya mengatakan mereka tak menerbitkan puisi.
“Aku suka puisinya.” Ucap Eun Ho. Tuan Bong senang mendengarnya menyakinkan kalau Kepala Editor menyukainya.
“Saat membaca koleksi puisi ini,aku menangis.” Ucap Tuan Bong. Tuan Kim mengeluh kalau Tuan Bong memang suka menangis.
“Kau menangis semalam saat meneleponku pukul 02.00 karena Bu Seo...” ejek Tuan Kim.
“Aku menangis karenamu, Yeong Ah.” Akui Tuan Bong. Tuan Kim menceritakan Tuan Bong yang menangis tersedu-sedu.
“Maaf... Aku mengerti kalian berteman dekat dan kalian pernah berhubungan dekat. Tapi ini rapat. Mari jaga formalitasnya. Kita sedang bekerja.” Ucap Nyonya Go dingin.
“Dia menangis... Kudengarkan lebih dari sejam.” Ejek Tuan Kim. Nyonya Go kembali menatap sinsi.
“Baik, aku mengerti. Kau bisa bicarakan urusan pribadi di luar.” Kata Nyonya Go.
“Baik, kita abaikan dulu urusan personal. Jadi Bacalah koleksi puisi ini.” Kata Tuan Bong. Nyonya Seo pikir mereka bisa baca dan nanti dibicarakan lagi.
“Putuskan berdasarkan tradisi pendiri perusahaan.” Kata Tuan Kim. Eu Ho tak percaya kalau mereka harus pakai jas hujan lagi.
“Itu ide bagus... Saatnya kita pakai itu lagi... Itu tradisi perusahaan. Yang benar saja.” Kata Tuan Kim. 


Dan Yi datang membawakan bank koin yang diminta. Tuan Bong meminta Dan Yi menunggu dan jangan ke mana-mana. Nyonya Go menatap sinis Dan Yi. Tuan Bong mengajak mereka mengambil suara. Karean sudah lama sekali tak melakukan ini.
“Bagaimana aturan ambil suaranya?” tanya Dan Yi bingung melihat buku seperti celengan.
“Di masa-masa awal perusahaan,ini cara putuskan buku yang akan diterbitkan. Seseorang akan mengusulkan buku, lalu kami akan mengumpulkan suara di secarik kertas.” Ucap Tuan Kim
“ Agar bisa lolos, butuh empat dari lima suara.” Jelas Nyonya Seo. Tuan Bong pikir Dahulu mereka bekerja keras untuk menerbitkan buku.
“Kita masih sangat awam” kata Eun Ho. Nyonya Goo menambhakan mereka jua masih bersemangat.
“Waktunya dua pekan memberi suara dan Kuncinya ada pada Dan-i.” Ucap Tuan Bong memberikan kunci pada Dan Yi
“Kurasa kita tak harus menunggu hingga dua pekan. Pasti semuanya akan tak setuju. Kecuali suara Ji-hong.” Komentar Tuan Kim
Tuan Bong meminta mereka agar membaca secara keseluruhan dengan yakin kalau Bukunya akan laris. Semua berjalan pergi keluar ruangan. Tuan Bong menyakinkan kalau yang kini sedang trend "Terhubung" dan "menenangkan" dan Buku ini punya unsur itu.
“Sekarang banyak orang kelelahan... Hei.. Mau ke mana? Aku belum selesai. Bukunya akan merangkul kekosongan hati dengan kehangatan.” Ucap Tuan Bong
“ Aku punya orang lain untuk merangkulku. Jadi, tidak, terima kasih.” Kata Nyonya Seo lalu berjalan  keluar ruangan. Tuan Bong terlihat marah
“Jangan khawatir. Dia masih sendiri.” Bisik Tuan Kim. Tuan Bong meminta agar membaca secara keseluruhan.
“Dan-i, Apa kau suka puisi?” tanya Tuan Bong. Dan Yi mengangguk. Tuan Bong pikir sudah menduga dan meminta agar membawakan berkasnya. 

Nyonya Go melihat Eun Ho mengajak untuk bicara dengan wajah serius.  Eun Ho dengan penuh semangat bertanyaa apa ada yang mau dibicarakan. Nyonya Goo pikir Eun Ho harus melihat sesuatu memperlihatkan [RESUME KANG DAN-I] Eun Ho melihat bagian latar belakang SMA JINHWA
“Aku dapat dari SDM dan Aku ingin cek sesuatu.” Ucap Nyonya Goo. Eun Ho ingin tahu Mengecek apa. Nyonya Go meminta Eun Ho agar membacanya.
Eun Ho melihat artikel [PERIKLANAN KOREA 2012 PENGHARGAAN HADIAH UTAMA] lalu terdiam. Nyonya Go membahas kalau  Di artikel tertulis Dan Yi ikut dan memenangkan hadiah di kontes periklanan SH Advertising yang membuatnya direkrut sebelum lulus dari universitas.
“Ini Mengagumkan, 'kan? Aku takut kita telah merekrut orang yang salah kali ini.” Ucap Nyonya Go sinis
“Menurutku tak begitu. Kita beruntung punya orang sekaliber dia.” Kata Eun Ho
“Aku penasaran apa alasannya melamar sebagai lulusan SMA.” Ucap Nyonya Go sinis
“Itu karena perusahaan lain tak akan merekrutnya”jawab Eun Ho.  Nyonya Go ingin tahu pendapat Eun Ho kenapa bisa seperti itu.
“Mereka bias karena dia kembali dari hiatus karier. Menurut mereka dia kehilangan sentuhannya. Itukah yang ingin kau bicarakan?” kata Eun Ho dingin.
“Bukan... Apa kau tahu soal ini? Soal latar belakang pendidikannya. Kau tak tampak terkejut. Aku sangat cemas dan terusik.”akui Nyonya Go. Eun Ho ingin tahu alasanya.
“Dia punya tujuan tersembunyi. Lihatlah ketertarikannya pada pemasaran. Kita izinkan pegawai untuk mendaftar di tim berbeda tiap tahun. Dia tak boleh, Kebijakan itu hanya untuk pegawai tetap. “ ucap Nyonya Go. Eun Ho ingin bicara tapi Nyonya Seo menyela.
"Jika mau pindah ke Tim Pemasaran, maka dia harus menjadi pegawai tetap dulu. Agar adil, untuk melakukannya, dia harus mengikuti proses rekrutmen dari awal. Tapi kompetensinya sudah teruji.” Tegas Nyonya Go. Eun Ho pikir Dan Yi... Tapi Nyonya Seo kembali menyela.
“Kita tak bisa mengubah kebijakan hanya demi mengakomodasi satu pegawai. Ada lebih dari 160 pegawai di sini. Kalau begitu, untuk apa ada aturan dan regulasi? Jadi Pecat Dan-i, Pak Cha.” Ucap Nyonya Go. Eu Ho hanya bisa terdiam.
“Bukan. Karena dia pegawai kontrak, mengakhiri kontraknya adalah istilah yang tepat.” Tegas Nyonya Go. 




Eun Ho kembali duduk di ruang kerjanya menatap Dan Yi. Saat itu terdengar teriak memanggil Dan Yi agar isi kulkas dengan jus organik. Dan Yi menganguk mengerti.  Sang Il memanggil Dan Yi kalau ada kursi di ruang rapat yang rodanya hilang. Dan Yi pun akan memperbaikinya.
“Dan Yi, aku simpan bukunya di ruang konferensi... Bisa tolong bungkuskan?” ucap Pria lainya.
“Baik, akan kubungkus semuanya.” Kata Dan Yi. Eun Ho terus melihat Dan Yi yang akan pergi.
“Dan Yi, mesin fotokopinya kehabisan kertas.” Ucap Hae Rin. Dan Yi akan mengambilkanya. 

Dan Yi pergi ke pantry melihat kulkas yang sudah penuh dan merasa Aneh karena tadi katanya kosong lalu bertanya pada Tuan Bae, karena tadi Lee bilang kulkasnya kosong. Tuan Bong mengatakan kalau Eun Ho baru mengisinya. Dan Yi kaget mendengarnyar.
“Pak Cha, sedang apa?” tanya Dan Yi saat masuk ke ruang rapat. Eun Ho memperbaiki roda kursi.
“Tampaknya kau sibuk... Aku suka memperbaiki barang.” Kata Eun Ho lalu membantu kardus buku yang akan dibungkus.
“Terima kasih, tapi aku bisa melakukannya sendiri...Jangan begini. Kita sedang bekerja. Apa kau Ingat? Orang akan curiga pada kita...Terima kasih.” Kata Dan Yi
Eun Ho selesai membantu meminta Dan Yi agar Jangan lupa makan siang. Dan Yi menganguk mengerti. Eun Ho keluar ruangan melihat Dan Yi memasukan buku ke dalam amplop dengan wajah sedih. 



Tuan Kim sedang ada diruangan, pulpenya terjatuh dan melihat ada kancin yang jatuh diruanganya lalu bertanya-tanya Kancing siapa ini. Ia teringat Saat Nyonya Goo datang ke ruangan tentang penulis yang datang dan sudah tahu kalau pasti kancingnya itu akan copot.
Akhirnya Tuan Kim pergi ke ruangan Nyonya Go tapi tak ada orang. Nyonya Go akan masuk ruangan berpapasan dengan Tuan Kim. Tuan Kim memberitahu kalau akan pergi akan pergi makan seolleongtang mengajak untuk ikut juga.
“Aku sudah ada rencana... Selamat makan siang.” Ucap Nyonya Go. Tuan Kim menganguk mengerti.
“Tunggu... Aku menemukan ini di lantai ruanganku.” Kata Tuan Kim. Nyonya Go mengambil kancing dari tangan Tuan Kim sambil mengucapkan terima kasih.

Eun Ho makan siang dengan Tuan Kim lalu membahas  Ha Hye-yeong di Departemen Literatur Remaja diangkat menjadi pegawai tetap dari posisi kontrak. Tuan Kim membenarkan tapi bukan ubah kontraknya tap Hye Yeong berhenti selama setahun lalu melamar untuk posisi itu.
“Jadi,  satu-satunya cara jadi tetap adalah melamar ulang posisinya?” tanya Eun Ho
“Tentu saja. Sebagian orang bahkan sekolah untuk dapat memenuhi kriteria spesifik kita. Aneh juga jika kau tertarik kepada departemen lain. Akhirnya kau tumbuh dan cocok dengan kami. Itu bagus. Kau harus memperhatikan cara operasi tim dan departemen lain. Siapa yang warisi perusahaan setelah aku tua? ” Kata Tuan Kim.
“Apa kau menawarkan posisi? Kenapa tak sekarang saja?” kata Eun Ho penuh semangat. Tuan Kim langsung memukul kepala Eun Ho dengan sendok.
“Aku suka kau, tapi jangan bertingkah. Aku bukan pamanmu.” Kata Tuan Kim
“Yang benar saja... Memangnya aku mirip keponakanmu?”ejek Eun Ho. Tuan Kim mengejek Eun Ho yang menggemaskan lalu meminta sendok lagi. 

Eun H didalam mobil menelp temanya. Temanya seperti tak percaya kalau kejutan menelpnya. Eun Ho mengaku ingin bertanyak karena temanya yang bekerja di agen perekrut. Temannya pikir Eun Ho ingin pindah kerja dan bertanya Ke perusahaan mana.
“Ini untuk orang lain... Akan kukirimkan resumenya, tolong dilihat.” Kata Eun Ho
Dan Yi berjalan pulang sambil membaca puisi usulan Tuan Bong  "Kenapa kau dan aku bukanlah bintang keajaiban? Bintang di langit berkelip-kelip." Saat itu Eun Ho melihat Dan Yi lalu memanggilnya agar naik mobilnya. Dan Yi tersenyum melihat Eun Ho. 

Dan Yi duduk disamping Eun Ho yang mengemudikan mobil. Eun Ho memperingatakan supaya Dan Yi  jangan baca sambil jalan dan tak ingat kejadian saat SMA, kalau Dan Yi jatuh dari tangga. Ia pikir  kalau sudah menyelamatkan hidup Dan Yi.
“Aku menangkapmu, apa kau ingat?” ucap Eun Ho bangg
“Tapi aku membahayakan hidupku untuk menyelamatkanmu. Tangan dan kakiku patah pada kecelakaan mobil. Hal-hal semacam itu yang pantas disebut "menyelamatkan seseorang". Komentar Dan Yi
“Kau benar... Aku belum pernah menolongmu... Benar, 'kan?” ucap Eun Ho
“Kenapa kau terus ingin melakukan sesuatu untukku? Lakukanlah untuk dirimu sendiri. Jangan seperti ini. Kau membuatku tak nyaman.” Ucap Dan Yi kembali membaca.
“Berhenti membaca... Itu akan merusak penglihatanmu.” Kata Eun Ho memperingati.
“Puisi-puisinya bagus... Bisakah kau terbitkan?” komentar Dan Yi . Eun Ho pikir akan berikan suara jika mau. Dan Yi pikir Ada satu yang bagus.
Eun Ho meminta Dan Yi agar menatapnya saja karena dirinya yang terlihat tampan dan keren. Dan Yi hanya tersenyum. Eun Ho pikir Dan yi sdang mengejeknya. Dan Yi mengelak lalu membaca puisi "Bintang tak merasa sedih atau kesepian."


Eun Ho melihat kotak beras dan mereka kehabisan beras. Dan Yi mengaku kalau lupa membelinya dan akan segera pergi untuk membelinya.  Eun Ho pikir mereka bisa makan ramyeon hari ini. Dan Yi pun setuju sambil makan buah.
“Kau tahu, Dan Yi... Bagaimana jika... kita makan di luar hari ini?” ucap Eun Ho gugup. Dan Yi gugup bertanya dimana.
“Aku ingat... ada restoran bagus dekat Gunung Nam.” Kata Eun Ho terbata-bata. Dan Yi piki tak masalah.
“Baiklah... Bersiaplah... Sepuluh menit lagi kita bertemu.” Ucap Eun Ho lalu masuk kamar begitu juga Dan Yi. 

Eun Ho terlihat senang bisa mengajak Dan Yi yang tadi tampak alami mengajaknya lalu mencari pakaian yang cocok. Dan Yi pun ikut senang memikirkan pakaian yang cocok untuk makan di Restoran bagus dekat Gunung Nam.
“Apa aku terlalu berusaha terlihat baik?” komentar Eun Ho melihat jaket loreng pink
“Celana jeans? Rok? Yang ini tampak sangat tak alami.” Ucap Dan Yi merasa pakaianya yang berlebihan.
“Apakah terlalu gelap? Ayolah. Ini hanya makan malam. Aku harus tampak alami.” Ucap Eun Ho terus mencoba pakaian.
“Apa ada baju yang terkesan, "Aku mengambil yang pertama aku lihat di lemari." Apa yang kulakukan? Mungkin sudah lewat sepuluh menit. Ini bukan kencan, tampak santai saja. Kami hanya akan pergi makan. Itu saja.” Ucap Dan Yi memilih pakaian.
“Baiklah, aku akan pakai baju yang biasa kupakai... Tapi Apa sudah sepuluh menit? Kurasa sepuluh menit sudah lewat.” Kata Eun Ho mencoba mendengar dari dalam kamar.
Dan Yi pun ikut menguping, Eun Ho keluar kamar melihat Dan Yi yang belum keluar akhirnya masuk lagi. Dan Yi pikir sudah sepuluh menit dan Akan aneh jika keluar lebih dulu, lalu menunggu Eun Ho. Tapi akhirnya Dan Yi keluar dan saat itu Eun Ho keluar kamar.
Keduanya terlihat gugup, Eun Ho akhirnya dengan wajah gugup menyapa Dan Yi yang bersembunyi dibalik dinding. Dan Yi akhirnya berjalan kelaur rumah sambil bergandengan tangan, wajah keduanya terlihat bahagia.


Eun Ho membuka pintu mobil untuk Dan Yi, Dan Yi  melihat kemeja yang dipakai Eun Ho kalau itu hadiah darinya. Eun Ho mengaku sudah memakainya sekali.  Dan Yi mengaku sudah tahu tapi tak mengataakn saja.
“Kenapa tak bilang? Apa Karena kau malu menyembunyikan hadiah yang kau beli untukku? Apa Aku masih seperti adikmu? Tadinya aku mau menunggu hingga kau membalas perasaanku dan menyadari perasaanmu dengan sendirinya.” Ucap Eun Ho
“Tapi aku tak bisa melakukannya karena kau bodoh. Aku harus mengajarimu... Kau menyukaiku.” Kata Eun Ho.
Dan Yi hanya terdiam, Eun Ho tiba-tiba mendekat. Dan Yi memejamkan matanya dengan mulut seperti sudah siap berciuman. Eun Ho tersenyum melihat Dan Yi dan hanya menarik sabuk pengaman saja. Dan Yi pun hanya bisa menahan malu sambil memukul mulutnya. Eun Ho pun siap berangkat. 


Dan Yi dan Eun Ho pergi ke restoran, mereka makan dengan saling menyuapi. Keduanya seperti menikmati kencan seperti anak muda lainya. Eun Ho lalu memuji cantik sekali. Dan Yi pikir dirinya memang cantik. Eun Ho mengatakan bukan Dan Yi tapi kalungnya.
“Aku pilih kalung yang bagus.” Ucap Dan Yi bangga. Eun Ho mengajak Dan Yi untuk menonton film setelah ini. Dan Yi pun menyetujuinya. 

Eun Ho menyuapi Dan Yi makan popcorn, keduanya seperti sangat menikmati menonton film. Eun Ho mengeser popcorn kesamping tempat duduk lalu menarik pembatas. Dan Yi terlihat gugup memegang tanganya, Eun Ho pun juga terlihat gugup akhirnya memegang erat tangan Dan Yi.
Dan Yi pun tersenyum bahagia, lalu menuliskan sesuatu ditangan Eun Ho.
[SUATU MALAM, SEORANG WANITA DAN PRIA PERGI KE BIOSKOP SETELAH MAKAN MALAM. SI WANITA MENULIS DI TANGAN PRIA, "AKU SUKA BERPEGANGAN TANGAN DENGANMU"]
“Aku suka berpegangan tangan denganmu.” Tulis Dan Yi. Eun Ho pun membalas.
[SI PRIA BERKATA, "BAGAIMANA JIKA INI?" LALU DIA MENCIUM TANGAN SI WANITA.]
“Aku lebih suka ini.” Ungkap Eun Ho mencium tangan Dan Yi. Dan Yi pun tersenyum.
“Maka, aku akan mencari hal lain yang mungkin kau suka juga. Cha Eun-ho. Setelah kupikirkan, aku juga suka ciumannya.” Ungkap Dan Yi mengingat saat Eun Ho menciumnya.
[MALU-MALU, KATANYA, "AKU JUGA SUKA CIUMANNYA. AKU AKAN MENCARI HAL LAIN YANG MUNGKIN KAU SUKA JUGA."]
“Dan Yi.... Apa kira-kira judul yang bagus untuk ini? Apakah”Kencan Pertama” bagus?” tanya Eun Ho. Dan Yi mengaku suka judulnya “KENCAN PERTAMA”
Mereka seperti saling bicara dalam hati menjadi sebuah cerita tentang cerita mereka. 



Dan Yi dan Eun Ho pulang dengan membawa banyak belanjaan. Dan Yi memberitahu sudah membaca kontrak Seo Joon, menurutnya  Kontraknya menarik karena Ulang tahun Seo Joon tanggal 23 April. Eun Ho pikir Kenapa itu menarik.
“Bodoh... Bukankah tanggalnya mengingatkan sesuatu? Itu Judul novel terakhir Pak Kang adalah 23 April. Itu Menarik, 'kan? Kurasa dia ditakdirkan bekerja di perusahaan kita. benar 'kan?”ucap Dan Yi
Eun Ho terdiam lalu teringat saat datang ke rumah Seo Joon menanyakan nomor sandinya. Seo Joon menjawab 0423.

Seo Joon baru saja pulang mengajak Geum Bi jalan-jalan menekan password 0423, lalu masuk ke ruangan yang dikunci dengan password yang sama.
Sementara Eun Ho mencari sesuatu di gudang atas rumahnya ada tumpukan naskah tulis tangan mulai dari [MUSIM PENYESALAN] da akhirnya menemukan judul naskah [MALAM BIRU 23 APRIL] sambil mengingat kembali pertemuan dengan Seo Joon.
“Kau pasti penggemar Pak Kang... Kau tahu banyak. Pengumumannya ditulisnya sendiri. Tiap orang berhak untuk dilupakan. Itulah yang dia inginkan.” Tegas Eun Ho
“Apa dia menghilang? Apa kau mengurungnya?” tanya Seo Joon curiga. Eun Ho terus melihat judul naskah [MALAM BIRU 23 APRIL]
Bersambung ke episode 13
Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar