Sutradara
berteriak “Action” Geu Rim pun menjatuhkan diri ke danau untuk kesekian
kalinya. Soo Ho melihat dari jauh karena Geu Rim yang tak juga muncul, Geu Rim
merasakan kakinya yang kesakitan, saat Soo Ho akan mendekat, tangan Geu Rim
terlihat dan muncul ke permukaan. Keduanya saling menatap.
Flash Back
Geu Rim
dengan baju seragam sekolah bermain salju dengan semua anak-anak kecil,
wajahnya bahagia. Soo Ho menatap dari kejauhan dengan seseorang, wajahnya
terlihat bahagai melihat Geu Rim seperti sudah jatuh cinta pada pandangan
pertama.
Akhirnya
Geu Rim naik dan keduanya saling menatap, sutradara dan lainya tak ada yang
membantu Geu Rim hanya meninggalkan begitu saja, seperti tak dianggap sebagai
pemain. Geu Rim pun memberikan salam pada Soo Ho kalau sudah berKerja bagus
hari ini dan berjalan pergi. Soo Ho melihat dari kejauhan kalau Geu Rim yang
berjalan dengan kaki pincang.
Geu Rim
sudah berganti pakaian duduk dengan memijat kakinya yang kesakitan, saat itu Soo Ho datang menguluarkan tangan.
Geu Rim heran dengan sikap Soo Ho yang tiba-tiba mengulurkan tangan.
“Apa
mengantarmu pulang akan cukup? Dunia drama dibayar dengan dunia drama juga,
jadi anggap saja kita sudah seri Dan jangan ikuti aku lagi. Apa kau Mengerti?
Karena aku tidak akan setuju ke acara radio.” Tegas Soo Ho tetap menolak
“Tak
perlu. Aku akan pulang sendiri, meski harus merangkak.” Ucap Geu Rim berjalan
pergi.
Soo Ho
melihat Geu Rim dengan kaki yang sakit langsung mengendongnya seperti membawa
beras, Geu Rim berteriak menyuruh Soo Ho menurunkanya. Soo Ho akhirnya
menuruhkan dengan memasukan Geu Rim kedalam mobil dan memasang sabuk pengaman.
Geu Rim sempat terdiam saat Soo Ho memasangkan sabuk pengaman tapi kembali
melepaskanya.
“Apa kau
sangat membenciku Atau apa kau sebegitu bencinya dengan radio? Kenapa? Apa yang
paling kau benci?” ucap Geu Rim marah
“ Mengapa
aku harus mengatakan itu padamu?” tanya Soo Ho . Akhirnya Geu Rim berdiri
menatap Soo Ho yang ada didepanya.
“Kau
sengaja menyandungku empat tahun yang lalu di pesta amal, kan? Apa kau Pikir
aku bodoh? Kau sengaja membuatku marah dan memulai pertengkaran denganku.
Memangnya apa salahku padamu? Apa masalahmu?” ucap Geu Rim kesal.
Soo Ho
tak banyak bicara mendorong Geu Rim masuk kembali ke dalam mobil, lalu masang
sabuk pengaman lalu berjalan ke depan kemudi. Geu Rim melepaskanya tapi Soo Ho
sudah lebih dulu melajukan mobilnya.
Dalam
perjalanan, Geu Rim ingin tahu kemana mereka akan pergi. Soo Ho hanya diam dan
tetap terus mengemudi. Geu Rim meminta agar menurunkan saja karena tidak mau ke
rumah sakit. Soo Ho tetap saja diam.
“Bagaimana
bisa kau mengabaikanku pada saat seperti ini?” ucap Geu Rim kesal.
Beberapa
saat kemudian mobil berhenti dan Geu Rim hanya bisa melonggo karena sudah
sampai didepan restoran milik ibunya, lalu bertanya bagaimana Soo Ho bisa tahu
tempat tinggalnya padahal tak pernah memberitahukanya. Soo Ho hanya diam
“Kenapa
kau bisa tahu, aku tinggal disini?” tanya Geu Rim. Soo Ho tak menjawab hanya
menyuruh Geu Rim segera keluar. Geu Rim tetap ingin tahu bagaimana Soo Ho
mengetahui tempat tinggalnya.
“Apa kau
Ingin aku untuk menggendongmu lagi? Apa Kau sengaja tidak keluar... karena
ingin aku gendong lagi?” ucap Soo Ho . Akhirnya Geu Rim keluar dari mobil
dengan wajah kesal.
Soo Ho
akhirnya pulang dengan Manager Kim yang sudah menunggunya. Manager Kim
menasehati Soo Ho kalau tidak boleh menghilang begitu saja dari lokasi syuting
dan itu bermasalah dengan jadwalnya, menurutnya kalau memang tak ingin pergi
lebih baik mengatakan dari awal.
“Meskipun
kau pergi 2 menit atau 2 jam, bagi kami, kau bisa di anggap orang hilang.” Ucap
Manager Kim. Soo Ho hanya diam saja dan akan masuk rumah.
“Apa Kau
mengantar pulang gadis itu?” kata Manager Kim. Soo Ho akhirnya menyuruh Manager
Kim pergi sekarang.
“Aku akan
mengurus masalah pemotretan iklan.” Kata Soo Ho akan menanggung akibat karena
kabur.
“Kau
tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya...” komentar Manager Kim sinis
“Tn.
Kim... Tadi.. aku sudah menyuruhmu pergi dengan sopan.” Kata Soo Ho pelan. Saat
itu terdengar suara bunyi bel rumah.
Keduanya
melihat di layar intercom, seseorang memperlihatkan dilayar kartu yang
bertuliskan “Sistem kunjungan, aku bisa menahan lidahku” dan meminta segera
membuka pintu. Manager Kim heran melihat yang ada dilayar.
“Apa Ada
penggemar yang menguntitmu?” pikir Manager Kim melihat wajah seorang pria
“Jika
tidak dibuka, maka aku bisa buat onar di sini.” Kata Jason. Manager Kim tak
mengenal berusaha akan menyingkirkannya.
“Aku
menyuruhmu pergi.” Ucap Soo Ho lalu menekan tombol untuk membuka pintu.
Manager
Kim keluar melihat Jason masuk dengan membawa koper dan gaya pakaian yang aneh,
lalu bertanya siapa pria itu. Jason
mengaku sebagai manajer nya Ji Soo Ho lalu segera masuk ke dalam rumah bertemu
dengan Soo Ho.
“Mungkin
aku harus menjadi manajermu.” Komentar Jason. Soo Ho heran melihat Jason yang
membawa banyak barang.
“Aku akan
tinggal di sini. Aku masuk sekolah kedokteran sebagai mahasiswa terpintar dan
lulus dengan nilai tertinggi. Apa Kau tak tahu? Kau tidak mau diberikan
pengobatan atau tidak mau berkonsultasi kesehatan, Kau tidak mau mendengarkanku,
maka...” ucap Jason. Soo Ho ingin tahu kelanjutanya.
“Aku akan
mengikutimu kemanapun selama 24 jam sehari. Kau akan berada dalam masalah.”
Tegas Jason lalu mengaku lapar dan mencari makan dirumah Soo Ho.
Geu Rim
duduk di dalam kamarnya, terlihat kebingungan dan kesal sendiri. Lalu mengingat
pertemuan dengan Soo Ho di lift dengan nada sinis seperti merendahkan
mengatakan “Ini Kedengarannya menyenangkan. Apa aku bisa membawa Penulis Radio
ke hotel juga? Aku tidak pernah datang ke sini bersama penulis sebelumnya.”
Ketika di
lokasi syuting, Soo Ho dengan sinis mengatakan “Kenapa kau selalu muncul di
hadapanku? Kenapa kau... selalu muncul di hadapanku?” Geu Rim kesal sendiri memilih untuk menutup
wajahnya dengan selimut.
Nyonya
Nam mengingat nama Song Geu Rim, Manager Kim merasa kalau Geu Rim ingin mencoba merekrut Soo Ho sebagai DJ
radio mereka, bahkan Gadis itu mengejarnya saat syuting dan juga Soo Ho yang
tidak hadir ke pemotretan iklan untuk mengantarnya pulang.
“Langsung
saja ke intinya... Bagaimana pendapat Soo Ho?” tanya Nyonya Nam ingin tahu
“Saya
belum yakin, tapi sepertinya dia tertarik.” Kata Manager Kim
“Soo Ho
tidak punya ponsel atau manajer. Itu sebabnya, aku memintamu untuk
mengikutinya. Namun, kau selalu membuatku kecewa.” Keluh Nyonya Nam dan melihat
ponselnya Jin Tae Ri menelp lalu menyuruh agar Manager Kim keluar.
Tae Ri
dengan suara nyanyinya menyapa Nyonya Nam, ingin tahu Apakah ada pembaruan mengenai kontrak dengan
Ji Soo Ho yang mereka bicarakan sebelumnya. Ia mengaku kalau sedang bersama
beberapa reporter sekarang, jadi merasa ingin berbicara, padahal sedang ada di
salon.
Setelah
menutup telp, seorang pegawai sedang memblow rambutnya tak sengaja melakukan
kesalahan dengan menarik rambutnya terlalu keras. Tae Ri langsung marah,
pegawai itu pun langsung meminta maaf.
“Aku
selalu meminta Nn. Choi untuk menata rambutku selama bertahun-tahun. Bisakah
seseorang menjelaskan kepadaku kenapa malah pegawai baru yang sedang menyentuh
rambutku?” ucap Tae Rin dengan nada tinggi. Si pegawai ketakutan berjanji akan melakukannya dengan benar.
“Berhenti
menyentuh rambutku. Aku sudah menyuruhmu untuk memanggil Nn. Choi ke sini.”
Ucap Tae Ri
Saat dari
Dae Seol lewat dan Tae Ri dengan sinis mengaku menonton dramanya yang tayang
jam 5 sore itu. Dae Seol seperti tak peduli dan pergi begitu saja. Tae Ri
akhirnya memanggil Dae Seol yang panggilan “Junior”, Dae Ri pun berhenti
melangkah.
“Aku
seniormu, tapi kau tidak menyapa. Aku datang untuk menerima salam darimu. Apa
Kau kesulitan mengenali wajah, Atau mungkin kau tidak pernah punya TV di rumah?
Apa kau tidak tahu sudah berapa tahun aku memulai debutku dan muncul di
televisi lebih dulu?” ucap Tae Ri. Dae Seol berpura-pura tak mengerti dengan
ucapan Tae Ri.
“Hei...
Nona Junior.. Kau ingin memberikan sapaan yang benar, atau apa kau ingin
rambutmu rontok dan masuk ke artikel halaman depan bersamaku?” ucap Tae Ri.
Akhirnya Dae Seol memberikan hormat sebagai seorang junior.
“Jika
lain kali kau tidak menyapa lagi, maka aku sungguh akan menjambak rambutmu.
Mengerti?” ucap Tae Ri. Dae Seol pun tak bisa berkata-kata lagi.
Geu Rim
datang menemui Tuan Lee kembali bertanya alasan memanggilnya, Tuan Lee melihat
Geu Rim datang dengan kaki pincang, lalu bertanya kenapa. Geu Rim mengaku kalau Ada sesuatu terjadi dan
ketika ingin bicara. Tuan Lee langsung mengajak Geu Rim segera masuk.
“Ini
mejamu.” Ucap Tuan Lee memperlihatkan meja yang terlihat berantakan dan juga
terlihat banyak debu. Geu Rim binggung dengan sedikit terbatuk.
“Mejamu
hilang k arena kau dipecat.” Ucap Tuan Lee santai. Geu Rim melihat diatas meja
ada tumpukan kartu pos yang diterima radio.
“Aku juga
sering mengirim kartu pos.” Pikir Geu Rim seperti memiliki kenangan.
“Bukankah
tempat ini bagus?” kata Tuan Lee memainkan piringan hitam. Geu Rim menganguk
dan ingin sedikit berkomentar, tapi Tuan Lee lebih dulu berbicara.
“Bagaimana
dengan Ji Soo Ho?” tanya Tuan Lee. Geu Rim sedikit gugup mengaku memang harus
berbicara tentang Soo Ho.
“Tn. Lee,
ada sesuatu yang harus kukatakan. Jadi Mari kita bicara di luar.” Kata Geu Rim.
Tuan Lee menganguk setuju.
Geu Rim
menceritakan bertemu dengan Ji Soo Ho,
menurutnya sangat tidak cocok untuk acara radio dan Ada kandidat yang lebih
baik darinya. Ia pikir kalau mereka
bahkan belum membuat konsep jadi tidak bisa merekrut DJ dan mencocokkan
dengan tema yang mereka punya.
“Apa Maksudmu,
dia menolak?” kata Tuan Lee. Geu Rim mengaku kalau bukan seperti itu maksudnya.
“Bagaimana
Oh Ji Soo?” tanya Tuan Lee. Geu Rim mengatakan kalau Soo Ho yang benar-benar populer akhir-akhir ini.
“Jadi apa
dia menolaknya?” kata Tuan Lee, Geu Rim ingin tahu Kenapa harus Ji Soo Ho
“Aku
mencoba untuk tidak berbuat sejauh ini, tapi Ji Soo Ho benar-benar gila.” Jelas
Geu Rim mencoba agar menolaknya. Tuan Lee meminta Geu Rim mendekat.
“Tak apa.
Aku lebih gila.” Bisik Tuan Lee bangga. Geu Rim tak bisa berkata lagi pada Tuan
Lee.
“Ji Soo
Ho... tidak terlihat seperti orang radio, kan? Kurasa dia akan sangat
menyepelekan kita.” Kata Tuan Lee. Geu Rim heran bagaimana Tuan Lee
mengetahuinya.
“Magnae..
Dia orang yang paling tidak mungkin bisa berteman dengan radio. Bukankah itu
sesuatu yang harus kita lakukan? Aku punya satu alasan lagi, tapi akan
kuberitahu itu setelah kau merekrutnya.” Kata Tuan Lee lalu berjalan. Geu Rim
pun hanya bisa menghela nafas panjang dan berpikir yang dilakukan.
Geu Rim
mengambil sebuah kartu pos yang tertempel di dalam ruangan radio, “Teruntuk Moon Sung Woo...” dan juga fotonya.
Tuan Moon masuk ruang siaran melihat Geu Rim menyuruhnya pergi kalau memang
sudah sipecat.
“Tuan
Moon.. Jangan seperti itu. Kenapa bersikap jual mahal begini?” ucap Geu Rim
sedikit kesal
“Kenapa
ingin sekali berbicara denganku?” tanya Tuan Moon.
“Anda
sudah menjadi DJ selama 30 tahun, bahkan sudah membujuk para pendengar di
seluruh dunia. Anda adalah bintang radio yang bertahan begitu lama. Maka
itulah, tolong beritahu aku.” Ucap Geu Rim. Tuan Moon bertanya memberitahu
tentang apa.
“Bagaimana
cara membujuk seseorang yang membenci radio? Anda menjadikanku penulis jadi
tidak boleh mengabaikanku.” Tegas Geu Rim
“Jangan
salahkan aku.” Kata Tuan Moon. Geu Rim merasa kalau yang dikatakan itu benar.
“Ibuku
dan aku sudah menjadi penggemar Anda selama 10 tahun. Coba Lihat. Aku mungkin
mengirim lebih dari 100 kartu pos ke acara Anda. Aku belajar bahasa Korea dan musik
melalui acara Anda. Aku bahkan belajar mengenai hidup dan menulis.” Tegas Geu
Rim
“Lalu
kenapa kau tidak becus menulis? Kau ingin aku berbuat apa? Bagaimana bisa aku
membantumu merekrut Ji Soo Ho?” keluh Tuan Moon
“Ibuku
dan aku melewati masa-masa sulit berkat Anda. Sama seperti bagaimana Anda
meyakinkanku, katakan padaku bagaimana aku bisa meyakinkan Ji Soo Ho. “ jelas
Geu Rim
“Aku bisa
yakin pada radio bukan karena sebuah strategi tapi karena karena ketulusan.”
Kata Tuan Moon. Geu Rim seperti bisa mengerti dan langsung pamit pergi.
Nyonya
Nam bertemu dengan Soo Ho bertanya apakah tidak ingin membeli ponsel. Soo Ho
mengeleng. Nyonya Nam pikir Jika tidak menginginkan manajer, menawarkan untuk
seorang sekretaris. Soo Ho sudah tahu kalau itu bukan jadi sekertarisnya tapi
jadi sekertaris ibunya.
“Katakan
apa saja. “ ucap Nyonya Nam, Soo Ho pikir kalau tidak membutuhkannya.
“Lalu
haruskah aku memecat Tn. Kim juga? Aku mempekerjakan dia karena kau yang minta.
Tapi, kau malah mengubah Tn. Kim menjadi orang-orangan sawah.” Kata Nyonya Nam.
Soo Ho hanya bisa diam saja.
“Kita
akan membicarakan bisnis sekarang.” Kata Nyonya Nam memebrikan sebuah berkas
yang berjudul “Ajuan Proposal Produksi Film Dokumenter”
“Mereka
ingin membuat film tentang keluarga kita. Sutradara nya, Kim Sang Soo. Kita
akan menangani semua penempatan produk dan pemasaran.” Kata Nyonya Nam
“Kurasa
itu sudah cukup. Apa kita harus menjual diri kita?” keluh Soo Ho
“Tentu
saja. Kita Hanya dengan berjalan dan bernapas bisa dapat uang. Kau harus tahu
berapa jumlahnya dalam setahun.” Ucap Nyonya Nam yang gila dengan uang. Soo Ho langsung menolak dengan tegas lalu
berjalan pergi.
“Kau
tidak mengikuti jadwal tadi malam dan itu Mahal sekali biaya untuk menghentikan
artikel yang bisa merusak nama baik kita. Aku tidak ingin membicarakannya dan Bulan
depan hari ulang tahunmu. Aku memberimu hadiah ulang lebih dulu karena cuaca
semakin dingin.” Ucap Nyonya Nam memberikan sebuah hadiah syal kotak-kotak.
“Anakku...
Bukankah sudah aku bilang? Apapun keahlianmu, apapun kecerobohanmu, dan apapun
yang kau lakukan, Bahkan kau bernapaspun bisa menyakitiku. Aku akan mengatur
pertemuan dengan sutradara minggu depan. Jadi Kita akan mengikuti naskah
seperti biasa.” Kata Nyonya Nam memasangkan syal. Soo Ho tetap menolaknya.
“Kurasa,
aku tidak bisa tersenyum di depan kamera yang ada di sekitarku selama 24 jam.”
Ucap Soo Ho membuang syal begitu saja.
Flash Back
Soo Ho
terlihat bahagia dengan kue ulang tahun dan ibunya, yang memberitahu kalau ayah
Soo Ho syuting di luar negeri jadi mereka akan mengadakan pesta sendiri. Soo Ho
menganguk setuju. Nyonya Nam menyuruh anaknya agar cepat meniup lilin sebelum meleleh.
Mereka pun menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan Soo Ho meniup lilin.
“Soo
Ho... Ada sesuatu yang ingin kukatakan pada hari ulang tahunmu.” Ucap Nyonya
Nam memberikan hadiah sebuah syal kotak-kotak.
“Kau bukanlah
anakku. Jadi Apapun keahlianmu, apapun kecerobohanmu, dan apapun yang kau
lakukan. Bahkan kau bernapaspun... Pastikan untuk jangan menggangguku. Jadi Kau
harus bersikap baik-baik, mengerti?” ucap Nyonya Nam dan Soo Ho hanya bisa
melonggo kaget seperti sangat shock.
Soo Ho
berbaring di kamarnya seperti gelisah
dengan keadaanya yang memiliki seorang ibu tiri tak menyanyanginya, lalu
melihat botol obatnya yang sudah habis. Ia keluar dari kamar memanggil Dokter
Jason, Jason sedang membereskan barang-barang bertanya Ada apa dengan memanggil
Soo Ho sebagai pasien.
“Beri aku
pil tidur.” Ucap Soo Ho. Jason langsung menolak tegas.
“Jika kau
konsultasi dulu, aku akan memberikan resepnya.” Ucap Jason. Soo Ho mengaku
kalau menderita insomnia.
“Tidak,
itu adalah depresi.” Kata Jason. Soo Ho membela diri kalau Semua selebriti
terkena itu.
“Kami
selalu syuting sampai malam, dan akting karakter baru. Kami sangat tertekan karena
terpapar ke depan publik.” Jelas Soo Ho
“Pasien...
Apa Kau menangis belakangan ini? Sudah berapa kali aku bilang’kan? Meskipun kau
menangis karena bahagia, sedih, atau frustrasi, aku hanya akan meresepkan...
pil untukmu saat kau menangis. Tapi Kau selalu tersenyum palsu. Ini peringatan
terakhirku. Tidak ada pengobatan dan tidak ada resep.” Tegas Jason lalu kembali
menyalakan musik.
Soo Ho
akhirnya kembali ke kamar berusaha untuk tidur dengan memainkan lampu dengan
mematikan dan menyalakan agar bisa tertidur tanpa obat.
Pagi Hari
Geu Rim
menelp JH Entertainment, memperkenalkan diri sebagai penulis radio bernama Song
Geu Rim dan tunjuan menghubungi, untuk merekrut Ji Soo Ho jadi ingin bertemu
dengan Presdir atas permintaannya itu. Seorang wanita memberitahu kalau Nyonya
Nam sedang ada pertemuan saat ini.
“Kapan
pertemuan nya selesai?” tanya Geu Rim. Si pegawai pikir tak bisa memberitahu
dan langsung menutup telpnya.
“Kenapa
dia tidak bisa memberitahuku?” ucap Geu Rim heran.
Akhirnya
Geu Rim pergi ke gedung JH Ent, memberitahu kalau sebelumnya menelp, lalu
bertanya pada bagian receptionist apakah bisa bertemu dengan Presdir atau mungkin manajer Ji Soo Ho. Pegawai mengatakan
kalau butuh janji untuk bertemu.
“Aku
Mohon Jangan seperti itu. Aku benar-benar seorang penulis radio. Kau Pernah
dengar Mi Nu's Happy 6pm’kan?” ucap Geu
Rim menyakinkan.
“Anda
tetap harus membuat janji untuk bertemu.” Kata si pegawai tak mau tahu. Saat
itu Soo Ho baru keluar melihat Geu Rim
sedang berbicara dengan bagian receptionist.
“Bagaimana
aku bisa bertemu mereka jika mereka tidak mengizinkan aku mengadakan pertemuan?
Aku akan menunggu di sana sampai Nn. Nam keluar Apa boleh itu?” kata Geu Rim.
Soo Ho
tiba-tiba datang menarik tangan Geu Rim dan langsung berjalan keluar dari
gedung. Geu Rim hanya bisa melonggo tiba-tiba Soo Ho menariknya.
Geu Rim
terdiam mengemudikan mobilnya dengan Soo Ho yang memejamkan matanya. Soo Ho
memberitahu kalau akan mendengarkan
ketika nanti di jalan. Geu Rim mencoba menjelaskan masalahnya adalah...
Soo Ho sudah tahu kalau Geu Rim datang lagi hari ini untuk merekrutnya.
“Aku akan
mendengarmu, jadi bicaralah.” Kata Soo Ho sinis dengan mata tertutup. Geu Rim
hanya bisa bergumam agar bisa bersabar karena Hanya sekali ini saja.
“Bagaimana
kalau kita ke kafe dan bicara...” ucap Geu Rim. Soo Ho menolak karena tidak punya waktu.
“Aku akan
mendengarkan selama 30 menit perjalanan pulang.” Kata Soo Ho. Geu Rim menganguk
mengerti.
“Aku akan
mengantarmu ke rumah dengan selamat. Aku memiliki SIM komersial jadi sudah
biasa mengantar jemput DJ dan tamu kami, maka aku akan jadi pengemudi yang
berpengalaman. Kau bisa mempercayaiku.”
Ucap Geu Rim
Ia lalu
memberikan tab yang dibawanya meminta agar bisa melihatnya, karena membuat ini
untuk mengenalkan tentang radio. Soo Ho tak ingin berlama-lama ingin tahu apa
ucapan Geu Rim selanjutnya.
“Apa
acara terbesarmu?” tanya Soo Ho. Geu Rim menjawab Belum ada.
“Apa kau
sudah memenangkan penghargaan?” tanya Soo Ho. Geu Rim menjawabTidak ada.
“Dimana
aku bisa melihat-lihat hasil pekerjaanmu?” tanya Soo Ho. Geu Rim pikir Jika Soo
Ho setuju untuk menjadi DJ, maka itu pertama kalinya ia menjadi penulis utama.
“Apa
radio akan membayar lebih? Apa itu untuk
membesarkan berita? Sebutkan satu keuntungan saat sedang berada di depan
kamera. Apa kau tahu, aku di bayar berapa di sebuah per episodenya Apa kau tahu
jika itu dihitung selama satu tahun penuh?” ucap Soo Ho dengan sinis.
Geu Rim
hanya diam saja terlihat kesal, saat itu mobil lewat polisi tidur. Soo Ho
langsung menahan bagian dada Geu Rim agar tak terbentur. Geu Rim sempat
terkejut dan akhirnya dengan wajah melonggo mengucapkan Terima kasih.
Keduanya
sampai didepan rumah,Soo Ho bertanya apakah tak ada yang ingin dikatakan Geu
Rim lagi padahal sudah memberimu banyak
kesempatan tapi malah tidak bisa
meyakinkannya. Geu Rim tahu Soo Ho suda mendapatkan Dua penghargaan Aktor
Terbaik di Cheongryong Awards.
“Kau
memenangkan penghargaan akting untuk dramamu juga. Kau berada di iklan setiap
stasiun TV lalu kau menjual ponsel lagi dan lagi, dan bahkan bir. Makanya, aku
menganalisis karirmu, dan kau menyusuri jalan yang salah.” Ucap Geu Rim. Soo Ho
ingin tahu kelanjutanya.
“Lalu,
radio adalah jawabannya. Kau bisa Lepaskan topeng mewah itu, dan tunjukkan pada
mereka, siapa dirimu sebenarnya. Inilah saatnya untuk memulai lembaran baru
dalam hidupmu. Aku sangat yakin itu.” Ucap Geu Rim. Soo Ho hanya bisa terdiam
“Soo Ho..
Kau dikelilingi oleh kamera selama 15 tahun dan Tidak ada kamera di radio. Makanya, bayarannya tak sebanding dengan
berita media atau di TV. Tidak ada kilatan cahaya yang terjadi di stan. Tidak
ada naskah karangan juga.” Ucap Geu Rim, Soo Ho akhirnya menatap Geu Rim
“Tapi Soo
Ho.. Itulah mengapa kesempatan ini akan sangat baik untukmu. Itu sebabnya...
Aku benar-benar ingin mengenalkan radio kepadamu.” Kata Geu Rim. Soo Ho meminta
kunci mobilnya. Geu Rim pun memberikanya.
Geu Rim
memanggil Soo Ho akan masuk rumah memohon agar bisa melihat tab yang
dimilikinya untuk sekali saja bahkan Hanya lima menit. Menurutnya menonton
selama lima menit lalu dengarkan radio selama 50 menit.
“Tolong
pertimbangkanlah secara serius selama lima hari... Kumohon” ucap Geu Rim
memberikan ponselnya.
“Song Geu
Ri.. Sudah berapa lama kau berada di industri ini? Kenapa kau masih belum tahu?” ucap Soo Ho. Geu Rim
terlihat binggung.
“Sudah
kukatakan, aku tak akan pernah pergi ke radio bodoh itu, dan tolong jangan
pernah muncul ke lokasi syuting, ke agensiku, atau di manapun. Aku sudah
mencoba mengatakannya baik-baik, demi kesantunan. Apa Kau tidak mengerti saat
dibicarakan dengan baik-baik?” ucap Soo Ho. Geu Rim sempat terdiam.
“Selain
itu, mengapa kau membuatku mengatakan ini? Dan Aku akan mengatakannya sekali
lagi... Kau Berhenti muncul di hadapanku....
Tolong. Aku tidak akan pernah ikut ke radio bodoh itu.” Ucap Soo Ho akan
masuk rumah
“Maaf,
Soo Ho.. Kau bilang "Radio bodoh"? Apa maksudmu "radio
bodoh"? Kenapa kau menempatkan kata "bodoh" setelah kata
"radio"? Apa kau pernah melangkah kaki ke dalam sebuah radio? Apa kau
pernah mendengarkan radio dengan benar?” ucap Geu Rim marah dengan mata
berkaca-kaca
“Mulai
sekarang, aku akan mengajarimu apa makna radio sesungguhnya... agar kau tidak
pernah bisa mengatakan sesuatu seperti itu lagi. Kau akan tahu, bagaimana hal
itu akan mengubah hidupmu. Aku tidak akan muncul di hadapanmu lagi. Aku akan
selalu berada di sampingmu dan langsung "muncul". Apa kau mengerti?”
tegas Geu Rim
“Jadi,
aku harus terus mengikutimu kemanapun... Baiklah kalau begitu... Aku akan
menemuimu besok dan besoknya lagi.” Kata Geu Rim memberikan tabnya lalu
melangkah pergi
“Wah.
Berani-beraninya dia meremehkan radio? Kau boleh tidak menghormatiku, tapi kau
tidak boleh meremehkan radio.” Keluh Geu Rim kesal berjalan meninggalkan rumah
Soo Ho.
Soo Ho
duduk diam didalam kamar hanya menatap tab seperti sebuah video yang dibuat Geu
Rim tapi memilih untuk membiarkan saja.
Geu Rim
mengumpat marah dengan Soo Ho, karena
bisa meremehkan radio seperti itu, menurutnya tak boleh seperti itu. Jang Ma seperti tak percaya kalau sikap Ji
Soo Ho sangat brengsek. Geu Rim pikir bukan maksudnya brengsek seperti yang
dipikirkan.
“Aku
yakin, anak ini menganggunya, itu sudah sangat jelas” komentar Tornado. GaMoom
pun juga berpikir seperti itu.
“Lalu
apa? Apa menurutmu kau bisa memenangkannya? Apa Kau yakin?” ucap Tornado. Ga
Moom pikir itu Tidak mungkin.
“Aku
pikir... jika aku bisa bersika tulus, maka dia akan menghargai ketulusan itu.
Pemikiran yang indah.” Jelas Geu Rim bangga.
“Geu Rim,
aku pikir kau harus menyerah dan menghubungi Nn. La, setelah itu Minta dia
untuk menjadikanmu asisten penulis untuk acara berikutnya. “ saran GaMoom
“Tapi Aku
tidak bisa mundur... setelah diperlakukan seperti itu.” Tegas Geu Rim tak ingin
menyerah begitu saja.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar