PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 13 Januari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Soo Ho melihat artikel yang ditinggalkan Sharon tentang ayahnya berjudul "Laboratorium Kimia Hanguk Mendapatkan Hibah dari Seoul" lalu Koran Gukil dengan foto ayahnya yang menjadi seorang ilmiah.
Flash Back
Sharon sibuk mencari-cari artikel di dalam tumpukan koran, Seung Goo pun sibuk melihat ponselnya. Pasangan kakek dan nenek melihat dari depan jendela. Si Nenek ingin tahu Ada apa dengan Sharon hari ini. Si kakek juga tak tahu
“Dia tahu aku mengumpulkan koran. Lalu dia memintaku untuk membawa semua kora ditanggal itu 20 tahun yang lalu.” Ucap Si kakek heran
Seung Goo mencari keyword dalam ponselnya lalu memberitahu kalau Ada artikel pendek di sebuah web dengan judul "Korslet Menimbulkan Kebakaran di Lab Penelitian Menyebabkan Kematian Ilmuwan Muda, Dokter Moon Joon Seong" di tanggal 21 Oktober.
“Temukan koran dari hari itu Dan terus cari hasil wawancaranya.” Perintah Sharon
“Kenapa kau tiba-tiba mencari ahli kimia?” tanya Seung Goo heran
“Aku perlu membuat sebuah cerita.” Ucap Sharon. Seung Goo ingin tahu cerita apa.
“Sebuah cerita yang bisa membantuku ikut serta di hari bahagianya.” Kata Sharon dengan penuh rencana liciknya. 




Soo Ho melihat artikel yang dikumpulan Sharon yang berjudul "Penelitian Doktor Moon tentang Produk Ramah Lingkungan" "Microalgae, Jawaban untuk Produk Ramah Lingkungan" lalu bertanya pada Sharon saat dirumah  Dari mana menemukan  semua ini.
“Aku mendengar tentang kebakaran dari bibi Hae Ra, dan  segera mengingat hal ini. Aku juga tahu lab itu, Bangunan tua itu.” Ucap Sharon
“Bagaimana dengan artikel ini?” tanya Soo Ho heran
“Penjahit di tokonya adalah kolektor besar. Dia mengumpulkan koran, majalah, dan perangko, jadi aku memintanya untuk menemukannya.” Cerita Sharon. Soo Ho pikir terasa sangat aneh
“Kau bisa membaca ini dikomputer di perpustakaan, tapi kurasa kau akan merasa berbeda bila melihatnya dalam kehidupan nyata.
“Ini artikel dari beberapa bulan sebelum kebakaran.” Kata Soo Ho
“Ayahmu adalah pria yang sangat tampan. Kau tidak begitu tampan dibanding dia” goda Sharon. Soo Ho hanya bisa tersenyum
Hae Ra pulang melihat Sharon dan Soo Ho yang duduk bersama sambil tersenyum seperti ada perasaan cemburu tapi di tahan olehnya. Sharon melihat Hae Ra yang pulang, Soo Ho pun meminta Haae Ra agar bisa melihat juga. Hae Ra mendekat sengaja sangat dekat dengan Soo Ho.
“Apa yang menarik disini?” tanya Hae Ra. Soo Ho memberitahu aklau Ini artikel lama ayahnya. Hae Ra pikir ini lama sekali.
“Apa kau ingat dia?” tanya Soo Ho. Hae Ra pikir melihatnya beberapa kali di rumah saat masih kecil.
“Hae Ra... Cucilah tanganmu... Ayo kita makan malam” ucap Sharon sinis karena tak mau Hae Ra berdekatan dengan Soo Ho. Hae Ra pun bergegas masuk kamar untuk cuci tangan dan berganti pakaian. 


Mereka berempat makan malam, Sharon bercerita dulu adalah asrama dan mendengar dibangun pada tahun 1880 dan selesai pada musim semi tahun 1882, tapi Pembangunannya memakan waktu lama karena musim dingin itu panjang dan keras.
“Kedengarannya seperti kau membangunnya sendiri. Bagaimana kau mengingatnya dengan sangat rinci?” ucap Bibi Lee heran
“Rumah nenekku ada di dekatnya, jadi aku sering duduk-duduk di dekat sana. Saat itulah aku mendengar tentang ini.” Jelas Sharon
“Apa kau sering pergi ke lab?” tanya Hae Ra penasaran.
“Kami membiarkan anak-anak datang selama akhir pekan, dan juga punya banyak program untuk mereka. Di musim gugur, kami mencuci selimut sebagai percobaan.” Cerita Sharon dengan lancar
“Bagaimana kau ingat itu?” ucap Soo Ho tak percaya. Sharon mengaku kalau neneknyaberada di tim biru. Hae Ra tak mengerti bertanya apa itu maksudnya.
“Seluruh kota berkumpul bersama untuk melihat sisi mana yang mendapatkan selimut putih. Kita terbagi jadi tim biru dan tim putih. Itu seperti festival untuk kota.” Cerita Soo Ho
“Ayahmu adalah pria yang luar biasa.” Puji Hae Ra. Soo Ho ingin tahu apakah Hae Ra Pernah datang laboratorium ayahnya.
“Tidak, aku hanya mendengarnya dari Ayah. Aku tidak pernah ke sana.” Kata Hae Ra
“Aku sangat menyesal. Kau tidak memiliki kenangan akan hari bahagia Pak Moon.” Komentar Sharon menyindir.
Hae Ra pikir benar karena Soo Ho terlihat sangat bahagia hari ini. Soo Ho mengaku bahagia sejak bertemu dengan Hae Ra. Bibi Lee yang mendengarnya terlihat malu merasa kalau Hae Ra pasti bahagia mendengarnya. Sharon berusaha menahan amarah dengan menanyakan pada Bibi Lee dengan rasa makananya.
“Kau seorang juru masak yang hebat, tidak seperti penampilanmu. Kau bahkan belum melihat apa yang bisa kulakukan.” Ucap Bibi Lee. Saat itu Hae Ra memberikan telur pada mangkuk Soo Ho
“Aku ingin telur dadar telur lagi.” Kata Soo Ho dengan senyuman lebar. Hae Ra pun melayani dengan memberikan telur dadar. 



Seung Goo masuk ruangan mengeluh dengan Sharon yang membuatnya mencari buku-buku dan menyusunnya diatas meja, dari Metode Mendongeng, Menulis Skrip Film, berpikir kalau Sharon itu sedang menulis naskah film.
Di dapur, Hae Ra dan Bibi Lee mencuci piring bersama. Bibi Lee membahas kalau Laboratorium terbakar ketika mereka berdua masih sangat muda. Hae Ra ingat kalau membuat pesanan mantel saat itu jadi tidak terlalu kecil yaitu berumur sekitar 14 tahun.
“Itu berarti dia berusia 20 tahunan. Tapi Mengapa dia berbicara seolah-olah dia anak kecil yang pergi mengunjungi neneknya? Itu sangat aneh.” Ucap Bibi Lee curiga. Hae Ra meminta Bibi Lee agar tak banyak bicara karena takut Sharon tak ingin memberikan wilayahnya pada Soo Ho 

Sharon datang menemui Soo Ho yang duduk di meja kerjanya menceritakan kalau kehilangan orang tuanya dan tumbuh bersama nenek, Jadi mengerti dukacita yang dilalui oleh Soo Ho.  Soo Ho terlihat sibuk denga laptop dan berkasnya, tapi Sharon tetap berbicara.
“Lab terbakar karena korsleting, karena bangunannya sudah terlalu tua kan?” ucap Sharon. Soo Ho pikir itu hanya kesimpulannya. Sharon yakin Soo Ho pasti sangat sedih.
“Apa kau ingat sesuatu yang khusus saat kebakaran waktu itu?”tanya Soo Ho. Sharon ingin tahu seperti apa maksudnya.
“Sesuatu yang sepertinya tidak biasa.” Ucap Soo Ho, Sharon mengaku ingat sesuatu
“Aku harus terus mengarang cerita agar ia tetap tertarik padaku.” Gumam Sharon
“Kurasa aku melihat beberapa orang aneh. Tapi Tidak begitu jelas. Mereka tidak tampak seperti. orang-orang dari lab atau dari lingkungan sekitar. Aku ingat mereka saat kita berbicara, Jadi Beri aku waktu sebentar.” Ucap Sharon berpura-pura
Soo Ho memperlihatkan wajah Tuan Park sambil bertanya apakah pernah melihat orang itu.  Sharon mengaku tak tahu,  tapi menurutnya sepertinya tidak terlalu ramah dan ingin tahu siapa orang itu, apakah seseorang yang terlibat dengan kebakaran.
“Kupikir begitu... Tapi kita tidak akan pernah tahu.” Ucap Soo Ho lalu berjalan pergi. 

Soo Ho ke dapur mengeluh pada Bibi Lee kalau akan mencuci piring setelah mengirim email. Bibi Lee pikir Soo Ho tak perlu khawatir karena Mesin melakukan segalanya dan bergegas pergi karena  akan mandi.
“Maaf kita hanya berbicara tentang masa lalu.” Ucap Soo Ho
“Tidak, aku menyukainya Dan kita memutuskan untuk berusaha keras selama sebulan. Mari kita makan malam dan banyak bicara dengannya.” Kata Hae Ra. Saat itu Sharon kembali datang
“Kapan pelatih pribadi akan berada di sini lagi? Aku juga ingin berlatih.” Ucap Sharon sengaja membahasnya.
“Kami tidak akan berlatih di rumah lagi.” Ucap Hae Ra terlihat gugup. Sharon pikir kenarpa tak latihan karena menurutnya Ji Hoon  tampak seperti pelatih yang baik.
“Sebenarnya dia tidak begitu baik.” Ucap Hae Ra. Sharon pikir sayang karena sangat menantikan untuk berlatih di rumah.
“Tempat tidurmu akan tiba lusa.” Kata Soo Ho mengalihan pembicaraan. Sharon pikir Tidak perlu dan meminta izin agar membawa tempat tidurnya saja besok. Soo Ho pun mempersilahkanya. 



Soo Ho kembali berkerja di kamar,  dengan sengaja menyediakan botol air minum agar tak keluar kamar. Sementara Sharon yang duduk di dapur heran karena tak melihat Soo Ho yang keluar kamar padahal sudah menunggunya, lalu merasakan seseorang yang datang. Ia berusaha untuk terlihat manis dan cantik, tapi saat menengok. Hae Ra dan Sharon sama-sama menjerit kaget.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Hae Ra heran
“Aku sedang memikirkan apa yang harus kubuat untuk sarapan pagi.” Ucap Sharon sinis
“Kenapa kau memikirkan hal itu di sini?” balas Hae Ra
“Karena inilah dapur tempatku akan memasaknya.” Jawab Sharon
“Aku akan memasak sarapan untukmu besok Jadi kau bisa tidur.” Kata Hae Ra
“Kenapa kau menatapku sinis saat aku menyebutkan latihan di rumah?” tanya Sharon
“Tidak ada apa-apa antara dia dan aku.” Tegas Hae Ra.
Sharon merasa kalau Hae Ra menghindarinya. Hae Ra menegaskan tidak menghindarinya tapi hanya ingin fokus pada pria yang disuka. Sharon ingin tahu siapa itu. Hae Ra dengan jelas menyebut “Cinta pertamaku, Moon Soo Ho.” Sharon mencoba mengalihkan pembicaraan kalau Hae Ra ke dapur ingin minum. 
Hae Ra mengaku ingin memakai masker wajah karen ruangan Kantornya terlalu kering jadi perlu memakainya diwajahnya dimalam hari. Sharon langsung mengambil dari tangan Hae Ra.  Hae Ra melihat kalau itu  tinggal satu. Sharon merasa Hae Ra masuk muda, jadi tidak membutuhkannya lalu bergegas pergi. Hae Ra hanya bisa mengumpat Sharon yang gila. 


“Selamat Pagi Korea... Hari ini, kita memiliki seorang pengusaha menawan di studio. Seorang lulusan sekolah kedokteran dari AS mengubah dirinya menjadi pengusaha. Dia mencoba menghentikan pembangunan sembrono, dan memimpin sebuah gerakan yang menjaga lingkungan lama. Ini adalah CEO Blacksmith, Moon Soo Ho.” Ucap pembaca berita
Soo Ho sudah ada distudio berita untuk wawancara. Tuan Han dan Chan Ki ikut melihat penuh semangat dibelakang kamera.  Soo Ho pun menyapa pembaca berita dengan ramah.
“Ini pertama kalinya aku menemuimu, dan dua hal mengejutkanku tentang dirimu. Aku tidak berpikir seseorang yang ingin melestarikan lingkungan masih berusia begitu muda dan sangat tampan.” Puji Pembaca berita. Soo Ho tersenyum mengucapkan Terima kasih.

Hae Ra tersenyum sendiri dari kamarnya, menonton siaran live wawancara Soo Ho dari ponselnya.
“Aku akan bertanya padamu, apa yang ingin diketahui pemirsa. Apa yang membuatmu memulai proyek kebangkitan kota?” tanya pembaca berita.
“Aku ingin melindungi lingkungan dimana aku tumbuh besar. Dan Juga berbagai hal yang kualami saat kecil adalah alasan untuk memulai proyek. Orang-orang bahkan menulis petisi untuk melestarikan gedung lab, tapi laboratorium terbakar dan ayahku meninggal dalam kebakaran.” Cerita Soo Ho.
Gon dan Tuan Park juga menonton dari rumah, terlihat sedikit tegang. 

“Karena laboratorium menangani bahan kimia, mereka melakukan pemeriksaan menyeluruh setiap bulan. Kupikir api tidak disebabkan oleh korsleting. Aku yakin mereka yang mendapatkan keuntungan dari penghancuran lab lah yang melakukannya.” Kata Soo Ho
Tuan Yoon menonton TV diruan rawat melihat Soo Ho seperti tak percaya kalau Soo Ho adalah anak mendiang Dokter Moon.
“Saat aku melanjutkan proyek kebangkitan kota, Aku akan meminta polisi menginvestigasi kembali kasus ini.” Jelas Soo Ho

“Investigasi ulang hanya mungkin jika Ada bukti atau saksi baru.” Kata si pembawa acara. Soo Ho dengan sangat yakin mengaku Tentu saja ada.
“Kau tampaknya memiliki keyakinan. Karena kau menyebutkannya secara terbuka disiaran ini, Aku yakin pemirsa akan menunjukkan minat lebih lanjut.” Ucap Si pembaca berita
“Aku berharap begitu. Aku ingin tempat-tempat dengan kenangan kita dan sejarah agar dilestarikan.” Kata Soo Ho yakin 

Tuan Park menonton bersama Gon berkomentar kalau Polisi sangat sibuk jadi merkea tidak akan menginvestigasi ulang kasus itu. Gon memikirkan tentang Bukti dan Saksi. Tuan Park pikir Gon Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Siaran pun selesai Soo Ho, Si pembaca berita mengucakan terimakasih karena Soo Ho yang sudah mau datang dengan memujinya yang hebat di acara itu. Soo Ho pun pergi menemui Chan Ki dan Tuan Han yang menemaninya.
“Kau berbicara begitu fasih saat siaran.” Komentar Chan Ki
“Haruskah kita sarapan sebelum pergi kerja?” tanya Tuan Han
“Kau duluan saja tanpa aku. Ada banyak hal yng harus kuurus.” Kata Soo Ho. Keduanya pun menganguk mengerti. 

Sharon berjalan ke dapur dan melihat Soo Ho yang sibuk masak berpikir kalau akan melakukannya. Soo Ho menawarkan Sharon Kopi Hitam dengan nada mengejek, karena di jaman sekarang orang menyebutnya “Americano” Sharon malah tersipu berpikir Soo Ho mengingat kesukaanya Kopi hitam.
“Apa kau keluar pagi ini?” tanya Sharon. Soo Ho membenarkan karena ada yang harus dilakukan.
“Kenapa kau tidak langsung bekerja?” tanya Sharon
“Aku kembali untuk membuatkan sarapan Hae Ra. Dia harusnya disini sekarang.” Kata Soo Ho melihat jam tanganya
“Berhenti berbicara tentang gadis itu, Hanya kita berdua di sini. Aku ingin tinggal bersamamu seperti ini.” Gumam Sharon sinis
“Terima kasih telah membuat pakaian Hae Ra dengan indah. Tolong buat lagi dengan kain yang bagus.” Kata Soo Ho. Sharon dengan senyuman mengucapkan Terima kasih telah mendukung Sharon Tailor.

Hae Ra datang langsung menarik tangan Soo Ho untuk ke ruang tengah menonton berita.  Sharon menatap sinis mereka yang pergi ke ruang TV. Berita di TV “Lingkungan untuk proyek percontohan kebangkitan kota akan ditentukan bulan ini. Hyunmi-dong di Mapo-gu, dan Geumseong-dong di Jongno-gu adalah pesaing kuat.”
“Itu kabar baik kan?” ucap Hae Ra penuh semangat. Soo Ho pikir Hasil akhirnya harus keluar.
“Itu bisa berubah menjadi zona spekulasi.” Kata Soo Ho. Sharon membenarkan berusaha berbicara seperti orang pintar.
“Orang-orang akan membeli properti di lingkungan itu.” Ucap Sharon
“Tetap saja, itu membuatku bahagia.” Kata Hae Ra. Soo Ho langsung memeluk pundak Hae Ra mengucapkan Terima kasih. Sharon makin iri melihatnya.
“Kau hebat di acara pagi ini.” Puji Hae Ra. Soo tak percaya kalau Hae Ra menonton karena selalu tidur di pagi hari
“Bosku menyuruh untuk menontonnya, jadi aku melakukannya. Kau tampak hebat di depan kamera dan bisa menjadi aktor.” Ungkap Hae Ra. Soo Ho tak percaya mendengarnya. Hae Ra mengaku kalau ucapanya tadi hanya bercanda.
“Aku harus pergi bekerja, karena akan menjadi porter sepanjang hari. Aku akan menemuimu di malam hari” ucap Hae Ra bergegas pergi. Soo Ho melihat Hae Ra berlari meminta agar berhati-hati nanti bisa terpeleset. Hae Ra dengan penuh semangat mengatakan kalau itu Tidak akan terjadi. 


“Kenapa kau tidak memberitahuku? Aku merasa sedikit tertinggal.” Ucap Sharon menahan amarah. Soo Ho pikir Itu hanya satu atau dua menit.
“Apa kau bebas untuk makan malam nanti? Apa kau mau membahas bisnis setelah makan malam?” kata Sharon mencoba mengajak makan malam
“Tidak bisakah kita berbicara di rumah?” ucap Soo Ho berusaha menghindar
“Aku suka berbicara bisnis di luar berdandan dan mengenakan sepatu bertumit.” Ungkap Sharon. Soo Ho menyetujuinya dan akan memesan restoran dan memberitahu Sharon lalu bergegas pergi masuk ke dalam kamarnya. 

Young Mi datang ke rumah Tuan Park bertanya Bagaimana jika Geumseong-dong dipilih. Tuan Park akan berbicara, dan itu akan menjadi daerah yang dilanda spekulasi, jadi Kalau begitu itu akan dibatalkan karena tidak akan cocok untuk proyek. Young Mi menganguk setuju.
“Proyek ini dijalankan oleh kota. Jangan melakukan sesuatu yang aneh. Kau akan berada dalam masalah.” Ucap  Gon pada ayahnya
“Kau memalukkan. Serahkan hak permukaan  Yoon Dal Hong untuk orang lain.” Ucap Tuan Park
“Tidak, aku mendapatkannya sendiri.” Tegas Gon. Tuan Park terlihat marah dan Young Mi berusaha untuk menenangkanya. 
“Ayah, jangan khawatir. Aku yakin ada alasan bagus kenapa Gon jadi keras kepala.” Ucap Young Mi
“Kau seharusnya tidak mempercayai orang-orang yang banyak kau sogok. Banyak anak mereka belajar di luar negeri Dan Moon Soo Ho memberi mereka kesempatan.” Jelas Gon. Tuan Park kaget mendengarnya. Young Mi pikir Soo Ho sangat teliti.
“Beberapa menjadi karyawan perusahaannya. Jangan mengira kau tahu segalanya.” Ucap Gon menyakinkan ayahnya.
“Aku tidak mempercayaimu. Mulai saat ini, buat keputusan setelah mendapatkan izinku.” Kata Tuan Park. Gon langsung menolaknya.
“Dan jangan memaksa Young Mi datang untuk sarapan Dia tidak melakukan kesalahan.” Tegas Gon berjalan pergi. Young Mi mengaku suka sarapan bersama. 



Young Mi masuk ke kamar Gon berkomentar kalau pacarnya itu terlalu naif karena tumbuh kaya raya dan bertanya Apakah begitu sulit untuk setuju dengan pendapat ayahnya. Gon pikir ayahnya yang tidak pernah mendengarkan.
“Serahkan ayahmu padaku, Aku akan berusaha meyakinkannya.” Ucap Young Mi merayu. Gon pun memuji Young Mi yang sudah berusaha keras dengan nada sinis.
“Aku adalah pacar terbaik yang bisa kau miliki. Anggap dirimu beruntung.” Ucap Young Mi memeluk Gon, tapi Gon yang sedang marah menjauhkanya.
“Baik. Aku mengerti. Kau bisa pergi sekarang. Bukankah kau akan bekerja?” sindir Gon.
“Apa kau ingin putus?” ucap Young Mi dengan wajah cemberut. Gon heran kalau Young Mi yang membicarakan hal itu di pagi hari
“Kau tidak mengagumiku dan juga tidak menyukaiku. Apa kau ingat kapan ciuman terakhir kita?” keluh Young Mi. Gon mendekat dan langsung menciumnya, tapi Young Mi langsung mendorongnya.
“Jangan lakukan itu seperti pekerjaan rumah. “ ucap Young Mi marah. Gon meminta Tolong jangan menambahkan masalah lain.
“Kau seharusnya tidak melakukan ini padaku. Kau tidak tahu apa yang kumiliki. Untukmu, aku... Aku sangat baik untukmu jadi Anggap dirimu beruntung.” Ucap Young Mi lalu bergegas keluar dari kamar dengan wajah dongkol. 


Baek Hee berolahraga di luar,  lalu melihat tato ditanganya yang masih belum hilang. Ia merasa heran karena Cincin itu kembali ke pemiliknya tapi kata-kata ini tidak hilang, lalu merasa yakin kalau Jeom Bok mungkin punya jawabannya.
Saat itu Gon masuk ruangan Soo Ho memuji kalau Kantor yang bagus. Soo Ho melihat Gon yang datang merasa tidak tahu kalau punya janji bertemu.  Gon mengaku ingin menyampaikan bahwa menikmati siaran tadi dan juga ingin membicarakan masa lalu jadi sengaja datang untuk mengaku. Soo Ho pun menyuruh Gon untuk duduk lebih dulu. 

“Aku tahu, Kau mencurigai ayahku.” Kata Gon
“Aku tak tahu apa yang akan kau katakan, tapi untuk percaya atau tidak terserah padaku.” Tegas Soo Ho
“Kurasa ayahku berada di laboratorium saat terbakar. Dia mabuk dan pernah bercerita tentang hal itu sekali. Dia bilang ada di sana, menangis. Saat dia masuk dan keluar dari laboratorium, Dia sering mencuri beberapa obat untuk dijual. Dia mencuri alkohol, gliserin, dan barang lain untuk dijual ke rumah sakit kecil dan apotik.” Cerita Gon tentang ayahnya
“Apa Dia ada di sana untuk mencuri obat-obatan juga hari itu?” tanya Soo Ho
“Dia berada di gudang dan berlari keluar saat mendengar ledakan itu. Dia berlari ke arah putra Doktor Moon dan melarikan diri karena dia malu.” Jelas Gon
“Kenapa kau memberitahuku ini disini?” tanya Soo Ho heran. Gon mengaku Karena ayahnya tidak akan bisa mengatakan ini dan Kesalahpahaman akan semakin besar.
Soo Ho mengaku kalau mulai menyukai Gon karena anak yang baik. Gon mengaku ayahnya adalah orang miskin jadi meminta agar memaafkanya. Soo Ho mengaku sudah tahu akan pencuriannya dan tidak begitu peduli sampai sekarang. Gon terlihat kaget mendengarnya.
“Kukira...Aku tahu apa yang tidak kau ketahui.” Ucap Soo Ho. Gon ingin tah Apa itu
“Aku akan membiarkanmu  mendengarnya didepan umum dan Aku harus pergi menemui seseorang sekarang. Terima kasih atas waktumu.” Ucap Soo Ho akan segera bertemu kliennya.


Hae Ra mendorong trolly dengan banyak tumpukan kardus yang tinggi, bahkan sempat jatuh membuatnya harus meminta tolong agar bisa menahan lift. Setelah itu semua sibuk dalam ruangan memasukan semua barang ke dalam kantung.
“Bagaimana bisa mereka  memberi tahu kita untuk mengubah item mendadak saat subuh?” keluh Ketua Tim dengan meminta tisu basah.
“Oh, Hae Ra... Apa kau tahu bahwa Pak Moon meminta investigasi ulang ke polisi?”ucap ketua Tim. Hae Ra mnegaku kalau baru tahu hari ini.
“Dia sepertinya terlahir kaya, tapi dia menderita.” Ucap Ketua Tim
“Apa dia biasanya suram dan depresi?” tanya Ji Hee”
“Tidak, Menyenangkan bersamanya. Dia juga suka membuat lelucon” komentar Hae Ra. Ketua Tim memuji  Pak Moon sangat keren. Hae Ra. Pun mengakuinya dengan malu-malu 

“Hai... Mereka ingin kita mengeluarkan pil pencernaan dan memasukkan multi vitamin.” Ucap Direktur melonggokan kepala di depan pintu
“Kami hampir selesai, jadi bagaimana kau bisa mengatakannya sekarang?” keluh ketua Tim.
“Berhenti mengeluh dan lakukanlah. Kau tahu kita pergi tur keliling kota kan? Kita punya waktu tersisa satu jam.” Ucap Direktur
“Kita tidak bisa menyelesaikan ini sebelum itu.” Kata ketua Tim. Direktur membenarkan kalau mereka tidak punya waktu Jadi meminta agar bekerja kerasl lalu keluar dari ruangan.  Mereka pun hanya bisa mengatur kembali souvenir yang sudah dimasukan ke dalam tas.
Hae Ra menerim pesan dari Soo Ho “Kita bertemu dalam satu jam. Bisakah aku bersikap akrab denganmu nanti?” Hae Ra langsung membalas kalau Soo Ho tak bisa melakukanya.
 “Kalau begitu ingat ini... Roti kacang merah berarti "aku cinta kau." Roti krim berarti "Cium aku." Baguette berarti "Ayo ke tangga darurat."  Hae Ra yang membacanya mengeluh heran yang dituliskanya. 

Hae Ra dkk seperti melakukan promosi di toko roti,  mereka memberitahu kalau Kmendapatkan diskon 10 persen. Jika membeli roti sebelum jam 3 sore. Soo Ho pun membantu dengan memasukan roti ke dalam plastik. Seorang Chef keluar membawa roti yang baru diselesai di panggang.
“Roti krimmu adalah yang terbaik di Korea. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi toko rotimu.” Ucap Tuan Han. Chef pun mengucapkan Terima kasih.
“Ini berjalan dengan baik. Tolong siapkan satu nampan lagi.” Ucap Hae Ra memasuk ke dalam toko
“Inilah roti kacang merah.” Kata Soo Ho. Hae Ra terdiam lalu teringat dengan pesan Soo Ho “Roti kacang merah berarti "aku cinta kamu."
“Kau tahu arti roti kacang merah, kan?” kata Soo Ho mengoda. Hae Ra membalas roti kacang merah juga untuknya
“Aku akan mengambil nampan roti baru.”ucap Tuan Han pergi ke dapur.
“Sekarang roti krim.” Kata Soo Ho. Hae Ra terdiam mengingat pesan So Ho “Roti krim berarti "Cium aku."
“Tidakkah kau tahu apa itu?” kata Soo Ho, Hae Ra terlihat gugup melihat sekeliling tapi saat itu Tuan Han datang membawa roti isi krim.
Soo Ho meminta agar membawa roti krim lagi, Tuan Han pun bergegas pergi.  Akhirnya Hae Ra ingin memberikan ciuman di pipi, tapi Soo Ho langsung mencium bibir Hae Ra dan menambah satu Roti Krim. Hae Ra malu-malu membalas dengan mengatakan roti kacang merah untuk Soo Ho.
Setelah selesai mereka melakukan foto bersama karean Menggunakan media sosial adalah metode pemasaran terbaik. Hae Ra meminta agar mengatakan roti merah bersama-saam Soo Ho tersenyum mendengarnya, lalu ikut foto bersama dengan Hae Ra dan semua pegawai.


Gon menatap Tuan Yoon mengaku tidak mengerti dengan wajah binggung. Tuan Yoo meminta maaf dan meminta agar bisa membatalkan kontrak ini. Gon berpikir kalau Moon Soo Ho mengancamnya. Tniuan Yoon mengaku tidak, bahkan tak berani untuk menelpnya.
“Apa kau membutuhkan lebih banyak uang?” tanya Gon
“Aku merasa sepertinya Anakku terluka karena aku. Dia sadar kembali dan mulai pulih, tapi Dia masih belum bisa merasakan lengan kirinya. Seandainya aku tidak mengkhianati Pak Moon, Kurasa aku dihukum.” Ucap Tuan Yoo. Gon bisa mengerti.
“Hukuman pembatalan tiga kali lipat jumlahnya. Apa kau baik-baik saja dengan itu?” ucap Gon yang akhirnya balas mengancam. 



Baek Hee berjalan setelah olahrag sambil meminum botol minumanya, saat itu ia melihat sosok Jeom Bok dimasa sekarang lalu mencoba memanggilnya, tapi Jeom Bok mengunakan earphone tak mendengarnya dan pergi dengan mengayuh sepeda.
Akhirnya Baek Hee masuk ke dalam rumah Sharon mencari keberadaanya. Seung Goo keluar dari ruangan. Baek Hee heran melihat Seung Goo yang baru saja datang. Seung Goo mengaku baru ssaja membawakan beberapa selimut. Baek Hee terlihat binggung membaca selimut.
“Sharon tinggal di tempat lain selama sebulan.” Ucap Seung Goo ketakutan. Baek Hee ingin tahu dimana itu.

Bersambung ke Part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar