Soo Ho
melihat artikel yang ditinggalkan Sharon tentang ayahnya berjudul
"Laboratorium Kimia Hanguk Mendapatkan Hibah dari Seoul" lalu Koran
Gukil dengan foto ayahnya yang menjadi seorang ilmiah.
Flash Back
Sharon
sibuk mencari-cari artikel di dalam tumpukan koran, Seung Goo pun sibuk melihat
ponselnya. Pasangan kakek dan nenek melihat dari depan jendela. Si Nenek ingin
tahu Ada apa dengan Sharon hari ini. Si kakek juga tak tahu
“Dia tahu
aku mengumpulkan koran. Lalu dia memintaku untuk membawa semua kora ditanggal
itu 20 tahun yang lalu.” Ucap Si kakek heran
Seung Goo
mencari keyword dalam ponselnya lalu memberitahu kalau Ada artikel pendek di
sebuah web dengan judul "Korslet Menimbulkan Kebakaran di Lab Penelitian Menyebabkan
Kematian Ilmuwan Muda, Dokter Moon Joon Seong" di tanggal 21 Oktober.
“Temukan
koran dari hari itu Dan terus cari hasil wawancaranya.” Perintah Sharon
“Kenapa
kau tiba-tiba mencari ahli kimia?” tanya Seung Goo heran
“Aku
perlu membuat sebuah cerita.” Ucap Sharon. Seung Goo ingin tahu cerita apa.
“Sebuah
cerita yang bisa membantuku ikut serta di hari bahagianya.” Kata Sharon dengan
penuh rencana liciknya.
Soo Ho
melihat artikel yang dikumpulan Sharon yang berjudul "Penelitian Doktor
Moon tentang Produk Ramah Lingkungan" "Microalgae, Jawaban untuk
Produk Ramah Lingkungan" lalu bertanya pada Sharon saat dirumah Dari mana menemukan semua ini.
“Aku
mendengar tentang kebakaran dari bibi Hae Ra, dan segera mengingat hal ini. Aku juga tahu lab
itu, Bangunan tua itu.” Ucap Sharon
“Bagaimana
dengan artikel ini?” tanya Soo Ho heran
“Penjahit
di tokonya adalah kolektor besar. Dia mengumpulkan koran, majalah, dan
perangko, jadi aku memintanya untuk menemukannya.” Cerita Sharon. Soo Ho pikir
terasa sangat aneh
“Kau bisa
membaca ini dikomputer di perpustakaan, tapi kurasa kau akan merasa berbeda bila
melihatnya dalam kehidupan nyata.
“Ini
artikel dari beberapa bulan sebelum kebakaran.” Kata Soo Ho
“Ayahmu adalah
pria yang sangat tampan. Kau tidak begitu tampan dibanding dia” goda Sharon.
Soo Ho hanya bisa tersenyum
Hae Ra
pulang melihat Sharon dan Soo Ho yang duduk bersama sambil tersenyum seperti
ada perasaan cemburu tapi di tahan olehnya. Sharon melihat Hae Ra yang pulang,
Soo Ho pun meminta Haae Ra agar bisa melihat juga. Hae Ra mendekat sengaja
sangat dekat dengan Soo Ho.
“Apa yang
menarik disini?” tanya Hae Ra. Soo Ho memberitahu aklau Ini artikel lama
ayahnya. Hae Ra pikir ini lama sekali.
“Apa kau
ingat dia?” tanya Soo Ho. Hae Ra pikir melihatnya beberapa kali di rumah saat
masih kecil.
“Hae
Ra... Cucilah tanganmu... Ayo kita makan malam” ucap Sharon sinis karena tak
mau Hae Ra berdekatan dengan Soo Ho. Hae Ra pun bergegas masuk kamar untuk cuci
tangan dan berganti pakaian.
Mereka
berempat makan malam, Sharon bercerita dulu adalah asrama dan mendengar dibangun
pada tahun 1880 dan selesai pada musim semi tahun 1882, tapi Pembangunannya
memakan waktu lama karena musim dingin itu panjang dan keras.
“Kedengarannya
seperti kau membangunnya sendiri. Bagaimana kau mengingatnya dengan sangat
rinci?” ucap Bibi Lee heran
“Rumah
nenekku ada di dekatnya, jadi aku sering duduk-duduk di dekat sana. Saat itulah
aku mendengar tentang ini.” Jelas Sharon
“Apa kau
sering pergi ke lab?” tanya Hae Ra penasaran.
“Kami
membiarkan anak-anak datang selama akhir pekan, dan juga punya banyak program
untuk mereka. Di musim gugur, kami mencuci selimut sebagai percobaan.” Cerita
Sharon dengan lancar
“Bagaimana
kau ingat itu?” ucap Soo Ho tak percaya. Sharon mengaku kalau neneknyaberada di
tim biru. Hae Ra tak mengerti bertanya apa itu maksudnya.
“Seluruh
kota berkumpul bersama untuk melihat sisi mana yang mendapatkan selimut putih. Kita
terbagi jadi tim biru dan tim putih. Itu seperti festival untuk kota.” Cerita
Soo Ho
“Ayahmu
adalah pria yang luar biasa.” Puji Hae Ra. Soo Ho ingin tahu apakah Hae Ra
Pernah datang laboratorium ayahnya.
“Tidak,
aku hanya mendengarnya dari Ayah. Aku tidak pernah ke sana.” Kata Hae Ra
“Aku
sangat menyesal. Kau tidak memiliki kenangan akan hari bahagia Pak Moon.”
Komentar Sharon menyindir.
Hae Ra
pikir benar karena Soo Ho terlihat sangat bahagia hari ini. Soo Ho mengaku
bahagia sejak bertemu dengan Hae Ra. Bibi Lee yang mendengarnya terlihat malu
merasa kalau Hae Ra pasti bahagia mendengarnya. Sharon berusaha menahan amarah dengan
menanyakan pada Bibi Lee dengan rasa makananya.
“Kau
seorang juru masak yang hebat, tidak seperti penampilanmu. Kau bahkan belum
melihat apa yang bisa kulakukan.” Ucap Bibi Lee. Saat itu Hae Ra memberikan
telur pada mangkuk Soo Ho
“Aku
ingin telur dadar telur lagi.” Kata Soo Ho dengan senyuman lebar. Hae Ra pun
melayani dengan memberikan telur dadar.
Seung Goo
masuk ruangan mengeluh dengan Sharon yang membuatnya mencari buku-buku dan
menyusunnya diatas meja, dari Metode Mendongeng, Menulis Skrip Film, berpikir
kalau Sharon itu sedang menulis naskah film.
Di dapur,
Hae Ra dan Bibi Lee mencuci piring bersama. Bibi Lee membahas kalau
Laboratorium terbakar ketika mereka berdua masih sangat muda. Hae Ra ingat
kalau membuat pesanan mantel saat itu jadi tidak terlalu kecil yaitu berumur
sekitar 14 tahun.
“Itu berarti
dia berusia 20 tahunan. Tapi Mengapa dia berbicara seolah-olah dia anak kecil yang
pergi mengunjungi neneknya? Itu sangat aneh.” Ucap Bibi Lee curiga. Hae Ra
meminta Bibi Lee agar tak banyak bicara karena takut Sharon tak ingin
memberikan wilayahnya pada Soo Ho
Sharon
datang menemui Soo Ho yang duduk di meja kerjanya menceritakan kalau kehilangan
orang tuanya dan tumbuh bersama nenek, Jadi mengerti dukacita yang dilalui oleh
Soo Ho. Soo Ho terlihat sibuk denga
laptop dan berkasnya, tapi Sharon tetap berbicara.
“Lab
terbakar karena korsleting, karena bangunannya sudah terlalu tua kan?” ucap
Sharon. Soo Ho pikir itu hanya kesimpulannya. Sharon yakin Soo Ho pasti sangat
sedih.
“Apa kau
ingat sesuatu yang khusus saat kebakaran waktu itu?”tanya Soo Ho. Sharon ingin
tahu seperti apa maksudnya.
“Sesuatu
yang sepertinya tidak biasa.” Ucap Soo Ho, Sharon mengaku ingat sesuatu
“Aku harus
terus mengarang cerita agar ia tetap tertarik padaku.” Gumam Sharon
“Kurasa aku
melihat beberapa orang aneh. Tapi Tidak begitu jelas. Mereka tidak tampak
seperti. orang-orang dari lab atau dari lingkungan sekitar. Aku ingat mereka
saat kita berbicara, Jadi Beri aku waktu sebentar.” Ucap Sharon berpura-pura
Soo Ho
memperlihatkan wajah Tuan Park sambil bertanya apakah pernah melihat orang
itu. Sharon mengaku tak tahu, tapi menurutnya sepertinya tidak terlalu
ramah dan ingin tahu siapa orang itu, apakah seseorang yang terlibat dengan
kebakaran.
“Kupikir
begitu... Tapi kita tidak akan pernah tahu.” Ucap Soo Ho lalu berjalan pergi.
Soo Ho ke
dapur mengeluh pada Bibi Lee kalau akan mencuci piring setelah mengirim email.
Bibi Lee pikir Soo Ho tak perlu khawatir karena Mesin melakukan segalanya dan
bergegas pergi karena akan mandi.
“Maaf
kita hanya berbicara tentang masa lalu.” Ucap Soo Ho
“Tidak,
aku menyukainya Dan kita memutuskan untuk berusaha keras selama sebulan. Mari
kita makan malam dan banyak bicara dengannya.” Kata Hae Ra. Saat itu Sharon
kembali datang
“Kapan
pelatih pribadi akan berada di sini lagi? Aku juga ingin berlatih.” Ucap Sharon
sengaja membahasnya.
“Kami
tidak akan berlatih di rumah lagi.” Ucap Hae Ra terlihat gugup. Sharon pikir
kenarpa tak latihan karena menurutnya Ji Hoon
tampak seperti pelatih yang baik.
“Sebenarnya
dia tidak begitu baik.” Ucap Hae Ra. Sharon pikir sayang karena sangat
menantikan untuk berlatih di rumah.
“Tempat
tidurmu akan tiba lusa.” Kata Soo Ho mengalihan pembicaraan. Sharon pikir Tidak
perlu dan meminta izin agar membawa tempat tidurnya saja besok. Soo Ho pun
mempersilahkanya.
Soo Ho
kembali berkerja di kamar, dengan
sengaja menyediakan botol air minum agar tak keluar kamar. Sementara Sharon
yang duduk di dapur heran karena tak melihat Soo Ho yang keluar kamar padahal
sudah menunggunya, lalu merasakan seseorang yang datang. Ia berusaha untuk
terlihat manis dan cantik, tapi saat menengok. Hae Ra dan Sharon sama-sama
menjerit kaget.
“Apa yang
kau lakukan di sini?” tanya Hae Ra heran
“Aku
sedang memikirkan apa yang harus kubuat untuk sarapan pagi.” Ucap Sharon sinis
“Kenapa kau
memikirkan hal itu di sini?” balas Hae Ra
“Karena
inilah dapur tempatku akan memasaknya.” Jawab Sharon
“Aku akan
memasak sarapan untukmu besok Jadi kau bisa tidur.” Kata Hae Ra
“Kenapa
kau menatapku sinis saat aku menyebutkan latihan di rumah?” tanya Sharon
“Tidak ada
apa-apa antara dia dan aku.” Tegas Hae Ra.
Sharon
merasa kalau Hae Ra menghindarinya. Hae Ra menegaskan tidak menghindarinya tapi
hanya ingin fokus pada pria yang disuka. Sharon ingin tahu siapa itu. Hae Ra
dengan jelas menyebut “Cinta pertamaku, Moon Soo Ho.” Sharon mencoba
mengalihkan pembicaraan kalau Hae Ra ke dapur ingin minum.
Hae Ra
mengaku ingin memakai masker wajah karen ruangan Kantornya terlalu kering jadi
perlu memakainya diwajahnya dimalam hari. Sharon langsung mengambil dari tangan
Hae Ra. Hae Ra melihat kalau itu tinggal satu. Sharon merasa Hae Ra masuk muda,
jadi tidak membutuhkannya lalu bergegas pergi. Hae Ra hanya bisa mengumpat
Sharon yang gila.
“Selamat
Pagi Korea... Hari ini, kita memiliki seorang pengusaha menawan di studio. Seorang
lulusan sekolah kedokteran dari AS mengubah dirinya menjadi pengusaha. Dia
mencoba menghentikan pembangunan sembrono, dan memimpin sebuah gerakan yang
menjaga lingkungan lama. Ini adalah CEO Blacksmith, Moon Soo Ho.” Ucap pembaca
berita
Soo Ho
sudah ada distudio berita untuk wawancara. Tuan Han dan Chan Ki ikut melihat
penuh semangat dibelakang kamera. Soo Ho
pun menyapa pembaca berita dengan ramah.
“Ini
pertama kalinya aku menemuimu, dan dua hal mengejutkanku tentang dirimu. Aku
tidak berpikir seseorang yang ingin melestarikan lingkungan masih berusia
begitu muda dan sangat tampan.” Puji Pembaca berita. Soo Ho tersenyum
mengucapkan Terima kasih.
Hae Ra
tersenyum sendiri dari kamarnya, menonton siaran live wawancara Soo Ho dari
ponselnya.
“Aku akan
bertanya padamu, apa yang ingin diketahui pemirsa. Apa yang membuatmu memulai
proyek kebangkitan kota?” tanya pembaca berita.
“Aku
ingin melindungi lingkungan dimana aku tumbuh besar. Dan Juga berbagai hal yang
kualami saat kecil adalah alasan untuk memulai proyek. Orang-orang bahkan
menulis petisi untuk melestarikan gedung lab, tapi laboratorium terbakar dan ayahku
meninggal dalam kebakaran.” Cerita Soo Ho.
Gon dan
Tuan Park juga menonton dari rumah, terlihat sedikit tegang.
“Karena
laboratorium menangani bahan kimia, mereka melakukan pemeriksaan menyeluruh
setiap bulan. Kupikir api tidak disebabkan oleh korsleting. Aku yakin mereka
yang mendapatkan keuntungan dari penghancuran lab lah yang melakukannya.” Kata
Soo Ho
Tuan Yoon
menonton TV diruan rawat melihat Soo Ho seperti tak percaya kalau Soo Ho adalah
anak mendiang Dokter Moon.
“Saat aku
melanjutkan proyek kebangkitan kota, Aku akan meminta polisi menginvestigasi
kembali kasus ini.” Jelas Soo Ho
“Investigasi
ulang hanya mungkin jika Ada bukti atau saksi baru.” Kata si pembawa acara. Soo
Ho dengan sangat yakin mengaku Tentu saja ada.
“Kau
tampaknya memiliki keyakinan. Karena kau menyebutkannya secara terbuka disiaran
ini, Aku yakin pemirsa akan menunjukkan minat lebih lanjut.” Ucap Si pembaca
berita
“Aku
berharap begitu. Aku ingin tempat-tempat dengan kenangan kita dan sejarah agar
dilestarikan.” Kata Soo Ho yakin
Tuan Park
menonton bersama Gon berkomentar kalau Polisi sangat sibuk jadi merkea tidak
akan menginvestigasi ulang kasus itu. Gon memikirkan tentang Bukti dan Saksi.
Tuan Park pikir Gon Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Siaran
pun selesai Soo Ho, Si pembaca berita mengucakan terimakasih karena Soo Ho yang
sudah mau datang dengan memujinya yang hebat di acara itu. Soo Ho pun pergi
menemui Chan Ki dan Tuan Han yang menemaninya.
“Kau berbicara
begitu fasih saat siaran.” Komentar Chan Ki
“Haruskah
kita sarapan sebelum pergi kerja?” tanya Tuan Han
“Kau
duluan saja tanpa aku. Ada banyak hal yng harus kuurus.” Kata Soo Ho. Keduanya
pun menganguk mengerti.
Sharon
berjalan ke dapur dan melihat Soo Ho yang sibuk masak berpikir kalau akan
melakukannya. Soo Ho menawarkan Sharon Kopi Hitam dengan nada mengejek, karena
di jaman sekarang orang menyebutnya “Americano” Sharon malah tersipu berpikir
Soo Ho mengingat kesukaanya Kopi hitam.
“Apa kau
keluar pagi ini?” tanya Sharon. Soo Ho membenarkan karena ada yang harus dilakukan.
“Kenapa
kau tidak langsung bekerja?” tanya Sharon
“Aku
kembali untuk membuatkan sarapan Hae Ra. Dia harusnya disini sekarang.” Kata
Soo Ho melihat jam tanganya
“Berhenti
berbicara tentang gadis itu, Hanya kita berdua di sini. Aku ingin tinggal
bersamamu seperti ini.” Gumam Sharon sinis
“Terima
kasih telah membuat pakaian Hae Ra dengan indah. Tolong buat lagi dengan kain
yang bagus.” Kata Soo Ho. Sharon dengan senyuman mengucapkan Terima kasih telah
mendukung Sharon Tailor.
Hae Ra
datang langsung menarik tangan Soo Ho untuk ke ruang tengah menonton
berita. Sharon menatap sinis mereka yang
pergi ke ruang TV. Berita di TV “Lingkungan untuk proyek percontohan kebangkitan
kota akan ditentukan bulan ini. Hyunmi-dong di Mapo-gu, dan Geumseong-dong di
Jongno-gu adalah pesaing kuat.”
“Itu
kabar baik kan?” ucap Hae Ra penuh semangat. Soo Ho pikir Hasil akhirnya harus
keluar.
“Itu bisa
berubah menjadi zona spekulasi.” Kata Soo Ho. Sharon membenarkan berusaha
berbicara seperti orang pintar.
“Orang-orang
akan membeli properti di lingkungan itu.” Ucap Sharon
“Tetap
saja, itu membuatku bahagia.” Kata Hae Ra. Soo Ho langsung memeluk pundak Hae
Ra mengucapkan Terima kasih. Sharon makin iri melihatnya.
“Kau
hebat di acara pagi ini.” Puji Hae Ra. Soo tak percaya kalau Hae Ra menonton
karena selalu tidur di pagi hari
“Bosku
menyuruh untuk menontonnya, jadi aku melakukannya. Kau tampak hebat di depan
kamera dan bisa menjadi aktor.” Ungkap Hae Ra. Soo Ho tak percaya mendengarnya.
Hae Ra mengaku kalau ucapanya tadi hanya bercanda.
“Aku
harus pergi bekerja, karena akan menjadi porter sepanjang hari. Aku akan
menemuimu di malam hari” ucap Hae Ra bergegas pergi. Soo Ho melihat Hae Ra
berlari meminta agar berhati-hati nanti bisa terpeleset. Hae Ra dengan penuh
semangat mengatakan kalau itu Tidak akan terjadi.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku? Aku merasa sedikit tertinggal.” Ucap Sharon menahan
amarah. Soo Ho pikir Itu hanya satu atau dua menit.
“Apa kau
bebas untuk makan malam nanti? Apa kau mau membahas bisnis setelah makan
malam?” kata Sharon mencoba mengajak makan malam
“Tidak bisakah
kita berbicara di rumah?” ucap Soo Ho berusaha menghindar
“Aku suka
berbicara bisnis di luar berdandan dan mengenakan sepatu bertumit.” Ungkap
Sharon. Soo Ho menyetujuinya dan akan memesan restoran dan memberitahu Sharon
lalu bergegas pergi masuk ke dalam kamarnya.
Young Mi
datang ke rumah Tuan Park bertanya Bagaimana jika Geumseong-dong dipilih. Tuan
Park akan berbicara, dan itu akan menjadi daerah yang dilanda spekulasi, jadi Kalau
begitu itu akan dibatalkan karena tidak akan cocok untuk proyek. Young Mi
menganguk setuju.
“Proyek
ini dijalankan oleh kota. Jangan melakukan sesuatu yang aneh. Kau akan berada
dalam masalah.” Ucap Gon pada ayahnya
“Kau
memalukkan. Serahkan hak permukaan Yoon
Dal Hong untuk orang lain.” Ucap Tuan Park
“Tidak,
aku mendapatkannya sendiri.” Tegas Gon. Tuan Park terlihat marah dan Young Mi
berusaha untuk menenangkanya.
“Ayah,
jangan khawatir. Aku yakin ada alasan bagus kenapa Gon jadi keras kepala.” Ucap
Young Mi
“Kau
seharusnya tidak mempercayai orang-orang yang banyak kau sogok. Banyak anak
mereka belajar di luar negeri Dan Moon Soo Ho memberi mereka kesempatan.” Jelas
Gon. Tuan Park kaget mendengarnya. Young Mi pikir Soo Ho sangat teliti.
“Beberapa
menjadi karyawan perusahaannya. Jangan mengira kau tahu segalanya.” Ucap Gon
menyakinkan ayahnya.
“Aku
tidak mempercayaimu. Mulai saat ini, buat keputusan setelah mendapatkan
izinku.” Kata Tuan Park. Gon langsung menolaknya.
“Dan
jangan memaksa Young Mi datang untuk sarapan Dia tidak melakukan kesalahan.”
Tegas Gon berjalan pergi. Young Mi mengaku suka sarapan bersama.
Young Mi
masuk ke kamar Gon berkomentar kalau pacarnya itu terlalu naif karena tumbuh
kaya raya dan bertanya Apakah begitu sulit untuk setuju dengan pendapat ayahnya.
Gon pikir ayahnya yang tidak pernah mendengarkan.
“Serahkan
ayahmu padaku, Aku akan berusaha meyakinkannya.” Ucap Young Mi merayu. Gon pun
memuji Young Mi yang sudah berusaha keras dengan nada sinis.
“Aku
adalah pacar terbaik yang bisa kau miliki. Anggap dirimu beruntung.” Ucap Young
Mi memeluk Gon, tapi Gon yang sedang marah menjauhkanya.
“Baik.
Aku mengerti. Kau bisa pergi sekarang. Bukankah kau akan bekerja?” sindir Gon.
“Apa kau
ingin putus?” ucap Young Mi dengan wajah cemberut. Gon heran kalau Young Mi
yang membicarakan hal itu di pagi hari
“Kau
tidak mengagumiku dan juga tidak menyukaiku. Apa kau ingat kapan ciuman
terakhir kita?” keluh Young Mi. Gon mendekat dan langsung menciumnya, tapi
Young Mi langsung mendorongnya.
“Jangan
lakukan itu seperti pekerjaan rumah. “ ucap Young Mi marah. Gon meminta Tolong
jangan menambahkan masalah lain.
“Kau
seharusnya tidak melakukan ini padaku. Kau tidak tahu apa yang kumiliki.
Untukmu, aku... Aku sangat baik untukmu jadi Anggap dirimu beruntung.” Ucap Young
Mi lalu bergegas keluar dari kamar dengan wajah dongkol.
Baek Hee
berolahraga di luar, lalu melihat tato
ditanganya yang masih belum hilang. Ia merasa heran karena Cincin itu kembali
ke pemiliknya tapi kata-kata ini tidak hilang, lalu merasa yakin kalau Jeom Bok
mungkin punya jawabannya.
Saat itu
Gon masuk ruangan Soo Ho memuji kalau Kantor yang bagus. Soo Ho melihat Gon
yang datang merasa tidak tahu kalau punya janji bertemu. Gon mengaku ingin menyampaikan bahwa
menikmati siaran tadi dan juga ingin membicarakan masa lalu jadi sengaja datang
untuk mengaku. Soo Ho pun menyuruh Gon untuk duduk lebih dulu.
“Aku
tahu, Kau mencurigai ayahku.” Kata Gon
“Aku tak tahu
apa yang akan kau katakan, tapi untuk percaya atau tidak terserah padaku.”
Tegas Soo Ho
“Kurasa
ayahku berada di laboratorium saat terbakar. Dia mabuk dan pernah bercerita
tentang hal itu sekali. Dia bilang ada di sana, menangis. Saat dia masuk dan
keluar dari laboratorium, Dia sering mencuri beberapa obat untuk dijual. Dia
mencuri alkohol, gliserin, dan barang lain untuk dijual ke rumah sakit kecil
dan apotik.” Cerita Gon tentang ayahnya
“Apa Dia
ada di sana untuk mencuri obat-obatan juga hari itu?” tanya Soo Ho
“Dia
berada di gudang dan berlari keluar saat mendengar ledakan itu. Dia berlari ke
arah putra Doktor Moon dan melarikan diri karena dia malu.” Jelas Gon
“Kenapa
kau memberitahuku ini disini?” tanya Soo Ho heran. Gon mengaku Karena ayahnya tidak
akan bisa mengatakan ini dan Kesalahpahaman akan semakin besar.
Soo Ho
mengaku kalau mulai menyukai Gon karena anak yang baik. Gon mengaku ayahnya
adalah orang miskin jadi meminta agar memaafkanya. Soo Ho mengaku sudah tahu
akan pencuriannya dan tidak begitu peduli sampai sekarang. Gon terlihat kaget
mendengarnya.
“Kukira...Aku
tahu apa yang tidak kau ketahui.” Ucap Soo Ho. Gon ingin tah Apa itu
“Aku akan
membiarkanmu mendengarnya didepan umum
dan Aku harus pergi menemui seseorang sekarang. Terima kasih atas waktumu.”
Ucap Soo Ho akan segera bertemu kliennya.
Hae Ra
mendorong trolly dengan banyak tumpukan kardus yang tinggi, bahkan sempat jatuh
membuatnya harus meminta tolong agar bisa menahan lift. Setelah itu semua sibuk
dalam ruangan memasukan semua barang ke dalam kantung.
“Bagaimana
bisa mereka memberi tahu kita untuk mengubah
item mendadak saat subuh?” keluh Ketua Tim dengan meminta tisu basah.
“Oh, Hae
Ra... Apa kau tahu bahwa Pak Moon meminta investigasi ulang ke polisi?”ucap
ketua Tim. Hae Ra mnegaku kalau baru tahu hari ini.
“Dia
sepertinya terlahir kaya, tapi dia menderita.” Ucap Ketua Tim
“Apa dia
biasanya suram dan depresi?” tanya Ji Hee”
“Tidak, Menyenangkan
bersamanya. Dia juga suka membuat lelucon” komentar Hae Ra. Ketua Tim memuji Pak Moon sangat keren. Hae Ra. Pun mengakuinya
dengan malu-malu
“Hai... Mereka
ingin kita mengeluarkan pil pencernaan dan memasukkan multi vitamin.” Ucap
Direktur melonggokan kepala di depan pintu
“Kami
hampir selesai, jadi bagaimana kau bisa mengatakannya sekarang?” keluh ketua
Tim.
“Berhenti
mengeluh dan lakukanlah. Kau tahu kita pergi tur keliling kota kan? Kita punya
waktu tersisa satu jam.” Ucap Direktur
“Kita
tidak bisa menyelesaikan ini sebelum itu.” Kata ketua Tim. Direktur membenarkan
kalau mereka tidak punya waktu Jadi meminta agar bekerja kerasl lalu keluar
dari ruangan. Mereka pun hanya bisa
mengatur kembali souvenir yang sudah dimasukan ke dalam tas.
Hae Ra
menerim pesan dari Soo Ho “Kita bertemu dalam satu jam. Bisakah aku bersikap
akrab denganmu nanti?” Hae Ra langsung membalas kalau Soo Ho tak bisa
melakukanya.
“Kalau begitu ingat ini... Roti kacang merah
berarti "aku cinta kau." Roti krim berarti "Cium aku." Baguette
berarti "Ayo ke tangga darurat."
Hae Ra yang membacanya mengeluh heran yang dituliskanya.
Hae Ra
dkk seperti melakukan promosi di toko roti,
mereka memberitahu kalau Kmendapatkan diskon 10 persen. Jika membeli
roti sebelum jam 3 sore. Soo Ho pun membantu dengan memasukan roti ke dalam
plastik. Seorang Chef keluar membawa roti yang baru diselesai di panggang.
“Roti
krimmu adalah yang terbaik di Korea. Kami akan melakukan yang terbaik untuk
melindungi toko rotimu.” Ucap Tuan Han. Chef pun mengucapkan Terima kasih.
“Ini
berjalan dengan baik. Tolong siapkan satu nampan lagi.” Ucap Hae Ra memasuk ke
dalam toko
“Inilah
roti kacang merah.” Kata Soo Ho. Hae Ra terdiam lalu teringat dengan pesan Soo
Ho “Roti kacang merah berarti "aku cinta kamu."
“Kau tahu
arti roti kacang merah, kan?” kata Soo Ho mengoda. Hae Ra membalas roti kacang
merah juga untuknya
“Aku akan
mengambil nampan roti baru.”ucap Tuan Han pergi ke dapur.
“Sekarang
roti krim.” Kata Soo Ho. Hae Ra terdiam mengingat pesan So Ho “Roti krim
berarti "Cium aku."
“Tidakkah
kau tahu apa itu?” kata Soo Ho, Hae Ra terlihat gugup melihat sekeliling tapi
saat itu Tuan Han datang membawa roti isi krim.
Soo Ho
meminta agar membawa roti krim lagi, Tuan Han pun bergegas pergi. Akhirnya Hae Ra ingin memberikan ciuman di
pipi, tapi Soo Ho langsung mencium bibir Hae Ra dan menambah satu Roti Krim.
Hae Ra malu-malu membalas dengan mengatakan roti kacang merah untuk Soo Ho.
Setelah
selesai mereka melakukan foto bersama karean Menggunakan media sosial adalah
metode pemasaran terbaik. Hae Ra meminta agar mengatakan roti merah
bersama-saam Soo Ho tersenyum mendengarnya, lalu ikut foto bersama dengan Hae
Ra dan semua pegawai.
Gon
menatap Tuan Yoon mengaku tidak mengerti dengan wajah binggung. Tuan Yoo
meminta maaf dan meminta agar bisa membatalkan kontrak ini. Gon berpikir kalau
Moon Soo Ho mengancamnya. Tniuan Yoon mengaku tidak, bahkan tak berani untuk
menelpnya.
“Apa kau
membutuhkan lebih banyak uang?” tanya Gon
“Aku
merasa sepertinya Anakku terluka karena aku. Dia sadar kembali dan mulai pulih,
tapi Dia masih belum bisa merasakan lengan kirinya. Seandainya aku tidak
mengkhianati Pak Moon, Kurasa aku dihukum.” Ucap Tuan Yoo. Gon bisa mengerti.
“Hukuman
pembatalan tiga kali lipat jumlahnya. Apa kau baik-baik saja dengan itu?” ucap
Gon yang akhirnya balas mengancam.
Baek Hee
berjalan setelah olahrag sambil meminum botol minumanya, saat itu ia melihat sosok
Jeom Bok dimasa sekarang lalu mencoba memanggilnya, tapi Jeom Bok mengunakan
earphone tak mendengarnya dan pergi dengan mengayuh sepeda.
Akhirnya
Baek Hee masuk ke dalam rumah Sharon mencari keberadaanya. Seung Goo keluar
dari ruangan. Baek Hee heran melihat Seung Goo yang baru saja datang. Seung Goo
mengaku baru ssaja membawakan beberapa selimut. Baek Hee terlihat binggung
membaca selimut.
“Sharon
tinggal di tempat lain selama sebulan.” Ucap Seung Goo ketakutan. Baek Hee
ingin tahu dimana itu.
Bersambung
ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar