Baek Hee
langsung masuk rumah Soo Ho berteriak memanggil Sharon. Bibi Lee bingung
melihat Baek Hee yang masuk rumah dengan wajah penuh amarah. Baek Hee ingin
tahu kamar Sharon. Bibi Lee pun menunjuk
ke kamar Sharon.
Sharon di
kamar membaca buku Menulis Skrip Film, membaca
"Penderitaan mencintai pasangan Mendalami Emosi
karaktermu dengan menggunakan kebetulan." Lalu bertanya Kebetulan seperti apa yang harus
dimunculkan. Lalu dikejutkan dengan Baek
Hee masuk ke kamarnya.
Baek Hee
langsung melampiaskan amarah dengan menendang dan memuku Sharon yang
bersembunyi dibalik selimut. Sharon binggung dengan sikap Baek Hee yang terus
memukulnya.
“Kenapa
kau tidak bisa makan permen manis dan membuat baju saja?” ucap Baek Hee marah
“Apa yang
kau lakukan? Apa Kau akan membunuhku?” ucap Sharon. Baek Hee menyuruh Sharon
mati saja dengan bertanya apa yang dilakukan dirumah Soo Ho.
“Aku
ingin tinggal di bawah atap yang sama bersama suamiku.” Ucap Sharon keluar dari
selimut. Baek Hee menyuruh Sharon agar keluar saja.
Baek Hee
mendorong Sharon ke sofa, Sharon mengaku tinggal di sana selama sebulan saat mereka
melakukan pekerjaan konstruksi di toko. Baek Hee memanggil Seung Goo bertanya
Apa melakukan pekerjaan konstruksi di
sini. Sharon memberikan kode agar diam, tapi Seung Goo mengelengkan kepala.
Sharon seperti ingin memukulnya dengan wajah kesal
“Aku
telah menantikannya selama lebih dari 200 tahun. Tidak bisakah sebulan saja? Aku
hanya ingin tinggal di dekatnya.” Ucap Sharon memohon
“Kisah
ini akan segera diakhiri dan Kau tidak bisa melakukan ini” ucap Baek Hee.
Sharon tak mengerti maksud Baek Hee.
“Aku
melihat Jeom Bok.” Ucap Baek Hee. Sharon memastikan kalau Jeom Bok yang dulu
pandai menggambar?
“Itu
pasti dia... Dia kabur dariku dengan sepeda.” Cerita Baek Hee. Sharon seperti
tak yakin kalau Pria tua beruban melakukan itu
“Dia
menjadi lebih muda Dan tahi lalatnya hilang.” Ucap Baek Hee. Sharon merasa itu
tak mungkin.
“Terakhir
kali aku melihatnya, Dia benar-benar sudah tua.” Ucap Sharon binggung
“Aku
yakin itu dia, Jaketnya juga memiliki huruf "JB". Aku yakin ada jalan
untuk menghapus kalimat kutukan.” Ucap Baek Hee
“Aku tahu
dia pandai menggambar, tapi bagaimana dia bisa menghapusnya?” ucap Sharon
binggung. Baek Hee menegaskan Bagaimanapun, begitulah caranya.
“Aku
meragukan hanya kita yang seperti ini di bumi.” Komentar Sharon. Baek Hee
kembali memperingatkan Sharon untuk Keluar dari rumah itu.
“Aku akan
keluar sebulan lagi.” Ucap Sharon. Baek Hee tak mau tahu menyuruh Sharon Keluar
sekarang.
“Aku ingin
menghilangkan duka cita ini. Kau juga bertanggung jawab membuatku seperti ini.
Jadi Biarkan aku kali ini saja? Aku tidak akan melakukan apapun. Aku hanya akan
bersamanya dan kemudian pindah. Aku sungguh-sungguh.” Ucap Sharon menyakinkan
“Kalau
begitu ayo kita mulai mencari Jeom Bok bersama.” Kata Baek Hee lalu memangil
Seung Goo agar bisa minum secangkir kopi yang kental dan manis. Seung Goo pun
dengan gaya lemah gemulainya akan mendidihkan air.
Hae Ra
kembali membawakan barang dengan trolly lau bertanya apakah sudah semua.
Pegawai pria mengatakan Ada 120 lagi di
ruang konferensi kecil. Hae Ra pikir kalau hampir selesai. Direktur dengan Soo
Ho mengobrol sambil berjalan dilorong. Soo Ho melihat dari kejauhan Hae Ra yang
masih berkerja lalu pergi untuk minum teh bersama dengan ketua.
Ji Hee
melihat Soo Ho yang pergi menemui ketua. Hae Ra seperti tak peduli mengajak Ji
Hee pindahkan kotak di ruang konferensi kecil. Soo Ho tiba-tiba datang dengan
nada sopan memanggil Nona Jung meminta agar membawa baguette tadi lalu berjalan
pergi. Ji Hee binggung bertanya apakah mereka punya baguette. Hae Ra tahu kalau
Baguette berarti "Ayo ke tangga darurat."
Hae Ra
berjalan menemui Soo Ho di tangga darurat. Soo Ho pikir pekerjaan Kelihatannya berat
dengan wajah khawatir. Hae Ra pikir kalau baik-baik saja dan tak masalah. Soo
Holangsung memberikan ciuman di pipi Hae Ra.
“Aku
sudah bilang untuk berhenti melakukan krim roti didepan umum Ini Terlalu
berbahaya.” Ucap Hae Ra melihat sekeliling
“Aku punya
janji makan malam malam ini. Sharon ingin keluar dan mendiskusikan bisnis.”
Kata Soo Ho memberitahu
“Kenapa
kalian keluar? Dia tinggal disana sekarang.” Pikir Hae Ra. Soo Ho juga tak tahu
karena Sharon yang hanya ingin keluar dan melakukannya.
“Tinggalkan
beberapa waktu untukku di akhir pekan. Jika mereka menyuruhmu untuk bekerja,
mintalah mereka untuk menghentikannya.” Ucap Soo Ho
“Kenapa?
Apa yang akan kita lakukan?” tanya Hae Ra. Soo Ho menjawab Banyak hal lalu
menaik tanga
“Hae Ra,
100 roti kacang merah untukmu.” Ungkap Soo Ho dengan mengedipkan mata. Hae Ra
tersipu malu membalas 200 untuk Soo Ho
Young Mi
memberitahu ayahnya mendapatkan roti dari toko kue apel setelah mengantri berjam-jam
untuk mendapatkannya jadi bisa memakan dengan teh hitam selagi panas.
“Apa yang
salah dengan anak-anak akhir-akhir ini? Mengapa mereka mengantri selama satu
jam untuk mendapatkan roti” keluh Tuan Park heran
“Itulah
kesenangan dalam hidup. Aku juga mengantri untukmu. Inilah cinta dan kasih
sayang, kau pasti tahu.” Kata Young Mi
“Gon
pasti bahagia memiliki seorang gadis hebat sepertimu yang bisa dia nikahi.”
Puji Tuan Moon seperti sayang dengan Young Mi
“Jika kau
merasa tertekan, Haruskah kuminta bibi Hae Ra untuk mendatangimu?” kata Young
Mi. Tuan Park pikir Young Mi tidak perlu membuang uang seperti itu. Young Mi
teringat punya mangga jadi akan membuatyogurt mangga untuk ayah mertuanya.
Tuan Park
makan roti kaget melihat foto-foto yang di taruh di depan toko lalu bertanya
pada Young Mi Gambar apa ini. Young Mi membawakan mengingatkan kalau Tuan Park
yang memberikannya padanya dan terlihat bagus sekarang setelah diperbesar
“Orang
itu ada di sana... Bukankah itu wanita?” ucap Tuan Park
“Orang
seperti itu disebut anak laki-laki yang cantik.” Kata Young Mi
“Dia
terlihat sangat mirip seseorang yang kukenal.” Pikir Tuan Park. Young Mi ingin
tahu siapa orangnya. Tuan Park hanya menjawab seseorang
“Ada
seorang wanita jahat yang kukenal terlihat persis seperti orang itu.” Kata
Young Mi. Tuan Park ingin tahu Seberapa mirip mereka
Seung Goo
menari di depan cermin, seperti keahlihanya meliuk-liukan badanya. Saat itu
Tuan Park datang memastian kalau Seung Goo itu
adalah manusia. Seung Goo mengangguk lalu bertanya Apa yang bisa
dibantu. Tuan Park bertanya Apakah ini toko penjahit?
“Aku tidak
bisa membantumu sekarang jika kau kesini untuk mendapatkan pakaian, Perancang
kita hilang” ucap Seung Goo
“Aku
tidak percaya tempat seperti ini masih ada. Apa nama perancang itu?” tanya Tuan
Park
“Sharon.”
Jawab Seung Goo. Tuan Park seperti kesusahan untuk mengucapkan kalimat bahasa
inggris sampai Seung Goo mengejanya.
“Kapan
dia akan kembali?” tanya Tuan Park. Seung Goo juga tak tahu.
“Apa kau
punya foto dari pemiliknya?” tanya Tuan Park penasaran. Seung Goo mengaku Tidak.
“Saat dia
kembali, mintalah dia untuk meneleponku dan Akan sangat bagus jika tempat ini
dibangun kembali” ucap Tuan Park melihat sekeliling. Seung Goo menatap dengan
curiga
Sharon
berjalan mencoba mengarang cerita untuk Soo Ho “ Saat itu, aku pergi ke lab untuk
memberikan beberapa kue yang nenekku untuk .. “
“Itu juga
tidak masuk akal... Kenapa kau membawa kue ke lab?” ucap Sharon memikirkan agar
cerita terdengar masuk akal.
Tuan Park
berjalan sendirian menelp sopirnya ingin tahu keberadan mobilnya dan akan
menungunya. Saat itu Sharon berjalan dengan buku ditanganya. Tuan Park terdiam
melihat sosok yang dicintai dan ditunggunya selama ini, teringat ucapan Sharon
“Chul Min... Aku seorang penulis yang bercita-cita mempersiapkan diri untuk
kontes sastra.” Lalu memangil Sharon.
Sharon
melihat wajah Tuan Park binggung lalu teringat dengan Soo Ho yang bertanya
apakah Tuan Park seseorang yang terlibat dengan kebakaran.”
“Seo Rin
Noona... Itu kau kan?” ucap Tuan Park. Sharon binggung bertanya siapa pria itu.
“Ini aku,
Chul Min. Aku adalah anak laki-laki pengantar surat kabar. Bagaimana mungkin
kau tidak berubah sama sekali.” Kata Tuan Park lalu merasakan dadanya sakit.
Sharon kebingungan akhirnya memilih pergi.
Sopir
Tuan Park akhirnya datang menolongnya. Tuan Park yan sedari tadi menunduk
binggung karena Sharon sudah tak ada didepanya lagi lalu memberitahu kalau
menjadi kaya karena sharon.
“Aku
mendapatkan uang dengan cara apapun. Aku menjadi kaya, Noona.” Ucap Tuan Park
“Aku
memintamu untuk berpura-pura tidak mengenalku.” Gumam Sharon yang bersembunyi.
Sopir Tuan Park membantu agar bisa bangun.
“Chul
Min... Apa yang kau lakukan terhadap keluarga Soo Ho?” gumam Sharon panik.
Sharon
kembali ke rumah dan hanya berbaring dikamarnya, Soo HO menerima pesan dari
Sharon “Tiba-tiba aku terserang flu. Aku merasa dingin dan sakit jadi Kurasa
aku tidak bisa makan malam. Maaf aku membatalkan janji kita. Aku akan menemuimu
di rumah.”
Sementara
Hae Ra sedang sibuk menerima telp dari klien yang akan memesan tiket. Setelah
itu pesan dari Soo Ho masuk “Makan malam telah dibatalkan, Bisakah aku
memintamu berkencan?” Hae Ra dengan senyuman bahagai meninggakan meja kerjanya.
Mereka
main didepan mesin boneka, Hae Ra lebih dulu memainkannya tapi gagal. Soo Ho
mencoba untuk mengambil boneka, bertanya yang mana yang dinginkanya. Hae Ra
menunjuk boneka dengan hidung hitam. Soo Ho pikir Hae Ra bisa memilih boneka
lain, tapi Hae Ra tetap ingin boneka itu.
Keduanya
pergi ke tepi sungai, Hae Ra memegang boneka yang berhasil di ambil Soo Ho. Soo
Ho terus menatap Hae Ra yang disampinganya, Hae Ra seperti sudah jatuh cinta
mengengam tangan Soo Ho, keduanya saling menatap dan Soo Ho memasukan tangan
Hae Ra ke saku jaketnya dengan menikmati pemandangan di pinggir sungai.
“Hari ini
hari gajianku... Aku akan mentraktirmu makan malam. Ayo pergi.” Ucap Hae Ra
menarik Soo Ho pergi.
Bibi Hae
Ra sibuk berkomentar dengan drama yang ditontonya. Sharon datang bertanya apa
yang dilakukanya. Bibi Lee mengatakan sedang menonton sebuah drama, menurutnya
ceritanya sangat menghibur. Sharon pikir Hae Ra dan Soo Ho bekerja lembur
“Mereka
berkencan. Mereka bilang mereka akan pergi ke teater drive-in. Mereka akan
pulang terlambat.” Ucap Bibi Lee tak mengalihkan pemandangan dari TV.
“Kubilang
flu.” Ucap Sharon. Tapi Bibi Lee malah berkomentar tentang drama kalau Wanita
itu berbohong tentang hamil.
Soo Ho
dan Hae Ra kembali bermain Batu gunting kertas dan Soo Ho kembali menang dengan
mudah kalau Siapa pun yang menang yang menyiapkan dan membungkus daging dengan
sayuran untuk Hae Ra. Hae Ra seperti malu membuka mulutnya lebar-lebar.
“Bagaimana
aku bisa makan ini?” keluh Hae Ra, Akhirnya Soo Ho yang lebih dulu makan daging
buatanya. Hae Ra bertanya apakah itu enak. Soo Ho menganguk dengan mulut yang
penuh dengan makanan.
Hae Ra
diam-diam memakai bedaknya, Soo Ho melihat dari kejauhan lalu membawakan teh
tanpa gula untuk Hae Ra lalu mengejek terlihat lebih cantik sekarang. Hae Ra
bertanya apakah Soo Ho mau juga. Soo Ho binggun mau apa. Hae Ra meminta Soo Ho
mendekat.
Soo Ho
mendekat dengan memejamkan matanya, Hae Ra mengeluarkan bedaknya dan langsung
memakaikanya untuk sang pacar. Soo Ho
hanya bisa menahan tawanya, Hae Ra makin mengodanya agar Soo Ho bisa mencoba
lagi. Soo Ho melihat Hae Ra seperti sengaja menjahilinya.
Sharon
yang kesal memotong bawang bombay sembarang di dapur, kalau ia mengatakaan
sedang sakit flu sambil menangis. Bibi Lee masuk dapur bingung yang dilakukan
Sharon. Sharon mengaku kalau bawangnya
membuatnya menangis. Bibi Lee pikir itu sudah pasti dengan cara memotong
Sharon yang sembarangan.
Akhirnya
Sharon masuk ke kamar Hae Ra memukul boneka yang ada dikamar sambil berteriak
berharap Hae Ra pergi, lalu melihat foto Hae Ra dengan ayah dan ibunya dimeja.
“Pada
malam hari lab itu terbakar, Aku melihat seorang pria dengan kacamata
menyelinap ke lab. Yang ada di foto keluarga Hae Ra.” Gumam Sharon yang akan
membuat cerita lain dalam kamarnya yang hanya diteringi oleh lilin.
“Aku akan
menjadi lebih kaya. Aku pun akan mendirikan bangunan mencolok di
Geumseong-dong. Jadi Lihat saja.” Ucap Tuan Park duduk berlutut di sofa.
Hae Ra
dan Soo Ho menonton film di parkiran dengan layar besar. Hae Ra merasa kalau
filmnya membosankan. Soo Ho mengengam tangan Hae Ra sambil berkata "Kurasa
aku mencintaimu sejak sebelum aku lahir. " dan itu yang dikatakan oleh si
pemeran pria .
“Kau tak
bisa menjalani satu hari Tanpa bercanda, kan?” ejek Hae Ra
“Hae
Ra... Kurasa takdir memang ada. Kita pertama kali bertemu saat masih muda, lalu
terpisah untuk waktu yang lama, dan bertemu lagi.” Kata Soo Ho menatap Hae Ra
“Soo
Ho... Bagaimana kalau kita tidak pernah berpisah lagi?” kata Hae Ra Soo Ho
menjawab dengan mencium tangan Hae Ra cukup lama.
“Kita
tidak akan pernah melakukannya lagi.” Ungkap Soo Ho. Hae Ra pu menyandarkan
kepalanya di bahu Soo Ho sambil menonton film dengan adegan kiss.
Bibi Lee
mengeluh di dapur kalau selalu sendirian
sepanjang waktu. Saat itu Sharon datang membuat Bibi Lee kaget dan menanyakan
keadaanya, dan memberitahu kalau Hae Ra membuat sup pollack sebelum berangkat
kerja. Dan Jika makan dengan banyak
bawang hijau, maka akan menjadi lebih baik.
“Ini hari
Sabtu, tapi dia berangkat kerja?” ucap Sharon heran
“Keduanya
pergi keluar pagi-pagi sekali. Apa Mereka pergi kencan hari ini juga? Dia tidak
memperhatikan bibinya.” Kata Bibi Lee. Sharon yakin kalau itu tak benar. Bibi Lee seperti tak peduli memlih untuk
mengeluarkan kimchi yang tidak dimasak.
“Jung Hae
Ra,...penyihir itu.” Ucap Sharon terlihat marah karena kembali kehilangan
kesempatan pada Soo Ho.
Keduanya
pergi ke rumah Hae Ra yang dulu dan sudah tak terawat. Hae Ra pikir Ini sudah
cukup tua. Soo Ho yakin Jika diperbaiki selama sekitar dua bulan jadi akan
terlihat sama baiknya seperti sebelumnya. Hae Ra pikir tidak membutuhkannya.
Soo Ho mengatakan ingin membelinya untuk Hae Ra.
“Apa yang
akan kulakukan sendiri dirumah besar ini?” ucap Hae Ra heran
“Kau
tidak akan sendirian. Kau memiliki aku dan juga memiliki bibimu. Ayo kita
menyapa ayahmu.” Ucap Soo Ho mengajak Hae Ra pergi dengan mengandeng tanganya.
Hae Ra
pergi membawa Soo Ho ke bagian pohon yang mengering, memberitahu kalau Abu
ayahnya nya tersebar sebagai pemakaman alami. Soo Ho merasa kalau Ini sangat
mencurigakan dan berjanji akan mengirim Ketua Park ke penjar serta akan menghentikannya menghancurkan kota mereka.
“Ayah Gon
adalah pria yang menyeramkan.” Ucap Hae Ra memperingatinya.
“Itu sebabnya
aku akan menghadapinya dan telah
menyiapkan banyak hal. Jangan khawatir, Karena Soo Ho selalu benar.” Ucap Soo
Ho bangga lalu mengajak pergi karena Ada
satu tempat lagi untuk dikunjungi.
Hae Ra
mencoba cincin tua yang diberikan Baek Hee, merasa heran karena Sepertinya
cincin nenek tapi rasanya enak sekali. Soo Ho memuji kalauIni terlihat bagus
untuk Hae Ra. Hae Ra bertanya apakh Baek Hee yang memberikannya. Soo Ho
membenarkan.
“Aku
minta maaf karena telah membuatmu menunggu. Apa Kau akan meleburkan ini untuk
membuat cincin pasangan?” ucap Seorang pria melihat cincin yang diberikan Hae
Ra
“Bisakah
kau mencampurkannya dengan emas atau platinum?” ucap Soo Ho
“Mungkin
lebih baik bagimu menyimpannya seperti itu. Ini Sudah lebih dari 200 tahun dan
Ini adalah harta karun.” Ucap Si pegawai
“Bukankah
itu cincin perak biasa” kata Hae Ra. Si pegawai mengatakan kalau Tidak ada
cincin yang seperti ini.
“Buatlah
cincin pasangan dengan yang lain dan Kau tidak seharusnya meleburkan ini.”
Saran Si pegawai
“Kenakan
pada ulang tahun pernikahanmu yang ke 20 tahun.” Kata Soo Ho memberikan cincin
kunonya pada Hae Ra.
Sharon
melihat kartu nama diatas meja dengan nama Park Chul Min, Seung Goo memberitahu
Seorang pria paruh baya meninggalkannya kartu nama dan Sepertinya tidak datang
untuk membuat jas dan juga tidak terlihat begitu ramah.
“Mungkin
kita punya beberapa hal untuk dilakukan sebagai sebuah tim.” Ucap Sharon. Seung
Goo bertanya apakah itu maksudnya Dengan Tuan Park
“Bawakan
aku batu asah.” Ucap Sharon. Seung Goo bertanya Apa ada sesuatu yang buruk
muncul
“Jangan
tinggal di rumah orang lain dan keluarlah.” Pinta Seung Goo. Sharon tak peduli
menyuruh Seung Goo segera membawanya saja. Seung Goo pun keluar dari ruangan.
Sharon
membuka kotak peralatanya, lalu mulai mengasah pisau kecil dengan tatapan
menyeramkan.
“Aku menggiling
pisau seperti ini saat terlalu sulit untuk bertahan. Aku menunggunya karena
punya harapan. Pisau itu benar-benar aus...” ucap Sharon melihat pisau
ditanganya.
Ji Hoon
bertemu kembali dengan Gon mengaku belum
pernah mendengar namanya, Yoon Dal Hong di kantor Pak Moon. Gon memastikan
kalau Mereka tidak berbicara tentang mengambil kontrak. Ji Hoon mengaku belum
pernah mendengarnya.
“Tuan Moon
begitu sibuk sampai tidak berlatih selama sekitar dua minggu. Aku akan
memberitahumu kalau mendengar sesuatu yang baru.” Ucap Ji Hoon. Gon menganguk
mengerti.
Soo Ho
bertemu dengan dua orang didepanya dan juga Tuan Han ad disampingnya. Tuan Hae
memberitahu Eksekutif sebuah perusahaan konstruksi, Han Myung Soo, dan Park
Chul Min memiliki transaksi uang yang mencurigakan, bahkan Park Chul Min membeli
gedung tiga lantai ini sebagai properti pertamanya. Soo Ho melihat Sertifikat
Properti.
“Setelah
setahun, dia mendapatkan keuntungan besar saat membeli dan menjualtanah ayah
Jung Hae Ra. Han Myung Soo dan anak buahnya berhubungan dengan semua ini.” Jelas
Tuan Han
“Benarkah
Pak Yoon memiliki tanah itu? Jika tidak, pasti ada sesuatu di belakangnya.” Pikir
Soo Ho
“Aku
sedang menyelidiki masalah ini dengan pengacara kami. Ucap Tuan Han pada dua
pengacara yang duduk didepanya
“Mari
kita sampaikan masalah ini dan bawa dokumennya ke polisi minggu depan.”. kata
Soo Ho, mereka pun akhirnya keluar dari ruangan bersama.
Hae Ra
sedang menunggu diluar ruangan melihat Soo Ho mendekat bertanya apakah sudah
selesai rapatnya. Soo Ho menganguk. Hae Ra tanya apakah berpikir itu akan berhasil
dengan baik. Soo Ho kembali menganguk. Hae Ra memujinya dengan mengelus pundak
Soo Ho dan cincin kuno dipakai pada jarinya.
“Kau
bilang itu sudah tua, tapi itu terlihat bagus untukmu.” Ucap Soo Ho melihatnya.
“Aku
merasa baik saat memakai ini dan juga mendapatkan kekuatan.” Kata Hae Ra bangga
Soo Ho
langsung mengajak Hae Ra untuk latihan panco, Hae Ra pun menyanggupinya. Soo Ho
pun jatuh begitu saja, Hae Ra tahu kalau Soo Ho
sengaja mengalah. Soo Ho mengaku lalu mengajak pulang saja.
Hae Ra teringat
kalau Sharon sakit jadi mereka bisa beli beberapa buah dalam perjalanan pulang
karena pasti merasa tertekan dan kesepian saat sakit. Soo Ho kembali masuk ke
dalam ruangan karena harus mengambil barang-barangnya.
Hae Ra
menerima pesan dari Tuan Park “ Apa kau tidak mengambil toko itu karena kau
merasa bersalah pada ayah Moon Soo Ho? Apa karena apa yang ayahmu lakukan pada
doktor Moon? Dokter Moon tidak terbunuh oleh kebakaran, tapi Ayahmu
membunuhnya.”
Saat itu
Hae Ra terdiam menatap Soo Ho yang menerima telp diruanganya, Soo Ho meminta
sesorang agar mencari beberapa artikel tentang Edinburgh dan Hae Ra kembali
membaca pesan dari Tuan Park
“Kau juga
tahu betapa Soo Ho membenci ayahmu. Apakah Soo Ho juga tahu, bagaimana dia
mencoba mengirimnya ke panti asuhan?”
Flash Back
Hae Ra
masuk ke dalam kamar ayahya terlihat marah dengan dokumen yang ada ditanganya,
kalau ayahnya akan mengirimnya ke panti asuhan. Tuan Park melihat Hae Ra yang masih
tidak tahu betapa bahagianya dirinya jadi Itu berarti Soo Ho yang tidak berguna
bahkarn mereak berdua bermain-main dengan lampu mati.
“Kami
membuat gambar bayangan saja... Kau mengerikan... Tidakkah kau menyesal
padanya? Kaulah yang menghasilkan uang. dengan dokumen curian yang ditulis oleh
Doktor Moon.” Ucap Hae Ra marah
“Apa
katamu?. Tutup mulutmu.” Kata Tuan Jung kaget dan juga ikut marah
“Jika kau
mengirimnya ke panti asuhan, Aku juga akan kabur.” Tegas Hae Ra lalu keluar
dari kamar. Tuan Jung tak habis pikir dengan anaknya.
“Begitu
Soo Ho mulai menyelidiki masa lalunya, dia akan menemukan segalanya tentang
ayahmu juga Lalu aku akan segera mengirimkan dokumen yang kutulis ke Soo Ho dan
polisi. Kita bisa mendiskusikan segala hal secara pribadi.”
Hae Ra
terdiam dengan mata berkaca-kaca, saat itu Soo Ho keluar dari ruangan bertanya
Apa ada yang salah. Hae Ra mengelengkan kepala, Soo Ho pun ingin mengengam
tangan Hae Ra untuk pergi, tapi Hae Ra menghindarinya. Soo Ho menatap binggung
melihat sikap Hae Ra yang berubah.
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Uuuuhh,,,, sll penuh masalah... tp ttp bwt pnsaran...
BalasHapusDi lanjut lg min,,,
BalasHapus