PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 19 Januari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Hae Ra sudah berganti pakaian dan kembali ke ruang tengah. Baek Hee melihat kalau pakaian itu Sesuai untuk Hae Ra dan berpikir aklau bisa menyimpannya sebagai hadiah. Hae Ra merasa kalau akan mimpi indah. Baek Hee bertanya apakah ruanganya cukup hangat, Hae Ra menganguk dan mengucapkan Terima kasih.
“Apa kau akan bekerja?” tanya Baek Hee melihat Hae Ra yang membawa banyak berkas.
“Aku akan melihat ini sebelum tidur.” Kata Hae Ra.
Baek Hee pun ikut melihat brosur pameran lukisan yang berjudul “Selfies dari Dinasti Joseon lalu melihat di bagin foto  ada Klub Ar Ar, Arkeologi Sejarah Seni dan mengetahui kalau itu Jeom Bok. Hae Ra yang mendengarnya binggug.
“Apa kau mengenal orang ini?” tanya Baek Hee menunjuk wajah Jeom Bok
“Aku bertemu dengannya hari ini.” Ucap Hae Ra. Baek Hee ingin tahu dimana. Hae Ra mengatakan itu di Galeri Seochon. Baek Hee tersenyum karena menemukannya.


Saat itu terdengar bunyi bel rumah, Baek Hee bingung  Siapa yang datang dimalam hari. Hae Ra kaget melihat Soo Ho yang datang ke rumah Baek Hee. Soo Ho mengaku datang untuk memberitahu Hae Ra sesuatu lalu memperlihatkan hasil tes DNA.  Hae Ra terlihat binggung bertanya Apa ini.
“Aku menemukan ayahmu.” Ucap Soo Ho. Hae Ra makin tak mengerti hanya memegang amplopnya.
“Jenazah yang ditemukan dilokasi konstruksi. adalah ayah Hae Ra.” Kata Soo Ho. Hae Ra kaget melihat hasilnya 99,9 persen. Baek Hee pun terlihat kaget mendengarnya. 

Tuan Park di interogasi oleh polisi mengaku kalau tak tahu karena pergi ke sana sendiri dengan rekannya untuk memeriksa, kemudian mengkremasi tubuh Tuan Jung jadi lebih baik mereka menghubungi rumah sakit dan menanyakan hal itu.
“Sudah lama sejak rumah sakit ditutup dan Tidak ada cara lain untuk memeriksa.” Ucap Polisi
“Kalau begitu kau bisa bertanya pada pria itu, Moon Soo Ho. Dia adalah anak yang tinggal dengan Pak Jung. Bahkan Pak Jung benar-benar tidak menyukai anak itu.” Ucap Tuan Park seperti sengaja menyudutkan Soo Ho 

Soo Ho mengaku kalau tidak tahu kenapa tag namanya ditemukan di sana. Polisi mendengar kalau Soo Ho juga bertengkar dengan Tuan Jung. Soo Ho membenarkan. Polisi ingin tahu apakah Soo Ho bertengkar karena dokumen penelitian Dr. Moon. Soo Ho terdiam mengingat kenangan dulu.
Flash Back
Tuan Jung sibuk mencari sesuatu dikamar Soo Ho, sampai akhirnya Soo Ho masuk kamar melihatnya. Tuan Jung terlihat panik karena Soo Ho memergokinya. Soo Ho ingin tahu apa yang dilakukan ayah Hae Ra dikamarnya.
“Oh, Maafkan aku. Bisakah kau meminjamkanku rencana penelitian yang ada tanda tangan Dr. Moon nya? Aku yakin kau memilikinya.” Ucap Tuan Jung seperti merayu.
“Apa kau akan menggunakan penelitian ayah tanpa persetujuan lagi?” ucap Soo Ho marah. Tuan Jung berusaha mengelak.
“Aku tahu segalanya... Aku tahu begitulah caramu membeli rumah besar ini.” Kata Soo Ho
“Aku sedang mencoba untuk membantunya menjaga kehormatannya.” Kata Tuan Jung. Soo Ho mengaku sudah tahu kalau Tuan Jung berbohong.
“Hei.. Lihatlah betapa kasarnya dirimu.” Ucap Tuan Jung menahan amarah. Soo Ho membuka tasnya dan memberikan berkas paada Tuan Jung untuk mengambilnya.
“Tidak ada yang bisa kulakukan dengan ini sekarang, dan jika bisnismu berkembang, itu akan baik untuk Hae Ra juga.” Kata Soo Ho. 


Soo Ho mengaku kalau Tuan Jung hanya memarahinya karena dianggap sebagai remaja yang memberontak dan merasa tidak mungkin bersikap dingin pada anak temannya.olisi memperlihatkan surat kalau Tuan Jung  kaan mengirimkanya ke panti asuhan.
“Dia mungkin khawatir tentang anak tunggalnya.” Ucap Soo Ho yakin .
Seorang wanita pun ikut di interogasi, mengaku kalau sudah mengingat dengan jelas menerima surat itu bahkan juga ingat namanya, Moon Soo Ho. Polisi pikir sudah Sudah bertahun-tahun yang lalu dan mungkin menerima banyak surat semacam itu.
“Bagaimana kau ingat dengan baik?” tanya Polisi. Nyonya Lee melihat surat yang ditujukan apdanya.
“Aku mengingatnya berkat surat ini.” Ucap Nyonya Lee. 

Flash Back
Hae Ra membaca surat yang dituliskan ayahnya pada Nyonya Lee lalu memohon agar Jangan percaya apa pun yang ayahnya katakan disurat itu denga menyakinkan kalau yang diucapkan adalan sebuah kebenaran dan Soo Ho bukan seseorang yang ayahnya jelaskan disurat itu, jadi Nyonya Lee harus percaya padanya.
“Aku langsung tahu apa yang dikatakan putrinya adalah kebenaran. Dia menjelaskan kesalahpahaman ayahnya dengan sangat teliti dalam surat 12 halaman yang panjang.” Ucap Nyonya Lee.
Soo Ho bisa sedikit tersenyum karena Hae Ra sudah menjaganya hari itu, lalu keluar dari ruangan melihat Hae Ra yang menunggu. Hae Ra terlihat gelisah menunggu Soo Ho, ketika melihatnya langsung memeluknya. Soo Ho pun menepuk bahunya seperti ingin memberikan kekuatan. 

Keduanya pergi ke tepi sungai dengan pakaian hitam, seperti melakukan pemakaman untuk Tuan Jung. Hae Ra merasa kalau ayahnya mengatakan bersyukur dan menyesal pada Soo Ho.
“Aku akan mencari tahu kenapa kau harus berbohong disana tidak peduli apapun.” Ucap Soo Ho. 

Soo Ho mengenggam tangan Hae Ra masuk kembali ke rumahnya, Bibi Lee terlihat bahagai melihat Hae Ra akhirnya kembali, sambil memeluknya dengan wajah sedih. Ia merasa kalau ayah Hae Ra itu pasti sudah membuat Pak Moon membeli tanah itu agar bisa menemukannya.
“Sekarang Pergi ke kamarmu dan beristirahatlah.” Ucap Bibi Lee. Soo Ho pun membawakan koper ke kamar Hae Ra.

Soo Ho membantu Hae Ra membuka jaket dan juga narik selimut agar Hae Ra bisa langsung berbaring. Ia pikir kalau Hae Ra harus berbaring karena akan merasa lebih baik setelah tidur. Hae Ra memegang tangan Soo Ho mengatakan kalau minta maaf dan terima kasih.Soo Ho akan pergi menyuruh Hae Ra agar Tidur nyenyak. Hae Ra menahanya.
“Tinggallah bersamaku sampai aku tertidur.” Ucap Hae Ra. Soo Ho pun menemani Hae Ra sampai tertidur. 


Ji Hoon kaget mengetahui kalau Sharon pindah ke rumah Soo Ho. Seung Goo membenarkan sambil terus bermain mahyong, kalau Sharon pindah kesana tapi sudah pergi beberapa hari yang lalu dan menyuruh Ji Hoon jalan.
“Aku barusan merinding,  Saat dia membuat kemeja Pak Moon, Dia bilang berdoa agar dapat tinggal bersamanya.” Ucap Ji Hoon seperti tak percaya dengan kekuatan baju yang dibuat Sharon.
“Kupikir Sharon mendambakan kekasih orang lain. Aku tahu dia adalah atasanku, tapi dia orang yang sangat jahat.” Kata Seung Goo sinis. 

Sharon masuk ruangan langsung bertanya kekasih siapa yang dimaksud. Seung Goo kaget langsung membuang mahyong dan bergegas pergi masuk ruanganya. Ji Hoon pun bertanya apakah Sharon memang tinggal di rumah Soo Ho.
“Astaga, itu luar biasa... Kemeja itu membuat keinginanmu terwujud.” Ucap Ji Hoon
“Itu tidak ada gunanya. Aku tinggal bersamanya, tapi aku tidak senang.” Kata Sharon
“Jadi Begitukah rasanya hidup? Kau mendapatkan keinginanmu, tapi setelah itu adalah masalah lain.” Ucap Ji Hoon merasa selama ini tak bisa mendapatkan yang diinginkan.
“Kau mengatakan kepadaku, kalau aku menarik.” Ucap Sharon. Ji Hoon mengakuinya.
“Itu bohong, bukan?” ucap Sharon. Ji Hoon mengelak  menurutnya Sharon benar-benar menarik dan Hatinya berdegup sekarang.
Sharon yakin kalau Ji Hoon berbohong. Ji Hoon mendekatkan wajahnya seperti ingin mencium Sharon tapi seperti tak bisa, dengan menutup mulutnya menegaskan kalau tidak berbohong dan bergegas pergi. 

Soo Ho pergi menemui Tuan Park mengaku tak menyangka kalau Tuan Park yang akan menyakiti ayah Hae Ra. Tuan Park mengelak kalau tak pernah menyakiti siapapun dan Mereka semua adalah teman sekampung halamannya.
“Jangan berpikir kau akan lolos. Ini belum berakhir.” Tegas Soo Ho ingin memberikan pelajaran.
“Soo Ho... Aku mendengar pesaingmu dan siapa saja yang menyakitimu akan mati atau terluka, bahkan Putra Dal Hong salah satunya. Kurasa kau punya kekuatan jahat yang aneh. Itulah sebabnya ayah Hae Ra meninggal. Kau membunuhnya.” Ucap Tuan Park menunduk
“Kalau begitu kurasa kau pun akan segera mati.” Kata Soo Ho santai ***
“Aku tertekan karena gagasan itu. Tapi setelah melihatmu begitu kaya, dan hidup dengan baik, aku menyadari bahwa itu hanya sebuah kebetulan. Jadi Bawa Hae Ra dan pergilah. Pergi jauh.” Kata Tuan Park.
“Itu Akan kulakukan. Setelah aku mengambil semua keberuntunganmu, dan membuatmu membayar atas pembunuhan ayah Hae Ra dan ayahku.” Tegas Soo Ho. Tuan Park hanya tertawa sombong mendengarnya. Soo Ho pun memilih untuk pergi. 


Soo Ho menyapa Sutradara Han Myung Soo yang datang bersama Chan Ki dan juga Tuan Han. Tuan Han mengaku tidak tahu kalau Chan Ki sedang bekerja dengan atasan hebat seperti itu. Chan Ki pun mengucapkan terimakasih pada pamannya.
“Seharusnya aku yang mengatakan itu.” Ucap Tuan Han.
“Aku ingin berbicara dengannya sendirian.” Kata Soo Ho. Chan Ki dan Sek Han keluar dari ruangan. 

Soo Ho memuji Keponakan Tuan Han yang  sangat pintar kalau itu setara dengan 100 karyawan. Tuan Ha mengaku bersyukur ditawari. posisi penasihat dengan persyaratan bagus diperusahaan keponakannya bekerja. Soo Ho pikir Tuan Han seharusnya tidak menjadi paman yang tidak terhormat bagi keponakanya. Tuan Han terlihat binggung
“Kau membuat banyak orang menangis, Saat kau bekerja di perusahaan konstruksi.” Ucap Soo Ho menyindir. Tuan Han seperti tak mengerti.
“Penghapusan paksa. Memindahkan penduduk asli... Yah.. Tentu saja, itu bukan salahmu, Modal besar... Kekuatan berkolusi dengan modal. Kaki Tangan... Ketiganya harus berada disatu tempat.” Ucap Soo Ho. Tuan Han berusaha menjelaskan tapi Soo Ho menyela lebih dulu.
“Kau akan menjadi penasihat perusahaanku dan Aku akan melindungi kehormatanmu dan Kau hanya perlu mengingat satu hal nanti.” Kata Soo Ho. Tuan Han ingin tahu apa itu.
“Saat kau menjadi eksekutif disebuah perusahaan konstruksi, akan ada seseorang yang dibayar untuk membakar lab nya. Jadi Kau hanya perlu mengingat namanya. Itu bukan salahmu. Kau tidak bertanggung jawab dan Tentu saja aku akan merahasiakannya dari Chang Ki..” Ucap Soo Ho membuat Tuan Han memalingkan wajahnya. 


Gon minum bersama dengan Sharon mengaku kalau  Itu adalah hasil yang diharapkan Karena berada di pusat kota Seoul, jadi akan menjadi daerah yang penuh dengan spekulasi. Sharon pikir kalau Jika itu terjadi. Gon mengatakan Maka segalanya akan berjalan seperti yang mereka inginkan.
“Proyek kebangkitan kota akan dibatalkan dan Bangunan baru akan dibangun.” Ucap Gon
“Apa yang akan terjadi dengan Pak Moon?” tanya Sharon.
“Seorang pengusaha tak berdosa yang mengejar mimpi. Dia akan dianggap. Pengusaha kecil yang tidak masuk akal. Lalu Akan sulit baginya untuk berbisnis di Korea.” Kata Gon
“Pak Moon akan sedih, jadi Aku ingin menghiburnya saat dia sedang sedih. “Ucap Sharon.
“Kau harus membuatnya sedih terlebih dahulu.” Kata Gon. Sharon juga ber pikir seperti tu. 

Baek Hee masuk ke galeri, seperti kaget melihat lukisan dengan wajah Hae Ra dan juga Soo Ho, lalu tersenyum bahagia. Jang Bin menyapa Baek Hee agar tak ragu untuk melihat-lihat, dan tanyakan jika memiliki pertanyaan. Baek Hee pikir kalau itu Jeom Bok. Jang Bin terlihat binggung.
“Apa kau juga hidup sejak saat itu?” ucap Baek Hee berpikir Jeom Bok hidup seperti dirinya dan Sharon.
“Apa kau berbicara tentang lukisan itu?” tanya Jang Bin. Baek Hee pikir orang yang didepanya adalah Jeom Bok. Jang Bin memperkenalkan dirinya.
“Apa Kau tidak menggambar lukisan ini?” ucap Baek Hee kaget.
“Ayah dari kakeknya kakekku yang melukisnya.” Jelas Jang Bin. Baek Hee bisa mengetahui kalau Jang Bin adalah keturunan Jeom Bok.
“Apa dia meninggalkan sesuatu yang lain selain ini?” tanya Baek Hee. Jang Bin pikir hanya lukisan saja. Baek Hee meminta agar mencoba mencari dirumah
“Pasti ada tulisan yang panjang seperti novel dan doa disuatu tempat dirumahmu.” Ucap Baek Hee.  Jang Bin menganguk mengerti dan pamit pergi. 


Soo Ho yang baru datang, Jang Bin langsung menyapanya lebih dulu memberitahu kalau pameran yang dibuatnya jadi bisa bisa melhatnya lebih dulu Soo Ho melihat Baek Hee dan langsung menghampirinya, Baek Hee pun senang melihat Soo Ho yang datang ke galeri juga.  
“Ada perlu apa kemari?” tanya Soo Ho. Baek Hee mengaku Lukisan didepanya memanggil untuk datang dan balik bertanya pada Soo Ho.
“Kami sedang melakukan proyek pameran dengan agen perjalanan Hae Ra. Kurator disana juga ada dalam proyek itu.” Jelas Soo Ho. Baek Hee terlihat senang mendengarnya.
“Mari kita lihat lukisannya... Lukisan yang begitu indah, kan? Aku terus tepesona.” Ucap Baek Hee sengaja mengajak Soo Ho melihat bersama.
Soo Ho seperti bisa melihat gambar kejadian masa lalu dari lukisan yang ada didepanya. Beberapa pegawai melihat lukisan kalau wajahnya mirip dengan Soo Ho dan juga Hae Ra. Soo Ho pun meminta agar bisa membeli lukisan itu. Jang Bi meminta maaf harus menolaknya karena  lukisan itu adalah harta keluarga.
“Apa kau yakin ini dilukis saat Dinasti Joseon?” tanya Soo Ho Jang Bi membenarkan.
“Diperkirakan ini dilukis tahun 1801 sekitar Penganiayaan Katolik.” Kata Jang Bi
“Terima kasih, Jeom Bok... Tolong bantu aku segera menemukan doa itu.”gumam Baek Hee karena itu gambar yang dingikanya. 


Hae Ra mengunakan pakaian yang sama dengan yang ada dilukisan, tapi sedang melakukan pemotretan di kantor. Mereka memuji Hae Ra yang terlihat sangat cantik. Hae Ra mengaku Terlalu canggung jadi merasa tak bisa melakukan ini lagi.
“Orang-orang Blacksmith akan segera datang jadi Cepat selesaikan dan siapkan rapat.” Ucap Direktur.
“Haruskah kita benar-benar melakukan ini?” tanya Hae Ra mengeluh
“Circle Tur mencuri ide persewaan kita dan menjadikannya populer. Kita setidaknya harus melakukan acara semacam ini.” Ucap Direktur
“Kita pasti sudah melakukan itu sekarang jika itu bukan untukmu.” Ejek Hae Ra. Direktur mengelak dan menyuruh Hae Ra segera mengambil gambar lagi. Ketua Tim menyuruh Hae Ra bergegas karena mereka juga malu mengunakan kostum jaman joseon. 

Hae Ra mulai bersiap kembali untuk foto. Ju Hee pikir Orang-orang dari luar negeri banyak yang akan tertarik Jika mereka  memposting gambar karyawan seperti ini. Ketua Tim juga berpikiran yang sama, saat itu Soo Ho datang menyapa dan terkejut melihat Hae Ra dengan baju hanbook.
“Dia terlihat seperti wanita dalam lukisan itu.” Komentar Chan Ki melihat Hae Ra
“Kau melihat kerja keras kami, para karyawan, berusaha untuk menaikkan 50 persen penjualan. Ini Sulit untuk mendukung hidup kita. kami melakukan ini karena kau.” Ucap Ketua Tim bangga. Soo Ho pun bisa tersenyum melihat Hae Ra yang terlihat cantik.
Sharon akhirnya menerima pisau yang sudah dileburkan dengan cincin milik Hae Ra, wajahnya dengan penuh dendam seperti akan segera membalaskanya rasa sakitnya. 


Young Mi membuka kotak belanjanya telihat bahagai dengan jaket yang baru saja di belinya. Gon sibuk berbicara di telp,  lalu berpiki akan memberitahu saat melihat gambar-gambarnya dan meminta izin pada Young Mi alau akan menggunakan laptopnya sebentar. Young Mi pun memperbolehkanya.
Gon seperti melihat design desain interior hotel asing dan memintaizin agar bisa menulis catatan tentang ini lalu mengambil kertas yang ada didekatnya dengan menulskan angka 540 sampai 360.
Saat membalikan kertas terlihat tulisan “Aku seorang peneliti yang pernah bekerja dengan Doktor Moon. Doktor Moon terbunuh oleh temannya, Pak Jung.” Dan menatap Young Mi dengan curiga lalu memutuskan telpnya kalau akan meneleponnya lagi.

Gon memanggil Young Mi dengan wajah serius,  langsung bertanya apa yang ada di notenya. Young Mi terlihat bingung. Gon bertanya apakah Young Mi  akan mengirim ini ke seseorang atau sudah mengirimkannya ke seseorang. Young Mi mengaku kalau hanya iseng saja menulisnya.
“Kau tidak mengirim ini ke Hae Ra atau Moon Soo Ho ‘kan?” ucap Gon memastikan. Young Mi mengelak.
“Aku akan menelpon mereka dan menanyakan apa mereka mendapat pesan aneh.” Kata Gon mengancam. Young Mi langsung mengumpat Gon sudah gila.
“Kenapa kau... jadi Kau kirim ke siapa?” ucap Gon. Yong Mi mengaku kalau sudah mengirimkanya pada Moon Soo Ho.
“Aku melakukannya untukmu, karena Moon Soo Ho terus mencurigai ayahmu. Aku mengirimnya dari nomor tersembunyi. Jangan khawatir Dia tidak bisa menemukan pengirimnya.” Ucap Young Mi membela diri
“Jangan lakukan hal seperti ini mulai sekarang.” Tegas Gon memperingati.
“Aku melakukannya karena aku mencintaimu. Aku khawatir ayahmu mungkin mendapat masalah. Apa kau tau aku sangat peduli padamu?” ucap Young Mi kesal
“Aku tahu, jadi jangan lakukan ini lagi. Apa kau mengerti?” tegas Gon. Young Mi menganguk mengerti seperti tak ingin bertengkar lagi dengan Gon. 


Soo Ho sedang membaca buku dikamarnya, lalu Hae Ra masuk mengatakan ingin tidur dikamar Soo Ho malam ini. Soo Ho mengataka kalau belum boleh melakukannya karena membuat hatinya berdebar.  Hae Ra pikir itu bukan urusanya dan langsung naik ke atas tempat tidur Soo Ho.
“Wah... Ini tidak sebesar tempat tidurku.” Ucap Hae Ra berpura-pura tenang sambil memejamkan matanya. Soo Ho hanya bisa tersenyum melihat tingkah Hae Ra dan mengambil sesuatu.
“Hae Ra, buka matamu.” Ucap Soo Ho. Hae Ra membuka mata dan melihat ada sebuah cincin didepanya, lalu duduk dengan wajah binggung. Soo Ho pun memasangkan cincin ditangan Hae Ra
“Maukah kau menikah denganku?” ucap Soo Ho. Hae Ra dengan mata berkaca-kaca langsung memeluk Soo Hoo
“Kau harus memberiku jawaban.” Kata Soo Ho dengan senyuman. Keduanya pun saling menatap.
“Aku tak menyangka akan dilamar saat sedang memakai piyama.” Keluh Hae Ra
“Aku  juga tak menyangka akan melamarmu saat sedang memakai piyama.” Balas Soo Ho
“Soo Ho... Aku akan menikahimu.” Ucap Hae Ra menjawab lamaran Soo Ho
“Aku akan menjadi suami terbaik di dunia ini.” Balas Soo Ho.
Hae Ra memberikan ciuman untuk Soo Ho lalu memeluknya dengan menyadarkan di dada calon suaminya, mengaku kalau sangat bahagia. Soo Ho juga mengaku kalau sangat bahagia dengan mencium dahi Hae Ra. 



Soo Ho tidur dengan Hae Ra yang ada disampingnya, lalu seperti mimipi buru dengan mendengar suara Sharon yang mengema “Kau suamiku. Kau akan mengingatku. Kau adalah suamiku. Kau harus memberiku cinta yang tidak kau berikan.
Seperti Sharon bisa membawa ingatan Soo Ho yang berbaring di kamar di kehidupan sebelumnya. Akhirnya Soo Ho terbangun lalu dibuat kaget dengan melihat Sharon yang mengunakan pakaian Joseon, meminta agar Soo Ho mencoba untuk mengingatnya. Soo Ho dengan nafas terengah-engah ketakutan melihat Sharon.
Bersambung ke episode 15

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: