PS : All images credit and content copyright : KBS
Hae Ra
sudah berganti pakaian dan kembali ke ruang tengah. Baek Hee melihat kalau
pakaian itu Sesuai untuk Hae Ra dan berpikir aklau bisa menyimpannya sebagai
hadiah. Hae Ra merasa kalau akan mimpi indah. Baek Hee bertanya apakah
ruanganya cukup hangat, Hae Ra menganguk dan mengucapkan Terima kasih.
“Apa kau
akan bekerja?” tanya Baek Hee melihat Hae Ra yang membawa banyak berkas.
“Aku akan
melihat ini sebelum tidur.” Kata Hae Ra.
Baek Hee
pun ikut melihat brosur pameran lukisan yang berjudul “Selfies dari Dinasti
Joseon lalu melihat di bagin foto ada
Klub Ar Ar, Arkeologi Sejarah Seni dan mengetahui kalau itu Jeom Bok. Hae Ra
yang mendengarnya binggug.
“Apa kau
mengenal orang ini?” tanya Baek Hee menunjuk wajah Jeom Bok
“Aku
bertemu dengannya hari ini.” Ucap Hae Ra. Baek Hee ingin tahu dimana. Hae Ra
mengatakan itu di Galeri Seochon. Baek Hee tersenyum karena menemukannya.
Saat itu
terdengar bunyi bel rumah, Baek Hee bingung
Siapa yang datang dimalam hari. Hae Ra kaget melihat Soo Ho yang datang
ke rumah Baek Hee. Soo Ho mengaku datang untuk memberitahu Hae Ra sesuatu lalu
memperlihatkan hasil tes DNA. Hae Ra
terlihat binggung bertanya Apa ini.
“Aku
menemukan ayahmu.” Ucap Soo Ho. Hae Ra makin tak mengerti hanya memegang
amplopnya.
“Jenazah
yang ditemukan dilokasi konstruksi. adalah ayah Hae Ra.” Kata Soo Ho. Hae Ra
kaget melihat hasilnya 99,9 persen. Baek Hee pun terlihat kaget mendengarnya.
Tuan Park
di interogasi oleh polisi mengaku kalau tak tahu karena pergi ke sana sendiri
dengan rekannya untuk memeriksa, kemudian mengkremasi tubuh Tuan Jung jadi
lebih baik mereka menghubungi rumah sakit dan menanyakan hal itu.
“Sudah lama
sejak rumah sakit ditutup dan Tidak ada cara lain untuk memeriksa.” Ucap Polisi
“Kalau
begitu kau bisa bertanya pada pria itu, Moon Soo Ho. Dia adalah anak yang
tinggal dengan Pak Jung. Bahkan Pak Jung benar-benar tidak menyukai anak itu.”
Ucap Tuan Park seperti sengaja menyudutkan Soo Ho
Soo Ho
mengaku kalau tidak tahu kenapa tag namanya ditemukan di sana. Polisi mendengar
kalau Soo Ho juga bertengkar dengan Tuan Jung. Soo Ho membenarkan. Polisi ingin
tahu apakah Soo Ho bertengkar karena dokumen penelitian Dr. Moon. Soo Ho
terdiam mengingat kenangan dulu.
Flash Back
Tuan Jung
sibuk mencari sesuatu dikamar Soo Ho, sampai akhirnya Soo Ho masuk kamar
melihatnya. Tuan Jung terlihat panik karena Soo Ho memergokinya. Soo Ho ingin
tahu apa yang dilakukan ayah Hae Ra dikamarnya.
“Oh,
Maafkan aku. Bisakah kau meminjamkanku rencana penelitian yang ada tanda tangan
Dr. Moon nya? Aku yakin kau memilikinya.” Ucap Tuan Jung seperti merayu.
“Apa kau
akan menggunakan penelitian ayah tanpa persetujuan lagi?” ucap Soo Ho marah.
Tuan Jung berusaha mengelak.
“Aku tahu
segalanya... Aku tahu begitulah caramu membeli rumah besar ini.” Kata Soo Ho
“Aku
sedang mencoba untuk membantunya menjaga kehormatannya.” Kata Tuan Jung. Soo Ho
mengaku sudah tahu kalau Tuan Jung berbohong.
“Hei.. Lihatlah
betapa kasarnya dirimu.” Ucap Tuan Jung menahan amarah. Soo Ho membuka tasnya
dan memberikan berkas paada Tuan Jung untuk mengambilnya.
“Tidak
ada yang bisa kulakukan dengan ini sekarang, dan jika bisnismu berkembang, itu
akan baik untuk Hae Ra juga.” Kata Soo Ho.
Soo Ho
mengaku kalau Tuan Jung hanya memarahinya karena dianggap sebagai remaja yang
memberontak dan merasa tidak mungkin bersikap dingin pada anak temannya.olisi
memperlihatkan surat kalau Tuan Jung
kaan mengirimkanya ke panti asuhan.
“Dia
mungkin khawatir tentang anak tunggalnya.” Ucap Soo Ho yakin .
Seorang
wanita pun ikut di interogasi, mengaku kalau sudah mengingat dengan jelas
menerima surat itu bahkan juga ingat namanya, Moon Soo Ho. Polisi pikir sudah
Sudah bertahun-tahun yang lalu dan mungkin menerima banyak surat semacam itu.
“Bagaimana
kau ingat dengan baik?” tanya Polisi. Nyonya Lee melihat surat yang ditujukan
apdanya.
“Aku
mengingatnya berkat surat ini.” Ucap Nyonya Lee.
Flash Back
Hae Ra
membaca surat yang dituliskan ayahnya pada Nyonya Lee lalu memohon agar Jangan
percaya apa pun yang ayahnya katakan disurat itu denga menyakinkan kalau yang
diucapkan adalan sebuah kebenaran dan Soo Ho bukan seseorang yang ayahnya
jelaskan disurat itu, jadi Nyonya Lee harus percaya padanya.
“Aku langsung
tahu apa yang dikatakan putrinya adalah kebenaran. Dia menjelaskan
kesalahpahaman ayahnya dengan sangat teliti dalam surat 12 halaman yang
panjang.” Ucap Nyonya Lee.
Soo Ho
bisa sedikit tersenyum karena Hae Ra sudah menjaganya hari itu, lalu keluar
dari ruangan melihat Hae Ra yang menunggu. Hae Ra terlihat gelisah menunggu Soo
Ho, ketika melihatnya langsung memeluknya. Soo Ho pun menepuk bahunya seperti
ingin memberikan kekuatan.
Keduanya
pergi ke tepi sungai dengan pakaian hitam, seperti melakukan pemakaman untuk
Tuan Jung. Hae Ra merasa kalau ayahnya mengatakan bersyukur dan menyesal pada
Soo Ho.
“Aku akan
mencari tahu kenapa kau harus berbohong disana tidak peduli apapun.” Ucap Soo
Ho.
Soo Ho
mengenggam tangan Hae Ra masuk kembali ke rumahnya, Bibi Lee terlihat bahagai melihat
Hae Ra akhirnya kembali, sambil memeluknya dengan wajah sedih. Ia merasa kalau
ayah Hae Ra itu pasti sudah membuat Pak Moon membeli tanah itu agar bisa
menemukannya.
“Sekarang
Pergi ke kamarmu dan beristirahatlah.” Ucap Bibi Lee. Soo Ho pun membawakan
koper ke kamar Hae Ra.
Soo Ho
membantu Hae Ra membuka jaket dan juga narik selimut agar Hae Ra bisa langsung
berbaring. Ia pikir kalau Hae Ra harus berbaring karena akan merasa lebih baik
setelah tidur. Hae Ra memegang tangan Soo Ho mengatakan kalau minta maaf dan
terima kasih.Soo Ho akan pergi menyuruh Hae Ra agar Tidur nyenyak. Hae Ra
menahanya.
“Tinggallah
bersamaku sampai aku tertidur.” Ucap Hae Ra. Soo Ho pun menemani Hae Ra sampai
tertidur.
Ji Hoon
kaget mengetahui kalau Sharon pindah ke rumah Soo Ho. Seung Goo membenarkan
sambil terus bermain mahyong, kalau Sharon pindah kesana tapi sudah pergi
beberapa hari yang lalu dan menyuruh Ji Hoon jalan.
“Aku
barusan merinding, Saat dia membuat
kemeja Pak Moon, Dia bilang berdoa agar dapat tinggal bersamanya.” Ucap Ji Hoon
seperti tak percaya dengan kekuatan baju yang dibuat Sharon.
“Kupikir
Sharon mendambakan kekasih orang lain. Aku tahu dia adalah atasanku, tapi dia
orang yang sangat jahat.” Kata Seung Goo sinis.
Sharon
masuk ruangan langsung bertanya kekasih siapa yang dimaksud. Seung Goo kaget
langsung membuang mahyong dan bergegas pergi masuk ruanganya. Ji Hoon pun
bertanya apakah Sharon memang tinggal di rumah Soo Ho.
“Astaga,
itu luar biasa... Kemeja itu membuat keinginanmu terwujud.” Ucap Ji Hoon
“Itu
tidak ada gunanya. Aku tinggal bersamanya, tapi aku tidak senang.” Kata Sharon
“Jadi Begitukah
rasanya hidup? Kau mendapatkan keinginanmu, tapi setelah itu adalah masalah
lain.” Ucap Ji Hoon merasa selama ini tak bisa mendapatkan yang diinginkan.
“Kau
mengatakan kepadaku, kalau aku menarik.” Ucap Sharon. Ji Hoon mengakuinya.
“Itu
bohong, bukan?” ucap Sharon. Ji Hoon mengelak
menurutnya Sharon benar-benar menarik dan Hatinya berdegup sekarang.
Sharon
yakin kalau Ji Hoon berbohong. Ji Hoon mendekatkan wajahnya seperti ingin
mencium Sharon tapi seperti tak bisa, dengan menutup mulutnya menegaskan kalau tidak
berbohong dan bergegas pergi.
Soo Ho
pergi menemui Tuan Park mengaku tak menyangka kalau Tuan Park yang akan
menyakiti ayah Hae Ra. Tuan Park mengelak kalau tak pernah menyakiti siapapun
dan Mereka semua adalah teman sekampung halamannya.
“Jangan
berpikir kau akan lolos. Ini belum berakhir.” Tegas Soo Ho ingin memberikan
pelajaran.
“Soo
Ho... Aku mendengar pesaingmu dan siapa saja yang menyakitimu akan mati atau
terluka, bahkan Putra Dal Hong salah satunya. Kurasa kau punya kekuatan jahat
yang aneh. Itulah sebabnya ayah Hae Ra meninggal. Kau membunuhnya.” Ucap Tuan
Park menunduk
“Kalau
begitu kurasa kau pun akan segera mati.” Kata Soo Ho santai ***
“Aku
tertekan karena gagasan itu. Tapi setelah melihatmu begitu kaya, dan hidup dengan
baik, aku menyadari bahwa itu hanya sebuah kebetulan. Jadi Bawa Hae Ra dan
pergilah. Pergi jauh.” Kata Tuan Park.
“Itu Akan
kulakukan. Setelah aku mengambil semua keberuntunganmu, dan membuatmu membayar
atas pembunuhan ayah Hae Ra dan ayahku.” Tegas Soo Ho. Tuan Park hanya tertawa
sombong mendengarnya. Soo Ho pun memilih untuk pergi.
Soo Ho
menyapa Sutradara Han Myung Soo yang datang bersama Chan Ki dan juga Tuan Han.
Tuan Han mengaku tidak tahu kalau Chan Ki sedang bekerja dengan atasan hebat
seperti itu. Chan Ki pun mengucapkan terimakasih pada pamannya.
“Seharusnya
aku yang mengatakan itu.” Ucap Tuan Han.
“Aku
ingin berbicara dengannya sendirian.” Kata Soo Ho. Chan Ki dan Sek Han keluar
dari ruangan.
Soo Ho
memuji Keponakan Tuan Han yang sangat
pintar kalau itu setara dengan 100 karyawan. Tuan Ha mengaku bersyukur
ditawari. posisi penasihat dengan persyaratan bagus diperusahaan keponakannya
bekerja. Soo Ho pikir Tuan Han seharusnya tidak menjadi paman yang tidak
terhormat bagi keponakanya. Tuan Han terlihat binggung
“Kau membuat
banyak orang menangis, Saat kau bekerja di perusahaan konstruksi.” Ucap Soo Ho
menyindir. Tuan Han seperti tak mengerti.
“Penghapusan
paksa. Memindahkan penduduk asli... Yah.. Tentu saja, itu bukan salahmu, Modal
besar... Kekuatan berkolusi dengan modal. Kaki Tangan... Ketiganya harus berada
disatu tempat.” Ucap Soo Ho. Tuan Han berusaha menjelaskan tapi Soo Ho menyela
lebih dulu.
“Kau akan menjadi penasihat perusahaanku dan Aku
akan melindungi kehormatanmu dan Kau hanya perlu mengingat satu hal nanti.”
Kata Soo Ho. Tuan Han ingin tahu apa itu.
“Saat kau
menjadi eksekutif disebuah perusahaan konstruksi, akan ada seseorang yang
dibayar untuk membakar lab nya. Jadi Kau hanya perlu mengingat namanya. Itu
bukan salahmu. Kau tidak bertanggung jawab dan Tentu saja aku akan
merahasiakannya dari Chang Ki..” Ucap Soo Ho membuat Tuan Han memalingkan
wajahnya.
Gon minum
bersama dengan Sharon mengaku kalau Itu
adalah hasil yang diharapkan Karena berada di pusat kota Seoul, jadi akan
menjadi daerah yang penuh dengan spekulasi. Sharon pikir kalau Jika itu
terjadi. Gon mengatakan Maka segalanya akan berjalan seperti yang mereka
inginkan.
“Proyek
kebangkitan kota akan dibatalkan dan Bangunan baru akan dibangun.” Ucap Gon
“Apa yang
akan terjadi dengan Pak Moon?” tanya Sharon.
“Seorang
pengusaha tak berdosa yang mengejar mimpi. Dia akan dianggap. Pengusaha kecil
yang tidak masuk akal. Lalu Akan sulit baginya untuk berbisnis di Korea.” Kata
Gon
“Pak Moon
akan sedih, jadi Aku ingin menghiburnya saat dia sedang sedih. “Ucap Sharon.
“Kau
harus membuatnya sedih terlebih dahulu.” Kata Gon. Sharon juga ber pikir
seperti tu.
Baek Hee
masuk ke galeri, seperti kaget melihat lukisan dengan wajah Hae Ra dan juga Soo
Ho, lalu tersenyum bahagia. Jang Bin menyapa Baek Hee agar tak ragu untuk
melihat-lihat, dan tanyakan jika memiliki pertanyaan. Baek Hee pikir kalau itu
Jeom Bok. Jang Bin terlihat binggung.
“Apa kau
juga hidup sejak saat itu?” ucap Baek Hee berpikir Jeom Bok hidup seperti
dirinya dan Sharon.
“Apa kau
berbicara tentang lukisan itu?” tanya Jang Bin. Baek Hee pikir orang yang
didepanya adalah Jeom Bok. Jang Bin memperkenalkan dirinya.
“Apa Kau
tidak menggambar lukisan ini?” ucap Baek Hee kaget.
“Ayah
dari kakeknya kakekku yang melukisnya.” Jelas Jang Bin. Baek Hee bisa
mengetahui kalau Jang Bin adalah keturunan Jeom Bok.
“Apa dia
meninggalkan sesuatu yang lain selain ini?” tanya Baek Hee. Jang Bin pikir
hanya lukisan saja. Baek Hee meminta agar mencoba mencari dirumah
“Pasti
ada tulisan yang panjang seperti novel dan doa disuatu tempat dirumahmu.” Ucap
Baek Hee. Jang Bin menganguk mengerti
dan pamit pergi.
Soo Ho
yang baru datang, Jang Bin langsung menyapanya lebih dulu memberitahu kalau
pameran yang dibuatnya jadi bisa bisa melhatnya lebih dulu Soo Ho melihat Baek
Hee dan langsung menghampirinya, Baek Hee pun senang melihat Soo Ho yang datang
ke galeri juga.
“Ada
perlu apa kemari?” tanya Soo Ho. Baek Hee mengaku Lukisan didepanya memanggil
untuk datang dan balik bertanya pada Soo Ho.
“Kami sedang
melakukan proyek pameran dengan agen perjalanan Hae Ra. Kurator disana juga ada
dalam proyek itu.” Jelas Soo Ho. Baek Hee terlihat senang mendengarnya.
“Mari
kita lihat lukisannya... Lukisan yang begitu indah, kan? Aku terus tepesona.”
Ucap Baek Hee sengaja mengajak Soo Ho melihat bersama.
Soo Ho
seperti bisa melihat gambar kejadian masa lalu dari lukisan yang ada didepanya.
Beberapa pegawai melihat lukisan kalau wajahnya mirip dengan Soo Ho dan juga
Hae Ra. Soo Ho pun meminta agar bisa membeli lukisan itu. Jang Bi meminta maaf
harus menolaknya karena lukisan itu
adalah harta keluarga.
“Apa kau
yakin ini dilukis saat Dinasti Joseon?” tanya Soo Ho Jang Bi membenarkan.
“Diperkirakan
ini dilukis tahun 1801 sekitar Penganiayaan Katolik.” Kata Jang Bi
“Terima
kasih, Jeom Bok... Tolong bantu aku segera menemukan doa itu.”gumam Baek Hee
karena itu gambar yang dingikanya.
Hae Ra mengunakan
pakaian yang sama dengan yang ada dilukisan, tapi sedang melakukan pemotretan
di kantor. Mereka memuji Hae Ra yang terlihat sangat cantik. Hae Ra mengaku Terlalu
canggung jadi merasa tak bisa melakukan ini lagi.
“Orang-orang
Blacksmith akan segera datang jadi Cepat selesaikan dan siapkan rapat.” Ucap Direktur.
“Haruskah
kita benar-benar melakukan ini?” tanya Hae Ra mengeluh
“Circle
Tur mencuri ide persewaan kita dan menjadikannya populer. Kita setidaknya harus
melakukan acara semacam ini.” Ucap Direktur
“Kita
pasti sudah melakukan itu sekarang jika itu bukan untukmu.” Ejek Hae Ra. Direktur
mengelak dan menyuruh Hae Ra segera mengambil gambar lagi. Ketua Tim menyuruh
Hae Ra bergegas karena mereka juga malu mengunakan kostum jaman joseon.
Hae Ra
mulai bersiap kembali untuk foto. Ju Hee pikir Orang-orang dari luar negeri banyak
yang akan tertarik Jika mereka memposting gambar karyawan seperti ini. Ketua Tim
juga berpikiran yang sama, saat itu Soo Ho datang menyapa dan terkejut melihat
Hae Ra dengan baju hanbook.
“Dia
terlihat seperti wanita dalam lukisan itu.” Komentar Chan Ki melihat Hae Ra
“Kau
melihat kerja keras kami, para karyawan, berusaha untuk menaikkan 50 persen
penjualan. Ini Sulit untuk mendukung hidup kita. kami melakukan ini karena kau.”
Ucap Ketua Tim bangga. Soo Ho pun bisa tersenyum melihat Hae Ra yang terlihat
cantik.
Sharon
akhirnya menerima pisau yang sudah dileburkan dengan cincin milik Hae Ra, wajahnya
dengan penuh dendam seperti akan segera membalaskanya rasa sakitnya.
Young Mi
membuka kotak belanjanya telihat bahagai dengan jaket yang baru saja di belinya.
Gon sibuk berbicara di telp, lalu
berpiki akan memberitahu saat melihat gambar-gambarnya dan meminta izin pada
Young Mi alau akan menggunakan laptopnya sebentar. Young Mi pun
memperbolehkanya.
Gon seperti
melihat design desain interior hotel asing dan memintaizin agar bisa menulis
catatan tentang ini lalu mengambil kertas yang ada didekatnya dengan menulskan
angka 540 sampai 360.
Saat membalikan
kertas terlihat tulisan “Aku seorang peneliti yang pernah bekerja dengan Doktor
Moon. Doktor Moon terbunuh oleh temannya, Pak Jung.” Dan menatap Young Mi
dengan curiga lalu memutuskan telpnya kalau akan meneleponnya lagi.
Gon
memanggil Young Mi dengan wajah serius,
langsung bertanya apa yang ada di notenya. Young Mi terlihat bingung.
Gon bertanya apakah Young Mi akan
mengirim ini ke seseorang atau sudah mengirimkannya ke seseorang. Young Mi
mengaku kalau hanya iseng saja menulisnya.
“Kau
tidak mengirim ini ke Hae Ra atau Moon Soo Ho ‘kan?” ucap Gon memastikan. Young
Mi mengelak.
“Aku akan
menelpon mereka dan menanyakan apa mereka mendapat pesan aneh.” Kata Gon
mengancam. Young Mi langsung mengumpat Gon sudah gila.
“Kenapa
kau... jadi Kau kirim ke siapa?” ucap Gon. Yong Mi mengaku kalau sudah
mengirimkanya pada Moon Soo Ho.
“Aku
melakukannya untukmu, karena Moon Soo Ho terus mencurigai ayahmu. Aku
mengirimnya dari nomor tersembunyi. Jangan khawatir Dia tidak bisa menemukan
pengirimnya.” Ucap Young Mi membela diri
“Jangan
lakukan hal seperti ini mulai sekarang.” Tegas Gon memperingati.
“Aku
melakukannya karena aku mencintaimu. Aku khawatir ayahmu mungkin mendapat
masalah. Apa kau tau aku sangat peduli padamu?” ucap Young Mi kesal
“Aku
tahu, jadi jangan lakukan ini lagi. Apa kau mengerti?” tegas Gon. Young Mi
menganguk mengerti seperti tak ingin bertengkar lagi dengan Gon.
Soo Ho
sedang membaca buku dikamarnya, lalu Hae Ra masuk mengatakan ingin tidur dikamar
Soo Ho malam ini. Soo Ho mengataka kalau belum boleh melakukannya karena
membuat hatinya berdebar. Hae Ra pikir
itu bukan urusanya dan langsung naik ke atas tempat tidur Soo Ho.
“Wah... Ini
tidak sebesar tempat tidurku.” Ucap Hae Ra berpura-pura tenang sambil
memejamkan matanya. Soo Ho hanya bisa tersenyum melihat tingkah Hae Ra dan
mengambil sesuatu.
“Hae Ra,
buka matamu.” Ucap Soo Ho. Hae Ra membuka mata dan melihat ada sebuah cincin
didepanya, lalu duduk dengan wajah binggung. Soo Ho pun memasangkan cincin
ditangan Hae Ra
“Maukah
kau menikah denganku?” ucap Soo Ho. Hae Ra dengan mata berkaca-kaca langsung
memeluk Soo Hoo
“Kau
harus memberiku jawaban.” Kata Soo Ho dengan senyuman. Keduanya pun saling
menatap.
“Aku tak
menyangka akan dilamar saat sedang memakai piyama.” Keluh Hae Ra
“Aku juga tak menyangka akan melamarmu saat sedang
memakai piyama.” Balas Soo Ho
“Soo
Ho... Aku akan menikahimu.” Ucap Hae Ra menjawab lamaran Soo Ho
“Aku akan
menjadi suami terbaik di dunia ini.” Balas Soo Ho.
Hae Ra
memberikan ciuman untuk Soo Ho lalu memeluknya dengan menyadarkan di dada calon
suaminya, mengaku kalau sangat bahagia. Soo Ho juga mengaku kalau sangat
bahagia dengan mencium dahi Hae Ra.
Soo Ho
tidur dengan Hae Ra yang ada disampingnya, lalu seperti mimipi buru dengan
mendengar suara Sharon yang mengema “Kau suamiku. Kau akan mengingatku. Kau
adalah suamiku. Kau harus memberiku cinta yang tidak kau berikan.
Seperti
Sharon bisa membawa ingatan Soo Ho yang berbaring di kamar di kehidupan
sebelumnya. Akhirnya Soo Ho terbangun lalu dibuat kaget dengan melihat Sharon
yang mengunakan pakaian Joseon, meminta agar Soo Ho mencoba untuk mengingatnya.
Soo Ho dengan nafas terengah-engah ketakutan melihat Sharon.
Bersambung
ke episode 15
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Bagus bagus,,,lanjut lg min
BalasHapus