Hae Ra
bersama dengan Baek Hee, Soo Ho dan Sharon duduk bersama. Hae Ra mengucapkan Terima
kasih sudah mengundangnya, menurutnya kisah Baek Hee membuat waktu berlalu.
Baek Hee bertanya Apa Hae Ra
menikmatinya
“Ya. Segalanya
nampak nyata kecuali wanita yang tak bisa mati itu.” Kata Hae Ra. Baek Hee
pikir ceritanya bisa jadi nyata juga. Sharon langsung melotot tajam.
“Kenapa
wanita jahat itu tidak menua ataupun mati? Kita tidak bisa tepatnya mengatakan
itu sebuah hukuman” tanya Hae Ra
“Saat kau
mencoba menjalani hidup itu, kau akan tau.” Ucap Baek Hee.
“Itu
adalah sebuah hukuman. Orang-orang hidup dengan saling berhubungan. Kurasa dia
akan benar-benar kesepian. Keluarga dan kekasihmu akan menua dan mati, tapi kau
masih saja tetap sama.” Kata Soo Ho. Baek Hee dan Sharon menganguk setuju.
“Kau bisa
berlanjut menemui orang baru.” Ucap Hae Ra yakin
“Tidak
banyak orang yang bisa kau cintai sepenuhnya dalam hidupmu. Bagi beberapa
orang, mungkin hanya satu.” Kata Soo Ho.
Sharon
pikir itu Tepat sekali itu, lalu Hae Ra bertanya apakah Hae Ra wanita itu
karena terlihat tidak berbeda sedikitpun sejak melihatnya, waktu kecil. Ia ingin tahu apakah Sharon hidup
abadi tanpa menua. Sharon mengaku kalau dirinya sudah berusia 250tahun. Hae Ra
dan Soo Ho bisa tertawa mendengar lelucon, tapi Baek Hee terlihat tegang.
“Lalu
kenapa aku Boon Yi?” kata Hae Ra. Sharon dan Baek Hee kaget mendengarnya.
“Semalam,..
saat jendelamu pecah di kegelapan. Kau mengatakan Boon Yi.”kata Hae Ra
mengingatnya.
“Kau
mengenakan hanbok dengan rambut tergelung, dan mengatakan, "Boon Yi"
padaku. Mimpiku jelas sekali sampai aku tak bisa bilang itu nyata atau bukan. Aku
lupa sepenuhnya tentang itu, tapi jadi teringat setelah mendengar kisahnya.”
Ucap Hae Ra.
“Kenapa
kau menyalahkanku untuk mimpi bodohmu?” kata Hae Ra.
“Kau
bermimpi seperti itu karena bermalam diluar. Jadi Pulanglah dan tidur lebih
awal.” Ucap Soo Ho akhirnya mengajak Hae Ra pergi dan pamit pada Baek Hee.
Sharon mengaku kalau akan pulang dan mengajak Baek Hee pergi.
Akhirnya
valley akan mengambil mobil mereka. Hae Ra mendekati Baek Hee dengan
mengambalikan uang yang di pinjamnya dan mengucapakan Terima kasih untuk
bantuannya pagi ini. Baek Hee berjanji akan mengundangnya lagi.
“Apa
hubunganmu dengan pemilik Penjahit Sharon?” tanya Hae Ra, melihat Sharon yang
diri tak jauh dari Soo Ho
“Bagiku,
dia seperti kegagalan sebuah merk produk yang kudapatkan langsung dari luar
negeri. Aku tak bisa memakainya, tapi juga tak bisa membuangnya.” Ucap Baek
Hee. Hae Ra kaget mendengarnya, Baek He berpura-pura kalau yang dikatakan hanya
candaan.
“Kami
seperti dua orang terdampar di sebuah pulau. Kami harus membantu dan saling bergantu
meski suka atau tidak.” Jelas Baek Hee.
“Apa
mungkin, berapa usianya? Dia bilang berusia 250 tahun. Maksudku, saat kulihat
dia waktu aku kecil, katakanlah usianya sekitar 20an. Itu berarti usianya lebih
dari 40an sekarang. Tapi Dia terlihat seperti masih 30an.” Ucap Hae Ra heran.
Baek Hee pikir Itu pasti berkat peeling laser.
“Moon Soo
Ho... Dia pria yang baik.” Ucap Baek Hee mencoba mengalihkan pembicaraan. Hae
Ra pikir kalau ini hanya kebetulan saja.
“Jangan
biarkan dia pergi.” Pesan Baek Hae dan keduanya melihat kearah Sharon yang
mengajak bicara Soo Ho
“Apa kau
akan mampir besok atau lusa? Aku perlu mengukurmu untuk bajumu. Aku tak bisa
membuatnya.” Ucap Sharon seperti mulai mengoda Soo Ho.
“Kurasa
aku muat ukuran 100.” Ucap Soo Ho. Sharon meminta agar Soo Ho bisa merentangkan
lengannya.
Soo Ho
mengikutinya dan Sharon langsung memeluk Soo Ho untuk mengukurnya. Soo Ho akan
melepaskanya tapi Sharon memintaa gar mereka seperti itu selama 3 detik. Hae Ra
sempat terdiam melihat Sharon yang memeluk Soo Ho.
“Aku
biasa melakukan ini kalau tak memiliki pita pengukur. Kau akan lihat saat
datang mencobanya. Ternyata Ini agak pas. Aku akan membawa pita pengukur.” Kata
Sharon. Hae Ra terlihat kesal begitu juga Baek Hee.
Hae Ra
berada didalam mobil Bagaimana Soo Ho mengenal pemilik Penjahit Sharon, padahal
tidak berkenalan dengannya pada hari itu. Soo Ho mengaku kalau pergi kesana
sendiri. Hae Ra ingin tahu untuk apa Soo Ho pergi kesana.
“Apa kau
cemburu?” goda Soo Ho. Hae Ra mengeluh mendengarnya kalau dirinya cemburt
“Dan
jangan tidur diluar tanpa memberitahuku.” Kata Soo Ho. Hae Ra tak peduli
mendengarnya.
“Kau
bilang ingin menjadi seorang wanita yang mandiri. Kau tidak bisa hidup seperti
itu.” Ucap Soo Ho. Hae Ra hanya menganguk mengerti dengan nada mengejek.
“Menunjukkan
bagaimana perasaanmu diluar dan melakukan sesuatu sesukamu itu sesuatu yang
dilakukan orang rendahan.” Kata Soo Ho.
Hae Ra tahu
dan bisa mengerti dengan nada mengejek. Soo Ho terlihat marah akhirnya
menghentikan mobilnya dan turun dari mobil, lalu meminta Hae Ra menurunkan
jendelanya.
“Apa
menurutmu aku melakukan ini karena bosan? Aku pasti terlihat bercanda karena
sangat menyukaimu. Lalu kenapa dia mencampakkanmu?” ucap Soo Ho. Hae Ra kaget
dan merasa kalau Soo Ho sudah gila lalu keluar dari mobil.
“Itu
karena kau punya selera yang buruh terhadap pria. Kau berkencan dengan idiot.
Kaulah yang cemburu. Kalau begitu, untuk satu bulan saja.” Kata Soo Ho. Hae Ra
bingung.
“Jika kau
tak menyukaiku setelah satu bulan, maka aku akan menyerah sepenuhnya. Jika kau
membenciku sampai saat itu, aku akan menyerah padamu.” Tegas Soo Ho
“Lalu
kenapa kau butuh satu bulan?” tanya Hae Ra. Soo Ho pikir ingin mempelajari Hae
Ra selama satu bulan.
“Aku
ingin kau tahu seperti apa pria yang baik itu, dan bagaimana seorang pria
bertindak saat dia benar-benar menghargaimu.” Ucap Soo Ho. Hae R menganguk
setuju.
“Kau akan
memberiku pelukan setelah satu bulan.” Ucap Soo Ho yakin
“Aku akan
memutuskanmu setelah satu bulan.” Balas Hae Rae. Soo Ho tak mengubrisnya
menyuruh Hae Ra masuk ke mobil karena dingin, saat itu juga senyuman terlihat.
Soo Ho
masuk mobil memasangan sabuk pengaman untuk Hae Ra, Hae Ra pikir bisa
memakainya sendiri. Soo Ho langsung meminta maaf tentang sebelumnya. Hae Ra
bertanya Untuk apa meminta maaf. Soo Ho mengaku kalau dirinya yang membiarkan
wanita lain memeluknya. Hae Ra mengeluh mendengarnya.
“Apa yang
kau makan diluar negeri sampai kau tumbuh jadi pria murahan begini?” ejek Hae
Ra
“Maaf
membuatmu cemburu.” Ungkap Soo Ho. Hae Ra yang kesal menyuruh Menyetir saja.
Soo Ho hanya bisa tersenyum lalu mengemudikan mobilnya.
Young Mi
duduk bersama ayah mertuanya dan Gon merasa kalauSepertinya Hae Ra akan
menikahi Pak Moon. Gon menyuruh Young Mi Berhenti bergosip. Young Mi yakin
kalau Firasatnya ini benar kalau bagi pria yang berkerja keras untuk wanita
yang dicintai ini bagaikan kisah yang menjadi nyata.
“Darimana
dia dapat uang sebanyak itu?” kata Tuan Park mengejek. Young Mi pikir Soo
Ho selalu saja beruntung.
“Tak ada
yang dapat mengalahkan pria yang beruntung.” Ungkap Gon
“Bahkan
seorang pria yang beruntung pasti memiliki kelemahan. Kalau begitu apa Hae Ra
adalah kelemahannya?.” Kata TUan Park yakin
Young Mi
pikir seperti itu, karena Itulah yang
dikatakan indra keenamnya sebagai wanita. Gon hanya bisa terdiam, Tuan Park
piir Dengan begitu bisa menguji dan melihat apa Soo Ho benar-benar
mencintainya. Gon memperingatakan ayahnya kalau melakukan sesuatu pada Hae Ra,
maka tak akan tinggal diam. Young Mi melirik sinis.
“Ini
adalah sebotol wine terbaik yang pernah kumiliki. Apa kau mengambilnya, Young
Mi?” kata Tuan Park. Young Mi mengaku kalau memang memilihnya.
“Kita
harus sering bertemu untuk minum wine, Ayah dan Gon sudah berusaha keras Jangan
terlalu kasar padanya.” Ucap Young Mi memohon
“Aku iri
padamu Kau punya seorang wanita yang selalu berada disisimu.” Ucap Tuan Park.
Young Mi terlihat bahagia mendenagrnya, Gon hanya bisa terdiam.
Sharon
baru mengetahui Bae Hee yang menjual properti pada Soo Ho dan sering menemuinya setelah itu tapi tak
pernah mengatakan apapun padanya. Padahal Baek Hee tahu kalau ia sangat
merindukannya.
“Apa yang
sudah kau lakukan pada Hae Ra?” kata Baek Hee ingin tahu
“Akupun
terkejut tentang perubahan pada tubuhku. Sejak kita mulai menjalani hidup yang
ganjil, kau mendapat kekuatan besar dan kekuatan untuk meramalkan masa depan.”
Ucap Sharon.
Flash Back
Sharon
bertemu dengan pria yang ingin mengetahui datanya dan kaget kalau melihat lahir
ditahun 1900 dan bertanya Apa ini benar-benar Sharon. Sharon akhirnya merasa sesuatu
yang lebih aneh terjadi padanya. Si pria tertidur pulas dan Sharon mengambil
kacamatanya lalu menjelma menjadi pria tersebut.
“Kekuatan
itu sangat membantu dalam hal memperbaiki banyak dokumen resmi yang berbeda.”
Sharon
menyamar jadi petuga mencoba mengetik tentang Pendaftaran Residen, Atasanya
bertanya tuan Kang apakah sudah selesai membuat poster untuk menangkap tikus., Sharon
mengaku sibuk sekarang.
“Akhir-akhir
ini, Aku punya kekuatan aneh yang tak bisa kukontrol.” Ucap Sharon
“Kau
memecahkan jendela dan mengguncang meja.” Kata Baek Hee mengingatkan
“Tanpa
disadari, kurasa aku berubah menjadi Nyonya Seo Rin.” Ungkap Sharon
“Kau
masih muda dan cantik. Jangan mencoba merayu kekasih wanita lain, dan kencanlah
dengan yang lain.” Pesan Baek Hee.
“Kau
bilang Kekasih wanita lain? Gadis pelayan itu mencuri suamiku.” Kata Baek Hee
tak terima
“Sejak
semula dia adalah miliknya... Aku menukar kalian berdua... Itulah sebabnya aku
dihukum.” Akui Baek. Hee. Sharon kaget mendengarnya.
“Aku
adalah Nyonya rumah yang pertama yang tak bisa memiliki anak dan diusir. Aku
hidup bersembunyi dalam rumah orang tuaku. Kudengar istri baru melahirkan
seorang bayi.” Cerita Baek Hee.
Flash Back
Pelayan
datang menemui Baek Hee yang bersembunyi dengan membawa bayi. Baek Hee
menceritakan kalau menyuruh pelayan yang setia padanya untuk mengijinkan
melihat bayi itu. Pelayan meminta maaf sebelum bicara, karena memang melahirkan
seorang bayi tapi bersyukur kalau bukan anak laki-laki.
“Maukah
kau meninggalkanku bersama bayi ini sebentar?” ucap Baek Hee. Pelayan pun
meninggalkan Baek Hee dengan bayi dari istri kedua.
“Lalu aku teringat seorang pengemis
dipasar dengan bayinya.”
Baek Hee
berjalan di malam bulan purnama lalu mengembalikan si bayi. Si pelayan pun
meminta maaf dan kembali membawa sibayi karena harus pergi. Baek Hee mengaku
kalau sudah menukar bayi dari istri kedua suaminya.
“Aku meninggalkan
putri asli, Boon Yi didepan tempat tinggal pelayan. Dia dibesarkan sebagai
pelayan.”
Saat itu
seorang pelayan melihat bayi tergeletak didepan pintu lalu berteriak memanggil
pelayan lain dan mengasuhnya.
“Kau,
putri pengemis, dibesarkan sebagai putri mereka.” Ucap Baek Hee
“Ini
klise, tapi menghibur. Kurasa aku pernah melihat film seperti itu. Apa kau
berharap aku terkejut? Aku tak bisa begitu saja melakukan tes DNA dengan
pengemis itu. .” Kata Sharon yakin
“Keduanya
telah ditakdirkan “ ucap Baek Hee.
“Tidak,
kami telah ditakdirkan karena dia dan aku bertemu sebagai suami dan istri.”kata
Sharo
“Itu
semua kesalahanku dan Itu sebabnya aku tak bisa membiarkanmu. Karena itu
kesalahanku.” Ungkap Baek Hee.
“Satu-satu
kesalahanku adalah memukulnya karena ia mencoba pakaianku. Aku hanya perlu
membuatkannya pakaian yang cantik dan menghapuskakan dosaku.” Ungkap Sharon
yakin.
Baek Hee
mengumpat kalau Sharon bodoh bahkan takut. Sharon piki Hidup tanpa Soo Ho itulah yang ditakutkan dan ingin hidup bahagia
bersamanya, bahan tak butuh uang atau kebanggaan karena hanya ingin dicintai.
Hae Ra
pergi ke dapur untuk mengambil minum lalu melihat Soo Ho yang duduk sambil
berkerja. Lalu bergumam kalau tak ingin
terluka karena menurutnya terlalu lusuh untuk menjadi kekasih Soo Ho yang
tampan dan orang kaya.
Soo Ho
menatap Hae Ra yang menatapnya, Hae Ra bertanya ada apa. Soo Ho hanya
tersenyum. Hae Ra kesal melihat Soo Ho yang tersenyum lalu bergegas masuk ke
kamarnya. Soo Ho hanya bisa tertawa melihat sikap Hae Ra. Sementara Hae Ra
yakinkan diri kalau akan memutuskan setelah sebulan.
Ji Hoon
mulai melatih Soo Ho di kantor, lalu keduanya makan salah dan jus sayuran. Ji
Hoon bertanya Jika Soo Ho datang kemari
awal sekali setiap hari, apa dia tidak marah. Soo Ho binggung siapa dia yang
dimaksud. JI Hoon mengatakan kalau itu
Istri Soo Ho.
“Aku
masih single. Apa aku terlihat sudah menikah?” ucap Soo Ho
“Wanita
tidak akan meninggalkan pria sepertimu sendirian.”ucap Ji Hoon. Soo Ho pikir
umumnya memang seperti itu.
“Tapi
wanita yang kusukai bersikap dingin padaku.” Cerita Soo Ho
“Maka kau
harus bertindak tidak dewasa dan agresif.” Kata Ji Hoon. Soo Ho ingin tahu
contohnya.
“Contohnya...Kapan
saat paling membahagiakan dalam hidupmu?” tanya Ji Hoon. Soo Ho menjawab saat
ini.
“Sekarang
saat aku memandangmu.” Ucap Ji Hoon
mengajarkan agar Soo Ho bisa membuat hati wanita meleleh.
“Kapan
saat paling menyedihkan dalam hidupmu?” tanya Ji Hoon. Soo Ho kembali menjawab
saat ini.
“Sekarang
saat aku tak dapat menahanmu.” Ucap Ji Hoon memberikan contoh gombalan.
Ji Hoon
pikir Soo Ho harus Cobalah hari ini, karena Itu akan berhasil. Soo Ho pikir itu perlu
percobaan klinis jadi Ji Hoon harus mencoba saja dan katakan padanya apabila
tipsnya itu berhasil. Ji Hoon juga menginginkanya tapi masalahnya wanita itu tak
mau menemuinya. Soo Ho ingin tahu alasanya.
“Aku
terlambat menyadari jika aku mencintainya.” Akui Ji Hoon. Soo Ho pikir Ji Hoon jangan
pernah kulakukan itu.
“Kau tak
mengenal cinta... Kuberitahu kau, itu berhasil.” Ungkap Ji Hoon menyakinkan.
Tuan Park
datang ke Pemandian Ongji dengan bertanya Kenapa tidak jual pemandian tua ini,
Si nenek mengaku tidak setuju dengan penghancuran bangunan dan pembangunan mall
disini bahkan juga sudah berbicara dengan pengusaha muda yang terpercaya. Tuan
Park ingin tahu siapa orangnya.
Berita Di
TV
“Proyek Lingkungan Seoul Moon Soo
Ho. Firma arsitektur Song Eun Ji, dan Pengembang Nanum telah terpilih untuk
proyek pencegahan Grentifikasi Seoul dan proyek regenerasi kota.”
Soo Ho
yang baru masuk kantor di beri
penyambutan yang meriah dengan para pegawainya, mereka terlihat bahagia
karena proyek mereka yang disetujui. Soo Ho pun bisa tersenyum lebar mengatakan
kalau mereka akan makan steka nanti malam. Semua berteriak gembira.
“Kolaborasi perusahaan yang
terpilih memandang seniman yang menciptakan budaya kota sebagai komunitas
dengan tujuan bersama. Mereka akan menjalankan kampanye untuk mmenginformasikan
pada orang bahwa setiap orang bisa menjadi korban gentrifikasi dan ini adalah masalah setiap orang.”
Saat
sedang bergembira dengan pegawai, sesorang masuk. Tuan Park mengaku datang
kemari untuk bicara dengan Tuan Moon. Soo Ho pun melihat orang yang selama ini
dicurigai membunuh ayahnya.
Keduanya
duduk diruangan, Tuan Park berkomentar
Soo Ho yang benar-benar memperbaiki wajanya karena terlihat tampan sekarang Soo
Ho pun mengucapkan Terimakasi atas pujinya. Tuan Park pikir Soo Ho yang seharusnya datang dan menyapa
lebih dulu. Soo Ho mengetahuiya.
“Kau tak
belajar sopan santun, kan? Sejak kau tumbuh berjalan diatas cangkang telur.”
Sindir Tuan Park
“Maafkan
aku tidak mengunjungimu lebih dulu.” Ucap Soo Ho berusaah untuk sopan.
“Hei...
Nak.. Tidak mudah menjalankan bisnis di Korea. Jika kau berlari liar tanpa
pendukung, maka kau akan melukai diri sendiri. Jangan terlalu yakin pada
penyewa dan tuan tanah” pesan Tuan Park. Soo ho mengaku akan mengingatnya.
“Jangan
menyilaukan orang tanpa uang. Lingkungan lama harus dikembangkan” kata Tuan
Park. Soo Ho menganguk mengerti. Tuan park pun pamit pergi.
“Pak
Park... Bangunan tiga lantai yang memiliki salon rambut dilantai pertamanya.
Dengan uang apa kau membelinya? Kau mendapatkannya dari perusahaan yang ingin membangun
sebuah apartemen di lokasi lab, kan? Kau membakar laboratorium. Itu bukan hal
yang kau maksudkan, tapi Doktor Moon mati saat kebakaran itu.” Ucap Soo Hoo
yang sempat membuat Tuan Park terdiam
“Aku
mengerti... Kau menderita dimasa kecilmu dengan wajah monster. Jadi Masuk akal
kau tumbuh dengan mental sebagai korban.” Ungkap TUan Park
“Itu
tidak mengerikan.. Salah satu sisi wajahku masih tampan.” Kata Soo Ho sinis. Tuan
Park memperingatkan Soo Ho agar jangan bersikap seperti itu.
“Aku bisa
jadi sangat menakutkan.” Ancam Tuan Park. Soo Ho pun berharap agar Tuan Park
bisa tetap sehat.
Seseorang
memanggil Hae Ra agar keluar sebentar, Hae Ra melihat ada dua buket bunga
diatas meja. Salah satunya dari Soo Ho “Untuk merayakan sesuatu yang baik
padaku, maka Akan kuberitahu kau nanti malam”
Lalu satu
buket dan melihat kartu bertuliskan (Hae Ra,aku merindukanmu, dari Ji Hoon, Aku
bekerja keras belakangan ini Hae Ra, aku merindukanmu.] Hae Ra hanya bisa
menghela nafas membacanya.
“Jung Hae
Ra... Tidakkah kau pikir ini sedikit berlebihan, Ini sudah dua kali.” Ucap
Direktur lalu keluar ruangan
Hae Ra
melihat pesan di ponselnya dari Young Mi “Aku perlu menemuimu setelah bekerja
hari ini. Aku punya berita bagus.”
Hae Ra
masuk ke restoran dan Young Mi melambaikan tangan memanggil temanya. Hae Ra
kaget melihat ada Tuan Park yang duduk bersama Young Mi, mereka makan bersama
tapi Hae Ra hanya diam saja. Tuan Park
berpikir Hae Ra tak suka makanannya
“Aku
harus kembali ke kantor jadi Beritahu aku yang perlu kau katakan.” Ucap Hae Ra
tak ingin bertele-tele.
“Maaf
atas apa yang terjadi di masa lalu. Seperti yang kau tau, Industri ini sangat
keras. Ada banyak penipu juga, Aku terlalu sibuk menjagamu. Aku berencana
untuk. membangun pusat perbelanjaan mewah di lingkungan lusuhmu. Aku akan
memberimu sebuah toko saat itu selesai.” Ucap Tuan Park
“Dia berfikir
untuk memberimu lantai kedua. Jika kau menyewakan tempat itu ke kafe, maka kau
tak lagi perlu mengkhawatirkan tentang uang.” Kata Young Mi
“Mengapa
kau memberikanku itu?” tanya Hae Ra ingin tahu
“Itu karena
aku menyesal tak peduli hingga saat ini.” Ungkap Tuan Park
“Aku
bukan gadis yang lemah seperti Young Mi. Aku tahu dengan sangat baik bahwa
didunia ini tidak ada yang gratis.” Tegas Hae Ra
“Tentu
saja, ini tidak gratis, kau hanya perlu membantuku membangun mall disana. Cukup
itu saja.” Kata Tuan Park
“bantuan
seperti apa itu? Tapi Tunjukkan aku kontraknya, akan kupertimbangkan. Tolong
tentukan bantuan apa yang kau inginkan dariku.” Kata Hae Ra
“Aku akan
berikan sebuah toko saat itu selesai.” Ucap Tuan Park berjanji.
Sharon
dan Seung Hoo menari di ruang tengah dangan Sofa dan meja yang digeser. Sharon
menanyakan penampilanya, Seung Hoo balik bertanya Apa ada sesuatu yang bagus terjadi. Sharon
mengaku punya pengunjung. Seung Hoo ingin tahu Siapa itu.
Soo Ho
datang ke tempat Sharon dan Sharon memberikan secangkir teh. Soo Hoo dengan
ramah mengucapkan terimakasih. Sharon pikir Kuenya terlihat enak dan menawakan
Soo Ho kalau makan juga sepotong karena sudah meminta memotongnya. Soo Ho
langsung menolaknya.
“Apa kau
ingin mencoba bajunya?” tanya Sharon. Soo Ho juga menolak karena yakin itu akan pas, bahkan sudah memeluknya
erat hari itu.
“Itu sebabnya
kau perlu mencobanya dan melihat seberapa tepatnya tanganku.” Kata Sharon merayu.
“Sharon...
Tolong jangan lakukan itu lagi. Wanita yang kusukai disampingku dan kau
melewati batas. Selain itu kau hanya perlu membuat pakaian Hae Ra. Aku punya
banyak pakaian dan juga Temanku menjalankan toko penjahit di Milano. Sebenarnya,
aku hanya mengenakan pakaian dari toko itu.” Ucap Soo Ho menegaskan
“Aku
mengerti... Italy punya bahan yang bagus.” Kata Sharon sedikit gugup.
“Ini
uangnya untuk pakaianku dan Hae Ra. Kau tak perlu mengirimkan pakaianku dan
Terima kasih teh nya.” Kata Soo Ho lalu keluar dari ruangan.
Seung Hoo
akan pulang, Sharon meminta agar Jangan kunci pintunya karena Jung Hae Ra akan
datang. Sharon yang marah sudah mengunti kain kemaja yang dibuatnya untuk Soo
Ho lalu akhirnya memakan sendiri kue dengan tangan tanpa peduli wajahnya belepotan
Hae Ra
datang melihat sebuah baju setelah wanita putih di patung merasa kalau itu Cantik
sekali. Sharon mengaku berusaha yang terbaik untuk membuat pakaian itu dan
Karyawanknya bilang dirnya terlalu jenius jadi menurutnya kalau karyawanya itu benar
akan hal itu.
“Ini
semua seperti karya seni.” Ungkap Hae Ra memuji. Sharon menegaskan kalau Itu
semua tidak gratis.
“Beri aku
sesuatu sebagai balasannya.” Kata Sharon. Hae Ra ingin tahu apa yang dingikan Sharon.
Sharon menunjuk gelan yang dipakai oleh Hae Ra.
“Itu
sudah cukup.” Kata Sharon. Hae Ra pikir itu gelang yang murahan
“Berikan
itu padaku dan cobalah pakaiannya.” Kata Sharon.
Hae Ra
sudah tertidur di atas sofa, sementara Sharon menjelma menjadi Hae Ra dengan
memakai gelang yang biasa dipakai oleh Hae Ra.
Bersambung ke episode 7
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar