PS : All images credit and content copyright : KBS
Mereka
keluar dari tempat jajak pendapat berpikir kalau harus mulai memikirkan yang
diucapan Hae Ra. Setelah semua orang
keluar, Hae Ra berbicara dengan Gon sambil mengeluh karena harus mengatakannya
seperti itu. Gon pikir itu yang dikatakan itu benar.
“Kau biasa
mengutuk ayahmu, tapi kau menjadi seperti dia.
Jika kau menghina Soo Ho lagi didepan orang, maka Aku tidak akan diam.”
tegas Hae Ra. Saat itu Young Mi melihat keduanya bicara akhirnya memilih untuk
pergi.
“Soo
Ho... Aku cemburu padanya.” Ungkap Gon melihat Hae Ra yang pergi.
Sharon
melihat keduanya berkomentar kalau jajak Pendapat sudah berakhir tapi mereka
yang masih bertengkar. Hae Ra ingin tahu apa yang dilakukan Sharon ditempat
yang sama. Sharon pikir Lingkungan perlu
dikembangkan agar bisa menjadi kaya.
“Datanglah
ke tokoku besok, Ada yang ingin kukatakan.” Ucap Sharon. Hae Ra pikir katakan
sekarang saja. Sharon mengaku tak bisa lalu beranjak pergi.
Soo Ho
melihat mobilnya banyak lembaran kertas di atas mobilnya bertuliskan “Moon Soo
Ho Keluar!” dan hanya bisa terdiam. Hae Ra melihat dari kejauhan dan langsung
mengomel kalau mereka harus menghemat kertas sambil melepaskan semua kertas
yang menempel di mobil.
“Kau Masuklah.
Aku akan melepaskannya untukmu... Di tempat kerja, kita selalu harus mencetak
bolak balik. Ini adalah limbah kertas yang bagus.” Komentar Hae Ra. Soo Ho bisa
tersenyum melihat Hae Ra.
“Maafkan
aku, Hae Ra.” Kata Soo Ho menarik Hae Ra agar mau menatapnya. Hae Ra ingin tau
untuk apa. Soo Ho hanya bisa tersenyum tanpa bisa berkata-kata
“Aku
berharap lebih buruk. Mereka adalah orang baik. Apa yang akan kau lakukan jika
mereka melempar batu bata? Jangan pedulikan mereka. Kita sudah menduga hal ini
terjadi, kan?” kata Hae Ra mencoba menyakinkan.
Soo Ho
hanya bisa tersenyum karena ada Hae Ra yang memberikan semangat, saat itu
tiba-tiba kepala Soo Ho terkena lemparan batu.
Hae Ra panik dan melihat ada anak buah Tuan Park sengaja melakukannya.
Soo Ho langsung mendorong Hae Ra agar masuk ke dalam mobil dan pergi.
“Kau akan terluka jika kau bersamanya. Apa kau
tidak ingat?” gumam Sharon yang diam-diam melihat keduanya pergi.
Hae Ra
akhirnya menempelkan plester diwajah Soo Ho
karena Pendarahan berhenti dan berpikir kalau perlu minum obat
penghilang rasa sakit Soo Ho pikir tak perlu karena Hae Ra sudah merawatnya
dengan baik. Hae Ra pun menyuruh Soo Ho agar tidur yang nyenyak.
“Hae Ra
... Kau mengagumkan hari ini Dan kau yang tercantik.” Puji Soo Ho
“Apa kau
ingin aku memegang tanganmu?” kata Hae Ra. Soo Ho pun menganguk. Keduanya pun
saling mengenggam tangan.
“Seharusnya
kau bilang tidak... Itu bukan karena cinta pertamamu. Kenapa kau tidak
mengatakan itu?” ucap Hae Ra
“Lalu
Menurutmu kenapa? Aku tidak akan mengatakannya.” Kata Soo Ho. Hae Ra mengerti
kalau akan Simpan saja untuk Soo Ho sendiri.
“Aku
mendapat foto dari hari itu. Bagaimana menurutmu?” ucap Hae Ra memperlihatkan
baju pengantin. Soo Ho langsung memuji Hae Ra yang cantik.
“Aku
harus mencetaknya dan meletakkannya di mejaku.” Kata Soo Ho. Hae Ra pun
menyuruh Soo Ho mulai tidur. Soo Ho pun berbaring dengan tangan yang memegang
tangan Hae Ra.
Soo Ho
kembali bermimpi dengan ucapan Sharon “Kau akan terluka jika kau bersamanya.
Apa kau tidak ingat?” lalu bisa melihat gambaran dirinya ada disebuah rumah
yang dibakar dengan seseorang yang mengunakan pakaian yang bagus.
Akhirnya
Ia bangun dengan wajah kaget dan melihat ada darah yang mengalir didahi. Ketika
keluar kamar dikagetkan dengan melihat sosok Hae Ra yang mengunakan pakaian yang
sama bertanya apakah belum tidur. So Ho terlihat kaget dan memastikan lagi kalau
itu wajah Hae Ra.
Hae Ra
akhirnya mendekat dan panik melihat kepala Soo Ho kembali berdarah jadi
berpikir kalau mereka harus pergi ke IGD lalu berpikir untuk mengambil kotak
P3k. Soo Ho hanya terdiam seperti kebingungan karena selalu mimpi buruk.
Hae Ra akhirnya
memberikan plester lagi, melihat pendarahannya hampir berhenti lalu bertanya ada
apa sebenarnya bertanya Apa baik-baik saja. Soo Ho mengaku baik-baik saja
dengan memegang tangan Hae Ra.
Tuan Yoon
berjalan menaiki gunung, lalu merasakan ada orang yang mengikutinya dari
belakang. Seperti anak Tuan Park sengaja mengikutinya. Tuan Yoon dengan berjalan
terburu-buru menelp kantor Blacksmith's bertanya Apakah Pak Moon ada di sana
“Dia
belum datang ke kantor.” Ucap Tuan Han menatap ke arah ruangan. Tuan Yoon yang
panik tak bisa bicara langsung menutup telpnya.
Tuan Han
terlihat binggug. Tuan Yoon terus berlari sampai akhirnya melihat sisi jalan
berlawanan ada banyak orang, akhirnya ia berlari dan terjatuh. Si anak buah
siap memberikan pistol listrik, tapi Tuan Yoon berteriak meminta tolong.
Beberapa orang pun membantunya, anak buah Tuan Park pun pergi meninggalkanya.
Soo Ho
berbicara dengan Tuan Han di telp menanyaan keadaan Tuan Yoon dan mengucap
syukur karena baik-baik saja dan akan berbicara dengan Pak Yoon. Hae Ra dan
Bibi Lee sudah duduk di dapur menyapa Soo Ho yang baru keluar dari kamarnya.
“Bagaimana
kepalamu?” tanya Hae Ra. Soo Ho pikir Sudah lebih baik dan sekarang baik-baik
saja. Hae Ra mengaku Senang mendengarnya.
“Hae
Ra... Apa kau mungkin ingat pria ini?” tanya Soo Ho mempelihatkan foto pria
yang datang ke kantornya. Hae Ra merasa tak tahu dan ingin tahu siapa pria itu.
“Dia
adalah peneliti yang dulu bekerja dengan ayahku.” Ucap Soo Ho Hae Ra pun bertanya
Bagaimana Soo Ho tahu itu
“Dia
bilang dekat dengan ayahku. Mereka pergi mendaki bersama juga dan aku hanya
ingin Tanya saja.” Cerita Soo Ho
“Apa yang
dia katakan kepadamu?” tanya Hae Ra. Soo Ho mengaku kalau Tidak banyak.
“Dia
mengatakan bahwa teringat akan masa lalu.” Jelas Soo Ho. Hae Ra mengaku sama
sekali tidak mengingatnya dan ingin tahu Siapa namanya
“Dr. Do
Shin Jae.” Ucap Soo Ho. Hae Ra mencoba mengingat nama Dr. Do Shin Jae lalu
menyuruh Soo Ho duduk untuk sarapan.
Chan Ki
masuk ruangan memberikan usb kalau butuh waktu untuk menemukannya. Soo Ho
menatap komputernya seperti terlihat tegang.
Flash Back
Chan Ki
meminta izin untuk memindahkannya mobilnya karena menghalangi jalan, saat
itu ia sengaja mengambil memory black box
dan mengcopy di laptopnya. Akhirnya Soo Hoo bisa melihat video Dr Do bertemu
dengan Tuan Park.
“Dia
memang pernah bertemu dengan Ketua Park. Tapi Kami tidak yakin apa yang mereka
bicarakan.” Ucap Tuan Han
Hae Ra
mencoba mengingat nama Do Shin Jae karena pernah mendengar nama itu di suatu
tempat.
Flash Back
Tuan Jung
berpikir Dr Do Shin Jae Mungkin karena namanya Tapi menjadi maniak judi. Hae Ra
pun mendengarkan ayahnya bercerita. Tuan Park bercerita kalau Dr Do menemuinya
hari ini dan meminta untuk meminjaminya uang
“Dia
bilang akan memberiku Data penelitian Dr. Moon secara rahasia.” Cerita Tuan
Jung. Nyonya Jung merasa kalau Soo Ho aneh.
“Dia
benar-benar penjudi... Dr. Do Shin Jae, si penjudi.” Komentar Hae Ra.
Soo Ho
terus mengulang video saat Tuan Park bertemu dengan Dr Do. Saat itu Hae Ra
menelp mengatakan kalau ingat siapa pria itu adalah penjud bahkan mendengar
dipecat dari lab karena berjudi bahkan menggunakan dana lab. Soo Ho
mulai mengulang kembali rekaman video dan bisa membaca mulut Tuan Park yang
mengatakan "Rumah".
Flash Back
Tuan Park
menjabat tangan kalau mendengar Dr Do sering berkunjung ke rumah. Dr Do
tersenyum bahagia seperti kembali bertemu teman lama.
“Do Shin
Jae adalah penjudi, dan disuap oleh Park
Chul Min. Mereka memalsukan saksi. Hal ini lebih menguntungkan kita sekarang. Cari
lebih banyak bukti mengenai hal ini.” Ucap Soo Ho
“Baiklah,
aku akan memeriksa rumah judi mana yang dia kunjungi.” Kata Tuan Han. Soo Ho
pun mengucapkan terimakasih pada Chan Ki.
Hae Ra
mengangkat telp dari telp kantornya sebagai bagian Departemen Bisnis Umum.
Sharon sengaja menelp menyuruh Hae Ra agar mampi ke tokonya hari ini.
Didepanya, Baek Hee mengeluh kalau seharusnya Sharon memiliki sesuatu yang
lebih mewah
“Dari
mana kau mendapatkan kain murahan ini?” keluh Baek Hee melihat kain yang
diperlihatkan Seung Goo.
“Ada
sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu. Kau akan menyesal jika tidak datang.” Kata
Sharon
“Ini
dicatat menurut peraturan kami.” Ucap Hae Ra karena tak boleh berbicara pribadi.
“Aku akan
terus menelpon kantormu jika kau tak datang.” Ucap Sharon. Hae Ra akhirnay
memutuskan akan menemuinya nanti.
Baek Hee
meminta Sharon agar mengunakan kain berkualitas lebih tinggi untuk gaun
pengantin karena kain dengan corak seperti itu tidak bisa diterima. Sharon
menegaskan kalau tak akan melakukanya. Baek
Hee ingin tahu kapan Sharon akan selesai membuat pakaiannya.
“Semuanya
termasuk mantel musim semimu, celana panjang, Gaun panjang, dan rok mini akan
diselesaikan dalam dua minggu. Jadi Pergi sekarang.” Kata Sharon sini
“Apa kau
tidak akan melakukan pengukuran?” kata Baek Hee, Sharon langsung memeluk Baek
Hee untuk mengukurnya tanpa memakai meteran.
“Aku
telah mendapatkan setengah inci untuk pinggangmu.” Ucap Sharon . Baek Hee hanya
berkomentar kalau Sharon itu Menyeramkan.
Soo Ho
menunggu diatap gedung, Tuan Yoon menuruni tangga bertemu dengan Soo Ho meminta
agar Soo Ho berjanji akan melindunginya maka akan bertobat atas dosanya dimasa
lalu. Soo Ho pun berjanji akan melindunginya.
“Aku
melihat Park Chul Min... Pada tanggal 21 Desember, Saat laboratorium terbakar. Aku
tukang antar pesanan untuk sebuah restoran. Apa kau ingat kafetaria tidak buka
pada malam menakutkan itu?” ucap Tuan Yoon. Soo Ho mengaku mengingatnya.
“Aku
pergi untuk mengantarkan makanan ringan pada Jumat malam. Aku sedang dalam
perjalanan untuk mengantarkan makanan hari itu juga. Aku melihat Park Chul Min lari
dari lab dengan tergesa-gesa. Dia mungkin melakukannya karena kaget dengan
ledakan tersebut.” Cerita Tuan Yoon.
“Awalnya
aku berpikir sama. Tapi suatu hari, dia tiba-tiba membual bahwa dia mengganti
mobilnya dan membeli rumah. Dia hanyalah pelanggan biasa di restoran kami. Jadi
aku mengancamnya untuk melihat bagaimana reaksinya. Kukatakan padanya bahwa aku
melihatnya malam itu.” Ucap Tuan Yoon
“Aku
bertanya padanya apa yang akan dia berikan padaku sebagai imbalan karena tidak
melaporkannya pada polisi. Dia memberiku sebuah rumah dan tanah... Maafkan aku.”
Kata Tuan Yoon merasa bersalah
“Aku akan
memastikan untuk melindungimu. Kau bisa memberi kesaksian tentang apa yang baru
saja kau katakan Kepada polisi kan?” kata Soo Ho. Tuan Yoon pun akan
melakuanya.
“Kurasa
aku perlu melakukan ini agar anakku bisa sadar kembali. Dan... Aku minta maaf.”
Kata Tuan Yoon merasa bersalah.
Ji Hee
mengambil foto selfie dengan kameranya, mereka makan bersama di restoran. Ketua
Tim memuji kalau rasa makananya enak bahkan restoran memiliki sejarah lebih
dari 50 tahun yaitu Menjadi tempat yang terkenal untuk melamar sejak dulu.
“Wahh... Pantas.
Aku sangat cemburu.” Komentar Ji Hee. Hae Ra melihat restorn berpikir kalau pernah
ada di sini sebelumnya.
“Apa
mantan mu pernah melamarmu di sini?” kata Ji Hee mengejek. Ketua Tim mengeluh
mendengarnya menyuruh Ji Hee agar makan saja dulu.
“Akan
lebih bagus lagi jika aku dilamar disini dan datang lagi untuk ulang tahun
pernikahan kita.” Ucap Ji Hee
“Siapa yang
menikah saat ini? Ini norak, Lebih baik Tinggallah sendiri dan Pernikahan
adalah makam..” Keluh Ketua Tim
“Meskipun
begitu aku tetap akan menikah.” Kata Ji Hee. Sementara Hae Ra memikirkan Ulang
tahun pernikahan.
Ia
akhirnya bertanya pada seorang pelayan yang sudah cukup tua, apakah menyimpan
buku pengunjung dari masa lalu. Pelayan itu menganguk dan mengajak Hae Ra
kesebuah ruangan. Hae Ra mencari bagian
foto dengan mencari di tanggal 20 Oktober lalu dengan senyuman bahagia menemukannya.
Ia
melihat foto ayah dan ibunya sedang merayakan uang tahun pernikahan yang
bertuliskan “Ulang tahun pernikahan kami yang ke 15! Kami bertemu saat kami
berumur 20. Sekarang, kita adalah orang tua Hae Ra. Aku mencintaimu!”
“Ayahku
ada di sini malam itu.” Ucap Hae Ra karena yakin bukan ayahnya yang
melakukanya. Ketua Tim memanggil Hae Ra agar mencoba desert. Hae Ra meminta
agar meminta waktu.
Hae Ra
masuk ke dalam Blacksmith lalu berlari masuk ke ruangan dan Soo Ho. Akhirnya Soo
Ho pun bisa tersenyum bahagia sambil menepuk pungung Hae Ra. Akhirnya Hae Ra
mengaku sangat lega dan akan pulang karena memakai cincin lamaran dari Soo Ho.
Soo Ho pun tersenyum bahagia.
“Apa
pekerjaanmu masih banyak?” tanya Hae Ra. Soo Ho menganguk.
“Aku akan
menunjukkannya di rumah.” Kata. Hae Ra Soo Ho pun menganguk mengerti dan akan
bertemu nanti.
Hae Ra
datang menemui Sharon ke tokonya. Sharon merasa masih ingat saat pertama kali bertemu,
Hae Ra yang berjalan dengan wajah dingin dan kusam. Hae Ra tak ingin
berlama-lama ingin tahu alasan memanggilnya datang.
“Selamat
atas pernikahan mu... Aku mendengarnya dari bibimu.” Ucap Sharon
“Apa kau
bertemu dengan Bibi Sook Hee?” tanya Hae Ra heran. Sharon mengatakan
membuatkannya semi mantel.
“Aku
tidak berada di rumah itu. Jangan khawatir, tapi Dia datang kemari.” Jelas Sharon
“Kami
tidak akan segera menikah.” Tegas Hae Ra. Sharon pikir Itu mungkin tidak akan
terjadi selamanya, karena Soo Ho tidak bisa menikahi anak dari pembunuh
ayahnya.
“Kenapa
kau ingin menemuiku?” tanya Hae Ra kembali. Sharon pikir Hae Ra ingin memakai
gaun pengantin buatannya. Hae Ra mengaku Tidak lagi.
“Aku akan
membuatnya.. Untukmu.” Kata Sharon. Hae Ra menjawab kalau tidak akan memakainya
dan pamit pergi.
“Aku
menyukai Moon Soo Ho... Aku tidak bisa menahannya... Dia adalah orang yang
hebat.” Akui Sharon sebelum Hae Ra pergi
“Kenapa
kau mengatakan padaku?” tanya Hae Ra. Sharon pikir Hae Ra bisa melihat kalau
dirinya yang cukup aneh. Hae Ra mengakui kalau Sharon sangat aneh.
“Itu
karena aku menyukainya... Tapi... Aku membiarkan dia pergi. Aku ingin membuat
gaun untuk calon pengantin wanitanya.” Ucap Sharon. Hae Ra ingin tahu alasanya.
“Itu
membuatku terlihat keren.” Kata Sharon. Hae Ra mengaku masih berpikir Sharon sangat aneh lalu
berjalan pergi. Sharon menegaskan kalau akan tetap membuatnya.
Baek Hee
membaca buku di ruangan tengan dan mendengarkan siara radio
“Kisah
selanjutnya... Sebuah kuburan yang berasal dari Dinasti Joseon ditemukan di lokasi
konstruksi di Eunseong-gu. Kuburan yang ditemukan itu adalah milik Koo Jeom
Bok, yang identitasnya tidak diketahui. Di peti mati kayu yang dipelihara
dengan sempurna, juga ditemukan sebuah cerita yang ditulis dalam bahasa Korea bersama
dengan gambar dan doa yang tulus. Dunia akademis memberikan banyak perhatian. Reporter
Kim Jin Seon akan memberi Anda rincian lebih lanjut.”
Baek Hee
langsung terlihat bahagia karena akhirnya menemukan peninggalan Jeom Bok.
Soo Ho
membaca berita di tabnya dengan judul "Dibombardir Dengan Sewa Setelah
Pembangunan Kembali" lalu tiba-tiba merasakan kesakitan dengan kembali
mendengar suara Sharon “Kau adalah suamiku, Tapi kau jatuh cinta dengan pelayanku
dan mencampakkanku.” Wajahnya pun mulai panik karena merasakan sesuatu yang
aneh.
Akhirnya
Soo Ho datang ke rumah Baek Hee, Baek
Hee melihat Soo Ho yang tampak lelah. Soo Ho bercerita kalau Belakangan ini
banyak hal aneh dengan wajah ketakutan dan bingung.
Di rumah
Sharon seperti sedang melakukan ritual dengan kain yang dibuatnya untuk sebuah
kemeja, sementara Baek Hee mendenagr cerita Soo Ho mengartikan kalau Sharon, Orang
gila itu mengatakan Beberapa hal aneh saat dia berada di sana.
“Mentalnya
tidak stabil... Kau tak perlu merisaukan kata-katanya.” Ucap Baek Hee
menyakinkan Soo Ho
“Dan cerita
yang kau ceritakan selama kuliah mulai muncul di kepalaku seperti masa laluku.”
Cerita Soo Ho
“Itu
karena Aku adalah seorang pendongeng yang hebat.” Baek Hee menyakinkan.
“Nyonya
Jang... Apa kau percaya pada kehidupan lampau?” tanya Soo Ho.
“Entahlah...
Aku tidak berpikir setiap orang memiliki kehidupan lampau. Tapi jika kau pergi dengan
kerinduan atau dendam, kau mungkin akan kembali setidaknya satu kali.” Jelas Baek
Hee
“Aku
tidak percaya pada hal-hal itu.” Ungkap Soo Ho. Baek Hee pikir Soo Ho jangan
percaya dengan hal itu.
“Tapi ada
sesuatu yang aneh... Kurasa ada sesuatu untuk ini.” Ucap Soo Ho. Baek Hee
menatap Soo Ho seperti merasa bersalah.
Flash Back
Baek Hee
menatap bahagia hasil karya Jeom Bok yang mengambarkan wajah Boon Yi dengan
Myung Soo sebagai pasangan. Ia sebelumnya berpesan agar Hilangkan saja itu
dengan bakat luar biasanya Dan tolong tuliskan kisah yang luar biasa ini
“Soo
Ho... Tak lama lagi, cerita dan gambar dari kuburan yang berasal Dinasti Joseon
akan diungkapkan. Itu adalah kehidupan masa lalumu. “ ucap Baek Hee.
Soo Ho
keluar rumah dengan wajah kebingungan, teringat kembali yang dikatakan Baek Hee
“Jadi Ingat saja ini. Wanita yang berpakaian sutra, berpura-pura menjadi
istrimu adalah wanita jahat yang membunuhmu. Lalu Kau ditakdirkan bersama dengan
gadis pelayan baik hati yang memiliki bekas luka bakar di wajahnya.”
“Kau
bilang Bekas luka bakar di wajahnya?” ucap Soo Ho kaget karena sebelumnya ia
yang memiliki bekas luka bakar.
“Bukankah
itu yang aneh tentang takdir kita? Kau juga punya bekas luka bakar di wajahmu
saat kau muda.” Kata Baek Hee.
Soo Ho
kembali pulang ke rumah, saat itu terdengar suara bergema yang mengatakan “Kau
tampak lelah.” Saat itu juga Soo Ho melihat wajah Hae Ra yang mengunakan
pakaian bagus sementara Sharon dengan pakaian pelayan dan tampak lusuh, bahkan
luka bakar diwajahnya.
Bersambung
ke episode 16
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar