Joo Yeon
memimpin memberikan hormat pada Guru BP yang baru masuk. Guru BP pun meminta
murdinya agar membuka buku. Shi Kyung
tetap berbaring di mejanya, Guru BP berteriak Lee Shi Kyung, tapi Shi Kyung
tetap diam. Guru BP berteriak menyuruh Shi Kyung agar berdiri. Shi Kyung
akhirnya hanya diam saja.
“Shi
Kyung... Apa Kau tidur saat gurumu ada di dalam kelas? Apa kau pikir aku
bercanda? Berdiri sekarang juga!” teriak guru Bp. Shi Kyung akhirnya berdiri
dengan wajah lunglai.
“Pergilah
ke luar sekarang dan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali.” Kata Guru
BP. Shi Kyung hanya diam saja.
“Apa
kata-kataku tidak kau anggap? Berlari mengelilingi lapangan 10 kali. Sekarang
juga! Apa yang sedang kau lakukan?” teriak Guru Bp.
“Aku akan
menemaninya.” Ucap Ga Ram berdiri dari tempat duduknya, Semua anak akhirnya
ikut berdiri untuk menemani Shi Kyung.
Semua
anak berlari berkeliling lapangan dengan guru yang natap di pinggir lapangan.
Ga Ram mengajak bicara pada Shi Kyung apakah tahu anak-anak belum bisa
meletakkan bunga di kursi Bom. Shi Kyung hanya diam saja.
“Kami
semua merasa sedih dengan meninggalnya Bom. Padahal, tidak sepertimu... Bom
adalah teman kami semua.” Kata Ga Ram
“Beritahu
mereka untuk menaruh bunga di sana. Apa aku pernah melarang mereka?” ucap Shi
Kyung seperti tak peduli
“Bukan
begitu maksudku, kau bisa meletakkan bunga di atas kursi Bom.”kata Shi Kyung
“Lakukan
apapun yang kalian mau. Kalian bisa mengutukku jika kalian mau. Aku akan
melakukan apapun yang kalian mau, jadi tinggalkan aku sendiri.” Kata Ga Ram
marah
“Menangislah
jika kau mau... Kau bisa menangis jika mau. Bom sudah pergi, dan kau belum
menangis. Kami ingin menangis juga, tapi kami menahannya.... Shi Kyung... Kau
bisa jujur dengan perasaanmu... Menangislah sebanyak yang kau mau.” Ucap Ga
Ram.
Shi Kyung
akhirnya berlari sambil berteriak histeris, lalu jatuh lemas dan menangis
sambil berbaring di lapangan, dan menatap langit berharap Bom melihatnya. Semua
anak pun ikut menangis yang selama ini ditahan olehnya.
Shi Kyung
pergi menemui guru Park di ruang guru dengan Bibi Oh duduk didekatnya. Guru
Park bertanya apala Shi Kyung ingat
kapsul waktu yang mereka kubur
“Setelah
pemakaman orang hidup, saat Bom berangkat ke Seoul, Dia mengirimiku foto itu.
Dia menyuruhku mengirimkannya padamu. Aku akan mengirimkannya kepadamu.” Ucap
Guru Park memberikan gambar Bom yang memberikan tanda love dibawah pohon.
Shi Kyung
pergi ke bawah pohon besar, lalu mengali tanah dan melihat botol kapsul lalu
menemukan sebuah cincin yang ditinggalkan Bom, wajahnya langsung kembali sedih
dan akhirnya membaca surat yang ditinggalkan Bom.
“Bernard,
kau sudah tidur seharian, 'kan? Apa kau akan menyendiri lagi? Aku datang ke
sini untuk meninggalkan cincin. Itulah sebabnya aku mampir ke tempat yang kita
biasa datangi.
“Saat
berada di ruang privasi di Hospice, itu sangat sulit. Kenapa aku sakit parah?
Kenapa hidupku sangat singkat? Tapi aku tidak tahu kapan mulai menerima semua
ini...Tapi aku sudah mulai menerima semua ini. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal
dengan hati yang bahagia. Dan pergi dengan hati yang ringan.”
Bom
berada di ruangan privat sendirian dan sempat melihat Shi Kyung dengan
teman-temanya datang ke rumah sakit untuk menjadi relawan. Bom juga mendengar
Shi Kyung yang melihat ibunya didepan pintu. Shi Kyung terus menangis mengingat
kejadian sebelumnya.
“Aku
ingin mengembalikan semua yang bukan milikku. Ringan... ringan Itulah sebabnya
aku meninggalkan cincin ini di sini. Aku tahu ini mungkin aneh, tapi dengan
logika ini... Kupikir aku juga mengembalikan tubuhku. Karena tubuhku bukan
milikku. Mari kita kembali ke tanah.”
Bom
menatap jendela sendirian, lalu melihat boneka dalam ruanganya. Ia juga
merasakan berada dalam peti menyampaikan pesan pada teman-temanya dengan
senyuman bahagia. Shi Kyung sedih melihat cincin yang ditinggalkan Bom. Tuan
Kim berbaring di kamarnya pun, meninggalkan ruangan ditempat selama ini dirawat
karena ruhnya sudah diambil.
Ga Ram
pikir kalau tempat ini akan berubah jadi resort, Yong Gi berdiri dari tempat
duduknya, Mereka semua kaget karena Shi Kyung datang. Gae Ram langsung memeluk Ga Ram memuji kalau sudah membuat
keputusan yang tepat.
Flash Back
Bom
mancing bersama dengan Shi Kyung yang memberitahu kalau akan memberitahu siapa
Shi Kyung sebenarnya. Shi Kyung
penasaran ingin Bom memberitahunya.
“Kau
seperti itu.” Ucap Bom menunjuk ke arah matahari. Bom pikir Shi Kyung adalah Sinar
matahari.
“Kau
membuat orang lain merasa nyaman dan hangat.” Ungkap Bom. Shi Kyung merasakan
sebuah Perasaan merinding.
“Kau
adalah satu-satunya orang yang mengatakan hal-hal seperti ini padaku. Jika
semuanya berjalan baik, semua berkat dirimu, Bong Gu.”ungkap Shi Kyung
“Duk Boon
adalah nama Nenek.” Ejek Bom. Shi Kyung pikir kalau lelucon yang bagus dan akan
mencobanya.
“Pizza
yang paling aku benci adalah...” kata Shi Kyung berusaha melucu. Bom menjawab
Buku yang terbuka.["Buka" terdengar seperti "pizza."] lalu
keduanya tertawa.
“Kau
seperti Bong Gu saat tertawa seperti itu.” Kata Kai. Bom pun memuji dirinya
adalah Bong Gu. Keduanya tertawa bersama.
Shi Kyung
duduk didepan rumahnya, tangga rumah seperti tempat bertemunya dengan Bom. Shi Kyung kembali membaca kembali surat yang
dituliskan Bom.
“Lee Shi Kyung... Bahkan saat kau
membaca surat ini... Aku mungkin akan melihatmu. Aku tidak akan secara fisik
berada di sana. Tapi, aku yakin aku bisa melihatmu.”
Shi Kyung
seperti bisa melihat Bom yang mengatakan “Swag!” dan Bom juga melakukan hal
yang sama.
“Jadi, jangan hanya tidur seharian.
Lakukan hal yang kau sukai. Buat orang lain merasa nyaman dan hangat. Jika kau
memikirkanku, gunakan telepatimu. Kau tak pernah tahu. Aku mungkin menunjukkan
keajaiban.”
“Kau
bersungguh-sungguh, 'kan? Aku akan menggunakan telepatiku. Kau harus berada
disana.” Kata Shi Kyung mengangkat tangan akan menyampaikan telepati.
“Ibu akan
membelikanku smartphone. Shi Young akan memanggilku "Oppa". Itulah
pesan telepati pertama yang kukirimkan kepadamu. Tunjukkan keajaiban padaku.”
Cerita Shi Kyung menatap ke arah sampingnya seperti mengajak bicara dengan Bom.
Nyonya Oh
memberitahu Shi Young kalau akan mengembalikan ponselnya yang dulu. Shi Young
pikir Dulu berpikir tidak bisa hidup tanpa itu tapi ternyata bisa bertahan
dengan ponsel flip yang jadul. Nyonya Oh tahu Shi Kyung yang kehilangan
ponselnya jadi membelikan yang baru.
“Karena
ini semester baru, Ibu ingin kau fresh kembali.” Kata Nyonya Oh Shi Kyung hanya
bisa melonggo melihat ponsel yang bisa digunakan untuk bermain games
“Kau
tampak keren saat datang ke Hospice tadi.” Puji Shi Young. Shi Kyung ikut
melonggo.
“Ibu
belum pernah mendengarmu mengatakan hal seperti itu pada Shi Kyung.” Komentar
Nyonya Oh
“Aku
tahu. Aku bahkan ingin memanggilnya "Oppa".” Kata Shi Young lalu
keluar dari rumah. Shi Kyung makin lebar melonggo mendengar kalau dipanggil
Oppa.
“Itu
tidak masuk hitungan. Dia tidak memanggilku "Oppa".” Ucap Shi Kyung
mengangkat kepalanya seperti mengajak bicara Bom.
Shi Kyung
sibuk dengan ponselnya, lalu menerima pesan dari adiknya “Aku sedang mencari file audioku, dan
menemukan ini. Aku menemukan foto yang kau ambil di ponselku. Aku akan
mengirimkannya kepadamu.” Shi Kyung melihat foto yang dikirimkan adiknya
“Kim Bom.
Ini foto saat pertama kali kita bertemu.” Ucap Shi Kyung melihat Bom yang
tergantung di pohon sambil mengucap layar ponselnya lalu membuka rekaman video.
Shi Kyung
mendengar suaranya “Aku senang bersamamu juga. Dan juga, terima kasih karena
memberitahuku lebih dulu.” Ia tahu kalau
itu adalah rekaman saat Bom yang mengajaknya berpacaran dan ingin memberikan
jawaban.
“Kurasa
aku butuh lebih banyak waktu untuk berpikir. Aku tidak tahu kenapa. Baik... aku
akan jujur. Mungkin... Aku benar-benar tidak bisa mengambil keputusan saat ini.
Banyak wanita di sekitarku, ibuku, bibiku, dan Shi Young. Jujur saja, kupikir
semua wanita seperti Shi Young. Keras kepala, kekanak-kanakan, dan egois”
“Apa kau
benar-benar disana?... Ayah... Apa Bom ada di sampingmu?” ucap Shi Kyung
mengajak ayah dan Bom bicara.
Kepala
Perawat mengaku tidak tahu banyak tapi hanya mendengar mereka akan mengubahnya
menjadi resort. Shi Kyung bertanya apakah Kepala Perawat sudah memberitahu
penyanyi itu tentang situasi di rumah sakit. Ga Ram menjawab tidak karena Tae
Min berusaha menghindari orang-orang yang ada di rumah sakit
“Apa
berbicara dengannya bisa membantu? Sepertinya dia orangcyang keras kepala. Apa
yang akan kau lakukan?” ucap kepala Perawat
“Kita
harus melakukan sesuatu.” Kata Shi Kyung sudah kembali seperti dulu.
“Astaga,
dia sulit diatasi. Dia sering datang, tapi kau lihat sendiri kalau dia tidak
pernah masuk. Dia hanya berkeliaran di luar dan kemudian pergi. Dia tidak
tertarik dengan tempat ini.” Kata Kepala Perawat kesal
“Itu
benar... Itu bisa jadi alasannya. Mungkin dia tidak tahu seperti apa tempat
ini.” Kata Shi Kyung yakin.
Tae Min
kembali datang ke rumah sakit dengan managernya yang mengambil gambar. Shi
Kyung menyapa Tae Min dengan percaya diri. Tae Min bertanya apakah Shi Kyung
mengenalnya. Shi Kyung pikir itu sudah pasti karena Neneknya adalah penggemar
Tae Min.
“Dia
sangat suka lagu ini...”Hei, yang disana! Hei, yang disana! Kau akan tetap di
belakang, tapi aku, aku akan kembali. Hwang Jin Hee, Hwang Jin Hee, Hwang Jin
Hee!” kata Shi Kyung yang menyanyi dan membuat ketiganya menari.
“Kau menyanyikan
laguku dengan sangat baik untuk pemuda sepertimu ini.” Ungkap Tae Min memuji.
Shi Kyung pikir Tidak juga.
“Apa kau
ingin tanda tanganku?” tanya Tae Min, Shi Kyung mengaku bukan dirinya.
“Ada
seseorang di sana yang ingin bertemu dengan Anda dan mendapatkan tanda tangan
Anda. Aku akan merekam Anda saat Anda masuk ke dalam. Aku akan menyiarkannya ke
sekolahku.” Ucap Shi Kyung siap dengan ponselnya. Tae Min pun setuju.
Shi Kyung
memberikan kode agar semua orang yang ada diruang tengah memberikan tepuk
tangan, Semua relawan dan pasien pun mengelu-ngelukan nama Tae Min layaknya
fans.
“Terima
kasih sudah menyambutku seperti ini. Tidak perlu mempersiapkan semua ini saat
kalian semua sedang sakit. Aku tidak tahu bagaimana membalas kebaikan kalian
semua..” Ucap Tae Min tersangjung. Shi Kyung tetap merekam video dengan
ponselnya.
“Nyanyikan
sebuah lagu!.. Nyanyikan sebuah lagu!”teriak semua orang
“Melihat
kalian semua seperti ini, aku ingin menyanyikan seratus lagu. Tapi, seperti
yang kalian semua tahu, aku punya jadwal yang sangat padat. Apa yang bisa
kulakukan?” kata Tae Min, mereka meminta Tae Min agar bisa menyanyikan Satu
lagu saja.
“Aku
berjanji akan menyanyi saat datang kesini lagi. Aku mencintai kalian.” Ucap Tae
Min bergegas pergi.
Mereka
terus mengelu-elukan nam Tae Min, Tae Min berjanji akan bernyanyi lain kali.
Mereka tetap meminta aga Tae Min menyanyi, tapi Tae Min memilih untuk bergegas
keluar dari rumah sakit sambil mengeluh karena merasa dimanfaatkan.
“Mereka
tidak tahu berapa biaya untuk memintaku menyanyikan satu lagu.” Ucap Tae Min
sinis.
“Ajusshi,
kapan Anda datang kesini lagi? Anda akan menemui mereka lagi, kan?” kata Shi
Kyung datang sebelum Tae Min pergi
“Tentu
saja, tapi aku harus pergi hari ini.” Kata Tae Min dan saat itu seorang nenek
datang memanggil Tae Min Oppa.
“Aku
tidak yakin apa ini kau. Apa Kau tidak mengenaliku?” kata si nenek. Tae Min
bingung siapa nenek itu.
“Ini
aku... dari 15 tahun yang lalu... Jo Hee Ja, presiden klub penggemarmu. Ini
Sudah berapa lama?” kata Nenek Jo lalu jatuh pingsan, Shi Kyung melonggo kaget
dan Tae Min pun memegang tubuh Nenek Jo.
Dokter
Lee memeriksa Nenek Jo lalu kelaur ruangan. Tae Min bertanya apa pasien
baik-baik saja. Dokter Lee memberitahu kalau tidak lagi dalam bahaya, tapi
mereka harus menunggu dan melihat. Tae Min pun bica mengucap syukur dan
terimakasih.
“Hong
Shik, kita harus pergi.” Ucap Tae Min pada Managernya. Shi Kyung bertanya
mereka mau pergi kemana
“Aku ada
janji yang sangat penting di Seoul.” Kata Tae Min akan bergegas pergi
“Anda
tidak bisa pergi. Bagaimana dengan Ibu Hee Ja? Dia akan mencari Anda saat dia
sadar jadi Anda harus melihatnya sebelum pergi.” Kata Shi Kyung menahanya
“Siapa
yang tahu kapan dia akan bangun? Aku sibuk jadi
Minggir.” Kata Tae Min tak peduli
“Aku
tidak akan minggir. Kupikir dia adalah presiden klub penggemar Anda 15 tahun
yang lalu.” Kata Shi Kyung. Tae Min pikir tak hubungan dengan dirinya.
“Hatiku
sakit juga... Itu sebabnya aku menunggunya sampai sekarang.” Kata Tae Min
merasa sudah bisa melepaskan tanggung jawab.
“Tidak!
Anda tidak bisa pergi.” Kata Shi Kyung. Tae Min menyuruh Hong Sik agar segera
menyingkirkan Shi Kyung.
Hong Sik
tiba-tiba mempelihatkan ponselnya, Tae Min pun hanya bisa melonggo. Semua anak
melihat ponsel dengan foto Tae Min yang memeluk fansnya menjadiakn menduduki
peringkat nomor satu dalam pencarian di internet bahkan sudah mendapatkan
10.000 pengikut dalam satu hari, bahkan Semua komentar adalah pujian.
Dengarkan
ini... "Trot Angel, God Tae Min.".. "Aku mencintaimu, Tae
Min-ssi." "Tae Min-ssi, aku melihatmu dalam cahaya baru." ucap
Ji Hye seneng
“Apa
Orang bisa menjadi bintang internet dengan ini?” pikir Min Suk
“Manajernya
pintar mempostingnya di internet dengan cepat. Coba lihatlah "Penyanyi Tae
Min bertemu penggemarnya dari 15 tahun yang lalu dan bergegas
menyelamatkannya." ” Kata Ki Goon yakin
“Itu
tidak benar. Dia pingsan ke arahnya, dan dia kebetulan menangkapnya.” Ucap Min
Suk
“Mereka
bilang Tae Min cukup munafik.” Kata Shi Young merasa dongkol.
Nyonya Oh
kaget mengetahui Tae Min yang ingin merawat Hee Ja. Tae Min mengaku
mengkhawatirkan Nenek Jo jadi tidak bisa begitu saja meninggalkannya. Ia pikir Setidaknya
untuk beberapa hari ingin tetap berada disampingnya dan membantunya.
“Kau
sudah merawatnya. Bisakah kau membantunya?” ucap Direktur Park pada Nyonya Oh.
Nyonya Oh pikir itu bukan masalah untuknya.
“Aku juga
membutuhkan tempat untuk wawancara dengan reporter. Dimana tempat yang paling
bagus?” ucap Tae Min yang akan melakukan jumpa pers.
Hong Sik
keluar dari ruangan menerima telp dari
Reporter Jung memebritahu kalau Tae Min ingin melakukannya, karena Nenek
Jo adalah presiden klub penggemar saat Tae Min pertama kali memulai karirnya
jadi harus menjadwal ulang semuanya.
“Kupikir
kau berhasil mempertahankan dia di sini. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
ucap Ga Ram melihat Tae Min akhirnya masuk ke rumah sakit.
“Kita harus
melakukan sesuatu.” Kata Shi Kyung yakin walaupun terlihat kesal karena Tae Min
memanfaatkan keadaan.
Nenek Kim
merasa matanya yang sudah menjadi buruk, karena tidak bisa melihat semua
tulisan lalu bertanya Tanggal berapa hari ini. Kepala Perawat memberitahu Hari
ini tanggal 27.
“Tunggu,
sekarang... tanggal 27... Apa ada enam hari lagi? Ahh.. Tidak, lima hari?” ucap
Nenek Kim mengingat-ingat. Kepala Perawat melihat Nenek Kim merasakan ada
sesuatu yang asalah.
Nyonya Oh
merapihkan kama Nyonya Oh dan melihat Tae Min hanya berdiri didepan jendela
seperti menangis. Setelah Nyonya Oh keluar ia ternyata tertawa bahagia karena
namanya ada di Peringkat pencarian real time, nomor satu. Tapi saat itu Shi
Kyung masuk tanpa bicara.
“Sudah
berapa lama? Apa yang kau lakukan di sini?” ucap Tae Min kaget, Shi Kyung pun
balik bertanya kenapa Tae Min ada di ruangan Nenek Jo.
“Menurutmu
kenapa aku disini? Ini Sama seperti yang kau sarankan, aku menunggu Hee Ja
bangun. Aku membatalkan janji pentingku Kenapa kau repot-repot datang kesini.”
Ucap Tae Min. Shi Kyung mengaku ingin
melihat apakah ada berita di sini
“Seseorang
memberitahuku kalau ini semua adalah akting untuk mendapatkan kembali
popularitas Anda.” Aku sudah melakukan
hal-hal seperti itu, jadi aku bisa langsung menceritakannya Jika ini semua akting, aku akan memanggil
reporter. “ kata Shi Kyung
“kau
bilang Melakukan akting untuk mendapatkan kembali popularitasku? Siapa yang
mengatakan hal seperti itu?” kata Tae Min marah.
Shi Kyung
pikir benar juga karena Itu juga tidak masuk akal untuknya. Ia pikir Tae Min
adalah selebiriti yang sudah populer dan kaya jadi tak ada alasan melakukan
akting. Tae Min pun dengan bangga mengatakan kalau dirinya “God Tae Min.” Nenek
Oh terbangun memanggil “Oppa” Tae Min pun bertanya lebih dulu siap dirinya.
Nenek Oh bisa menjawab kalau itu Tae Min.
Akhirnya
Shi Kyung membuka pintu dan semua Nenek menjadi fans Tae Min sudah menunggu
dengan mengelu-elukan nama Tae Min. Mereka meminta tanda tangan dan Tae Min pun
memberikan dengan senyuman. Shi Kyung bisa bahagia melihatnya, bahkan membantu
mengambil foto.
“Kau
lihat itu, 'kan? Semua orang di sana menginginkan tanda tanganku. Bahkan di
kota pedesaan ini, aku punya banyak penggemar di sini. Kau harus datang ke
kota. Jika kau datang ke konserku, maka kau akan melihat banyak orang.” Ungkap
Tae Mi mendorong kursi Nenek Jo
“Semua
orang di sini ingin menonton konsermu juga. Mereka semua membicarakannya.” Kata
Nenek Oh. Tae Min tak percaya mendengarkanya.
“Lalu,
aku akan memberikan tiket ke konser akhir tahunku. Aku akan berbicara dengan
manajerku dan mengirimimu tiket juga, Hee Ja.” Kata Tae Min
“Aku
berharap bisa bertahan sampai akhir tahun. Aku menderita kanker serviks uterus
stadium akhir dan Sudah menyebar ke otakku sekarang. Aku masih berharap
keinginanku menjadi kenyataan. Ini adalah keinginanku untuk bertemu denganmu sekali
lagi sebelum meninggal.” Ungkap Nenek Joo
“Kenapa
kau tidak menghubungiku selama bertahun-tahun ini? Aku tidak akan mengabaikan
presiden klub penggemar pertamaku, walaupun betapapun sibuknya aku.” Ungkap Tae
Min
“Aku
sudah menghubungimu. Tapi aku tidak bisa menghubungimu melalui telepon, dan
semua surat penggemarku dikembalikan.” Kata Nenek Jo. Tae Min seperti merasa
bersalah.
Kepala
Perawat menarik Nyonya Oh di sisi rumah sakit, memberitahu kalau Ibu mertuanya
menanyakan tentang tanggal beberapa hari terakhir ini. Ia beprikir Awalnya, Nenek
Kim sudah lupa tanggal karena demensianya Tapi menurutnya hari ini, sepertinya bukan
karena itu.
“Bisakah
kau memikirkan sesuatu?” kata Kepala Perawat khawatir. Nyonya Oh pun berusaha
memikirkanya.
Nenek Kim
bertanya pada Nyonya Oh apakah sudah memutuskan ke mana mereka akan
jalan-jalan. Shi Kyung terlihat senang karena mereka akan pergi jalan-jalan.
Nyonya Oh menyuruh anaknya makan saja dan tak banyak komentar.
“Ayo
pergi ke suatu tempat di dekat sini. Tidak sembarangan orang bisa bepergian
jauh-jauh.” Kata Nenek Kim
“Siapa
yang berpergian jauh?”tanya Shi Kyung. Shi Young mencolek kakaknya agar tak
banyak bicara
Shi Young
memberitahu kalau hari ini adalah saat Ayah berangkat ke Afrika dalam beberapa
hari. Shi Kyung mengerti dan bertanya Apa hubungannya dengan jalan-jalan. Shi
Young heran kakaknya yang sungguh tidak ingat apa-apa.
“Apa aku
akan bertanya jika ingat?” keluh Shi Kyung
“Kita
seharusnya pergi jalan-jalan sebelum Ayah pergi. Itulah sebabnya Nenek bersikap
seperti itu.” Jelas Shi Young
“Apa Kita
pergi jalan-jalan? Kita akan pergi kemana?” ucap Shi Kyung penasaran
“Kita
seharusnya pergi, tapi kita tidak bisa pergi.” Ucap Shi Young. Shi Kyung
menanyakan alasanya.
“Pasti
sangat menyenangkan untuk tidak mengingatnya.” Keluh Shi Young
“Bagaimana
aku bisa mengingat semuanya sejak saat itu? Bagaimana aku bisa lupa saat Nenek
mengingat semuanya?” pikir Shi Kyung heran
“Nenek
melupakan percakapan yang baru saja kita lakukan. Tapi, dia mengingat hal-hal
dari dulu.” Kata Shi Young.
Sementara
Nyonya Oh bertemu dengan seseorang lalu menerima sesuatu dan wajahnya terlihat
kaget.
Bersambung
ke episode 16
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar