PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 12 Januari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 11 Part 2


 

PS : All images credit and content copyright : KBS
Hae Ra masuk dress room menaruh baju bersih tapi dikagetkan dengan Soo Ho yang akan menganti baju. Soo Ho mengejek kalau Hae Ra yang ingin mengintip saat ganti pakaian. Hae Ra mengaku haanya melihat pengering jadi datang untuk meletakan bajunya.
“Kupikir kau akan melindungiku.” Ejek Soo Ho berjalan ke arah pintu. Hae Ra bertanya ada apa.
“Itu pasti rusak. Aku tidak bisa membukanya.” Kata Soo Ho. Hae Ra ingin memegang gagang pintu tapi Soo Ho menahan tanganya.
“Kurasa itu akan terbuka saat kita berciuman.” Ucap Soo Ho mengoda
“Kita tidak bisa melakukan itu, Soo Ho. Aku harus melindungimu.” Kata Hae Ra
“Kita harus bermalam di sini. Tapi Aku harus pergi pagi-pagi sekali.” Ucap Soo Ho.
Hae Ra menyuruh Soo Ho untuk tidur saja,  lalu akan berjaga setelah itu tidur lalu menyadarkan diri pada dinding, tapi badanya malah mengenani saklar lampu dan membuat semua ruangan gelap.  Hae Ra panik tidak mematikannya dengan sengaja dan mencari skalar lampu. Saat lampu menyala Soo Ho sudah mencium dahi Hae Ra.
“Kita akan memiliki tamu di sini selama sebulan, Jadi biarkan aku menciummu hanya 30 kali.” Ucap Soo Ho mencium semua bagian wajah Hae Ra.

Keduanya berjalan di lorong sambil bergandengan. Hae Ra akan masuk kamar mengucapkan Selamat malam, tapi Soo Ho seperti enggan melepaskanya. Keduanya saling menatap dan akhirnya Soo Ho melepaskan tangan Hae Ra membiarkannya masuk ke dalam kamar. 
Sharon sibuk menjahit di sofa. Seung Goo mengeluh Sharon yang  tidak membangunkan padahal sudah ketiduran, setelah itu pamit pulang. Sharon memperlihatkan baju yang baru dijahitnya, lalu menanyakan pendapat Seung Goo tentang piyama itu.
“Kau bilang Piyama? Kau bisa memakai itu untuk upacara penghargaan. Tap Ini sangat cantik.” Ungkap Seung Goo. Sharon tersenyum bahagia karena Berhasil.
“Tapi Kenapa kau membuat ini?” tanya Seung Goo. Sharon menjawab Untuk merayunya. Seung Goo penasaran Merayu siapa sharon. 

Ji Hoon melatih semua karyawan Soo Ho di kantor dengan penuh semangat, lalu mendekati Chan Ki menanyakan keberadaan Tuan Han, Apakah sedang dalam pertemuan dengan Pak Moon. Chan Ki memberitahu Pak Moon pergi ke pertemuan sarapan kota dan Tuan Han sedang sangat sibuk kesana kemari.
“Jadi ini karena orang tua yang mengkhianati kalian.” Komenta Ji Hoon lalu menyuruh mereka kembali latihan. 

Gon menerima laporan dari Ji Hoon tentang Choi Seo Rin seperti tak pernah mendengarnya. Ji Hoon pikir tidak ingin mereka curiga,tidak bisa bertanya lagi lalu memberikan selembar karetas kalau  sudah menuliskan semua yang didengar.
“Dia memiliki banyak tanah ini dan sangat kaya. Mereka mencoba menguasainya, kan?” ucap Gon
“Dengan tanah yang luas ini, apa harga propertinya tidak meningkat dengan pembangunan kembali” ucap Ji Hoon. Gon pikir itu pasti.
“Akan sulit bagi Soo Ho untuk membujuknya dan Terima kasih atas pekerjaanmu. Apa ada yang kau butuhkan?” kata Gon
“Bisakah kau mengantarku ke Rumah Sakit Haneul?” kata Ji Hoon. Gon pikir itu dekat dan bertanya apakah Ji Hoon sedan sakit

Saat dimobil, Ji Hoon menelp seseorang memastikan Nama kliennya adalah Yoon Dal Hong itu adalah ayahnya dan anak laki-laki itu adalah Yoon Sang Jin. Gon mendengar nama Yoon Dal Hong seperti mengenalnya. Ji Hoon memastikan kalau Yoon Sang Jin ada di rumah sakit. 
Saat dirumah sakit, Ji Hoon masuk ke ruangan pasien Yoon Sang Jin yang belum sadarkan diri.  Ia mengaku sangat menyesal atas apa yang terjadi dan sangat ingin mempertahankan keanggotaannya Tapi itu adalah kebijakan gym. Gon melihat dari luar ruangan melihat ada buket bunga diatas meja seperti dari Soo Ho
“Dengar, anak muda dan Pikirkan tentang itu. Dia mengalami kecelakaan mobil, dan tidak sadarkan diri di tempat tidur. Jadi Tentu saja kau harus mengembalikan biaya atau mempertahankan keanggotaannya.” Ucap Tuan Yoon mebela anaknya.
Ji Hoon duduk dengan lemas di depan ruangan,  mengeluh kalau Orang kaya adalah sesuatu Bahkan saat anaknya sakit di tempat tidur, masih sedang memikirkan keanggotaannya. Tuan Yoon bahkan terus bertanya untuk menunda keanggotaan gym anaknya dan meminta diskon. Gon berkomentar kalauHal ini mengejutkan
“benarkan? Orang kaya lebih buruk.” Ucap Ji Hoon akhirnya menutup mulutnya bukan bermaksud membuat Gon tersinggung.
“ Yoon Dal Hong adalah orang yang mengkhianati Soo Ho dan membatalkan kontraknya. Anaknya terluka. Pasti suatu kebetulan, kan?” ucap Gon sangsi
“Karena kecelakaan itu disebabkan oleh kendaraan ngebut.Tentu saja. Pasti suatu kebetulan.” Kata Ji Hoon walaupun terlihat ragu. 

Soo Ho masuk ruangan meminta maaf pada Baek Hee karena datang terlambat. Baek Hee memberitahu kalau Karyawan Soo Ho  bercerita banyak jadi sangat menyenangkan dan melihat Soo Ho yang pasti benar-benar sibuk. Soo Ho mengaku kalau Ada banyak janji hari ini.
“Rumah bertingkat dua di Geumseong 2-dong, dan bangunan tua dengan toko alat tulis juga milikku. Tanahnya juga milikku.” Ucap Baek Hee.
“Apa Kau juga punya properti di Geumseong 2-dong?” ucap Soo Ho tak percaya
“Properti dan waktu adalah semua yang aku punya. Aku juga mendukung proyek kebangkitan lingkungan.” Ucap Baek Hee. Soo Ho pun mengucapkan Terima kasih
“Bagaimanapun, Park Chul Min tidak akan menjadi lawan yang mudah. Bagaimana kau akan berurusan dengan ketua Park?” ucap Baek Hee khawatir
“Ada sebuah perusahaan konstruksi yang menginginkan tanah dimana Laboratorium ayahku dibangun. Ketua Park menerima uang dari perusahaan dan membuat lab terbakar. Aku melihatnya meninggalkan lab dengan tergesa-gesa.” Cerita Soo Ho
“Ayahmu bisa saja  menjual gedung itu dan memindahkan lab.” Ucap Bae Hee
“Lab itu bangunan bersejarah. Banyak orang menentangnya dibongkar. Mereka bahkan menulis petisi. Tapi Ketua Park sengaja membuat korslet dan lab penuh bahan kimia jadi meledak. Dia pasti tahu ada seseorang di sana.” Ungkap Soo Ho
“Kau kehilangan ayahmu, dan ibumu pingsan karena shock. Jadi aku tinggal dengan keluarga Hae Ra.” Ucap Baek Hee tiba-tiba merasakan tubuhnya kedinginan
“Apa kau kedinginan?” tanya Soo Ho khawatir. Baek Hee mengelengkan kepala karena hanya teringat seseorang.
“Seseorang yang menanamkan keserakahan di benak Chul Min saat muda. Orang yang menyuruhnya untuk menjadi kaya dengan cara apapun.” Cerita Baek Hee. Soo Ho ingin tahu apakah itu seseorang yang dikenal Baek Hee.
“Ngomong-ngomong, aku akan mendukungmu.” Kata Baek Hee mengalihkan pembicaraan. Soo Ho pun bisa tersenym lebar. 

Baek Hee keluar dari kantor menatap jalan lurus didepanya merasa kalau ini sangat aneh.
Flash Back
Sharon sedang menghitung uang menceritakan kalau mengatakan pada Chul Min untuk menjadi kaya dengan cara apa pun. Baek Hee bertanya apakah mengatakan itu Karena mengasihaninya. Sharon membenarkan dan merasa kalau Baek Hee tak pernah tahu, dirinya mungkin butuh bantuannya nanti.
“Karena dia tidak akan pernah melupakanku.”ucap Sharon yakin, mereka pun tetap sibuk menghitung uang. 

“Kau memanfaatkan hatinya yang tak berdosa, dan mengubah Chul Min menjadi monster.” Gumam Baek Hee marah
Tuan Park pun menyakini yang dikatakan Sharon “Jadilah orang kaya, Chul Min dengan cara apapun dengan wajah licik.” Soo Ho pun melihat ledakan dalam lab milik ayahnya.
“Chul Min ingin membuktikannya padamu, Jadi dia menjual nuraninya.” Gumam  Bae Hee mengingat saat pertama kali bertemu Tuan Park kembali
Soo Ho akhirnya dibawa oleh Tuan Jung untuk tinggal dirumahnya dan bertemu dengan Hae Ra.  Baek Hee tahu Dan karena itu Soo Ho dan Hae Ra bertemu.
“Monster yang kau ciptakan membawa mereka bersama.” Gumam Baek Hee marah berdiri didepan jalan. 

Sharon sibuk dengan pakian lalu melihat jamnya sambil mengeluh karena seseorang yang belum datang. Saat itu terdengar seseorang masuk melewati pintu. Sharon penuh semangat menyambutnya, tapi yang datang malah Gon.
“Aneh melihatmu di sore hari.” Komentar Sharon. Gon mengatakan ingin memesan jas.
“Aku sibuk hari ini.” Ucap Sharon sinis. Gon meminta agar mengukurnya saa
“Membuat pakaian dimulai dengan melakukan pengukuran. Kenapa kita tidak minum kopi saja hari ini?” kata Sharon meminta Seung Goo agar membawakan kopi.
“Apakah namamu Choi Seo Rin?” ucap Gon yang membuat Sharon kaget.
“Yah. Kurasa kau melihat dibuket bunga, Tapi Aku tidak suka nama asliku jadi Panggil saja aku Sharon.” Tegas Sharon sinis 


Gon melihat piyama yang dibuat Sharon memujinya kalau itu cantik dan ingin tahu milik siapa. Sharon mengaku itu miliknya dan menawarkan Gon untuk mencobanya. Gon langsung menolak.
“Kau tidak terlihat seperti orang jahat. Aku akan membuatkanmu jas.” Ucap Sharon
“Aku ingin membantu Hae Ra. Aku bekerja dengan orang-orang yang ingin membangun kembali Geumseong-dong. Ayahku berjanji untuk memberikan sebuah toko untuk Hae Ra jika pusat perbelanjaan dan apartemen baru dibangun.” Jelas Gon. Sharon ingin tahu alasanya.
“Kami berutang pada Hae Ra.” Ungkap Gon. Sharon pikir kalau  ini menarik.
“Bisnis Pak Moon harus gagal, agar Hae Ra bisa punya banyak uang.” Komentar Sharon
“ Ketika lingkungan ini dibangun kembali, itu juga akan baik untukmu. “ pikir Gon
“Apakah Pak  Moon tahu tentang toko yang dijanjikan untuk Hae Ra itu?” tanya Sharon. Gon pikir belum.
“Hae Ra juga menentang pembangunan kembali.” Jelas Gon
“Aku memutuskan untuk membantu Pak Moon.” Balas Sharon. Gon berharap agar mengubah keputusannya. Sharon tak banyak komentar meminta Gon datang dua hari lagi untuk pengukuran. 


Soo Ho berbicara pada pegawainya memberitahu Begitu waralaba besar dibuka, maka 3 toko roti ditutup, dan hanya ada 1 tersisa jadi perlu melindungi tempat ini. Chan Ki memberitau kalau melakukan brainstorming tentang cara melindunginya.
“Apakah presentasi biro perjalanan besok?” tanya Soo Ho. Chan Ki gelisah melihat jam tanganya.
“Itu benar... Kita tidak perlu mempersiapkan data presentasi.” Kata Tuan Han.  Chan Ki ingin memberitahu Soo Ho tapi Soo Ho seperti tak mengubrisnya.
“Oh, Pak Han dan Chan Ki harus bergabung denganku untuk pertemuan Perjanjian Baru Seoul.” Kata Soo Ho, saat itu Tuan Han akhirnya yang memotong ucapan Soo Ho
“Ini saatnya untuk pergi.. Sekarang jam 6 sore.” Ucap Tuan Han mempersiapkan sebuah buket bunga. 


Seung Goo masuk dengan jaket rapat mengeluh kalau ruangan sangat dingin bahkan bisa membeku, lalu mengomel pada Sharon yang membiarkan ruangan penjahitan terbuka dan juga mematikan pemanas. Sharon ingin Seung Goo membiarkan saja.
“Aku harus menjaga tempat ini dingin.” Ucap Sharon ikut menahan dingin
“Kurangi tagihan pemanas dari gajiku dan Aku akan menyalakan.” Kata Seung Goo.  Sharon melarangnya.
“Apa kau Elsa dari "Frozen"? Aku lebih baik pulang.” Keluh Seung Goo masuk ke ruangan jahit.
“Kau tidak akan pergi kemanapun sampai pekerjaanmu selesai.” Kata Sharon. Seung Goo seperti tak peduli mengucapkan “oke bye” seperti yang ada di film frozen. 

Saat itu Soo Ho datang dengan Tuan Han masuk ke ruangan yang dingin, Tuan Han memberikan buket bunga sebagai tanda terima kasih merka. Sharon pikir piki kalau sudah menerima keranjang bunga itu. Tuan Han pikir kalau Semakin banyak bunga, semakin baik dan merasakan udara yang dingin
“Saat aku datang terakhir kali...” ucap Soo Ho langsung di potong oleh Sharon
“Apa menurutmu aku berbohong?” ucap Sharon sinis. Tuan Han menenangkan Soo Ho
“Sekali lagi terima kasih atas keputusanmu. Terima kasih telah mengizinkanku tinggal di rumahmu.” Kata Sharon
“Kapan kau akan pindah?” tanya Tuan Han. Sharon menjawab Hari ini.
“Aku ingin segera pergi, karena Membeku di sini. Kau tidak bekerja,kan? Ayo pergi bersama. Beri aku tumpangan.” Ucap Sharon penuh smeangat
“Oh, ada punya pekerjaan yang harus kulakukan.” Kata Soo Ho menolak
“Dia akan memberimu tumpangan dan Aku akan mengurus hal itu. Jadi Kau bisa pulang.” Kata Tuan Han mendorong koper agar Soo Ho membawanya. Soo Ho seperti enggan satu mobil dengan sharon. 


Hae Ra sedang ada didalam kamar mendengar terikan Soo Ho yang mencariknya, lalu keluar dari kamar. Ia melihat Soo Ho yang pulang lebih awal bersama dengan Sharon. Sharon langsung menanyakan kamarnya,
“Karena ini mendadak, jadi aku tidak bisa memberitahumu sebelumnya.”jelas Soo Ho. Hae Ra pun menganjak Sharon untuk melihat kamarnya. Sharon ingin masuk ke sebuah kamar.
“Astaga.. Itu kamar Pak Moon.” Ucap Hae Ra menahan Sharon sebelum masuk dan mengajak pergi ke kamarnya.  Sharon mengeluh kalau tangan Hae Ra yang meremasnya sangat sakit. 

Sharon melihat ruangan yang terlihat kecil. Hae Ra menjelaskan tidak tahu Sharon akan datang hari ini, jadi tidak melakukan apapun kecuali untuk membersihkannya. Sharon pikir tak perlu dan harus bersyukur karena mengijinkannya tinggal.
“Maafkan aku. Tunggu sebentar di sini” kata Soo Ho membawakan koper Sharo
“Kau bisa  Gunakan kamar kecil tepat di sebelah ruangan ini serta Bilik shower dan bak mandi ada di sana.” Jelas Hae Ra
“Beri aku secangkir air...Aku haus.” Ucap Sharon seperti menganggap Hae Ra seperti pelayan.
“Akan kuberitahu dimana dapurnya jadi Ikuti aku.” Ucap Hae Ra kelaur dari kamar. Sharon kesal karena Hae Ra yang menunjukkan seolah-olah adalah rumahnya.

Hae Ra pergi ke dapur memberitahu kalau mereka makan ditempat itu. Sharon langsung melihat isi lemari es, Hae Ra menjelaskan Ada pemanggang roti, mesin espresso juga lalu memberikan segelas air putih pada sharon. Sharon ingin tahu Jam berapa Hae Ra biasanya sarapan
“Ini bukan hotel, jadi tidak diatur secara khusus. Terkadang, kita pergi bekerja tanpa sarapan pagi.” Jelas Hae Ra
“Kalian berdua sibuk, jadi mungkin aku harus membuatkan sarapan untukmu.” Komentar Sharon
“Bibiku sering membuat sarapan untuk kita.” Ucap Hae Ra. Sharon ingin tahu keberadaan Bibi Lee.
“Dia adalah pecinta sauna, jadi dia mungkin akan kembali sebelum tengah malam.” Kata Hae Ra 

Sharon kembali ke kamar dan Soo Ho sedang memberikan selimut dan juga bantal menurutnya untuk sementar seperti itu dan akan diberikan  yang dibutuhkan besok. Sharon mengucpakan Terima kasih, karen Soo Ho juga menyediakan tempat tidur untuknya.
Soo Ho pun mengucapkan Selamat malam, lalu memberikan kode pada Hae Ra agar bisa bicara. Hae Ra berpesan pada Sharon agar  memanggilnya apabila membutuhkan sesuatu, karena berada tepat di sebelahnya lalu pamit pergi. Sharon meliha selimut dan bantal yang disiapkan oleh Soo Ho langsung berbaring di atasnya dengan penuh wajah bahagia. 

Soo Ho dan Hae Ra bertemu di dress room. Soo Ho  minta maaf karena tidak memberitahu sebelumnya. Hae Ra bertanya apakah Sharon ingin segera pindah. Soo Ho membenarkan walaupun itu membingungkan karena Tempat itu benar-benar kedinginan walaupun Sebelumnya tidak sedingin itu. Hae Ra pikir Mungkin pemanasnya rusak.
“Pasti tidak nyaman bagimu. Maafkan aku.” Ucap Soo Ho merasa bersalah. Hae Ra pikir tak perlu.
“Aku akan mencoba yang terbaik untuk menyanjungnya agar dia tetap di pihak kita sampai akhir.” Ucap Hae Ra
“Kau tak perlu melakukannya. Ini adalah pekerjaanku. Kau tidak perlu menyanjungnya.” Kata Soo Ho
“Karena aku menyukai Soo Ho Oppa” ungkap Hae Ra sudah mulai berani. Soo Ho yang mendengarnya terlihat lemas dan bersadar di dinding.
“Jantungku berdegup kencang. Aku harus tenang.”ungkap Soo Ho. Saat itu terdengar teriakan Sharon memanggil Hae Ra ingin tah cara mengunakan sesuatu. Hae Ra pun meminta agar menunggu sebentar.
Soo Ho menarik Hae Ra sebelum pergi dan memberikan ciuman di pipinya. Hae Ra hanya tersipu malu dan ingin pergi, tapi Soo Ho kembali menahanya dan hanya mengodanya. 


Hae Ra tertidur pulas, seperti terasa ada aura buruk dalam rumah. Sharo keluar kamar dengan piyama yang dibuatnya. Soo Ho berkerja di kamar sambil meminum tehnya dan melihat cangkirnya sudah kosong lalu berjalan keluar kamar melihat Sharon yang duduk dengan pakaian tidurnya sambil membaca buku.
“Kau belum tidur.” Ucap Sharon melihat Soo Ho hanya datang sambil menaruh cangkirnya dan pergi.
“Kupikir kau disini untuk minum teh lagi.” Kata Sharon . Soo Ho menyangkalnya. Sharon tahu kalau Soo Ho ituPembohong.
“Tidurlah lebih awal atau kau mungkin membahayakan kesehatanmu.” Ucap Sharon menuangkan teh
“Apa kamarmu tak nyaman?” tanya Soo Ho. Sharon pikir tak masalah karena tinggal di sini hanya selama sebulan. Soo Ho pun pamit pergi dengan cangkir tehnya. 

Sharon sudah ada di dapur dan memasak banyak menu makanan, Bibi Lee keluar kamar binggung melihat Sharon yang sudah ada di dapur. Sharon menyapa Bibi Lee bertanya Kapan pulang. Bibi Lee pikir ia yang mengajukan pertanyaan lebih dulu. Sharon menyapa Soo Ho dengan senyuman lebar.
“Astaga, apa kita mengadakan pesta?” ucap Hae Ra keluar dari kamar, lalu bertanya pada Soo Ho dengan kode.
“Apa kau tidur nyenyak, Hae Ra? Silahkan duduk. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan, jadi...” ucap Sharon. Bibi Lee heran karena mereka seprti tak punya sayuran berbumbu
“Aku membawa beberapa saat datang. Jadi Ayo, duduklah.” Ucap Sharon
“Aku mengadakan pertemuan sarapan...Selamat tinggal, Nona Lee dan Hae Ra, aku akan meneleponmu nanti.” Kata Soo Ho bergegas pergi. Sharon terlihat kecewa melihat Soo Ho yang pergi begitu saja. 

Hae Ra menjelaskan pada Bibi Lee kalau Sharon akan tinggal di sini selama sebulan dan juga akan membantu bisnis Pak Moon. Bibi Lee pikir mereka  akan makan seperti ini selama sebulan, lalu melihat Sharon yang membiarkan panekuk kimchi di pengorengan, Sharon akan mengangkatnya malah membuat tanganya terluka.
“Astaga, ini sakit. Aku akan menemukan beberapa obat dan memberikannya padamu.” Ucap Hae Ra melihat Sharon langsung mengucurkan air ditanganya.
“Aku baik-baik saja. Ini tidak seburuk itu.” Kata Sharon. Hae Ra melihat tato ditangan Sharon itu unik
“Apa itu "Hantu dunia bawah tanah"?” kata Hae Ra yang bisa membaca tulisan china. Sharon yang langsung menutup lengan tanganya.
“Siapa itu? Apakah dia hantu dunia bawah?” kata Bibi Lee mendekat karena penasaran.
“Itu populer di kalangan toko tato di Hongdae. Apa kau tak tau?” kata Sharon sinis. Hae Ra berkomentar Sharon yang sangat berani jadi menyukainy lalu bersama denga Bibi Lee menikmati sarapan yang mewah. 

Hae Ra masuk ke dalam ruangan binggung melihat ada “Surat Keberuntungan” lalu bertaya pada Ji Hee, Apa mendapatkan surat keberuntungan juag. Ji Hee mengelengkan kepala, lalu bertanya apda ketua Tim juga
“Kau bilang Surat kebberuntungan? Anak muda saat ini mengirimkan surat melalui pesan teks. Tidak ada yang mengirim surat tulisan tangan lagi.” Kata Ketua Tim
“Hae Ra... Aku tidak mengirimkannya padamu.” Kata Direktur Utama sebelum keluar dari ruangan.
Hae Ra membuka suratnya dan melihat tulisan tangan “Moon Soo Ho adalah orang yang berbahaya, jadi Hati-hati... Bersambung -Dari Ji Hoon.-“ setelah membaca Hae Ra langsung meremas sambil mengumpat Ji Hoon yang sudah gila. 

Soo Ho menunggu seseorang di cafe tersenyum bahagia melihat Hae Ra yang datang. Hae Ra duduk didepan Soo Ho mengatakan akan memiliki sesuatu yang sederhana, karena sarapan terlalu banyak dan tidak terlalu lapar.
“Apa dia akan melakukannya setiap hari? Itu terlalu banyak.” Pikir Soo Ho
“Dia penting bagi bisnismu, Jangan terlalu dingin. Dia pasti sudah merasa malu hari ini.” Saran Hae Ra
“Aku sudah memiliki janji hari ini dan tidak menghindarinya dengan sengaja.” Jelas Soo Ho
“Pulanglah malam ini dan makan malam bersama kami. Dia sangat aneh, jadi dia mungkin akan berubah pikiran. Ini hanya untuk satu bulan, jadi mari kita melakukan yang terbaik dan bersikap baik padanya, oke?” ucap Hae Ra
“Hae Ra, kau terdengar seperti orang dewasa.” Komentar Soo Ho. Hae Ra pikir Soo Ho harus memanggilnya “Nuna”
“Nuna Jung... Maukah kau menikah denganku? Aku mencintaimu, Nuna Jung.” Kata Soo Ho yang membuat Hae Ra terdiam karena di lamar tanpa persiapan.
Hae Ra memilih untuk minum tapi malah membuatnya tersedak, Soo Ho menepuk punggungnya sambil mengoda kalau Hae Ra pasti terkejut. Hae Ra hanya bisa menahan tawa sambil memeluk Soo Ho. Keduanya pun tertawa bahagia. 


Bibi Lee masuk ke ruang tengah melihat Sharon yang sedang menyetrika kemeja Pak Moon. Sharon beralasan Ini karena pekerjaannya seperti ini dan tidak tahan dengan pakaian kusut, Bibi Lee pikir Sharon yang harus pergi berkerja juga.
“Aku adalah pemilik dan CEO dan Itu terserah padaku... Bibi Sook Hee.” Ucap Sharon. Bibi Lee pikir bukan bibi Sharon dengan sinis.
“Apa kau mau kubuatkan pakaian?” ucap Sharon. Bibi Lee terlihat penh semangat. 

Sharon mulai mengukur bagian belakang Bibi Lee, sementara Bibi Lee ingin tahu alasan Sharon tiba-tiba ingin melakukan itu. Sharon malah balik bertanya Apa makanan kesukaan Pak Moon. Bibi Lee menjawab Soo Ho yang bukan orang yang pilih-pilih dan makan semuanya.
“Dimana orang tuanya tinggal?” tanya Sharon. Bibi Lee mendengar kalau keduanya sudah meninggal saat Soo Ho masih kecil.
“Oh tidak... Ayahnya adalah seorang ahli kimia terkenal, dan ada kebakaran di laboratorium penelitiannya. Dan ibunya meninggal karena shock. Itulah sebabnya ayah Hae Ra menjadi wali baginya. “ cerita Bibi Lee
“Aku ingat pernah membaca di koran. Bukankah lab nya cukup tua untuk jadi aset budaya?” komentar Sharon
“Aku tidak tahu tentang itu. Aku mendengar mereka membangun apartemen di lokasi lab itu.” Kata Bibi Lee
“Itulah satu-satunya. Aku tahu gedung itu. Itu adalah asrama sekolah di periode Joseon akhir.” Ucap Sharon
“Kau mengatakannya seolah kau melihatnya dengan matamu sendiri. Dia bertemu Hae Ra setelah dia menjadi yatim piatu. Aku merasa kasihan padanya. Dia masih sangat muda.” Cerita Bibi Lee
“Itu berarti dia bahagia bersama orang tuanya sebelum bertemu Hae Ra. Aku akan membantunya kembali ke masa itu.” Ucap Sharon
Bibi Lee binggung. Sharon mengaku sudah selesai mengukurnya lalu bergegas pergi. Bibi Lee bertanya apa yang ingin dibuat sharon dan berteriak meminta agar dibuatkan mantel karena membutuhkanya. 


Soo Ho kembali keruangan melihat sebuah amplop. Tuan Han memberitahu kalau Sharon  yang meninggalkannya disana. Soo Ho melihat isinya adalah kumpulan artikel ayahnya dengan judul "Laboratorium Kimia Hanguk Mendapatkan Hibah dari Seoul", CEO Laboratorium Kimia Hanguk, "Dokter Moon Joon Seong Mengadakan Percobaan Anak-anak" "Penelitian Dokter Moon tentang Produk Ramah Lingkungan", “Eksperimen yang Menyenangkan! Laboratorium Kimia Anak-anak"
Lalu sebuah note bertuliskan “Terima kasih kepada Dokter Moon, Aku juga pernah bermimpi menjadi ilmuwan. Apakah kau ingat perpustakaan di lantai dua laboratorium itu?”
Hae Ra berjalan pulang lalu masuk rumah dan dikagetkan dengan melihat Soo Ho duduk di meja makan dengan Sharon, keduanya terlihat sangat dekat bahagia senyuman yang sumringah.
Bersambung ke episode 12

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. Aq sebbel banget ma shaton ituh... hhaaaah,, gmn ahirnya neh drama,, wlwpun sll lht kmesraan so ho ma hae ra, ,ttp mrsa benci tiap epsodnya. Jd aneh sndr aq...

    BalasHapus