Hae Ra
masuk dress room menaruh baju bersih tapi dikagetkan dengan Soo Ho yang akan
menganti baju. Soo Ho mengejek kalau Hae Ra yang ingin mengintip saat ganti
pakaian. Hae Ra mengaku haanya melihat pengering jadi datang untuk meletakan
bajunya.
“Kupikir
kau akan melindungiku.” Ejek Soo Ho berjalan ke arah pintu. Hae Ra bertanya ada
apa.
“Itu
pasti rusak. Aku tidak bisa membukanya.” Kata Soo Ho. Hae Ra ingin memegang
gagang pintu tapi Soo Ho menahan tanganya.
“Kurasa
itu akan terbuka saat kita berciuman.” Ucap Soo Ho mengoda
“Kita tidak
bisa melakukan itu, Soo Ho. Aku harus melindungimu.” Kata Hae Ra
“Kita
harus bermalam di sini. Tapi Aku harus pergi pagi-pagi sekali.” Ucap Soo Ho.
Hae Ra
menyuruh Soo Ho untuk tidur saja, lalu akan
berjaga setelah itu tidur lalu menyadarkan diri pada dinding, tapi badanya
malah mengenani saklar lampu dan membuat semua ruangan gelap. Hae Ra panik tidak mematikannya dengan
sengaja dan mencari skalar lampu. Saat lampu menyala Soo Ho sudah mencium dahi
Hae Ra.
“Kita
akan memiliki tamu di sini selama sebulan, Jadi biarkan aku menciummu hanya 30
kali.” Ucap Soo Ho mencium semua bagian wajah Hae Ra.
Keduanya
berjalan di lorong sambil bergandengan. Hae Ra akan masuk kamar mengucapkan
Selamat malam, tapi Soo Ho seperti enggan melepaskanya. Keduanya saling menatap
dan akhirnya Soo Ho melepaskan tangan Hae Ra membiarkannya masuk ke dalam
kamar.
Sharon
sibuk menjahit di sofa. Seung Goo mengeluh Sharon yang tidak membangunkan padahal sudah ketiduran,
setelah itu pamit pulang. Sharon memperlihatkan baju yang baru dijahitnya, lalu
menanyakan pendapat Seung Goo tentang piyama itu.
“Kau
bilang Piyama? Kau bisa memakai itu untuk upacara penghargaan. Tap Ini sangat
cantik.” Ungkap Seung Goo. Sharon tersenyum bahagia karena Berhasil.
“Tapi Kenapa
kau membuat ini?” tanya Seung Goo. Sharon menjawab Untuk merayunya. Seung Goo
penasaran Merayu siapa sharon.
Ji Hoon
melatih semua karyawan Soo Ho di kantor dengan penuh semangat, lalu mendekati
Chan Ki menanyakan keberadaan Tuan Han, Apakah sedang dalam pertemuan dengan
Pak Moon. Chan Ki memberitahu Pak Moon pergi ke pertemuan sarapan kota dan Tuan
Han sedang sangat sibuk kesana kemari.
“Jadi ini
karena orang tua yang mengkhianati kalian.” Komenta Ji Hoon lalu menyuruh
mereka kembali latihan.
Gon
menerima laporan dari Ji Hoon tentang Choi Seo Rin seperti tak pernah
mendengarnya. Ji Hoon pikir tidak ingin mereka curiga,tidak bisa bertanya lagi
lalu memberikan selembar karetas kalau
sudah menuliskan semua yang didengar.
“Dia
memiliki banyak tanah ini dan sangat kaya. Mereka mencoba menguasainya, kan?”
ucap Gon
“Dengan
tanah yang luas ini, apa harga propertinya tidak meningkat dengan pembangunan
kembali” ucap Ji Hoon. Gon pikir itu pasti.
“Akan
sulit bagi Soo Ho untuk membujuknya dan Terima kasih atas pekerjaanmu. Apa ada
yang kau butuhkan?” kata Gon
“Bisakah
kau mengantarku ke Rumah Sakit Haneul?” kata Ji Hoon. Gon pikir itu dekat dan
bertanya apakah Ji Hoon sedan sakit
Saat
dimobil, Ji Hoon menelp seseorang memastikan Nama kliennya adalah Yoon Dal Hong
itu adalah ayahnya dan anak laki-laki itu adalah Yoon Sang Jin. Gon mendengar
nama Yoon Dal Hong seperti mengenalnya. Ji Hoon memastikan kalau Yoon Sang Jin
ada di rumah sakit.
Saat
dirumah sakit, Ji Hoon masuk ke ruangan pasien Yoon Sang Jin yang belum sadarkan
diri. Ia mengaku sangat menyesal atas
apa yang terjadi dan sangat ingin mempertahankan keanggotaannya Tapi itu adalah
kebijakan gym. Gon melihat dari luar ruangan melihat ada buket bunga diatas
meja seperti dari Soo Ho
“Dengar,
anak muda dan Pikirkan tentang itu. Dia mengalami kecelakaan mobil, dan tidak
sadarkan diri di tempat tidur. Jadi Tentu saja kau harus mengembalikan biaya atau
mempertahankan keanggotaannya.” Ucap Tuan Yoon mebela anaknya.
Ji Hoon
duduk dengan lemas di depan ruangan,
mengeluh kalau Orang kaya adalah sesuatu Bahkan saat anaknya sakit di
tempat tidur, masih sedang memikirkan keanggotaannya. Tuan Yoon bahkan terus
bertanya untuk menunda keanggotaan gym anaknya dan meminta diskon. Gon
berkomentar kalauHal ini mengejutkan
“benarkan?
Orang kaya lebih buruk.” Ucap Ji Hoon akhirnya menutup mulutnya bukan bermaksud
membuat Gon tersinggung.
“ Yoon
Dal Hong adalah orang yang mengkhianati Soo Ho dan membatalkan kontraknya. Anaknya
terluka. Pasti suatu kebetulan, kan?” ucap Gon sangsi
“Karena
kecelakaan itu disebabkan oleh kendaraan ngebut.Tentu saja. Pasti suatu
kebetulan.” Kata Ji Hoon walaupun terlihat ragu.
Soo Ho
masuk ruangan meminta maaf pada Baek Hee karena datang terlambat. Baek Hee
memberitahu kalau Karyawan Soo Ho bercerita
banyak jadi sangat menyenangkan dan melihat Soo Ho yang pasti benar-benar
sibuk. Soo Ho mengaku kalau Ada banyak janji hari ini.
“Rumah
bertingkat dua di Geumseong 2-dong, dan bangunan tua dengan toko alat tulis
juga milikku. Tanahnya juga milikku.” Ucap Baek Hee.
“Apa Kau
juga punya properti di Geumseong 2-dong?” ucap Soo Ho tak percaya
“Properti
dan waktu adalah semua yang aku punya. Aku juga mendukung proyek kebangkitan
lingkungan.” Ucap Baek Hee. Soo Ho pun mengucapkan Terima kasih
“Bagaimanapun,
Park Chul Min tidak akan menjadi lawan yang mudah. Bagaimana kau akan berurusan
dengan ketua Park?” ucap Baek Hee khawatir
“Ada sebuah
perusahaan konstruksi yang menginginkan tanah dimana Laboratorium ayahku
dibangun. Ketua Park menerima uang dari perusahaan dan membuat lab terbakar. Aku
melihatnya meninggalkan lab dengan tergesa-gesa.” Cerita Soo Ho
“Ayahmu bisa
saja menjual gedung itu dan memindahkan
lab.” Ucap Bae Hee
“Lab itu
bangunan bersejarah. Banyak orang menentangnya dibongkar. Mereka bahkan menulis
petisi. Tapi Ketua Park sengaja membuat korslet dan lab penuh bahan kimia jadi
meledak. Dia pasti tahu ada seseorang di sana.” Ungkap Soo Ho
“Kau
kehilangan ayahmu, dan ibumu pingsan karena shock. Jadi aku tinggal dengan
keluarga Hae Ra.” Ucap Baek Hee tiba-tiba merasakan tubuhnya kedinginan
“Apa kau
kedinginan?” tanya Soo Ho khawatir. Baek Hee mengelengkan kepala karena hanya teringat
seseorang.
“Seseorang
yang menanamkan keserakahan di benak Chul Min saat muda. Orang yang menyuruhnya
untuk menjadi kaya dengan cara apapun.” Cerita Baek Hee. Soo Ho ingin tahu
apakah itu seseorang yang dikenal Baek Hee.
“Ngomong-ngomong,
aku akan mendukungmu.” Kata Baek Hee mengalihkan pembicaraan. Soo Ho pun bisa
tersenym lebar.
Baek Hee
keluar dari kantor menatap jalan lurus didepanya merasa kalau ini sangat aneh.
Flash Back
Sharon
sedang menghitung uang menceritakan kalau mengatakan pada Chul Min untuk menjadi
kaya dengan cara apa pun. Baek Hee bertanya apakah mengatakan itu Karena
mengasihaninya. Sharon membenarkan dan merasa kalau Baek Hee tak pernah tahu,
dirinya mungkin butuh bantuannya nanti.
“Karena
dia tidak akan pernah melupakanku.”ucap Sharon yakin, mereka pun tetap sibuk
menghitung uang.
“Kau
memanfaatkan hatinya yang tak berdosa, dan mengubah Chul Min menjadi monster.” Gumam
Baek Hee marah
Tuan Park
pun menyakini yang dikatakan Sharon “Jadilah orang kaya, Chul Min dengan cara
apapun dengan wajah licik.” Soo Ho pun melihat ledakan dalam lab milik ayahnya.
“Chul Min
ingin membuktikannya padamu, Jadi dia menjual nuraninya.” Gumam Bae Hee mengingat saat pertama kali bertemu
Tuan Park kembali
Soo Ho
akhirnya dibawa oleh Tuan Jung untuk tinggal dirumahnya dan bertemu dengan Hae
Ra. Baek Hee tahu Dan karena itu Soo Ho
dan Hae Ra bertemu.
“Monster
yang kau ciptakan membawa mereka bersama.” Gumam Baek Hee marah berdiri didepan
jalan.
Sharon
sibuk dengan pakian lalu melihat jamnya sambil mengeluh karena seseorang yang
belum datang. Saat itu terdengar seseorang masuk melewati pintu. Sharon penuh semangat
menyambutnya, tapi yang datang malah Gon.
“Aneh
melihatmu di sore hari.” Komentar Sharon. Gon mengatakan ingin memesan jas.
“Aku
sibuk hari ini.” Ucap Sharon sinis. Gon meminta agar mengukurnya saa
“Membuat
pakaian dimulai dengan melakukan pengukuran. Kenapa kita tidak minum kopi saja
hari ini?” kata Sharon meminta Seung Goo agar membawakan kopi.
“Apakah
namamu Choi Seo Rin?” ucap Gon yang membuat Sharon kaget.
“Yah.
Kurasa kau melihat dibuket bunga, Tapi Aku tidak suka nama asliku jadi Panggil
saja aku Sharon.” Tegas Sharon sinis
Gon
melihat piyama yang dibuat Sharon memujinya kalau itu cantik dan ingin tahu
milik siapa. Sharon mengaku itu miliknya dan menawarkan Gon untuk mencobanya.
Gon langsung menolak.
“Kau tidak
terlihat seperti orang jahat. Aku akan membuatkanmu jas.” Ucap Sharon
“Aku
ingin membantu Hae Ra. Aku bekerja dengan orang-orang yang ingin membangun kembali
Geumseong-dong. Ayahku berjanji untuk memberikan sebuah toko untuk Hae Ra jika
pusat perbelanjaan dan apartemen baru dibangun.” Jelas Gon. Sharon ingin tahu
alasanya.
“Kami
berutang pada Hae Ra.” Ungkap Gon. Sharon pikir kalau ini menarik.
“Bisnis
Pak Moon harus gagal, agar Hae Ra bisa punya banyak uang.” Komentar Sharon
“ Ketika
lingkungan ini dibangun kembali, itu juga akan baik untukmu. “ pikir Gon
“Apakah
Pak Moon tahu tentang toko yang
dijanjikan untuk Hae Ra itu?” tanya Sharon. Gon pikir belum.
“Hae Ra
juga menentang pembangunan kembali.” Jelas Gon
“Aku memutuskan
untuk membantu Pak Moon.” Balas Sharon. Gon berharap agar mengubah
keputusannya. Sharon tak banyak komentar meminta Gon datang dua hari lagi untuk
pengukuran.
Soo Ho
berbicara pada pegawainya memberitahu Begitu waralaba besar dibuka, maka 3 toko
roti ditutup, dan hanya ada 1 tersisa jadi perlu melindungi tempat ini. Chan Ki
memberitau kalau melakukan brainstorming tentang cara melindunginya.
“Apakah
presentasi biro perjalanan besok?” tanya Soo Ho. Chan Ki gelisah melihat jam
tanganya.
“Itu
benar... Kita tidak perlu mempersiapkan data presentasi.” Kata Tuan Han. Chan Ki ingin memberitahu Soo Ho tapi Soo Ho
seperti tak mengubrisnya.
“Oh, Pak
Han dan Chan Ki harus bergabung denganku untuk pertemuan Perjanjian Baru
Seoul.” Kata Soo Ho, saat itu Tuan Han akhirnya yang memotong ucapan Soo Ho
“Ini
saatnya untuk pergi.. Sekarang jam 6 sore.” Ucap Tuan Han mempersiapkan sebuah
buket bunga.
Seung Goo
masuk dengan jaket rapat mengeluh kalau ruangan sangat dingin bahkan bisa
membeku, lalu mengomel pada Sharon yang membiarkan ruangan penjahitan terbuka
dan juga mematikan pemanas. Sharon ingin Seung Goo membiarkan saja.
“Aku
harus menjaga tempat ini dingin.” Ucap Sharon ikut menahan dingin
“Kurangi
tagihan pemanas dari gajiku dan Aku akan menyalakan.” Kata Seung Goo. Sharon melarangnya.
“Apa kau
Elsa dari "Frozen"? Aku lebih baik pulang.” Keluh Seung Goo masuk ke
ruangan jahit.
“Kau
tidak akan pergi kemanapun sampai pekerjaanmu selesai.” Kata Sharon. Seung Goo
seperti tak peduli mengucapkan “oke bye” seperti yang ada di film frozen.
Saat itu
Soo Ho datang dengan Tuan Han masuk ke ruangan yang dingin, Tuan Han memberikan
buket bunga sebagai tanda terima kasih merka. Sharon pikir piki kalau sudah
menerima keranjang bunga itu. Tuan Han pikir kalau Semakin banyak bunga,
semakin baik dan merasakan udara yang dingin
“Saat aku
datang terakhir kali...” ucap Soo Ho langsung di potong oleh Sharon
“Apa
menurutmu aku berbohong?” ucap Sharon sinis. Tuan Han menenangkan Soo Ho
“Sekali
lagi terima kasih atas keputusanmu. Terima kasih telah mengizinkanku tinggal di
rumahmu.” Kata Sharon
“Kapan
kau akan pindah?” tanya Tuan Han. Sharon menjawab Hari ini.
“Aku
ingin segera pergi, karena Membeku di sini. Kau tidak bekerja,kan? Ayo pergi
bersama. Beri aku tumpangan.” Ucap Sharon penuh smeangat
“Oh, ada
punya pekerjaan yang harus kulakukan.” Kata Soo Ho menolak
“Dia akan
memberimu tumpangan dan Aku akan mengurus hal itu. Jadi Kau bisa pulang.” Kata
Tuan Han mendorong koper agar Soo Ho membawanya. Soo Ho seperti enggan satu
mobil dengan sharon.
Hae Ra
sedang ada didalam kamar mendengar terikan Soo Ho yang mencariknya, lalu keluar
dari kamar. Ia melihat Soo Ho yang pulang lebih awal bersama dengan Sharon.
Sharon langsung menanyakan kamarnya,
“Karena
ini mendadak, jadi aku tidak bisa memberitahumu sebelumnya.”jelas Soo Ho. Hae
Ra pun menganjak Sharon untuk melihat kamarnya. Sharon ingin masuk ke sebuah
kamar.
“Astaga..
Itu kamar Pak Moon.” Ucap Hae Ra menahan Sharon sebelum masuk dan mengajak
pergi ke kamarnya. Sharon mengeluh kalau
tangan Hae Ra yang meremasnya sangat sakit.
Sharon
melihat ruangan yang terlihat kecil. Hae Ra menjelaskan tidak tahu Sharon akan
datang hari ini, jadi tidak melakukan apapun kecuali untuk membersihkannya.
Sharon pikir tak perlu dan harus bersyukur karena mengijinkannya tinggal.
“Maafkan
aku. Tunggu sebentar di sini” kata Soo Ho membawakan koper Sharo
“Kau bisa
Gunakan kamar kecil tepat di sebelah
ruangan ini serta Bilik shower dan bak mandi ada di sana.” Jelas Hae Ra
“Beri aku
secangkir air...Aku haus.” Ucap Sharon seperti menganggap Hae Ra seperti
pelayan.
“Akan
kuberitahu dimana dapurnya jadi Ikuti aku.” Ucap Hae Ra kelaur dari kamar.
Sharon kesal karena Hae Ra yang menunjukkan seolah-olah adalah rumahnya.
Hae Ra
pergi ke dapur memberitahu kalau mereka makan ditempat itu. Sharon langsung
melihat isi lemari es, Hae Ra menjelaskan Ada pemanggang roti, mesin espresso
juga lalu memberikan segelas air putih pada sharon. Sharon ingin tahu Jam
berapa Hae Ra biasanya sarapan
“Ini
bukan hotel, jadi tidak diatur secara khusus. Terkadang, kita pergi bekerja
tanpa sarapan pagi.” Jelas Hae Ra
“Kalian
berdua sibuk, jadi mungkin aku harus membuatkan sarapan untukmu.” Komentar Sharon
“Bibiku
sering membuat sarapan untuk kita.” Ucap Hae Ra. Sharon ingin tahu keberadaan Bibi
Lee.
“Dia
adalah pecinta sauna, jadi dia mungkin akan kembali sebelum tengah malam.” Kata
Hae Ra
Sharon
kembali ke kamar dan Soo Ho sedang memberikan selimut dan juga bantal
menurutnya untuk sementar seperti itu dan akan diberikan yang dibutuhkan besok. Sharon mengucpakan
Terima kasih, karen Soo Ho juga menyediakan tempat tidur untuknya.
Soo Ho
pun mengucapkan Selamat malam, lalu memberikan kode pada Hae Ra agar bisa
bicara. Hae Ra berpesan pada Sharon agar
memanggilnya apabila membutuhkan sesuatu, karena berada tepat di
sebelahnya lalu pamit pergi. Sharon meliha selimut dan bantal yang disiapkan
oleh Soo Ho langsung berbaring di atasnya dengan penuh wajah bahagia.
Soo Ho
dan Hae Ra bertemu di dress room. Soo Ho minta maaf karena tidak memberitahu
sebelumnya. Hae Ra bertanya apakah Sharon ingin segera pindah. Soo Ho membenarkan
walaupun itu membingungkan karena Tempat itu benar-benar kedinginan walaupun Sebelumnya
tidak sedingin itu. Hae Ra pikir Mungkin pemanasnya rusak.
“Pasti
tidak nyaman bagimu. Maafkan aku.” Ucap Soo Ho merasa bersalah. Hae Ra pikir
tak perlu.
“Aku akan
mencoba yang terbaik untuk menyanjungnya agar dia tetap di pihak kita sampai
akhir.” Ucap Hae Ra
“Kau tak
perlu melakukannya. Ini adalah pekerjaanku. Kau tidak perlu menyanjungnya.” Kata
Soo Ho
“Karena
aku menyukai Soo Ho Oppa” ungkap Hae Ra sudah mulai berani. Soo Ho yang
mendengarnya terlihat lemas dan bersadar di dinding.
“Jantungku
berdegup kencang. Aku harus tenang.”ungkap Soo Ho. Saat itu terdengar teriakan
Sharon memanggil Hae Ra ingin tah cara mengunakan sesuatu. Hae Ra pun meminta
agar menunggu sebentar.
Soo Ho
menarik Hae Ra sebelum pergi dan memberikan ciuman di pipinya. Hae Ra hanya
tersipu malu dan ingin pergi, tapi Soo Ho kembali menahanya dan hanya
mengodanya.
Hae Ra
tertidur pulas, seperti terasa ada aura buruk dalam rumah. Sharo keluar kamar
dengan piyama yang dibuatnya. Soo Ho berkerja di kamar sambil meminum tehnya
dan melihat cangkirnya sudah kosong lalu berjalan keluar kamar melihat Sharon
yang duduk dengan pakaian tidurnya sambil membaca buku.
“Kau
belum tidur.” Ucap Sharon melihat Soo Ho hanya datang sambil menaruh cangkirnya
dan pergi.
“Kupikir
kau disini untuk minum teh lagi.” Kata Sharon . Soo Ho menyangkalnya. Sharon
tahu kalau Soo Ho ituPembohong.
“Tidurlah
lebih awal atau kau mungkin membahayakan kesehatanmu.” Ucap Sharon menuangkan
teh
“Apa
kamarmu tak nyaman?” tanya Soo Ho. Sharon pikir tak masalah karena tinggal di
sini hanya selama sebulan. Soo Ho pun pamit pergi dengan cangkir tehnya.
Sharon
sudah ada di dapur dan memasak banyak menu makanan, Bibi Lee keluar kamar
binggung melihat Sharon yang sudah ada di dapur. Sharon menyapa Bibi Lee
bertanya Kapan pulang. Bibi Lee pikir ia yang mengajukan pertanyaan lebih dulu.
Sharon menyapa Soo Ho dengan senyuman lebar.
“Astaga,
apa kita mengadakan pesta?” ucap Hae Ra keluar dari kamar, lalu bertanya pada
Soo Ho dengan kode.
“Apa kau
tidur nyenyak, Hae Ra? Silahkan duduk. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan,
jadi...” ucap Sharon. Bibi Lee heran karena mereka seprti tak punya sayuran
berbumbu
“Aku
membawa beberapa saat datang. Jadi Ayo, duduklah.” Ucap Sharon
“Aku
mengadakan pertemuan sarapan...Selamat tinggal, Nona Lee dan Hae Ra, aku akan
meneleponmu nanti.” Kata Soo Ho bergegas pergi. Sharon terlihat kecewa melihat
Soo Ho yang pergi begitu saja.
Hae Ra
menjelaskan pada Bibi Lee kalau Sharon akan tinggal di sini selama sebulan dan
juga akan membantu bisnis Pak Moon. Bibi Lee pikir mereka akan makan seperti ini selama sebulan, lalu
melihat Sharon yang membiarkan panekuk kimchi di pengorengan, Sharon akan
mengangkatnya malah membuat tanganya terluka.
“Astaga,
ini sakit. Aku akan menemukan beberapa obat dan memberikannya padamu.” Ucap Hae
Ra melihat Sharon langsung mengucurkan air ditanganya.
“Aku baik-baik
saja. Ini tidak seburuk itu.” Kata Sharon. Hae Ra melihat tato ditangan Sharon
itu unik
“Apa itu "Hantu
dunia bawah tanah"?” kata Hae Ra yang bisa membaca tulisan china. Sharon
yang langsung menutup lengan tanganya.
“Siapa
itu? Apakah dia hantu dunia bawah?” kata Bibi Lee mendekat karena penasaran.
“Itu
populer di kalangan toko tato di Hongdae. Apa kau tak tau?” kata Sharon sinis.
Hae Ra berkomentar Sharon yang sangat berani jadi menyukainy lalu bersama denga
Bibi Lee menikmati sarapan yang mewah.
Hae Ra
masuk ke dalam ruangan binggung melihat ada “Surat Keberuntungan” lalu bertaya
pada Ji Hee, Apa mendapatkan surat keberuntungan juag. Ji Hee mengelengkan
kepala, lalu bertanya apda ketua Tim juga
“Kau
bilang Surat kebberuntungan? Anak muda saat ini mengirimkan surat melalui pesan
teks. Tidak ada yang mengirim surat tulisan tangan lagi.” Kata Ketua Tim
“Hae
Ra... Aku tidak mengirimkannya padamu.” Kata Direktur Utama sebelum keluar dari
ruangan.
Hae Ra
membuka suratnya dan melihat tulisan tangan “Moon Soo Ho adalah orang yang
berbahaya, jadi Hati-hati... Bersambung -Dari Ji Hoon.-“ setelah membaca Hae Ra
langsung meremas sambil mengumpat Ji Hoon yang sudah gila.
Soo Ho
menunggu seseorang di cafe tersenyum bahagia melihat Hae Ra yang datang. Hae Ra
duduk didepan Soo Ho mengatakan akan memiliki sesuatu yang sederhana, karena
sarapan terlalu banyak dan tidak terlalu lapar.
“Apa dia
akan melakukannya setiap hari? Itu terlalu banyak.” Pikir Soo Ho
“Dia penting
bagi bisnismu, Jangan terlalu dingin. Dia pasti sudah merasa malu hari ini.” Saran
Hae Ra
“Aku
sudah memiliki janji hari ini dan tidak menghindarinya dengan sengaja.” Jelas Soo
Ho
“Pulanglah
malam ini dan makan malam bersama kami. Dia sangat aneh, jadi dia mungkin akan
berubah pikiran. Ini hanya untuk satu bulan, jadi mari kita melakukan yang
terbaik dan bersikap baik padanya, oke?” ucap Hae Ra
“Hae Ra,
kau terdengar seperti orang dewasa.” Komentar Soo Ho. Hae Ra pikir Soo Ho harus
memanggilnya “Nuna”
“Nuna
Jung... Maukah kau menikah denganku? Aku mencintaimu, Nuna Jung.” Kata Soo Ho
yang membuat Hae Ra terdiam karena di lamar tanpa persiapan.
Hae Ra
memilih untuk minum tapi malah membuatnya tersedak, Soo Ho menepuk punggungnya
sambil mengoda kalau Hae Ra pasti terkejut. Hae Ra hanya bisa menahan tawa
sambil memeluk Soo Ho. Keduanya pun tertawa bahagia.
Bibi Lee
masuk ke ruang tengah melihat Sharon yang sedang menyetrika kemeja Pak Moon.
Sharon beralasan Ini karena pekerjaannya seperti ini dan tidak tahan dengan
pakaian kusut, Bibi Lee pikir Sharon yang harus pergi berkerja juga.
“Aku
adalah pemilik dan CEO dan Itu terserah padaku... Bibi Sook Hee.” Ucap Sharon.
Bibi Lee pikir bukan bibi Sharon dengan sinis.
“Apa kau
mau kubuatkan pakaian?” ucap Sharon. Bibi Lee terlihat penh semangat.
Sharon
mulai mengukur bagian belakang Bibi Lee, sementara Bibi Lee ingin tahu alasan
Sharon tiba-tiba ingin melakukan itu. Sharon malah balik bertanya Apa makanan
kesukaan Pak Moon. Bibi Lee menjawab Soo Ho yang bukan orang yang pilih-pilih
dan makan semuanya.
“Dimana
orang tuanya tinggal?” tanya Sharon. Bibi Lee mendengar kalau keduanya sudah
meninggal saat Soo Ho masih kecil.
“Oh
tidak... Ayahnya adalah seorang ahli kimia terkenal, dan ada kebakaran di
laboratorium penelitiannya. Dan ibunya meninggal karena shock. Itulah sebabnya
ayah Hae Ra menjadi wali baginya. “ cerita Bibi Lee
“Aku
ingat pernah membaca di koran. Bukankah lab nya cukup tua untuk jadi aset
budaya?” komentar Sharon
“Aku
tidak tahu tentang itu. Aku mendengar mereka membangun apartemen di lokasi lab
itu.” Kata Bibi Lee
“Itulah
satu-satunya. Aku tahu gedung itu. Itu adalah asrama sekolah di periode Joseon
akhir.” Ucap Sharon
“Kau
mengatakannya seolah kau melihatnya dengan matamu sendiri. Dia bertemu Hae Ra setelah
dia menjadi yatim piatu. Aku merasa kasihan padanya. Dia masih sangat muda.” Cerita
Bibi Lee
“Itu
berarti dia bahagia bersama orang tuanya sebelum bertemu Hae Ra. Aku akan membantunya
kembali ke masa itu.” Ucap Sharon
Bibi Lee
binggung. Sharon mengaku sudah selesai mengukurnya lalu bergegas pergi. Bibi
Lee bertanya apa yang ingin dibuat sharon dan berteriak meminta agar dibuatkan
mantel karena membutuhkanya.
Soo Ho
kembali keruangan melihat sebuah amplop. Tuan Han memberitahu kalau Sharon yang meninggalkannya disana. Soo Ho melihat
isinya adalah kumpulan artikel ayahnya dengan judul "Laboratorium Kimia
Hanguk Mendapatkan Hibah dari Seoul", CEO Laboratorium Kimia Hanguk, "Dokter
Moon Joon Seong Mengadakan Percobaan Anak-anak" "Penelitian Dokter
Moon tentang Produk Ramah Lingkungan", “Eksperimen yang Menyenangkan!
Laboratorium Kimia Anak-anak"
Lalu
sebuah note bertuliskan “Terima kasih kepada Dokter Moon, Aku juga pernah
bermimpi menjadi ilmuwan. Apakah kau ingat perpustakaan di lantai dua
laboratorium itu?”
Hae Ra
berjalan pulang lalu masuk rumah dan dikagetkan dengan melihat Soo Ho duduk di
meja makan dengan Sharon, keduanya terlihat sangat dekat bahagia senyuman yang
sumringah.
Bersambung
ke episode 12
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Aq sebbel banget ma shaton ituh... hhaaaah,, gmn ahirnya neh drama,, wlwpun sll lht kmesraan so ho ma hae ra, ,ttp mrsa benci tiap epsodnya. Jd aneh sndr aq...
BalasHapus