PS : All images credit and content copyright : KBS
Soo Ho
kaget mendengar suara yang berkomentar kalau terlihat lelah, lalu melihat Hae
Ra dengan pakaian bagus dan juga Sharon dengan pakaian pelayan dan juga bekas
luka di wajah lalu teringat ucapan Baek Hee sebelumnya.
“Wanita
yang berpakaian sutra, berpura-pura menjadi istrimu adalah... wanita jahat yang
akan membunuhmu. Kau ditakdirkan bersama dengan gadis pelayan baik hati dengan
bekas luka bakar di wajahnya.”
Soo Ho
seperti tak bisa menerima kalau yang menjadi pasangan adalah Sharon, dan yang
membunuhnya adalah Hae Ra. Akhirnya Hae Ra melihat Soo Ho yang kelihatannya
sakit. Soo Hoo tetap diam sampai akhirnya sadar melihat Hae Ra dan Sharon ada
didepanya.
“Oppa...
Apa kau baik - baik saja? Ada apa? Kau terlihat sangat berbeda. Apa kau masih
sakit kepala?” ucap Hae Ra akhirnya berjalan mendekat.
“Tidak,
aku baik-baik saja.” Kata Soo Ho berusaha untuk tetap tenang.
“Aku
datang untuk mengambil beberapa barang dan meninggalkan beberapa barang.” Kata
Sharon santai.
“Maafkan
aku mengganggumu malam begini. Aku mohon maaf atas kebodohan Sharon.” Kata
Seung Goo membawa alas tidur dan bergegas pergi menarik Sharon pergi.
Sharon
pergi menatap Soo Ho seperti enggan untuk pergi, Soo Ho pun meantap Sharon
seperti masih tak percaya kalau itu adalah pelayanya yang seharus jadi
pasanganya. Hae Ra melihat Soo ho
menyuruhnya agar mandi dan tidur. Soo Ho menatap Hae Ra seperti bimbang kalau
ternyata orang yang membunuhnya.
Seung Goo
kembali masuk toko dengan wajah kesal akan kembali ke ruangan. Sharon bertanya
apakh Seung Goo merasakan sesuatu yang aneh pada Moon Soo Ho. Seung Goo mengaku
tidak dengan wajah ketus. Sharon pikir kalau merasakannya dan Sepertinya ada
yang berubah.
“Kalau
dipikir-pikir, Sepertinya berat badannya turun Atau mungkin bertambah setelah
dia mengusirmu keluar.” Ucap Seung Goo berjalan pergi
“Sesuatu
pasti terjadi.” Ucap Sharon yakin dengan sikap Soo Ho
Soo Ho
berbaring di kamarnya, seperti mimpinya kembali datang dengan dirinya yang
sedang bermain bayangan dengan tangan dan ditemani Sharon dengan luka bakar
dibawahnya. Akhirnya Ia terbangun dari tidurnya dan berusaha untuk tenang.
Bibi Lee
terbangun dari tidurnya dan melihat Soo Ho yang pergi dengan membawa jaketnya.
Soo Ho pergi ke tepi sungai seperti ingin menenangkan diri dengan mengingat
yang dikatakan Baek Hee sebelumnya.“Saat kebingungan
melanda, biarkan saja. Masa indahmu ada disini dan sekarang. Soo Ho.. Yang
penting adalah kau bersama Hae Ra sekarang.” Ia
menyakinkan diri kalau sudah tahu dengan pilihanya.
Bibi Lee
memotong buah dan melihat Hae Ra akhirnya keluar dari kamar, lalu bertanya Apa
Pak Moon tidak pernah pulang ke rumah Atau apa berangkat lebih awal, karena
melihatnya pergi saat akan ke kamar mandi. Hae Ra hanya diam saja dengan
meminum kopinya.
“Apa dia
kecewa dengan pekerjaan?” ucap Bibi Lee. Hae Ra tak menjawab memilih untuk
segera pamit pergi.
“Hei... Makan
buah dulu sebelum kau pergi.” Ucap Bibi Lee karena tak ada yang memakan
buahnya.
Sharon
memberikan uang dalam kotak dengan jumlah 100.000 dolar menyuruh Sharon membawa
dan meminjam gambar itu. Seung Goo pikir kalau gambar itu tidak untuk dijual.
Sharon tahu maka dari itu sebabnya
meminta Seung Goo untuk meminjamnya.
“Katakan
pada mereka aku akan mengembalikannya dalam tiga hari.” Ucap Sharon
“Sepertinya
kau akan merobeknya begitu aku membawanya.” Keluh Seung Goo. Sharon tak ingin
banyak bicara menyuruh Seung Goo segera pergi saja. Akhirnya Seung Goo pun
berjalan dengan membawa sebuah kotak berisi uang.
Baek Hee
datang ke tempat Sharon langsung memecahkan gelas dan mencekik leher dan
kembali membuat tubuhnya melayan. Sharon menahan rasa sakit dengan Baek Hee
yang ingin tahu yang dikatakan pada Soo Ho, Apa mengatakan padanya bahwa telah
membunuh mereka.
“Aku menceritakan
segalanya padanya.” Akui Sharon dengan menahan rasa sakitnya. Baek Hee heran
dengan Sharon yang nekat melakukan itu lalu melepaskan cengkramanya.
“Aku
memberitahunya karena dia tidak akan percaya. Kurasa itu masih mengganggunya, Karena
dia menemuimu dan membicarakannya.” Kata Sharon seperti mengetahuinya.
“Aku akan
mati suatu hari nanti Dan kau akan sendirian. Kau harus menemukan jalan pada
saatnya. Jadi Tolonglah.” Kata Baek Hee memohon
“Itu akan
terjadi begitu dia menjadi kekasihku. Aku akan bisa menjadi tua.” Kata Sharon
yakin. Baek Hee yakin kalau Itu tidak akan terjadi.
“Dia... mulai
mengingatku... Aku tahu itu. Bukan hanya doamu yang bisa dijawab. Ini hanya
masalah waktu yang menjawab kesedihanku.” Kata Sharon
“Jika kau
mempermainkan Soo Ho, Aku tidak akan membiarkannya begitu saja.” Tegas Baek
Hee. Sharon seperti tak peduli menyuruh Baek Hee agar membayar untuk gelasnya
yang dipecah.
Dokter
melihat gambar CT Scan seperti Tidak ada yang salah dan keadaan baik-baik saja.
Ia bahkan melihat Hasil dari pemeriksaan bulan lalu juga sangat bagus. Soo Ho
binggung karena tiba-tiba mengalami sakit kepala. Dokter pikir kalau Luka
dikeningnya semua sudah sembuh.
“Itu
tidak akan menyebabkan sakit kepala.” Ucap Dokter meyakinkan.
“Telingaku
berdengung, dan aku mendengar banyak hal.” Cerita Soo Ho khawatir
“Apa kau
banyak tertekanan akhir-akhir ini?” tanya Doktr. Soo Ho menjadi yakin kalau
Pasti karena stres.
“Makanlah
sesuatu yang enak saat makan siang bersama seseorang yang kau suka Dan lakukan
beberapa olahraga di akhir pekan.” Saran Dokter. Soo Ho pun menganguk mengerti.
Soo Ho
dan Hae Ra makan bersama, tapi suasananya seperti berbeda. Hae Ra pun akhirnya
memberikan sepotong pizza agar Makan sebelum dingin. Soo Ho melihat jari di
tangan Hae Ra lalu memuji kalau Cincin yang dipakaianya itu cantik.
Hae Ra hanya bisa tersenyum.
“Apa kau
sakit? Kudengar kau pergi menemui dokter.” Ucap Hae Ra. Soo Ho kaget Hae Ra
yang mengetahuinya.
“Aku
pergi ke kantormu jadi bisa datang ke
sini bersamamu” cerita Hae Ra. Soo Ho mengaku Tidak ada yang salah dan sangat
sehat
“Kau
adalah orang yang kuat.... Jangan stres... Jangan khawatir.... Semuanya akan
baik-baik saja.” Kata Hae Ra menenangkan
“Itu
semua tak masalah, karena aku memilikimu.” Puji Soo Ho. Hae Ra membenarkan
dengan senyuman.
“Hae Ra...
Mari kita menikah di musim semi.” Kata Soo Ho. Hae Ra kaget ingin tahu kenapa
seperti terburu-buru
“Lalu
kapan saat yang bagus?” ucap Soo Ho. Hae Ra pikir Dua tahun lagi. Soo Ho
seperti sedikit lama.
“Aku
harus menyelesaikan sesuatu. Aku harus mendapatkan promosi dan melakukan
perjalanan bisnis ke luar negeri.” Pikir Hae Ra
“Kau bisa
melakukannya setelah menikah. Apa menurutmu aku akan menghentikanmu bekerja?”
kata Soo Ho
Hae Ra
pikir bukan seperti itu, kalau dirinya
ingin bersiap-siap jadi lebih baik Soo Ho bisa menyelesaikan kasus ayahnya
dulu, lalu menikah. Soo Ho pikir kalau memang itu keinginan Hae Ra maka akan
menyetujuinya.
Keduanya
menaiki mobil bersama, Soo Ho menceritakan Penuntut akan menginvestigasi ulang
kasus ayahnya Karena polisi telah disuap oleh perusahaan konstruksi. Hae Ra
bertanya apakah Ketua Park dipanggil sebagai saksi
“Iya. Aku
juga pergi ke sana dengan seorang saksi. Apa Kau mau kuantar ke biro
perjalanan?” ucap Soo Ho
“Tidak,
ke stasiun kereta bawah tanah, karena Aku harus pergi ke galeri.” Kata Hae Ra.
Soo Ho pun menganguk setuju.
“Sharon
Tailor belum menghubungimu, kan?” ucap Soo Ho ingin memastikan. Hae Ra
berbohong mengaku tidak ada
“Jangan
bertemu dengannya meskipun dia mengajakmu.” Pesan Soo Ho. Hae Ra hanya diam
saja.
Seung Goo
menatap dengan jeli gambar mirip dengan wajah Hae Ra dan Soo Ho seperti hanya
bisa melonggo binggung. Jang Bi berbicara ditelp kalau mereka akan segera pergi
dan sudah mendapat pesan serta mengucapkan Terima kasih telah mengizinkannya
untuk mengamati. Saat itu Baek Hee masuk melihat Seung Goo dengan sinis
bertanya apa yang dilakuan di galeri.
“Sharon
menyuruhku untuk menyewa lukisan ini.”
Ucap Seung Goo sinis. Bae Hee tak banyak bicara menyuruh Seung Goo pergi saja.
“Ini akan
dipublikasikan di Jurnal Arkeologi... Kalau begitu aku akan menemuimu di
kantormu, Profesor.” Ucap Jang Bin berbicara di telp lalu akan bergegas pergi
“Jeom
Bok.... Maksudku, Jang Bin.” Panggil Baek Hee melihat Jang Bin yang sudah
selesai bicara. Jang Bin pun menyapa Baek Hee yang datang lagi.
“Bisakah
kita bicara sebentar?” ucap Baek Hee. Jang Bin meminta maaf karena harus pergi
sekarang.
“Apa kau
pergi untuk melihat dokumen dari Dinasti Joseon?” ucap Baek Hee. Jang Bin
membenarkan dan heran karena Baek Hee bisa mengetahuinya. Diam-diam Seung Goo
melihat keduanya.
“Bolehkah
aku ikut denganmu?” ucap Baek Hee. Jang Bin kembali meminta maaf karena belum
bisa ditunjukkan ke publik.
“Kalau
begitu berikan aku waktu 10 menit. Ada sesuata yang ingin kukatakan kepadamu.
Kau tidak akan menyesal.” Ucap Baek Hee. Jang Bin akhirnya menganguk setuju.
Baek Hee mengajak untuk pergi bersama.
“Bisakah
kau membawakanku pel atau kursi cadangan?” Kata Baek Hee.
Baek Hee
mematahkan kain pel lalu membuat kursi kayu pecah berkeping-keping, Jang Bin
melonggo binggung melihat kekuatan Baek Hee yang bisa menghancurkan semuanya.
Seung Goo pun yang mengintip juga tak percaya.
Hae Ra
masuk seperti ingin bertemu dengan Jang Bin, dua pegawai memberitahu kalau Jang
Bin pergi ke tempat parkir bersama seorang tamu. Hae ra binggung kalau pergi
Tempat parkir.
Saat itu
Hae Ra berjalan melihat Seung Goo yang sedang mengintip, lalu Seung Goo menarik
Hae Ra agar bisa bersembunyi. Baek Hee kembali memperlihatkan kekuatanya dengan
bisa membengkokan besi dan juga kayu. Ketiganya hanya bisa melonggo.
“Pernahkah
kau melihat Baek Hee melakukan itu?” ucap Seung Goo. Hae Ra juga terlihat
binggung.
“Aku
tidak mencoba menakutimu. Tapi Aku menunjukkan padamu karena kau harus percaya
padaku. Aku sedikit berbeda dari orang biasa.” Ucap Baek Hee. Jang Bin mengaku
sudah tahu dengan wajah gugup. Saat itu Hae Ra cekukan dan Seung Goo
menjatuhkan kotak uangnya.
“Kita
punya banyak banyak penonton... Tidak apa-apa...” ucap Baek Hee bisa melihat
keduanya.
Akhirnya
mereka berempat berkumpul. Baek Hee memberitahu kalau Jang Bin akan melihat sebuah
lukisan yang dibuat oleh Koo Jeom Bok, yaitu ayah dari kakeknya kakek dari Jang
Bin. Ia juga tahu kalau Sebuah kisah
panjang dibelakangnya, adan surat doa.
“Dia mungkin
menulis cerita tentang seorang pria dan dua wanita. Aku akan menceritakan kisah
itu sekarang juga. Jika ceritaku sesuai dengan surat doa, maka tolong bantu
aku.” Ucap Baek Hee menyakinkan.
“Apa yang
akan terjadi?” tanya Jang Bin
“Katakan
apa yang tertulis pada doa Jeom Bok. Dan biarkan aku melihat dokumen kisah itu
secara langsung.” Ucap Baek Hee
“Oke,
jika ceritamu sesuai dengan dokumen, maka Aku akan membiarkanmu melihat doa dan
dokumen itu.” Ucap Jang Bin.
“Sekitar
230 tahun yang lalu dari saat ini, ada seorang wanita yang akan menikah dengan
keluarga bangsawan. Ada juga pelayannya yang seharusnya membuat gaun pengantin
wanita itu.” Cerita Baek Hee
Jang Bin
melihat semua orang yang melihat peninggalan leluhurnya, dan gambar seorang
pelayan yang menjahit pakaian.
“Wanita itu
membakar wajah pelayannya dengan besi karena mencoba gaun pengantin. Pengantin
pria mengira pelayannya sebagai mempelai wanita Karena dia memakai gaun itu. Dia
bersumpah bahwa dia akan mencintainya sepanjang hidupnya.”
Jang Bi
kaget melihat gambar yang ditinggalkan kakek buyutnya itu Myung Soo yang
melihat Boon Yi.
Saat itu
Seung Goo kembali ke toko, Sharon yang mendengarnya mengumpat marah. Seung Goo
menceritakan kalau tidak bisa memintanya melukis pada saat itu tapi menikmati
dongeng tua sebagai gantinya. Sharon bertanya pakah Baek Hee bilang kisah seperti
itu keluar dari kuburan.
“Baek Hee
meminta Jeom Bok untuk meninggalkan ceritanya dalam sebuah tulisan.” Ucap Seung
Goo. Sharon makin mengumpat marah.
Jang Bin
seperti masih tak percaya dengan yang dikatakan Baek Hee kalau semua ceritanya
itu memang gambaran yang dituliskan oleh leluhurnya. Hae Ra pulang menaiki bus
dengan wajah penasaran.
“Nyonya Seo Rin mengatakan pada
temannya bahwa suaminya beragama Katolik, dan menyuruh Boon Yi mengenakan
bajunya. Dia mendorongnya ke tebing dan ingin Boon Yi meninggal. “
“Tapi Boon Yi bertahan dengan
kekuatan cinta, Dia ditikam dan kehilangan suaranya. Dia menempuh perjalanan
jauh untuk menemui kekasihnya. Tapi Nyonya Seo Rin buta karena cemburu dan
membakar keduanya sampai mati. Dia kemudian dikutuk oleh Boon Yi.”
Boon Yi
mengatakan “Kau akan menjadi hantu yang mengembara di dunia ini selamanya.”
“Dia menjadi makhluk yang tak menua
dan tak bisa mati. Koo Joem Book diminta... Dia diminta untuk mencatat semua
yang terjadi.”
Baek Hee
duduk diam dalam rumahnya dan Hae Ra datang menemuinya. Ia heran karena Hae Ra
yang tidak pergi ke kantor. Hae Ra mengaku tidak bisa kembali bekerja setelah
melihat hal seperti itu. Baek Hee pikir kalau Hae Ra yang pernah melihat orang
yang kuat.
“Kau
sudah pernah mendengar kisahnya dalam pidatoku.” Ucap Baek Hee
“Aku
ingin menunggu di sini bersamamu dan meliha apa aku bisa membaca dokumen itu
dengan mataku sendiri.” Kata Hae Ra
“Aku tak
tahu kau adalah gadis yang penasaran” kata Baek Hee. Hae Ra pikir kalau rasanya
aneh. Baek Hee ingin tahu seberapa aneh
“Ini luar
biasa dan membingungkan.” Ucap Hae Ra seperti penuh semangat.
“Apa kau
merasa kisah ini tentangmu?” tanya Baek Hee. Hae Ra mengaku bukan seperti itu.
“Apakah
dokumen itu benar-benar nyata?” tanya Hae Ra
“Kurasa
tidak karena dia belum meneleponku sampai sekarang. Tapi Jangan khawatir, dan
kembalilah bekerja.” Ucap Baek Hee.
Soo Ho
menjadi saksi memperlihatkan foto ayah Hae Ra sebagai bukti dan memberitahu
kalau Ketua Park mencurigai Pak Jung dan Foto itu diambil pada malam hari
kebakaran jadi mneurutnya Pak Jung tidak ada hubungannya dengan kecelakaan itu.
Polisi pun mulai mencatatnya.
“Tapi Kita
akan mencari tahu lebih dalam lagi.” Ucap Polisi dan mulai menginterogasi Tuan
Han Myung Soo.
“Saat kau
menjadi direktur perusahaan konstruksi, apakah perusahaan menyogok seseorang untuk
menyalakan api di laboratorium dengan sengaja?” tanya Polisi
“ Aku
tidak tahu pada waktu itu, Tapi kemudian aku mendengar bahwa hal seperti itu
terjadi. Orang yang bertanggung jawab atas tim pengembangan bisnis meninggal
dunia. Rincian lebih lanjut tidak dapat ditemukan. Jadi ada seseorang yang
disogok dan menyalakan api di lab. Itulah yang kudengar.” Ucap Tuan Han memberikan keterangan.
“Siapa
nama orang itu?” tanya Polisi. Tuan Han terdiam sejenak.
Flash Back
Tuan Jang
mengatakan kalau Jang Chul Doo mengambil uang itu, karena pernah tiga kali
dihukum untuk pencurian dan pembakaran. Ia juga tahu kalau Tuan Jang meninggal
karena kecanduan obat Lima tahun yang lalu jadi Tidak ada jejak transaksi uang
dan Tidak ada yang bisa membuktikannya.
Ia pun
memperlihatkan koper berisi kotak uang yang banyak, Tuan Park pikir kalau itu bukan
jumlah uang yang kecil dan berpikir kalau Tuan Han bisa mengetahui maksudnya.
Polisi
ingin tahu Siapa nama orang itu, Tuan Han dengan santai kalau mendengar pria itu bernama Jang Chul Doo. Soo
Ho yang duduk disampingnya hanya bisa menghela nafas panjang karena Tuan Han
yang berbohong.
Akhirnya
Soo Ho kembali ke kantor dengan wajah kecewa menceritakan Park Chul Min
bergerak sedikit lebih cepat dari mereka. Tuan Han pikir merekamemiliki cukup
bukti obyektif, jadi polisi tidak akan sepenuhnya mempercayai kesaksiannya.
“Dan Pak
Yoon akan berada di sana sebagai saksi, jadi jangan terlalu khawatir.” Kata
Tuan Han menyakinkan. Soo Ho pun menganguk mengerti.
“Kau
tampak lelah, Pulanglah lebih awal hari ini.” Kata Tuan Han. Soo Ho mengelak
kalau ia baik-baik saja.
Saat itu
Sharon masuk ruangan minta maaf karena datang tanpa pemberitahuan karena
berpikir harus mengakhiri. Soo Ho seperti enggan melihat Sharon memilih untuk
memalingkan wajahnya. Sharon mengatakan kalau memutuskan untuk mendukung
pembangunan kembali.
“Tolong
kembalikan perjanjian yang telah kutanda tangani Atau hancurkan di hadapanku.”
Ucap Sharon. Soo Ho meminta Tuan Han agar menanganinya.
“Aku akan
mencarinya untukmu jadi Silakan ikuti aku.” Ucap Tuan Han bergegas keluar
ruangan.
“Audiensi
publik itu sangat lucu jadi Selamat siang.” Ucap Sharon melangka pergi tapi Soo
Ho berbicara sebelum Sharon pergi.
“Hari
itu, apa yang kau katakan padaku?” ucap Soo Ho. Sharon berpura-pura lupa
bertanya kapan itu.
“Pada
hari kau pindah dari rumahku. Bahwa aku adalah suamimu di kehidupanmu
sebelumnya Dan kau harus mengingatku, serta menyelesaikan cinta kita yang tidak
lengkap. Kenapa kau mengatakan hal seperti itu padaku?” kata Soo Ho
Sharon
pikir kalau Soo Ho merasa terganggu. Soo Ho mengaku tidak percaya dan
menurutnya meskipun itu benar-benar
terjadi, maka tidak akan mengubah apapun Ia menegaskan kalau tetap mencintai
Hae Ra dan akan menghabiskan sisa hidup bersamanya.
“Jangan
katakan lagi itu padaku... Ahh.. Tidak maksudny, jangan datang menemuiku lagi.”
Ucap Soo Ho. Sharon pun memilih untuk keluar dari ruangan.
Soo Ho
menatap foto lukisan seperti bisa melihat wajah Sharon yang memiliki luka
bakar. Ia lalu seperti merasakan seperti suara berbisik agar bisa mengingat
masa lalunya. Soo Ho melihat Sharon yang merobek surat perjanjian didepan Tuan
Han.
Sharon
sempat menatap Soo Ho setelah merobek surat, Soo Ho hanya terdiam melihat
kembali lukisan lalu menutupi wajahya seperti kebingungan dengan keadaanya
sekarang.
Baek Hee
berdiri menatap bulan purnama menunggu dengan gelisah. Jang Bin masuk rumah
membawa sebuah kotak besar yang sudah bungkus, mengatakan kalau akan datang
untuk mengambilnya besok. Baek He dengan mata berkaca-kaca mengucapkanTerima
kasih. Ia pun memeluk peninggalkan Jeom Bok dengan tangisanya.
Seung Goo
melihat Sharon yang memakai serum diwajahnya bertanya apakah ada kabar baik karena terlihat sangat
hidup. Sharon merasa kalau doanya akan menjadi kenyataan. Seung Goo memberitahu
kalau Becky ingin bertemu dengan Sharon dan memintanya agar datang.
Soo Ho
menelp Hae Ra memberitahu kalau akan pulang larut malam ini. Hae Ra juga
mengatakan kalau ia juga harus lembur. Soo Ho meminta agar Hae Ra Jangan
terlalu larut. Hae Ra mengerti
“Oh, dan
apa kau tahu kalau... Ibu Jang agak istimewa?” ucap Hae Ra. Soo Ho ingin tahu
Apa ada yang terjadi
“Iya... Aku
akan memberitahumu di rumah nanti. Kuharap pekerjaanmu berjalan dengan baik.”
Kata Hae Ra. Soo Ho pun menganguk mengerti.
Sharon
akhirnya datang, Baek Hee menyuruh Sharon untuk mendekat dan melihatnya. Sharon
melotot kaget melihat gambar Jeom Bok yang menuliskan cerita (Nyonya Seo Rin menjadi buta karena cemburu dan
membunuh mereka dengan api).
“Aku tahu
itu. Jawabannya ada dalam doa Jeom Bok.” Ucap Baek Hee. Sharon akhirnya melihat selembar surat yang
ditinggalkan Jeom Bok.
“Orang tuaku lah yang melahirkanku Tapi
Boon Yi yang memberiku cahaya.”
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar