Bibi Lee
mengeluarkan semua tanaman akar yang kering diatas meja lalu memanggil Tuan
Park kalau membawa banyak ramuan obat yang hebat. Tuan Park sedang melihat guci
mengaku baik-baik saja jadi akan menganggap ini sebagai sumbangan dan Bibi Lee bisa
membeli makanan enak.
“Kau
dimana?” ucap Bibi Lee mencari Tuan Park dengan membawa nampan menuruni tangga
“Apa yang
kau lakukan di tempat penyimpanan seperti ini?” ucap Bibi Lee. Tuan Park
mengeluh karena Bibi Lee tidak seharusnya berada di sini.
“Coba
ini, minuman Ini membantu sirkulasi darahmu, dan memberimu lebih banyak sel
darah. Kau akan merasa berbeda setelah minum satu mangkuk. Ini akan segera
menghangatkanmu.” Ucap Bibi Lee. Tuan Park pun muai meminumanya.
“Kau
pasti memiliki hobi mengumpulkan barang usang.”ejek Bibi Lee. Tuan Park marah
dianggap sebagia barang Usang
“Ini
mungkin bernilai setidaknya 10 apartemen.” Kata Tuan Park lalu memuji kalau
minuman yang dibuat oleh Bibi Lee wanginya harum. Bibi Lee hanya bisa melonggo
mendengarnya. Tuan Park menyuruh Bibi Lee pergis aja.
“Kalau
begitu ini pasti barang antik mahal, Kau pasti sangat kaya.” Ucap Bibi Lee.
Tuan Park membenarkan dengan nada bangga dan sombong.
Saat itu
Tuan Park akan membuka sebuah kotak, tapi kesusahan, Bibi Lee akan membantu
membukanya tapi malah membuat isinya berhamburan dilantai. Tuan Park terlihat
marah padahal ia membuka dengan sarung tanganya dan sangat hati-hati.
Flash Back
Sharon
bermain mahyong mengaku Sudah lama sekali tidak memainkan nya dan tidak
berjalan dengan baik. Tuan Park remaja berpikir kalau Sharon ingin jadi penulis
jadi Bagaimana tahu cara bermain mahjong. Sharon mengaku kalau dirinya seorang
penulis, jadi perlu tahu hal-hal ini.
“Tokoh
utamanya pasti pemain mahjong.” Ucap Sharon. Tuan Park bertanya Bagaimana sharon
tahu itu.
“Dahulu bisnis berjalan lancar di
Gunsan. Suatu musim dingin, orang berkumpul untuk bermain dengan taruhan tinggi
setiap malam di sebuah pub dekat sebuah kereta api. Dua pria misterius
tiba-tiba datang” dan memenangkan setiap putaran.”
Saat itu
Sharon dan Baek Hee merubah gaya menjadi seorang laki-laki tampan bermain
bersama. Sementara Tuan Park yang
mendengar cerita Sharon berpikir kalau seperti Penipuan perjudian. Sharon pikir
bukan tapi Itu semua tentang keterampilan.
“Mereka sudah
berlatih selama 100 tahun. Jadi Siapa yang bisa mengalahkan mereka? Mereka
belajar bahasa Cina dan punya toko pangsit. Mereka bermain mahjong untuk
menghilangkan kesepian.” Cerita Sharon
“Siapa
yang melakukan itu?” tanya Tuan Park. Sharon mengaku kalau ia yang melakukannya.
“Maksudku,
mereka berdua.” Ungkap Sharon tak ingin kelepasan.
Saat itu
Sharon dan Baek Hee dikepung oleh pria karena membawa uang banyak dikoper. Baek
Hee bisa melawan semua pria dengan jurus yang dimilikinya. Sharon hanya diam
saja, sampai seorang pria mengejek karena tidak mencoba melarikan diri.
Sharon
akan pergi tapi topinya ditarik dan terlihat rambut panjangnya. Si pria melihat
Sharon adalah perempuan dan akan akan membunuhnya, Baek Hee bisa melumpuhkan
dari belakang lalu mengajak Sharon pergi dengan membawa topinya.
“Mereka membeli tanah dengan uang
itu dan juga menyumbang pada kelompok kemerdekaan. Hidup mereka dikutuk. Tapi terkadang
itu terasa menghibur. Bila waktu berubah, mereka berubah menjadi pedagang dari
penjudi.”
Sharon
dan Baek Hee duduk dengan gaya yang berbeda mengunakan kacamata untuk menyamar
dan bertemu dengan dua orang pria. Sharon menceritakan kalau kali ini lebih ke penyelundupan daripada
perdagangan yaitu secara ilegal menjual barang-barang yang dibawa oleh penyelundup
dengan truk di larut malam. Baek Hee pun melihat tumpukan uang dari hasil
kerjanya.
“Antibiotik, pembunuh rasa sakit, perasa
dan kosmetik buatan sangat populer. Permintaannya sangat tinggi. Kemudian
mereka bisa menghasilkan uang besar lagi. Mereka memiliki banyak lahan,
meskipun ada beberapa diambil alih oleh para pengembang. Sekali lagi, mereka
mencoba menjalani kehidupan baru. Dua karakter utama.”
Sharon
akhirnya masuk ke tempat jahitnya dan akhirnya menjadikan dirinya sebagai
designer, lalu bertanya apakah ceritanya
menyenangkan. Tuan Park yang bertopang dagu merasa kalau Kedengarannya seperti
novel yang membosankan oleh seorang penulis pengkhayal. Sharon pikir benar
karena Betapa hidup yang menggelikan.
“Ini adalah
blok mahjong yang beruntung dan Ini semua milikmu sekarang. Lakukan apapun yang
kau bisa untuk menjadi kaya, Chul Min.” Pesan Sharon.
Bibi Lee
panik melihat semua mahyong yang bertaburan, lalu menanyakan keadaan Tuan Park.
Tuan Park mengatakan kalau harus membangun itu apartemen studio tidak peduli
apapun dan harus lebih kaya Bahkan lebih, seperti teringat pesan Sharon.
Ji Hoon
berjalan di lorong dengan jasnya, Sharon meminta agar Ji Hoon bisa putar. Ji
Hoon kembali berjalan dengan pundak di tinggikan seperti ingin seperti Soo Ho.
Sharon meminta Ji Hoon agar Berjalan
dengan lebih percaya diri dan sombong karena Dengan begitu pakaiannya akan
menonjol.
“Kenapa
kau melakukan ini padaku?” tanya Ji Hoon heran
“Kau
tidak bisa kalah melawannya dengan pakaian. Kau harus bertarung dengan pakaian
yang lebih baik. Sekarang, coba balik lagi.” Ucap Sharon.
Ji Hoon pun
berjalan kembali di lorong, sepasang kakek dan nenek bertanya siapa pria itu
karena tidak terlihat seperti pacarnya. Seung Hoo pikir kalau Ji Hoon sebagai
model baru dan terlihat bodoh. Sementara si nenek melihat Ji Hoon itu tampan.
“Aku
tidak bodoh!” kata Ji Hoon kesal. Sharon akhirnya meminta Ji Hoon kembali
mendekat.
“Mari
kita lihat setelan sebenarnya untuk pertunjukan itu. Kau harus membawa Hae Ra
menjauh dari Moon Soo Ho..” Ucap Sharon
Di sebuah
pemeran travel, Ji Hee dan Ketua Tim duduk didepan meja menyambut semua
pelanggan yang akan mengikuti tour mereka. Sementara Hae Ra melihat maskot yang
menari diepan anak-anak.
“Jika kau
melakukan ini, kau akan mendapat perhatian penuh.” Ucap Si pria membuka kepala
boneka.
“Bisakah
kau melakukannya? Aku tidak bisa melakukan ini” pikir Hae Ra. Si pria
meyakinkan kalau Hae Ra bisa melakukanya. Hae Ra mengaku tak bisa, tapi
akhirnya bisa menari dengan lincah menghibur anak-anak yang menonton.
Soo Ho
berjalan masuk dengan Sek Han dan pegawai pegawainya, Hae Ra panik melihat Soo
Ho tapi teringat kalau dirinya mengunakan kepala Boneka. Kepala Tim terlihat
senang meliaht Soo Ho mengucapkan terima kasih telah datang jauh-jauh,
“Apa
kalian semua pergi untuk perjalanan bisnis di tahun baru?” tanya Ketuan Tim.
Soo Ho mengaku Tidak.
“Ini adalah
bonus dari presiden kami.” Ucap salah satu pegawai, Ketua Tim kaget
“Tandatangani
namamu satu per satu.” Pinta Soo Ho. Ketua Tim memuji kalau Perusahaan Soo Ho
luar biasa dan CEOnya juga keren.
“Apakah
ada karyawan di sini bernama Jung Hae Ra?” tanya Soo Ho. Ketua Tim sempat gugup
mengatakan kalau Hae Ra ada dalam timnya, Hae Ra sengaja bersembunyi untuk
mendengar ucapan Soo Ho.
“Aku punya
banyak masalah karena dia.” Kata Soo Ho. Ketua Tim kaget bertanya apa yang
sudah dilakukan Hae Ra.
“Kami
telah sdar kalau begitu banyak memanggilnya untuk bertanya tentang paket
perjalanan Dia bahkan tidak menghela nafas sekali pun. Dia menjelaskan dengan
baik, padahal dia adalah Seorang manusia bukan mesin. Jika ada pelanggan gila, dia
bisa mengeluh tentang mereka. Aku berterima kasih perjalanan bonus untuk
karyawanku ini bisa terjadi. Ini semua
berkat dia. Aku telah menghabiskan banyak uang untuk tahun baru ini.” Ucap Soo
Ho
“Dan
terima kasih, penjualan kami naik.” Kata Ketua Tim terlihat bisa bernafas lega.
“Aku
merekomendasikan dia untuk karyawan bulan ini. Jika kau tidak menjadikannya
karyawan bulan ini, Aku akan menariknya ke perusahaanku.” Ucap Soo Ho.
Ketua Tim
menganguk mengerti dengan senyuman, Soo Ho menegaskan kalau ucapanya tidak
bercanda. Ketua Tim mengatakan tidak
bisa membiarkan Soo Ho mengambil kartu
utama timnya.
“Jika kau
benar-benar ingin mempekerjakannya, maka tolong sewa semua timku.” Kata Ketua
Tim. Saat itu direktur melihat Hae Ra bukan berkerja malah menguping lalu
menyuruh pergi kalau Ada anak-anak di pintu masuk.
“Halo,
Pak... Bukankah kau Pak Moon yang sedang mengerjakan Proyek Kota Seoul?” ucap
Direktur menyapa Soo Ho
“Dia adalah
direktur utama.” Kata ketua Tim memperkenalkan
“Aku Lee
Dong Soo.. Senang bertemu denganmu.” Kata Direktur Lee, Soo Ho pun dengan
sengaja menjabat tangan Direktur Lee dan juga meremasnya seperti ingin membalas
dendam untuk Hae Ra.
Soo Ho
akhirnya berjalan sendirian mengambil beberapa brosur, Hae Ra dengan baju
maskotnya sengaja menghadang Soo Ho lalu melambaian tangan dan memeluknya. Soo
Ho sempat bingung lalu membiarkanya, setelah itu beranjak pergi.
Hae Ra
masih berdiri untuk menghibur, Soo Ho melihatnya lalu mengambil setangkai bunga
mawar di papan peresmian lalu memberikan pada Boneka maskot. Hae Ra sempat
kaget dan menerimanya. Soo Ho pun berjalan pergi. Hae Ra membuka kepala boneka
dengan keringat yang mengucur.
“Aku
mencintaimu...” ungkap Soo Ho menengok kebelakang, seperti sudah tahu kalau Hae
Ra dengan baju maskot. Hae Ra hanya menatap kaget dan bisa sedikit tersenyum.
Sharon
merapihkan baju Ji Hoon, Ji Hoon pikir
Ini terasa sedikit berbeda, Sharon menjelaskan Pakaian meninggalkan
panas tubuh pemiliknya adi mencampuradukkan panas tubuhnya saat membuatnya. Jadi
Ji Hoon tidak bisa mengatakan bahwa pakaian tidak berjiwa.
“Apa kau
mendapatkan skor rendah di ujian masuk perguruan tinggi?” ejek Ji Hoon
“Bajuku
punya kekuatan. Mereka bergerak sesuai kehendakku.” Jelas Sharon
“Apa itu
berarti kau bisa mengendalikan seseorang saat dia memakai pakaianmu?” kata Ji
Hoon
“Tidak
persis seperti itu. Tapi aku bisa menyampaikan keinginanku melalui pakaian. Ini
tidak bekerja dengan baik pada Hae Ra sekalipun.” Kata Shron. Ji Hoon tertawa
mendengar
“Kau berada
di luar tembok. Itu menarik.” Ungkap Ji Hoon. Sharon terlihat senang karena
dianggap menaik. Ji Hoon pun seperti terpaksa memujinya. “Aku akan membuat
kemeja untuk Pak Moon. Bisakah kau memberikannya kepadanya seolah-olah kau
menyiapkannya?” ucap Sharon.
Ji Hon
menganguk setuju, Sharon mengajak mereka minum bersama. Ji Hoon pun mengajak
pergi karena Sharon sudah memberikan setelan jas jadi akan mentraktir untuk
makan malam. Sharon pun mengikutinya.
Sharon
melihat restoran yang dipilih Ji Hoon adalah restoran yang mahal, padahal
terlihat miskin. Ji Hoon pikir mereka bisa jujur satu sama lain dengan
memberitahu kalau Pelanggan VIPnya terkadang memberi voucher hadiah dan tiket
makan di tempat ini dan pelanganya biasa datang.
“Aku tidak
akan khawatir kalau begitu.” Ucap Sharon
“Mengapa
kau menyukai Pak Moon?” tanya Ji Hoon penasaran
“Aku dan
dia tampaknya berbagi takdir. Sepertinya dia adalah suamiku dalam kehidupanku
sebelumnya” ucap Sharon percaya diri.
Gon
datang menyapa Ji Hoon, memberitahu kalau sengaja datang untuk makan malam
bersama ayahknya karena suka makan di sini. Ji Hoon menganguk mengerti, Sharon
sempat menoleh hanya melihat bagian belakang Tuan Park.
“Aku
khawatir jika mengganggumu.” Kata Gon. Ji Hoon mengaku tidak sama sekali.
“Aku di
sini untuk makan malam bersama kenalanku. Dia adalah seorang desainer.” Kata Ji
Hoon memperkenalkan Sharon
“Dia
tidak merancang setelan ini, kan?” kata Gon. Sharon memberitahu kalau memang mercancangnya.
“Kau terlihat
sangat berbeda hari ini. Aku membawa sebotol anggur yang bagus. Jadi akan
memberi masing-masing segelas jika kau
mau.” Ucap Gon. Ji Hoon pun mengucapkan terimakasih
“Kita
akan minum setelah ini. Bergabunglah dengan kami jika kau tidak keberatan. Kau
boleh membawa ayahmu.” Ucap Ji Hoon. Gon pikir akan bertanya padanya lalu
kembali menemui ayahnya.
“Dia juga
tertarik pada Pak Moon, jadi mungkin bisa membantu kita.” Bisik Ji Hoon pada
Sharon.
Tuan Park
bertanya pada Gon apakah mengenal mereka. Gon malan balik bertanya apakan
Ayahnya menginginkan pakaian baru, karena baru saja menemukan seorang desainer
yang terampil. Tuan Park pikir Jangan buang uang untuk barang-barang yang tidak
berguna.
“Pakaian
hanya untuk menutupi tubuhmu. Kau tidak perlu pakaian desainer.” Ucap Tuan
Park. Gon pun hanya bisa terdiam.
Baek Hee
duduk diam di dalam rumahnya, seperti mengingat kejadian masa lalu yang menukai
bayi tak berdosa menjadi bayi pelayan.
“Aku
telah berdosa karena kebodohan manusia. Aku ingin menusukkan belati sebagai
ganti air mataku.” Ucap Baek Hee.
Saat
bertemu dengan Sharon memberitahu kalau tidak bisa mati dan itu adalah kutukan
dengan melihat penantian panjang. Lalu ia bertemu dengan Soo Ho mengatakan
kalau akan memperoleh semua keinginannya, seperti ingin menebus dosanya.
“Batas
antara sesuatu yang bisa kau lihat dan sesuatu yang tidak bisa kau lakukan
telah runtuh. Berilah kami kebijakan. Tolong selamatkan kami dari lubang ini
dimana kami tidak menjadi tua atau mati. Tolong selamatkan kami.” Ucap Baek Hee
berdoa dengan menyalakan lilin lalu keluar dari rumahnya.
Baek Hee
pergi ke tempat penyimpanan buku-buku kuno, merasa yakin kalau Jeom Bok pasti
sudah menulisnya dalam bahasa Korea, tapi tak bisa menemukan dalam buku-buku
yang dituliskan dalam bahasa china.
“Jeom
Bok... Tolong bantu aku.” Ucap Baek Hee dan tanpa sadar seorang pria duduk
didepan toko buku sambil mengambar. Wajahnya terlihat seperti Jeom Bok jalan
dulu dan tanganya terlihat sangat pandai mengambar diatas kain putih.
Soo Ho
memberikan tanda di atas petanya, mulai dari toko buku, Tempat Pemandian, Yoon
Dal Hong. Lalu ia menatapnya seperti ada sesuatu yang dipikirkan. Seseorang
masuk ke dalam ruangan Soo Ho dengan sengaja menaruh beberapa permen untuk
bosnya.
“Ayah... Aku
mendapat satu poin dari Moon Soo Ho.” Ucap Gon. Tuan park heran apa yang bicarakan
anaknya dan Gon memberikan sebuah amplop dengan bertuliskan Yoon Dal Hong
“Aku
mendapatkan hak permukaan di atas tanah yang ia rencanakan sebelumnya. Itu
adalah tanah kosong di ujung Geumseong-dong.” Ucap Gon bahagia.
“Kau bilang
Geumseong-dong? Siapa pemiliknya?” tanya Tuan Park
“Namanya
Yoon Dal Hong. Orang tua ini lama tinggal di kota.” Cerita Gon
“Mengapa
kau menangani masalah ini sendiri? Apakah dia tahu kalau kau anakku?” kata Tuan
Park dengan nada tinggi dan terlihat panik.
“Aku sama
sekali tidak menyebutmu. Apakah Ayah mengenalnya?” kata Gon bertanya.
Flash Back
Tuan Park
menunggu di mobil, Yoon yang masih muda masuk dan langsung diberikan sebuah
amplop. Tuan Park memberitahu kalau itu Seperti yang diinginnya dan sudah cukup
untuk membeli rumah dan luas tanah 330m2. Tuan Yoon pun mengucapkan terimakasih
“Aku
tidak tahu apa-apa.. Aku tidak memberikan apapun disekitar tempat itu hari itu.
Aku tidak melihat apa-apa.” Ucap Tuan Yoon. Tuan Park menyuruh diam saja.
“Kau juga
tidak melakukan kesalahan. Kau tidak tahu ada seseorang di sana.” Kata Tuan
Yoon
“Jika kau
ingin menyimpan rumah dan tanahmu, maka kau harus tutup mulut.”tegas Tuan Park
“Bagaimanapun,
kabar tentang menghancurkan laboratoirum, menggantinya dengan apartemen bukan
hanya rumor, kan? Apa kau mendapatkan uang ini dari mereka?” tanya Tuan Yoon.
Tuan Park
terlihat marah dan tak ingin membahasnya. Tuan Yoon pikir hanya bertanya-tanya
apakah harus membeli apartemen. Ia juga tahu kalau Tuan Park adalah orang yang
menakutkan jadi akan membungkuk sangat rendah dan akan mengabaikanmu bahkan
saat melihatnya di jalan lalu bergegas meninggalkan mobil mengucapkan Selamat
tinggal.
“Tidak
mungkin Soo Ho mengenalnya. Apa ini hanya kebetulan?” pikir Tuan Park. Gon
melonggo binggung melihat ayahnya.
“Berapa
banyak yang kau bayar?” tanya Tuan Park. Gon menjawab kalau ini jumlah yang bisa
dipersiapkan.
“Aku akan
memperkenalkanmu pada seseorang yang kukenal jadi Jual saja padanya” kata Tuan
Park. Gon langsung menolak
“Aku
melakukan ini sendiri.” Tegas Gon. Tuan Park kesal karena menyuruh menjual jadi
lebih baik lakukan saja dengan mengeluh kalau jadi tak nafsu makan.
Ji Hoon
membahas kalau Desainer biasanya hanya mendesain... pakaian pria saja atau
wanita saja dan ingin tahu bagaimana Sharon bisa belajar melakukan keduanya.
Sharon mengaku jenius dan juga punya banyak waktu.
“Kalau
aku boleh bergabung denganmu, maka Aku akan mentraktir makan malam.” Ucap Gon
dengan membawa botol anggur ditanganya. Ji Hoon pun mempersilahkan duduk.
Ketiga
berjalan bersama seperti teman. Sharon mengajak merkea pergi bar LP kesukaannya
selanjutnya dan dengarkan lagu-lagu sedih. Gon mengaku suka lagu sedih dan
bertanya Dimana itu. Sharon pikir setelah
itu, bisa minum di tempatnya karena punya deodeok yang berusia 120 tahun.
“Astaga,
itu sama bagusnya dengan obat apapun.” Pikir Gon. Ji Hoon kesal karena Sharon
tidak memberinya apapun kemarin dan kecewa. Keduanya hanya tertawa lalu
berjalan pergi. Ji Hoon pun mengikutinya dari belakang.
Soo Ho
menyusun kue seperti baru dibakar lalu memberikan taburan gula halus diatasnya,
setelah itu menyusun youghurt dengan buah strawberry dan juga blueberry,
seperti sudah siap menyambut seseorang tapi orang yang ditunggu tak juga
datang.
Hae Ra
akhirnya pulang larut malam melihat Soo Ho yang duduk diruang tengah sambil
membaca buku. Soo Ho melihat Hae Ra yang
pulang dan benar-benar terlambat. Hae Ra mengaku harus menyelesaikan pekerjaan
itu dan tidak bisa melakukannya karena pameran.
“Kenapa
kau tidak tidur?” tanya Hae Ra. Soo Ho mengaku kalau menunggunya. Hae Ra mengejek Soo Ho yang
bodoh, tiba-tiba Soo Ho memberikan bahunya agar Hae Ra bersandar. Hae Ra pun
tanpa malu merangkul lengan Soo Ho dan menyadarkan kepalanya.
“Ini sangat
nyaman, Aku memikirkan ini ini dalam perjalanan pulang. Aku harus pindah.”
Ungkap Hae Ra. Soo Ho bertanya kenapa berpikiran seperti itu.
“Karena
aku mulai menyukai Moon Soo Ho, lebih dan lebih. Jika ini berlanjut, maka Kurasa
aku akan mulai bergantung dan bersandar padamu. Aku tak suka itu. “Akui Hae Ra
“Kau bisa
bergantung dan bersandar padaku..” Ucap Soo Ho
“Kau tak
pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup Aku akan berakhir seperti orang
idiot.” Pikir Hae Ra
“Aku
adalah pengajarmu, jadi Kau tak akan pernah menjadi idiot.” Ungkap Soo Ho
“Apa Kau
tahu,kadang-kadang kau bisa benar-benar jahat. Seolah-olah kau sedang bermain
dengan hatiku yang lugu. Aku tak ingin sepenuhnya mempercayaimu.” Ucap Hae Ra menatap
Soo Ho lalu akan beranjak pergi, Soo Ho menahan Hae Ra agar tetap duduk.
“Aku
terluka karena aku menyukaimu sejak kecil. Aku menghasilkan uang untukmu Dan
aku kembali ke sini untukmu. Kau dapat mempercayaiku. Saat kau berkencan
denganku, maka Kau bisa belajar bahwa ada seorang pria yang bisa kau percaya.”
Kata Soo Ho menyakinkan.
Hae Ra
sempat terdiam lalu memberikan kecupan di bibir Soo Ho, keduanya terlihat gugup
sampai akhirnya Hae Ra akan pergi mengucapkan selamat malam. Soo Ho menarik Hae
Ra dan langsung menciumnya seperti melampiaskan perasaan semenjak remaja.
Bersambung
ke episode 10
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar