PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 17 Januari 2018

Sinopsis Two Cops Episode 29

PS : All images credit and content copyright : MBC
Dong Tak memeriksa bagian leher Jaksa Tak, ternyata tak ada tatto gambar sayap, seperti tak percaya dengan dugaanya lalu melihat dari gambar CCTV kalau pelakunya adalah seorang wanita. 
Soo Chang ada dipanti asuhan, dengan penuh semangat akan menemukan Sayap malaikat sebenarnya karena ada seorang dengan helm menaiki motor. Ternyata seorang wanita yang membuka helm dengan tatto dibagian punduknya. Soo Chang kaget melihat semua anak terlihat senang melihat Soo Ah yang datang.
“Apa Kau orang yang berhelm hitam itu? Anak kecil yang dulu di suka Doo Sik? Apa Doo Sik tahu kau pelakunya sejak awal?” ucap Soo Chang tak percaya.
Ia teringat sebelum Doo Sik pergi selamanya mengakui kalau mengetahui orang berhelm itu. Soo Chang pun mengerti kalau itu sebabnya Doo Sik menato seperti yang dimiliki oleh Soo An.
“Apa itu alasan Doo Sik menggantikan kesalahanmu seperti orang bodoh? Dia di salahkan bukan untuk kehidupannya  menjadi lebih baik? Apa itu kau? Apa itu semua karena kau?” ucap Soo Chang dengan mata berkaca-aca seperti tak percaya kalau pelakunya teman satu panti
“Kau membunuh Detektif Jo, Kim Jong Doo, dan berusaha membunuhku. Tapi Mengapa? Kenapa kau melakukan itu?” kata Soo Chang penuh amarah
Biarawati menemui Soo An bertanya apakah datang  untuk melihat gambar itu lagi, lalu menanyakan kabar Tuan Tak, Soo Ah hanya menjawab dengan senyuman tanpa bicara apapun.


Dong Tak masih terlihat shock, Jaksa Tak mengaku  tidak mengerti apa yang terjadi,tapi  Soo An yang terlihat di rekaman CCTV  Rumah Sakit yaitu orang yang menyerang Soo Chang. Saat itu Ho Tae masih ada di telo memanggil Dong Tak karena tak ada suara. Dong Tak akhirnya kembali bicara.
“Kapten Yoo bilang DNA yang kita temukan  dari kuku Inspektur milik seorang wanita. Sepertinya orang yang membunuh Hang Joon Hyung seorang wanita.” Ucap Ho Tae. Dong Tak pun menutup telpnya.
“Orang yang membunuh Hang Joon Hyung dan mencoba membunuh  Soo Chang dan aku, Orang yang menyerang Inspektur Ma.” Ucap Dong Tak mengingat kejadian serangan yang dilakuan oleh Soo An dengan helm hitamnya.

Dong Tak mengingat saat bertemu dengan Soo An di restoran sebagai pemiliknya, kalau tidak bisa mendengar  atau bicara. Ia seperti tak percaya kalau Soo An adalah wanita yang ada direstoran, lalu keluar dari ruangan.
Jaksa Tak hanya diam saja melihat Dong Tak keluar dari ruangan begitu saja. Di dalam mobil  Dong tak menelp Kapten Yoo kalau tahu di mana orang berhelm itu jadi butuh bantuan. 

Soo Ah berdiri menatap gambar sayap yang ada di dinding, Biara bertanya apakah Soo Ah sangat suka gambar ini da Itu sebabnya kau menatonya  di belakang lehernya. Soo Ah hanya diam saja dan Soo Chang mendengarkan pembicaraan keduanya.
“Kau sering menangis  saat pertama kali ke sini. Saat itu, Aku mengatakan orang tuamu mungkin menjagamu dari atas sana dengan sayap seperti itu. Saat itu lah kau berhenti menangis.” Ucap Biarawati
“Apa Kau pernah mendengar kabar Doo Sik? Dia sudah lama tidak berkunjung.” Tanya biarawati pada So Ah
“Dia sudah mati.. Si bodoh itu sudah mati. Dia menerima kesalahan atas pembunuhanmu dan mati di penjaraseperti orang bodoh.”Jawab Soo Chang penuh amarah.
Soo Ah akan pergi, Biara berpesan agar Berkendara dengan hati-hati. Soo Chang panik kemana Soo Ah akan pergi karena tidak boleh pergi, lalu kembali melihat tanganya yang menghilang kembali dan mengumpat kesal melihat Soo Ah akhirnya bisa pergi tanpa bisa ditahan olehnya. 


Ho Tae dkk sudah ada di rumah Soo Ah meminta juniornya agar menemukan beberapa sampel DNA lalu periksa apa cocok dengan hasil  yang mereka dapat dari Inspektur Ma. Saat itu Dong Tak membuka bagian lemari pakaian dan melihat bagian belakang lemari.
Terlihat seperti bagan yang saling berhubungan, Tuan Kim sebagai [Saksi kecelakaan mobil Incheon mengatakan  truk mengemudi dengan kencang] lalu foto Soo Chang bertuliskan  [Orang yang selamat, anak pelaku] Ho Tae bingung apa maksud semua ini.
Dong Tak melihat artikel berita [Tewas dalam perjalanan menjemput putri mereka] Ia melihat foto keluarga dengan satu anak wanita, dan bisa menyimpulkan kalau pasangan suami istri  yang meninggal dalam kecelakaan itu. Kapten Yoo akhirnya menelp Ho Tae  

“Tersangka adalah Jin Soo A, usia 30 tahun. Alamatnya tidak terdaftar. Kami sudah mencarinya,  tapi dia tidak di temukan” ucap Kapten Yoo
“ Di sini juga seperti itu. Mungkin dia sudah tahu dan melarikan diri.”kata Ho Tae
“Apa begitu? Dia kembali dari Jepang  setahun lalu. Dia berasal dari panti asuhan.” Kata Kapten Yoo. Ho Tae kaget m, lalu menutup telpnya
“Sepertinya aku tahu di mana dia. Bisa kau temukan lebih banyak informasi  tentang dia?” ucap Dong Tak pada Ho Tae lalu keluar dari TKP. Ho Tae meminta anak buahnya agar mengambil semua bukti di tempat ini.
Dong Tak mengemudikan mobilnya mengetahui kalau Ini bukan Tak Jae Hee dan ia sudah salah menduga begitu juga Inspektur Ma juga salah dan mereka semua salah.
“Sayap malaikat itu ku lihat di panti asuhan Soo Chang.” Gumam Dong Ta mengingat saat pertama kali bersama Soo Chang melihat gambar sayap di panti asuhan.
“Lalu Lee Doo Sik dan Jin Soo Ah, Semuanya terkait dengan panti asuhan itu. Mengapa dia melakukan ini? Mengapa?” ucap Dong Tak masih tak mengerti. 


Dong Tak sampai di panti melihat Soo Chang hanya duduk didepan gambar sayap malaikat, lalu mengejek kenapa hanya duduk saja.  Soo Chang mengaku bertemu orang berhelm hitam itu dan juga memiliki tato yaitu gadis kecil yang di suka Doo Sik. Dong Tak sambil menatap gambar mengetahui namanya Jin Soo Ah.
“Apa yang membawamu kemari lagi?” tanya Biarawati melihat Dong Tak yang datang
“Orang yang datang ke sini  untuk melihat sayap malaikat, Orang yang juga  memiliki tato seperti itu di lehernya telah membunuh dua orang sampai saat ini dan mungkin lebih banyak lagi. Jin Soo Ah.... “ ucap Dong Tak. Biara kaget seperti tak percaya.
“Dimana dia sekarang?” tanya Dong Tak. Biara mengaku tidak tahu.
“Dia bohong. Dia baru saja dari sini.” Ucap Soo Chang berdiri mendekati biara.
“Aku tahu dia baru saja dari sini. Ada yang melihatnya, dan aku memeriksa  transaksi kartu kreditnya. Tidak ada yang tahu  di mana keberadaan dia jadi Dimana dia?” Ucap Dong Tak. Biara tetap menjawab kalau tak tahu.
“Aku butuh petunjuk, Kepala Biarawati. Orang seperti apa dia?” ucap Dong Tak untuk menyakinkan.
“Dia kehilangan kedua orang tuanya sekaligus,lalu kehilangan mulut dan telinganya karena terkejut. Dia orang yang sangat lemah dan hampir tidak pernah bersosialisasi dengan orang lain. Tapi tetap saja, jika kau memberinya sedikit cinta, maka dia akan membalas kebaikanmu.” Ungkap biara
“Ya, dia sangat aneh... Dia ada di sini, tapi serasa tidak ada.” UcapSoo Chang
“Direktur Tak Jung Hwan  memberikan donasi khusus. Apa dia yang menerima donasi itu?” tanya Dong Tak
“Bagaimana kau tahu, Apa hubungannya dengan ini?” kata biara binggung
“Aku yakin Direktur Tak yang membuatnya  seperti itu. Jika Anda tidak menghentikannya sekarang, dia mungkin akan membunuh orang lagi. Kita harus menangkapnya sekarang.” Tegas Dong Tak. 



Dong Tak berjalan ke arah mobil, Soo Chang ingin tahu apakah Biarawati itu mengetahui sesuatu. Dong Tak Bahkan jika Biara tahu, itu tidak mudah. Dan terlihat khawatir selain itu menurutnya Tak Jae Hee tidak tahu apa pun.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia orang yang menyerang  Gong Soo Chang.” Ucap Jaksa Tak saat memperlihatkan hasil rekaman CCTV
“Dari apa yang di katakan  Jo Min Seok dan Inspektur Ma, karena satu alasan, Tak Jung Hwan mencoba menutupinya. Jika Direktur Tak melatih Jin Soo Ah, Jika begitu, kemungkinan besar dia membunuh  karena perintahnya.” Jelas Dong Tak
“Aku tidak mengerti. Bagaimana denganku? Kenapa aku?” ucap Soo Chang binggung. Dong Tak mengingat dengan bagan yang dibuat oleh Soo Ah dibelakang dinding lemari.
“Orang tuanya adalah pasangan yang meninggal  dalam kecelakaan mobil Incheon lima arah.Bukan hanya kau korban kecelakaan itu, tapi Pasangan di mobil korban. Mereka memiliki anggota keluarga  yang di tinggalkan. Sama sepertimu, Soo Chang.” Jelas Dong Tak
“Apa Dia berpikir Ayahku membunuh mereka dan ingin balas dendam” kata Soo Chang seperti tak percaya 


Kapten Yoo menelp Dong Tak memberitahu kalau Cuplikan CCTV, kartu kredit, detail akun sudah menarik semuanya, karena membunuh dua orang jadi bisa kabur ke luar negeri.
“Dia tidak akan kabur, Dia membunuh bukan karena uang. Dia memiliki urusan yang masih tersisa. Jadi, tolong temukan dia.” Kata Dong Tak. Menatap Dong Tak Kepala Yoo mengerti lalu meminta anak buahnya agar Pikirkan semua cara lalu bertanya-tanya dimana Sung Hyuk seharian ini

Sung Hyuk sedang menunggu hasil korek api, temanya mengatakan ada sesuatu yang aneh dalam korek api lalu Sung Hyuk mendengarkan dari earphone. 
Soo Chang ingin tahu Seberapa banyak yang di ketahui  Tak Jae Hee. Dong Tak pikir Dari reaksi Jaksa Tak sepertinya tidak tahu apa yang di lakukan Jin Soo Ah. Ho Tae menelp Dong Tak memberitahu kalau sudah  mendapatkan hasilnya.

“DNA dari kuku Inspektur cocok dengan apa yang kita dapat  dari barang-barang milik Jin Soo A dan Benar dia pelakunya.” Ucap Ho Tae. Dong Tak pun mengucapkan terimakasih lalu pergi meninggalkan panti asuhan.
Jaksa Tak melihat hasil rekaman CCTV, lalu berpikir kalau Ayahnya menyembunyikan sesuatu darinya yaitu tentang Jin Soo Ah. Lalu Tuan Oh datang memberitahu kalau  sudah memeriksa akun khusus yang mensponsorinya.
“Kurasa Anda harus melihatnya sendiri.” Ucap Tuan Oh tak berani bicaa. Jaksa Tak melihat nama “TAK JUNG HWAN” yaitu ayahnya sendiri dan terlihat kaget.
Tuan Tak memiliki mata-mata di kantor polisi, meminta agar terus  memberikan info  seberapa jauh  yang mereka temukan. Pria ada didepan pintu melihat Tim Kepala Yoo mengerti dengan perintah Tuan Tak. Saat itu juga Jaksa Tak masuk ke dalam ruangan ayahnya terlihat sangat marah dan kaget. 
Tuan Tak dan anaknya bertemu di sebuah ruangan yang kosong, Jaksa Tak langsung membahas Wanita di Ilya, ingin tahu Bagaimana Ayahnya  bisa mengenal Soo bahkan sudah mensponsorinya sekian lama. Tuan Tak mengaku kalau Soo Ah Mungkin tidak sebanyak Jaksa Tak tapi menurutnya Soo Ah sangat istimewa baginya.
“Apa Ayah tidak tahu polisi telah mengidentifikasinya  sebagai tersangka pembunuhan?” ucap Jaksa Tak, Tuan Tak mengaku tidak tahu
“Jo Hang Joon, Kim Jong Doo. Dan sekarang...” kata Jaksa Tak seperti tak percaya. Tuan Tak mulai marah karena merasa tak melakukan sesuatu.
“Jika Ayah terlibat dalam kasus ini...” ucap Jaksa Tak. Tuan Tak langsung menyangkalnya. Jaksa Tak mengaku kalau percaya dengan Ayahnya.
“Ayah tidak percaya itu. Apa dia sungguh membunuh? Bahkan jika itu benar dan jika itu di mulai karena perintah dariku, Lalu Bagaimana jika ini semua demi kau? apa yang akan kau lakukan?” ucap Tuan Tak
“Ayah, aku... Jika aku harus membayar, iya. Jika sampai seperti itu, Aku akan bertanggung jawab.” Kata Jaksa Tak
“Baiklah.. Tidak ada orang tua yang membiarkan anak mereka basah. Tapi Jae Hee... Kali ini, Ayah sudah basah. Apa yang harus Ayah lakukan? Kau harus melindunginya.” Ucap Tuan Tak seperti memberikan permintaaan pada anaknya. 


Dong Tak dan Soo Chang pergi bersama. Soo Chang seperti tak yakin kalau Tak Jae Hee akan memberikan  surat perintah penangkapannya. Dong Tak pikir Meski  meragukannya,  Jaksa Tak tetap saja Jaksa lalu masuk ruangan Jaksa Tak.
“Apa yang kau temukan  tanpa surat perintah, tidak bisa di jadikan bukti.” Ucap Jaksa Tak mencoba mengelak
“Kami melakukan apa yang seharusnya  untuk membandingkan DNA.” Ucap Dong Tak menyakinan.
“Detektif Cha.. Kau meragukanku, dan aku akan membiarkannya. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu melanggar peraturan.” Ucap Jaksa Tak mencoba untuk menyangkalnya.
“Apa itu alasan sebenarnya? Apa Bukan karena ini mengarah  kepada Tak Jung Hwan?” ucap Dong Tak sengaja menyindir
“Dia tidak bisa mengakui bahwa Ayahnya bajingan.” Ungkap Soo Chang marah
“Aku tidak akan mengeluarkan surat perintah penangkapan atau larangan bepergian Dan hasil DNA tidak akan di terima.” Kata Jaksa Tak
Dong Tak menganguk mengerti, Jaksa Tak pikir Jika sudah selesai, Dong Tak bisa pergi. Dong Tak pun meminta maaf pada Jaksa Tak karena mencurigainya, tapi menurutnya  Jaksa Tak tidak boleh lupa penyebab kecelakaan lalu lintas 16 tahun lalu dan keluar ruangan bersama Soo Chang. 


Soo Chang membahas Gadis berhelm itu lalu berpikir kalau sekarang sedang bersembunyi. Soo An berada di sebuah stasiun bawah tanah, lalu sengaja menaruh barang-barangnya dalam loker dan berjalan pergi tanpa ada beban apapun.
Jaksa Tak terlihat gelisah meminta Tuan Oh saat datang nanti, agar membawa foto-foto  dari kecelakaan persimpangan Incheon 16 tahun lalu. Saat itu pintu ruangan terbuka, Jin An melonggo mengaku kalau sangat lapar. Jaksa Tak tersenyum lalu menyuruh Jin An untuk masuk. 

Keduanya makan Jampong bersama, Jin An mengaku tadi merasa hampir mati dan merasa lebih baik sekarang. Jaksa Tak heran karena Jin An tidak makan malam, Ji An mengaku ingin bertanya kepada Ayah Jaksa Tak tentang beberapa pertanyaan saat makan malam, tapi Tuan Tak sedang tidak ada diruanganya.
“Kau bilang Ayahku?”ucap Jaksa Tak terlihat gugup karena Jin An ingin menemui ayahnya. 
“Kau tahu kasus Ayahku, 'kan?” kata Jin An. Jaksa Tak sudah tahu karena Itu lah alasan Jin An menjadi Reporter.
“Aku menyelidikinya lagi, lalu Aku meminta Detektif Cha  dan bantuan Ayahmu. Kasus Detektif Cha ada hubungannya dengan kasus terakhir Ayahku. Jika dia bisa memecahkan kasus ini,  maka ini mungkin akan membantu kasus Ayahku.” Ucap Jin An.
Jaksa Tak makin panik tapi berusaha untuk tenang, Tapi Jin An merasa kalau  Tuan Tak itu bicara sesuatu  yang aneh hari ini. Ia teringat yang dikatakan Tuan Tak saat meminta bantuaan yaitu “Sedikit bukti yang tersisa, Saksi juga sudah mati.”
“Dia bilang saksinya sudah mati. Tapi kasus Ayahku tidak memiliki saksi. Itu lah yang ingin ku tanyakan... Yah.. Dia pasti sibuk karena akan menjadi Menteri.” Ucap Jin An. Jaksa Tak berusaha untuk menyetujuinya.
“Dari Polisi menjadi Jaksa dan sekarang Menteri Kehakiman. .Dia luar biasa Lalu Bagaimana dia menurutmu? Ini bukan seperti barang membosankan yang kau beli dari situs online. Menurutmu orang seperti apa dia?”. “ ungkap Jin An seperti bangga dengan ayah Jaksa Tak.
“Entahlah.” Ucap Jaksa Tak terlihat sangat gugup. Jin An pun akhirnya ingin tahu Orang seperti apa Jaksa Tak sebenarnya. Jaksa Tak hanya bisa terdiam. 



Dong Tak mengemudikan mobilnya membahas Jin Soo Ah yang sudah membunuh dua kali tapi Jika mengikuti Tak Jung Hwan  dengan membabi buta, dengan penuh amarah ingin tahu alasanya. Soo Chang memanggil DongTak, Tapi Dong Tak seperti tetap bicara.
“Bagaimana pun,jika kita mendapat kesaksian Jin Soo A  bahwa ia di paksa melakukan pembunuhan, maka kita pasti bisa menangkap Direktur.” Ucap Dong Tak
“Detektif Cha, sepertinya ada hal aneh yang terjadi padaku.”Kata Soo Chang. Dong Tak baru menengok.
“Sepertinya tubuhku menghilang.” Ucap Soo Chang, Dong Tak melihat dan langsung menghentikan mobilnya. 

Soo Chang melihat tanganya sudah lebih baik. Dong tak binggung Mengapa seperti it. Soo Chang juga tidak tahu dan menurutnya Tapi ini lebih buruk dari waktu terakhir kali. Dong tak makin kaget karena ini bukan pertama kali, jadi Kapan mulainya.
“Itu di mulai saat kita di kantor polisi. Lalu, itu juga terjadi di panti asuhan.” Ucap Soo Chang mengingat kejadian sebelumnya.
“Apa yang terjadi denganku? Aku... aku tidak melihatnya dengan jelas, bukan?” kata Dong Tak kebingungn.
“Aku juga lihat tanganku menghilang.” Kata Soo Chang. Dong Tak kebingungan  Apa yang harus mereka lakukan dan  Mengapa ini bisa terjadi. Soo Chang juga tak tahu.
“Ohh.. Yah.. Miss Bong mungkin tahu.” Kata Soo Chang yang selama ini menerima informasi dari Miss Bong. 

Dong Tak pergi ke tempat Miss Bong bersama Soo Chang , dan Miss Bong mengatakan satu kata tangan menghilang. Dong Tak pikir Soo Chang  akan hilang selamanya. Soo Chang pikir  tidak hanya mati tapi akan menghilang seperti asap dengan wajah panik.
“Beberapa hari lagi, 49 hari itu akan berakhir. Kau tidak punya banyak waktu.” Ucap Miss Bong
“Lakukan sesuatu.” Kata Soo Chang panik. Dong Tak menyakinkan Soo Chang kalau akan mempercayainya dan tetap lah percaya. Soo Chang menganguk mengerti.
“Tapi di sana...” ucap Miss Bong melirik pada Soo Chang lalu memberitahu Dong Tak kalau Nanti...
“Nanti, sesuatu yang membuatmu menangis  akan terjadi. Tapi, jangan salahkan dirimu. Seperti itu lah takdir, yang Selalu kejam. Lebih baik jika kau tidak mengenal orang itu.” Ucap Miss Bong. Dong Tak dan Soo Chang hanya bisa terdiam. 


Dong Tak kembali ke kantor polisi melihat Jin An baru saja keluar dan bertanya kenapa ada dikantornya. Jin An mengatakan datang untuk meminjamkan pundaknya, dengan wajah bahagia. Dong Tak mengakui kalau Hari ini sangat sulit. Jin An pikir karena itu sebabnya datang untuk memberikan pundaknya agar Dong Tak bisa bersandar.
“Omong-omong, aku bertemu Jae Hee. Aku ingin menemui Ahjussi,  tapi dia tidak ada. Dia bicara sesuatu yang aneh, Dia bilang saksi kecelakaan Ayahku  sudah mati Tapi tidak ada saksi di kecelakaan Ayahku.” Cerita Jin An.
“Apa Dia bilang saksinya sudah mati?” ucap Dong Tak memastikan. Jin A membenarkan lalu bertanya balik kenapa Dong Tak menanyakan hal itu.  Dong Tak menagku Bukan apa-apa.
“Bagaimana Soo Chang?” tanya Jin An. Soo Chang meminta agar merahasiakan keadaany pada Ssong, karena mungkin akan marah.
“Dia baik-baik saja.” Kata Soo Chang. Jin An pun bisa mengucap syukur. 


Di  rumah sakit
Bong Sook membaca buku resep tentang "Roti krim coklat" menurutnya Ini yang paling Oppa suka. Soo Chang menatap Bong Sook yang terus menemaninya dirumah sakit, seperti terlihat senang.
“Ko Bong... Apa aku bisa menangkap pelakunya? Apa aku bisa kembali ke tubuhku?” ucap Soo Chang seperti mulai ragu menatap tubuhnya yang terbaring.
Bong Sook yang tak mendengar melihat resep roti merasa kalau itu mudah jadi akan membuatkannya untuk So Chang bahkan akan membuat "Roti jagung"

Jaksa Tak terdiam di ruangan mengingat kembali ucapan ayahnya “Kali ini, Ayah sudah basah. Apa yang akan Ayah lakukan  dengan pakaian basah ini? Kau harus melindunginya.
Sementara Jin An melihat kembali catatan kasus ayahnya "25 Oktober 2001, Kami berjanji akan bertemu di malam hari Tapi dia menelepon jam 8 malam,  dan bilang akan terlambat."
“Sebelum dia meneleponku, dia mungkin saja menelepon seseorang. Ah.. Mengapa aku tidak memikirkan hal ini?Jika aku menemukan orang  yang bicara dengannya saat itu ada kemungkinan besar  orang tersebut tahu sesuatu. Aku harus menemukan orang itu  terlebih dulu.” Pikir Jin An yakin 

Dong Tak kembali melihat bagan yang berhasil dibuatnya dengan semua panah tertuju pada Tuan Tak dan Jin An, yaitu [Song Ji Seok, detektif yang bertanggung jawab atas kecelakaan mobil Incheon] [Kim Jong Doo, seseorang memaksanya  memberi kesaksian palsu] [Jo Hang Joon, meninggal saat menyelidiki  kasus Kim Jong Doo]
“Aku akan menangkapnya.. Jadi Tunggu lah, Soo Chang.” Ucap Dong Tak menyakinkan dirinya.
Kapten Yoo dan Ho Tae mulai mengintai, Ho Tae sibuk untuk mendengarkannya yang ada didalam korek api. Doo Kki berjaga di depan pintu kamar Soo Chang sempat tertidur dan langsung terbangun ketika melihat dua dokter berjalan didepanya. Ia langsung memastikan kalau Soo Chang masih aman.  Sementara Dong Tak menunggu didepan restoran, seperti berharap kalau Jin An yang akan datang.
Dong Tak masuk ke kantor melihat Soo Chang sudah duduk diruangan dan langsung menanyakan keadaanya. Soo Chang mengaku baik-baik saja dan belum mati bahkan sangat bersemangat. Akhirnya Dong Tak, Ho Tae dan Kapten Yoo melakukan rapat.

Catatan di papan [Bukti: Tato sayap malaikat di leher] [Pindah dari Jepang ke Korea tahun 2016]  [Dari Panti Asuhan Haneul,  di sponsori Direktur Tak] [Pelacakan situasi tersangka, Jin Soo A] Ho Tae akhirnya menghela nafas panjang.
“Astaga, kami terus mengintai sepanjang malam,  tapi tidak mendapat apa-apa.” Ucap Ho Tae
“Aku tahu. Kita mungkin kehilangan dia. Lalu Dimana Dokgo? Kenapa dia tidak di sini?” keluh Kapten Yoo
“Pemantik ini.. Bukan hanya pemantik biasa. Jadi Tolong konsentrasi.” Ucap Sung Hyuk datang meminta semua akan bisa melihat dan mendengarnya.
Terdengar suara rekaman didalamnya, yaitu Tuan Tak yang merasa kompensasinya sudah cukup. Tuan Kim mengaku sudah menghabiskan semua uang itu dan tidak punya lagi.
“Jadi, kau ingin lebih banyak?” kata Tuan Tak dengan nada berat
“Anggaran dasar telah habis masa berlakunya. Jika aku bicara...Bukankah mereka akan menyelidikinya lagi?” ucap Tuan Kim
“Jika aku memberimu uang,  kau tidak akan memberitahu pembunuhannya. Baiklah. Aku akan menghubungimu dalam tiga hari.” Ucap Tuan Tak
“Aku akan menunggu dalam tiga hari.” Kata Tuan Kim. 


Semua terdiam mendengar rekaman pembicaraan dari dua orang pria. Kapten Yoo terlihat kebingungan. Ho Tae pikir kalau seseorang melakukan pembunuhan. Soo Chang yang mendengarnya merasa tak percaya.  Sung Hyuk pikir Ini alat perekam yang terlihat seperti pemantik.
“Ada sedikit gangguan, tapi aku akan mencari tahu... siapa orang yang berada di rekaman ini  dalam waktu singkat dengan menganalisa komponennya.” Ucap Sun Hyuk
“Tidak perlu. Itu Direktur Tak.” Kata Dong Tak yakin. Semua terlihat kaget dan saat itu ponsel Dong Tak berdering.
 Istri Tuan Hang menelp memberitahu kalau Terjadi pencurian di rumahnya beberapa hari lalu dan Pencuri itu mengacak semuanya,  tapi tidak ada yang hilang jadi tidak melapor polisi. Dong Tak kaget kalau ada pencuri di rumah mantan rekan kerjanya.
“Tapi ada yang aneh, tentang Guci Hang Joon. Petugas kebersihan menelepon dan bilang ada seseorang yang membongkarnya. Dia memperingatkanku tidak menaruh barang berharga di sana.” Cerita istri Tuan Hang
“Kapan kejadiannya?” tanya Dong Tak. 

Kapten Yoo melihat catatan dari kartu kredit yaitu tanggal 5 Desember 2017 karena ada catatan Pom bensin Dongducheon dan seseorang yang mengisi bahan bakar. Dong Tak pun menyudahi telp, dengan berjanji akan segera mengunjungi Jun Soo.
“Jin Soo Ah, pasti sudah mencari korek api itu. Ini lah alasan Direktur Tak  membunuh Hang Joon Hyung. Rahasianya tersembunyi di pemantik ini.” Ucap Dong Tak penuh amarah.
“Benar.. Ini lah yang di temukan Detektif Jo di TKP Kim Jong Doo.” Kata Kapten Yoo.
“Itu sebabnya dia menggeledah kantor polisi, rumah, dan gucinya.” Kata Ho Tae
“Jika Kim Jong Doo hanya menjadi saksi kecelakaan mobil, maka Direktur Tak tidak harus membungkamnya. Undang-undang pembatasan  untuk penghancuran bukti dari kecelakaan mobil 16 tahun lalu  sudah habis masa berlakunya. Ini terlalu lemah untuk menjadi alasan dia ingin membunuhnya. Tapi jika ini soal pembunuhan, itu beda cerita.” Kata Dong Tak. 

Flash Back
Tuan Kim datang menemui Tuan Tak di restoran milik Soo Ah dengan mengeluarkan ponsel dan juga rokok serta korek apinya. Soo Ah akan mengambilnya tapi Tuan Kim menahanya mengaku belum berhenti merokok.
“Kim Jong Doo menemui Direktur Tak tepat setelah kembali ke Korea. Dia tahu Direktur Tak akan mencarinya, dan tentu saja,  dia mengangkat teleponnya. Dia mungkin harus mencari ide Dan mungkin dia mengancamnya dengan rekaman suara itu.” 

Tuan Kim terlihat senang karena bisa memiliki rekaman dari korek api miliknya, lalu menelp Tuan Tak mengatakan memiliki rekaman suaranya, jadi tak bisa bersikap acuh seperti sekarang.  Tuan Tak dengan wajah tegang menanyakan Berapa banyak yang diinginkan Tuan Kim dan saat itu Soo An  duduk sampingnya terlihat siap melakukan yang diperintahka.
“Tapi ada sesuatu yang tidak di ketahui Tuan Kim. Direktur Tak memiliki sesuatu yang tidak ia miliki dari 16 tahun lalu. Jin Soo A.” Ucap Dong Tak
Bersambung ke episode 30

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar