Dong Tak
memeriksa bagian leher Jaksa Tak, ternyata tak ada tatto gambar sayap, seperti
tak percaya dengan dugaanya lalu melihat dari gambar CCTV kalau pelakunya
adalah seorang wanita.
Soo Chang
ada dipanti asuhan, dengan penuh semangat akan menemukan Sayap malaikat sebenarnya
karena ada seorang dengan helm menaiki motor. Ternyata seorang wanita yang
membuka helm dengan tatto dibagian punduknya. Soo Chang kaget melihat semua
anak terlihat senang melihat Soo Ah yang datang.
“Apa Kau
orang yang berhelm hitam itu? Anak kecil yang dulu di suka Doo Sik? Apa Doo Sik
tahu kau pelakunya sejak awal?” ucap Soo Chang tak percaya.
Ia
teringat sebelum Doo Sik pergi selamanya mengakui kalau mengetahui orang
berhelm itu. Soo Chang pun mengerti kalau itu sebabnya Doo Sik menato seperti
yang dimiliki oleh Soo An.
“Apa itu
alasan Doo Sik menggantikan kesalahanmu seperti orang bodoh? Dia di salahkan
bukan untuk kehidupannya menjadi lebih
baik? Apa itu kau? Apa itu semua karena kau?” ucap Soo Chang dengan mata
berkaca-aca seperti tak percaya kalau pelakunya teman satu panti
“Kau membunuh
Detektif Jo, Kim Jong Doo, dan berusaha membunuhku. Tapi Mengapa? Kenapa kau
melakukan itu?” kata Soo Chang penuh amarah
Biarawati
menemui Soo An bertanya apakah datang
untuk melihat gambar itu lagi, lalu menanyakan kabar Tuan Tak, Soo Ah
hanya menjawab dengan senyuman tanpa bicara apapun.
Dong Tak
masih terlihat shock, Jaksa Tak mengaku tidak mengerti apa yang terjadi,tapi Soo An yang terlihat di rekaman CCTV Rumah Sakit yaitu orang yang menyerang Soo
Chang. Saat itu Ho Tae masih ada di telo memanggil Dong Tak karena tak ada
suara. Dong Tak akhirnya kembali bicara.
“Kapten
Yoo bilang DNA yang kita temukan dari
kuku Inspektur milik seorang wanita. Sepertinya orang yang membunuh Hang Joon
Hyung seorang wanita.” Ucap Ho Tae. Dong Tak pun menutup telpnya.
“Orang yang
membunuh Hang Joon Hyung dan mencoba membunuh
Soo Chang dan aku, Orang yang menyerang Inspektur Ma.” Ucap Dong Tak
mengingat kejadian serangan yang dilakuan oleh Soo An dengan helm hitamnya.
Dong Tak
mengingat saat bertemu dengan Soo An di restoran sebagai pemiliknya, kalau
tidak bisa mendengar atau bicara. Ia
seperti tak percaya kalau Soo An adalah wanita yang ada direstoran, lalu keluar
dari ruangan.
Jaksa Tak
hanya diam saja melihat Dong Tak keluar dari ruangan begitu saja. Di dalam
mobil Dong tak menelp Kapten Yoo kalau
tahu di mana orang berhelm itu jadi butuh bantuan.
Soo Ah
berdiri menatap gambar sayap yang ada di dinding, Biara bertanya apakah Soo Ah
sangat suka gambar ini da Itu sebabnya kau menatonya di belakang lehernya. Soo Ah hanya diam saja
dan Soo Chang mendengarkan pembicaraan keduanya.
“Kau
sering menangis saat pertama kali ke
sini. Saat itu, Aku mengatakan orang tuamu mungkin menjagamu dari atas sana dengan
sayap seperti itu. Saat itu lah kau berhenti menangis.” Ucap Biarawati
“Apa Kau pernah
mendengar kabar Doo Sik? Dia sudah lama tidak berkunjung.” Tanya biarawati pada
So Ah
“Dia
sudah mati.. Si bodoh itu sudah mati. Dia menerima kesalahan atas pembunuhanmu
dan mati di penjaraseperti orang bodoh.”Jawab Soo Chang penuh amarah.
Soo Ah
akan pergi, Biara berpesan agar Berkendara dengan hati-hati. Soo Chang panik
kemana Soo Ah akan pergi karena tidak boleh pergi, lalu kembali melihat
tanganya yang menghilang kembali dan mengumpat kesal melihat Soo Ah akhirnya
bisa pergi tanpa bisa ditahan olehnya.
Ho Tae
dkk sudah ada di rumah Soo Ah meminta juniornya agar menemukan beberapa sampel
DNA lalu periksa apa cocok dengan hasil yang
mereka dapat dari Inspektur Ma. Saat itu Dong Tak membuka bagian lemari pakaian
dan melihat bagian belakang lemari.
Terlihat
seperti bagan yang saling berhubungan, Tuan Kim sebagai [Saksi kecelakaan mobil
Incheon mengatakan truk mengemudi dengan
kencang] lalu foto Soo Chang bertuliskan
[Orang yang selamat, anak pelaku] Ho Tae bingung apa maksud semua ini.
Dong Tak
melihat artikel berita [Tewas dalam perjalanan menjemput putri mereka] Ia
melihat foto keluarga dengan satu anak wanita, dan bisa menyimpulkan kalau
pasangan suami istri yang meninggal
dalam kecelakaan itu. Kapten Yoo akhirnya menelp Ho Tae
“Tersangka
adalah Jin Soo A, usia 30 tahun. Alamatnya tidak terdaftar. Kami sudah
mencarinya, tapi dia tidak di temukan”
ucap Kapten Yoo
“ Di sini
juga seperti itu. Mungkin dia sudah tahu dan melarikan diri.”kata Ho Tae
“Apa begitu?
Dia kembali dari Jepang setahun lalu.
Dia berasal dari panti asuhan.” Kata Kapten Yoo. Ho Tae kaget m, lalu menutup
telpnya
“Sepertinya
aku tahu di mana dia. Bisa kau temukan lebih banyak informasi tentang dia?” ucap Dong Tak pada Ho Tae lalu
keluar dari TKP. Ho Tae meminta anak buahnya agar mengambil semua bukti di
tempat ini.
Dong Tak
mengemudikan mobilnya mengetahui kalau Ini bukan Tak Jae Hee dan ia sudah salah
menduga begitu juga Inspektur Ma juga salah dan mereka semua salah.
“Sayap
malaikat itu ku lihat di panti asuhan Soo Chang.” Gumam Dong Ta mengingat saat
pertama kali bersama Soo Chang melihat gambar sayap di panti asuhan.
“Lalu Lee
Doo Sik dan Jin Soo Ah, Semuanya terkait dengan panti asuhan itu. Mengapa dia
melakukan ini? Mengapa?” ucap Dong Tak masih tak mengerti.
Dong Tak
sampai di panti melihat Soo Chang hanya duduk didepan gambar sayap malaikat,
lalu mengejek kenapa hanya duduk saja.
Soo Chang mengaku bertemu orang berhelm hitam itu dan juga memiliki tato
yaitu gadis kecil yang di suka Doo Sik. Dong Tak sambil menatap gambar
mengetahui namanya Jin Soo Ah.
“Apa yang
membawamu kemari lagi?” tanya Biarawati melihat Dong Tak yang datang
“Orang
yang datang ke sini untuk melihat sayap
malaikat, Orang yang juga memiliki tato
seperti itu di lehernya telah membunuh dua orang sampai saat ini dan mungkin
lebih banyak lagi. Jin Soo Ah.... “ ucap Dong Tak. Biara kaget seperti tak
percaya.
“Dimana
dia sekarang?” tanya Dong Tak. Biara mengaku tidak tahu.
“Dia bohong.
Dia baru saja dari sini.” Ucap Soo Chang berdiri mendekati biara.
“Aku tahu
dia baru saja dari sini. Ada yang melihatnya, dan aku memeriksa transaksi kartu kreditnya. Tidak ada yang
tahu di mana keberadaan dia jadi Dimana
dia?” Ucap Dong Tak. Biara tetap menjawab kalau tak tahu.
“Aku butuh
petunjuk, Kepala Biarawati. Orang seperti apa dia?” ucap Dong Tak untuk
menyakinkan.
“Dia
kehilangan kedua orang tuanya sekaligus,lalu kehilangan mulut dan telinganya karena
terkejut. Dia orang yang sangat lemah dan hampir tidak pernah bersosialisasi
dengan orang lain. Tapi tetap saja, jika kau memberinya sedikit cinta, maka dia
akan membalas kebaikanmu.” Ungkap biara
“Ya, dia
sangat aneh... Dia ada di sini, tapi serasa tidak ada.” UcapSoo Chang
“Direktur
Tak Jung Hwan memberikan donasi khusus. Apa
dia yang menerima donasi itu?” tanya Dong Tak
“Bagaimana
kau tahu, Apa hubungannya dengan ini?” kata biara binggung
“Aku yakin
Direktur Tak yang membuatnya seperti
itu. Jika Anda tidak menghentikannya sekarang, dia mungkin akan membunuh orang
lagi. Kita harus menangkapnya sekarang.” Tegas Dong Tak.
Dong Tak
berjalan ke arah mobil, Soo Chang ingin tahu apakah Biarawati itu mengetahui
sesuatu. Dong Tak Bahkan jika Biara tahu, itu tidak mudah. Dan terlihat
khawatir selain itu menurutnya Tak Jae Hee tidak tahu apa pun.
“Aku tidak
tahu apa yang terjadi, tapi dia orang yang menyerang Gong Soo Chang.” Ucap Jaksa Tak saat
memperlihatkan hasil rekaman CCTV
“Dari apa
yang di katakan Jo Min Seok dan
Inspektur Ma, karena satu alasan, Tak Jung Hwan mencoba menutupinya. Jika Direktur
Tak melatih Jin Soo Ah, Jika begitu, kemungkinan besar dia membunuh karena perintahnya.” Jelas Dong Tak
“Aku
tidak mengerti. Bagaimana denganku? Kenapa aku?” ucap Soo Chang binggung. Dong
Tak mengingat dengan bagan yang dibuat oleh Soo Ah dibelakang dinding lemari.
“Orang
tuanya adalah pasangan yang meninggal dalam
kecelakaan mobil Incheon lima arah.Bukan hanya kau korban kecelakaan itu, tapi Pasangan
di mobil korban. Mereka memiliki anggota keluarga yang di tinggalkan. Sama sepertimu, Soo
Chang.” Jelas Dong Tak
“Apa Dia
berpikir Ayahku membunuh mereka dan ingin balas dendam” kata Soo Chang seperti
tak percaya
Kapten
Yoo menelp Dong Tak memberitahu kalau Cuplikan CCTV, kartu kredit, detail akun
sudah menarik semuanya, karena membunuh dua orang jadi bisa kabur ke luar
negeri.
“Dia
tidak akan kabur, Dia membunuh bukan karena uang. Dia memiliki urusan yang
masih tersisa. Jadi, tolong temukan dia.” Kata Dong Tak. Menatap Dong Tak
Kepala Yoo mengerti lalu meminta anak buahnya agar Pikirkan semua cara lalu
bertanya-tanya dimana Sung Hyuk seharian ini
Sung Hyuk
sedang menunggu hasil korek api, temanya mengatakan ada sesuatu yang aneh dalam
korek api lalu Sung Hyuk mendengarkan dari earphone.
Soo Chang
ingin tahu Seberapa banyak yang di ketahui
Tak Jae Hee. Dong Tak pikir Dari reaksi Jaksa Tak sepertinya tidak tahu
apa yang di lakukan Jin Soo Ah. Ho Tae menelp Dong Tak memberitahu kalau sudah mendapatkan hasilnya.
“DNA dari
kuku Inspektur cocok dengan apa yang kita dapat
dari barang-barang milik Jin Soo A dan Benar dia pelakunya.” Ucap Ho
Tae. Dong Tak pun mengucapkan terimakasih lalu pergi meninggalkan panti asuhan.
Jaksa Tak
melihat hasil rekaman CCTV, lalu berpikir kalau Ayahnya menyembunyikan sesuatu
darinya yaitu tentang Jin Soo Ah. Lalu Tuan Oh datang memberitahu kalau sudah memeriksa akun khusus yang
mensponsorinya.
“Kurasa
Anda harus melihatnya sendiri.” Ucap Tuan Oh tak berani bicaa. Jaksa Tak
melihat nama “TAK JUNG HWAN” yaitu ayahnya sendiri dan terlihat kaget.
Tuan Tak
memiliki mata-mata di kantor polisi, meminta agar terus memberikan info seberapa jauh
yang mereka temukan. Pria ada didepan pintu melihat Tim Kepala Yoo
mengerti dengan perintah Tuan Tak. Saat itu juga Jaksa Tak masuk ke dalam
ruangan ayahnya terlihat sangat marah dan kaget.
Tuan Tak
dan anaknya bertemu di sebuah ruangan yang kosong, Jaksa Tak langsung membahas
Wanita di Ilya, ingin tahu Bagaimana Ayahnya
bisa mengenal Soo bahkan sudah mensponsorinya sekian lama. Tuan Tak
mengaku kalau Soo Ah Mungkin tidak sebanyak Jaksa Tak tapi menurutnya Soo Ah
sangat istimewa baginya.
“Apa Ayah
tidak tahu polisi telah mengidentifikasinya
sebagai tersangka pembunuhan?” ucap Jaksa Tak, Tuan Tak mengaku tidak
tahu
“Jo Hang
Joon, Kim Jong Doo. Dan sekarang...” kata Jaksa Tak seperti tak percaya. Tuan
Tak mulai marah karena merasa tak melakukan sesuatu.
“Jika Ayah
terlibat dalam kasus ini...” ucap Jaksa Tak. Tuan Tak langsung menyangkalnya.
Jaksa Tak mengaku kalau percaya dengan Ayahnya.
“Ayah tidak
percaya itu. Apa dia sungguh membunuh? Bahkan jika itu benar dan jika itu di
mulai karena perintah dariku, Lalu Bagaimana jika ini semua demi kau? apa yang
akan kau lakukan?” ucap Tuan Tak
“Ayah,
aku... Jika aku harus membayar, iya. Jika sampai seperti itu, Aku akan
bertanggung jawab.” Kata Jaksa Tak
“Baiklah..
Tidak ada orang tua yang membiarkan anak mereka basah. Tapi Jae Hee... Kali
ini, Ayah sudah basah. Apa yang harus Ayah lakukan? Kau harus melindunginya.”
Ucap Tuan Tak seperti memberikan permintaaan pada anaknya.
Dong Tak
dan Soo Chang pergi bersama. Soo Chang seperti tak yakin kalau Tak Jae Hee akan
memberikan surat perintah
penangkapannya. Dong Tak pikir Meski
meragukannya, Jaksa Tak tetap
saja Jaksa lalu masuk ruangan Jaksa Tak.
“Apa yang
kau temukan tanpa surat perintah, tidak
bisa di jadikan bukti.” Ucap Jaksa Tak mencoba mengelak
“Kami
melakukan apa yang seharusnya untuk
membandingkan DNA.” Ucap Dong Tak menyakinan.
“Detektif
Cha.. Kau meragukanku, dan aku akan membiarkannya. Tapi aku tidak bisa
membiarkanmu melanggar peraturan.” Ucap Jaksa Tak mencoba untuk menyangkalnya.
“Apa itu
alasan sebenarnya? Apa Bukan karena ini mengarah kepada Tak Jung Hwan?” ucap Dong Tak sengaja
menyindir
“Dia
tidak bisa mengakui bahwa Ayahnya bajingan.” Ungkap Soo Chang marah
“Aku
tidak akan mengeluarkan surat perintah penangkapan atau larangan bepergian Dan hasil
DNA tidak akan di terima.” Kata Jaksa Tak
Dong Tak
menganguk mengerti, Jaksa Tak pikir Jika sudah selesai, Dong Tak bisa pergi.
Dong Tak pun meminta maaf pada Jaksa Tak karena mencurigainya, tapi
menurutnya Jaksa Tak tidak boleh lupa
penyebab kecelakaan lalu lintas 16 tahun lalu dan keluar ruangan bersama Soo
Chang.
Soo Chang
membahas Gadis berhelm itu lalu berpikir kalau sekarang sedang bersembunyi. Soo
An berada di sebuah stasiun bawah tanah, lalu sengaja menaruh barang-barangnya
dalam loker dan berjalan pergi tanpa ada beban apapun.
Jaksa Tak
terlihat gelisah meminta Tuan Oh saat datang nanti, agar membawa foto-foto dari kecelakaan persimpangan Incheon 16 tahun
lalu. Saat itu pintu ruangan terbuka, Jin An melonggo mengaku kalau sangat
lapar. Jaksa Tak tersenyum lalu menyuruh Jin An untuk masuk.
Keduanya
makan Jampong bersama, Jin An mengaku tadi merasa hampir mati dan merasa lebih
baik sekarang. Jaksa Tak heran karena Jin An tidak makan malam, Ji An mengaku
ingin bertanya kepada Ayah Jaksa Tak tentang beberapa pertanyaan saat makan
malam, tapi Tuan Tak sedang tidak ada diruanganya.
“Kau
bilang Ayahku?”ucap Jaksa Tak terlihat gugup karena Jin An ingin menemui
ayahnya.
“Kau tahu
kasus Ayahku, 'kan?” kata Jin An. Jaksa Tak sudah tahu karena Itu lah alasan
Jin An menjadi Reporter.
“Aku menyelidikinya
lagi, lalu Aku meminta Detektif Cha dan
bantuan Ayahmu. Kasus Detektif Cha ada hubungannya dengan kasus terakhir
Ayahku. Jika dia bisa memecahkan kasus ini,
maka ini mungkin akan membantu kasus Ayahku.” Ucap Jin An.
Jaksa Tak
makin panik tapi berusaha untuk tenang, Tapi Jin An merasa kalau Tuan Tak itu bicara sesuatu yang aneh hari ini. Ia teringat yang
dikatakan Tuan Tak saat meminta bantuaan yaitu “Sedikit bukti yang tersisa,
Saksi juga sudah mati.”
“Dia
bilang saksinya sudah mati. Tapi kasus Ayahku tidak memiliki saksi. Itu lah
yang ingin ku tanyakan... Yah.. Dia pasti sibuk karena akan menjadi Menteri.”
Ucap Jin An. Jaksa Tak berusaha untuk menyetujuinya.
“Dari
Polisi menjadi Jaksa dan sekarang Menteri Kehakiman. .Dia luar biasa Lalu Bagaimana
dia menurutmu? Ini bukan seperti barang membosankan yang kau beli dari situs
online. Menurutmu orang seperti apa dia?”. “ ungkap Jin An seperti bangga
dengan ayah Jaksa Tak.
“Entahlah.”
Ucap Jaksa Tak terlihat sangat gugup. Jin An pun akhirnya ingin tahu Orang
seperti apa Jaksa Tak sebenarnya. Jaksa Tak hanya bisa terdiam.
Dong Tak
mengemudikan mobilnya membahas Jin Soo Ah yang sudah membunuh dua kali tapi Jika
mengikuti Tak Jung Hwan dengan membabi buta,
dengan penuh amarah ingin tahu alasanya. Soo Chang memanggil DongTak, Tapi Dong
Tak seperti tetap bicara.
“Bagaimana
pun,jika kita mendapat kesaksian Jin Soo A
bahwa ia di paksa melakukan pembunuhan, maka kita pasti bisa menangkap
Direktur.” Ucap Dong Tak
“Detektif
Cha, sepertinya ada hal aneh yang terjadi padaku.”Kata Soo Chang. Dong Tak baru
menengok.
“Sepertinya
tubuhku menghilang.” Ucap Soo Chang, Dong Tak melihat dan langsung menghentikan
mobilnya.
Soo Chang
melihat tanganya sudah lebih baik. Dong tak binggung Mengapa seperti it. Soo
Chang juga tidak tahu dan menurutnya Tapi ini lebih buruk dari waktu terakhir
kali. Dong tak makin kaget karena ini bukan pertama kali, jadi Kapan mulainya.
“Itu di mulai
saat kita di kantor polisi. Lalu, itu juga terjadi di panti asuhan.” Ucap Soo
Chang mengingat kejadian sebelumnya.
“Apa yang
terjadi denganku? Aku... aku tidak melihatnya dengan jelas, bukan?” kata Dong
Tak kebingungn.
“Aku juga
lihat tanganku menghilang.” Kata Soo Chang. Dong Tak kebingungan Apa yang harus mereka lakukan dan Mengapa ini bisa terjadi. Soo Chang juga tak
tahu.
“Ohh..
Yah.. Miss Bong mungkin tahu.” Kata Soo Chang yang selama ini menerima
informasi dari Miss Bong.
Dong Tak
pergi ke tempat Miss Bong bersama Soo Chang , dan Miss Bong mengatakan satu
kata tangan menghilang. Dong Tak pikir Soo Chang akan hilang selamanya. Soo Chang pikir tidak hanya mati tapi akan menghilang seperti
asap dengan wajah panik.
“Beberapa
hari lagi, 49 hari itu akan berakhir. Kau tidak punya banyak waktu.” Ucap Miss
Bong
“Lakukan
sesuatu.” Kata Soo Chang panik. Dong Tak menyakinkan Soo Chang kalau akan
mempercayainya dan tetap lah percaya. Soo Chang menganguk mengerti.
“Tapi di
sana...” ucap Miss Bong melirik pada Soo Chang lalu memberitahu Dong Tak kalau Nanti...
“Nanti, sesuatu
yang membuatmu menangis akan terjadi.
Tapi, jangan salahkan dirimu. Seperti itu lah takdir, yang Selalu kejam. Lebih
baik jika kau tidak mengenal orang itu.” Ucap Miss Bong. Dong Tak dan Soo Chang
hanya bisa terdiam.
Dong Tak
kembali ke kantor polisi melihat Jin An baru saja keluar dan bertanya kenapa
ada dikantornya. Jin An mengatakan datang untuk meminjamkan pundaknya, dengan
wajah bahagia. Dong Tak mengakui kalau Hari ini sangat sulit. Jin An pikir
karena itu sebabnya datang untuk memberikan pundaknya agar Dong Tak bisa
bersandar.
“Omong-omong,
aku bertemu Jae Hee. Aku ingin menemui Ahjussi,
tapi dia tidak ada. Dia bicara sesuatu yang aneh, Dia bilang saksi
kecelakaan Ayahku sudah mati Tapi tidak
ada saksi di kecelakaan Ayahku.” Cerita Jin An.
“Apa Dia
bilang saksinya sudah mati?” ucap Dong Tak memastikan. Jin A membenarkan lalu
bertanya balik kenapa Dong Tak menanyakan hal itu. Dong Tak menagku Bukan apa-apa.
“Bagaimana
Soo Chang?” tanya Jin An. Soo Chang meminta agar merahasiakan keadaany pada
Ssong, karena mungkin akan marah.
“Dia
baik-baik saja.” Kata Soo Chang. Jin An pun bisa mengucap syukur.
Di rumah sakit
Bong Sook
membaca buku resep tentang "Roti krim coklat" menurutnya Ini yang
paling Oppa suka. Soo Chang menatap Bong Sook yang terus menemaninya dirumah
sakit, seperti terlihat senang.
“Ko
Bong... Apa aku bisa menangkap pelakunya? Apa aku bisa kembali ke tubuhku?”
ucap Soo Chang seperti mulai ragu menatap tubuhnya yang terbaring.
Bong Sook
yang tak mendengar melihat resep roti merasa kalau itu mudah jadi akan
membuatkannya untuk So Chang bahkan akan membuat "Roti jagung"
Jaksa Tak
terdiam di ruangan mengingat kembali ucapan ayahnya “Kali ini, Ayah sudah
basah. Apa yang akan Ayah lakukan dengan
pakaian basah ini? Kau harus melindunginya.
Sementara
Jin An melihat kembali catatan kasus ayahnya "25 Oktober 2001, Kami berjanji
akan bertemu di malam hari Tapi dia menelepon jam 8 malam, dan bilang akan terlambat."
“Sebelum
dia meneleponku, dia mungkin saja menelepon seseorang. Ah.. Mengapa aku tidak
memikirkan hal ini?Jika aku menemukan orang
yang bicara dengannya saat itu ada kemungkinan besar orang tersebut tahu sesuatu. Aku harus
menemukan orang itu terlebih dulu.”
Pikir Jin An yakin
Dong Tak
kembali melihat bagan yang berhasil dibuatnya dengan semua panah tertuju pada
Tuan Tak dan Jin An, yaitu [Song Ji Seok, detektif yang bertanggung jawab atas
kecelakaan mobil Incheon] [Kim Jong Doo, seseorang memaksanya memberi kesaksian palsu] [Jo Hang Joon,
meninggal saat menyelidiki kasus Kim
Jong Doo]
“Aku akan
menangkapnya.. Jadi Tunggu lah, Soo Chang.” Ucap Dong Tak menyakinkan dirinya.
Kapten
Yoo dan Ho Tae mulai mengintai, Ho Tae sibuk untuk mendengarkannya yang ada
didalam korek api. Doo Kki berjaga di depan pintu kamar Soo Chang sempat
tertidur dan langsung terbangun ketika melihat dua dokter berjalan didepanya.
Ia langsung memastikan kalau Soo Chang masih aman. Sementara Dong Tak menunggu didepan restoran,
seperti berharap kalau Jin An yang akan datang.
Dong Tak
masuk ke kantor melihat Soo Chang sudah duduk diruangan dan langsung menanyakan
keadaanya. Soo Chang mengaku baik-baik saja dan belum mati bahkan sangat
bersemangat. Akhirnya Dong Tak, Ho Tae dan Kapten Yoo melakukan rapat.
Catatan
di papan [Bukti: Tato sayap malaikat di leher] [Pindah dari Jepang ke Korea
tahun 2016] [Dari Panti Asuhan
Haneul, di sponsori Direktur Tak] [Pelacakan
situasi tersangka, Jin Soo A] Ho Tae akhirnya menghela nafas panjang.
“Astaga,
kami terus mengintai sepanjang malam, tapi
tidak mendapat apa-apa.” Ucap Ho Tae
“Aku tahu.
Kita mungkin kehilangan dia. Lalu Dimana Dokgo? Kenapa dia tidak di sini?”
keluh Kapten Yoo
“Pemantik
ini.. Bukan hanya pemantik biasa. Jadi Tolong konsentrasi.” Ucap Sung Hyuk
datang meminta semua akan bisa melihat dan mendengarnya.
Terdengar
suara rekaman didalamnya, yaitu Tuan Tak yang merasa kompensasinya sudah cukup.
Tuan Kim mengaku sudah menghabiskan semua uang itu dan tidak punya lagi.
“Jadi,
kau ingin lebih banyak?” kata Tuan Tak dengan nada berat
“Anggaran
dasar telah habis masa berlakunya. Jika aku bicara...Bukankah mereka akan
menyelidikinya lagi?” ucap Tuan Kim
“Jika aku
memberimu uang, kau tidak akan
memberitahu pembunuhannya. Baiklah. Aku akan menghubungimu dalam tiga hari.”
Ucap Tuan Tak
“Aku akan
menunggu dalam tiga hari.” Kata Tuan Kim.
Semua
terdiam mendengar rekaman pembicaraan dari dua orang pria. Kapten Yoo terlihat
kebingungan. Ho Tae pikir kalau seseorang melakukan pembunuhan. Soo Chang yang
mendengarnya merasa tak percaya. Sung
Hyuk pikir Ini alat perekam yang terlihat seperti pemantik.
“Ada
sedikit gangguan, tapi aku akan mencari tahu... siapa orang yang berada di
rekaman ini dalam waktu singkat dengan
menganalisa komponennya.” Ucap Sun Hyuk
“Tidak
perlu. Itu Direktur Tak.” Kata Dong Tak yakin. Semua terlihat kaget dan saat
itu ponsel Dong Tak berdering.
“Tapi ada
yang aneh, tentang Guci Hang Joon. Petugas kebersihan menelepon dan bilang ada
seseorang yang membongkarnya. Dia memperingatkanku tidak menaruh barang berharga
di sana.” Cerita istri Tuan Hang
“Kapan
kejadiannya?” tanya Dong Tak.
Kapten
Yoo melihat catatan dari kartu kredit yaitu tanggal 5 Desember 2017 karena ada
catatan Pom bensin Dongducheon dan seseorang yang mengisi bahan bakar. Dong Tak
pun menyudahi telp, dengan berjanji akan segera mengunjungi Jun Soo.
“Jin Soo
Ah, pasti sudah mencari korek api itu. Ini lah alasan Direktur Tak membunuh Hang Joon Hyung. Rahasianya
tersembunyi di pemantik ini.” Ucap Dong Tak penuh amarah.
“Benar.. Ini
lah yang di temukan Detektif Jo di TKP Kim Jong Doo.” Kata Kapten Yoo.
“Itu
sebabnya dia menggeledah kantor polisi, rumah, dan gucinya.” Kata Ho Tae
“Jika Kim
Jong Doo hanya menjadi saksi kecelakaan mobil, maka Direktur Tak tidak harus
membungkamnya. Undang-undang pembatasan
untuk penghancuran bukti dari kecelakaan mobil 16 tahun lalu sudah habis masa berlakunya. Ini terlalu
lemah untuk menjadi alasan dia ingin membunuhnya. Tapi jika ini soal
pembunuhan, itu beda cerita.” Kata Dong Tak.
Flash Back
Tuan Kim
datang menemui Tuan Tak di restoran milik Soo Ah dengan mengeluarkan ponsel dan
juga rokok serta korek apinya. Soo Ah akan mengambilnya tapi Tuan Kim menahanya
mengaku belum berhenti merokok.
“Kim Jong Doo menemui Direktur Tak tepat
setelah kembali ke Korea. Dia tahu Direktur Tak akan mencarinya, dan tentu
saja, dia mengangkat teleponnya. Dia
mungkin harus mencari ide Dan mungkin dia mengancamnya dengan rekaman suara
itu.”
Tuan Kim
terlihat senang karena bisa memiliki rekaman dari korek api miliknya, lalu
menelp Tuan Tak mengatakan memiliki rekaman suaranya, jadi tak bisa bersikap
acuh seperti sekarang. Tuan Tak dengan
wajah tegang menanyakan Berapa banyak yang diinginkan Tuan Kim dan saat itu Soo
An duduk sampingnya terlihat siap
melakukan yang diperintahka.
“Tapi ada
sesuatu yang tidak di ketahui Tuan Kim. Direktur Tak memiliki sesuatu yang
tidak ia miliki dari 16 tahun lalu. Jin Soo A.” Ucap Dong Tak
Bersambung
ke episode 30
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar