Cha Ki
mengenalkan Sharon dengan nama Nona Choi Seo Rin. Soo Ho sempat kaget tapi
akhirnya menganguk mengerti. Sharon mengaku mewarisi tanah dari nenek moyangnya Tapi ada
kesalahan pada berkasnya lalu mengulurkan tangan mengenalka diri dengan nama Choi
Seo Rin.
“Kau
mungkin tidak tahu namaku.” Ucap Sharon, Moon Soo Ho pun mengenalkan diri
dengan nyambut tangan Sharon untuk berjabat
“Itu
kemeja yang bagus.” Komentar Sharon melihat Soo Ho memakai kemeja buatanya. Soo
Ho seperti tak peduli mengajak Sharon masuk ke dalam ruangan.
Soo Ho
menjelaskan ingin bertemu dengannya karena... Sharon langsung memotong mengaku
sudah mendengarnya dan mengerti maksudnya. Ia dengan mengaku sepenuhnya setuju
dengan apa yang dikatakan Soo Ho dan akan melakukan apa yang diinginkan. Soo Ho
langsung mengucapkan Terima kasih.
“Aku
tidak mengharapkanmu untuk segera memberikan jawaban positif.” Pikir Soo Ho
“Sebagai
gantinya, Aku punya syarat.” Kata Sharon. Soo Ho pun mempersilahkan untuk
mempersilahkan.
“Akan
kusebutkan jika kau berjanji akan melakukannya.” Kata Sharon. Soo Ho pikir harus
mendengarnya lebih dulu.
“Tidak
ada yang tidak masuk akal dan Ini juga berhubungan dengan bisnismu.” Ucap
Sharon. Soo Ho meminta Sharon agar mengatakan saja.
Tiba-tiba
Sharon seperti terbatuk-batuk dan meminta maaf pada Soo Ho kalau baru terkena
flu. Tuan Ha yang melihat dari luar ruangan menyuruh semua pegawai menyiapkan
Teh herbal hitam, teh jeruk serta Bawakan beberapa paket pemanas. Semua pun
bergegas.
Hae Ra
dalam ruangan sibuk mempersiapkan Paket
Tur mengelilingi lingkungannya, lalu memberitah Ketua Tim kalau akan pergi ke
kantor CEO Moon. Di ruangan, Sharon meminum tehnya mengaku merasa lebih baik
sambil mengucapkan Terima kasih pada Soo Ho
“Kau bisa
menyelesaikannya dan beritahu aku kalau sudah siap.” Ucap Soo Ho santai
“Bolehkah
aku tinggal di guest house mu selama sebulan? Aku tinggal di sebuah ruangan di
Sharon Tailor, tapi kami harus melakukan beberapa konstruksi. Itu adalah rumah
tua, jadi ada beberapa keretakan. Sepertinya akan mempengaruhi ruangan lainnya.
Itu adalah kondisi tak terduga. Itu
sesuai dengan tujuan wisma sekalipun.” Ucap Sharon
“Aku
harus bertanya pada tamu lain terlebih dahulu.” Komentar Soo Ho terlihat kaget.
“Aku
sudah tahu ada banyak kamar dan kamar mandi disana Dan itu adalah rumah tamu
perusahaanmu. Jadi, kaulah yang memutuskan, kan?” ucap Sharon mencoba merayu
“Apa Ada
syarat lainnya?” tanya Soo Ho terlihat sedikit menahan amarah
“ Diluar
sangat dingin, jadi aku tidak bisa memikirkan hal lain. Beritahu aku setelah
kau berbicara dengan tamu mu. Aku akan menunggu.” Ucap Sharon.
Soo Ho
menganguk setuju, Sharon pikir sangat menghargai jika membalas secepatnya,
karena benar-benar kedinginan sekarang. Soo Ho menawarkan untuk memesan kamar
suite di hotel premium selama sebulan, kalau meamng Sharon menginginkannya.
Sharon langsung menolak dengan tegas
“Aku memintamu karena aku menyukai proyekmu. Kalau
begitu lupakan saja. Bangunan tua sangat merepotkan Akan lebih baik jika itu
dihancurkan dan dibangun sebuah apartemen. Anggap saja pembicaraan ini tidak
pernah terjadi.” Ucap Sharon keluar dari ruangan dengan wajah penuh
amarah, Tuan Han dan yang lainya
terlihat binggung.
Sharon
keluar melihat Hae Ra baru datang , dengan sinis bertanya Apa yang membawanya
datang kemari. Hae Ra mengatakan kalau Agen perjalananny sedang mengerjakan
proyek kolaboratif. Sharon bertanya apakah Dengan perusahaan Tuan Moon. Hae Ra
menganguk.
“Lalu
Kenapa kau di sini?” tanya Hae Ra. Sharon mengaku juga kemari untuk urusan
bisnis dan ingin tahu Proyek apa itu?
“Ini
tentang menghubungkan regeneratif kota dengan bercerita dan pariwisata.” Jelas
Hae Ra.
“Kau
pamer.” Ucap Sharon sinis. Hae Ra binggung. Sharon akhirnya memilih mengatakan
agar berhasil dengan nada sinis
“Ngomong-ngomong,
proyek lemari pakaian itu gagal. Jadi kau bisa santai sekarang.” Ucap Hae Ra
“Bagus.
Itu memang proyek yang menjengkelkan.” Balas Sharon sinis lalu berjalan pergi.
Tuan Ha
membahas tentang daftar pemiliknya,
walaupun banyak yang bilang tidak akan pernah menandatangani jadi mereka tidak
bisa berbuat apa-apa. Hae Ra datang menyapa semua dengan ceria kalau membawa
pamflet paket wisata, dan beberapa buku tentang lingkungan di Seoul.
“Tapi Apa
terjadi sesuatu?” tanya Hae Ra melihat seperti semua tegang.
Soo Ho
dalam ruanganya terlihat cemberut, Hae Ra datang memanggil Soo Ho dengan
panggilan “CEO”. Soo Ho melihat Hae Ra yang datang langsung tersenyum lebar
mengaku Senang melihatnya di tempat kerja dan mengajak duduk.
“Aku baru
saja mendengarnya.” Ucap Hae Ra. Soo Ho bertanya mendengar apa yang dimaksud.
“Tentang
Sharon Tailor.. Kau membutuhkan bantuannya untuk bisnismu. Kau punya kamar
ekstra, Jadi Beritahu dia untuk pindah” ucap Hae Ra santai
“Kau dan
bibimu akan merasa tidak nyaman.” Pikir Soo Ho. Hae Ra pikir mereka tidak akan seperti itu.
“Tapi aku
akan begitu.” Ucap Soo Ho merasa tak nyaman ada Sharon dirumahnya.
“Itu
hanya untuk satu bulan dan Lingkungan lama kita dipertaruhkan. Membiarkannya
pindah bukanlah masalah. Aku akan membersihkan kamar setelah bekerja. Tapi aku
akan memilih kamarnya sendiri. Ini akan menjadi ruang terjauh darimu Dan itu
akan jauh lebih kecil dariku. Kau bisa memberinya ruang kecil, di sudut kamar.”
Ucap Hae Ra penuh semangat.
“Hae Ra,
kau tidak perlu melakukan ini.” Kata Soo Ho merasa tak butuh.
“Jika kau
menginginkan sesuatu dari seseorang, kau perlu melakukan sesuatu yang besar
demi mereka. Kau mengatakan itu padaku dan Aku bercanda tentang sudut ruangan.
Tapi Aku akan memilih yang layak untuknya.” Jelas Hae Ra
“Tidakkah
kau setuju dengan pembangunan kembali kota?” kata Soo Ho. Hae Ra mengaku setuju.
“Tapi
sekarang, aku punya pendapat yang sama denganmu. Karena aku ... Karena kau
...Oppa selalu benar.” Ucap Hae Ra tersipu malu dan langsung bergegas pergi.
Hae Ra memberitahu
Tuan Han agar karena Jangan khawatir dan Akan diurusnya jadi bukan masalah.
Tuan Han pun berpesan agar Hae Ra bisa Hati hati. Soo Ho melihat Hae Ra yang
akan pergi meninggalkan kantor, Hae Ra tiba-tiba memberikan tanda cinta dengan
jarinya.
Soo Ho
tersipu malu lalu membalasnya dengan gaya acuh dan kembali ke ruanganya. Chan Ki melihat terlihat binggung, Tuan Han
menyuruh Chang ki agar kembali berkerja kembali. Chan Ki heran karena keduanya membuat hati.
Sharon
kesal karena Hae Ra yang bisa di tinggal rumah Soo Ho sementara ia tak bisa.
Seung Goo datang membawakan sebuah baju kalau itu pakaian yang dibuat untuk Hae
Ra beberapa waktu yang lalu tapi belum datang untuk mengambilnya.
“Dia akan
cantik memakai ini...” ucap Seung Goo melihat tatapan sinis Sharon memilih
untuk menaruh diatas meja. Sharon melihat baju untuk Hae Ra langsun
menguntingnya karena sangat marah
Gon
datang menyapa Hae Ra bertanya apakah baru bekerja di luar. Keduanya pun makan
di restoran, Hae Ra melonggo melihat banyak makan diatas meja sambil mengeluh
Gon yang pesan banyak sekali. Gon pikir kalau Hae Ra yang tidak sempat makan
siang.
“Kau
tahu, aku tidak pernah lupa untuk istirahat makan siang. Kau tidak mengenalku
dengan baik.” Ejek Hae Ra
“Sebenarnya,
Aku datang ke sini karena surat ini. Saat Geumseong-dong dikembangkan kembali, dan
sebuah apartemen baru dibangun, maka ayahku akan memberimu satu unit komersil.”
Jelas Gon memberikan sebuah amplop coklat.
“Apa dia
benar-benar menepati janjinya?” tanya Hae Ra ragu.
“Aku juga
menandatanganinya, Bibimu juga menandatanganinya.” Ucap Gon. Hae Ra kaget kalau
bibinya juga ikut.
“Saat
dibangun kembali, kau pasti akan mendapatkan satu unit. Kau hanya perlu
menandatanganinya dan mengembalikannya padaku.” Jelas Gon.
“Akan
kupikirkan tentang hal ini.” Jawab Hae Ra. Gon heran Apa lagi yang harus
dipikirkan
“Aku
tidak setuju dengan pembangunan kembali dan Lebih baik melestarikan lingkungan
sekitar.” Jelas Hae Ra
“Memang
bagus untuk melestarikan lingkungan, tap kau tidak akan mendapatkan toko.”
Jelas Gon menyakinkan
“Apa
ayahmu membuatmu melakukan ini?” tanya Hae Ra. Gon mengelengkan kepala.
“Aku
datang ke sini karenamu.” Ucap Gon. Hae Ra ingin tahu alasanya.
“Keluargaku
berutang padamu. Saat ayahmu meninggal dan semuanya kacau, Ayahku membeli tanah
keluargamu dengan harga murah.” Jelas Gon khawatir
“Mungkin
karena ibuku membutuhkan uang” pikir Hae Ra santai lalu mengajak agar segera
makan karena harus kembali bekerja.
Gon
memberikan berka sitangan Hae Ra, karena Meskipun tidak menandatanganinya tapi
bisa membawanya dan bisa beritahu jika merasa tidak nyaman tinggal di rumahnya.
Hae Ra piikir Jangan khawatir, karena Gon lebih baik mengurus saja Young Mi.
“Jangan
bodoh, hanya karena kau sedang jatuh cinta. Aku tidak suka kau tinggal di
rumahnya.” Ucap Gon seperti tak suka melihat Hae Ra dekat dengan Gon
“Tidak
apa-apa. Kau tidak berutang apapun padaku.” Ucap Hae Ra
“Kau
adalah cinta pertamaku. Aku tahu cinta pertamamu adalah Soo Ho.”ucap Gon
blak-blakan. Hae Ra menatap heran seperti merasakan sesuatu antara Gon dan
Young Mi
“Jangan
salah sangka, Young Mi dan aku baik-baik saja bersama.” Tegas Gon . Hae Ra
menganguk mengerti meminta Gon Berbuat baiklah pada Young Mi. Gon berjanji akan
melakukanya.
Tuan Park
masuk ke dalam ruangan Soo Ho dengan nada penuh amarah karena anak temanya itu
berani meminta agar datang. Soo Ho dengan santai kalau Tuan Park tak perlu
datang tapi malah datang ke kantornya.
“Apa kau
marah padaku karena mendapatkan tempat pemandian? Kau berpura-pura bermain
sesuai peraturan, Tapi sebenarnya kau bermain kotor seperti anjing.” Ucap Tuan
Park marah
“Dimana
kau mengubur ayah Hae Ra? Aku tahu kau mengatur penguburannya.” Tanya Soo Ho
“Aku
menguburnya di situs makam keluarganya di gunung yang sekecil telapak
tanganku.” Jelas Tuan park
“Siapa
yang mendaftarkan kematiannya?” tanya Soo Ho. Tuan Park menjawab Ibu Hae Ra
yang melakukannya.
“Bagaimana
dia meninggal?” tanya Soo Ho. Tuan Park mengelh Soo Ho yang menanyakan hal itu
“Kau
tentu lebih mengetahuinya daripada aku.” Ejek Soo Ho. Tuan Park seperti
mengelak mengetahuinya.
“Aku
bukan seseorang yang bisa kau permainkan. Semakin kau mencoba bertahan, maka kau
tidak hanya akan kehilangan tempat pemandian.” Ucap Tuan Park memperingati
“Apa lagi
yang akan kau ambil dariku? Dari Ayahku, pemandian, dan apa lagi?” ucap Soo Ho
berani melawan.
Tuan Park
menegaskan tidak mengambilnya dari Soo Ho tapi Itu adalah kecelakaan yang tidak
disengaja, menurutnya Mungkin Soo Ho ditakdirkan kehilangan semua orang yang ia
cintai Lalu memperingatkan agar memberitahu Hae Ra untuk berhati-hati.
“Aku
tidak akan tinggal diam jika kau menyakitinya.” Tegas Soo Ho
“ Itu
sisi terbaikmu. “ ejek Tuan Park dengan tawa mengejek
“Aku
sudah selesai bertanya. Terima kasih sudah datang.” Ucap Soo Ho keluar dari
ruangan. Tuan Park mengumpat kesal kalau Soo Ho yang Tak tahu sopan santun.
Soo Ho
berjalan keluar ruangan teringat kembali ucapan Tuan Park “Mungkin kau
ditakdirkan kehilangan semua orang yang kau cintai.” Lalu pergi ke toko perhiasan,
pegawam merekomendasikan dua kalung untuk hadiah karena produk baru mereka
juga. Soo Ho menunjuk sebuah kalung yang diinginkanya.
“Aku
punya cincin perak tua. Bisakah kau mencairkannya dengan emas dan membuat
cincin pasangan?” ucap Soo Ho. Si pegawai mengatakan bisa jadi Soo Ho bisa
membawanya saja.
Hae Ra
merasa Sharon aneh dan ingin tahu kenapa bisa punya begitu banyak lahan, sambil
membersihkan ruangan merasa kalau tak perlu
melakukan, saat itu Soo Ho datang berteriak apakah Hae Ra ada dirumah.
Hae Ra memberitahu kalau ada dikamar.
“Apa yang
sedang kau lakukan?” tanya Soo Ho binggung
“Aku bisa
membiarkan Sharon menggunakan ruangan ini kan?” pikir Hae Ra
“Kau
tidak harus membersihkannya, jadi Keluar.. Ayo makan malam.” Ucap Soo Ho
mengajak Hae Ra keluar. Hae Ra pun mengikutinya.
Hae Ra
pikir mereka mungkin akan segera makan malam dengan dua orang lagi. Soo Ho
mengaku belum memanggilnya karena Tak akan dilakukan jika Hae Ra menolak. Hae
Ra pikir tak ada alasan menolak karen ahanya satu bulan jadi lebih baik
membiarkan Sharon datang saja.
“Aku
sudah hidup seperti rumput liar sampai sekarang. Jadi Aku pandai beradaptasi
dan menyanjung. Yah... Dia aneh, tapi aku akan baik padanya. Aku harus menjaga
kehidupan pribadi dan umum tetap terpisah.” Ucap Hae Ra
“Kau
sudah tumbuh dengan baik.” Puji Soo Ho mengelus rambut Hae Ra dan Hae Ra
membalasnya dengan mengelus rambut Soo Ho dengan meamnggilnya Oppa.
Keduanya
tersenyum bahagia sampai akhirnya Hae Ra memberitahu kalau ikan salmon Soo Ho
yang akan gosong. Soo Ho mulai membaliknya, Hae Ra pikir kalau Kelihatannya
enak.
Tuan Park
kaget mengetahui Hae Ra tidak menandatangani. Gon memberitahu kalau Hae Ra yang
menentang pembangunan kembali dan akan mencoba membujuknya. Young Mi pikir Hae
Ra pasti gila karena menolak uang. Tuan Park juga mengaku tidak mengerti.
“Begitu
dia menikah dengan Soo Ho, maka dia akan memiliki kekayaannya.” Pikir Young Mi.
Gon membela kalau Hae Ra tidak
perhitungan seperti itu.
“Bagaimana
kau tahu apa yang orang pikirkan? Itu bisa termasuk dalam cintanya.” Balas
Young Mi
“Apa Hae
Ra sadar? Aku khawatir dia mungkin melakukan ini karena rasa bersalah.” Ucap
Tuan Park dengan tatapan kosong. Gon tak mengerti maksud ucapan ayahnya.
“Ayah Hae
Ra membawa Soo Ho ke rumahnya dan membiarkan dia tinggal bersama putrinya yang
remaja untuk sebuah alasan.”cerita Tuan park. Young Mi ingin tahu alasanya.
“Dia
membutuhkan sesuatu, yaitu Dokumen rahasia Doktor Moon.” Ucap Tuan Park yakin.
Hae Ra
mencoba makan steak buatan Soo Ho, lalu memujinya kalau rasanya enak dan
merasaka Bumbunya, lalu Soo Ho memuji dirinya “Karena Oppa Soo Ho selalu benar.”
Hae Ra mengeluh kalau Seharusnya tidak mengatakannya dan Soo Ho terbiasa bilang begitu sekarang.
“Makan
nasi lagi karena Oppa selalu benar.” Ucap Soo Ho. Hae Ra pikir kalau Berat badannya
bisa bertambah.
“Doktor
Moon meninggal karena ayah Hae Ra.” Ucap Tuan Park. Young Mi dan Gon menatap
Tuan Park.
Soo Ho
pikir Tidak ada lemak dibadan Hae Ra, Hae Ra mengaku Semuanya tersembunyi di
suatu tempat ditubuhnya. Soo Ho dengan penuh bersemangat ingin melihatnya. Hae
Ra dengan dua jariny menahan Soo Hoa agar tak bergerak dari tempat duduknya.
Soo Ho kembali tersenyum bahagia bisa mengoda Hae Ra.
“Dia menemukan
unsur pengawet alami yang bisa menggantikan unsur kimia. Dia menemukannya dari
ekstrak akar peoni. Itu adalah data penelitian yang bisa sukses... di bidang
pengolahan kosmetik dan makanan.” Cerita Tuan Park
“Ayah Hae
Ra bekerja dibidang bahan komestik perusahaan. Bidang itu memasok bahan ke
perusahaan kosmetik ternama. Ayah Hae Ra memintanya untuk membantu... membuka
bisnis baru, namun ia menolak. Ayahnya menggunakannya tanpa izin.” Cerita Tuan
Pak
Soo Ho
membahas bibi Hae Ra yang tampaknya sibuk. Hae Ra memberitahu kalau bibiny akan
tidur diluar hari ini, karena tadi bermain kartu di sauna atau semacamnya. Soo
Ho mengartikan kalau hanya mereka berdua
di rumah hari ini dengan wajah gugup. Hae Ra membenarkan dengan wajah santai.
“Kenapa?
Apa kau takut?” tanya Hae Ra. Soo Ho menganguk.
“Jangan khawatir.
Aku akan melindungimu.” Kata Hae Ra bangg.
“Kau
tidak perlu melakukannya.” Ucap Soo Ho dengan senyuman lalu mengajak Hae Ra
bersulang.
Tuan Park
bercerita kalau Doktor Moon menjadi
pengkhianat. ke organisasi yang menginvestasikannya, sangat menderita. Gon
pikir Hal ini berbeda dengan ingatannya.
Tuan Park mengejek anaknya yang tak tahu apapun karena hanya anak kecil
saat itu.
“Aku juga
ingat sesuatu samar. Saat Aku mengunjungi rumah Hae Ra... pada hari ulang
tahunnya ketika masih muda. Aku pergi ke lantai dua menyembunyikan hadiah untuk
permainan berburu harta karun kita.” Cerita Young Mi. Tuan Park terlihat gugup
Flash Back
Young Mi
menaiki tangga ke lantai dua, lalu mendengar teriakan dari dalam kamar. Tuan
Jung terlihat marah pada seseorang sambil berteriak “Kenapa kau menggeledah
ruang belajarku? Apa yang kau curigai?”
“Dia
memberiku ini agar aku bisa pergi dan memeriksa, apa ini bisa dikomersialkan
atau tidak.” Teriak Tuan Jung.
Tuan Park
bertanya apakah Young Mi mengingatnya, Young Mi ingat Ayah Hae Ra memarahi seseorang karena
menggeledah ruang belajarnya. Tapi tidak bisa mengingat dengan jelas siapa yang
dimarahi ayah Hae Ra. Tuan Park seperti bernafas lega kalau Young Mi
mengingatnya.
“Doktor
Moon mencurigai ayah Hae Ra dan pergi ke ruang belajarnya.” Ucap Tuan Park
seperti ingin menyakinkan. Young Mi juga merasa seperti itu.
“Dia
mengambil Soo Ho karena rasa bersalah mengambil salinan dokumen asli darinya.”
Ucap Tuan Park
“Kau
tidak punya cara untuk membuktikannya.” Komentar Gon.
“Aku
saksinya. Aku harus bertanya sendiri pada Hae Ra apakah dia menolak uang dan
memihak Moon Soo Ho karena dia merasa bersalah.” Ucap Tuan Park
“Doktor Moon
meninggal karena kebakaran. Ayah Hae Ra tidak menyalakan api.” Ucap Gon yakin
“. Dia
kesakitan, minum, dan tertidur Korsleting menyebabkan kebakaran.” Tegas Tuan
Park
“Ayah...
Jangan berbohong. Jangan mencampuradukkan bisnis dengan perasaan pribadimu.”
Ucap Gon. Tuan Park binggung dengan ucapan anaknya.
“Kau yang
paling tidak berhasil di antara ketiganya.Kau merasa diabaikan karena kompleks
inferiormu.Ini Tidak masuk akal.” Ucap Gon. Tuan Park langsung menyiram air
pada anaknya Young Mi yang kaget
mengeluh Tuan Park yang melakukan itu pada Gon dengan mengeringakn wajah
tunanganya.
“Di
antara kita tiga, Akulah satu-satunya yang hidup. Dan aku orang terkaya.... aku
akan menjadi kaya dan kaya... Gon... Aku tidak berbohong, Tapi Mereka dihukum
karena mengabaikanku... Mereka dihukum karena mengabaikanku!” tegas Tuan Park
penuh amarah.
Sharon
mengaku bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Chul Min dan apakah Baek Hee ingat
anak laki-laki pengantar surat kabar yaitu Anak laki-laki imut dengan mata
besar. Baek Hee balik bertanya Kenapa Sharon tiba-tiba bertanya
“Aku
sangat kesepian dan depresi hari ini. Jadi Aku teringat Chul Min yang
menyukaiku.” Ungkap Sharon
“Kau
perlu makan permen manis saat kesepian dan kesakitan. Tidakkah kau ingat tuan
itu makan sedikit permen manis... sebelum mengikuti ujian negara? Begitu kau
makan sesuatu yang manis, maka otakmu akan sadar.” Jelas Baek Hee
“Ini
terlalu sulit bagiku untuk menjadi kesepian selama 200 tahun. Ini akan memudar
sebelum musim panas. Aku hanya memiliki dua pria dalam hidupku yang panjang,
yaitu Suamiku tersayang Lee Myung So dan Saat ini dikenal sebagai Moon Soo Ho
dan Ini juga tidak berhasil Lalu Chul Min, yang menyukaiku. Jadi Aku tidak bisa
melepaskan ini. Buatkan parfum itu untukku Parfum yang bisa menyihir hati
seseorang.” Ucap Sharon
“Tidak
ada hal seperti itu, Pelangganku akan segera datang. Jadi Pergi.” Ucap Baek Hee
sinis
“Aku
yakin Chul Min masih mencintaiku. Dia mungkin akan melakukan apapun yang
kuinginkan.” Ucap Sharon yakin
“Apa yang
kau inginkan?” tanya Baek Hee. Sharon menjawab Menjauhkan Jung Hae Ra dari Moon
Soo Ho.
“Pulang
dan makanlah beberapa permen manis.” Kata Baek Hee sinis lalu berjalan pergi
“Kau
bahkan tak memiliki pria yang kau rindukan. Kau lebih menyedihkan.” Ucap Sharon
kesal
Soo Ho
dan Hae Ra menonton film bersama dengan wajah tegang, Soo Ho tahu kalau pasti Sesuatu mungkin
muncul dari samping. Hae Ra berpikir kalau Soo Ho takut. Soo Ho mengaku tidak
dengan wajah tegang
“Aku
ingat bagaimana kau membenci menonton film yang menyeramkan. Akulah satu-satunya
yang menyaksikannya...” ucap Hae Ra lalu menjerit ketakutan bersembunyi dibalik
tubuh Soo Ho
“Astaga,
itu mengejutkan. Apa itu tadi? Apa itu sudah hilang?” kata Hae Ra memejamkan
tanya.
“Kupikir
kau akan melindungiku” ejek Soo Ho. Hae Ra mencari remote mengeluh Soo Ho yang
ingin menonton film itu dengan mata tertutup.
Soo Ho
mematikan TV lalu memanggil Hae Ra, Saat Hae Ra membalikan kepalanya ada sebuah
kalung. Soo Ho pun memasangkan kalung dileher Hae Ra dengan sedikit mengeluh
kalau lebih sulit dari yang diduga.
“Apa ini
pertama kalinya kau melakukannya?” tanya Hae Ra. Soo Ho mengaku kalau ini
pertama kalinya.
“Ini juga
pertama kalinya bagiku. Tapi Kenapa kau berikan ini padaku?” tanya Hae Ra
terlihat senang dengan pemberiaan Soo Ho
“Aku Ingin
saja. Aku ingin memberimu satu Aku akan melakukan semua yang ingin kulakukan
yang tadinya tidak bisa..” Ucap Soo Ho dengan saling menatap
“Aku
tidak punya apapun yang bisa kuberikan padamu.” Balas Hae Ra
“ Kau
tinggal di sini bersamaku adalah hadiah untukku.” Ucap Soo Ho lalu berdiri dari
tempat duduknya kalau akan mencuci piring.
“Ayo main
gunting batu-kertas.” Ucap Hae Ra menahan Soo Ho pergi, tapi Soo Ho seperti
sudah tahu kebiasan Hae Ra dan akhirnya memenangkan permainan.
“Kau
pasti sangat beruntung.” Keluh Hae Ra. Soo Ho memutuskan kalau Pemenangnya akan
mencuci piring. Hae Ra mengikuti Soo Ho agar melakukan bersama.
Sharon
pulang ke rumahnya dan melihat ada buket bunga dengan bertuliskan (Mari kita wujudkan, Nona Choi.) lalu dengan
nada angkuh bertanya pada Chan Ki apa maksudnya itu. Chan Ki menjelaskan tujuan
datang untuk menyampaikana pesan dari Pak Moon.
“Kau bisa
pindah ke rumah tamunya.” Ucap Chan Ki. Sharon pikir Soo Ho yang sudah menolak sebelumnya.
“Dia
tidak benar-benar menolaknya. Kau bisa memberi tahuku kapan kau ingin pindah.” Ucap
Chan Ki
“Suruh
dia datang dan menyampaikan itu sendiri padaku.” Ucap Sharon dengan nada angku.
Chan Ki menyakinkan kalau Soo Ho yang akan datang.
“Aku
kemari hanya untuk memberimu bunga” ucap Chan Ki lalu pamit pergi. Sharon
menatap buket bunga berpikir harus membuat piyama lucu.
Bibi Lee
bertemu dengan Baek Hee mengaku sangat
pemalu, jadi biasanya tidak menimbulkan masalah, tapi menurutnya saat itu
sangat aneh. Ia bahkan mengeluarkan pinjaman untuk membeli rumah tua itu dan
Seolah-olah sedang dikuasai sesuatu. Baek Hee pikir itu juga sangat aneh.
“Perusahaan
Soo Ho akhirnya membeli rumah itu, maka kalian semua mulai hidup bersama.” Ucap
Baek Hee berusaha untuk bersikap santai
“Keluarga
Soo Ho dan Hae Ra pasti saling mengenal.” Cerita Bibi Lee. Baek Hee pikir itu takdir.
“Apa kau
masih membuat sup pollack kering yang enak? Aku sangat menyukainya.” Ungkap
Baek Hee penuh semangat
“Sekarang
aku jauh lebh baik dibandingkan saat jadi asisten koki dulu jadi Akan kubuatkan
beberapa. Kau adalah pelanggan tercantik yang pernah datang ke tempat sup
kami.” Kata Bibi Lee penuh semangat.
“Aku harus
membayarmu untuk pujian itu. Aku akan membuatkan sebotol parfum. Ini adalah sesuatu
yang bisa kau pakai setiap hari. Aku akan menambahkan setetes ramuan ekstrak.”
Ucap Baek Hee meramu parfumnya.
“Ini
Baunya enak... Rasanya aku menjadi countess yang elegan.” Ungkap Bibi Lee
mencium bau dari hidungnya.
“Konon
katanya orang Mesir kuno mengendalikan orang lain dengan aroma.” Cerita Baek
Hee. Bibi Lee seperti tak percaya
“Jika
tidak, lupakan saja. Kau punya mulut yang agak besar, kan?” ucap Baek Hee.
“Apa yang
kau katakan? Aku menyimpan rahasia ini sampai sekarang. Tapi... Saat aku berbohong,
itu terlihat di wajahku.” Ungkap Bibi Lee.
Bibi Lee
berbaring di sofa dengan memejamkan matanya. Baek Hee menempelkan parum merasa
yakin kalau Bibi Leeseperti sedang berbaring di lapangan yang hangat dan Bila
mencium bau parfum itu maka akan tertidur dalam damai.
“Dan... kau
akan mempercayai apapun yang kukatakan. Efek ini lebih kuat pada malam hari
dengan bulan purnama.” Ucap Baek Hee seperti sedang menghipnotis Baek Hee.
“Lupakan
kenyataan bahwa aku mengirimmu untuk bersama Hae Ra. Aku ingin tampil di hari
pernikahan mereka, Tapi itu terjadi sedikit lebih cepat.” Ucap Baek Hee. Bibi
Lee menganguk mengerti.
“Apakah
itu satu-satunya yang harus kulupakan? Aku tidak perlu melupakan hal lain,
kan?” tanya Bibi Lee. Baek Hee bertanya Seperti apa, tapi Bibi Lee sudah
tertidur pulas.
“Aku juga
tidak tahu segalanya. Aku tidak tahu mengapa Soo Ho berakhir... tinggal bersama
keluarga Hae Ra sebagai anak yatim piatu. Aku hanya tahu bahwa mereka ditakdirkan
untuk bertemu lagi.” Gumam Baek Hee menatap Bulan purnama dari jendela.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar