PS : All images credit and content copyright : KBS
Tuan Park
berada didalam mobil memejamkan mata, tanpa sadar kalau Sharon sedang berdiri
disamping telp umum. Sek Tuan Park bertanya pada Tuan Park Apa ada sesuatu,
karena mendengarkan lagu ini setiap kali Anda merasa kesepian.
“Semua
orang merasa kesepian Dan aku merasa kesepian 24 jam sehari.” Ungkap Tuan Park
Tahun 1975
Disebuah
cafe, di putar lagu yang sama. Sharon duduk sambil membaca buku.Tuan Park
remaja datang mendatangi Sharon, Sharon mengeluh kalau Seorang siswa seperti
Tuan Tak tidak diijinkan masuk ke cafe.
“Apa yang
harus aku lakukan agar kau menyukaiku? Bisakah kau menungguku sampai aku berumur
25 tahun? Aku akan melamarmu” ucap Tuan Park yang sudah jatuh cinta dengan
Sharon.
“Aku
sedang menunggu seseorang.” Ucap Sharon. Tuan Park ingin tahu siapa
“Jika dia
ada di tentara, jangan menunggunya.”kata Tuan Park
“Kau
punya mata yang cerah, pengantar surat kabar.” Puji Sharon. Tuan Park yakin
Sharon tidak menyukainya karena ia muda dan miskin.
“Jadilah
orang kaya, Chul Min... Untuk dirimu sendiri, Dapatkan uang sebanyak mungkin. Dunia
akan segera diliputi oleh uang.” Ungkap Sharon.
Tuan Park
bertanya apakah Sharon akan menyukainya jika menjadi kaya , Sharon pikir Tuan
Park itu imut bahkan tanpa uang dengan memukul topi Tuan Park mengodanya. Tuan
Park merasa kalau Sharon tampak seperti seseorang yang memiliki rahasia.Sharon
meminta Tuan Park agar mendekat.
“Apa Kau tahu?
Aku tidak menjadi tua, dan juga tidak mati. Itulah rahasiaku.” Ungkap Sharon.
Tuan Park tertawa mengejek mendengarnya.
“Dulu ada
seorang wanita yang aku rela mati untukknya. Dia lebih tua dariku.” Ungkap Tuan Park yang tak bisa lupa dengan
Sharon.
Sharon
mencoba terus menelp Soo Ho sampai akhirnya memanggil nenek yang ada didekatnya
agar bisa bicara dan meminta tolong. Nenek berbicara pada Soo Ho kalau Ada
wanita yang terjatuh dan Sepertinya sakit.
“Ini
adalah kartu nama yang kutemukan di dompetnya.” Kata Nenek. Soo Hoo binggung
siapa yang dimaksud Seorang wanita
“Penjahit
Sharon. Katakan padanya, Penjahit Sharon.” Bisik Sharon.
“Oh, label
pada pakaiannya bilang itu dari Sharon Tailor. Dia memiliki rambut panjang, dan
dia adalah wanita muda yang cantik.” Kata Nenek. Soo Hoo ingin tahu keberadaan
Nenek. Si nenek meminta agar segera datang.
Sharon
segera berpura-pura pingsan. Soo Ho datang melihat Sharon menanyakan Apa yang
terjadi, lalu mengendong Sharon untuk pergi ke rumah sakit. Sharon terlihat
bahagia bisa di gendong oleh Soo Ho.
“Permisi,
apa kau yang menghubungi?” ucap Sek Han datang datang ambulance berjalan
mendekati Sharon.
“Kau
siapa?” kata Sharon kaget melihat Sek Han yang datang bukan Soo Ho.
“Saya
sekretaris Mr. Moon. Dia menyuruh saya datang kesini. Biarkan saya membawa Anda
ke rumah sakit.” Kata Tuan Han
“Tidak
perlu, Aku duduk di sini karena merasa pusing Aku kira wanita daur ulang tua
itu yang menelepon. Aku baik-baik saja. .” Kata Sharon
“Aku akan
memeriksa tekanan darah anda.” Ucap petugas, Sharon menolak mengaku kalau baik-baik
saja
“Aku
ingin mengucapkan terima kasih pada Pak Moon.” Kata Sharon akhirnya berdiri,
Tuan Han dan petugas terlihat binggung.
Baek Hee
berada dalam ruangan seperti mengadakan pertemuan dengan buku yang dituliskan.
Ia menceritkan kalau seorang pria yang hanya mencintai satu wanita Meskipun
tidak bisa menunjukkannya. Hae Ra duduk mendengarkanya.
“Pengantin
yang membakar wajah budaknya, membawa gadis itu bersamanya sebagai pelayan. Tidak
ada yang memiliki jari gesit seperti
Boon Yi, dan dia cerdas. Jadi pengantin laki-laki tinggal bersama wanita
yang dicintainya dibawah satu atap.” Cerita Baek Hee. Soo Ho baru datang duduk
dibangku bagian atas tanpa sadar kalau ada Hae Ra duduk dibangku depan.
Flash Back
Myung Soo
duduk sendirian dalam ruangan membaca buku. Di luar ruangan, dua orang pelayan
membawakan kayu bakar agar kamar Myung Soo dingin. Dua pegawai merasak Musim gugur ini seperti
musim dingin. Salah satunya menyurh makan patjuk dan kembali saja.
“Gadis
yang datang bersama Nyonya baru itu... Siapa namanya” kata Si pria, satu lagi
menyebut nama Boon Yi
“Ngomong-ngomong,
patjuk buatannya. rasanya menakjubkan. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh
gadis itu. Dia bisa membuat baju bagus, masak dengan sangat baik, dan bisa
membaca dan menulis” jelas si pria. Myung Soo mendengar dari dalam kamarnya.
“Apa
menurutmu dia melakukan itu karena cemburu? Aku mendengar Nyonya baru membakar
wajah gadis itu dengan setrika sebelum pernikahan.” Cerita si pria berbisik.
Pria satunya menanyakan alasanya.
“Gadis
itu tertangkap mencoba Gaun wanita itu.” Ungkap si pria berbisik. Myung Soo
mengingat saat di malam itu melihat sosok wanita dan berpikir jadi istrinya.
“Malam
itu pastilah... terakhir kalinya untuk wajah cantikmu.” Gumam Myung Soo.
“Dia
seharusnya tidak dilahirkan sebagai budak. Tidak ada yang bisa kau lakukan
mengenai itu. Semua orang diciptakan sama. Mengenakan pakaian bagus, Boon Yi
akan terlihat jauh lebih mulia.” Ungkap pria yang menyenangi sikap Boon Yi.
Boon Yi
berpapasan dengan Myung Soo didepan pintu dan berusaha berjalan ke sisi lain.
Myung Soo berusaha menghalangi dan
bertanya Apakah tidak menyakitkan. Boon Yi binggung tiba-tiba diajak
bicara. Myung Soo mengatakan kalau itu Luka bakar di wajah Boon Yi. Boon Yi
membenarkan.
“Kulihat
itu terik, Pasti menyengat dan menyakitkan. Aku tahu karena pernah membakar
kakiku di atas api unggun, Pergilah ke apotek di pasar. Aku akan meminta mereka
menyiapkan sesuatu untukmu. Mereka memiliki obat untuk luka bakar.” Ucap Myung
Soo
“Tidak,
tidak apa-apa.” Kata Boon Yi menolak tapi Myung Soo menyuruh agar segeraPergilah
ke apotek.
Myung Soo
datang melihat istrinya yang memukul Boon Yi, lalu berteriak marah. Seo Rin
meminta agar jangan Jangan pedulikan mereka. Myung Soo melihat Seo Rin
yangmencambuk seseorang jadi mana mungkin tidak peduli. Seo Rin mengadu kalau
Boon Yi, Gadis itu menjadi tidak sopan.
“Dia telah
menyentuh barang-barangku. Aku menangkapnya sambil meletakkan riasan di wajah
jelek itu. Dia mencuri bedak-ku dan memakainya di wajahnya.” Ucap Seo Rin
mengaduk.
“Coba Kemarikan
bedaknya.” Kata Myung Soo. Boon Yi memberikannya dan Myung Soo langsung
menyuruh Boon Yi agar mengambilnya kembali.
“Ini
milikmu... Aku mengatakan kepada apoteker untuk memberikan ini padanya. Kau
seharusnya sudah membukanya dan memeriksa. Bagaimana kau bisa mencambuk
seseorang?” ucap Myung Soo. Seo Rin terlihat marah mendengarnya.
“Apa kau
memberikan obat untuknya?” kaat Seo Rin cemburu.
“Karena aku
merasa kasihan pada seseorang yang tinggal di rumahku dan sedang sakit.” Kata
Myung Soo. Seo Rin dengan sinis mengatakan kalau Boon Yi Dia adalah seorang
budak.
“Dia
adalah manusia seperti kita. Dia kedinginan dimusim dingin dan kepanasan di
musim panas. Dia merasa lapar saat dia kelaparan. Dia juga manusia. Setiap
manusia diciptakan sama. Bagaimana kau bisa begitu kejam?” tegas Myung Soo
merasa tak ada yang perlu direndahkan.
“Apa
Seorang budak sama dengan kita? Bagaimana kau bisa mengatakan hal yang tidak
masuk akal seperti itu? Kau tidak tertarik untuk mempelajari budaya barat yang
berbahaya, itu kan?” ucap Seo Rin curiga.
“Jangan pernah
melakukan ini lagi pada Boon Yi atau orang lain.” Tegas Myung Soo.
Akhirnya
Boon Yi pergi ke tempat cuci, tanganya terlihat memerah karena terkena cambuk
dan kesakitan. Ia hanya bisa menangis, lalu seorang bibi memanggil uantuk makan jeon. Saat itu Baek Hee
diam-diam melihat anak yang sengaja di tukar.
Boon Yi
sudah besar makan dengan para pelayan, wajah bekas luka bakar masih terlihat.
Mereka makan cemilan dan juga arak beras. Myung Soo datang dan semua orang
langsung berdiri dan gugup. Tapi Myung Soo yang rendah hati menyuruh mereka
untuk kembali duduk saja.
“Buchu
jeon dan makgeolli... Kelihatannya lezat... Berikan aku juga.” Ucap Myung Soo
“Tuan.
Aku akan membawakan makanan baru untukmu. Anda tidak bisa makan apa yang telah
kami makan.” Kata pelayan yang lain.
“Tidak
apa-apa. Kita semua keluarga... beri aku secangkir.” Kata Myung Soo Semua
terlihat terdiam. Myung Soo meminta Boon Yi agar memberikan cangkirnya. Boon Yi
tetap diam akhirnya Myung Soo mengambil sendiri.
Saat itu
Myung Soo seperti kaget dan sempat tersedak merasakan minuman arak beras, lalu
menyuruh mereka agar menikmati makanannya saja dan berjalan pergi. Boon Yi dan
yang lainya tak bisa menahan tawa. Seo Rin melihat dari balik jemuran terlihat
sangat sinis.
“Dia adalah orang yang hebat, Menjadi
terlalu hebat pun bisa jadi masalah. Dia menghormati istrinya. Untuk beberapa
alasan, mereka tidak bisa punya bayi selama lebih dari lima tahun” Cerita
Baek Hee.
Seo Rin
tidur dengan Myung Soo terlihat seperti suami istri. Lalu Seo Rin bersandar
pada Myung Soo kalau mendambakan makanan asam dan yakin sedang hamil saat ini.
Myung Soo berpesan pada istrinya Mulai sekarang, pikirkan saja hal-hal baik dan
berbicara tentang hal-hal yang baik.
“Sayang...
Aku ingin makan berri liar.” Ucap Seo Rin. Myung Soo kaget kalau Di musim ini
“Aku
merasa seperti bisa memiliki anak kembar jika aku makan buah liar” kata Seo
Rin.
Boon Yi
pergi ke hutan, salah satu pelayan berteriak memanggilnya menyuruh agar
menghentikan saja karena Tidak ada buah beri di musim ini. Boon Yi tetap
berusaha mencarinya dan akhirnya jatuh berguling. Si pria panik menghampiri
Boon Yi menanyakan keadaanya. Boon Yi mengaku baik-baik saja dan kembali
mencari Berri
“Boon Yi...
Larilah.. Nyonya itu tidak bodoh... Apa dia pikir ada berri liar sekarang? Jadi
kau kaburlah... Aku akan memberitahunya bahwa kau jatuh dari tebing sambil
mencari buah liar. Jadi larilah, Boon Yi... Larilah..” ucap si paman. Boon Yi
binggung karena Paman malah menyuruh pergi.
“Dia memerintahkanku
untuk membunuhmu.”kata Si Paman. Boon Yi kaget dan ingin tahu alasanya.
“Maafkan
aku... Aku mengambil nasi dan 10 koin perak darinya. Jadi aku datang jauh-jauh
kemari. Tapi aku tidak bermaksud membunuhmu sejak awal, Wanita itu tidak hamil.
Ha Dong melihatnya diam-diam mencuci dalamannya empat hari yang lalu. Dia
melakukan ini untuk mendapatkan perhatian. Dia mungkin akan menangis, dan
bilang bahwa mengalami keguguran. Dia mungkin memintanya untuk hanya
merawatnya.” Ungkap Si paman
“Nyonyaku
yang malang.” Kata Boon Yi dengan mata berkaca-kaca.
“Kaulah
yang patut dikasihani. Kita semua tahu dia melakukan itu ke wajahmu” kata Si
paman.
“Dia
tidak akan bisa punya bayi. Pada hari ketika dia melakukan ini padaku, Aku
berdoa kepada para dewa... Aku berdoa agar dia tidak pernah memiliki bayi. Aku
berdoa untuk memotong garis keluarganya. kemanapun dia pergi” ungkap Boon Yi
Si paman
sempat kaget, Boon Yi mengaku kalau akan bunuh diri jadi paman bisa kembali. Si
paman pikir kenapa Boon Yi haru mati karena tidak bersalah. Boon Yi mengucapkan
Terima kasih telah mengatakan yang sebenarnya lalu bergegas pergi. Si paman
berteriak memanggilnya tapi tak melihat Boon Yi di aliran sungai.
Si paman
memberitahu Myung Soo kalau Boon Yi yang
melompat turun begitu tiba-tiba jadi tidak bisa menghentikannya, bahkan
sudah mencari di mana-mana. Myung Soo memerintahkan semua pelayan menemukan
Boon Yi dan harus menemukannya. Mereka pun bergegas pergi, Seo Rin mendengarkan
dari dalam kamar kalau Boon Yi sudah tak ada.
Mereka
mencari ke hutan berteriak memanggil Boon Yi, Myung Soo menyuruh semua orang
agar mencari dimanapun. Semua pun mencari dengan obor ditangan.
Seo Rin
melihat pelayan datang membawakan minuamn lalu berpura-pura bertanya ada apa
keributan di luar. Si pelayan menceritakan Boon Yi jatuh dari tebing saat
mencari berri liar. Seo Rin melotot kaget mendengarnya.
“Tapi
gunung itu terlalu kasar jika mencarinya disana. Mereka bilang dia mungkin
sudah mati atau akan mati jika mereka tidak dapat menemukannya di malam ini.”
Ucap Pelayan.
“Itu
buruk... Aku sedang berpikir untuk menikahkannya dengan Gae Ddong pada bulan
Maret mendatang.” Kata Seo Rin sinis
“Kau
bilang Gae Ddong? Apa maksudmu orang bodoh di kota ini?” kata Si pelayan kaget.
“Apa yang
harus kita lakukan? Kita hanya harus menguburnya di tempat yang cerah” ucap Seo
Rin sinis.
Mereka
semua berteriak mencari Boon Yi di tebing, saat itu Boon Yi bersembunyi dibalik
batu besar dan melihat Myung Soo dan pelayan mencarinya. Ia pun hanya menutup
mulutnya agar tak bersuara dan melihat dari kejauhan.
“Boon
Yi... Apa kau benar-benar mati? Tidak bisakah aku melihatmu lagi, Boon Yi?”
ungkap Myung Soo. Boon Yi terdiam karena jarak dengan Myung So sangat dekat dan
hanya bisa menangis.
[Delapan bulan kemudian]
Terdengar
bunyi ketukan pintu yang sangat keras, Si paman berlari membuka pintu dan kaget
melihat Boon Yi yang datang, lalu berteriak memangil semua orang kalau Boon Yi
hidup dan kembali. Seo Rin kelua dari kamar melihat sosok Boon Yi didepanya.
“Nyonya..
Aku membawakan buah berri. Beberapa penggali ginseng dermawan mengambilkannya
untukku. Aku menunggu musimnya sambil bekerja di rumah mereka. Jadi Lahirkanlah
bayi yang sehat setelah makan...” ucap Boon Yi memberikan tanaman dan menatap
perut Seon Rin yang masih kepis.
Seo Rin
masih kaget sengaja menutupi perutnya. Myung Soo pun menatap buah berri yang
dibawakan oleh Boon Yi yang hilang selama 8 bulan.
mereka
berdua. Ibu Myung Soo marah karan peramal yang bisa mengatakan hal yang tidak
bertanggung jawab seperti itu dan meminta aga mencari sebuah cara.
“Haruskah
kita mencari ibu pengganti Atau haruskah kita membawa istri kedua?” ucap Ibu
mertua
“Ini tak
bisa diperkirakan, Keberuntungan keluarga mengatakan bahwa akan ada tiga putra
sehat. Aku merasakan energi.” Kata Si peramal.
Saat itu
Boon Yi masuk ruangan membawakan minuman, Si peramal menatap Boon Yi bertanya apakah lahir pada
bulan keempat kalender lunar dan sekitar jam 10 pagi. Boon Yi membenarkan.
“Aku tahu
itu... Ada seseorang di rumah ini... Dia akan melahirkan tiga anak laki-laki,
nyonya.” Ucap Peramal.
Seo Rin
berdiri didepan kamar menatap bayangan pria dan wanita. Di dalam kamar,
terlihat suasana canggung. Myung Soo mencoba melayani Boon Yi kalau menuangkan
minuman untuknya. Boon Yi menolak. Myung
Soo tahu kalau Boon Yi pasti merasa tak nyaman.
“Kudengar
kau bisa membaca dan menulis.” Kata Myung Soo. Boon Yi merendah kalau tidak
cukup baik.
“Boon
Yi.. Aku senang kau kembali dengan selamat.” Ungkap Myung Soo lalu meniupkan
lilin dikamarnya.
Seo Rin
melihat lampu kamar yang mati langsung menahan tangis dan bergegas pergi.
Myung Soo
memegang tangan Boon Yi memberitahu kalau
tidak akan tidur dengannya malam ini Bahkan jika memiliki anak laki-laki
dengan Boon Yi, tetap tidak bisa menjadi ibunya. Ia juga tahu Begitu Boon Yi
menyapih bayi itu, maka akan diasingkan ke tempat lain.
“Itulah
yang dilakukan ibu pengganti. Aku tidak bisa melakukan itu padamu.” Cerita
Myung Soo. Boon Yi pikir tak masalah
“Kenapa
kau berpikir begitu?” kata Myung Soo lalu menarik Boon Yi agar untuk
mememluknya, merasa kalau Boon Yi itu sudah tahu.
“Aku
telah melakukan dosa dengan hatiku sejak lama. Aku ingin memelukmu.” Kata Myung
Soo
“Bisakah
aku melahirkan bayi kemudian mati saja? Aku ingin bahagia selama 10 bulan. Aku
tidak takut mati” ungkap Boon Yi
“Aku
takut untuk menjalani hidup tanpamu.” Kata Myung Soo.
Baek
Hee menanyakan pendapat apa yang terjadi
pada mereka pada malam itu, Apakah dia punya anak laki-laki, dan apakah nyonya
rumah berubah Atau apakah mereka benar-benar tidur bersama atau hanya berpegangan
tangan.
“Ayolah,
mereka pasti tidur bersama.” Ucap Seorang wanita malu-malu, yang lain juga
berpikiran yang sama.
“Kalau
dalam pikiran kalian "Mereka sudah tahu bagaimana perasaan mereka. Bagaimana
mereka bisa tidur hanya berpegangan tangan? Mereka pasti tidur bersama." Jika
kau setuju, angkat tanganmu.” Ucap Baek Hee. Beberapa orang mengangkat tangan
“Jika
kalian berpikir "Tidak mungkin! Mereka hanya tidur bersama hanya
berpegangan tangan." Maka angkat tangan” ucap Baek Hee.
Soo Ho
dan Hae Ra mengangkat tangan bersamaan Hae Ra mencari sekeliling siapa yang
mengangkat tangan dan kaget melihat Soo Ho. Soo Ho juga kaget melihat Hae Ra
ada di tempat yang sama..
“Kalian
berdua.” Kenapa kalian saling menatap? Apakah kau menyukainya?” goda Baek Hee.
Beberapa wanita langsung ikut tertawa
“Mari
kita cari tahu apa yang terjadi pada mereka dalam 10 menit. Ayo pergi dan minum
secangkir kopi.” Ucap Baek Hee.
Soo Ho
dan Hae Ra melihat buku-buku dalam rak. Hae Ra langsung bertanya Apa yang
membawanya datang. Soo Ho balik bertanya
kenapa Hae Ra terus mengikutinya.
Hae Ra mengeluh mendengarnya, lalu Soo Ho mengaku kalau Baek Hee yang
mengundangnya. Hae Ra mengaku kalau juga diundang.
“Bagaimana
kau mengenalnya?”tanya Soo Ho. Hae Ra mengaku hanya Kebetulan saja.
“Apakah
kau ingat jus sayuran? Yang diantarkan setiap hari Sabtu.” Kata Soo Ho. Hae Ra
mengaku tak ingat
“Aku tak
pernah meminumnya karena rasanya mengerikan. Aku hanya minum jus berri liar.”
Ucap Hae Ra.
“Ahh.. benar,
mereka kadang-kadang punya jus berri liar Pada musimnya.” Jelas Soo Ho
“Kenapa
kau membahasnya? Berhentilah mencoba bersikap ramah denganku dengan
membicarakan masa lalu” kata Hae Ra kesal.
Saat itu
Sharon datang menyapa keduanya, Hae Ra dan Soo Ho sempat kaget melihat Sharon
yang datang.
Bersambung
ke episode 6
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar