PS : All images credit and content copyright : KBS
Soo Ho
terbangun dari tidurnya dan dikagetkan dengan melihat sosok Sharon dengan baju
handbook, dengan wajah ketakutan ia menatap Sharon yang berkata “Kau harus
memberiku cinta yang sebelumnya tak kau berikan. Cobalah untuk mengingatku.”
Akhirnya
Soo Ho seperti baru terbangun dari tidurnya dengan wajah panik, Hae Ra
merasakan bertanya ada ada dengan Soo Ho,
Soo Ho mengaku tak ada apa-apa kalau hanya bermimpi aneh. Hae Ra ingin
tahu apa mimpinya, Soo Ho tak ingin membicarakannya.
“Tidur
saja lagi. Maafkan aku.” Ucap Soo Ho menenangkan Hae Ra agar bisa kembali
tidur.
“Apa
karena aku? Haruskah aku kembali ke kamarku?” kata Hae Ra berpikir kalau Soo Ho
terganggu.
“Tidak,
tetaplah di sini... Tidurlah.” Ucap Soo Ho memegang tangan Hae Ra kembali
tertidur dan menutupi wajahnya yang terlihat ketakutan.
Bibi Lee
sudah membuat sarapan menyapa Soo Ho yang keluar dari kamar. Soo Ho menghampiri
Bibi Lee lalu menceritakan kalau sudah melamar Hae Ra. Bibi Lee terlihat
bersemangat bertanya Kapan. Soo Ho dengan malu-malu mengatakan kalau itu Tadi
malam.
“Apa yang
dia katakan? Dia bilang iya kan?” ucap Bibi Lee. Soo Ho hanya menjawab dengan
anggukan, wajahnya terlihat sangat bahagia. Bibi Lee ikut bahagia mengucapkan Selamat!
“Kau
masih bisa tinggal bersama kami setelah kami menikah.”kata Soo Ho
“Apa aku akan
diperlakukan dengan buruk?” ejek Bibi Lee
“Jangan
khawatir. Itu tidak akan pernah terjadi.” Ucap Soo Ho berjanji. Bibi Lee
terlihat senang mengucapakan selamat kembali pada Soo Ho.
Hae Ra
sedang mengeringkan rambut melihat cincin dijarinya, seperti ragu. Bibi Lee
melihat Hae Ra keluar dari kamar langsung mengucapkan selamat karena mendengar
Soo Ho yang sudah melamar tadi malam. Hae Ra membenarkan, Soo Ho menatap Hae Ra
dan melihat kalau cincinnya tak digunakan oleh Hae Ra.
“Pinjami
aku scarf mu.” Ucap Hae Ra seperti memberikan kode pada Soo Ho. Akhirnya Soo Ho
mengikuti Hae Ra yang masuk ke dress Room.
Soo Ho
sengaja menutup pintu setelah masuk dress room. Hae Ra menegaskan kalau akan
menikahi cinta pertamanya yaitu Moon Soo Ho. Tapi akan mulai memakai cincin itu
setelah kasus Dr. Moon diurus. Soo Ho pikir terlalu terburu-buru. Hae Ra pikir Tidak.
“Rasanya
menyenangkan sudah dilamar. Ayahku banyak membuat kesalahan padamu. Tapi ayahku
tidak seburuk yang Ketua Park pikirkan. Aku percaya pada ayahku.” Jelas Hae Ra
“Aku
juga. Jangan khawatir” kata Soo Ho menyakinkan. Hae Ra pun akan pami berangkat
kerja sekarang.
“Hae
Ra... Aku tidak ingin kau pergi ke Sharon Tailor lagi. Jangan juga bertemu
dengannya di luar.” Ucap Soo Ho seperti khawatir. Hae Ra ingin tahu alasanya.
“Aku
bersikap dingin saat menyuruhnya pergi.” Jelas Soo Ho memberikan alasan
“Tapi apa
kau tidak butuh bantuannya untuk bekerja?” tanya Hae Ra. Soo Ho pikir tak
masalah untuknya.
“Apa kau
tak pernah berbisnis sebelumnya? Kau hanya perlu menariknya, dan membuatnya
tersentak.” Ucap Hae Ra
“Dia berada
di tingkat yang berbeda. Aku tidak ingin kau menemuinya.” Jelas Soo Ho
“Apa ada
sesuatu yang tidak kuketahui?” pikir Hae Ra. Soo Ho kembali meminta agar Hae Ra
Jangan menemuinya. Hae Ra pun menganguk mengerti.
Sharon
sedang merapihkan pakaian, Seung Goo bertanya Milik siapa ini. Sharon menjawab
kalau baju itu milik bibi Hae Ra dan akan datang untuk mencobanya nanti. Seung
Goo kemeja pria yang ada dikotak.
“Kenapa
kau buat banyak sekali?” ucap Seung Goo heran. Sharon hanya diam saja melihat
kotak kemeja dan Dasi yang sudah di tata rapi.
Hae Ra
menemui Tuan Park yang terlihat sedang sakit, lalu membahas tentang ayahnya. Ia
pikir Meskipun mayatnya ditukar di rumah sakit, menurutnya tak mungkin tubuh
ayahnya bisa ditemukan ditempat seperti itu. Tuan Park juga mengaku membuatnya
bingung.
“Kurasa
mereka melakukannya untuk menyembunyikan kesalaha yang dibuat oleh pegawai
rumah sakit.” Kata Tuan Park berdalih
“Aku akan
membuktikan bahwa ayahku tidak ada hubungannya dengan kebakaran, dan kau tahu sesuatu
tentang kematian ayahku.” Kata Hae Ra yakin
“Kau akan
terlambat bekerja.” Ucap Tuan Park tak ingin membahasnya lagi.
Direktur
membaca artikel berita di ponselnya “Tanda kemunculan spekulasi di
Geumseong-dong. Mengalahkan tujuan memilih lingkungan sekitar, Permintaan
penarikan meningkat. Ketua Tim merasa kalau itu aneh karena Hanya ada artikel yang tidak menguntungkan.
“Pak Moon
harus mundur sendiri.” Pikir Direktur. Saat itu Hae Ra masuk menyapa dua
atasanya.
“Ini
tidak akan mempengaruhi nilai saham perusahaan kita.” Keluh Direktur
“Tolong jangan
katakan hal seperti itu. Bagaimana jika kata-katamu jadi kenyataan?” pinta
Ketua Tim merasa khawatir dengan Hae Ra
“Dengarkan
aku. Kupikir Geumseong-dong akan dihancurkan, dan bangunan baru akan dibangun.”
Ucap Direktur Sinis
“Semuanya
akan berubah dengan baik.” Kata Hae Ra yakin. Direktur heran dengan Hae Ra yang
tah.
“Aku selalu
punya firasat yang baik.” Ucap Hae Ra yakin. Ketua Tim pun juga berharap
seperti itu.
“Apa kau
akan menghadiri audiensi publik nanti?” tanya Hae Ra
“Tentu
saja. Aku akan mendengar presentasi Pak Moon.” Kata Ketua Tim. Direktur
menegaskan kalau yang dimaksud adalah Dengar pendapat umum.
Di sebuah
restoran
Beberapa
paman dan bibi berkumpul membahas apakah ada yang mendengar pendapat umum hari
ini dan ingin tahu membahas tentang apa.
Gon dan anak buah Tuan Park berdiri didepan mereka. Seorang bibi pikir Pembangunan
kembali lebih baik bagi penduduk yang ada disekitarnya kecuali bagi beberapa
pemilik properti. Mereka pun menyetujuinya.
“Terlepas
dari proyek pembangunan kembali, mereka tidak pernah menempati rumah yang
berusia 40 tahun ini. Mereka tidak punya hak untuk berbicara tentang
melestarikan lingkungan ini.” Ucap Si paman. Mereka yang berkumpul juga merasa
kalau Ini tidak masuk akal.
“Mereka
pikir mereka siapa? Mereka seharusnya tidak mencampuri urusan ini.” Kata Si
bibi.
“Kebanyakan orang di sini menginginkan pembangunan
kembali. Apa menurutmu ini masuk akal?” kata paman. Diam-diam Tuan Han dan Chan
Ki duduk di tempat yang sama mendengarkan pembicaraan sambil makan siang.
Tuan Han
memberitahu kalau Banyak penduduk telah dimenangkan oleh Ketua Park karena Mereka
bekerja secara diam-diam. Soo Ho terdiam sambil meminum kopinya, Tuan Han
pikir Pada audiensi publik ini, mereka akan
mendengar banyak argumen yang berlawanan.
“Bukannya
kita tidak mengharapkan hal itu terjadi. Mari kita melakukan yang terbaik untuk
mempersiapkannya.” Ucap Soo Ho yakin.
Mereka pun menganguk mengerti.
Chan Ki
masuk ke dalam ruangan Soo Ho,
mengatakan bawakan hadiah untuk menghibur bosnya dan Ada dua. Soo Ho pun
menerima hadiah dalam kotak yaitu foto dari lukisan yang ingin diberinya dalam
bingkai. Chan Ki mengatakan kalau Mereka mengizinkannya untuk memotret.
“Kau
sepertinya menyukai lukisan ini.” Ucap Chan Ki. Soo Ho pun mengucapkan
terimakasih pada Chan Ki
“Hadiah
kedua akan segera siap.” Kata Chan Ki. Soo Ho ingin tahu apa itu
“Apa Ingat
pesan aneh yang kau terima? Temanku sedang melacak darimana pesannya dikirim.
Jadi Tunggu sebentar lagi.” Ucap Chan Ki lalu keluar dari ruangan.
Soo Ho
menatap gambar yang diberikan Chan Ki lalu merasakan seperti suara Sharon
kembali terdengar “ Ini aku. Cobalah untuk mengingat.”
Hae Ra
menerima telp dari meja kerjanya, Soo Ho langsung bertanya Berapa banyak roti
kacang merah hari ini. Hae Ra tersipu malu lalu menjawab 3.588. Soo Ho
tersenyum mendengarnya dan bertanya apakah Hae Ra ingin makan siang bersama.
“Aku
harus mampir ke toko Young Mi.” Ucap Hae Ra
“Aku akan
menunggumu. Mari kita makan siang bersama.” Kata Soo Ho. Hae Ra setuju.
Bibi Lee
mencoba mantel yang dibuat oleh Sharon, Sharon pikir kalau terlalu besar. Bibi Lee
pikir akan menurunkan berat badan dimusim semi, jadi meminta agar dibuat yang lebih
ketat. Sharon berkomentar kalau Bibi Lee itu pasti senang karena diusir.
“Aku
sedih karena merindukan masakanmu yang luar biasa.” Kata Bibi Lee
“Aku
menyiapkan hadiah untuk membalas kebaikan Pak Moon. Tolong letakkan dilemarinya
tanpa sepengetahuannya.” Ucap Sharon. Bibi Lee melihat kalau kemejanya sangat bagus.
“Apa Pak
Moon dan Hae Ra baik-baik saja?” tanya Sharon. Bibi Lee mengaku kalau Banyak
hal terjadi. Sharon ingin tahu apa contohnya.
“Yaah,
butuh waktu untuk menceritakan semuanya. Tapi Hal terbaik yang terjadi
adalah... Pak Moon...melamar Hae Ra.” Ucap Bibi Lee.
“Aku tahu
itu... Mereka terlihat begitu hebat bersama.” Kata Seung Goo juga terlihat
bahagia.
“Apa
mereka akan menikah? Kapan?” tanya Sharon dengan tatapan kosong karena shock.
Bibi Lee pikir itu tahun ini.
“Mereka
seperti pasangan yang sudah menikah.Mereka keluar masuk dari kamar
masing-masing... sepanjang waktu dan...” ucap Bibi Lee malu-malu, Seung Goo ikut
bersemangat ingin tahu apa yang terjadi
“Mereka
sudah mengalami banyak hal.” Kata Bibi Lee. Seung Goo ingin bibi Lee
menceritakan lebih banyak.
Saat itu
Sharon merasakan dadanya sakit dan memilih untuk duduk. Bibi Lee melihat Sharon
mulai panik. Seung Goo heran dengan Sharon malah duduk saat sedang mencoba
baju. Baek Hee datang melihat Bibi Lee bertanya tujuanya datang ke tempat
Sharon.
“Dia
bilang akan membuatkan mantel untukku, jadi
aku datang untuk mencobanya. Sepertinya dia tiba-tiba sakit.” Ucap Bibi Lee
Panik
“Apa yang
kau lakukan?” tanya Baek Hee. Sharon mengaku merasa seperti hatinya tiba-tiba
terpelintir dan tercabik-cabik.
“Kurasa
itu karena dia mendengar kalau Pak Moon melamar Hae Ra. Aku tahu apa yang kau
rasakan. Aku juga benci menerima undangan pernikahan orang lain.” Ucap Bibi Lee
berpikir Sharon sedih karena belum menikah.
“Apakah
Soo Ho melamarnya?” tanya Baek Hee terlihat bahagia. Bibi Lee membenarkan. Baek
Hee akhirnya menarik Sharon pergi.
Sharon
akhirnya melihat gambar wajah Boon Yi dengan suaminya, lalu dengan sinis
bertanya Siapa yang menggambar sampah itu. Baek Hee tahu kalau di masa lalu, Tidak
ada seorang pun dipihak Seo Rin.
“Apa
Menurutmu itu terlalu kejam? Apa kesalahan yang telah aku perbuat?” kata Sharon
merasa tak bersalah
“Benar...
Kau mungkin saja sudah dikasihani atas dosa yang kubuat sampai kau menjadikannya
istrinya yang sebenarnya. Kau membuat Boon Yi mengenakan pakaianmu. Lalu Kau
menjadikannya istri Lee Myung So. Hingga akhirnya dia dibawa pergi Kau tahu dia
akan mati..” ucap Baek Hee yang langsung disela oleh Sharon
“Aku tak
ingin mendengarnya.” Ucap Sharon merasa tak ingn ingatkan kesalahanya.
“Kau
memberi kesaksian bahwa Lee Myung So seorang Katolik. Dan... Kau membakar
mereka sampai mati. Kau... hanya... penyihir rendah dan jahat.” Tegas Baek Hee.
Sharon
seperti tak ingin mengubrisnya melihat Jang Bok dan memanggilnya, bertanya
apakah Ayah dari kakek kakeknya itu menggambar lukisan yang ada digaleri. Jang
Bok membenarkan.
“Harusnya
ada potret yang terlihat mirip denganku. Tidak bisakah kau menemukannya
dirumahmu?” ucap Sharon. Jang Bok seperti binggung memilih untuk pergi
meninggalkanya. Sharon mengumpat kesal pada Jeom Bok.
“Aku
yakin itu akan menjadi siksaan bagimu, Tapi buatlah gaun pengantin untuk Hae
Ra.” Ucap Baek Hee mendekat. Sharon langsung menolaknya.
“Kau telah hidup lebih dari 200 tahun. Apa kau
pernah menahan dirimu dan melakukan sesuatu yang tak ingin kau lakukan?” ucap
Baek Hee mencoba menyadarkannya.
“Aku tak
bisa bersama orang yang kucintai.” Kata Sharon
“Itulah
yang ingin kau lakukan tapi tak bisa. Sesuatu yang sangat kau benci sekali, tapi
kau menahan dirimu untuk tidak melakukannya. Lakukan saat ini, maka Saat itu
Obsesimu akan memudar. Dalam 250 tahun kehidupanmu, maka setidaknya kau belajar
satu hal.” Ucap Baek Hee lalu beranjak pergi.
Bibi Lee
menyusun kemeja di dress room, tak percaya kalau Sharon yang membuatkan banyak baju untuk Soo Ho,
lalu bertanya-tanya Kapan mantelnya akan selesai lalu keluar dari ruangan.
Soo Ho
keluar dari ruangan, Chan Ki memanggilnya memberitahu kalau Hadiah kedua telah tiba sekarang kalau menemukan
darimana pesan yang tidak diketahui dikirim. Soo Ho bertanya Darimana itu. Tuan
Han pikir kalau agak aneh karena tempat yang tidak pernah dipikirkan yaitu Dari
toko pakaian di Cheongdam-dong.
Young Mi
dengan tatapan kosong mengaku tak tahu. Hae Ra pikir kalau keduanya menghilang.
Young Mi merasa itu Tidak mungkin. Hae Ra pikir kalau memang tak seperti itu
kenapa Young Mi tidak tahu dimana orang tuanya.
“Karena
mereka bepergian.. Aku berbicara dengan mereka di telepon.” Ucap Young Mi
“Mereka
memang memeriksa catatan rumah sakit saat itu. Apa nama rumah sakit itu?” kata
Hae Ra. Young Mi heran dengan sikap Hae Ra yang terus bertanya.
“Kau mencurigakan.
Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?” ucap Hae Ra curiga
“Aku tidak
menyembunyikan apapun darimu. Kenapa aku harus seperti itu?” ucap Young Mi
mengelak.
“Apa kau
tidak mendengar apapun dari ayah Gon?” tanya Hae Ra penasaran. Young Mi mengelak
kalau Tidak tahu.
Saat itu
Soo Ho datang, menyapa Young Mi dengan senyuman. Hae Ra kaet melihat Young Mi
berpikir kalau mereka bertemu di kafe terdekat. Soo Ho mengaku ingin membeli
beberapa pakaian dan juga meningkatkan penjualan Young Mi.
“Apa pakaian
termahal dan terbaik yang ada disini?” tanya Soo Ho. Young Mi mengaku Semua
pakaian di tokonya itu terbaik.
“Apa
ukuran ini 44 atau 33?” tanya Soo Ho mengejek mengambil salah satu baju. Young
Mi hanya tertawa kalau Tidak ada ukuran 33 karena semua pakaian diimpor dari
luar negeri.
“Ukurannya
mengikuti standar luar negeri.” Jelas Young Mi bangga. Soo Ho memilih satu baju
lalu menyuruh agar Hae Ra mencobanya. Hae Ra menolak mengajak Soo Ho pergi
makan siang.
Soo Ho
memaksa agar Hae Ra mencobanya, Hae Ra pun tak bisa menolak masuk ruang ganti.
Young Mi melihat sikap Soo Ho mengaku kalau sangat cemburu sekali. Soo Ho
langsung memperlihatkan wajah seriusnya apda Young Mi ingin tahu alasan
mengirimikan pesan itu. Young Mi terlihat kaget dan binggung.
“Bagaimana
caramu menyembunyikan nomormu?” ucap Soo Ho. Young Mi berpura-pura tak tahu apa
yang dibicarakan.
“Bukankah
kau mengirimiku sebuah pesan?” kata Soo Ho. Young Mi mengaku kalau hanya
mengirimikan sebuah pesan ucapan terima kasih telah mengundangnya untuk makan
malam.
“Kalau
begitu aku akan mengirimkan pesannya ke polisi. Dalam pesannya tertulis "Aku
adalah seorang peneliti yang dulu bekerja di laboratorium. Dr. Moon terbunuh
oleh temannya, Pak Jung." Ucap Soo Ho dengan nada mengancam.
“Maafkan
aku... Kupikir kau mencurigai ayah Gon... Itu adalah tindakan impulsif dan
kesalahanku.” Kata Young Mi akhirnya merasa ketakutan
“Young
Mi... Aku menyesal... Hae Ra tidak punya teman... karena dia berjuang keras
untuk bertahan hidup. Sepertinya kau satu-satunya sahabat terbaiknya.” Kata Soo
Ho yang membuat Young Mi terdiam.
Saat itu
Hae Ra keluar dari kamar ganti mengaku jaketnya terlalu berat jadi terlihat
seperti orang bodoh saat memakainnya. Young Mi langsung meminta maaf dan akan
mengambilkan baju yang sesuai dengan ukurannya, seperti akan bersikap baik.
“Apa Kau
mau makan siang dengan kami?” tanya Hae Ra menawarkan diri. Young Mi langsung
menolak karena harus pergi ke tempat lain. Hae Ra pun berjanji akan menemuiny
nanti. Young Mi seperti sengaja menghindar
karena ketakutan.
Soo Ho
dan Hae Ra makan sandwich bersama, Hae Ra bertanya apa yang dibicarkan dengan
Young Mi. Soo Ho mengaku tidak ada yang istimewa. Hae Ra piki Young Mi terlihat
ketakutan. Soo Ho menatap Hae Ra menegaskan kalau Hae Ra adalah jadi Jangan
khawatir
“Aku
ingin pergi ke suatu tempat bersamamu setelah ini.” Ucap Soo Ho
“Kau selalu
membawaku ke banyak tempat.” Pikir Hae Ra. Soo Ho hanya bisa tersenyum.
Hae Ra
mencoba gaun pengantin dengan bagian dada terbuka, Soo Ho melihat Hae Ra yang
terlihat cantik tersenyum bahagia. Hae Ra melihat gaunya kalau terlalu
berlebihan berpikir kalau masih punya banyak waktu tersisa hingga pernikahan.
“Aku
ingin melihatmu memakai gaun pengantin.” Ucap Soo Hoo
“Aku juga
ingin melihatku memakai gaun pengantin. Jadi Bagaimana?” tanya Hae Ra
“Ini
sangat cantik... Kau yang tercantik di dunia.” Puji Soo Ho
“Aku
ingin gaunku dibuat di Sharon Tailor.” Kata Hae Ra. Soo Ho seperti tak
menginginkan dan mengambil gambar dari ponselnya, tapi saat itu Tuan Han
menelp.
Soo Ho
sedikit menjauh menerima telp Tuan Han, wajah Tuan Han terlihat panik bertanya
apakah berada dekat dengan kantor. Soo Ho pun ikut gugup sementara Tuan Han
menatap pria yang duduk didekatnya. Akhirnya Soo Ho bertemu dengan seseorang di
dalam ruanganya.
“Itu
benar...Dr. Moon mendapat masalah karena Pak Jung. Namun Dr. Moon akan
membiarkannya saja Kemudian Pak Jung tidak berhenti akan keserakahannya.”
Cerita si pria. Soo Ho ingin tahu Keserakahan apa itu.
“Dia
ingin mengambil penelitian Dr. Moon untuk digunakan pada bisnisnya.” Ucap Si
pria. Soo Ho bertanya Bagaimana Pria itu tahu.
“Kami
mengerjakan proyek yang sama. Pada malam kebakaran, dia datang sangat terlambat
ke laboratorium, dan mereka bertengkar hebat.” Cerita si pria
Soo Ho
terdiam teringat kembali yang dikatakan Sharon “Aku melihat seseorang pada
malam kebakaran. Aku melihatnya difoto lama keluarga Hae Ra. Dia berjalan
dengan ekspresi marah” Si pria mengaku kalau itu adalah Korsleting.
“Kupikir kebakaran
terjadi karena mereka bertengkar.” Ucap Si pria yakin
“Kenapa
kau tidak menghentikan mereka?” tanya Soo Ho terlihat curiga. Si pria pikir tak
mungkin bisa menghentikan mereka. Saat itu Chan Ki masuk ke ruangan.
“Pak,
kami baru saja mendapat telepon dari tempat parkir. Jika tidak keberatan, bolehkah
aku memindahkannya untukmu?” kata Chan Ki. Si pria memberikan kunci mobilnya.
“Lalu...Apa
kau percaya...Itu terjadi saat mereka bertengkar?” tanya Soo Ho merasa curiga
“Aku
percaya itu bisa saja terjadi.” Kata si pria yakin. Soo Ho akhirnya ingin tahu
kenapa pria itu tidak memberi tahu polisi pada saat kejadian.
“Aku
tidak ingin membuat masalah jadi rumit. Aku sendiri saat itu juga kesulitan.”
Jelas Si pria.
Soo Ho
ingin menyakinkan kalau yang dilihatnya adalah Tuan Jung. Si pria mengaku
sangat yakin karena sering minum bersama dan biasa pergi mendaki jadi
mengenalnya dengan baik.
Hae Ra
melihat foto-foto selfienya dengan Soo Ho yang sibuk menelpnya. Direktur masuk
ruangan bertanya apakah sudah menemukannya. Hae Ra dibuat kaget dan binggung.
Direktur memberitahu kalau ini tertang
ulang tahun pernikahanya
“Aku
memintamu mencari restoran untuk makan malam.” Ucap Direktur
“Pak... Kau
harus mengurus urusan pribadimu sendiri.” Komentar ketua Tim
“Ini
adalah bagian dari pekerjaan. Seorang pegawai biro perjalanan Seharusnya tahu
tempat-tempat itu. Bukankah begitu?” ucap Direktur tak mau tahu
“Aku
menemukan beberapa.” Ucap Ji Hee dengan melihat brosur Satu malam di
Cheongdam-dong
“Aku tahu
itu. Ju Hee tak pandai bekerja. Apa kau punya sesuatu yang lebih berkelas
daripada ini?” keluh Direktur. Hae Ra mengaku kalau akan mencari lagi. Direktur
pun mengucapkan Terima kasih.
“Kenapa
dia menyuruh kita mencari tempat untuk makan malam ulang tahun pernikahannya?”
keluh Ketua Tim
“Setidaknya
dia tidak meminta kita untuk mencobanya” pikir Ji Hee.
Saat itu
Direktur kembali masuk ruangan, mengatakan tak bisa mempercayai para
blogger jadi menurutnya menemukan
restoran berkelas, maka mereka harus pergi dan mencobanya. Ji Hee bertanya
apakah mereka punya kartu perusahaan karena Ini adalah bagian dari pekerjaan
“Kenapa
harus membutuhkan itu? Kalian berdua yang makan di sana.” Ucap Direktur lalu
mengajak mereka segera ke pertemuan.
“Hei.. Ji
Hee, ambil ini.” Ucap Direktur berpura-pura memberikan kartu kreditnya. Ji Hee
langsung memegangnya dan bertanya apakah Hae Ra melihat kartu ditanganya. Ketua
Tim hanya bisa menghela nafas panjang.
Soo Hoo
duduk di ruangan teringat kembali perkataan si pria yang mengaku Korsleting,
dan berikir kalau kebakaran terjadi karena mereka bertengkar. Saat itu ponsel Soo Ho menerima pesan, Hae Ra
mengirimkan foto saat mengunakan gaun pengantin, wajahnya pun berubah tersenyum
bahagia.
Tuan Han
masuk ruangan memberitahu Soo Ho kalau akan pergi dulu untuk bersiap-siap. Soo
Ho langsung mengajak Tuan Han agar pergi bersama.
Spanduk
sudah terbentang, kalau ada “Jajak Pendapat Pembangunan Ulang Geumseong-dong.
Tim Soo Ho mendukung melestarikan kota dengan memberikan brosur. Sementara Tim
Gon meminta agar diadakan pembangunan kembali, mereka semua berteriak mendukung masih-masing.
Hae Ra
akhirnya masuk bersama dengan Ketua Tim,
lalu Young Mi dan juga Ji Hoon. Mereka saling berteriak kalau Pembangunan
kembali tidak selalu baik dan Tim Soo Ho jua berteriak kalau mereka harus
melestarikan sejarah kota ini.
“Tidak
masalah jika ini menjadi tempat bagi para spekulan atau pembangunan kembali, kau
tak dapat menghentikan perubahan sebuah kota dari waktu ke waktu. Daripada
membiarkan para spekulan mendapatkan uang, lebih baik menerima beberapa kompensasi
menerima bangunan baru dan infrastruktur baru.” Ucap Gon. Beberapa paman pun
menyetujuinya.
“Tempat
kita bisa menjadi kota paling indah diantara empat gerbang tua Seoul.” Kata
Gon. Semua langsung memberikan tepuk tangan, Sharon ikut masuk mendengarkan
jajak pendapat.
“Tanpa
kekuatan yang memicu spekulasi, mungkin kita bisa menerima dana pemerintah
untuk melestarikan kota ini. Mengapa kita harus menyingkirkan kota yang indah
ini yang dipenuh dengan rumah berusia lebih dari 100 tahun?” kata Soo Ho. Orang
di pihak Soo Ho memujinya tapi di pihak Gon berpikir kalau itu tidak realistis
“Apa yang
dibutuhkan warga kota bukanlah pelestarian dan perbaikan rumah-rumah tua ini. Yang
mereka butuhkan adalah infrastruktur baru. Mengapa kau berpikir sebuah bangunan
dengan. tempat parkir yang luas dan tempat makan itu tak baik?” kata Gon.
Mereka pun setuju kalau akan menginginkannya.
“Apa
kalian ingin kota ini diisi dengan apartemen yang sama seperti yang lain?”
tanya Soo Ho
“Kami
menyukainya. Semua orang tinggal di rumah modern sekarang. Kenapa kita harus
tinggal di rumah tua?” ucap Bibi
“Benar...
kau juga tinggal di sebuah rumah modern yang besar. Kau bisa berkata seperti
itu jika kau tinggal disini” kata Paman. Mereka setuju menyuruh Soo Ho agar
tinggal di lingkungan mereka.
“Pak
Moon... Kenapa kau memilih kota ini dari semua tempat?” tanya Gon
“Karena
kota ini memiliki keunikan yang tidak mudah ditemukan dintara empat gerbang
kota tua Seoul. Jika kota ini dilestarikan, maka nilainya akan tak terhitung.”
Jelas Soo Ho
“Apa
Bukan karena seorang wanita? Seorang pengusaha sukses yang tinggal di AS
kembali ke Korea, kemudian mempertahankan sebuah kota yang memiliki kenangan
dari cinta pertamanya.” Ucap Gon sengaja ingin menjatuhkan. Hae Ra yang mendengarkan
terlihat kesal.
“Bukankah
itu terdengar seperti kisah dari sebuah film?” ejek Si paman mereka pun
mengumpat Soo Ho itu sudah gila kalau memang benar.
“Dia
benar-benar seorang pria. Pria sejati. Apa dia pikir ini drama?” komenta anak
buah Tuan Park
“Sebagai
sesama manusia, Aku memiliki rasa hormat untuk cinta seperti itu. Namun,
ketidaknyamanan warga kota terlalu besar untuk membuatmu membanggakan cintamu
melalui pelestarian. Mengapa kota dari kenanganmu harus tempat ini? Aku mohon
maaf untuk hal itu.” kata Gon sengaja mengejek Soo Ho hanya diam saja.
“Apa kau menghabiskan banyak uang untuk
wanita? Dasar Kau gila.” Komentar Si bibi. Gon pun meminta agar Soo Ho bisa
memberikan jawaban
“Aku
tidak akan menyangkalnya. Sebagian dari itu benar.” Kata Soo Ho. Mereka makin
tak percaya kalau jawabanya “Ya” sambil mengumpat kalau Soo Ho gila.
“Ya, itu
adalah kota yang memiliki kenangan akan cinta pertamaku. Tapi kota ini juga
indah dan berharga.” Ucap Soo Ho
“ Jika
kau ingin menghabiskan uangmu, lemparkan saja ke Sungai Han. Kenapa kau mencoba
membuat lelucon dari kotaku? Sudah Pergi dan Mengundurkan diri saja!” ucap Si
paman dengan berteriak.
Hae Ra
terlihat binggung dengan semua orang meminta Soo Ho mundur, Si bibi ingin
tahu siapa wanita itu karena akan mencabut semua rambutnya, mereka ingin tahu
apakah wanita itu di tempat itu di minta
agar memperlihatkan dirinya.
“Tolong
tenang... Hari ini... adalah hari untuk mendengar argumen kedua belah pihak. Kita
bisa berusaha bersama-sama untuk menghentikan kota ini agar tidak terpilih sebagai
percobaan untuk Proyek Pembangunan Kota Kembali.” Ucap Gon. Mereka langsung
setuju dengan tepuk tangan. Hae Ra mengangkat tangan.
“Aku
seorang karyawan di biro perjalanan yang bekerja sama dengan Pak Moon di Proyek
Pembangunan Kembali Seoul. Tolong biarkan aku menyampaikan sesuatu. Karena aku
bekerja di biro perjalanan, Aku tahu banyak tempat bagus di seluruh dunia ini, meskipun
aku belum pernah mengunjungi semua.” Jelas Hae Ra
“Tempat-tempat
yang ingin kau kunjungi. Aku percaya bahwa kota ini... akan menjadi seperti
salah satu dari tempat itu. Di suatu tempat tempat nenekku berada, tempat yang
tidak berubah dari waktu ke waktu dan menghiburmu saat kau sedang lelah.” Ucap
Hae Ra
“Kenapa
kau mencari asmara di lingkunganku?” keluh si bibi yang lainnya juga setuju.
“Kalau
begtu aku akan memberitahumu sesuatu yang realistis. Kompensasi pembangunan
tidak akan cukup untuk membeli gedung baru. Jadi kau perlu mengambil pinjaman.”
Jelas Hae Ra. Semua mulai panik membahas tentang Mengambil pinjaman.
“Apa
kalian paham tentang kebijakan perpajakan? Aku telah memiliki masalah pinjaman
selama 30 tahun. Ini adalah kenyataan.” Jelas Hae Ra
“itu
benar, Mereka menunjukkan gambar seindah
mawar, tapi tidak pernah memberi tahu tentang masalah realistis. “ kata Ketua
Tim. Mereka mulai memikirkan karena tidak pernah mendengarnya sebelumnya.
“Kau
mungkin kehilangan sejarah dan tradisi, dan mendapatkan sejumlah besar
pinjaman.” Ucap Hae Ra. Si paman binggung apa maksud ucapa Hae Ra.
“Hilangnya
kota pohon kesemek ini adalah kerugian besar bagi negara ini. Jadi tolong
pertimbangkan kembali.” Kata Hae Ra.
Semua di
tim Hae Ra langsung memberikan tepuk tangan bahkan Chan Ki ikut berdiri.
Beberapa pun orang berdiri memilih untuk pergi anak buah Tuan Park menahanya. Soo Ho bisa tersenyum dan Gon
terlihat kesal.
Bersambung
ke Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar