PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 26 Januari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Soo Ho terbangun dari tidurnya dan dikagetkan dengan melihat sosok Sharon dengan baju handbook, dengan wajah ketakutan ia menatap Sharon yang berkata “Kau harus memberiku cinta yang sebelumnya tak kau berikan. Cobalah untuk mengingatku.”
Akhirnya Soo Ho seperti baru terbangun dari tidurnya dengan wajah panik, Hae Ra merasakan bertanya ada ada dengan Soo Ho,  Soo Ho mengaku tak ada apa-apa kalau hanya bermimpi aneh. Hae Ra ingin tahu apa mimpinya, Soo Ho tak ingin membicarakannya.
“Tidur saja lagi. Maafkan aku.” Ucap Soo Ho menenangkan Hae Ra agar bisa kembali tidur.
“Apa karena aku? Haruskah aku kembali ke kamarku?” kata Hae Ra berpikir kalau Soo Ho terganggu.
“Tidak, tetaplah di sini... Tidurlah.” Ucap Soo Ho memegang tangan Hae Ra kembali tertidur dan menutupi wajahnya yang terlihat ketakutan. 

Bibi Lee sudah membuat sarapan menyapa Soo Ho yang keluar dari kamar. Soo Ho menghampiri Bibi Lee lalu menceritakan kalau sudah melamar Hae Ra. Bibi Lee terlihat bersemangat bertanya Kapan. Soo Ho dengan malu-malu mengatakan kalau itu Tadi malam.
“Apa yang dia katakan? Dia bilang iya kan?” ucap Bibi Lee. Soo Ho hanya menjawab dengan anggukan, wajahnya terlihat sangat bahagia. Bibi Lee ikut bahagia mengucapkan Selamat!
“Kau masih bisa tinggal bersama kami setelah kami menikah.”kata Soo Ho
“Apa aku akan diperlakukan dengan buruk?” ejek Bibi Lee
“Jangan khawatir. Itu tidak akan pernah terjadi.” Ucap Soo Ho berjanji. Bibi Lee terlihat senang mengucapakan selamat kembali pada Soo Ho. 

Hae Ra sedang mengeringkan rambut melihat cincin dijarinya, seperti ragu. Bibi Lee melihat Hae Ra keluar dari kamar langsung mengucapkan selamat karena mendengar Soo Ho yang sudah melamar tadi malam. Hae Ra membenarkan, Soo Ho menatap Hae Ra dan melihat kalau cincinnya tak digunakan oleh Hae Ra.
“Pinjami aku scarf mu.” Ucap Hae Ra seperti memberikan kode pada Soo Ho. Akhirnya Soo Ho mengikuti Hae Ra yang masuk ke dress Room. 

Soo Ho sengaja menutup pintu setelah masuk dress room. Hae Ra menegaskan kalau akan menikahi cinta pertamanya yaitu Moon Soo Ho. Tapi akan mulai memakai cincin itu setelah kasus Dr. Moon diurus. Soo Ho pikir terlalu terburu-buru. Hae Ra pikir Tidak.
“Rasanya menyenangkan sudah dilamar. Ayahku banyak membuat kesalahan padamu. Tapi ayahku tidak seburuk yang Ketua Park pikirkan. Aku percaya pada ayahku.” Jelas Hae Ra
“Aku juga. Jangan khawatir” kata Soo Ho menyakinkan. Hae Ra pun akan pami berangkat kerja sekarang.
“Hae Ra... Aku tidak ingin kau pergi ke Sharon Tailor lagi. Jangan juga bertemu dengannya di luar.” Ucap Soo Ho seperti khawatir. Hae Ra ingin tahu alasanya.
“Aku bersikap dingin saat menyuruhnya pergi.” Jelas Soo Ho memberikan alasan
“Tapi apa kau tidak butuh bantuannya untuk bekerja?” tanya Hae Ra. Soo Ho pikir tak masalah untuknya.
“Apa kau tak pernah berbisnis sebelumnya? Kau hanya perlu menariknya, dan membuatnya tersentak.” Ucap Hae Ra
“Dia berada di tingkat yang berbeda. Aku tidak ingin kau menemuinya.” Jelas Soo Ho
“Apa ada sesuatu yang tidak kuketahui?” pikir Hae Ra. Soo Ho kembali meminta agar Hae Ra Jangan menemuinya. Hae Ra pun menganguk mengerti. 


Sharon sedang merapihkan pakaian, Seung Goo bertanya Milik siapa ini. Sharon menjawab kalau baju itu milik bibi Hae Ra dan akan datang untuk mencobanya nanti. Seung Goo kemeja pria yang ada dikotak.
“Kenapa kau buat banyak sekali?” ucap Seung Goo heran. Sharon hanya diam saja melihat kotak kemeja dan Dasi yang sudah di tata rapi. 

Hae Ra menemui Tuan Park yang terlihat sedang sakit, lalu membahas tentang ayahnya. Ia pikir Meskipun mayatnya ditukar di rumah sakit, menurutnya tak mungkin tubuh ayahnya bisa ditemukan ditempat seperti itu. Tuan Park juga mengaku membuatnya bingung.
“Kurasa mereka melakukannya untuk menyembunyikan kesalaha yang dibuat oleh pegawai rumah sakit.” Kata Tuan Park berdalih
“Aku akan membuktikan bahwa ayahku tidak ada hubungannya dengan kebakaran, dan kau tahu sesuatu tentang kematian ayahku.” Kata Hae Ra yakin
“Kau akan terlambat bekerja.” Ucap Tuan Park tak ingin membahasnya lagi. 


Direktur membaca artikel berita di ponselnya “Tanda kemunculan spekulasi di Geumseong-dong. Mengalahkan tujuan memilih lingkungan sekitar, Permintaan penarikan meningkat. Ketua Tim merasa kalau itu aneh karena  Hanya ada artikel yang tidak menguntungkan.
“Pak Moon harus mundur sendiri.” Pikir Direktur. Saat itu Hae Ra masuk menyapa dua atasanya.
“Ini tidak akan mempengaruhi nilai saham perusahaan kita.” Keluh Direktur
“Tolong jangan katakan hal seperti itu. Bagaimana jika kata-katamu jadi kenyataan?” pinta Ketua Tim merasa khawatir dengan Hae Ra
“Dengarkan aku. Kupikir Geumseong-dong akan dihancurkan, dan bangunan baru akan dibangun.” Ucap Direktur Sinis
“Semuanya akan berubah dengan baik.” Kata Hae Ra yakin. Direktur heran dengan Hae Ra yang tah.
“Aku selalu punya firasat yang baik.” Ucap Hae Ra yakin. Ketua Tim pun juga berharap seperti itu.
“Apa kau akan menghadiri audiensi publik nanti?” tanya Hae Ra
“Tentu saja. Aku akan mendengar presentasi Pak Moon.” Kata Ketua Tim. Direktur menegaskan kalau yang dimaksud adalah Dengar pendapat umum.


Di sebuah restoran
Beberapa paman dan bibi berkumpul membahas apakah ada yang mendengar pendapat umum hari ini dan ingin tahu membahas tentang apa.  Gon dan anak buah Tuan Park berdiri didepan mereka. Seorang bibi pikir Pembangunan kembali lebih baik bagi penduduk yang ada disekitarnya kecuali bagi beberapa pemilik properti. Mereka pun menyetujuinya.
“Terlepas dari proyek pembangunan kembali, mereka tidak pernah menempati rumah yang berusia 40 tahun ini. Mereka tidak punya hak untuk berbicara tentang melestarikan lingkungan ini.” Ucap Si paman. Mereka yang berkumpul juga merasa kalau Ini tidak masuk akal.
“Mereka pikir mereka siapa? Mereka seharusnya tidak mencampuri urusan ini.” Kata Si bibi.
 “Kebanyakan orang di sini menginginkan pembangunan kembali. Apa menurutmu ini masuk akal?” kata paman. Diam-diam Tuan Han dan Chan Ki duduk di tempat yang sama mendengarkan pembicaraan sambil makan siang. 

Tuan Han memberitahu kalau Banyak penduduk telah dimenangkan oleh Ketua Park karena Mereka bekerja secara diam-diam. Soo Ho terdiam sambil meminum kopinya, Tuan Han pikir  Pada audiensi publik ini, mereka akan mendengar banyak argumen yang berlawanan.
“Bukannya kita tidak mengharapkan hal itu terjadi. Mari kita melakukan yang terbaik untuk mempersiapkannya.” Ucap Soo Ho yakin.  Mereka pun menganguk mengerti. 

Chan Ki masuk ke dalam ruangan Soo Ho,  mengatakan bawakan hadiah untuk menghibur bosnya dan Ada dua. Soo Ho pun menerima hadiah dalam kotak yaitu foto dari lukisan yang ingin diberinya dalam bingkai. Chan Ki mengatakan kalau Mereka mengizinkannya untuk memotret.
“Kau sepertinya menyukai lukisan ini.” Ucap Chan Ki. Soo Ho pun mengucapkan terimakasih pada Chan Ki
“Hadiah kedua akan segera siap.” Kata Chan Ki. Soo Ho ingin tahu apa itu
“Apa Ingat pesan aneh yang kau terima? Temanku sedang melacak darimana pesannya dikirim. Jadi Tunggu sebentar lagi.” Ucap Chan Ki lalu keluar dari ruangan.
Soo Ho menatap gambar yang diberikan Chan Ki lalu merasakan seperti suara Sharon kembali terdengar “ Ini aku. Cobalah untuk mengingat.” 

Hae Ra menerima telp dari meja kerjanya, Soo Ho langsung bertanya Berapa banyak roti kacang merah hari ini. Hae Ra tersipu malu lalu menjawab 3.588. Soo Ho tersenyum mendengarnya dan bertanya apakah Hae Ra ingin makan siang bersama.
“Aku harus mampir ke toko Young Mi.” Ucap Hae Ra
“Aku akan menunggumu. Mari kita makan siang bersama.” Kata Soo Ho. Hae Ra setuju.  

Bibi Lee mencoba mantel yang dibuat oleh Sharon,  Sharon pikir kalau terlalu besar. Bibi Lee pikir akan menurunkan berat badan dimusim semi, jadi meminta agar dibuat yang lebih ketat. Sharon berkomentar kalau Bibi Lee itu pasti senang karena diusir.
“Aku sedih karena merindukan masakanmu yang luar biasa.” Kata Bibi Lee
“Aku menyiapkan hadiah untuk membalas kebaikan Pak Moon. Tolong letakkan dilemarinya tanpa sepengetahuannya.” Ucap Sharon.  Bibi Lee melihat kalau kemejanya sangat bagus.
“Apa Pak Moon dan Hae Ra baik-baik saja?” tanya Sharon. Bibi Lee mengaku kalau Banyak hal terjadi. Sharon ingin tahu apa contohnya.
“Yaah, butuh waktu untuk menceritakan semuanya. Tapi Hal terbaik yang terjadi adalah... Pak Moon...melamar Hae Ra.” Ucap Bibi Lee.
“Aku tahu itu... Mereka terlihat begitu hebat bersama.” Kata Seung Goo juga terlihat bahagia.
“Apa mereka akan menikah? Kapan?” tanya Sharon dengan tatapan kosong karena shock. Bibi Lee pikir itu tahun ini.
“Mereka seperti pasangan yang sudah menikah.Mereka keluar masuk dari kamar masing-masing... sepanjang waktu dan...” ucap Bibi Lee malu-malu, Seung Goo ikut bersemangat ingin tahu apa yang terjadi
“Mereka sudah mengalami banyak hal.” Kata Bibi Lee. Seung Goo ingin bibi Lee menceritakan lebih banyak.
Saat itu Sharon merasakan dadanya sakit dan memilih untuk duduk. Bibi Lee melihat Sharon mulai panik. Seung Goo heran dengan Sharon malah duduk saat sedang mencoba baju. Baek Hee datang melihat Bibi Lee bertanya tujuanya datang ke tempat Sharon.
“Dia bilang  akan membuatkan mantel untukku, jadi aku datang untuk mencobanya. Sepertinya dia tiba-tiba sakit.” Ucap Bibi Lee Panik
“Apa yang kau lakukan?” tanya Baek Hee. Sharon mengaku merasa seperti hatinya tiba-tiba terpelintir dan tercabik-cabik.
“Kurasa itu karena dia mendengar kalau Pak Moon melamar Hae Ra. Aku tahu apa yang kau rasakan. Aku juga benci menerima undangan pernikahan orang lain.” Ucap Bibi Lee berpikir Sharon sedih karena belum menikah.
“Apakah Soo Ho melamarnya?” tanya Baek Hee terlihat bahagia. Bibi Lee membenarkan. Baek Hee akhirnya menarik Sharon pergi. 



Sharon akhirnya melihat gambar wajah Boon Yi dengan suaminya, lalu dengan sinis bertanya Siapa yang menggambar sampah itu. Baek Hee tahu kalau di masa lalu, Tidak ada seorang pun dipihak Seo Rin.
“Apa Menurutmu itu terlalu kejam? Apa kesalahan yang telah aku perbuat?” kata Sharon merasa tak bersalah
“Benar... Kau mungkin saja sudah dikasihani atas dosa yang kubuat sampai kau menjadikannya istrinya yang sebenarnya. Kau membuat Boon Yi mengenakan pakaianmu. Lalu Kau menjadikannya istri Lee Myung So. Hingga akhirnya dia dibawa pergi Kau tahu dia akan mati..” ucap Baek Hee yang langsung disela oleh Sharon
“Aku tak ingin mendengarnya.” Ucap Sharon merasa tak ingn ingatkan kesalahanya.
“Kau memberi kesaksian bahwa Lee Myung So seorang Katolik. Dan... Kau membakar mereka sampai mati. Kau... hanya... penyihir rendah dan jahat.” Tegas Baek Hee. 


Sharon seperti tak ingin mengubrisnya melihat Jang Bok dan memanggilnya, bertanya apakah Ayah dari kakek kakeknya itu menggambar lukisan yang ada digaleri. Jang Bok membenarkan.
“Harusnya ada potret yang terlihat mirip denganku. Tidak bisakah kau menemukannya dirumahmu?” ucap Sharon. Jang Bok seperti binggung memilih untuk pergi meninggalkanya. Sharon mengumpat kesal pada Jeom Bok.
“Aku yakin itu akan menjadi siksaan bagimu, Tapi buatlah gaun pengantin untuk Hae Ra.” Ucap Baek Hee mendekat. Sharon langsung menolaknya.
“Kau  telah hidup lebih dari 200 tahun. Apa kau pernah menahan dirimu dan melakukan sesuatu yang tak ingin kau lakukan?” ucap Baek Hee mencoba menyadarkannya.
“Aku tak bisa bersama orang yang kucintai.” Kata Sharon
“Itulah yang ingin kau lakukan tapi tak bisa. Sesuatu yang sangat kau benci sekali, tapi kau menahan dirimu untuk tidak melakukannya. Lakukan saat ini, maka Saat itu Obsesimu akan memudar. Dalam 250 tahun kehidupanmu, maka setidaknya kau belajar satu hal.” Ucap Baek Hee lalu beranjak pergi. 



Bibi Lee menyusun kemeja di dress room, tak percaya kalau Sharon  yang membuatkan banyak baju untuk Soo Ho, lalu bertanya-tanya Kapan mantelnya akan selesai lalu keluar dari ruangan.
Soo Ho keluar dari ruangan, Chan Ki memanggilnya memberitahu kalau  Hadiah kedua telah tiba sekarang kalau menemukan darimana pesan yang tidak diketahui dikirim. Soo Ho bertanya Darimana itu. Tuan Han pikir kalau agak aneh karena tempat yang tidak pernah dipikirkan yaitu Dari toko pakaian di Cheongdam-dong.

Young Mi dengan tatapan kosong mengaku tak tahu. Hae Ra pikir kalau keduanya menghilang. Young Mi merasa itu Tidak mungkin. Hae Ra pikir kalau memang tak seperti itu kenapa Young Mi tidak tahu dimana orang tuanya.
“Karena mereka bepergian.. Aku berbicara dengan mereka di telepon.” Ucap  Young Mi
“Mereka memang memeriksa catatan rumah sakit saat itu. Apa nama rumah sakit itu?” kata Hae Ra. Young Mi heran dengan sikap Hae Ra yang terus bertanya.
“Kau mencurigakan. Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?” ucap Hae Ra curiga
“Aku tidak menyembunyikan apapun darimu. Kenapa aku harus seperti itu?” ucap Young Mi mengelak.
“Apa kau tidak mendengar apapun dari ayah Gon?” tanya Hae Ra penasaran. Young Mi mengelak kalau Tidak tahu. 

Saat itu Soo Ho datang, menyapa Young Mi dengan senyuman. Hae Ra kaet melihat Young Mi berpikir kalau mereka bertemu di kafe terdekat. Soo Ho mengaku ingin membeli beberapa pakaian dan juga meningkatkan penjualan Young Mi.
“Apa pakaian termahal dan terbaik yang ada disini?” tanya Soo Ho. Young Mi mengaku Semua pakaian di tokonya itu terbaik.
“Apa ukuran ini 44 atau 33?” tanya Soo Ho mengejek mengambil salah satu baju. Young Mi hanya tertawa kalau Tidak ada ukuran 33 karena semua pakaian diimpor dari luar negeri.
“Ukurannya mengikuti standar luar negeri.” Jelas Young Mi bangga. Soo Ho memilih satu baju lalu menyuruh agar Hae Ra mencobanya. Hae Ra menolak mengajak Soo Ho pergi makan siang.

Soo Ho memaksa agar Hae Ra mencobanya, Hae Ra pun tak bisa menolak masuk ruang ganti. Young Mi melihat sikap Soo Ho mengaku kalau sangat cemburu sekali. Soo Ho langsung memperlihatkan wajah seriusnya apda Young Mi ingin tahu alasan mengirimikan pesan itu. Young Mi terlihat kaget dan binggung.
“Bagaimana caramu menyembunyikan nomormu?” ucap Soo Ho. Young Mi berpura-pura tak tahu apa yang dibicarakan.
“Bukankah kau mengirimiku sebuah pesan?” kata Soo Ho. Young Mi mengaku kalau hanya mengirimikan sebuah pesan ucapan terima kasih telah mengundangnya untuk makan malam.
“Kalau begitu aku akan mengirimkan pesannya ke polisi. Dalam pesannya tertulis "Aku adalah seorang peneliti yang dulu bekerja di laboratorium. Dr. Moon terbunuh oleh temannya, Pak Jung." Ucap Soo Ho dengan nada mengancam.
“Maafkan aku... Kupikir kau mencurigai ayah Gon... Itu adalah tindakan impulsif dan kesalahanku.” Kata Young Mi akhirnya merasa ketakutan
“Young Mi... Aku menyesal... Hae Ra tidak punya teman... karena dia berjuang keras untuk bertahan hidup. Sepertinya kau satu-satunya sahabat terbaiknya.” Kata Soo Ho yang membuat Young Mi terdiam. 


Saat itu Hae Ra keluar dari kamar ganti mengaku jaketnya terlalu berat jadi terlihat seperti orang bodoh saat memakainnya. Young Mi langsung meminta maaf dan akan mengambilkan baju yang sesuai dengan ukurannya, seperti akan bersikap baik.
“Apa Kau mau makan siang dengan kami?” tanya Hae Ra menawarkan diri. Young Mi langsung menolak karena harus pergi ke tempat lain. Hae Ra pun berjanji akan menemuiny nanti.  Young Mi seperti sengaja menghindar karena ketakutan. 

Soo Ho dan Hae Ra makan sandwich bersama, Hae Ra bertanya apa yang dibicarkan dengan Young Mi. Soo Ho mengaku tidak ada yang istimewa. Hae Ra piki Young Mi terlihat ketakutan. Soo Ho menatap Hae Ra menegaskan kalau Hae Ra adalah jadi Jangan khawatir
“Aku ingin pergi ke suatu tempat bersamamu setelah ini.” Ucap Soo Ho
“Kau selalu membawaku ke banyak tempat.” Pikir Hae Ra. Soo Ho hanya bisa tersenyum. 

Hae Ra mencoba gaun pengantin dengan bagian dada terbuka, Soo Ho melihat Hae Ra yang terlihat cantik tersenyum bahagia. Hae Ra melihat gaunya kalau terlalu berlebihan berpikir kalau masih punya banyak waktu tersisa hingga pernikahan.
“Aku ingin melihatmu memakai gaun pengantin.” Ucap Soo Hoo
“Aku juga ingin melihatku memakai gaun pengantin. Jadi Bagaimana?” tanya Hae Ra
“Ini sangat cantik... Kau yang tercantik di dunia.” Puji Soo Ho
“Aku ingin gaunku dibuat di Sharon Tailor.” Kata Hae Ra. Soo Ho seperti tak menginginkan dan mengambil gambar dari ponselnya, tapi saat itu Tuan Han menelp. 

Soo Ho sedikit menjauh menerima telp Tuan Han, wajah Tuan Han terlihat panik bertanya apakah berada dekat dengan kantor. Soo Ho pun ikut gugup sementara Tuan Han menatap pria yang duduk didekatnya. Akhirnya Soo Ho bertemu dengan seseorang di dalam ruanganya.
“Itu benar...Dr. Moon mendapat masalah karena Pak Jung. Namun Dr. Moon akan membiarkannya saja Kemudian Pak Jung tidak berhenti akan keserakahannya.” Cerita si pria. Soo Ho ingin tahu Keserakahan apa itu.
“Dia ingin mengambil penelitian Dr. Moon untuk digunakan pada bisnisnya.” Ucap Si pria. Soo Ho bertanya Bagaimana Pria itu tahu.
“Kami mengerjakan proyek yang sama. Pada malam kebakaran, dia datang sangat terlambat ke laboratorium, dan mereka bertengkar hebat.” Cerita si pria
Soo Ho terdiam teringat kembali yang dikatakan Sharon “Aku melihat seseorang pada malam kebakaran. Aku melihatnya difoto lama keluarga Hae Ra. Dia berjalan dengan ekspresi marah” Si pria mengaku kalau itu adalah Korsleting.
“Kupikir kebakaran terjadi karena mereka bertengkar.” Ucap Si pria yakin
“Kenapa kau tidak menghentikan mereka?” tanya Soo Ho terlihat curiga. Si pria pikir tak mungkin bisa menghentikan mereka. Saat itu Chan Ki masuk ke ruangan. 


“Pak, kami baru saja mendapat telepon dari tempat parkir. Jika tidak keberatan, bolehkah aku memindahkannya untukmu?” kata Chan Ki. Si pria memberikan kunci mobilnya.
“Lalu...Apa kau percaya...Itu terjadi saat mereka bertengkar?” tanya Soo Ho merasa curiga
“Aku percaya itu bisa saja terjadi.” Kata si pria yakin. Soo Ho akhirnya ingin tahu kenapa pria itu tidak memberi tahu polisi pada saat kejadian.
“Aku tidak ingin membuat masalah jadi rumit. Aku sendiri saat itu juga kesulitan.” Jelas Si pria.
Soo Ho ingin menyakinkan kalau yang dilihatnya adalah Tuan Jung. Si pria mengaku sangat yakin karena sering minum bersama dan biasa pergi mendaki jadi mengenalnya dengan baik.

Hae Ra melihat foto-foto selfienya dengan Soo Ho yang sibuk menelpnya. Direktur masuk ruangan bertanya apakah sudah menemukannya. Hae Ra dibuat kaget dan binggung. Direktur memberitahu kalau ini  tertang ulang tahun pernikahanya
“Aku memintamu mencari restoran untuk makan malam.” Ucap Direktur
“Pak... Kau harus mengurus urusan pribadimu sendiri.” Komentar ketua Tim
“Ini adalah bagian dari pekerjaan. Seorang pegawai biro perjalanan Seharusnya tahu tempat-tempat itu. Bukankah begitu?” ucap Direktur tak mau tahu
“Aku menemukan beberapa.” Ucap Ji Hee dengan melihat brosur Satu malam di Cheongdam-dong
“Aku tahu itu. Ju Hee tak pandai bekerja. Apa kau punya sesuatu yang lebih berkelas daripada ini?” keluh Direktur. Hae Ra mengaku kalau akan mencari lagi. Direktur pun mengucapkan Terima kasih.
“Kenapa dia menyuruh kita mencari tempat untuk makan malam ulang tahun pernikahannya?” keluh Ketua Tim
“Setidaknya dia tidak meminta kita untuk mencobanya” pikir Ji Hee.
Saat itu Direktur kembali masuk ruangan, mengatakan tak bisa mempercayai para blogger  jadi menurutnya menemukan restoran berkelas, maka mereka harus pergi dan mencobanya. Ji Hee bertanya apakah mereka punya kartu perusahaan karena Ini adalah bagian dari pekerjaan
“Kenapa harus membutuhkan itu? Kalian berdua yang makan di sana.” Ucap Direktur lalu mengajak mereka segera ke pertemuan.
“Hei.. Ji Hee, ambil ini.” Ucap Direktur berpura-pura memberikan kartu kreditnya. Ji Hee langsung memegangnya dan bertanya apakah Hae Ra melihat kartu ditanganya. Ketua Tim hanya bisa menghela nafas panjang. 

Soo Hoo duduk di ruangan teringat kembali perkataan si pria yang mengaku Korsleting, dan berikir kalau kebakaran terjadi karena mereka bertengkar.  Saat itu ponsel Soo Ho menerima pesan, Hae Ra mengirimkan foto saat mengunakan gaun pengantin, wajahnya pun berubah tersenyum bahagia.
Tuan Han masuk ruangan memberitahu Soo Ho kalau akan pergi dulu untuk bersiap-siap. Soo Ho langsung mengajak Tuan Han agar pergi bersama.

Spanduk sudah terbentang, kalau ada “Jajak Pendapat Pembangunan Ulang Geumseong-dong. Tim Soo Ho mendukung melestarikan kota dengan memberikan brosur. Sementara Tim Gon meminta agar diadakan pembangunan kembali, mereka semua berteriak  mendukung masih-masing.
Hae Ra akhirnya masuk bersama dengan Ketua Tim,  lalu Young Mi dan juga Ji Hoon. Mereka saling berteriak kalau Pembangunan kembali tidak selalu baik dan Tim Soo Ho jua berteriak kalau mereka harus melestarikan sejarah kota ini.
“Tidak masalah jika ini menjadi tempat bagi para spekulan atau pembangunan kembali, kau tak dapat menghentikan perubahan sebuah kota dari waktu ke waktu. Daripada membiarkan para spekulan mendapatkan uang, lebih baik menerima beberapa kompensasi menerima bangunan baru dan infrastruktur baru.” Ucap Gon. Beberapa paman pun menyetujuinya.

“Tempat kita bisa menjadi kota paling indah diantara empat gerbang tua Seoul.” Kata Gon. Semua langsung memberikan tepuk tangan, Sharon ikut masuk mendengarkan jajak pendapat.
“Tanpa kekuatan yang memicu spekulasi, mungkin kita bisa menerima dana pemerintah untuk melestarikan kota ini. Mengapa kita harus menyingkirkan kota yang indah ini yang dipenuh dengan rumah berusia lebih dari 100 tahun?” kata Soo Ho. Orang di pihak Soo Ho memujinya tapi di pihak Gon berpikir kalau itu tidak realistis
“Apa yang dibutuhkan warga kota bukanlah pelestarian dan perbaikan rumah-rumah tua ini. Yang mereka butuhkan adalah infrastruktur baru. Mengapa kau berpikir sebuah bangunan dengan. tempat parkir yang luas dan tempat makan itu tak baik?” kata Gon. Mereka pun setuju kalau akan menginginkannya.
“Apa kalian ingin kota ini diisi dengan apartemen yang sama seperti yang lain?” tanya Soo Ho
“Kami menyukainya. Semua orang tinggal di rumah modern sekarang. Kenapa kita harus tinggal di rumah tua?” ucap Bibi
“Benar... kau juga tinggal di sebuah rumah modern yang besar. Kau bisa berkata seperti itu jika kau tinggal disini” kata Paman. Mereka setuju menyuruh Soo Ho agar tinggal di lingkungan mereka.
“Pak Moon... Kenapa kau memilih kota ini dari semua tempat?” tanya Gon
“Karena kota ini memiliki keunikan yang tidak mudah ditemukan dintara empat gerbang kota tua Seoul. Jika kota ini dilestarikan, maka nilainya akan tak terhitung.” Jelas Soo Ho
“Apa Bukan karena seorang wanita? Seorang pengusaha sukses yang tinggal di AS kembali ke Korea, kemudian mempertahankan sebuah kota yang memiliki kenangan dari cinta pertamanya.” Ucap Gon sengaja ingin menjatuhkan. Hae Ra yang mendengarkan terlihat kesal.
“Bukankah itu terdengar seperti kisah dari sebuah film?” ejek Si paman mereka pun mengumpat Soo Ho itu sudah gila kalau memang benar.
“Dia benar-benar seorang pria. Pria sejati. Apa dia pikir ini drama?” komenta anak buah Tuan Park
“Sebagai sesama manusia, Aku memiliki rasa hormat untuk cinta seperti itu. Namun, ketidaknyamanan warga kota terlalu besar untuk membuatmu membanggakan cintamu melalui pelestarian. Mengapa kota dari kenanganmu harus tempat ini? Aku mohon maaf untuk hal itu.” kata Gon sengaja mengejek Soo Ho hanya diam saja.
 “Apa kau menghabiskan banyak uang untuk wanita? Dasar Kau gila.” Komentar Si bibi. Gon pun meminta agar Soo Ho bisa memberikan jawaban
“Aku tidak akan menyangkalnya. Sebagian dari itu benar.” Kata Soo Ho. Mereka makin tak percaya kalau jawabanya “Ya” sambil mengumpat kalau Soo Ho gila.
“Ya, itu adalah kota yang memiliki kenangan akan cinta pertamaku. Tapi kota ini juga indah dan berharga.” Ucap Soo Ho
“ Jika kau ingin menghabiskan uangmu, lemparkan saja ke Sungai Han. Kenapa kau mencoba membuat lelucon dari kotaku? Sudah Pergi dan Mengundurkan diri saja!” ucap Si paman dengan berteriak. 
Hae Ra terlihat binggung dengan semua orang meminta Soo Ho mundur, Si bibi ingin tahu siapa wanita itu karena akan mencabut semua rambutnya, mereka ingin tahu apakah wanita itu di tempat itu  di minta agar memperlihatkan dirinya.

“Tolong tenang... Hari ini... adalah hari untuk mendengar argumen kedua belah pihak. Kita bisa berusaha bersama-sama untuk menghentikan kota ini agar tidak terpilih sebagai percobaan untuk Proyek Pembangunan Kota Kembali.” Ucap Gon. Mereka langsung setuju dengan tepuk tangan. Hae Ra mengangkat tangan.
“Aku seorang karyawan di biro perjalanan yang bekerja sama dengan Pak Moon di Proyek Pembangunan Kembali Seoul. Tolong biarkan aku menyampaikan sesuatu. Karena aku bekerja di biro perjalanan, Aku tahu banyak tempat bagus di seluruh dunia ini, meskipun aku belum pernah mengunjungi semua.” Jelas Hae Ra
“Tempat-tempat yang ingin kau kunjungi. Aku percaya bahwa kota ini... akan menjadi seperti salah satu dari tempat itu. Di suatu tempat tempat nenekku berada, tempat yang tidak berubah dari waktu ke waktu dan menghiburmu saat kau sedang lelah.” Ucap Hae Ra
“Kenapa kau mencari asmara di lingkunganku?” keluh si bibi yang lainnya juga setuju.
“Kalau begtu aku akan memberitahumu sesuatu yang realistis. Kompensasi pembangunan tidak akan cukup untuk membeli gedung baru. Jadi kau perlu mengambil pinjaman.” Jelas Hae Ra. Semua mulai panik membahas tentang Mengambil pinjaman.
“Apa kalian paham tentang kebijakan perpajakan? Aku telah memiliki masalah pinjaman selama 30 tahun. Ini adalah kenyataan.” Jelas Hae Ra
“itu benar,  Mereka menunjukkan gambar seindah mawar, tapi tidak pernah memberi tahu tentang masalah realistis. “ kata Ketua Tim. Mereka mulai memikirkan karena tidak pernah mendengarnya sebelumnya.
“Kau mungkin kehilangan sejarah dan tradisi, dan mendapatkan sejumlah besar pinjaman.” Ucap Hae Ra. Si paman binggung apa maksud ucapa Hae Ra.
“Hilangnya kota pohon kesemek ini adalah kerugian besar bagi negara ini. Jadi tolong pertimbangkan kembali.” Kata Hae Ra.
Semua di tim Hae Ra langsung memberikan tepuk tangan bahkan Chan Ki ikut berdiri. Beberapa pun orang berdiri memilih untuk pergi anak buah Tuan Park  menahanya. Soo Ho bisa tersenyum dan Gon terlihat kesal.
Bersambung ke Part 2

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar